PSAK 24 IMBALAN KERJA. Oleh: Kelompok 4 Listya Nindita Dicky Andriyanto

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PSAK 24 IMBALAN KERJA. Oleh: Kelompok 4 Listya Nindita Dicky Andriyanto"

Transkripsi

1 PSAK 24 IMBALAN KERJA Oleh: Kelompok 4 Listya Nindita Dicky Andriyanto PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2016

2 I. PENDAHULUAN 1. Tujuan Pernyataan ini bertujuan untuk mengatur akuntansi dan pengungkapan imbalan kerja. Pernyataan ini mensyaratkan entitas untuk mengakui : a. liabilitas ketika pekerja telah memberikan jasanya dan berhak memperoleh imbalan kerja yang akan dibayarkan di masa depan; dan b. beban ketika entitas menikmati manfaat ekonomik yang dihasilkan dari jasa yang diberikan oleh pekerja yang berhak memperoleh imbalan kerja. 2. Ruang Lingkup Pernyataan ini diterapkan oleh pemberi kerja untuk akuntansi seluruh imbalan kerja, kecuali hal-hal yang telah diatur dalam PSAK 53 : Pembayaran berbasis saham. Imbalan kerja mencakup : a. imbalan kerja jangka pendek, seperti berikut ini, jika diharapkan akan diselesaikan seluruhnya sebelum dua belas bulan setelah akhir periode pelaporan tahunan dimana pekerja memberikan jasa terkait : Upah, gaji, dan iuran jaminan sosial; Cuti tahunan berbayar dan cuti sakit berbayar, Bagi laba dan bonus; dan Imbalan nonmoneter (seperti fasilitas pelayanan kesehatan, rumah, mobil dan barang atau jasa yang diberikan secara cuma-cuma atau melalui subsidi) untuk pekerja yang ada saat ini; b.imbalan pascakerja, seperti berikut ini : Imbalan purnakarya (contohnya pensiun dan pembayaran lump sum pada saat purnakarya); dan Imbalan pascakerja lain, seperti asuransi jiwa pascakerja, dan fasilitas pelayanan kesehatan pascakerja; c. Imbalan kerja jangka panjang lain, seperti berikut ini : Cuti berbayar jangka panjang seperti cuti besar atau cuti sabbatical Penghargaan masa kerja (jubilee) atau imbalan jasa jangka panjang lain; dan Imbalan cacat permanen; d. Pesangon.

3 3. Definisi Definisi Imbalan Kerja Imbalan kerja adalah seluruh bentuk imbalan yang diberikan entitas dalam pertukaran atas jasa yang diberikan oleh pekerja atau untuk terminasi kontrak kerja. Imbalan kerja jangka panjang lain adalah seluruh imbalan kerja selain imbalan kerja jangka pendek, imbalan pascakerja, dan pesangon. Imbalan kerja jangka pendek adalah imbalan kerja (selain dari pesangon) yang diharapkan akan diselesaikan seluruhnya sebelum 12 bulan setelah akhir periode pelaporan tahunan dimana pekerja memberikan jasa terkait. Imbalan pascakerja adalah imbalan kerja (selain pesangon dan imbalan kerja jangka pendek) yang terutang setelah pekerja menyelesaikan kontrak kerja. Pesangon adalah imbalan yang diberikan dalam pertukaran atas terminasi perjanjian kerja dengan pekerja sebagai akibat dari : a. Keputusan entitas untuk memberhentikan pekerja sebelum usia purnakarya normal; atau b. Keputusan pekerja menerima tawaran imbalan sebagai pertukaran atas terminasi perjanjian kerja. Definisi terkait dengan klasifikasi program Program imbalan pascakerja adalah pengaturan formal atau informal dimana entitas memberikan imbalan pascakerja bagi satu atau lebih pekerja. Program imbalan pasti adalah program imbalan pascakerja yang bukan merupakan program iuran pasti. Program iuran pasti adalah program imbalan pascakerja dimana entitas membayar iuran tetap kepada entitas terpisah (dana) dan tidak memiliki kewajiban hukum atau kewajiban konstruktif untuk membayar iuran lebih lanjut jika dana tersebut tidak memiliki aset yang cukup untuk membayar seluruh imbalan kerja terkait dengan jasa yang diberikan oleh pekerja pada periode berjalan dan periode sebelumnya. Program multipemberi kerja adalah program iuran pasti atau program imbalan pasti (selain program jaminan sosial) yang :

4 a. Menyatukan aset yang dikontribusikan oleh beberapa entitas yang tidak sepengendali; dan b. Menggunakan aset tersebut untuk memberikan imbalan kepada para pekerja yang berasal lebih dari satu entitas, dengan dasar bahwa tingkat iuran dan imbalan ditentukan tanpa memperhatikan identitas entitas yang mempekerjakan pekerja tersebut. Definisi Terkait dengan Liabilitas (Aset) Imbalan Pasti Neto Aset program terdiri atas : a. Aset yang dimiliki oleh dana imbalan kerja jangka panjang; dan b. Polis asuransi yang memenuhi syarat. Aset yang dimiliki oleh dana imbalan kerja jangka panjang adalah aset (selain instrumen keuangan yang diterbitkan entitas pelapor yang tidak dapat dialihkan) yang : a. Dimiliki oleh entitas (dana) yang terpisah secara hukum dari entitas pelapor dan didirikan semata-mata untuk membayar atau mendanai imbalan kerja; dan b. Tersedia digunakan hanya untuk membayar atau mendanai imbalan kerja, tidak dapat digunakan untuk membayar utang entitas pelapor (walaupun dalam keadaan bangkrut), dan tidak dapat dikembalikan kepada entitas pelapor, kecuali dalam keadaan : Aset dana telah mencukupi untuk memenuhi seluruh kewajiban imbalan kerja terkait program atau entitas pelapor; atau Aset dikembalikan kepada entitas pelapor untuk mengganti imbalan kerja yang telah dibayar oleh entitas. Batas atas aset adalah nilai kini dari manfaat ekonomik yang tersedia dalam bentuk pengembalian dana dari program atau pengurangan iuran masa depan untuk program tersebut. Defisit atau surplus adalah : a. Nilai kini dari kewajiban imbalan pasti dikurang b. Nilai wajar dari aset program (jika ada). Liabilitas (aset) imbalan pasti neto adalah defisit atau surplus, yang disesuaikan untuk setiap dampak terhadap pembatasan aset imbalan pasti neto ke batas atas aset.

5 Nilai kini kewajiban imbalan pasti adalah nilai kini dari pembayaran masa depan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan kewajiban atas jasa pekerja periode berjalan dan periode-periode sebelumnya. Nilai kini dalam perhitungan tersebut tidak dikurangi dengan aset program. Nilai wajar adalah harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset atau harga yang akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi teratur antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran. Polis asuransi yang memenuhi syarat adalah polis asuransi yang diterbitkan oleh asuransi yang bukan merupakan pihak berelasi (sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 7 : Pengungkapan pihak-pihak berelasi) dengan entitas pelapor, jika hasil polis tersebut : a. Digunakan hanya untuk membayar atau mendanai imbalan kerja dalam program imbalan pasti; dan b. Tidak dapat digunakan untuk membayar utang entitas pelapor (walaupun dalam keadaan bangkrut), dan tidak dapat dikembalikan kepada entitas pelapor, kecuali dalam keadaan : Hasil polis mencerminkan surplus aset yang tidak dibutuhkan polis untuk memenuhi seluruh kewajiban imbalan kerja; atau Hasil polis dikembalikan ke entitas pelapor untuk mengganti imbalan kerja yang telah dibayarkan oleh entitas. Definisi Terkait dengan Biaya Imbalan Pasti Biaya jasa terdiri atas : a. Biaya jasa kini, yaitu kenaikan nilai kini kewajiban imbalan pasti yang berasal dari jasa pekerja dalam periode berjalan; b. Biaya jasa lalu, yaitu perubahan nilai kini kewajiban imbalan pasti atas jasa pekerja pada periode sebelumnya, sebagai akibat dari amandemen program (pemberlakuan awal atau pembatalan, atau perubahan, program imbalan pasti) atau kurtailmen (penurunan signifikan yang dilakukan oleh entitas dalam hal jumlah pekerja yang ditanggung oleh program); dan c. Keuntungan atau kerugian atas penyelesaian.

6 Bunga neto atas liabilitas (aset) imbalan pasti neto adalah perubahan selama periode atas liabilitas (aset) imbalan pasti neto yang timbul dari berlalunya waktu. Imbal hasil aset program adalah bunga, dividen, dan penghasilan lain yang berasal dari aset program, termasuk keuntungan atau kerugian aset program yang telah atau belum direalisasi, dikurangi : a. Biaya pengelolaan aset program; dan b. Pajak terutang dari program tersebut, selain pajak yang termasuk dalam asumsi aktuarial yang digunakan untuk mengukur nilai kini kewajiban imbalan pasti. Keuntungan dan kerugian aktuarial adalah perubahan atas nilai kini dari kewajiban imbalan pasti sebagai akibat dari : a. Penyesuaian pengalaman (dampak dari perbedaan antara asumsi aktuarial awal dengan apa yang secara aktual terjadi); dan b. Pengaruh perubahan asumsi aktuarial. Pengukuran kembali liabilitas (aset) imbalan pasti neto terdiri atas : a. Keuntungan dan kerugian aktuarial; b. Imbal hasil atas aset program, tidak termasuk jumlah yang dimasukkan dalam bunga neto atas liabilitas (aset) imbalan pasti neto; dan c. Setiap perubahan atas dampak batas atas aset, tidak termasuk jumlah yang dimasukkan dalam bunga neto atas liabilitas (aset) imbalan pasti neto. Penyelesaian adalah transaksi yang menghilangkan seluruh kewajiban hukum atau kewajiban konstruktif lebih lanjut untuk sebagian atau seluruh imbalan yang diberikan berdasarkan program imbalan pasti, selain pembayaran imbalan kepada, atau atas nama, pekerja yang diatur dalam ketentuan program dan termasuk dalam asumsi aktuarial. 4. Kewajiban Kewajiban hukum didasarkan pada suatu ketentuan hukum : a. kontrak kerja antara perusahaan dan karyawan b. Undang-Undang Ketenagakerjaan No 13 tahun 2003 hukum yang mengikat perusahaan dan karyawan Kewajiban konstruktif : a. berdasarkan praktik baku masa lalu, dan

7 b. menimbulkan ekspektasi kuat bahwa entitas akan melaksanakan tanggung jawab tersebut. II. IMBALAN KERJA JANGKA PENDEK Imbalan kerja jangka pendek mencakup hal-hal sebagai berikut, jika diharapkan akan diselesaikan seluruhnya sebelum 12 bulan setelah akhir periode pelaporan tahunan saat pekerja memberikan jasa : a. Upah, gaji, dan iuran jaminan sosial; b. Cuti tahunan berbayar dan cuti sakit berbayar, c. Bagi laba dan bonus; dan d. Imbalan nonmoneter (seperti fasilitas pelayanan kesehatan, rumah, mobil dan barang atau jasa yang diberikan secara cuma-cuma atau melalui subsidi) untuk pekerja yang ada saat ini. PENGAKUAN DAN PENGUKURAN Seluruh Imbalan Kerja Jangka Pendek Ketika pekerja telah memberikan jasanya kepada entitas dalam suatu periode akuntansi, entitas mengakui jumlah tidak terdiskonto dari imbalan kerja jangka pendek yang diharapkan akan dibayar sebagai imbalan jasa tersebut : a. sebagai liabilitas (beban akrual), setelah dikurangi jumlah yang telah dibayar. Jika jumlah yang telah dibayar melebihi jumlah yang tidak didiskonto dari imbalan tersebut, maka entitas mengakui kelebihan tersebut sebagai aset (beban dibayar dimuka) selama pembayaran tersebut akan menimbulkan, sebagai contoh, pengurangan pembayaran di masa depan atau pengembalian kas. b. sebagai beban, kecuali jika SAK mensyaratkan atau mengizinkan imbalan tersebut termasuk dalam biaya perolehan aset (lihat, sebagai contoh, PSAK 14 : Persediaan dan PSAK 16 : aset tetap). Paragraf 13,16, dan 19 menjelaskan bagaimana entitas menerapkan paragraf 11 untuk imbalan kerja jangka pendek dalam bentuk cuti berbayar, program bagi laba dan program bonus.

8 Cuti Berbayar Jangka Pendek Entitas mengakui biaya yang diperkirakan atas imbalan kerja jangka pendek dalam bentuk cuti berbayar seperti yang diatur di paragraf 11 sebagai berikut : a. dalam hal cuti berbayar yang diakumulasi, pada saat pekerja memberikan jasa yang menambah hak atas cuti berbayar di masa depan. b. dalam hal cuti berbayar tidak diakumulasi, pada saat cuti terjadi. Entitas mengukur biaya yang diperkirakan atas cuti berbayar yang diakumulasi sebagai jumlah tambahan yang diperkirakan akan dibayar oleh entitas akibat hak yang belum digunakan yang telah terakumulasi pada akhir periode pelaporan. Contoh ilustrasi : PT. A memiliki 100 karyawan yang diberikan cuti berimbalan sebesar Rp untuk 10 hari kerja. Selama tahun 2015, karyawan yang cuti 6 hari 80 orang sedangkan sisanya cuti 10 hari kerja. JIKA TIDAK DIAKUMULASI Beban cuti berimbalan ((20x10)+(80x6))x ) Kas JIKA DIAKUMULASI Beban cuti berimbalan ((20x10)+(80x6))x ) Kas Beban cuti berimbalan (80x4)x ) Utang gaji Program Bagi Laba dan Bonus Entitas mengakui biaya yang diperkirakan atas pembayaran bagi laba dan bonus, dan hanya jika : a. entitas memiliki kewajiban hukum atau kewajiban konstruktif kini atas pembayaran beban tersebut sebagai akibat dari peristiwa masa lalu; dan b. kewajiban tersebut dapat diestimasi secar andal. Kewajiban kini timbul jika, dan hanya jika, entitas tidak memiliki alternatif realistis lain kecuali melakukan pembayaran. Contoh ilustrasi :

9 PT. Melati pada 15 Februari 2016 menyelesaikan laporan keuangan tahun Berdasarkan laba tahun 2015, ditetapkan bonus untuk karyawan sebesar Rp 200 milyar dan tantiem untuk direksi dan komisaris sebesar Rp 40 milyar. Beban bonus 240 milyar Utang bonus 240 milyar PENGUNGKAPAN Walaupun pernyataan ini tidak mensyaratkan pengungkapan spesifik mengenai imbalan kerja jangka pendek, SAK mungkin mensyaratkan pengungkapan tersebut. Sebagai contoh, PSAK 7 : Pengungkapan Pihak-Pihak Berelasi mensyaratkan pengungkapan mengenai imbalan kerja untuk personil manajemen kunci. PSAK 1 : Penyajian Laporan Keuangan mensyaratkan pengungkapan beban imbalan kerja. III. IMBALAN PASCAKERJA : PERBEDAAN ANTARA PROGRAM IURAN PASTI DAN PROGRAM IMBALAN PASTI Imbalan pascakerja mencakup hal-hal sebagai berikut : a. imbalan purnakarya (contohnya pensiun dan pembayaran lump sum pada saat purnakarya); dan b. imbalan pascakerja lain, seperti asuransi jiwa pascakerja dan fasilitas pelayanan kesehatan pascakerja. Pengaturan dimana entitas merupakan imbalan pascakerja merupakan program imbalan pascakerja. Entitas menerapkan pernyataan ini untuk seluruh jenis program, dengan atau tanpa melibatkan pendirian suatu entitas terpisah untuk menerima iuran dan membayar imbalan. Dalam program iuran pasti, kewajiban hukum atau kewajiban konstruktif entitas terbatas pada jumlah yang disepakati sebagai iuran kepada dana. Dengan demikian, jumlah imbalan pascakerja yang diterima pekerja ditentukan berdasarkan jumlah iuran yang dibayarkan entitas (dan mungkin juga oleh pekerja) kepada program imbalan pascakerja atau perusahaan asuransi, ditambah

10 dengan hasil investasi dari iuran tersebut. Akibatnya, risiko aktuarial (imbalan lebih kecil dari yang diharapkan) secara substansi ditanggung pekerja. Dalam program imbalan pasti : a. kewajiban entitas adalah menyediakan imbalan yang dijanjikan kepada pekerja yang ada saat ini maupun mantan pekerja; dan b. risiko aktuarial (biaya untuk imbalan lebih besar dari yang diperkirakan) dan risiko investasi secara substansi ditanggung entitas. Jika pengalaman aktuarial atau investasi lebih buruk dari yang diharapkan, maka kewajiban entitas yang meningkat. Program Multipemberi Kerja Entitas mengklasifikasikan program multipemberi kerja sebagai program iuran pasti atau program imbalan pasti sesuai dengan persyaratan program tersebut (termasuk kewajiban konstruktif apapun di luar ketentuan formal). Jika entitas berpartisipasi dalam program imbalan pasti multipemberikerja, kecuali paragraf 34 diterapkan, maka entitas : a. Melaporkan bagian proporsionalnya atas kewajiban imbalan pasti, aset program, dan biaya terkait dengan program tersebut dengan cara yang sama dengan program imbalan pasti lain; dan b. Mengungkapkan informasi yang disyaratkan oleh paragraf (kecuali paragraf 148(d)) Ketika informasi memadai tidak tersedia dalam menerapkan akuntansi imbalan pasti untuk program imbalan pasti multipemberi kerja, maka entitas : a. Mencatat program sesuai dengan pengaturan di paragraf 51 dan 52 seolaholah sebagai program iuran pasti; dan b. Mengungkapkan informasi yang disyaratkan oleh paragraf 148. Dalam menentukan kapan mengakui, dan bagaimana mengukur, liabilitas terkait dengan penyelesaian program imbalan pasti multipemberi kerja, atau keluarnya entitas dari program imbalan pasti multipemberi kerja, entitas menerapkan PSAK 57 : Provisi, Liabilitas, Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi. Program Imbalan Pasti yang Berbagi Risiko antara Entitas Sepengendali

11 Program imbalan pasti yang berbagi risiko antara entitas sepengendali, sebagai contoh, entitas induk dan entitas anaknya, bukan merupakan program multipemberi kerja. Program Jaminan Sosial Entitas mencatat program jaminan sosial dengan cara yang sama seperti program multipemberi kerja. Imbalan yang Dijamin Entitas dapat membayar premi asuransi untuk mendanai program imbalan pascakerja. Entitas memperlakukan program tersebut sebagai program iuran pasti, kecuali jika entitas akan memiliki kewajiban hukum atau kewajiban konstruktif (baik secara langsung maupun tidak langsung melalui program) : a. Untuk membayar imbalan kerja secara langsung pada saat jatuh tempo; atau b. Untuk membayar tambahan imbalan jika asuradur tidak membayar seluruh imbalan kerja masa depan yang timbul dari jasa pekerja periode berjalan dan periode sebelumnya. Jika entitas masih memiliki kewajiban hukum atau kewajiban konstruktif, maka entitas memperlakukan program tersebut sebagai program imbalan pasti. IV. IMBALAN PASCAKERJA : PROGRAM IURAN PASTI Akuntansi program iuran pasti adalah cukup jelas karena kewajiban entitas pelapor untuk setiap periode ditentukan oleh jumlah yang dibayarkan pada periode tersebut. Sebagai konsekuensi, tidak dibutuhkan asumsi aktuarial untuk mengukur kewajiban atau beban dan tidak ada kemungkinan keuntungan atau kerugian aktuarial. Selain itu, kewajiban tersebut diukur dengandasar tidak terdiskonto, kecuali jika kewajiban tersebut tidak diharapkan untuk diselesaikan seluruhnya dalam 12 bulan setelah akhir periode pelaporan saat pekerja memberikan jasanya.

12 PENGAKUAN DAN PENGUKURAN Ketika pekerja telah memberikan jasa kepada entitas selama suatu periode, entitas mengakui iuran terutang kepada program iuran pasti atas jasa pekerja: a. sebagai liabilitas (beban akrual), setelah dikurangi dengan iuran yang telah dibayar. Jika iuran yang telah dibayar tersebut melebihi iuran terutang untuk jasa sebelum akhir periode pelaporan, maka entitas mengakui kelebihan tersebut sebagai aset (beban dibayar dimuka) sepanjang kelebihan tersebut akan mengurangi pembayaran iuran masa depan atau pembayaran kembali dalam bentuk kas. b. sebagai beban, kecuali jika PSAK lain mensyaratkan atau mengizinkan iuran tersebut untuk dimasukkan dalam biaya perolehan aset (sebagai contoh, lihat PSAK 14 : Persediaan dan PSAK 16 : Aset Tetap) Ketika iuran pada program iuran pasti yang tidak diharapkan akan diselesaikan seluruhnya sebelum 12 bulan setelah akhir periode pelaporan tahunan saat pekerja memberikan jasanya, maka iuran tersebut didiskonto dengan menggunakan tingkat diskonto yang diatur di paragraf 83. PENGUNGKAPAN Entitas mengungkapkan jumlah yang diakui sebagai beban untuk program iuran pasti. V. IMBALAN PASCAKERJA : PROGRAM IMBALAN PASTI PENGAKUAN DAN PENGUKURAN Entitas menentukan jumlah liabilitas (aset) imbalan pasti neto dengan keteraturan yang memadai bahwa jumlah yang diakui dalam laporan keuangan tidak berbeda secara material dengan jumlah yang akan ditentukan pada akhir periode pelaporan. Akuntansi untuk Kewajiban Konstruktif

13 Entitas mencatat tidak hanya kewajiban hukum berdasarkan persyaratan formal program imbalan pasti, tetapi juga kewajiban konstruktif yang timbul dari praktik informal entitas. Praktik informal akan menimbulkan kewajiban konstruktif jika entitas tidak memiliki pilihan realistis lain kecuali membayar imbalan kerja. Contoh kewajiban konstruktif adalah ketika perubahan dalam praktik informal entitas menyebabkan memburuknya hubungan kerja antara entitas dan para pekerjanya. Laporan Posisi Keuangan Entitas mengakui liabilitas (aset) imbalan pasti neto dalam laporan posisi keuangan. Ketika entitas memiliki surplus dalam program imbalan pasti, maka entitas mengukur aset imbalan pasti neto pada jumlah yang lebih rendah antara : a. surplus program imbalan pasti; dan b. batas atas aset, yang ditentukan dengan menggunakan tingkat diskonto yang dijelaskan dalam paragraf 83 Pengakuan dan Pengukuran : Nilai Kini Kewajiban Imbalan Pasti dan Biaya Jasa Kini Total biaya program imbalan pasti dapat dipengaruhi oleh banyak variabel, seperti gaji terakhir, perputaran pekerja dan mortalitas, iuran pekerja, dan tren biaya kesehatan. Total biaya program tidak dapat dipastikan dan ketidakpastian ini kemungkinan besar akan berlanjut untuk jangka waktu yang panjang. Untuk mengukur nilai kini kewajiban imbalan pasti pascakerja dan biaya jasa kini yang terkait, entitas perlu : a. untuk menerapkan metode penilaian aktuarial (paragraf 67-69) b. untuk mengatribusikan imbalan pada periode jasa (paragraf 70-74) c. untuk membuat asumsi aktuarial (paragraf 75-98) Metode Penilaian Aktuarial Entitas menggunakan metode Projected Unit Credit untuk menentukan nilai kini kewajiban imbalan pasti, biaya jasa kini terkait, dan biaya jasa lalu.

14 Pengatribusian Imbalan pada Periode Jasa Dalam menentukan nilai kini kewajiban imbalan pasti dan biaya jasa kini terkait dan biaya jasa lalu, entitas mengatribusikan imbalan pada periode jasa berdasarkan formula imbalan yang dimiliki program. Akan tetapi, jika jasa pekerja di tahun-tahun akhir meningkat secara material dibandingkan dengan tahun-tahun awal, maka entitas mengatribusikan imbalan tersebut dengan dasar garis lurus, sejak : a. saat jasa pekerja pertama kali menghasilkan imbalan dalam program (apakah imbalan tersebut bergantung pada jasa selanjutnya atau tidak) sampai dengan b. saat jasa pekerja selanjutnya tidak menghasilkan imbalan yang material dalam program, selain dari kenaikan gaji berikutnya. Asumsi Aktuarial Asumsi aktuarial tidak boleh bias dan harus selaras satu dengan yang lain Asumsi akturial adalah estimasi terbaik entitas mengenai variabel yang akan menentukan total biaya penyediaan imbalan pascakerja. Asumsi aktuarial terdiri dari: a. Asumsi demografik mengenai karakteristik masa depan dari pekerja kini dan mantan pekerja (tanggungan mereka) yang berhak atas imbalan. Asumsi demografik berhubungan dengan hal-hal seperti: 1) Mortalitas 2) Tingkat perputaran pekerja, cacat, dan pensiun dini 3) Proporsi dari peserta program dengan tanggungannya yang akan berhak atas imbalan 4) Proporsi dari peserta program yang akan memilih setiap bentuk opsi pembayaran yang tersedia berdasarkan persyaratan program 5) Tingkat klaim dalam program kesehatan b. Asumsi keuangan berhubungan dengan hal-hal seperti: 1) Tingkat diskonto 2) Level imbalan, tidak termasuk setiap biaya atas imbalan yang harus dipenuhi pekerja, dan gaji masa depan 3) Dalam hal imbalan kesehatan, biaya kesehatan masa depan, termasuk biaya penanganan klaim (yaitu biaya yang akan dikeluarkan dalam memproses

15 dan menyelesaikan klaim, termasuk biaya hokum dan penaksir tuntutan kerugian asuransi) 4) Pajak terutang oleh program atas iuran yang terkait dengan jasa sebelum tanggal pelaporan atau atas imbalan yang dihasilkan dari jasa tersebut Asumsi aktuarial selaras dengan yang lain jika menggambarkan hubungan antar berbagai faktor seperti tingkat inflasi, tingkat kenaikan gaji, tingkat imbal hasil aset program, dan tingkat diskonto. Sebagai contoh seluruh asumsi yang bergantung pada tingkat inflasi tertentu (seperti asumsi mengenai suku bunga, tingkat gaji, dan peningkatan imbalan) pada setiap periode masa depan mengasumsikan tingkat inflasi yang sama pada periode tersebut. Asumsi Aktuarial: Mortalitas Entitas menentukan asumsi mortalitas dengan mengacu pada estimasi terbaik dari mortalitas peserta program baik selama dan setelah kontrak kerja. Asumsi Aktuarial: Tingkat Diskonto Tingkat yang digunakan untuk mendiskontokan kewajiban imbalan pascakerja (baik yang didanai atau tidak) ditentukan dengan mengacu pada imbal hasil pasar atas bunga obligasi korporasi berkualitas tinggi pada akhir periode pelaporan. Di negara dimana tidak terdapat pasar yang aktif dan stabil bagi obligasi tersebut, maka digunakan imbal hasil pasar dan stabil bagi obligasi tersebut, maka digunakan imbal hasil pasar (pada akhir periode pelaporan) atas bunga obligasi pemerintah. Maka uang dan jangka waktu dari obligasi korporasi maupun obligasi pemerintah konsisten dengan mata uang dan estimasi jangka waktu kewajiban imbalan pascakerja. Asumsi Aktuarial: Gaji, Imbalan, dan Biaya Kesehatan Entitas mengukur kewajiban imbalan pasti menggunakan dasar yang mencerminkan: a. Imbalan yang ditentukan dalam persyaratan program (atau yang timbul dari kewajiban konstruktif yang jumlahnya melebihi ketentuan dalam program tersebut) pada akhir periode pelaporan. b. Estimasi kenaikan gaji masa depan yang diestimasi yang mempengaruhi imbalan terutang.

16 c. Dampak setiap pembatasan dari bagian pemberi kerja atas biaya imbalan masa depan d. Iuran dari pekerja atau pihak ketiga yang mengurangi biaya akhir entitas untuk imbalan tersebut e. Estimasi perubahan tingkat imbalan di masa depan yang diestimasi yang mempengaruhi imbalan yang akan dibayarkan dari program imbalan pasti jika dan hanya jika: i. Perubahan itu deberlakukan sebelum akhir periode pelaporan ii. Data historis, atau bukti lain yang andal, mengindikasikan bahwa tingkat imbalan yang ditentukan akan berubah dan dapat diprediksi, sebagai contoh, sejalan dengan perubahan level harga umum atau gaji secara umum. Estimasi kenaikan gaji masa depan memperhitungkan inflasi, senioritas, promosi, dan faktor relevan seperti penawaran dan permintaan dalam pasar tenaga kerja. Beberapa imbalan pascakerja dikaitkan dengan variabel seperti level imbalan level imbalan purnakarya atau pelayanan kesehatan yang ditentukan pemerintah. Pengukuran imbalan tersebut mencerminkan estimasi terbaik atas variabel tersebut, berdasarkan data historis dan bukti andal lainnya. Asumsi mengenai biaya kesehatan memperhitungkan estimasi perubahan biaya jasa kesehatan masa depan, baik yang diakibatkan oleh inflasi maupun karena adanya perubahan tertentu dalam biaya kesehatan Pengukuran imbalan kesehatan pascakerja mensyaratkan asumsi mengenai level dan frekuensi klaim masa depan dan biaya untuk memenuhi klaim tersebut. Entitas mengestimasi biaya kesehatan masa depan berdasarkan data historis entitas mengenai pengalaman entitas sendiri, dilengkapi jika diperlukan dengan data historis dari entitas lain, entitas asuransi, penyedia layanan kesehatan, atau sumber lain. Estimasi biaya kesehatan masa depan mempertimbangkan dampak kemajuan teknologi, perubahan pola penggunaan atau pemberian layanan kesehatan, dan perubahan status kesehatan peserta program. Level dan frekuensi klaim sangat sensitif terhadap usia, status kesehatan, dan jenis kelamin pekerja (dan tanggungan mereka) dan dapat juga sensitif terhadap faktor lain seperti lokasi geografis. Oleh karena itu, data historis

17 disesuaikan sepanjang bauran demografik dari populasi berbeda dengan populasi yang digunakan sebagai dasar untuk data. Data historis juga disesuaikan jika terdapat bukti yang andal bahwa tren historis tersebut tidak akan berlanjut. Biaya jasa lalu serta keuntungan dan kerugian atas penyelesaian Sebelum menentukan biaya jasa lalu, atau keuntungan dan kerugian atas penyelesaian, entitas mengukur kembali liabilitas (aset) imbalan pasti neto menggunakan nilai wajar kini dari aset program dan asumsi aktuarial kini (termasuk suku bunga pasar dan harga pasar kini yang lain) yang mencerminkan imbalan yang ditawarkan dalam program sebelum amandemen, kurtailmen, atau penyelesaian program. Biaya jasa lalu Biaya jasa lalu adalah perubahan nilai kini kewajiban imbalan pasti sebagai akibat dari amandemen atau kuartailmen program. Biaya jasa lalu dapat bernilai positif (ketika imbalan dimulai atau diubah sehingga nilai kini kewajiban imbalan pasti menurun). Keuntungan dan kerugian atas penyelesaian Keuntungan atau kerugian atas penyelesaian adalah perbedaan antara: 1. Nilai kini kewajiban imbalan pasti yang sedang diselesaikan, sebagaimana ditentukan pada tanggal penyelesaian 2. Harga penyelesaian, termasuk setiap aset program yang dialihkan dan setiap pembayaran yang dilakukan secara langsung oleh entitas sehubungan dengan penyelesaian tersebut. Pengakuan dan pengukuran: aset program Nilai wajar aset program Nilai wajar aset program dikurangkan dari nilai kini kewajiban imbalan pasti untuk menentukan jumlah defisit atau surplus. Aset program tidak tidak mencakup iuran yang masih harus dibayar oleh entitas pelapor kepada dana, dan instrument keuangan yang diterbitkan oleh entitas yang tidak dapat dialihkan yang dikuasai oleh dana. Aset program dikurangi dengan setiap liabilitas dari dana yang tidak terkait dengan imbalan

18 kerja, sebagai contoh utang dagang dan utang lain dan liabilitas yang berasal dari instrumen keuangan derivatif. Komponen biaya imbalan pasti Entitas mengakui komponen biaya imbalan pasti, kecuali SAK mensyaratkan atau mengizinkan komponen tersebut sebagai biaya perolehan aset, sebagai berikut a. Biaya jasa dalam laba rugi b. Bunga neto atas liabilitas (aset) tambahan pasti neto dalam laba rugi c. Pengukuran kembali laibilitas (aset) imbalan pasti neto dalam penghasilan komprehensif lain. SAK mensyaratkan biaya imbalan kerja tertentu dimasukkan dalam biaya perolehan aset, seperti persediaan atau aset tetap. Biaya imbalan pascakerja yang dimasukkan dalam biaya perolehan aset tersebut termasuk proporsi yang sesuai dari komponen yang dicantumkan dalam paragraf 120. Pengukuran kembali atas liabilitas (aset) imbalan pasti neto yang diakui dalam penghasilan komprehensif lain tidak direklasifikasi ke laba rugi pada periode berikutnya. Akan tetapi, entitas dapat mengalihkan jumlah yang diakui sebagai penghasilan komprehensif lain tersebut pada pos lain dalam ekuitas. Bunga neto atas liabilitas (aset) imbalan pasti neto Bunga neto atas liabilitas (aset) imbalan pasti neto dapat dipandang sebagai komponen pendapatan bunga dari aset program, biaya bunga atas kewajiban imbalan pasti, dan bunga atas dampak batas atas dari aset yang dinyatakan dalam paragraf 64. Pengukuran kembali atas liabilitas (aset) imbalan pasti Pengukuran kembali liabilitas (aset) imbalan pasti neto terdiri atas a. Keuntungan dan kerugian aktuarial b. Imbal hasil atas aset program, tidak termasuk jumlah yang dimasukkan dalam bunga neto atas liabilitas (aset) imbalan pasti neto c. Setiap perubahan dampak batas atas aset, tidak termasuk jumlah yang dimasukkan dalam bunga neto atas liabilitas (aset) imbalan pasti neto Penyajian Saling hapus

19 Entitas melakukan saling hapus antara aset terkait dengan satu program dengan liabilitas terkait dengan program lain jika dan hanya jika entitas: a. Memiliki hak yang dapat dipaksakan secara hukum untuk menggunakan surplus pada satu program untuk menyelesaikan kewajiban program lain b. Memiliki intensi untuk menyelesaikan kewajiban dengan dasar neto, atau merealisasi Perbedaan lancar dan tidak lancar Sejumlah entitas membedakan aset lancar dari aset tidak lancar serta liabilitas jangka pendek dari leabilitas jangka panjang. Pernyataan ini tidak menentukan apakah entitas membedakan aset lancar dan tidak lancar serta liabilitas jangka pendek dan jangka panjang yang timbul dari imbalan pascakerja. Komponen biaya imbalan pasti Paragraf 120 mensyaratkan entitas untuk mengakui biaya jasa dan bunga neto atas liabilitas (aset) imbalan pasti neto dalam laba rugi. Pernyataan ini tidak menentukan bagaimana entitas menyajikan biaya jasa dan bunga neto atas liabilitas (aset) imbalan pasti neto. Entitas menyajikan komponen tersebut sesuai dengan PSAK 1: penyajian laporan keuangan. Pengungkapan Entitas mengungkapkan informasi yang: a. Menjelaskan karakteristik program imbalan pasti dan risiko yang terkait b. Mengidentifikasi dan menjelaskan jumlah yang timbul dari program imbalan pasti dalam laporan keuangan c. Menjelaskan bagaimana program imbalan pasti berdampak terhadap jumlah, waktu, dan ketiakpastian arus kas entitas di masa depan Untuk memenuhi tujuan diatas, entitas mempertimbangkan seluruh hal berikut: a. Level detil yang dibutuhkan untuk memenuhi persyaratan pengungkapan b. Seberapa banyak penekanan yang ditempatkan di setiap persyaratan c. Seberapa jauh penggabungan atau pemisahan yang harus dilakukan d. Apakah pengguna laporan keuangan membutuhkan informasi tambahan untuk mengevaluasi informasi kuantitatif Karakteristik program imbalan pasti dan risiko yang terkait dengan program tersebut Entitas mengungkapkan: a. Informasi mengenai karakteristik program imbalan pasti, termasuk:

20 1) Sifat dari imbalan yang diberikan oleh program (contohnya program imbalan pasti dengan gaji terakhir atau program berbasis iuran dengan jaminan) 2) Deskripsi kerangka peraturan dimana program beroperasi, sebagai contoh level persyaratan pendanaan minimum, dan setiap dampak dari kerangka peraturan terhadap program, seperti batas atas aset 3) Deskripsi tanggungjawab lain dari entitas atas kelola program, sebagai contoh tanggung jawab wali amanat atau anggota dewan program. b. Deskripsi risiko dimana program memberikan eksposur terhadap entitas, terfokus pada setiap risiko yang tidak biasa, risiko spesifik entitas, atau risiko spesifik program, dan setiap konsentrasi risiko yang signifikan. Sebagai contoh jika aset program diinvestasikan terutama dalam satu kelas investasi, sebagai contoh properti, maka program tersebut dapat memberikan eksposur kepada entitas terhadap konsentrasi risiko pasar properti c. Deskripsi dari setiap amandemen, kuartailmen, atau penyelesaian program. Karakteristik program imbalan pasti dan risiko yang terkait dengan program tersebut 1. Entitas menyediakan rekonsiliasi dari saldo awal ke saldo akhir dari setiap pos: a. Liabilitas (aset) imbalan pasti neto yang menunjukkan rekonsiliasi terpisah: 1. Aset program 2. Nilai kini kewajiban 3. Dampak batas atas aset b. Setiap hak penggantian, entitas juga menjelaskan hubungan antara hak penggantian dan kewajiban terkait 2. Tiap rekonsiliasi yang tercantum dalam paragraf 140 menunjukkan setiap hal: 1. Biaya jasa kini 2. Penghasilan atau beban bunga 3. Pengukuran kembali liabilitas (aset) imbalan pasti neto 4. Biaya jasa lalu dan keuntungan dan kerugian dari penyelesaian 5. Perubahan valuta asing 6. Iuran kepada program 7. Pembayaran dari program 8. Dampak kombinasi dan pelepasan bisnis 3. Pemisahan nilai wajar aset program ke dalam kelas yang dibedakan berdasarkan risiko, membagi kelas aset program sesuai PSAK Nilai wajar instrumen keuangan yang dimiliki entitas yang dapat dialihkan sebagai aset program

21 5. Asumsi aktuaria signifikan VI. IMBALAN KERJA JANGKA PANJANG LAINNYA Dalam PSAK 24 (paragraf 153) imbalan kerja jangka panjang lain mencakup akun berikut, jika tidak diharapkan akan diselesaikan seluruhnya sebelum dua belas bulan setelah akhir periode pelaporan tahunan saat pekerja memberikan jasa terkait: a. Cuti berbayar jangka panjang seperti cuti besar b. Penghargaan masa kerja atau imbalan jasa jangka panjang lain c. Imbalan cacat permanen d. Bagi laba dan bonus e. Remunerasi tangguhan Pengakuan dan pengukuran Dalam pengakuan dan pengukuran suplus atau defisit dalam program imbalan kerja jangka panjang lain, entitas menerapkan paragraf dan Entitas menerapkan paragraf dalam mengakui dan mengukur hak penggantian. Untuk imbalan kerja jangka panjang lain, entitas mengakui total nilai neto dari jumlah berikut dalam laba rugi kecuali jika SAK mensyaratkan atau mengizinkan jumlah tersebut termasuk dalam biaya perolehan asset: a. Biaya jasa b. Biaya bunga neto atas liabilitas (aset) imbalan pasti neto c. Pengukuran kembali liabilitas (aset) imbalan pasti neto Salah satu bentuk dari imbalan kerja jangka panjang lain adalah imbalan cacat permanen. Jika besar imbalan bergantung pada masa kerja, maka kewajiban timbul ketika jasa telah diberikan. Pengukuran kewajiban tersebut mencerminkan kemungkinan pembayaran yang akan dilakukan dan jangka waktu pembayaran dimana pembayaran diharapkan akan dilakukan. Jika level imbalan sama bagi setiap pekerja cacat terlepas dari masa kerja, maka biaya yang diharapkan atas imbalan tersebut diakui ketika terjadi peristiwa yang menyebabkan cacat permanen. Pengungkapan Walaupun pernyataan ini tidak mensyaratkan pengungkapan yang spesifik mengenai imbalan kerja jangka panjang lain, namun SAK mungkin mensyaratkan pengungkapan spesifik tersebut. Sebagai contoh, PSAK 7: Pengungkapan pihak-

22 pihak berelasi mensyaratkan pengungkapan mengenai imbalan kerja untuk personil manajemen kunci. PSAK 1: Penyajian laporan keuangan mensyaratkan pengungkapan atas beban imbalan kerja. VII. PESANGON Pernyataan ini membahas pesangon secara terpisah dari imbalan kerja lain karena kejadian yang menimbulkan kewajiban ini adalah terminasi kontrak kerja dan bukan jasa yang diberikan pekerja. Pesangon dihasilkan baik dari keputusan entitas untuk memutuskan hubungan kerja atau keputusan pekerja untuk menerima tawaran imbalan dari entitas atas terminasi kontrak kerja. Pesangon tidak termasuk imbalan kerja yang dihasilkan dari terminasi kontrak kerja atas permintaan pekerja tanpa tawaran entitas, atau sebagai akibat dari persyaratan purnakarya wajib, karena merupakan imbalan pascakerja. Beberapa entitas memberikan level imbalan yang lebih rendah untuk terminasi kontrak kerja atas permintaan pekerja (secara substansi, imbalan pascakerja) daripada untuk terminasi kontrak kerja atas permintaan entitas. Perbedaan antara imbalan yang disediakan untuk terminasi kontrak kerja atas permintaan pekerja dan imbalan yang lebih tinggi disediakan atas permintaan entitas adalah pesangon. Bentuk imbalan kerja tidak menentukan apakah imbalan kerja disediakan dalam pertukaran atau jasa atau dalam pertukaran atas terminasi kontrak kerja. Pesangon biasanya merupakan pembayaran lump sum tapi kadang-kadang juga meliputi: 1. Peningkatan imbalan pasca kerja, baik secara tidak langsung melalui program imbalan kerja atau secara langsung 2. Gaji sampai akhir periode yang ditentukan jika pekerja tidak memberikan jasa lebih lanjut yang memberikan manfaat ekonomi bagi entitas Pengakuan Entitas mengakui liabilitas dan beban pesangon pada tanggal yang lebih awal diantara: 1. Ketika entitas tidak dapat lagi menarik tawaran atas imbalan tersebut

23 2. Ketika entitas mengakui biaya untuk restrukturisasi yang berada dalam ruang lingkup PSAK 57: provisi, liabilitas kontinjensi, dan aset kontinjensi dan melibatkan pembayaran pesangon Ketika entitas mengakui pesangon, maka entitas juga memperhitungkan amandemen atau kurtailmen program atas imbalan kerja lain Pengukuran Entitas mengukur pesangon pada saat pengakuan awal, dan mengukur dan mengakui perubahan selanjutnya, sesuai dengan sifat imbalan kerja, dengan ketentuan bahwa jika pesangon merupakan sebuah peningkatan pada imbalan pascakerja, maka entitas menerapkan persyaratan imbalan pascakerja. Sebaliknya: Pengungkapan Walaupun pernyataan ini tidak mensyaratkan pengungkapan yang spesifik mengenai pesangon, namun SAK mungkin mensyaratkan pengungkapan spesifik tersebut. Sebagai contoh PSAK 7: pengungkapan pihak-pihak berelasi mensyaratkan pengungkapan mengenai imbalan kerja untuk personil manajemen kunci. PSAK 1: penyajian laporan keuangan mensyaratkan pengungkapan atas beban imbalan kerja.

ED PSAK 24. imbalan kerja. exposure draft

ED PSAK 24. imbalan kerja. exposure draft ED PSAK exposure draft PERNYATAAN Standar Akuntansi Keuangan imbalan kerja Diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia Grha Akuntan, Jalan Sindanglaya No. Menteng, Jakarta

Lebih terperinci

IX.6. KEWAJIBAN IMBALAN KERJA

IX.6. KEWAJIBAN IMBALAN KERJA IX.6. KEWAJIBAN IMBALAN KERJA A. Definisi 01. Imbalan Kerja adalah seluruh bentuk imbalan yang diberikan Bank atas jasa yang diberikan oleh pekerja. 02. Kewajiban Imbalan Kerja adalah kewajiban yang timbul

Lebih terperinci

PSAK 24 IMBALAN KERJA

PSAK 24 IMBALAN KERJA PSAK 24 IMBALAN KERJA 24 Latar Belakang Untuk melaporkan perubahan kewajiban imbalan pasti dan aset program didefinisikan dengan cara yang lebih mudah dipahami Beberapa opsi penyajian diizinkan dalam standar

Lebih terperinci

PSAK 24 AKUNTANSI IMBALAN KERJA

PSAK 24 AKUNTANSI IMBALAN KERJA PSAK 24 AKUNTANSI IMBALAN KERJA, SE, Ak, MM Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia 1 Ruang Lingkup - 1 PSAK 24 diterapkan oleh pemberi kerja untuk akuntansi seluruh imbalan kerja Kecuali hal-hal yang telah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. atau untuk pemutusan kontrak kerja (PSAK 24, 2015:8). Benefit dalam IAS 19 (2014), yaitu:

BAB II LANDASAN TEORI. atau untuk pemutusan kontrak kerja (PSAK 24, 2015:8). Benefit dalam IAS 19 (2014), yaitu: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Imbalan Kerja 2.1.1 Definisi Imbalan Kerja Imbalan kerja adalah seluruh bentuk imbalan yang diberikan suatu entitas dalam pertukaran atas jasa yang diberikan oleh pekerja atau

Lebih terperinci

IMBALAN KERJA. Dwi Martani. 1/26/2010 Pelaporan Akuntans Keuangan Imbalan Kerja 1

IMBALAN KERJA. Dwi Martani. 1/26/2010 Pelaporan Akuntans Keuangan Imbalan Kerja 1 IMBALAN KERJA Dwi Martani 1/26/2010 Pelaporan Akuntans Keuangan Imbalan Kerja 1 PSAK Terkait PSAK 24 Imbalan Kerja PSAK 53 Kompensasi berbasis Saham 1/26/2010 Pelaporan Akuntans Keuangan Imbalan Kerja

Lebih terperinci

PSAK No Februari 2010 (revisi 2010) EXPOSURE DRAFT. Exposure draft ini dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan

PSAK No Februari 2010 (revisi 2010) EXPOSURE DRAFT. Exposure draft ini dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan PSAK No. Februari 0 (revisi 0) EXPOSURE DRAFT EXPOSURE DRAFT PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN IMBALAN KERJA Exposure draft ini dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Tanggapan atas exposure

Lebih terperinci

PEDOMAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN PESANTREN. Priyo Hartono Tim Perumus Pedoman Akuntansi Pesantren

PEDOMAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN PESANTREN. Priyo Hartono Tim Perumus Pedoman Akuntansi Pesantren PEDOMAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN PESANTREN Priyo Hartono Tim Perumus Pedoman Akuntansi Pesantren PENDAHULUAN Tujuan dari penyusunan Pedoman Akuntansi Pesantren adalah untuk memberi panduan akuntansi

Lebih terperinci

ASET Catatan Januari 2014 Disajikan Kembali- Catatan 6 Rp Rp Rp

ASET Catatan Januari 2014 Disajikan Kembali- Catatan 6 Rp Rp Rp BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN Per 31 Desember 2015 dan 2014 serta 1 Januari 2014 ASET Catatan 2015 2014 1 Januari 2014 Rp Rp Rp ASET LANCAR Kas

Lebih terperinci

TUGAS PELAPORAN DAN AKUNTANSI KEUANGAN

TUGAS PELAPORAN DAN AKUNTANSI KEUANGAN TUGAS PELAPORAN DAN AKUNTANSI KEUANGAN Disusun Oleh Kelompok 11: IVA NOVANIE (12 158 005) WIDIA SARI (12 158 027) PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2013 Tujuh pertanyaan dari diskusi

Lebih terperinci

LAMPIRAN C AMANDEMEN TERHADAP PSAK LAIN. Amandemen ini merupakan amandemen yang diakibatkan dari penerbitan ED PSAK 71: Instrumen Keuangan.

LAMPIRAN C AMANDEMEN TERHADAP PSAK LAIN. Amandemen ini merupakan amandemen yang diakibatkan dari penerbitan ED PSAK 71: Instrumen Keuangan. LAMPIRAN C AMANDEMEN TERHADAP PSAK LAIN Amandemen ini merupakan amandemen yang diakibatkan dari penerbitan ED PSAK 71: Instrumen Keuangan. Kecuali ditentukan lain, entitas harus menerapkan amandemen dalam

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Pengungkapan dalam Laporan Keuangan. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang mengatur industri asuransi,

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Pengungkapan dalam Laporan Keuangan. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang mengatur industri asuransi, BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Pengungkapan dalam Laporan Keuangan Seperti yang kita ketahui sebelumnya konvergensi IFRS hanya terdapat dua Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang mengatur industri

Lebih terperinci

30 Juni 31 Desember

30 Juni 31 Desember LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 30 Juni 31 Desember ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas 73102500927 63710521871 Investasi 2072565000 1964636608 Piutang usaha - setelah

Lebih terperinci

Pernyataan ini dimaksudkan untuk meningkatkan mutu laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan melalui:

Pernyataan ini dimaksudkan untuk meningkatkan mutu laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan melalui: 0 0 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. (REVISI ) PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN Paragraf-paragraf yang dicetak dengan huruf tebal dan miring (bold italic) adalah paragraf standar, yang harus dibaca

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. PSAK 1 tentang penyajian laporan keuangan. a. Definisi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) adalah standar yang digunakan untuk pelaporan keuangan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN IV.1 Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan Perlakuan Akuntansi SAK ETAP Setelah mendapatkan gambaran detail mengenai objek penelitian, yaitu PT Aman Investama.

Lebih terperinci

PSAK 24 IMBALAN KERJA. Presented: Dwi Martani

PSAK 24 IMBALAN KERJA. Presented: Dwi Martani PSAK 24 IMBALAN KERJA IAS 19 EMPLOYEE BENEFIT Presented: Dwi Martani Agenda 1. Overview perubahan 2. Tujuan dan Ruang Lingkup 3. Imbalan Jangka Pendek 4. Imbalan Pascakerja a. Program Iuran Pasti b. Program

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Rerangka Teori dan Literatur 2.1.1. Pengertian Bank Pada Pasal 1 (Butir 2) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang didasarkan pada teori yang mendukung dengan perbandingan PSAK 1 dan IAS 1 tentang penyajian laporan keuangan.

Lebih terperinci

30 September 31 Desember Catatan

30 September 31 Desember Catatan LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 30 September 31 Desember ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas 2e, 4, 30, 33 59998597270 63710521871 Investasi 2c, 5, 30, 33 2068611000

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN - Pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016, untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal tersebut

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN - Pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016, untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal tersebut DAFTAR ISI Halaman Surat Pernyataan Direksi LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN - Pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016, untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal tersebut Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengakuan, pengukuran dan penyajian yang dilakukan oleh PT. Heksatex Indah telah sesuai dengan standar yang berlaku atau

Lebih terperinci

Bab IV PEMBAHASAN. Sistematika pembahasan yang akan dilakukan terhadap objek penelitian adalah berdasarkan

Bab IV PEMBAHASAN. Sistematika pembahasan yang akan dilakukan terhadap objek penelitian adalah berdasarkan Bab IV PEMBAHASAN Sistematika pembahasan yang akan dilakukan terhadap objek penelitian adalah berdasarkan akun-akun yang terdapat di dalam laporan keuangan Yayasan Sekolah TSK yang kemudian dianalisis

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Kerangka Teori dan Literatur II.1.1 Pengertian PSAK Menurut PSAK No. 1, paragraf 5, Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah Pernyataan dan Interpretasi yang disusun oleh Dewan

Lebih terperinci

PSAK 1 (Penyajian Laporan Keuangan) per Efektif 1 Januari 2015

PSAK 1 (Penyajian Laporan Keuangan) per Efektif 1 Januari 2015 PSAK 1 (Penyajian Laporan Keuangan) per Efektif 1 Januari 2015 Perbedaan PSAK 1 Tahun 2013 & 2009 Perihal PSAK 1 (2013) PSAK 1 (2009) Judul laporan Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain Laporan

Lebih terperinci

PT YULIE SEKURINDO TBK LAPORAN KEUANGAN TANGGAL 31 DESEMBER 2015 BESERTA LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN (MATA UANG RUPIAH INDONESIA)

PT YULIE SEKURINDO TBK LAPORAN KEUANGAN TANGGAL 31 DESEMBER 2015 BESERTA LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN (MATA UANG RUPIAH INDONESIA) LAPORAN KEUANGAN TANGGAL BESERTA LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN (MATA UANG RUPIAH INDONESIA) LAPORAN KEUANGAN TANGGAL BESERTA LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN DAFTAR ISI Halaman Pernyataan Direksi dan Dewan Komisaris

Lebih terperinci

1 Januari 2010/ 31 Desember 31 Desember 31 Desember (Disajikan kembali)

1 Januari 2010/ 31 Desember 31 Desember 31 Desember (Disajikan kembali) LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 Desember 2011, 2010 dan 1 Januari 2010/ 31 Desember 2009 1 Januari 2010/ 31 Desember 31 Desember 31 Desember 2009 2011 2010 (Disajikan kembali) ASET ASET LANCAR

Lebih terperinci

SELAMAT DATANG PUBLIC HEARING EXPOSURE DRAFT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH ( ED SAK EMKM

SELAMAT DATANG PUBLIC HEARING EXPOSURE DRAFT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH ( ED SAK EMKM SELAMAT DATANG PUBLIC HEARING EXPOSURE DRAFT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH ( ED SAK EMKM ) Balai Kartini Jakarta, 16 Juni 2016 Exposure Draft Standar Akuntansi Keuangan

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2018 DAN 2017 TIDAK DIAUDIT

LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2018 DAN 2017 TIDAK DIAUDIT LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2018 DAN 2017 TIDAK DIAUDIT LAPORAN POSISI KEUANGAN Catatan 31 Maret 2018 31 Desember 2017 ASET ASET LANCAR Kas dan setara

Lebih terperinci

AKUNTANSI IMBALAN KERJA

AKUNTANSI IMBALAN KERJA AKUNTANSI IMBALAN KERJA Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 12 Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Taufik Hidayat, Nia Paramita dan Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI 1 Agenda 1. 2. 3. 4. 5. 6. Tujuan

Lebih terperinci

ASET Aset Lancar Kas dan setara kas 1.429.755 1.314.091 1.020.730 Investasi jangka pendek 83.865 47.822 38.657 Investasi mudharabah - - 352.512 Piutang usaha Pihak berelasi 14.397 20.413 30.670 Pihak ketiga

Lebih terperinci

d1/march 28, sign: Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan

d1/march 28, sign: Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN Per 31 Desember 2012 dan 2011, serta 1 Januari 2011/31 Desember 2010 serta 1 Januari 2010/31 Dese 2009 1 Januari 2011 / Catatan 2012 2011 *) 31 Desember 2010 *) ASET

Lebih terperinci

PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk

PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk Laporan Keuangan Pada Tanggal 30 Juni 2017 (tidak diaudit) dan 31 Desember 2016 (diaudit) Serta Periode Enam Bulan yang Berakhir 30 Juni 2017 dan 30 Juni 2016 (tidak diaudit)

Lebih terperinci

PT LIPPO SECURITIES Tbk

PT LIPPO SECURITIES Tbk Laporan Keuangan Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2018 dan 2017 (Tidak Diaudit), serta Laporan Posisi Keuangan Tanggal 31 Maret 2018 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2017 (Diaudit)

Lebih terperinci

PSAK 18 PROGRAM PURNA KARYA (REVISI 2010) Retirement Benefit Plans Pelaporan

PSAK 18 PROGRAM PURNA KARYA (REVISI 2010) Retirement Benefit Plans Pelaporan PSAK 18 PROGRAM PURNA KARYA (REVISI 2010) Retirement Benefit Plans Pelaporan Dwi Martani Ketua Departemen Akuntansi FEUI Anggota Tim Implementasi IFRS 1 Tujuan Pernyataan inii diterapkan dalam laporan

Lebih terperinci

PT MULIA INDUSTRINDO Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT MULIA INDUSTRINDO Tbk DAN ENTITAS ANAK PT MULIA INDUSTRINDO Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN DAN INFORMASI TAMBAHAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 DAN 2016 (2016 - TIDAK DIAUDIT) DAN LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

Lebih terperinci

PT TUNAS ALFIN Tbk LAPORAN KEUANGAN DENGAN LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN TANGGAL 31 DESEMBER 2016 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT

PT TUNAS ALFIN Tbk LAPORAN KEUANGAN DENGAN LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN TANGGAL 31 DESEMBER 2016 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT LAPORAN KEUANGAN DENGAN LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN TANGGAL 31 DESEMBER 2016 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT Daftar Isi Halaman Surat Pernyataan Direksi Laporan Auditor Independen Laporan

Lebih terperinci

01. Tujuan Pernyataan ini adalah melengkapi pengaturan dalam PSAK 62: Kontrak Asuransi.

01. Tujuan Pernyataan ini adalah melengkapi pengaturan dalam PSAK 62: Kontrak Asuransi. Berikut adalah isi dari PSAK 28 Revisi 2012 dan PSAK 36 Revisi 2012 berikut Dasar Kesimpulan yang disadur dari website IAI: www.iaiglobal.or.id. PT Padma Radya Aktuaria tidak bertanggung jawab terhadap

Lebih terperinci

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 1 (REVISI 2009) PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 1 (REVISI 2009) PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN Penyajian Laporan Keuangan ED PSAK No. 0 (Revisi 0) 0 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. (REVISI 0) PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (revisi 0) terdiri dari paragraf

Lebih terperinci

PEMUTAKHIRAN MATERI PERKULIAHAN AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH Dr. Aria Farah Mita SESUAI PSAK TERBARU

PEMUTAKHIRAN MATERI PERKULIAHAN AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH Dr. Aria Farah Mita SESUAI PSAK TERBARU PEMUTAKHIRAN MATERI PERKULIAHAN AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH SESUAI PSAK TERBARU Dr. Aria Farah Mita PSAK 1 (2013): PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN Dr. Aria Farah Mita TUJUAN LAPORAN KEUANGAN Memberikan informasi

Lebih terperinci

PSAK 57 (REV. 2009) PROVISI, LIABILITAS KONTINJENSI, DAN ASET KONTINJENSI

PSAK 57 (REV. 2009) PROVISI, LIABILITAS KONTINJENSI, DAN ASET KONTINJENSI PSAK 57 (REV. 2009) PROVISI, LIABILITAS KONTINJENSI, DAN ASET KONTINJENSI Departemen Akuntansi dan PPA FEUI Workshop PSAK Terbaru dan Pengajaran Akuntansi FEUI Depok, 6-9 Juni 2011 Hari 3 - Sesi 2 PSAK

Lebih terperinci

Daftar Isi. Laporan Posisi Keuangan Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain Laporan Perubahan Ekuitas...

Daftar Isi. Laporan Posisi Keuangan Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain Laporan Perubahan Ekuitas... Laporan Keuangan (Mata Uang Rupiah) LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT) DAN UNTUK TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 MARET 2017 DAN 2016 (TIDAK DIAUDIT)

Lebih terperinci

BAB II TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Pihak-Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa

BAB II TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Pihak-Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa BAB II TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1. Pihak-Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 7 (revisi 2009) tentang Pengungkapan Pihak-Pihak yang Mempunyai

Lebih terperinci

) ( ASET INVESTASI

) ( ASET INVESTASI Laporan Aset Neto ( Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) ASET INVESTASI (Nilai Wajar) Surat Berharga Negara 228,807,677,154 35,950,725,000 Deposito On Call 2,500,000,000 9,600,000,000 Deposito

Lebih terperinci

PT VICTORIA INSURANCE Tbk

PT VICTORIA INSURANCE Tbk Laporan Keuangan 30 Juni 2016 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2015 (Audit), Dan periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 Juni 2016 (Tidak Diaudit) dan 2015 ( Tidak Diaudit) LAPORAN KEUANGAN

Lebih terperinci

PERPAJAKAN II. Penyajian Laporan Keuangan dan Pengaruhnya terhadap Perpajakan

PERPAJAKAN II. Penyajian Laporan Keuangan dan Pengaruhnya terhadap Perpajakan PERPAJAKAN II Modul ke: Penyajian Laporan Keuangan dan Pengaruhnya terhadap Perpajakan Fakultas EKONOMI Program Studi MAGISTER AKUNTANSI www.mercubuana.ac.id Dr. Suhirman Madjid, SE.,MS.i.,Ak., CA. HP/WA

Lebih terperinci

PT JAYA REAL PROPERTY TBK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN Per 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 (Dalam Ribuan Rupiah) 31 Desember 2010

PT JAYA REAL PROPERTY TBK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN Per 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 (Dalam Ribuan Rupiah) 31 Desember 2010 LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN Per 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 ASET Catatan 30 Juni 2011 31 Desember 2010 Kas dan Setara Kas 2.d, 2.e.,2.n, 3, 29 887.194.955 758.054.399 Investasi Saham 2.c,

Lebih terperinci

PSAK 57 (Rev. 2009) PROVISI, LIABILITAS KONTINJENSI, DAN ASET KONTINJENSI

PSAK 57 (Rev. 2009) PROVISI, LIABILITAS KONTINJENSI, DAN ASET KONTINJENSI Departemen Akuntansi dan PPA FEUI Workshop PSAK Terbaru dan Pengajaran Akuntansi FEUI Depok, 6-9 Juni 2011 Hari 3 - Sesi 2 PSAK 57 (Rev. 2009) PROVISI, LIABILITAS KONTINJENSI, DAN ASET KONTINJENSI Pusat

Lebih terperinci

PENGARUH PERUBAHAN KURS VALUTA ASING LATAR BELAKANG

PENGARUH PERUBAHAN KURS VALUTA ASING LATAR BELAKANG PENGARUH PERUBAHAN KURS VALUTA ASING LATAR BELAKANG Suatu entitas dapat melakukan aktivitas yangmenyangkut valuta asing dalam dua cara. Entitas mungkin memiliki transaksi dalam mata uang asing atau memiliki

Lebih terperinci

YAYASAN TIFA LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011

YAYASAN TIFA LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 YAYASAN TIFA LAPORAN KEUANGAN YAYASAN TIFA Lampiran 1 LAPORAN POSISI KEUANGAN (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain, dan Dolar AS ( USD )) Catatan IDR AS *) IDR AS *) ASET LANCAR Kas

Lebih terperinci

PSAK 24 - BATAS ASET IMBALAN PASTI, PERSYARATAN PENDANAAN MINIMUM

PSAK 24 - BATAS ASET IMBALAN PASTI, PERSYARATAN PENDANAAN MINIMUM ISAK No. April 0 EXPOSURE DRAFT EXPOSURE DRAFT INTERPRETASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PSAK - BATAS ASET IMBALAN PASTI, PERSYARATAN PENDANAAN MINIMUM DAN INTERAKSINYA Exposure draft ini dikeluarkan oleh

Lebih terperinci

PT VICTORIA INSURANCE Tbk

PT VICTORIA INSURANCE Tbk Laporan Keuangan 30 September 2017 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2016 (Audit), Dan periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal LAPORAN KEUANGAN DAFTAR ISI Halaman Surat Pernyataan Direksi

Lebih terperinci

PT PELAYARAN BAHTERA ADHIGUNA DAN ENTITAS ANAK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2014

PT PELAYARAN BAHTERA ADHIGUNA DAN ENTITAS ANAK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2014 PT PELAYARAN BAHTERA ADHIGUNA DAN ENTITAS ANAK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PT PELAYARAN BAHTERA ADHIGUNA DAN ENTITAS ANAK Lampiran 1/1 LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN ASET 31 Desember 31 Desember

Lebih terperinci

P.T. VICTORIA INSURANCE DAFTAR ISI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN 1

P.T. VICTORIA INSURANCE DAFTAR ISI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN 1 DAFTAR ISI Halaman SURAT PERNYATAAN MANAJEMEN LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN 1 LAPORAN KEUANGAN Pada tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 serta untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal tersebut Laporan

Lebih terperinci

PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk dan ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI. Pada tanggal 30 Maret 2012 dan 2011 (Tidak Diaudit)

PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk dan ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI. Pada tanggal 30 Maret 2012 dan 2011 (Tidak Diaudit) PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk dan ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Pada tanggal 30 Maret 2012 dan 2011 (Tidak Diaudit) DAFTAR ISI Halaman Surat Pernyataan Direksi Laporan Auditor Independen

Lebih terperinci

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 30 September 2015 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2014 (Diaudit) Serta Untuk

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 30 September 2015 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2014 (Diaudit) Serta Untuk PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 30 September 2015 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2014 (Diaudit) Serta Untuk Periode Sembilan Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September

Lebih terperinci

IKATAN AKUNTAN INDONESIA (INSTITUTE OF INDONESIA CHARTERED ACCOUNTANTS)

IKATAN AKUNTAN INDONESIA (INSTITUTE OF INDONESIA CHARTERED ACCOUNTANTS) STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN EFEKTIF PER 1 JANUARI 2017 1 PSAK 1 Penyajian Laporan Keuangan 28 Oktober 2015 2 PSAK 2 Laporan Arus Kas 3 PSAK 3 Laporan Keuangan Interim 28 September 2016 4 PSAK 4 Laporan

Lebih terperinci

PT PARAMITA BANGUN SARANA Tbk

PT PARAMITA BANGUN SARANA Tbk PT PARAMITA BANGUN SARANA Tbk Laporan Keuangan Interim Pada Tanggal 30 Juni 2017 Dan Untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut (tidak diaudit) (Mata Uang Rupiah Indonesia) Have been

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SASALINAN KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR: KEP-347/BL/2012 TENTANG PENYAJIAN

Lebih terperinci

PT GREENWOOD SEJAHTERA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT GREENWOOD SEJAHTERA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN DAN INFORMASI TAMBAHAN KONSOLIDASIAN Dengan Angka Perbandingan Untuk Periode Tiga Bulan yang Berakhir 31 Maret 2014 (Tidak Diaudit) SURAT PERNYATAAN DIREKSI LAPORAN KEUANGAN

Lebih terperinci

PT ALKINDO NARATAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT ALKINDO NARATAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK PT ALKINDO NARATAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian Interim Dan Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 2011 (Tidak Diaudit) (Mata Uang Indonesia)

Lebih terperinci

1 L a p o r a n T a h u n a n

1 L a p o r a n T a h u n a n Laporan Aset Neto ASET INVESTASI (Nilai Wajar) Surat Berharga Negara 35,950,725,000 29,484,215,000 Deposito On Call 9,600,000,000 20,000,000,000 Deposito Berjangka 70,000,000,000 123,000,000,000 Saham

Lebih terperinci

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2016 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2015 (Diaudit) Serta Untuk

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2016 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2015 (Diaudit) Serta Untuk PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2016 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2015 (Diaudit) Serta Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2016

Lebih terperinci

PT YANAPRIMA HASTAPERSADA TBK

PT YANAPRIMA HASTAPERSADA TBK LAPORAN KEUANGAN TANGGAL 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL (MATA UANG RUPIAH INDONESIA) LAPORAN KEUANGAN TANGGAL

Lebih terperinci

Analisis Aktivitas Pendanaan

Analisis Aktivitas Pendanaan TUGAS ANALISIS LAPORAN KEUANGAN Prilly Viliariezta Sutanto 1013044 / Akuntansi C Analisis Aktivitas Pendanaan Tinjauan Kewajiban Kewajiban lancar, adalah kewajiban yang pelunasannya diharapkan dapat diselesaikan

Lebih terperinci

STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH

STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH Exposure Draft ini diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia. Tanggapan atas Exposure Draft ini diharapkan

Lebih terperinci

1 L a p o r a n T a h u n a n

1 L a p o r a n T a h u n a n Laporan Aset Neto ( Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) ASET INVESTASI (Nilai Wajar) Surat Berharga Negara - Konvensional 317,710,940,000 228,807,677,154 - Syariah 20,027,140,856 Deposito

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN ASET Catatan ASET LANCAR Kas dan setara kas 2e,2h,4 3.481.123.418 22.905.396.860 Dana yang dibatasi penggunaannya 2e,2i,5 38.299.113.429 43.658.804.298 Piutang usaha 2e,6 Pihak

Lebih terperinci

Laporan Laba Rugi dan Informasi Terkait

Laporan Laba Rugi dan Informasi Terkait Laporan Laba Rugi dan Informasi Terkait Laporan Laba Rugi Laporan Laba Rugi adalah laporan yang mengukur keberhasilan operasional perusahaan selama periode tertentu. Kegunaan: 1. Evaluasi dan prediksi

Lebih terperinci

PT VICTORIA INSURANCE Tbk

PT VICTORIA INSURANCE Tbk Laporan Keuangan 31 Maret 2016 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2015 (Audit), Dan periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal LAPORAN KEUANGAN DAFTAR ISI Halaman Surat Pernyataan Direksi Laporan

Lebih terperinci

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2015 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2014 (Diaudit) Serta Untuk

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2015 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2014 (Diaudit) Serta Untuk PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2015 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2014 (Diaudit) Serta Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2015

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN Sistematika pembahasan yang dilakukan terhadap KOPKAR ADIS adalah berdasarkan akun-akun yang terdapat di dalam laporan keuangan dengan melakukan analisis dan evaluasi

Lebih terperinci

PT LIPPO SECURITIES Tbk

PT LIPPO SECURITIES Tbk Laporan Keuangan Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2017 dan 2016 (Tidak Diaudit), serta Laporan Posisi Keuangan Tanggal 31 Maret 2017 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2016 (Diaudit)

Lebih terperinci

PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk

PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk Laporan Keuangan Pada Tanggal 31 Maret 2012 (tidak diaudit) dan 31 Desember 2011 (diaudit) Serta Untuk Periode Tiga Bulan yang Berakhir 31 Maret 2012 dan 31 Maret 2011 (tidak

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri.

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri. BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Manfaat Implementasi SAK ETAP Dengan mengimplementasikan SAK ETAP di dalam laporan keuangannya, maka CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun

Lebih terperinci

PT MITRA INVESTINDO Tbk

PT MITRA INVESTINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2013 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2012 (AUDITAN) SERTA PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR (TIDAK DIAUDIT) DAFTAR ISI Halaman SURAT PERNYATAAN DIREKSI LAPORAN POSISI KEUANGAN PER

Lebih terperinci

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Tahun Yang Berakhir 31 Desember 2015 dan 2014 Beserta LAPORAN AUDITOR

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Tahun Yang Berakhir 31 Desember 2015 dan 2014 Beserta LAPORAN AUDITOR PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Tahun Yang Berakhir 31 Desember 2015 dan 2014 Beserta LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN DAFTAR ISI Halaman I. SURAT PERNYATAAN DIREKSI

Lebih terperinci

PT VICTORIA INSURANCE LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2014 BESERTA LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN DAFTAR ISI. Laporan Posisi Keuangan...

PT VICTORIA INSURANCE LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2014 BESERTA LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN DAFTAR ISI. Laporan Posisi Keuangan... LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2014 BESERTA LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN DAFTAR ISI Halaman Surat Pernyataan Direksi Laporan Auditor Independen Laporan Posisi Keuangan... 1-2 Laporan Laba Rugi Komprehensif...

Lebih terperinci

p PT STAR PETROCHEM Tbk dan Entitas Anak Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk tahun yang berakhir Pada tanggal 31 Maret 2017

p PT STAR PETROCHEM Tbk dan Entitas Anak Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk tahun yang berakhir Pada tanggal 31 Maret 2017 p PT STAR PETROCHEM Tbk dan Entitas Anak Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk tahun yang berakhir Pada tanggal 31 Maret 2017 Daftar Isi Halaman Surat Pernyataan Direksi Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian

Lebih terperinci

PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 JUNI 2012 DAN 31 DESEMBER 2011 Disajikan dalam Rupiah

PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 JUNI 2012 DAN 31 DESEMBER 2011 Disajikan dalam Rupiah LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 JUNI 2012 DAN 31 DESEMBER 2011 Catatan 30 JUNI 2012 31 DESEMBER 2011 ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas 4 9.315.350.590 15.243.524.140 Piutang usaha 5,12,21 Pihak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Program manfaat purnakarya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Program manfaat purnakarya 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Program manfaat purnakarya Program manfaat purnkarya adalah perjanjian yang mana entitas menyediakan manfaat purnakarya untuk karyawan pada saat atau

Lebih terperinci

LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN Laporan No. AR/L-099/12 Pemegang Saham, Dewan Komisaris dan Direksi PT Sidomulyo Selaras Tbk Kami telah mengaudit laporan posisi keuangan konsolidasian PT Sidomulyo Selaras Tbk

Lebih terperinci

LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN 1. LAPORAN KEUANGAN - Untuk tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2016 dan Laporan Posisi Keuangan 3

LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN 1. LAPORAN KEUANGAN - Untuk tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2016 dan Laporan Posisi Keuangan 3 DAFTAR ISI Halaman SURAT PERNYATAAN DIREKSI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN 1 LAPORAN KEUANGAN - Untuk tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2016 dan 2015 Laporan Posisi Keuangan 3 Laporan Laba Rugi dan Penghasilan

Lebih terperinci

PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (DENGAN ANGKA PERBANDINGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2013) (MATA UANG INDONESIA) LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Liabilitas Menurut kerangka dasar pengukuran dan pengungkapan laporan keuangan (KDP2LK) adalah utang entitas masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesaian

Lebih terperinci

PT AKBAR INDO MAKMUR STIMEC, Tbk

PT AKBAR INDO MAKMUR STIMEC, Tbk LAPORAN KEUANGAN PADA TANGGAL 30 JUNI 2016 DAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (TIDAK DIAUDIT LAPORAN KEUANGAN PADA TANGGAL 30 JUNI 2016 SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG

Lebih terperinci

PT. PRIMARINDO ASIA INFRASTRUCTURE, Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 30 JUNI 2014 DAN 31 DESEMBER 2013

PT. PRIMARINDO ASIA INFRASTRUCTURE, Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 30 JUNI 2014 DAN 31 DESEMBER 2013 1. UMUM a. Pendirian dan Informasi Umum PT. Primarindo Asia Infrastructure, Tbk. (Perusahaan) didirikan di Bandung berdasarkan Akta No. 7 tanggal 1 Juli 1988 dan Notaris Nany Sukarja, S. H. Akta Pendirian

Lebih terperinci

PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PSAK 1 PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN Disajikan oleh Yakub KAP ANWAR & REKAN Jakarta 18 Januari 2011 Outline Perubahan Ketentuan umum Laporan posisi keuangan Laporan laba rugi komprehensif Laporan perubahan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu unit usaha atau kesatuan akuntansi, dengan aktifitas atau kegiatan ekonomi dari

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu unit usaha atau kesatuan akuntansi, dengan aktifitas atau kegiatan ekonomi dari BAB II LANDASAN TEORI II.1 Rerangka Teori dan Literatur II.1.1. Pengertian Entitas Suatu unit usaha atau kesatuan akuntansi, dengan aktifitas atau kegiatan ekonomi dari unit tersebut sebagai fokusnya.

Lebih terperinci

PT LIONMESH PRIMA Tbk

PT LIONMESH PRIMA Tbk LAPORAN KEUANGAN PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 30 JUNI 2013 DAN 2012 (TIDAK DIAUDIT) (MATA UANG INDONESIA) LAPORAN KEUANGAN PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 30 JUNI 2013 DAN 2012

Lebih terperinci

PT TRUST FINANCE INDONESIA Tbk LAPORAN POSISI KEUANGAN 31 Maret 2018 dan 31 Desember 2017 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT TRUST FINANCE INDONESIA Tbk LAPORAN POSISI KEUANGAN 31 Maret 2018 dan 31 Desember 2017 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) LAPORAN POSISI KEUANGAN 31 Maret 2018 dan 31 Desember 2017 ASET Catatan Kas dan Setara Kas 2d, 2e, 4 13.621.814.172 18.083.381.861 Piutang Pembiayaan Investasi Pihak ketiga Setelah dikurangi pendapatan

Lebih terperinci

PT LION METAL WORKS Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT LION METAL WORKS Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN TANGGAL 31 MARET 2017 DAN PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (TIDAK DIAUDIT) Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN. 30 Juni 2016 dan PT. SARANACENTRAL BAJATAMA, Tbk. Jalan P. Jayakarta No. 55 Mangga Dua Selatan Sawah Besar Jakarta Pusat

LAPORAN KEUANGAN. 30 Juni 2016 dan PT. SARANACENTRAL BAJATAMA, Tbk. Jalan P. Jayakarta No. 55 Mangga Dua Selatan Sawah Besar Jakarta Pusat PT. SARANACENTRAL BAJATAMA, Tbk LAPORAN KEUANGAN PT. SARANACENTRAL BAJATAMA, Tbk 30 Juni 2016 dan 2015 PT. SARANACENTRAL BAJATAMA, Tbk Jalan P. Jayakarta No. 55 Mangga Dua Selatan Sawah Besar Jakarta Pusat

Lebih terperinci

PT SEKAWAN INTIPRATAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT SEKAWAN INTIPRATAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK PT SEKAWAN INTIPRATAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN 30 JUNI 2014 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2013 (DIAUDIT) DAN (Mata Uang Rupiah) Approved by: PT SEKAWAN INTIPRATAMA

Lebih terperinci

PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (DENGAN ANGKA PERBANDINGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2013) (MATA UANG INDONESIA) LAPORAN KEUANGAN

Lebih terperinci

PT YANAPRIMA HASTAPERSADA Tbk

PT YANAPRIMA HASTAPERSADA Tbk PT YANAPRIMA HASTAPERSADA Tbk LAPORAN KEUANGAN TANGGAL 30 JUNI 2012 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2011 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL (MATA UANG RUPIAH INDONESIA)

Lebih terperinci

PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk

PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk Laporan Keuangan Pada Tanggal 31 Maret 2018 (tidak diaudit) dan 31 Desember 2017 (diaudit) Serta Periode Tiga Bulan yang Berakhir 31 Maret 2018 dan 31 Maret 2017 (tidak

Lebih terperinci

Pedoman Tugas Akhir AKL2

Pedoman Tugas Akhir AKL2 Pedoman Tugas Akhir AKL2 Berikut adalah pedoman dalam penyusunan tugas akhir AKL2: 1. Tugas disusun dalam bentuk format berikut ini: No Perihal LK Emiten Analisis 1 Pengungkapan Pihak Berelasi (PSAK 7)

Lebih terperinci

PT EVER SHINE TEX Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT EVER SHINE TEX Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Interim Konsolidasian (Tidak Diaudit) 30 September 2012, 31 Desember 2011 dan 1 Januari 2011/31 Desember 2010 dan Sembilan bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 September 2012 dan

Lebih terperinci

PSAK TERBARU. Dr. Dwi Martani. 1-2 Juni 2010

PSAK TERBARU. Dr. Dwi Martani. 1-2 Juni 2010 Akuntansi Keuangan serta Workshop PSAK Terbaru" 1 PSAK TERBARU Dr. Dwi Martani Tiga Pilar Standar Akuntansi 2 Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) SAK-ETAP Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik Standar akuntansi

Lebih terperinci