itu bersifat sementara, dapat pula Pendahuluan Tingginya angka kelahiran di bersifat permanen. Penggunaan Indonesia menggelisahkan banyak

dokumen-dokumen yang mirip
UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut World Population Data Sheet (2013) Indonesia merupakan urutan

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pembangunan nasional (Prawirohardjo, 2007). Berdasarkan data

BAB I PENDAHULUAN. jiwa dari jumlah penduduk tahun 2000 sebanyak 205,8 juta jiwa.pada

BAB I PENDAHULUAN. menunggu mendapatkan keturunan dan menunda kehamilan dapat dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. (KB) yang dimulai sejak tahun 1968 dengan mendirikan LKBN (Lembaga

BAB I PENDAHULUAN. A. LATAR BELAKANG Menurut Word Health Organisation (WHO) Expert Commite

BAB I PENDAHULUAN. menjadi BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional) dengan. variabel yang mempengaruhi fertilitas (Wiknjosastro, 2009).

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang World Health Statistic 2013 menyatakan bahwa WUS Indonesia

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-I Keperawatan. Disusun Oleh: YENI KURNIAWATI J.

BAB I PENDAHULUAN. tertinggi di ASEAN. Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS) tahun

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. pengumpulan data sekaligus pada satu waktu (Taufiqurahman, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Paradigma baru program keluarga berencana nasional mempunyai visi

BAB 1 PENDAHULUAN. kependudukan. Sejak 2004, program keluarga berencana (KB) dinilai berjalan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan jumlah penduduk merupakan salah satu masalah besar. berkembang. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut World Population Data Sheet 2013, Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Manusia (SDM) dengan kelahiran per tahun. Peningkatan jumlah

GAMBARAN MENSTRUASI IBU PADA AKSEPTOR ALAT KONTRASEPSI SUNTIK DMPA DENGAN ALAT KONTRASEPSI SUNTIK KOMBINASI DI RB MEDIKA JUWANGI KABUPATEN BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kepadatan kependudukan di Indonesia merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. penduduk Indonesia sebanyak jiwa terdiri atas jiwa

HUBUNGAN LAMA PENGGUNAAN SUNTIK DEPO PROGESTIN DENGAN KEJADIAN SPOTTING PADA AKSEPTOR KB DI PUSKESMAS PATTINGALLOANG MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan pada umur kurang 15 tahun dan kehamilan pada umur remaja. Berencana merupakan upaya untuk mengatur jarak kelahiran anak

Volume 2 / Nomor 2 / November 2015 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. dan merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang banyak

HUBUNGAN LAMA PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK 3 BULAN DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN DI BIDAN PRAKTEK SWASTA FITRI HANDAYANI CEMANI SUKOHARJO

BAB IV HASIL PENELITIAN. diambil dari para wanita akseptor kontrasepsi oral kombinasi dan injeksi

BAB I PENDAHULUAN. Pasangan Usia Subur diharapkan menggunakan metode kontrasepsi untuk

HUBUNGAN PELAYANAN KONSELING KB TENTANG AKDR DENGAN CAKUPAN AKSEPTOR AKDR

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI HORMONAL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MANYARAN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kependudukan di Indonesia merupakan salah satu masalah

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. (RISKESDAS) tahun 2013 menunjukkan bahwa pada wanita usia tahun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. salah satu penyebab mendasar dari timbulnya berbagai masalah. Mulai dari

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia karena masih dijumpainya penduduk yang sangat miskin, yang

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU (usia, Pendidikan, Pekerjaan, Dan Paritas ) DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI SUNTIK DI PUSKESMAS SUKUDONO SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Biro Pelayanan Statistik (BPS) kependudukan, Ju mlah penduduk

BAB I PENDAHULUAN. hanya pemerintah, masyarakat juga diperlukan partisipasinya dalam

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN KB VASEKTOMI TERHADAP PENGETAHUAN SUAMI DI DESA SOCOKANGSI KECAMATAN JATINOM KABUPATEN KLATEN

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP AKSEPTOR KB TERHADAP KONTRASEPSI METODE OPERASI WANITA (MOW) DI DESA BARON MAGETAN

BAB 1 PENDAHULUAN. negara ke-4 di dunia dengan estimasi jumlah penduduk terbanyak yaitu 256 juta jiwa

DAFTAR PUSTAKA. Affandi, B., & Albar, E. (2011). Kontrasepsi. In S. Prawirohardjo, Ilmu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI SUNTIK DENGAN TEKANAN DARAH PADA AKSEPTOR KB SUNTIK DI PUSKESMAS DELANGGU KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini dapat dibuktikan dengan melihat negara Amerika Serikat dan Jepang,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Salah satu upaya pencegahan atau penurunan AKI di Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menekan laju pertumbuhan penduduk

BAB 1 PENDAHULUAN. umumnya dan penduduk Indonesia khususnya. Dengan semakin

ABSTRAK. Kata kunci: akseptor KB suntik DMPA, akseptor KB implan, perubahan siklus menstruasi

BAB I PENDAHULUAN. pasangan suami istri untuk mendapatkan objektif-objektif tertentu,

PENGARUH EDUKASI SUPORTIF TERSTRUKTUR TERHADAP PEMILIHAN KONTRASEPSI PADA IBU MENYUSUI 0-6 BULAN

HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK DMPA DENGAN KENAIKAN BERAT BADAN DI PUSKESMAS KRATON YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah utama yang dihadapi Indonesia adalah di bidang kependudukan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Program Keluarga Berencana Nasional telah diubah menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Visi Keluarga Berencana Nasional adalah Keluarga Berkualitas. Keluarga yang

BAB I PENDAHULUAN.

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan. Menurut dari hasil sensus penduduk tahun 2010 yang dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga Berencana Nasional (Murdiyanti, 2007). mempunyai visi Keluarga Berkualitas tahun Keluarga berkualitas

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan masalah yang dihadapi bangsa Indonesia sekarang ini. Menurut World

BAB 1 PENDAHULUAN. dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan,

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim Di Puskesmas Tatelu Kabupaten Minahasa Utara

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 2013 tercatat sebesar jiwa, yang terdiri atas jumlah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF AKSEPTOR AKTIF HORMONAL SUNTIK 1 BULAN PADA Ny E DENGAN PENINGKATAN BB DI PUSKESMAS LAMONGAN TAHUN 2015

Jurnal Kesehatan STIKes Prima Nusantara Bukittinggi, Vol.4 No 1 Januari

BAB I PENDAHULUAN. adalah pertumbuhan penduduk yang masih tinggi. Semakin tingginya. pada tahun 2000 menjadi 237,6 juta di tahun 2010 (BKKBN, 2010).

HUBUNGAN LAMA PEMAKAIAN KONTRASEPSI SUNTIK DENGAN PENINGKATAN BERAT BADAN PADA AKSEPTOR SUNTIK DEPO MEDROKSI PROGESTERON ASETAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. satunya yaitu menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan penduduk maka semakin besar usaha yang dilakukan untuk. mempertahankan kesejahteraan rakyat. Ancaman terjadinya ledakan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organization) (1970, dalam Suratun, 2008)

HUBUNGAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI IMPLAN DENGAN KENAIKAN BERAT BADAN PADA WANITA USIA SUBUR DI PUSKESMAS MLATI II KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbandingan karakteristik...,cicik Zehan Farahwati, FKM UI, 2009

HUBUNGAN PENAMBAHAN BERAT BADAN PADA AKSEPTOR KONTRASEPSI HORMONAL DI BPM ZUNIAWATI PALEMBANG

32 Jurnal Kesehatan Samodra Ilmu Vol. 08 No. 01 Januari 2017

ANALISIS PERBEDAAN BERAT BADAN SEBELUM DAN SELAMA MENGGUNAKAN KB SUNTIK 3 BULAN DI BPS NY

Rika herawati : Hubungan Berat Badan Ibu Dengan Pemakaian KB Hormonal Di Desa Pekan Tebih Wilayah Kerja Puskesmas Kepenuhan Hulu

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada Zaman sekarang ini perempuan sering mengalami banyak

JURNAL. Diajukan Untuk Memenuhi Ketentuan Melakukan Penyusunan Skripsi. Sebagai Persyaratan Menyelesaikan Program Study Diploma IV Kebidanan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara ke empat setelah Amerika Serikat. yang memiliki pertumbuhan penduduk terbanyak pada tahun 2000.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kemampuan untuk mengatur fertilitas mempunyai pengaruh yang bermakna

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemerintah Indonesia telah mencanangkan berbagai progam untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

STUDI KOMPARASI LAMA PEMAKAIAN KONTRASESPI SUNTIK CYCLOPROVERA DAN DMPA DENGAN BERAT BADAN AKSEPTOR KB DI PUSKESMAS TEGALREJO YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh gangguan hormonal, kelainan organik genetalia dan kontak

BAB I PENDAHULUAN. kependudukan yang dihadapi Indonesia adalah jumlah penduduk yang besar

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pada hakikatnya adalah upaya mewujudkan tujuan nasional

BAB I PENDAHULUAN. India, Pakistan, Brazil, dan Nigeria yang memberikan kontribusi besar pada

BAB 1 PENDAHULUAN berjumlah jiwa meningkat menjadi jiwa di tahun

PERBEDAAN PENINGKATAN BERAT BADAN ANTARA AKSEPTOR KONTRASEPSI SUNTIK SATU BULANAN DENGAN TIGA BULANAN DI PUSKESMAS II DENPASAR SELATAN

Jl. Ki Ageng Selo no. 15 Pati ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. mulai menerapkan Program Keluarga Berencana Nasional pada tahun 1970

BAB I PENDAHULUAN. kependudukan salah satunya adalah keluarga berencana. Visi program

BAB I PENDAHULUAN. tidak disertai peningkatan kualitas hidupnya. Laporan BKKBN (2008)

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dengan jumlah penduduk jiwa pada tahun Angka pertambahan

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. penghambat pengeluaran folicel stimulating hormon dan leitenizing hormon. sehingga proses konsepsi terhambat (Manuaba, 2002).

pemakaian untuk suatu cara kontrasepsi adalah sebesar 61,4% dan 11% diantaranya adalah pemakai MKJP, yakni IUD (4,2 %), implant (2,8%), Medis

BAB 1 PENDAHULUAN. ditingkatkan guna mencegah teradinya ledakan penduduk di Indonesia pada tahun

Transkripsi:

Pendahuluan Tingginya angka kelahiran di Indonesia menggelisahkan banyak pihak. Sejak 2004, program Keluarga Berencana (KB) dinilai berjalan itu bersifat sementara, dapat pula bersifat permanen. Penggunaan kontrasepsi merupakan salah satu variabel yang mempengaruhi vertilitas. (Prawiroharjo, 2006). lamban, hingga angka kelahiran mencapai 4,5 juta per tahun. Ledakan Kontrasepsi menghindari/mencegah adalah terjadinya penduduk disadari akan berpengaruh pada ketersediaan pangan dan kualitas sumber daya manusia. Untuk menghindari dampak tersebut, pemerintah berusaha keras menekan angka kelahiran hingga dibawah 4,5 juta jiwa per tahun. Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) yang bertanggung jawab dibidang ini berusaha meningkatkan kinerja dengan meluncurkan program pemberian insentif bagi tenaga medis (BKKBN, 2011). Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah kehamilan. Upaya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma. (BKKBN, 1999). kontrasepsi modern menggunakan kontrasepsi hormonal yang bisa diberikan dengan cara oral (POK, mini pil, morning after pil), injeksi atau suntikan (DMPA, NET-ET), dan implan (IUD, AKDR, MOP, MOW). (Hartanto,2004). Bahan dan Cara Penelitian ini menggunakan metode cross sectional. Pemilihan cross sectional dikarenakan karena subjek penelitian hanya diobservasi satu kali saja. Pada penelitian ini, berusaha 1

mempelajari dinamika hubungan hubungan atau korelasi antara faktorfaktor risiko dengan dampak atau efeknya. Dalam penelitian ini akan dicari hubungan pemakaian kontrasepsi hormonal pil (Oral) dan susuk (implant). Sampel penelitian ini adalah akseptor pengguna pil KB (Oral) dan akseptor pengguna susuk KB (mplant) di puskesmas Kasihan 1 Bantul Yogyakarta. Kriteria inklusi tersebut meliputi Akseptor pengguna pil KB (Oral) dan akseptor pengguna susuk KB (mplant) di Puskesmas Kasihan 1 Bantul Yogyakarta. Akseptor pil KB (Oral) dengan pemakaian 2 tahun. Akseptor susuk KB (implant) dengan pemakaian 2 tahun. Variabel bebas (Independent) yaitu Pil KB (Oral) dan susuk KB (Implant). Variabel terikat yaitu penambahan berat badan setelah pemakaian pil KB (Oral). Dan penambahan berat badan setelah pemakaian susuk KB (implant). Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Data sekunder, yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung. Data tersebut dapat diambil dari sumber dan siap diolah untuk diamati. Data tersebut diperoleh dari register akseptor KB tahun 2010 di puskesmas Kasihan 1 Bantul Yogyakarta. Data akseptor kontrasepsi hormonal yang menggunakan pil KB (Oral) dan susuk KB (implant) di puskesmas Kasihan 1 Bantul Yogyakarta diambil datanya melalui register akseptor KB tahun 2010. Data yang diambil adalah penambahan berat badan sebelum akseptor menggunakan kontrasepsi hormonal dan setelah menggunakan 2

kontrasepsi hormonal. Akseptor yang dipilih adalah akseptor kb yang sebelumnya belum pernah menggunakan kontrasepsi dan dalam kurun waktu 2 tahun hanya menggunakan kontrasepsi susuk KB (implant) dan pil KB (Oral). Subyek penelitian dibagi menjadi 2 kelompok. Kelompok I adalah akseptor yang menggunakan pil KB (Oral), sedangkan kelompok II adalah akseptor yang menggunakan susuk KB (implant). Masing-masing kelompok terdiri dari 35 orang. Hasilnya dibandingkan dengan uji statistic metode mann whitney test. Analisis data dilakukan dengan metode analitik mann whitney test. Selanjutnya hasil tersebut di atas dibandingkan dengan hipotesis yang telah dibuat. Keputusan adanya kemaknaan ditetapkan pada p < 0,05 untuk bermakna dan p > 0,05 untuk tidak bermakna. Analisis data penelitian ini menggunakan komputer perangkat lunak SPSS yang disajikan dalam bentuk table hasil analitik program. Hasil Penelitian Data rekam medik yang diambil di Puskesmas Kasihan I Bantul Yogyakarta adalah akseptor KB hormonal pil dan KB hormonal susuk yang telah menggunakan kb selama 2 tahun. Tabel.1 Frekuensi distribusi data rekam medik yang diklasifikasikan berdasarkan rata-rata dan standar deviasi dapat dilihat pada tabel berikut. Jenis kb Rata-rata Standar deviasi Kb pil 4,257 5,1924 Kb implan 5,014 4,6439 3

Berdasarkan tabel.1 dapat dilihat bahwa rata-rata pertambahan kenaikan berat badan pada akseptor KB hormonal pil adalah 4,257 dengan standar deviasi 5,1924. Sedangkan rata-rata kenaikan berat badan pada akseptor susuk adalah 5,014 dengan standar deviasi 4,6439. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa pertambahan berat badan yang dialami oleh pengguna KB hormonal susuk sedikit lebih tinggi daripada pengguna kb implan. Perhitungan statistik mann whitney menyatakan bahwa perbedaan itu tidak signifikan dikarenakan sig. (2- tailed) yang lebih dari 0,05 yaitu 0,359. Dilanjutkan dengan menggunakan Mann Whitney test karena distribusi tidak normal P=0,036 (P>0,005 berdistribusi normal) Pada saat pencarian data berlangsung, ditemukan perbedaan antara perolehan data KB hormonal pil dan KB susuk. Perbedaan tersebut berupa jumlah pemakai KB hormonal pil yang jauh lebih tinggi dibanding KB susuk. Selain itu, sulit untuk menemukan data yang diharapkan untuk KB susuk dikarenakan jarangnya pasien dengan KB susuk datang ke puskesmas untuk kontrol. Namun, data rekam medik yang ada tetap dapat mencukupi kebutuhan dalam Uji normalitas pada data penelitian ini. rekam medik penelitian menggunakan kolmogorov smirnov dikarenakan jumlah data rekam medik yang lebih dari 50. 4

Tabel.5 Uji normalitas pada data rekam medik penelitian dapat dilihat pada tabel berikut. Jenis kb Ratarata Standar deviasi P (Mann Whitney) Kb pil 4,257 5,1924 Kb implan 5,014 4,6439 0,359 Walaupun KB susuk menimbulkan rasa nyeri ketika pemasangan, tetapi nyeri itu akan menghilang pasca pemasangan. Penggunaan KB hormonal dalam waktu yang panjang memiliki efek samping berupa pertambahan berat badan (BKKBN, 2004). Dalam penelitian ini, pemakaian KB Perhitungan statistik mann whitney menyatakan bahwa perbedaan itu tidak signifikan dikarenakan sig. (2-tailed) yang lebih dari 0,05 yaitu 0,359. Penggunaan KB pil lebih banyak dibanding dengan pengguna KB susuk. Hal tersebut dapat dimaklumi, dikarenakan berbagai kemudahan yang ditawarkan oleh KB pil berupa pemakaian yang lebih sederhana dan tidak menimbulkan rasa nyeri ketika pemasangan seperti kb susuk (syafrudin, 2009). hormonal pil dan susuk selama 2 tahun dapat dikategorikan pemakaian lama sehingga menimbulkan kenaikan berat badan. Kandungan estrogen dan progestin yang terdapat dalam KB hormonal mempengaruhi metabolisme karbohidrat. Kesimpulan Kontrasepsi hormonal yang terdapat pada penelitian ini yaitu KB hormonal pil dan KB susuk. Dari keduanya, secara teori menimbulkan berbagai efek samping, tetapi penelitian ini terfokus kepada 5

penambahan berat badan. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada penelitian ini, ternyata teori yang mengatakan bahwa kontrasepsi hormonal dapat mempengaruhi berat badan akseptor terbukti. Hipotesis pada penelitian terbukti, bahwa ada perbedaan pengaruh penggunaan terhadap berat badan akseptor pengguna KB hormonal pil dan KB hormonal susuk. Namun, perbedaan tersebut tidak signifikan. Saran Dari penelitian di atas, disarankan penelitian lebih lanjut untuk mengungkap perbedaan minat dalam pemilihan kontrasepsi hormonal karena faktor penambahan berat badan. Daftar pustaka 1. BKKBN. (2012). Retrieved from www.dkijakarta.bkkbn.go.id 2. Brooker, C. (2008). Ensiklopedia Keperawatan. Jakarta: EGC Medical Publisher. 3. D, S. (1989). Norplant: Subdermal Implant System for Long Term Contraception. 4. Darcangues. (1990). Contraception and Mechanism of Endometrial Bleeding. New York: Cambridge University lthgcg. 5. Greenstein. (2006). At a Glance Sistem Endokrin. Jakarta: Elex Media Komputindo. 6. Gunizar, G. (2001). Pengobatan Dismenore secara akupuntur. Jakarta: KSMF. 7. Hartono, H. (1996). Apa Yang Anda Harus Ketahui Tentang Alat Kontrasepsi. jakarta: BKKBN. 8. Hartono, H. (1996). Apa Yang Anda Harus Ketahui Tentang Alat Kontrasepsi. Jakarta: BKKBN. 9. Januarini, A. T. (2008). Studi Komparasi Terhadap Pengaruh Penggunaan KB Hormonal Antara KB Suntik DEPO-PROGESTIN Dengan KB Susuk Terhadap Penambahan Berat Badan 6

Akseptor Setelah Pemakaian 2 Tahun di RSUP Sardjito Yogyakarta. Yogyakarta. 10. Levenno, K. J. (2003). Obstetri Williams Ed 21. Jakarta: EGC Medical Publisher. 11. Manuaba. (1999). Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta: EGC. 12. Manuaba, I. B. (1998). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan & Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC Medical Publisher. Pemilihan Kontrasepsi Implan di Bidan Praktik Mandiri Rachmi Palembang Tahun 2013. Diakses 25 Februari 2014 18. Mulyana. (2013, Januari). Hubungan Penggunaan Kontrasepsi Hormonal Dengan Obesitas Pada Wanita Usia Subur (WUS) di Puskesmas Wawonasa Kecamatan Singkil Manado. Diakses 27 Februari 2014 13. N, K. (1998). Depo Provera and Weight Gain. 14. Singh K, V. (1992). Effect of Norplant on Liver, Lipid, and Carbohidrat Metabolism. 15. Sinsin, L. (2008). Skia : Masa Kehamilan dan Persalinan. Jakarta: Jakarta Elex Media Koputindi. 16. Daido, I. (2012, Desember). Perbandingan Indeks Massa Tubuh dan Profil Lipid antara Akseptor KB Suntik Depot Medroksi Progesteron Asetat Dengan Akseptor Implan Levonogestrel. Diakses 25 Februari 2014 17. Suprida. (2013, Juni). Hubungan Antara Pendidikan dan Umur Ibu Dengan 7