Oleh: Sumirah SDN I Karanganyar, Gandusari, Trenggalek

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PADA BIDANG STUDI IPS MATERI BENUA AFRIKA DENGAN PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MELALUI DISKUSI SISWA KELAS VI SEMESTER I SD NEGERI 2 BULUS KECAMATAN BANDUNG TULUNGAGUNG PADA BIDANG STUDI IPS TAHUN

Oleh: Sunarti SDN 2 Karanganom, Durenan, Trenggalek

Oleh: Sulastri SD Negeri 02 Sembon Karangrejo Tulungagung

Oleh: Sri Nurwati Guru SDN I Karangayar, Trenggalek

PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS VI SDN 09 KAMPUNGDALEM TULUNGAGUNG TAHUN 2011/2012 SEMESTER II

Oleh: Emi Sulistyorini SDN Pakis, Durenan, Trenggalek

Oleh: Sarkowi SD-SMPN Satu Atap I, Dongko, Trenggalek

Oleh: Tunik SDN 1 Sumberingin, Karangan, Trenggalek

Oleh: Winarsih SDN 3 Malasan, Trenggalek

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS III SDN 04 PUNJUL TULUNGAGUNG SEMESTER I TAHUN 2011/2012

Oleh: Sri Wahyuni SDN 3 Malasan, Durenan, Trenggalek

Oleh: Soejiati SDN 1 Wonoanti Kecamatan Gandusari Kabupaten Trenggalek

PENERAPAN MODEL BELAJAR GROUP INVESTIGATION

Oleh: Yayuk Kurniati SDN 3 Sukorame, Gandusari, Trenggalek

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PKN MELALUI GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS V SD NEGERI I WONOREJO KABUPATEN TRENGGALEK SEMESTER II TAHUN 2012/2013

Oleh: Susiyah SDN Sumbergayam, Durenan, Trenggalek

Oleh: Suprapto SDN 3 Widoro, Gandusari, Trenggalek

Oleh: Muhammad Suhud SDN 2 Karanganom, Durenan, Trenggalek

Oleh: Siti Fatimah SD Negeri 3 Sukorejo, Gandosari, Trenggalek

Oleh: Supardi SDN 2 Watulimo, Trenggalek

Oleh: Gunawan SD N 1 Wonoanti, Trenggalek

Oleh: Prapti Mulyani SDN 4 Dongko, Dongko, Trenggalek

Oleh: Hermiatun SDN 2 Baruharjo, Durenan, Trenggalek

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research memiliki

PENERAPAN METODE MOVING GROUPS UNTUK MENINGKATKAN AKTIFITAS BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS VIII-H SMPN 1 BOYOLANGU. Oleh : Agus Sunaryo

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PECAHAN MELALUI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME. Dina Hikmah Safariyah

PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI STRATEGI BELAJAR KOOPERATIF PADA SISWA KELAS V SDN 1 KEDUNGSIGIT TRENGGALEK SEMESTER II TAHUN

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI MODEL BELAJAR TWO STAY TWO STRAY

Oleh: Prijo Santoso SMK Negeri 1 Trenggalek

Oleh: Parliyah SDN 3 Watuagung, Watulimo, Trenggalek

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGASI PADA MATERI GEOMETRI

BAB III METODE PENELITIAN

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

JEMBER TAHUN PELAJARAN

I. PENDAHULUAN. mutu Sumber Daya Manusia (SDM). Undang-Undang Nomor 20 Tahun. Berdasarkan hal itu pemerintah terus berupaya mewujudkan kualitas

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS DENGAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) Abstrak

Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT), Motivasi, Hasil Belajar.

Oleh: Sri Hanifah Guru SDN II Wonorejo, Trenggalek

Oleh. Hamidah SDN 1 Cakranegara

Oleh: Maelah SMP Negeri 1 Pogalan Kabupaten Trenggalek

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION

Deliwani Br Purba Guru SMP Negeri 1 Bangun Purba Surel :

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV SDN INTI OLAYA KECAMATAN PARIGI. Oleh. Sartin

Oleh: Sumarini SDN 2 Kedungsigit, Karangan, Trenggalek

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Yayuk Jatining Rahayu 4

Oleh: Rusmiati SD Negeri 1 Punjul Karangrejo Tulungagung

Oleh: Sugeng SD Negeri I Malasan, Kecamatan Durenan, Kabupaten Trenggalek

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

NASKAH PUBLIKASI. Disusun sebagai persyaratan Guna mencapai Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Diajukan Oleh: SISWAHYUNI A54A

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas atau

Syafwan SMPN 2 Poso Pesisir Kab. Poso ABSTRAK

Untuk meningkatkan kualitas hasil belajar, maka selayaknya diperlukan suatu model pembelajaran yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dan

Oleh: Lilik Sri Andayani SD Negeri 2 Baruharjo Durenan Trenggalek

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MELALUI METODE PEMECAHAN MASALAH SISTEMATIS PADA KELAS V B SDN CAKRANEGARA KOTA MATARAM

BAB III METODE PENELITIAN. Lampung, selama 3 bulan mulai bulan Juli 2013 sampai dengan bulan

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian tindakan ( classroom action research) yang bersifat

Penerapan Metode Diskusi untuk Meningkatkan Prestasi Belajar PKn Materi Globalisasi. Tarini

BAB III METODE PENELITIAN

Model Pembelajaran kooperatif dengan tipe Group Investigation ini masih. asing bagi siswa kelas XI 6 Program Keahlian Multi Media SMK Kristen BM

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 1 GIMPUBIA. Oleh.

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. yang valid, dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan dan dibuktikan,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Oleh: Suwito SDN 2 Durenan, Trenggalek

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action

OPTIMALISASI PEMBELAJARAN IPS MELALUI KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SD NEGERI 24 PONTIANAK TENGGARA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Jagabaya I Kecamatan

PENERAPAN METODE THINK PAIR SHARE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS VI SD TEBING TINGGI

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA DENGAN MELAKUKAN EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS VI SEMESTER I SDN I MALASAN DURENAN TRENGGALEK TAHUN 2013/2014

Oleh: Sri Isminah SDN 2 Watulimo Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

Sri Sudarni, S.Pd.SD SDN III Krisak, Selogiri, Wonogiri.

Perspektif Pendidikan dan Keguruan, Vol VII, No. 14, Oktober 2016 ISSN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Meningkatkan Minat Belajar PKn Melalui Metode Bermain Peran Siswa Kelas IV SD Inpres 3 Tolai

Oleh: Giyat Sukarti SDN 3 Sumberingin, Karangan, Trenggalek

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Administrasi Perkantoran SMK Kristen Salatiga, peneliti berhasil

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Tanya Jawab Pada Mata Pelajaran IPS di Kelas IV SDN No. 4 Siboang

Aminudin 1. SDN Sukorejo 01, Kota Blitar 1

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENJAGA KEUTUHAN NKRI MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW. Parjimin

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG KELILING DAN LUAS SEGITIGA MELALUI PEMBELAJARAN PEER TEACHING

Vol. 1 No. 1 Th. Jan-Des 2016 ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan, pengendalian diri dan keterampilan untuk membuat dirinya berguna di

Kata kunci: Minat, Hasil Belajar, Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Head

Model Pembelajaran Group Investigation (GI) Untuk Meningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPA Kelas V. Sulistiodiono

Oleh: Susilorini SDN I Bendoagung, Kampak, Trenggalek

Oleh: Siti Muawanah SD Negeri 2 Sumberejo, Durenan, Trenggalek

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

Oleh: Andjar Rukmini UPTD SMKN 3 Boyolangu, Tulungagung

Rizky Ridlo Rahmanda Putri. Kata kunci: model GI, aktivitas siswa, prestasi belajar fisika

Oleh: Sri Suparbiati Guru SDN 2 Gandusari, Trenggalek

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TUTOR SEBAYA DI KELAS VII SMP NEGERI 1 PATUMBAK

Oleh : SUGIYATMI NIM. A54A100088

Penerapan Model Siklus Pembelajaran Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Terhadap Ketercapain KKM Pada Siswa SMP Negeri 6 Kota Bima.

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME DI SEKOLAH DASAR

Riskah, S.Pd Guru SMAN 1 Kaliwungu Kabupaten Kendal

Prosiding Seminar Nasional Volume 01, Nomor 1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan terjemahan dari Classroom Action

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

Transkripsi:

122 JUPEDASMEN, Volume 1, Nomor 3, Desember 2015 PENERAPAN METODE GROUP INVESTIGATION DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SDN I KARANGANYAR KECAMATAN GANDUSARI TRENGGALEK PADA BIDANG STUDI IPS TENTANG TOKOH SEJARAH HINDU, BUDHA, DAN ISLAM DI INDONESIA SEMESTER I TAHUN 2013/2014 Oleh: Sumirah SDN I Karanganyar, Gandusari, Trenggalek Abstrak. Secara umum penelitian tindakan kelas ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan prestasi belajar IPS materi Tokoh Sejarah Hindu Budha, Dan Islam Di Indonesia dengan menerapakan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation pada siswa kelas V SDN I Karanganyar Kecamatan Gandusari Trenggalek tahun 2013/2014 semester I. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN I Karanganyar Rt.006 Rw.002 Dsn Jedung Desa Karangayar Kecamatan Gandusari Kabupaten Trenggalek. dilaksanakan dalam bulan September sampai bulan Oktober 2012 pada bidang studi IPS materi Tokoh Sejarah Hindu Budha, Dan Islam Di Indonesia. Sedangkan kelas yang dijadikan obyek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah Siswa Kelas V SDN I Karanganyar Kecamatan Gandusari Kabupaten Trenggalek Tahun Pelajaran 2013/2014 semester I yang kelasnya berjumlah 23 siswa. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan Metode Pembelajaran Group Investigation mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan pemahaman dan prestasi belajar siswa yang ditunjukkan dengan hasil penelitian pada setiap siklusnya. Model Pembelajaran Group Investigation dapat menciptakan suasana pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Selain itu penggunaan Model Pembelajaran Group Investigation dalam pembelajaran IPS materi Tokoh Sejarah Hindu, Budha, dan Islam di Indonesia juga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, hal ini dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata siswa dan ketuntasan belajar siswa yang selalu meningkat pada setiap siklusnya. Pada siklus I diperoleh nilai rata-rata: 72,17 dengan persentase ketuntasan 69,57% dan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi: 85,65 dengan persentase ketuntasan sebesar 95,65%. Kata Kunci: Group Investigation, IPS Pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan di dalam lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Oleh karena itu, pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat, dan pemerintah. Salah satu usaha untuk mencapai tujuan pendidikan yaitu dengan merealisasikannya melalui pendidikan formal yang diwujudkan dalam kegiatan belajar mengajar yang berlangsung di sekolah, baik dari tingkat TK, SD sampai Perguruan Tinggi. Sekolah sebagai pendidikan formal bertujuan membentuk manusia yang berkepribadian, dalam mengembangkan intelektual peserta didik dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan perannya sangat penting untuk membantu guru dan muridnya. Didalam kepemimpinnya kepala harus dapat memahami, mengatasi dan memperbaiki kekurangan-kekurangan yang terjadi di lingkungan sekolah. Untuk meningkatkan kualitas pendidikan seorang kepala sekolah harus mampu meningkatkan kinerja para guru atau bawahannya. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi kinerja sesorang, sebagai pemimpin sekolah harus mampu memberikan pengaruh-pengaruh yang dapat menyebabkan guru tergerak untuk melaksanakan tugasnya secara efektif sehingga kinerja mereka akan lebih baik. Sebagai pemimipin yang mempunyai

Sumirah, Penerapan Metode Group Investigation... 123 pengaruh, ia berusaha agar nasehat, saran dan jika perlu perintahnya di ikuti oleh guruguru. Dengan demikian ia dapat mengadakan perubahan-perubahan dalam cara berfikir, sikap, tingkah laku yang dipimpinnya. Dengan kelebihan yang dimilikinya yaitu kelebihan pengetahuan dan pengalaman, ia membantu guru-guru berkembang menjadi guru yang profesional. Salah satu keberhasilan guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dipengaruhi oleh keberhasilan guru dalam menyampaikan materi dan dipahami oleh siswa. Sebab dalam penyampaikan materi dengan baik maka memungkingkan guru maupun siswa untuk dapat mengajar dan belajar dengan baik. Tidak semua guru dapat menyampaikan materi dengan baik dan tepat, hal ini disebabkan tingkat keterampilan masing-masing guru berbeda. Bagi guru yang mampu mampu variasi pengajaran dengan baik, maka guru dapat menyampaikan materi dengan optimal yaitu sesuai dengan kebutuhan siswa. Menurut Winarno Surahmad (1975: 8) dalam bukunya Metodologi Pengajaran Nasional dituliskan Perbuatan belajar mengandung semacam perubahan diri seseorang yang melakukan perbuatan belajar. Perubahan ini dapat dinyatakan sebagai suatu kecakapan, suatu kebiasaan, suatu sikap, suatu pengertian atau penelitian. Dari pernyataan dan ahli di atas dapat disimpulkan, dengan belajar dapat terjadi perubahan dalam diri seseorang, perubahan ini dapat dinyatakan sebagai suatu kecakapan, kebiasaan, sikap pengertian dan keterampilan berfikir cepat menganalisa situasi, tekun menghadapi situasi yang sulit dan dapat mengambil keputusan dengan tepat. Pembelajaran di sekolah dapat mencakup berbagai mata pelajaran. Salah satunya yaitu Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang merupakan mata pelajaran pokok yang ada di sekolah dasar. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di jenjang sekolah dasar memfokuskan pada pemahaman siswa terhadap keanekaragaman suku bangsa, keanekaragaman lingkungan, sejarah bangsa, dan perkembangan pada era globalisasi. Maka dengan pemahaman seperti ini siswa diharapkan dapat berperilaku dengan benar dalam menyikapi keadaan lingkungan sosialnya maupun pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari. Maka di sekolah diperlukan suatu pembelajaran yang dapat mengarahkan siswa menuju tingkat pemahaman pengetahuan sosial yang nantinya menjadi bekal untuk siswa dalam menghadapi keadaan lingkungan sosialnya. Dengan dasar tersebut maka pembelajaran ilmu pengetahuan sosial di jenjang sekolah dasar diperlukan suatu model pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas sosial siswa. Pembaharuan dalam bidang pendidikan harus selalu dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan suatu bangsa. Salah satu usaha untuk memperbaharui dunia pendidikan adalah dengan menciptakan iklim pembelajaran yang mengaktifkan siswa yaitu dengan menggunakan cara-cara mengajar yang tidak konvensional lagi. Di dalam pembelajaran IPS guru yang selalu monoton dalam menyampaikan materi pelajaran akan membuat peserta didik kurang antusias dalam mengikuti proses pembelajaran. Oleh karena itu perlu adanya metode pembelajaran baru untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Salah satunya dengan menggunakan model Group Investigation. Group Investigation merupakan salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif yang menekankan pada partisipasi dan aktiftas siswa untuk mencari sendiri materi 123

124 JUPEDASMEN, Volume 1, Nomor 3, Desember 2015 (informasi) pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia, misalnya dari buku pelajaran atau siswa dapat mencari melalui internet. Dalam metode Group Investigation terdapat tiga konsep utama, yaitu: penelitian atau enquiri, pengetahuan atau knowledge, dan dinamika kelompok atau the dynamic of the learning group, (Udin S. Winaputra, 2001:75). Sharan dkk (1984) telah menetapkan enam tahap Group Investigation seperti berikut ini: (a) Tahap Pengelompokkan (Grouping)/ Pemilihan topik; (b) Tahap Perencanaan kooperatif (Planning) ; (c) Tahap Penyelidikan (Investigation)/ Implementasi; (d) Tahap Pengorganisasian (Organizing)/ Analisis dan sintesis; (e) Tahap Presentasi hasil final (Presenting); (f) Tahap Evaluasi (Evaluating). Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dengan tujuan untuk: (1) Meningkatkan prestasi belajar IPS dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation pada siswa kelas V SDN I Karanganyar Kecamatan Gandusari semester I tahun 2013/2014; (2) Mengetahui sikap siswa kelas V SDN I Karanganyar semester I tahun 2013/2014 terhadap pembelajaran yang menggunakan Model Group Investigation. METODE PENELITIAN Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN I Karanganyar RT. 006 RW. 002 Dsn Jedung Desa Karangayar Kecamatan Gandusari Kabupaten Trenggalek. Dilaksanakan dalam bulan September sampai bulan Oktober 2012 pada bidang studi IPS materi Tokoh Sejarah Hindu Budha, Dan Islam Di Indonesia. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan melalui 4 tahap yaitu: perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi, yang dilaksanakan dalam dua siklus. Pelaksanaan penelitian ini berbentuk siklus yang terdiri dari 2 siklus yang masingmasing meliputi: planning (perencanaan), acting (pelaksanaan), observasi (pengamatan) dan reflecting (refleksi). Masing-masing siklus terdiri dari 2 pertemuan. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Permasalahan yang belum dapat dipecahkan dalam siklus pertama direfleksikan bersama tim peneliti dalam suatu pertemuan kolaborasi, untuk mencari penyebabnya, selanjutnya peneliti merencanakan berbagai langkah perbaikan untuk diterapkan dalam siklus II. Hal itu dilaksanakan terus dari satu siklus ke siklus berikutnya sampai masalah yang dihadapi dapat dipecahkan secara tuntas pada siklus dalam penelitian ini tindakan yang diberikan berupa penggunaan Model Group Investigation dalam proses belajar mengajar. Untuk mengumpulkan data hasil penelitian, maka peneliti menggunakan beberapa instrument penelitian antara lain: (1) Lembar Observasi; (2) Lembar Tertulis; (3) Dokumen Siswa; (4) Lembar Angket; (5) Daftar nilai HASIL DAN PEMBAHASAN Siklus I Refleksi Awal Peneliti bersama mitra guru mengidentifikasi permasalahan yang ada di kelas V SDN I Karanganyar Kecamatan Gandusari Kabupaten Trenggalek tahun 2013/2014 semester I yaitu tentang rendahnya nilai prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS. Dari hasil pengamatan kelas yang dilakukan oleh peneliti bersama mitra guru teridentifikasi bahwa rendahnya prestasi belajar siswa disebabkan oleh penerapan metode pembelajaran yang tidak tepat. Untuk itu diperlukan suatu metode yang sesuai dengan

Sumirah, Penerapan Metode Group Investigation... 125 karakteristik pembelajaran. Yaitu suatu metode yang dapat mengembangkan aktifitas dan kreatifitas siswa dalam menggali informasi sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna. Perencanaan (Planning) Peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran, yaitu satuan pelajaran dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang meliputi: definisi pokok bahasan, penjabaran pokok bahasan, penerapan pokok bahasan pada kelas atau kehidupan sehari-hari dan yang memuat soal-soal. Peneliti mempersiapkan instrumen penelitian, yaitu lembar observasi guru dan siswa, lembar angket siswa dan catatan lapangan. Peneliti mempersiapkan alat tes. Dan peneliti membuat perangkat sistem penilaian. Pelaksanaan (Action) Pelaksanaan tindakan Siklus I ini dilaksanakan sebanyak 3 kali pertemuan 2 kali pertemuan untuk melakukan pembelajaran IPS dengan menggunakan metode Group Investigation dan 1 kali pertemuan untuk melkasanakan tes evaluasi dan pembahasan hasil tes. Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 18 September 2013 dan pertemuan kedua tanggal 25 September 2013. Langkah-langkah tindakan pada siklus I adalah: (a) Pukul 07.00 WIB (jam pertama) memasuki kelas V untuk memulai pembelajaran. Pada tahap awal guru mengajak siswa berdoa bersama, dan kemudian dilanjutkan dengan mengecek kehadiran siswa; (b) Guru meminta siswa untuk memperhatikan gambar tokoh-tokoh kerajaan Hindu, Budha dan Islam di Indonesia, disertai dengan tanya jawab; (c) Setelah selesai melakukan tahap awal guru meminta siswa untuk berdiskusi mengumpulkan informasi tentang tokoh-tokoh kerajaan Hindu, Budha dan Islam di Indonesia; (d) Siswa mempresentasikan hasil diskusinya, dan siswa lain memberikan tanggapan; (e) Siswa membuat kesimpulan tentang materi yang dipelajari, yaitu tentang Tokoh sejarah Hindu, Budha, dan Islam di Indonesia dengan bimbingan guru; (f) Guru dan siswa melakukan refleksi; (g) Dan sebagai penutup guru memberian tugas rumah kepada siswa. Pengamatan (Observation) Guru kolaborator mengamati hal-hal berikut dalam pembelajaran: (a) Guru selalu memusatkan perhatian, memperjelas pendapat siswa, memberi waktu yang cukup untuk berfikir, mengajukan pertanyaan secara merata, membuat rangkuman dan memberikan kesimpulan. Untuk aktivitas guru pada siklus I mendapatkan skor sebesar 65,00% artinya guru telah mampu menerapkan Model Group Investigation dengan baik. Hanya saja peran guru saat melakukan interaksi dengan siswa harus ditingkatkan yaitu melalui perbaikan peran sebagai falisitator dan motivator pembelajaran; (b) Aktivitas yang dilakukan oleh siswa: (1) memperhatikan guru saat sedang memberi penjelasan, (2) Siswa yang mengemukakan pendapat dan pertanyaan (3) kerjasama siswa dengan kelompok sudah dapat terjalin dengan baik, (4) komunikasi siswa antara sesama anggota kelompok juga sudah cukup baik. Hanya saja masih ada siswa yang belum dapat memahami tentang materi pelajaran dan masih ada yang bersikap pasif pada saat prodses pembelajaran. Untuk aktivitas siswa pada siklus I mendapatkan skor sebesar 67,50%; (c) Hasil Tes Akhir, dapat diketahui bahwa nilai rata-rata siswa memang sudah meningkat menjadi 72,17 akan tetapi ketuntasan belajar siswa masih kurang dari 85% (ketuntasan klasikal) yaitu 125

126 JUPEDASMEN, Volume 1, Nomor 3, Desember 2015 69,57 sehingga dibutuhkan siklus II untuk memperbaiki kekurangan pada siklus I. Selama pengamatan juga diketahui bahwa aktivitas guru dalam menerapkan metode group investigation sebesar 65,00% sedangkan untuk aktivitas siswa yaitu 67,50%. Hal ini membuktikan bahwa pada siklus I penerapan metode group investigation dalam pembelajaran siklus I kurang sempurna, jadi diharapkan adanya perbaikan pada siklus II. Refleksi Dari hasil observasi ditemukan kelemahan-kelemahan sebagai berikut: (a) Guru kurang dalam memotivasi siswa; (b) Teknik bertanya yang disampaikan oleh guru masih kurang baik, sehingga kemampuan siswa untuk menjawab pertanyaan yang sifatnya memprediksi, mengobservasi maupun menjelaskan suatu fenomena masih sangat rendah; (c) Dalam forum diskusi masih sedikit siswa yang terlibat aktif. Siklus II Perencanaan (Planning) Secara garis besar perencanaannya sama dengan siklus I dengan materi yang sama pada siklus I. Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, maka guru melakukan tindakan untuk siklus II, diantaranya adalah: (a) Guru meningkatkan peran sebagai motivator dan fasilitator pembelajaran; (b) Guru memperbaiki komunikasi antar siswa dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh anak. Pelaksanaan (Action) Pada siklus II pelaksanaan tindakannya secara garis besar sama dengan siklus I, dengan mengacu temuan permasalahan dan rencana perbaikan tindakan yang telah dirancang, maka penelitian melakukan skenario pembelajaran sesuai dengan temuan yang ada. Berikut ini gambaran pembelajaran IPS dengan menggunakan Model Group Investigation pada siklus II: (a) Pukul 07.00 WIB (jam pertama) memasuki kelas V untuk memulai pembelajaran. Pada tahap awal guru mengajak siswa berdoa bersama, dan kemudian dilanjutkan dengan mengecek kehadiran siswa; (b) Guru meminta siswa untuk memperhatikan gambar tokoh-tokoh kerajaan Hindu, Budha dan Islam di Indonesia, disertai dengan tanya jawab; (c) Setelah selesai melakukan tahap awal guru meminta siswa untuk berdiskusi mengumpulkan informasi tentang tokoh-tokoh kerajaan Hindu, Budha dan Islam di Indonesia; (d) Siswa mempresentasikan hasil diskusinya, dan siswa lain memberikan tanggapan; (e) Siswa membuat kesimpulan tentang materi yang dipelajari yaitu tentang Tokoh sejarah Hindu, Budha, dan Islam di Indonesia dengan bimbingan guru; (f) Guru dan siswa melakukan refleksi; (g) Dan sebagai penutup guru memberian tugas rumah kepada siswa. Pengamatan (Observasi) Hasil Pengamatan observer menunjukkan: (a) Guru telah mampu menjadi motivator dan fasilitator dalam pembelajaran dengan baik. Hal ini dapat dibuktikan dengan semakin berkembangnya aktivitas guru pada siklus II menjadi 80,00%. Artinya guru telah baik dalam menerapkan tindakan perabaikan pembelajaran dengan menggunakan Model Group Investigation sehingga mampu mengembangkan aktivitas pembelajaran di kelas; (b) Dengan berhasilnya guru mengatasi kendala pembelajaran yang muncul pada siklus I, maka aktivitas pembelajaran yang dilakukan oleh siswa juga ikut mengalami

Sumirah, Penerapan Metode Group Investigation... 127 peningkatan. Hal ini dibuktikan dengan persentase aktivitas siswa sebesar 82,50%, artinya siswa menerima dan mampu melakksanakan tindakan perbaikan pembelajaran yang dilakukan oleh guru; (c) Hasil tes akhir diketahui bahwa nilai rata-rata siswa sudah mengalami peningkatan yang signifikan menjadi 85,65, sedangkan persentase ketuntasan belajar siswa juga mengalami peningkatan menjadi 95,65%, sehingga dapat disimpulkan bahwa pada siklus II ini pengembangan kegiatan pengajaran menggunakan group investigation dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Selama pengamatan juga diketahui bahwa aktivitas guru dalam menerapkan metode group investigation mengalami peningkatan dari siklus I. Hal ini membuktikan bahwa penerapan metode group investigation dalam pembelajaran siklus II telah mengalami perbaikan dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Refleksi Dari hasil observasi ditemukan adanya peningkatan sebagai berikut: (a) Guru sudah bisa menjadikan suasana kelas menjadi hidup sehingga siswa menjadi semangat dan termotivasi untuk belajar; (b) Teknik bertanya yang disampaikan oleh guru sudah dapat diterima siswa dengan baik, sehingga kemampuan siswa untuk menjawab pertanyaan yang sifatnya memprediksi, mengobservasi maupun menjelaskan suatu fenomena sudah sangat baik; (c) Pada saat diskusi semua siswa sudah terlibat dengan aktif. Dari hasil penelitian tindakan di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar bidang studi IPS pada siswa kelas V SDN I Karanganyar semester I tahun 2013/2014 sebelum siklus diperoleh nilai rata-rata: 62,17 dengan persentase ketuntasan 52,17%, siklus I diperoleh nilai rata-rata: 72,17 dengan persentase ketuntasan 69,57% dan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi: 85,65 dengan persentase ketuntasan sebesar 95,65%. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran IPS dengan menggunakan Model Group Investigation dapat meningkatkan prestasi dan hasil belajar bidang studi IPS materi Tokoh Sejarah Hindu, Budha, Dan Islam Di Indonesia pada siswa Kelas V Semester I SDN I Karanganyar Kecamatan Gandusari Kabupaten Trenggalek Tahun 2013/2014. Untuk lebih jelasnya dalam peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat pada Gambar 1. 100.00 80.00 60.00 62.17 52.17 72.1769.57 95.65 85.65 Prestasi Belajar 40.00 Ketuntasan 20.00 0.00 Seb. Siklus Siklus I Siklus II Gambar 1 Peningkatan Hasil Belajar Siswa Setiap Siklus Aktivitas kegiatan belajar siswa juga mengalami peningkatan. Dapat dilihat pada 127

128 JUPEDASMEN, Volume 1, Nomor 3, Desember 2015 aktivitas belajar yang meningkat setiap siklusnya. Dari siklus I 67,50% mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 82,50%. Sedangkan aktivitas kegiatan guru dalam menerapkan Model Group Investigation juga mengalami peningkatan. Dari siklus I sebesar 65,00% mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 80,00%. PENUTUP Kesimpulan Penerapan Metode Pembelajaran Group Investigation mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan pemahaman dan prestasi belajar siswa yang ditunjukkan dengan hasil penelitian pada setiap siklusnya. Model Pembelajaran Group Investigation dapat menciptakan suasana pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Penggunaan Model Pembelajaran Group Investigation dalam pembelajaran IPS materi Tokoh Sejarah Hindu, Budha, dan Islam di Indonesia dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, hal ini ditunjukkan oleh peningkatan prestasi belajar siswa dari sebelum siklus diperoleh nilai rata-rata: 62,17 dengan persentase ketuntasan 52,17%, siklus I diperoleh nilai rata-rata: 72,17 dengan persentase ketuntasan 69,57% dan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi: 85,65 dengan persentase ketuntasan sebesar 95,65%. Saran Penerapan Model Group Investigation dalam pembelajaran IPS yang telah diuraikan di atas, hendaknya guru dalam melaksanakan tugasnya dapat dibantu oleh tenaga guru lainnya. Model Group Investigation dapat diterapkan pada mata pelajaran yang lain selain IPS. Hendaknya guru menggunakan metode yang bervariasi dalam menyampaikan materi, agar siswa tidak merasa bosan dan menyukai materi yang disampaikan. Gambar 2 Peningkatan Akrtivitas Belajar Setiap Siklus DAFTAR RUJUKAN

Sumirah, Penerapan Metode Group Investigation... 129 Arikunto, Suharsimi. 1991. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Aksara Baru. Depdikbud. 1996, Teknik Pembelajaran Bidang Studi IPS, Jakarta: Depdikbud Depdiknas. 2001. Pedoman Teknis Pelaksanaan CAR (Classroom Action Research), Jakarta, Depdiknas Hadi, Sutrisno. 1986. Metodologi Research 2. Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada Yogyakarta. M.Khafid/ Suyati, 2004. Pelajaran IPS. Dirjen Pendidikan dasar dan menengah. Penerbit Erlangga Jakarta. P3M SUP 1999 Jurnal Gentengkali. Surabaya: Depdikbud Kanwil Jatim. P3M SIAT 2002, Pelangi Pendidikan, Jakarta: Depdiknas. Prayitno, Elida. 1989. Motivasi Dalam Belajar. Jakarta: P2LPIK, Debdikbud. Suryana, D, 2002, Belajar Aktif IPS, Jakarta: Pusat Perbukuan, Depdiknas. Tri Manunggal Kurniajaya, 2005. Panduan Menghadapi Ulangan Harian. Solo. Winkel, 1987, Psikologi Pengajaran, Jakarta: Gramedia. Winarno Surahmad, 1975. Metodologi Pengajaran. Jakarta Gramedia. Syaiful Bahri Djamara dan Drs Aswan Zain. 2006 Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta Udin S. Winaputra. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Grasindo Sardiman. 1996. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Grafindo. 129