KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

dokumen-dokumen yang mirip
Gita Mulyasari Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu ABSTRACT

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Desain Penelitian Populasi dan Sampel

BAB II PENDEKATAN TEORITIS

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. edukatif tersebut mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan siswa,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA Komunikasi Pembangunan

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan dan kelangsungan hidup bangsa. Personil yang berhubungan. yang menyandang persyaratan tertentu

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan sebagai suatu proses multidimensional yang mencakup

KOMUNIKASI PARTISIPATIF WARGA PADA BENGKULU REGIONAL DEVELOPMENT PROJECT GITA MULYASARI

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan otomomi daerah berdasarkan Undang-Undang Nomor 32

BAB V HUBUNGAN FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL DENGAN TINGKAT PARTISIPASI PEREMPUAN

VI. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KAPASITAS KELOMPOK MANTAN TKW DI DESA CIBAREGBEG

ANALISA PROSES BISNIS Mia Fitriawati, S.Kom, M.Kom

PEMBELAJARAN DARI PERENCANAAN PENYEDIAAN LAYANAN

Teknik Fasilitasi Diskusi dengan Metode PRA

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari para siswa baik sebagai individu, anggota masyarakat, dan

DAFTAR PUSTAKA. Berlo D.K The Process of Communication, USA: Hall, Rinehart and Winston, Inc.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Manusia pada hakikatnya merupakan makhluk sosial, karena dalam

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS. Kerangka Berpikir

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

KOMUNIKASI PARTISIPATIF WARGA PADA BENGKULU REGIONAL DEVELOPMENT PROJECT GITA MULYASARI

PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya suatu hal (peristiwa, kejadian). Dalam dunia anak-anak usia

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, segala sesuatu berkembang secara pesat dan sangat cepat.

PERANAN KOMUNIKASI DALAM PEMBANGUNAN MASYARAKAT PEDESAAN. Oleh : Evi Zahara. Abstrak

Participatory Rural Appraisal (PRA) SP 6102 Maret 2007 Wiwik D Pratiwi

BAB II KAJIAN PUSTAKA

1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

DESA: Gender Sensitive Citizen Budget Planning in Villages

PENDAHULUAN. Manjilala

BAB IV VISI, MISI DAN STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. partisipasi dalam proses pembelajaran. Dengan berpartisipasi dalam proses

TINGKAT PENGEMBALIAN KREDIT NASABAH UPKD DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA (Studi di Desa Pagar Agung Kecamatan Seluma Barat Kabupaten Seluma)

Penyediaan Air Minum Berbasis Masyarakat (PAM BM) 1. Pedoman umum

BAB I PENDAHULUAN. simbol serta memaknai simbol-simbol yang digunakannya. Namun lambang

KOMUNIKASI EFEKTIF EFEK KOGNISI EFEK KONASI UMPAN BALIK

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Desain Penelitian Populasi dan Sampel

Pendekatan Peka Konflik (Conflict Sensitive Approach) Pendekatan Pembangunan Peka Konflik (Conflict Sensitive Development) Pengarusutamaan Perdamaian

BAB I PENDAHULUAN. masalah dalam memahami fakta-fakta alam dan lingkungan serta

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I PENDAHULUAN. kepada pemberdayaan dan partisipasi. Sebelumnya telah dilalui begitu banyak

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. setiap kegiatan program pembangunan tersebut. dengan sebutan pembangunan partisipatif. Pembangunan partisipatif yaitu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hal tersebut dikarenakan pupuk organik yang dimasukan ke lahan akan

PENINGKATAN KAPASITAS KOPERASI MELALUI JARINGAN PENGEMBANGAN SDM. Orientasi oleh Rajiv I.D. Mehta, ICA AP

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan salah satu masalah sosial yang amat serius. Kemiskinan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

DAMPAK PENYULUHAN PERTANIAN PARTISIPATIF TERHADAP PENINGKATAN KESEJAHTERAAN KELOMPOK TANI PEMULA

SEBUAH PROSES PEMBERDAYAAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH DASAR KELAS II SEMESTER 2

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dari hasil penemuan dan pembahasan yang berorientasi kepa<33~"nnisalah

BAB VI MENUJU DESA TANGGUH BENCANA MELALUI PEMBENTUKAN KOMUNITAS TARUNA SIAGA BENCANA

KEMITRAAN SEKOLAH. Prof. Dr. Sodiq A. Kuntoro

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sesuatu yang sangat penting dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berjiwa pemikir, kreatif dan mau bekerja keras, memiliki

BAB I PENDAHULUAN. mensukseskan pembangunan bangsa. Dalam rangka peningkatan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikannya. Menurut Dimyati dan Mujiono (2006:7) Pendidikan

Bab I Pendahuluan Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dudih Sutrisman, 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan aktivitas sehari-hari yang dilakukan oleh

Konsep Pembelajaran Mandiri. Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar

DINAS PERHUBUNGAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN MUSI RAWAS

BAB I PENDAHULUAN. dekade ini termasuk di Indonesia. Berdasar Undang-undang Nomor 18 tahun 2012

HASIL DAN PEMBAHASAN. Deskripsi Umum

Pembatasan Pengertian Perencanaan Partisipatif

newsletter Terbitan No. 1, Mei 2009

BAB III METODE PENELITIAN. kontekstual terhadap situasi yang mirip dalam organisasi lain, di mana

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah tim pengelola kegiatan, tim penulis usulan,

I. PENDAHULUAN. demokrasi pada negara yang menganut paham demokrasi seperti Indonesia.

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN RESPONDEN

ISI DISKUSI. 1. Makna Partisipasi. 2. Komunikasi Partisipatif. 3. Perencanaan Partisipatif

Pengantar Ilmu Komunikasi

PENDAHULUAN Latar Belakang

KERANGKA ACUAN PELATIHAN DASAR P2KP BAGI KONSULTAN PELAKSANA DAERAH DAN FASILITATOR REPLIKASI PROGRAM P2KP

BAB I PENDAHULUAN. potensi yang dimiliki oleh siswa. Melalui pendidikan diharapkan bangsa ini dapat

KUESIONER HUBUNGAN KARAKTERISTIK INTERNAL, EKSTERNAL, DAN PERSEPSI DENGAN KEPUASAN PENDENGAR TERHADAP PROGRAM TALKSHOW DI RADIO RRI BOGOR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

CONTRACT FARMING SEBAGAI SUMBER PERTUMBUHAN BARU DALAM BIDANG PETERNAKAN

BAB VI PEMBAHASAN. pelaksanaan, dan hasil terhadap dampak keberhasilan FMA agribisnis kakao di

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. dapat diambil kesimpulan, implikasi, dan rekomendasi.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Pada bagian ini akan diungkap simpulan hasil penelitian yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pembangunan Desa di Era Otonomi Daerah

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS

Kata kunci: Perspektif Komunikasi Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan inklusi, yaitu Peraturan Gubernur No. 116 tahun 2007 saja, masih belum

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dalam menyampaikan pikiran, perasaan, ide-ide dan masalah

VII. Pola Hubungan dalam Lembaga APKI di Kecamatan Kahayan Kuala Kabupaten Pulang Pisau Kalimantan Tengah

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN GRESIK TAHUN 2018 BAB I PENDAHULUAN

Transkripsi:

48 KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS Kerangka Pemikiran Pembangunan merupakan suatu proses perubahan sosial dengan partisipatori yang luas dalam suatu masyarakat yang dimaksudkan untuk kemajuan sosial dan material (termasuk bertambah besarnya keadilan, kebebasan, dan kualitas lainnya yang dihargai) untuk mayoritas rakyat melalui kontrol yang lebih besar yang mereka peroleh terhadap lingkungan mereka. Dalam pembangunan, kepedulian dominan pada partisipasi telah dikaitkan dengan sektor masyarakat atau sosial. Sebuah kajian yang sangat berpengaruh pada akhir tahun 1979-an, mendefinisikan partisipasi sebagai upaya terorganisasi untuk meningkatkan pengawasan terhadap sumber daya dan lembaga pengatur dalam keadaan sosial tertentu, oleh pelbagai kelompok dan gerakan yang sampai sekarang dikesampingkan dari fungsi pengawasan semacam itu (Stiefel dan Wolfe, 1994 dalam Gaventa dan Valderrama, 2001). Salah satu kajian penting dalam pendekatan komunikasi pembangunan adalah permasalahan betapa rendahnya partisipasi rakyat dalam proses pembangunan akibat minimalnya kesempatan terjadinya komunikasi yang adil dan seimbang antara rakyat dan pembuat keputusan negara dalam menentukan jalannya proses pembangunan. Keprihatinan ini dicerminkan oleh proses pembangunan yang tidak selalu mengutamakan kepentingan dan partisipasi rakyat, melainkan lebih berorientasi pada kepentingan politis (stabilitas, statusquo, kekuasaan), akumulasi modal dan pertambahan keuntungan elit ekonomi, maupun superioritas dan dominasi pengaruh dalam lingkungan kultural bangsa. Paradigma lama komunikasi pembangunan menekankan pada proses komunikasi manusia yang dalam model komunikasi linier konvensional. Model ini merupakan gambaran proses komunikasi yang berlangsung secara linier (searah) dari sumber kepada penerima melalui media (sumber-pesan-mediapenerima). Model linier-konvensional tersebut dapat pula tergambarkan secara vertikal mengingat struktur stratifikasi sosial masyarakat terbagi menurut kelas atas, menengah dan bawah. Tujuan komunikasi pembangunan secara umum adalah untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat. Tujuan tersebut

49 hanya akan tercapai bila komunikasi pembangunan efektif. Komunikasi dinilai efektif bila rangsangan yang disampaikan dan yang dimaksudkan oleh pengirim atau sumber berkaitan dengan rangsangan yang ditangkap dan dipahami oleh penerima. Dalam paradigma komunikasi partisipatif-horisontal, semua massa-rakyat diundang untuk lebih berpartisipasi dalam proses komunikasi sampai dengan pengambilan keputusan. Komunikasi pendukung pembangunan dilaksanakan dalam model komunikasi horisontal, interaksi komunikasi dilakukan secara lebih demokratis. Dalam proses komunikasi, tidak hanya ada sumber atau penerima saja. Sumber juga penerima, penerima juga sumber dalam kedudukan yang sama dan dalam level yang sederajat. Karena itu kegiatan komunikasi bukan kegiatan memberi dan menerima melainkan "berbagi" atau "berdialog". Isi komunikasi bukan lagi "pesan" yang dirancang oleh sumber dari atas, melainkan fakta, kejadian, masalah, kebutuhan yang dikodifikasikan menjadi "tema". Dan tema inilah yang disoroti, dibicarakan dan dianalisa. Semua suara didengar dan diperhatikan untuk dijadikan pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Maka yang terlibat dalam model komunikasi ini bukan lagi "sumber dan penerima" melainkan partisipan" yang satu dengan yang lain (Sulistiyowati dkk., 2005). Pendekatan proyek yang dilakukan Pemerintah kepada masyarakat desa merupakan salah satu bentuk proses komunikasi yang terjadi. Arah komunikasi yang selama ini dikenal dalam proyek pembangunan masyarakat adalah komunikasi yang bersifat top-down, sehingga dengan pola komunikasi ini dikatakan bahwa masyarakat hanya dianggap sebagai objek pembangunan, bukan sebagai pelaku pembangunan itu sendiri. Untuk itu pola komunikasi top-down diubah ke pola komunikasi bottomup, dengan demikian masyarakat dapat merasa memiliki proyek tersebut (dari dan untuk masyarakat). Penerapan pola komunikasi dapat memperlihatkan intensitas komunikasi yang terjadi antara pemerintah dengan masyarakat desa, karena intensitas bertanya, memberi informasi, meminta klarifikasi, penyebaran informasi dan kebutuhan informasi akan rendah jika komunikasi tersebut bersifat top-down. Selanjutnya konvergensi komunikasi sebagai salah satu keterpaduan antara pemerintah dan masyarakat desa yang bisa diwujudkan dalam musyawarah

50 akan rendah pada pola komunikasi top-down, karena pemerintah beranggapan tdak diperlukan adanya musyawarah dengan masyarakat, karena semuanya sudah diatur oleh pemerintah dan masyarakat diharapkan melaksanakan apa yang telah direncanakan oleh pemerintah. Partisipasi sebagai bentuk kesadaran masyarakat akan pentingnya peran sertanya dalam pembangunan tidak terlepas dari adanya prasyarat partisipasi yakni adanya kesempatan, kemampuan dan kemauan. Kesempatan, kemampuan dan kemauan untuk berpartisipasi dalam perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pemanfaatan sangat dipengaruhi oleh penguasaan informasi, motif, harapan, kebutuhan, pengetahuan, keterampilan dan sikap mental. Secara diagramatik, kerangka pemikiran disajikan pada Gambar 1.

51 Kredibilitas agen pendamping (fasilitator) dalam kegiatan BRDP (X1) : X1.1 Kejujuran X1.2 Keahlian X1.3 Daya tarik X1.4 Keakraban Karakteristik Anggota UPKD: Keragaan Individu (X2) : 1. Usia X2.1 Kesempatan (sarana 2.Pendidikan kelembagaan, kepemimpinan, 3. Jumlah anak tanggungan H2 pengaturan dan pelayanan) 4. Penghasilan X2.2 Kemauan (motif, harapan, 5. Frekuensi peminjaman kebutuhan, penguasaan 6. Besar pinjaman informasi) X2.3 Kemampuan (pendidikan, pengalaman, modal) X2.3 Kesempatan (sarana Gambar 1. Kerangka Pemikiran Komunikasi partisipatif dalam kegiatan BRDP (Y1): Y1.1 Perencanaan Y1.2 Pelaksanaan Y1.3 Evaluasi Tingkat Kepuasan Warga (Y2)

52 Hipotesis Pada Gambar 1 dapat dilihat bahwa komunikasi partisipatif dipengaruhi dari adanya kredibilitas agen pendamping dalam kegiatan BRDP dan keragaan individu. Dalam penelitian ini juga melihat tingkat kepuasan warga sebagai dampak dari komunikasi partisipatif warga terhadap kegiatan BRDP. Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Hipotesis 1. Ada hubungan yang nyata antara kredibilitas agen pendamping dan keragaan individu dengan komunikasi partisipatif dalam kegiatan Bengkulu Regional Development Project (BRDP). Hipotesis 2. Ada hubungan yang nyata antara komunikasi partisipatif warga dalam kegiatan Bengkulu Regional Development Project (BRDP) dengan tingkat kepuasan warga.