BAB IV ANALISIS DATA. dalam menangani kasus perilaku sosial murid MA Al- Ibrohimi Desa. Manyar Kecamatan Manyar Kabupaten Gresik

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV ANALISIS PERANAN GURU DALAM PENANGGULANGAN. PENYIMPANGAN PERILAKU PESERTA DIDIK MTs. MA ARIF NU BUARAN PEKALONGAN MELALUI SPIRITUAL TREATMENT

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, membuat keputusan dan memecahkan masalah. Oleh karena itu, sekolah untuk mengarahkan remaja melalui bimbingan konseling.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

SKRIPSI. Oleh DWIJO MARTANTO NIM

BAB IV ANALISA DATA. A. Analisis Tentang Proses Bimbingan dan Konseling Islam dengan Terapi

BAB IV PENUTUP. sikap mendukung, sikap positif dan kesetaraan. Pendekatan komunikasi. diwujudkan kedalam beberapa bentuk.

BAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 3 WARUNGASEM KABUPATEN BATANG

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupannya, keberhasilan seseorang tidak hanya ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 KonteksMasalah

a. Bentuk-bentuk Kenakalan Remaja bersifat Amoral/ Asosial yang terjadi di SMPN 2 Sumbergempol

BAB IV ANALISIS DATA. penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Setelah data diperoleh dari

SATUAN LAYANAN BIMBINGAN KONSELING BIMBINGAN BELAJAR

BAB IV PAPARAN DATA DAN HASIL PENELITIAN

BAB III PENYAJIAN DATA. 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian. a. Sejarah singkat lokasi penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan di SMPN24Bandar Lampung, penelitian melakukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Konsep Diri Rendah di SMP Khadijah Surabaya. baik di sekolah. Konseli mempunyai kebiasaan mengompol sejak kecil sampai

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran penting dalam upaya peningkatan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada prinsipnya sebagai makhluk sosial, antara individu yang satu dengan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. siswa (Studi Deskriptif Analitis di SMAN 1 CIASEM Kabupaten Subang) dapat

LAMPIRAN CODING SHEET 2 TRANSKIP INTERVIEW

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN DAN HASIL ANALISIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah elemen yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan informasi yang lebih cepat dan up to date. Sehingga

BAB V PENUTUP. dijadikan sebagai sumbangan pemikiran yang perlu di pertimbangkan demi

DAFTAR PERTANYAAN (Kuesioner) a. Isilah pertanyaan dibawah ini dengan jawaban yang sebenarnya.

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB II LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DIMTs NEGERI 1 CILEGON

TUGAS INDIVIDU PENGEMBANGAN SKALA PSIKOLOGIS DALAM BIDANG PRIBADI-SOSIAL

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

Pendekatan Umum Menuju Pemulihan

APLIKASI KOMUNIKASI NON-VERBAL DI DALAM KELAS

BAB I PENDAHULUAN. keluarga, lingkungan masyarakat, sekolah, tempat kerja, organisasi sosial, dan

BAB IV HASIL PENELITIAN. berlangsung dalam kegiatan sehari-hari tanpa mengganggu aktivitas subjek.

BAB V PEMBAHASAN. A. Langkah-langkah Guru Pendidikan Agama Islam dalam Mengatasi. Dampak Negatif Internet (Facebook) pada Peserta Didik MIN

Menangani Kecemasan pada Korban Perkosaan. membandingkan data teori dengan data yang ada di lapangan.

BAB I PENDAHULUAN. dengan nilai-nilai dan norma, maupun lingkungan fisik dan menerima semua

Sebagai pengalaman baru

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV ANALISA DATA. A. Analisis Faktor-faktor yang melatar belakangi post power syndrome. seorang pensiunan tentara di Kelurahan Kemasan Krian

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN DAN HASIL ANALISIS

I. PENDAHULUAN. Keluarga adalah sekelompok individu yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Pelaksanaan PTK ini dilakukan di kelas V SDN 72 Kota Timur Kota Gorontalo.

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Kewarganegaraan.

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian dari bab-bab sebelumnya, dari penelitian yang berjudul: Peran Bimbingan Konseling dan Pendidikan Agama

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V PENUTUP A. Simpulan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan bermasyarakat banyak sekali nilai-nilai dalam

SELAMAT MENGERJAKAN TERIMA KASIH ATAS BANTUAN DAN KERJASAMANYA.

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pembinaan akhlak karimah. terhadap Allah SWT di SMP Islam Al Azhaar Tulungagung

2016 HUBUNGAN SENSE OF HUMOR DENGAN STRES REMAJA SERTA IMPLIKASINYA BAGI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan Nasional, anak usia dini adalah anak usia 0 (Sejak Lahir) sampai usia

BAB I PENDAHULUAN. Akhirnya memang akan menjadi fenomena yang jelas-jelas mencoreng

BAB I PENDAHULUAN. Di lingkungan sekolah Guru tidak hanyan mendidik siswa dalam aspek kognitif saja,

BAB V POLA KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA PARTISIPAN INDONESIA DALAM PERSEKUTUAN DOA SOLAFIDE

UPAYA MENINGKATKAN PERILAKU PRO-SOSIAL MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN METODE SOSIODRAMA. Arni Murnita SMK Negeri 1 Batang, Jawa Tengah

BAB I PENDAHULUAN. Erni Purnamasari, 2015 PENGARUH RELIGIUSITAS TERHADAP ETIKA PADA SISWA KELAS XI MIA 4 DAN XI IIS 2 SMA NEGERI 14 KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Guru Bimbingan pada dasarnya bertugas untuk mendidik dan memberi

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 60 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA SATUAN PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. fakta yang diperoleh melalui eksperimen dan observasi (Merriam, 2003).

LAMPIRAN ANGKET TENTANG RELIGIUSITAS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. menganggap dirinya sanggup, berarti, berhasil, dan berguna bagi dirinya sendiri,

INSTRUMEN PENELITIAN LEMBAR OBSERVASI. : Bimbingan Belajar

terkadang ada beberapa pasien yang tidak lagsung paham dengan apa yang dilakukan oleh dokter. Misalkan pada tahap konsultasi yang menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi adalah peristiwa sosial yang terjadi ketika manusia berinteraksi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bereproduksi. Masa ini berkisar antara usia 12/13 hingga 21 tahun, dimana 13-14

Lampiran 1: Pedoman Observasi PEDOMAN OBSERVASI

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh tingkat keberhasilan pendidikan.

KOMUNIKASI INTERPERSONAL. Rizqie Auliana

BAB IV ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi. Terjadi pada usia kurang lebih lima

BAB I PENDAHULUAN. juga memasuki dunia pendidikan di negara-negara berkembang termasuk

UPAYA MENINGKATAN KEDISIPLINAN MASUK SEKOLAH MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK SOSIODRAMA. Nelly Chandrawati Manalu

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Kesimpulan hasil studi dan pengembangan model konseling aktualisasi diri

ANGKET PENDIDIKAN ORANGTUA. Agar penelitian ini lancar, dimohon siswa-siswi yang menjadi sampel dapat menjawab angkat

BAB V PENUTUP. Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah diberikan pada bab-bab sebelumnya, karakter setiap pemain dan menciptakan kekompakan.

Tabel validitas alat ukur kompetensi interpersonal

anak didik selalu menjadi persoalan dalam proses pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. mampu mendidik anak mereka secara sempurna, karena pendidikan merupakan

LAMPIRAN CODING SHEET 1 TRANSKIP INTERVIEW

luar kelas atau sekolah dan di alam bebas lainnya, seperti: bermain di lingkungan sekolah,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. persiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. yang menangani anak usia 4-6 tahun. Pembelajaran di Taman Kanak-kanak

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Persyaratan analisis data telah terpenuhi, dengan demikian, kesimpulan yang

ACCOUNT MANAGEMENT. Modul ke: 12FIKOM. Teknik Presentas. Dra. Tri Diah Cahyowati, Msi. Fakultas. Program Studi Marcomm & Advertising

KOMUNIKASI PEMBELAJARAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

52 Perpustakaan Unika LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak menuju masa

Menurut saya guru BK selalu memberikan motivasi kepada siswa untuk selalu 26. belajar Menurut saya guru BK selalu menolong siswa yang mengalami

ANGKET ANALISIS KEBUTUHAN SISWA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terhadap perilakunya seseorang perlu mencari tahu penyebab internal baik fisik,

Lampiran1:Skala sikap gaya kepemimpinan guru Bimbingan dan Konseling SKALA SIKAP GAYA KEPEMIMPINAN GURU BK

71 Perpustakaan Unika LAMPIRAN

Transkripsi:

77 BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis data mengenai proses keterampilan interpersonal guru BK dalam menangani kasus perilaku sosial murid MA Al- Ibrohimi Desa Manyar Kecamatan Manyar Kabupaten Gresik Tahap ini peneliti memulai menganalisis dan mengamati kinerja keterampilan interpersonal guru BK serta proses pelaksanaan konseling yang sudah dilakukan. Sehingga peneliti mendeskripsikan hasil analisis yang sudah diperoleh untuk mendapatkan data yang akurat. Adapun peneliti melakukan dua analisis data yang diperoleh. Analisis pertama mengenai proses keterampilan interpersonal guru BK dilakukan oleh peneliti saat melakukan wawancara dengan guru BK, peneliti mendapatkan data tentang proses keterampilan interpersonal yang dimilikinya yaitu dengan bersikap secara natural dengan santai tapi berjalan dengan pasti untuk menanggapi respon tentang masalah murid dari laporan orang lain seperti pada kasus murid yang pacaran, saling mengenal untuk pendekatan pada murid seperti ditunjukkan pada saat awal guru BK menerima murid pada proses konseling, saling mendukung sesuai karakter dan kemampuan murid dalam memberikan solusi saat murid mengalami keengganan dalam mengikuti salah satu mata pelajaran di sekolah, menyelesaikan konflik secara konstruktif terlihat dari cerita beberapa kasus yang telah diselesaikan seperti kasus pencurian, serta berjalan sesuai 77

78 peraturan yang ditetapkan oleh sekolah, jadi dalam memutuskan tahap akhir misal kasus pacaran yang telah ditangani, guru BK mengikuti tata tertib sekolah dengan mengeluarkan murid tersebut dari sekolah karena masalahnya sudah diulang-ulang tanpa ada rasa jera dan berubah lebih baik. Jadi dalam menangani kasus guru BK mengambil rujukan sehingga tidak langsung menghukum murid. Misal lain, saat murid melakukan pelanggaran tidak mengikuti jamaah. Guru BK menasehati, memantau, memberi tugas kemudian penilaian. Begitu juga halnya saat menangani kasus perilaku sosial murid yang melibatkan wali murid, maka guru BK melakukan home visit sesuai program BK di sekolah. Sehingga guru BK dalam menyelasaikan masalah murid secara konstruktif. Dan guru BK juga tidak bertindak sendiri dalam melanjutkan penanganan kasus murid, guru BK bekerjasama dengan guru dan kepala sekolah. Analisis kedua dilakukan peneliti untuk memperkuat analisis pertama yang diperoleh peneliti saat melakukan observasi. Dan itu terjadi ketika guru BK melakukan proses konseling dengan murid yang melanggar peraturan. Peneliti menyimpulkan bahwa guru BK dalam melakukan proses konseling dengan proses keterampilannya yang bertahap seperti cara mengenal murid terlebih dahulu seperti yang ada dalam keterampilan komunikasi konseling yakni tahap awal (attending) mengenal agar murid bisa terbuka dan percaya dalam menceritakan masalahnya, kemudian cara berkomunikasi yang jelas untuk mempermudah dalam menggalih masalah murid, sehingga murid mudah terbuka dengan sendirinya dan santai saat

79 menceritakan masalahnya, kemudian memberikan solusi dengan baik tidak seperti menggurui, sehingga guru BK dalam memberikan solusi murid dengan melihat kemampuan murid serta karakteristik murid. Analisis yang telah dilakukan oleh peneliti mengenai proses keterampilan interpersonal guru BK dalam menangani kasus perilaku sosial murid sudah sesuai dengan teori yang telah dijelaskan oleh Johnson mengenai proses keterampilan interpersonal yaitu dengan saling mengenal dan mempercayai, saling berkomunikasi secara tepat dan jelas, saling menerima dan mendukung, serta menyelesaikan konflik secara konstruktif. Paparan yang telah dijelaskan oleh peneliti menunjukkan proses keterampilan interpersonal guru BK dalam kategori guru BK yang berkualitas, lebih pada praktik daripada teori meskipun latar belakang guru agama yang belum tahu lebih jauh mengenai BK dan guru BK tersebut juga masih belajar dari kepala sekolah yang sudah ahlinya dalam BK. B. Analisis data mengenai bentuk keterampilan interpersonal guru BK dalam menangani kasus perilaku sosial murid MA Al- Ibrohimi Desa Manyar Kecamatan Manyar Kabupaten Gresik Analisis data mengenai bentuk keterampilan interpersonal guru BK diperoleh peneliti pada saat proses keterampilan interpersonal, karena dari proses keterampilan tersebut terdapat bentuk keterampilan interpersonal guru BK. Sehingga pada saat observasi peneliti menyimpulkan bahwa bentuk keterampilan interpersonal guru BK dalam menangani kasus

80 perilaku sosial murid, guru BK bersikap ramah dan baik dalam menerima murid, ekspersi wajah yang mendukung dalam proses konseling seperti refleksi perasaan dan tersenyum, humoris untuk mencairkan suasana agar murid tidak tegang, berbagi pengalaman untuk memotivasi murid dengan bercerita masa lalunya yang sesuai dengan masalah murid dalam proses konseling saat itu, menghargai pendapat dan kemampuan murid saat murid menceritakan bahwa murid malas mengikuti pelajaran yang tidak disukai. Peneliti juga melakukan analisis data mengenai bentuk keterampilan interpersonal guru BK dengan wawancara berbagai informan, seperti wawancara pertama dengan kepala sekolah, peneliti memperoleh bentuk keterampilan interpersonal guru BK berupa sikap dan perilaku yang baik, ramah, mudah bergaul dan mengambil hati murid sehingga guru BK mudah melakukan pendekatan dengan murid, kemudian dengan latar belakang guru agama yang menjadi guru BK juga mendukung dalam mengatasi masalah murid, serta bisa diajak kerjasama baik dengan kepala sekolah, guru, wali murid dan murid. Wawancara kedua dilakukan peneliti dengan salah satu murid di sekolah tersebut, sebagai sumber tambahan untuk memperkuat data yang akurat. Wawancara dengan murid mengenai bentuk keterampilan interpersonal guru BK dapat disimpulkan bahwa, guru BK tersebut adalah guru BK yang baik, sabar dalam menghadapi murid, mudah bergaul, mudah bersahabat, tidak membeda-bedakan murid, dan mengahrgai pendapat murid.

81 Paparan yang telah dijelaskan oleh peneliti diatas, dapat disimpulkan bahwa bentuk keterampilan interpersonal guru BK sudah cukup baik dengan melihat sendiri saat peneliti melakukan observasi dan beberapa wawancara dengan informan. Sehingga dalam teori Johnson mengenai bentuk keterampilan interpersonal yang menjelaskan sebagai berikut: pertama, sadar akan perbedaan lintas budaya dan peka terhadap tradisi budaya para siswanya. Kedua, senang bergaul dengan orang-orang: memperlihatkan antusiame, kehangatan, hubungan baik dan humor yang tepat. Ketiga, menghargai pendapat dan kemampuan siswa. Keempat, sabar menghadapi siswa. Kelima, bisa bekerja sama dengan baik dengan teman sejawat. Keenam, mencari kesempatan untuk berbagi pendapat, gagasan dan teknik-teknik mengajar dengan teman sejawatnya. Bentuk keterampilan lain yang telah ditemukan peneliti hasil penelitian ini, bahwa guru BK juga memanfaatkan waktu luang untuk pendekatan kepada murid-murid, dengan menggunakan media seperti kerajinan ataupun tugas yang akan dikerjakan bersama antara guru BK dan murid di waktu luang, seperti saat istirahat atau saat jam kosong guru tidak masuk mengajar. Peneliti juga melihat cara dan sikap guru BK di sekolah, bagaimana saat bertemu dengan murid di persimpangan jalan saat di sekolah, bagaimana cara menegur murid yang melakukan kesalahan, dan bagaimana cara menangani masalah-masalah murid. Maka dari itu peneliti melakukan dua analisis data hasil penelitian.