UPAYA MEMBANGUN PERADILAN MILITER YANG AKUNTABLE Oleh : Letkol Chk Sugeng Sutrisno, SH, MH

dokumen-dokumen yang mirip
UPAYA MEWUJUDKAN PERADILAN MILITER YANG BERSIH DAN BERWIBAWA

MEWUJUDKAN VISI PERADILAN MILITER YANG AGUNG

PROGRAM KERJA PENGADILAN MILITER III-14 DENPASAR TAHUN ANGGARAN 2012 KANTOR PENGADILAN MILITER III-14 DENPASAR JL. YOS SUDARSO NO.

A. RENCANA STRATEGIS

PENGADILAN MILITER III-17 MANADO Jln. SamRatulangi No. 16 Manado No. Telp/Fax ;

BAB II PROFIL PENGADILAN MILITER I-02 MEDAN. 1. Masa Pendudukan Belanda dan Jepang

1.1. Kondisi Umum Potensi dan Permasalahan 5 DAFTAR ISI. Hal BAB II VISI, MISI DAN TUJUAN Visi Misi

KATA PENGANTAR. Denpasar, Januari 2014 Pgs. Kepala Pengadilan Militer III-14. Ttd. Apel Ginting, SH. Letkol Chk NRP

HAL-HAL YANG PERLU PENGATURAN DALAM RUU PERADILAN MILITER

BAB IV P E N U T U P

KATA PENGANTAR. Kepala Badan Pengawasan, Dr. H.M. SYARIFUDDIN, SH., MH.

MAKALAH ARAH REFORMASI PERADILAN BLUE PRINT PENGEMBANGAN MAHKAMAH AGUNG RI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM

RENCANA STRATEGIS ( R E N S T R A ) Tahun 2015 s.d. 2019

REKONSTRUKSI KEDUDUKAN DAN HUBUNGAN ANTARA MAHKAMAH AGUNG, MAHKAMAH KONSTITUSI DAN KOMISI YUDISIAL DI INDONESIA. Oleh: Antikowati, S.H.,M.H.

BAB.I PENDAHULUAN. A. Kebijakan Umum Peradilan

LAPORAN TRIWULAN I PENGADILAN MILITER III-14 DENPASAR TAHUN 2016

KATA PENGANTAR. Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

RIVIU DOKUMEN RENCANA STRATEGIS PENGADILAN AGAMA LAMONGAN

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERUBAHAN KEDUA UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN UMUM

RENCANA STRATEGIS PENGADILAN NEGERI SIBOLGA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM

RANCANGAN. Tahun Sidang : Masa Persidangan : III Rapat ke :

BAB V PENUTUP. Undang Undang Nomor 7 tahun 1946 tentang peraturan tentang

Positive. Personality. OLEH-OLEH DARI MEDAN hal. 4. Disiplin Tanpa Batas

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

Rencana Strategik Tahun 2010 s/d 2014

A. RENCANA STRATEGIS

RL/LAKIP 2011/PTA Samarinda-2012

IDENTIFIKASI PROSEDUR (LANGKAH KEGIATAN) BERDASARKAN JUDUL SOP

DOKUMEN RENCANA STRATEGIS PENGADILAN AGAMA KAB. MALANG TAHUN

LAPORAN CATURWULAN I PENGADILAN MILITER III-14 DENPASAR TAHUN 2016

DOKUMEN RENCANA STRATEGIS PENGADILAN AGAMA KAB. MALANG TAHUN

Pengadilan Agama Lebong Kelas II 1

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, berikut beberapa

Bab I Pendahuluan. Pembangunan Nasional dan Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 menetapkan

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN

RENCANA STRATEGIS PENGADILAN NEGERI MUARA TEWEH

RENCANA KINERJA TAHUNAN PENGADILAN NEGERI MUARA TEWEH TAHUN ANGGARAN


DR. R. HERLAMBANG P. WIRATRAMAN MAHKAMAH KONSTITUSI FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS AIRLANGGA, 2015

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1989 TENTANG PERADILAN AGAMA

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Kinerja Pengadilan Agama Banyuwangi Tahun 2016 Halaman 1

KATA PENGANTAR. Semarang, Januari Kepala Pengadilan Militer II-10. Surjadi Sjamsir, S.H., M.H. Letnan Kolonel Chk NRP

BAB II PROFIL PENGADILAN MILITER I-02 MEDAN. 1. Masa Pendudukan Belanda dan Jepang

BAB I PENDAHULUAN. Penegakan Hukum yang dilaksanakan oleh Mahkamah Syar iyah Aceh tidak

RENCANA KERJA TAHUNAN PENGADILAN NEGERI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN UMUM

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1989 TENTANG PERADILAN AGAMA

Reviuw Renstra Pengadilan Agama Tebing Tinggi BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membuat UU. Sehubungan dengan judicial review, Maruarar Siahaan (2011:

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara hukum (rechtsstaat), bukan negara berdasarkan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1989 TENTANG PERADILAN AGAMA

Pajak Kontemporer Peradilan Pajak

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 125/PUU-XIII/2015 Penyidikan terhadap Anggota Komisi Yudisial

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN

SUATU TINJAUAN TERHADAP PENERAPAN PASAL 45A UU NO 5 TH 2004 TERHADAP TERDAKWA SEORANG PRAJURIT TNI. Sugeng Sutrisno *

*14671 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 4 TAHUN 2004 (4/2004) TENTANG KEKUASAAN KEHAKIMAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA

PENJELASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2004 TENTANG KEKUASAAN KEHAKIMAN

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL

LAPORAN TRIWULAN III PENGADILAN MILITER III-14 DENPASAR TAHUN 2014

SAMBUTAN PELANTIKAN KETUA PENGADILAN TINGKAT BANDING Jakarta, 28 JULI 2017

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2015

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN TENTANG PENGADILAN TINDAK PIDANA KORUPSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 155)

PENGADILAN MILITER III-16 MAKASSAR

PENGADILAN NEGERI/HUBUNGAN INDUSTRIAL/TINDAK PIDANA KORUPSI BENGKULU

IDENTIFIKASI JUDUL SOP AP BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI NO TUGAS FUNGSI SUB FUNGSI KEGIATAN OUTPUT ASPEK JUDUL SOP

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

PENGADILAN TINGGI MAKASSAR Jl. Jend. Urip Sumoharjo KM. 4 Telp. (0411) , Fax. (0411) M A K A S S A R 90232

PARADIGMA BARU PERADILAN AGAMA. Oleh: Ahsan Dawi Mansur. Peradilan Agama merupakan lingkungan peradilan di bawah

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

SURAT KEPUTUSAN KEPALA PENGADILAN MILITER II-09 BANDUNG NOMOR : W2.MIL.02/44/SKEP/XI/2013 TENTANG

BAB II PENGADILAN MILITER I-02 MEDAN. A. Sejarah Ringkas PengadilanMiliter I-02 Medan. 1. Masa Pendudukan Belanda dan Jepang

RENSTRA PENGADILAN MILITER III-14 DENPASAR 2017

PEN NGADILAN NEGE ERI MANNA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENGADILAN TINDAK PIDANA KORUPSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2009 TENTANG PENGADILAN TINDAK PIDANA KORUPSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RENCANA STRATEGIS TAHUN PENGADILAN AGAMA SAROLANGUN

KATA PENGANTAR. Tangerang, 16 Januari 2014 Panitera/Sekretaris, Pengadilan Agama Tangerang. ttd H. E. ALI MANSUR

Hubungan Antar Lembaga Negara IRFAN SETIAWAN, S.IP, M.SI

KATA PENGANTAR. Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Komisi Yudisial. R. Herlambang Perdana Wiratraman Departemen Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Airlangga 25 Juni 2008

PERUBAHAN KETIGA UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN TENTANG PENGADILAN TINDAK PIDANA KORUPSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KOMISI YUDISIAL BARU DAN PENATAAN SISTEM INFRA-STRUKTUR ETIKA BERBANGSA DAN BERNEGARA. Oleh Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, SH 1.

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

CAPAIAN MAHKAMAH AGUNG DI TAHUN 2011

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN TATA USAHA NEGARA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2004 TENTANG KEKUASAAN KEHAKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2004 TENTANG KEKUASAAN KEHAKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 1988 TENTANG BADAN KOORDINASI BANTUAN PEMANTAPAN STABILITAS NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

REVIU RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN... TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 1985 TENTANG MAHKAMAH AGUNG

Transkripsi:

UPAYA MEMBANGUN PERADILAN MILITER YANG AKUNTABLE Oleh : Letkol Chk Sugeng Sutrisno, SH, MH 1. Latar Belakang Pasal 24 ayat (2) UUD 1945 yang telah diamandemen sebanyak 4 kali dikatakan Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan peradilan yang berada dibawahnya dalam lingkungan peradilan umum, peradilan agama, peradilan tata usaha negara, peradilan militer dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi Dengan amandemen UUD 1945 tersebut maka pasal 24 telah membawa perubahan yang sangat penting terhadap penyelenggaraan kekuasaan kehakiman. Sejak bulan Januari 2004 berdasarkan Keputusan Presiden RI No 56 tahun 2004 telah dilaksanakan pengalihan organisasi dalam lingkungan peradilan Militer dari Mabes TNI ke Mahkamah Agung RI hal ini merupakan realisasi dari UU No 4 tahun 2004 yang telah diperbaharui menjadi UU No.48 tahun 2009 tentang kekuasaan kehakiman dimana dalam pasal 10 ayat 1 UU No 4 th 2004 ditegaskan bahwa kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan peradilan yang berada dibawahnya dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi, hal inilah yang melahirkan Pengadilan satu atap (one roof sistem). Dengan adanya pengadilan satu atap maka Pengadilan Militer diharapkan menjadi pengadilan yang berwibawa dan bermartabat serta akuntable sejajar dengan pengadilan-pengadilan yang lain. Untuk mewujudkan harapan tersebut maka kita harus memperbaiki beberapa aspek seperti : Struktur (Kelembagaan), Kultur (Budaya) dan Substansi (Perundang-undangan), dalam hal ini penulis akan membahas salah satu aspek yaitu Struktur (Kelembagaan) pada Pengadilan Militer. 2. Permasalahan Dengan adanya One Roof Sistem (pengdilan satu atap) maka segala bentuk kegiatan dan laporan yang dilakukan seluruh peradilan harus dilaporkan ke Mahkamah Agung RI tanpa terkecuali termasuk Pengadilan Militer. Hal ini yang menjadi permasalahan bagi pengadilan militer apakah kita (pengadilan militer) dapat mensejajarkan diri dengan pengadilan-pengadilan yang lain dalam melakukan kegiatan Yudisial maupun Non Yudisial sehingga peradilan militer dapat menjadi pengadilan yang akuntable. Kita dipaksa untuk melakukan suatu perubahan-perubahan yang signifikan karena adanya perbedaan yang menonjol khususnya dalam bidang Administrasi (Non Yudisial) yang selama ini terpusat di Babinkum TNI. Bagaimanakah caranya membentuk peradilan militer menjadi pengadilan yang modern dan akuntable? 3. Kondisi Pengadilan Militer saat ini Keberadaan Pengadilan militer sampai saat ini masih menggunakan Organisasi dan Tugas sesuai dengan Kep Pang TNI No.10 tahun 1984 dan UU No.31 tahun 1997

tentang Peradilan Militer, sehingga dipandang sangat tidak valid dan ketinggalan zaman sehingga Pengadilan Militer tidak dapat bergerak maju untuk menyesuaikan dengan pengadilan-pengadilan yang lain. Hal ini merupakan kendala dalam melaksanakan tugas sehari-hari, dengan segera direvisi Undang-Undang Peradilan Militer maka seluruh Organisasi dan Tugas dapat segera disesuaikan dengan keadaan dilapangan saat ini baik dari segi Yudisial maupun Non Yudisial. Kondisi SDM (Sumber Daya Manusia) pada peradilan militer saat ini cukup memprihatinkan hal ini dapt dilihat dari segi kwantitas maupun kwalitas. Dari segi kwantitas jumlah Hakim dan staf yang ada pada pengadilan militer masih sangat kurang (baik hakim, panitera maupun staf) dan dari segi kwalitas hakim militer rata-rata berpendidikan strata satu (S1), Kondisi seperti ini juga merupakan kendala dalam pelaksanaan teknis yudisial maupun Non Yudisial sehari-hari. Dengan adanya kemajuan teknologi maka tiap-tiap pengadilan sudah didukung IT (webside) untuk memudahkan jajaran Mahkamah Agung dalam koordinasi dan pelaksanaan laporan-laporan, namun pengadaan tersebut belum didukung dengan personel yang memadai (kwalifikasi Sarjana Komputer) dan masih banyak hal-hal yang ketinggalan jika dibanding dengan pengadilan yang lain, hal tersebut harus dipenuhi jika kita ingin menuju pengadilan yang modern dan akuntable. 4. Kondisi Pengadilan Militer yang diharapkan Harapan bagi pengadilan Militer kedepan dengan adanya one roof sistem (pengadilan satu atap) adalah agar pengadilan kita dapat menuju kearah pengadilan yang berwibawa dan bermartabat serta akuntable sehingga kita dapat memberikan jawaban terhadap pandangan negatif sebagian orang yang cenderung mengesankan bahwa pengadilan militer merupakan lembaga impunity bagi anggota yang melanggar, sebagai lembaga peradilan yang tertutup dan tidak dapat dipantau kinerjanya dan dituding sebagai peradialn yang tidak terlepas dari intertvensi kekuasaan. 5. Pembahasan Setiap anggota masyarakat baik dalam kedudukannya sebagai makhluk mandiri maupun sebagai makhluk sosial selalu membutuhkan perlindungan dari Negara. Masyarakat pencari keadilan termasuk didalamnya masyarakat militer menaruh harapan penuh terhadap Pengadilan Militer agar dapat memberikan perlindungan atas dirinya, baik secara psikologis, sosiologis, maupun yuridis sebagai perwujudan perlindungan dari Negara; dan dapat memberikan pelayanan yang terbaik (prima) dan membantu pencari keadilan untuk tercapainya peradilan yang sederhana, cepat, dalam penyelesaian perkara bagi pencari keadilan. Sejumlah kalangan menilai bahwa selama ini peradilan kita (termasuk peradilan militer) masih secara konfensional dan masih ketinggalan jaman, hal ini di sinyalir karena manajemen administrasi dilembaga tersebut masih menganggap bahwa administrasi tidak terlalu penting bahkan menomor sekiankan pengelolaan administrasi, adapun yang selalu didengungkan adalah bahwa tugas pokok pengadilan

adalah memutus perkara hal inilah yang membuat pengadilan kita ketinggalan, kita harus ingat bahwa dalam pengadilan terdapat 2 (dua) bidang yaitu bidang Yudisial dan Non yudisial, sehingga administrasi juga tidak kalah pentingnya dengan Perkara. Untuk menelisik lebih jauh perlu diadakan perombakan sistem yang ada di Pengadilan Militer dan harus segera menyesuaikan dengan pengadilan-pengadilan yang sudah mengikuti One Roof sistem sehingga kita tidak akan ketinggalan dan dapat menjadi pengadilan yang akuntable. Jika kita ingin merubah peradilan kita dari konvensional menjadi peradilan yang modern dan akuntable maka ada beberapa unsur yang terdapat dalam aspek struktur (kelembagaan) yang perlu diperhatikan dan diperbaiki antara lain : a. Organisasi, Sampai saat ini Pengadilan militer masih menggunakan Keputusan Panglima TNI No.10 tahun 1984 tentang Pokok-Pokok Oraganisasi dan Tugas Mahkamah Militer dan UU No.31 tahun 1997 tentang Peradilan militer, dimana peraturan tersebut sudah sangat jauh tertinggal dan memasung kita untuk maju, oleh karena itu perlu segera diadakan perubahan Undang-Undang Peradilan Militer sehingga dapat segera membentuk organisasi dan tugas yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan disejajarkan dengan peradilanperadilan lain. b. Sumber Daya Manusia (SDM), Dalam hal ini untuk mendapatkan sumber daya manusia yang baik (berkwalitas) kita harus mencari personel yang memiliki visi membangun dalam arti personel yang profesional, berintegritas tinggi dan bertanggung jawab, hal ini bukan hanya intelektualitasnya saja, tetapi juga kepribadiann yang utuh, dalam hal ini khususnya seorang hakim harus memilki keinginan merombak lembaga peradilan (dalam arti berpikir maju) dan hakim yang seperti ini harus ada pada setiap pengadilan. Apakah personel yang seperti itu harus seorang pemimpin? jawabnya tidak harus namun lebih baiknya dia dapat menjadi seorang pemimpin di pengadilan tersebut karena dapat mempengaruhi bawahannya. Harus kita akui bahwa secara kwantitas jumlah hakim dan staf pada Pengadilan Militer masih sangat jauh dari kebutuhan organisasi dimana masih kurangnya Hakim militer dan staf. Selain hal tersebut masih banyak jabatanjabatan yang dirangkap oleh staf di pengadilan militer dimana pejabat struktural merangkap sebagai pejabat fungsional (contoh : Kaur merangkap panitera) hal tersebut mengakibatkan seseorang tidak profesional karena harus membagi pekerjaan yang berbeda. Dengan demikian perlu adanya penambahan jumlah hakim dan panitera dan staf yang memiliki kwalifikasi ilmu sesuai dengan jabatanya, Namun demikian Idealnya tiap-tiap pengadilan memiliki minimal dua (2) majelis hakim.

c. Pengelolaan administrasi yang modern, Pengelolaan administrasi adalah merupakan pendukung utama dari sebuah pengadilan dan ini adalah paling penting, ini harus menjadi instrumen terobosan karena masih jarang orang yang menganggap tidak penting administrasi padahal administrasi adalah salah satu instrumen yang paling penting yang bisa membuat tercapainya tujuan dari organisasi. Hal-hal apa yang harus di prioritaskan dalam pengelolaan administrasi? 1) Administrasi Keuangan, administrasi keuangan ini sangat penting karena akan mendukung kegiatan pengadilan, 2) Administrasi Personil, untuk mengetahui apakah personil kita telah memenuhi kebutuhan dan sdm yang mencukupi. 3) Administrasi Informasi Teknologi. d. Sistem informasi hukum, hal ini sebenarnya sudah masuk dalam administrasi, namun yang kami tekankan adalah sampai saat ini pengadilanpengadilan khususnya pengadilan militer masih sangat terbatas personil yang menguasai tentang IT (Informasi tekhnologi) untuk dapat menyebarkan informasi. Untuk menjadi pengadilan yang modern pengadilan harus dapat menunjukan dengan adanya keterbukaan Informasi dimana putusan pengadilan dapat dilihat atau diakses masyarakat pada saat perkara diputus atau paling lambat satu (1) hari setelah diputus. 6. Kesimpulan Bahwa untuk menjadikan pengadilan militer menjadi pengadilan yang modern dan akuntable adalah: a. Ketentuan/peraturan perundangan yang berkaitan dengan peradilan militer sebagian sudah tidak valid lagi sehingga harus diadakan prubahan/revisi b. Meningkatkan kwalitas hakim baik dari pendidikannya maupun kepribadiannya sehingga tiap-tiap hakim memiliki keinginan untuk berubah dan profesional c. Pemenuhan jumlah personel yang ada dalam tiap-tiap pengadilan militer sehingga dapat memenuhi kebutuhan organisasi dan tidak rangkap jabatan. d. Pengeloaan administrasi (Non Yudisial) merupakan hal yang penting untuk menunjang terlaksananya tugas pokok (Yudisial) e. Adanya keterbukaan Informasi sehingga masyarakat dapat melihat setiap saat perkembangan pengadilan tersebut. 7. Saran Dengan adanya uraian dan beberapa pendapat tersebut diatas untuk menjadikan Pengadilan Militer yang akuntable dapat kami sarankan pada para pimpinan sebagai berikut : a. Segera merevisi UU peradilan militer untuk ditindak lanjuti dalam pembuatan Tugas pokok dan organisasi Pengadilan Militer.

b. Melaksanakan pengeloaan administrasi dengan tertib sesuai aturan dan petunjuk-petunjuk dari Mahkamah Agung Intansi terkait (Depkeu) c. Pemenuhan personel hakim maupun staf sesuai dengan kwalifikasi keilmuannya dengan kesimbangan jumlah perkara di tiap-tiap Pengadilan Militer /tiap-tiap Dilmil 2(dua) Majelis d. Pengadilan Militer harus terbuka dan siap dikoreksi/dikritik dari siapapun. Denpasar, 19 April 2010