BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan berbagai

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan berbagai masalah, salah satunya di bidang kependudukan yaitu masih tingginya pertumbuhan penduduk. Data demografi tentang keadaan penduduk mengungkapkan bahwa penduduk Indonesia pada tahun 2015 sebesar jiwa. Dari tahun pertumbuhan penduduk per tahun meningkat, dari 3,54 juta per tahun menjadi 3,70 juta per tahun. Pertumbuhan penduduk di Indonesia setiap tahun diperkirakan mencapai 4,9%. Oleh karena itu Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) berupaya untuk menekan laju pertumbuhan penduduk yang tinggi tersebut dengan mengajak semua pihak untuk bekerja keras dalam melakukan beberapa upaya untuk pengendalian pertambahan jumlah penduduk dengan metode keluarga berencana atau kontrasepsi. 1,2 Tingginya pertumbuhan penduduk di Indonesia merupakan salah satu masalah bagi negara berkembang dalam bidang kependudukan, program Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu pelayanan kesehatan preventif yang dasar dan utama bagi wanita yang diselenggarakan oleh BKKBN. Pelayanan ini adalah salah satu didalam paket Pelayanan Kesehatan Reproduksi Esensial yang perlu mendapat perhatian serius, karena dengan Mutu Pelayanan Keluarga Berencana 1

2 2 berkualitas akan meningkatkan tingkat kesejahteraan, kesehatan bayi dan anak, serta kesehatan reproduksi. Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan yang dapat bersifat sementara dan permanen. 3 Program utama KB adalah penggunaan kontrasepsi bagi setiap Pasangan Umur Subur (PUS). Menurut data yang diperoleh dari Profil Kesehatan Indonesia 2015 bahwa jumlah PUS sebanyak pasangan, yang dititik beratkan pada kelompok Wanita Umur Subur (WUS) yang berada pada kisaran tahun. 4 Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta bahwa jumlah PUS pada tahun 2015 sebanyak pasangan (1,12%), peserta (66,9%) merupakan peserta KB hormonal baru dan peserta (24,6%) yang merupakan peserta KB hormonal aktif di 5 daerah Kabupaten atau Kota di Provinsi D.I. Yogyakarta. Pencapaian peserta KB tertinggi tahun 2015 di wilayah Kabupaten Sleman peserta (60,5%) KB aktif dan peserta (72,3%) KB baru. 2,3 Menurut studi pendahuluan yang telah peneliti lakukan di wilayah kerja Puskesmas Kalasan yang terletak di Kabupaten Sleman diperoleh data jumlah PUS sebesar pasangan, 420 peserta merupakan peserta KB hormonal baru dan peserta KB hormonal aktif. Dari data tersebut wilayah kerja Puskesmas Kalasan memiliki jumlah akseptor KB terbanyak di Kabupaten Sleman. Jenis kontrasepsi yaitu kondom, AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)/IUD (non hormonal), pil, suntik, dan AKBK(Alat Kontrasepsi Bawah

3 3 Kulit)/implan (hormonal). Pemilihan jenis kontrasepsi yang digunakan perlu dipertimbangkan efek samping terhadap fungsi reproduksi dan kesejahteraan umum. Salah satu alasan penghentian atau perubahan alat kontrasepsi adalah efek samping yang dirasakan oleh akseptor KB. Sampai saat ini belum ada alat kontrasepsi yang 100% ideal. 5 Adapun penelitian Naila Rohmatin 2015 tentang Hubungan antara Umur dan Lama Penggunaan terhadap Keluhan Kesehatan pada WUS Pengguna Alat Kontrasepsi Hormonal dan Non Hormonal dari 453 responden sebanyak 25,1% atau 114 responden mengalami sakit kepala dan 21,3% sebanyak 97 responden mengeluh mengalami kenaikan berat badan. 6 Penggunaan alat kontrasepsi hormonal dapat menimbulkan berbagai efek samping yang salah satu diantaranya adalah perubahan berat badan akseptor. Hal ini disebabkan oleh hormon progesteron yang mempermudah terjadinya perubahan karbohidrat dan gula menjadi lemak, sehingga lemak di bawah jaringan kulit bertambah. Kelebihan berat badan tidak selalu identik dengan kegemukan. Kelebihan berat badan bisa disebabkan oleh timbunan lemak itu sendiri ataupun timbunan lemak bersama otot maupun tulang yang menyebabkan berat badan seseorang melebihi berat badan rerata. Umumnya kelebihan berat badan (overweight) adalah permulaan dari kegemukan (obesitas). Penambahan berat badan jika melebihi batas normal merupakan hal yang perlu mendapat perhatian karena berhubungan erat dengan risiko terjadinya beberapa penyakit degeneratif. 7,8 Penambahan berat badan merupakan salah satu efek samping yang sering dikeluhkan oleh akseptor hormonal. 7 Penambahan berat badan disebabkan oleh banyak faktor diantaranya: pola makan, aktifitas fisik, faktor psikologis,

4 4 genetika, metabolisme, umur, efek samping penggunaan obat-obat seperti penggunaan kontrasepsi hormonal. Dari uraian diatas dapat terlihat bahwa terdapat masalah dalam penggunaan alat kontrasepsi, salah satunya adalah efek samping dari penggunaan kontrasepsi. Maka peneliti tertarik untuk mengetahui Hubungan antara lama penggunaan kontrasepsi hormonal dengan perubahan berat badan pada akseptor KB. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dari latar belakang maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Adakah hubungan antara lama penggunaan kontrasepsi hormonal dengan perubahan berat badan pada akseptor KB? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui hubungan lama penggunaan kontrasepsi hormonal dengan perubahan berat badan pada akseptor KB. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui lama penggunaan kontrasepsi hormonal pada akseptor KB hormonal. b. Mengetahui perubahan berat badan pada akseptor KB kontrasepsi hormonal.

5 5 D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang penggunaan KB hormonal sebagai upaya untuk masukaan dalam kegiatan proses belajar mengajar terhadap mata pelajaran serta mengembangkan promosi kesehatan reproduksi dan KB. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Akseptor KB Penelitian ini dapat menjadi gambaran bagi WUS di wilayah kerja Puskesmas Kalasan dalam memilih metode kontrasepsi yang sesuai dan aman. b. Bagi Profesi Bidan Penelitian ini memberikan informasi kepada bidan Puskesmas Kalasan tentang hubungan lama penggunaan kontrasepsi hormonal dengan perubahan berat badan, agar bidan mampu memberikan konseling kepada akseptor KB tentang pemilihan alat kontrasepsi yang sesuai. c. Bagi Peneliti Lain Penelitian ini dapat menjadi sumber informasi dalam mengembangkan penelitian tentang kontrasepsi secara keseluruhan pada penelitianpenelitian selanjutnya. E. Keaslian Penelitian 1. Penelitian sebelumnya serupa dengan penelitian ini pernah dilakukan oleh Emi Rahmawati pada tahun 2012 dengan judul Hubungan Lama Pemakaian KB Suntik Depo Medroxy Progesterone Acetate dengan

6 6 Peningkatan Berat Badan pada Akseptor di Puskesmas Mergangsan Kota Yogyakarta Tahun Rancangan penelitian ini menggunakan studi korelasi dengan pendekatan waktu retrospectif. Populasi dalam penelitian adalah semua akseptor kontrasepsi suntik DMPA yang melakukan kunjungan dari tanggal 1 Januari-31 Desember 2012, yang telah dipilih sesuai dengan kriteria peneliti. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah total sampling yaitu sebanyak 50 responden. Uji normalitas data menggunakan Shapiro wilk dengan analisis statistik Speraman Rank. Analisis statistik menunjukkan hasil Asym.sig=0,000 < 0,01 dan nilai rs= 0,499 dari hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara lama pemakaian KB suntik DMPA dengan peningkatan berat badan pada akseptor di Puskesmas Mergangsan Kota Yogyakarta tahun 2012 dan keeratan hubungan antar variabel adalah sedang dengan interval koefisien 0,400-0,599. Sedangkan penelitian yang akan peneliti lakukan pada penelitian ini adalah Hubungan antara Lama Penggunaan Kontrasepsi Hormonal dengan Kejadian Kenaikan Berat Badan pada Akseptor KB. Perbedaan dengan penelitian sebelumnya terletak pada teknik pengambilan sampel, desain penelitian, dan uji analisis pada penelitian ini menggunakan cross sectional sedangkan penelitian sebelumnya menggunakan kohort retrospektif. Dengan demikian diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca. 2. Mustiqa Febriniata tahun 2012 dengan judul Hubungan Lama Penggunaan Kontrasepsi Oral Kombinasi dengan Tekanan Darah pada WUS di Wilayah

7 7 Kerja Puskesmas Jaten II Karangayar rancangan penelitian tersebut menggunakan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah IRT akseptor KB suntik. Sampel diambil teknik purposive sampling diperoleh 49 responden. Pengumpulan data melalui kuesioner, wawancara, pengukuran antropometri, dan pengukuran tekanan darah, umur, dan Body Mass Index (BMI). Analisis menggunakan uji normalitas Kormogorof-Smirnov dan uji regresi linier sederhana dengan program SPSS 16 for Windows. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil uji statistik regresi linier sederhana menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara lama penggunaan kontrasepsi oral kombinasi dengan tekanan darah, baik sistol (p=0,004) maupun diastol (p=0,012). Perbedaan dengan penelitian ini terletak pada variabel, teknik penggambilan sampe, dan uji analisis. Penelitian yang akan peneliti teliti menggunakan desain variabel lama penggunaan kontrasepsi hormonal dan perubahan berat badan sedangkan penelitian sebelumnya menggunakan variabel lama penggunaan kontrasepsi oral kombinasi, pengukuran tekanan darah, umur, dan Body Mass Index (BMI). 3. Penelitian sebelumnya serupa dengan penelitian ini pernah dilakukan oleh Indah Novita Sari pada tahun 2012 dengan judul Hubungan Lama Pemakaian dengan Efek Samping pada Akseptor KB DMPA rancangan penelitian tersebut menggunakan studi cross sectional. Populasi dalam penelitian adalah semua akseptor kontrasepsi suntik DMPA di Puskesmas Sawahan Surabaya pada bulan Januari-Desember 2010 sebesar 268 orang.

8 8 Sampel diambil dengan teknik random sampling diperoleh responden sebanyak 146 orang. Untuk mengetahui hubungan lama pemakaian dengan efek samping pada akseptor KB DMPA digunakan uji Spearman Rank. Hasil penelitian menunjukkan rs= 0,489 (ρ = 0,005) untuk lama pemakaian dan ammenorrhea, rs= 0,467 (ρ= 0,005) untuk peningkatan berat badan berarti terdapat hubungan yang signifikan antara lama pemakaian dengan efek samping pada akseptor KB DMPA di Puskesmas Sawahan Surabaya bulan Januari-Desember Sedangkan penelitian yang akan peneliti lakukan pada penelitian ini adalah Hubungan antara Lama Penggunaan Kontrasepsi Hormonal dengan Kejadian Kenaikan Berat Badan pada Akseptor KB. Perbedaan dengan penelitian sebelumnya terletak pada variabel dan teknik pengambilan sampel penelitian pada penelitian ini menggunakan Proporsional random sampling sedangkan penelitian sebelumnya menggunakan simple random sampling. Dengan demikian diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca.