PENYUSUNAN RENCANA INDUK BANDAR UDARA KABUPATEN BLITAR PENYUSUNAN RENCANA INDUK BANDAR UDARA KABUPATEN BLITAR

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Tenggara Timur yang terletak di daratan Pulau Flores. Wilayah Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kota Semarang merupakan ibu kota propinsi Jawa Tengah. Kota

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA Transportasi. Transportasi adalah usaha memindahkan, menggerakkan, mengangkut,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1

BAB IV ANALISA DAN HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. suatu bandara perlu didukung oleh sarana angkutan umum yang handal dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kabupaten Ende dengan ibukotanya bernama Ende merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seberapa besar keinginan masyarakat Indonesia untuk terbang? Kutipan

ANALISIS PROYEKSI PENUMPANG BANDARA PERINTIS SERAI LAMPUNG BARAT - PROVINSI LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN. merupakan bagian dari wilayah Propinsi Sumatera Utara yang terletak di

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Peranan tersebut menjadikan angkutan umum perkotaan sebagai aspek

Boks 2. Kesuksesan Sektor Jasa Angkutan Udara di Provinsi Jambi

BAB I Pendahuluan I-1

BAB III METODOLOGI 3.1. TINJAUAN UMUM

MODEL TRIP DISTRIBUTION PENUMPANG DOMESTIK DAN INTERNASIONAL DI BANDARA INTERNASIONAL JUANDA

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.. HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERSEMBAHAN. HALAMAN MOTTO. KATA PENGANTAR. DAFTAR ISI.. viii DAFTAR TABEL.. DAFTAR GAMBAR.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang 1

KAJIAN POTENSI PERPINDAHAN PENUMPANG DARI BUS PATAS KE KERETA API EKSEKUTIF BIMA (RUTE MALANG-SURABAYA)DENGAN METODE STATED PREFERENCE

PERENCANAAN RUTE BUS PENUMPANG DARI BANDARA JUANDA MENUJU BEBERAPA KOTA DI SEKITAR SURABAYA

BAB V ANALISA KEBUTUHAN RUANG BANDARA PADA TAHUN RENCANA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Oleh : BAGUS DWIPURWANTO

BAB III METODOLOGI BAB III METODOLOGI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERENCANAAN RUTE ANGKUTAN UMUM DARI BANDARA INTERNATIONAL LOMBOK KE KOTA MATARAM

1. BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Rp ,- (Edisi Indonesia) / Rp ,- (Edisi Inggris) US$ 750 Harga Luar Negeri

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan transportasi dan teknik perencanaannya mengalami

BAB III. tahapan penelitian yang dilakukan sebagai pendekatan permasalahan yang ada. MULAI SURVEY

Evaluasi Kinerja Angkutan Umum (Bis) Patas dan Ekonomi Jurusan Surabaya - Malang

PENGEMBANGAN TERMINAL PENUMPANG BANDAR UDARA ADISUTJIPTO SEBAGAI BANDARA INTERNASIONAL

HOTEL TRANSIT DI KAWASAN BANDARA SOEKARNO - HATTA

BAB I PENDAHULUAN. murah, aman dan nyaman. Sebagian besar masalah transportasi yang dialami

EXECUTIVE SUMMARY STUDI KELAYAKAN TERMINAL TERPADU INTERMODA DAN ANTARMODA DI KETAPANG BANYUWANGI

BAB I PENDAHULUAN. juga meningkat bahkan melebihi kapasitas sarana dan prasarana transportasi yang

STUDI EVALUASI RUANG TUNGGU KEBERANGKATAN DAN KEDATANGAN DOMESTIK BANDARA INTERNASIONAL JUANDA SURABAYA TUGAS AKHIR PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MODEL PEMILIHAN MODA ANTARA KERETA API DAN BUS RUTE MAKASSAR PAREPARE DENGAN MENGGUNAKAN METODE STATED PREFERENCE

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan transportasi akan terus bertambah seiring dengan semakin tingginya

PERENCANAAN ANGKUTAN BUS KORIDOR TERMINAL TAMBAK OSOWILANGUN PERAK KENJERAN SURABAYA

BAB III LANDASAN TEORI. International Airport akan melibatkan partisipasi dari stakeholders termasuk

I. PENDAHULUAN. adanya ketimpangan dan ketidakmerataan. Salah satu penyebabnya adalah

BAB III METODOLOGI. Sumber: UPT Bandar Udara H.AS. Hanandjoeddin, 2014

Studi Demand Kereta Api Komuter Lawang-Kepanjen

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kabupaten Sikka dengan ibu kotanya bernama Maumere merupakan salah

Melalui grafik diatas dapat diketahui bahwa demand penumpang penerbangan di Indonesia terus mengalami penurunan dari tahun 1998 hingga tahun 2000.

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

Kata Kunci : Transposrtasi, Bandara, Terminal Penumpang Bandara Pusako Anak Nagari, Ikon Daerah

BAB. I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

III. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian. Untuk mendapatkan data-data yang diperlukan dalam penelitian ini

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan mengidentifikasi beberapa pertanyaan yang terdiri dari segi keamanan,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

LINKING CORRIDOR TERMINAL DAN TRANSIT HOTEL BANDARA SOEKARNO - HATTA

Dosen Konsultasi : Ir. Hera Widiastuti, MT. Ayu Aprilischa ( )

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI STUDI DALAM PENGEMBANGAN KA BANDARA SOEKARNO-HATTA

BAB I PENDAHULUAN. Angkutan umum merupakan sarana untuk memindahkan barang dan orang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisis faktor..., Agus Imam Rifusua, FE UI, 2010.

BAB 1 PENDAHULUAN. pertumbuhan sektor-sektor lain serta pemicu pertumbuhan wilayah, peranan

BAB I PENDAHULUAN. Hairul Azhar, 2014 kajian kapasitas terminal penumpang dan apron bandar udara h.as. hanandjoeddintanjungpandan

NEW YOGYAKARTA INTERNATIONAL AIRPORT (NYIA)

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. ini telah menjadi pendorong pada integrasi kota-kota besar di Indonesia, dan juga di

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

SI-40Z1 TUGAS AKHIR PERENCANAAN GEDUNG TERMINAL BARANG BANDARA INTERNASIONAL JAWA BARAT BAB I PENDAHULUAN

Konsep Dasar Demand Study Masterplan Karakteristik Sarana Prasarana (Fasilitas) Bandara. Sisi Darat Sisi Udara Struktur Perkerasan

BAB I PENDAHULUAN. Bandar udara merupakan lapangan terbang yang dipergunakan untuk. tidak dapat di jangkau oleh transportasi darat dan laut.

STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN BANDAR UDARA ABDULRACHMAN SALEH MALANG. Dwi Rahardjo Sigit Akademi Teknik dan Keselamatan Penerbangan (ATKP) Surabaya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I-1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Bandar Udara Internasional Kuala Namu adalah sebuah bandara baru untuk

MODEL PEMILIHAN MODA KERETA REL LISTRIK DENGAN JALAN TOL JAKARTA BANDARA SOEKARNO-HATTA

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Angkutan umum khususnya di provinsi D.I. Yogyakarta dalam

Wisnumurti. Pusat Pengembangan Relevansi Pendidikan LP3

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Transportasi mempunyai peranan penting dalam kehidupan masyarakat.

BAB I. A. LATAR BELAKANG Perkembangan dunia kereta api di negara-negara sekarang ini

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan yang terjadi bukan hanya disebabkan oleh terbatasnya sistem

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN I.1

ANALISIS FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM MENGGUNAKAN TRANSPORTASI PENERBANGAN KOMERSIAL

BAB III LANDASAN TEORI. mengetahui pelayanan angkutan umum sudah berjalan dengan baik/ belum, dapat

STUDI POTENSI PENUMPANG PADA RENCANA PEMBANGUNAN BANDAR UDARA DI TULUNGAGUNG NASKAH PUBLIKASI TEKNIK SIPIL

PENGEMBANGAN TERMINAL PENUMPANG BANDAR UDARA SULTAN SYARIF KASIM II PEKANBARU RIAU

BAB I PENDAHULUAN. adalah suatu kebutuhan mendasar bagi manusia untuk melakukan kegiatannya

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KINERJA LAYANAN BIS KOTA DI KOTA SURABAYA

Transkripsi:

EXECUTIVE SUMMARY 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Maksud pelaksanaan pekerjaan pembuatan Rencana Induk Sub Sektor Transportasi Udara sebagai pendukung dan pendorong sektor lainnya serta pemicu pertumbuhan wilayah harus senantiasa mendapatkan perhatian untuk terus ditingkatkan sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan kebutuhan pelayanan jasa angkutan udara. Dalam memberikan kemudahan mobilitas bagi para pelaku ekonomi dan masyarakat Malang dan sekitarnya, seiring dengan semakin mantapnya pelaksanaan otonomi daerah yang mampu mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi dan pada akhirnya akan berdampak terhadap kebutuhan peningkatan sarana dan prasarana Bandara Kabupaten Blitar agar dapat terus mampu memberikan pelayanan bagi para pengguna transportasi udara yang cenderung terus meningkat. Dalam upaya pelaksanaan pembangunan dan pengembangan Bandara Kabupaten Blitar, sesuai ketentuan didalam Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 48 Tahun 2002 tentang Penyelenggaraan Bandar Udara Umum harus memiliki Rencana Induk Bandar Udara sebagai pedoman dan perumusan pembangunan bandar udara didaerah tersebut. 1.2. Maksud & Tujuan kebijakan Bandar Udara Kabupaten Blitar adalah untuk melakukan kajian / analisis kuantitatif dan kualitatif seberapa jauh fasiltas Bandar Udara Kabupaten Blitar dapat dikembangkan / dibangun guna mendukung serta mengantisipasi perkembangan sosial ekonomi di Blitar ( Kabupaten Blitar, dan Kota Blitar ) pada khususnya dan Provinisi Jawa Timur pada umumnya. Tujuan pelaksanaan pekerjaan Pembuatan Rencana Induk Bandar Udara Kabupaten Blitar adalah untuk menyiapkan pedoman perencanaan dalam rangka perumusan kebijakan pengembangan fasilitas Bandar Udara Kabupaten Blitar saat ini dan di masa mendatang sesuai kebutuhan pelayanan jasa angkutan udara. 1.3. Pembuatan Rencana Induk Bandar Udara Lingkup Kegiatan meliputi hal-hal sebagai berikut : Investarisasi data dan informasi terkait Kajian awal terhadap faktor-faktor terkait dengan rencana pengembangan bandar udara; Survei lapangan pada lokasi rencana pengembangan bandar udara Analisis data dan informasi berdasarkan hasil inventarisasi dan survey lapangan Perencanaan & Rekomendasi berdasarkan hasil análisis 1.4. Hasil yang Diharapkan Dokumen Rencana Induk Bandar Udara, Meliputi : 1. Hasil ramalan arus lalu lintas tersebut berisi antara lain : 1

EXECUTIVE SUMMARY Arus pergerakan pesawat tahunan Lokasi yang menjadi studi penyusunan Rencana Induk bandar Arus pergerakan penumpang tahunan udara ini terletak di Desa Pojok, Kecamatan Ponggok. Lokasi ini berada Arus pergerakan barang tahunan di wilayah Kabupaten Blitar dengan jarak sekitar 18 km dari pusat Kota Jalur penerbangan, dan lain-lain Blitar. 2. Analisis meliputi : Analisis potensi penumpang dan barang eksisting Analisis potensi penumpang berpindah moda Analisis potensi penumpang dan barang yang akan datang MULAI MULAI 3. TINJAUAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH TAHAP PENDAHULUAN penyediaan TAHAP fasilitaspendahuluan bandar udara di Kabupaten Blitar ini tidak terlepas dari Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur 2005PENGUMPULAN PENGUMPULAN DATA DATA 2020 tentang Arahan Pegembangan Prasarana Transportasi Udara. Analisis kebutuhan ruang udara serta kemungkinan Arahan pengembangan prasarana transportasi udara meliputi DATA DATA SEKUNDER SEKUNDER :: Survei lanjutan dari pra Studi Kelayakan Survei lanjutan dari pra Studi Kelayakan DATA PRIMER :: pengembangan. DATA PRIMER arahan pengembangan bandar udara umum dan bandar udara khusus. Literatur Literatur dan dan Studi Studi terkait terkait Investigasi Investigasi kondisi kondisi fisik fisik di di lokasi lokasi Analisis kebutuhan fasilitas bandar udara dan bangunan Data Data BMG BMG Survey KKOP Arahan pengembangan bandar udara umum, Survey KKOP digolongkan ke dalam Data Data BPS BPS Survey Survey Asal Asal Tujuan Tujuan Pergerakan Pergerakan pendukung lainnya Kebijakan pengembangan pengembangan bandar udara umum dan bandar udara lokal. Arahan Kebijakan // strategi strategi pengembangan Survey Market Survey Market Demand Demand wilayah wilayah 3. Rencana Tata Letak Bandar Udara meliputi : pengembangan bandar udara umum meliputi tiga kategori bandar Survei penerbangan Survei pada pada maskapai maskapai penerbangan Survei data Shared Way Survei data Shared Way Rencana tata guna tanah udara: pengembangan bandar udara internasional, pengembangan Rencana tata letak fasilitas bandar udara regional, dan pengembangan bandar udara lokal. Jadwal waktu dan tahapan pembangunan ANALISIS :: ANALISIS DATA DATA Sedangkan arahan pengembangan bandar udara khusus hanya terdiri Pembiayaan pembangunan dari satu golongan. Analisis Kelayakan Analisis Kelayakan Operasional Operasional 4. Rekomendasi tingkat pengembangan meliputi : Tingkat pengembangan jangka pendek (5 tahun) Tingkat jangka menengah (10 tahun) Tingkat pengembangan jangka panjang (20 tahun) 2. WILAYAH STUDI Analisis Analisis Kelayakan Kelayakan Ekonomi Ekonomi & & Finansial Finansial Analisis Analisis Keselamatan Keselamatan Penerbangan Penerbangan Analisis Analisis Penggunaan Penggunaan Ruang Ruang Udara Udara Analisis Faktor Penghalang Penerbangan Analisis Faktor Penghalang Penerbangan METODOLOGI Analisis Analisis Pertahanan Pertahanan & & Keamana Keamana Negara Negara Untuk memenuhi maksud dan tujuan pelaksanaan Pembuatan Rencana Induk Bandar Kabupaten Blitar ini, maka metodologi yang KONSEP KONSEP RENCANA RENCANA INDUK INDUK BANDAR BANDAR UDARA UDARA dipakai secara diagram dapat dilihat pada Gambar 4.1. berikut ini : KELAYAKAN KELAYAKAN EKONOMI EKONOMI DAN DAN FINANSIAL FINANSIAL PENYUSUNAN RENCANA INDUK BANDAR UDARA KABUPATEN SELESAI SELESAI BLITAR 2

EXECUTIVE SUMMARY Data ini diperoleh melalui olahan hasil survey yang dilakukan pada pengguna Jasa Kereta Api Executive dan Bus Executive yang biasa dan sering melakukan perjalanan dari / ke Blitar dengan rute perjalanan dari Blitar ke kota-kota besar lainnya. Dari data tersebut akan terlihat jumlah dan prosentase responden yang berminat menggunakan moda angkutan udara. Namun dari sekian banyak para peminat kemudian dipisahkan lagi bagi para peminat yang mau dan mampu membayar ongkos / biaya angkutan udara. Dengan demikian calon pengguna jasa angkutan udara yang diperhitungkan adalah hanya para peminat yang mau dan mampu untuk membayar ongkos tiket pesawat angkutan udara. Gambar 4.1 Diagran Alir Studi 4. PRAKIRAAN PERMINTAAN JASA ANGKUTAN UDARA Gambar 5.1 Prosentase Jumlah Peminat Moda Angkutan Udara 5.1 Data Kebutuhan / Demand Jasa Angkutan Udara 3

EXECUTIVE SUMMARY Jenis pesawat yang digunakan adalah jenis ATR 72-500 atau Foker 50. Pesawat ini memiliki maksimal jangkauan 1649 km untuk sekali perjalanan atau 778 km untuk perjalanan pulang-pergi. Hal ini menyebabkan, rute awal yang dilayani tidak bisa lebih dari jangkauan pesawat yang ada. Tabel 5.1. Rekapitulasi angka pertumbuhan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap total potensi penumpang tersebut antara lain ditabulasikan dalam tabel berikut ini : Tabel 5.3. Rata-rata angka pertumbuhan faktor-faktor yang berpengaruh Rute dan Jarak Tempuh Pesawat dari Lapangan Terbang di Blitar 5.2 Analisa Kebutuhan Jasa Angkutan Udara Untuk waktu menggunakan pesawat udara dilakukan dengan cara membandingkan jarak yang ditempuh dengan kecepatan pesawat ATR 72-500 atau FOKER 50. Kecepatan pesawat menggunakan satuan knot, dimana 1 knot = 1,8 km/jam. Tabel 5.2. Perkiraan Waktu Tempuh Tiap Rute 5.3 Metode Proyeksi Pertumbuhan 5.4 Prediksi Jumlah Penumpang Rute Penerbangan Eksisting (MalangJakarta) berdasarkan Prediksi Moderat-Pesimis 4

EXECUTIVE SUMMARY Tabel 5.4. Rekapitulasi Proyeksi pertumbuhan penumpang pesawat terbang Rute Blitar Surabaya Tabel 5.5. Rekapitulasi Proyeksi pertumbuhan penumpang pesawat terbang Rute Blitar Jakarta 5

EXECUTIVE SUMMARY Tabel 5.6. Rekapitulasi Proyeksi pertumbuhan penumpang pesawat terbang Rute Blitar Semarang 6

EXECUTIVE SUMMARY Tabel 5.7. Rekapitulasi Proyeksi pertumbuhan penumpang pesawat terbang Rute Blitar Denpasar 7

EXECUTIVE SUMMARY 5.5 Pertumbuhan Rata - rata Dari Faktor factor Yang Berpengaruh 8

EXECUTIVE SUMMARY Tabel 5.8. Rekapitulasi Proyeksi pertumbuhan penumpang pesawat terbang Semua Rute Skenario Moderat 5 (Penumpang Per-Tahun dan PerMinggu) 5.6 Penumpang Mingguan, Penumpang Jam Sibuk dan Pesawat yang Digunakan Tabel 5.9 pada halaman berikut ini memberikan penjelasan mengenai jumlah penumpang mingguan, jumlah penumpang minguan PP, pergerakan pesawat mingguan, pergerakan pesawat pada jam sibuk, jumlah penumpang pada jam sibuk, serta jenis pesawat yang digunakan. Pesawat yang digunakan diberikan dalam kelas-kelas pesawat berdasarkan kapasitas tempat duduk. Pesawat pesawat yang termasuk dalam setiap kelas yang ada adalah sebagai berikut ini : Kelas Pesawat Tabel 5.9. Kelas Kapasitas Penumpang Pesawat M-25 25 Orang C-212, DHC-6 9

EXECUTIVE SUMMARY 10 M-50 50 Orang F-50, Dash-7, Dash-8, ATR-42 M-75 75 Orang F-100, ATR-72 M-100 100 Orang B 737-100 M-125 125 Orang M-150 150 Orang B737-200, B 737-300, B 737-400 Bombardier CRJ1000 NG MD-82, B 727, B737-900ER rata-rata merupakan rata-rata load factor pesawat yang terbang secara total dalam 1 minggu. Pergerakan pesawat dan penumpang pada jam sibuk disimulasi secara manual, dan perhintungannya dapat dilihat pada tabel 5.10. berikut Frekuensi yang disajikan adalah frekuensi setiap pekan. Untuk penentuan pergerakan pesawat mingguan diasumsikan frekuensi penerbangan didistribusikan serata mungkin setiap minggunya. Jika tidak bisa didistribusikan dengan merata sepenuhnya, maka yang Tabel 5.10. Penumpang Serta pesawat mingguan dan jam sibuk diperhitungkan adalah yang terbesar. Untuk dapat menentukan jumlah penumpang dan pesawat pada jam sibuk, terlebih dahulu harus diketahui jadwal penerbangan serta jenis pesawat rencana yang akan digunakan jenis pesawat berkapasitas penumpang ±125 orang (M-125) dan jenis pesawat berkapasitas penumpang ±150 orang (M-150). Dengan melakukan kombinasi jadwal penerbangan (frekuensi penerbangan per-minggu), Jenis pesawat rencana serta jumlah penumpang per-minggu yang harus dilayani, diperoleh load factor rata-ratanya. Load Factor (LF) diperoleh dengan cara perhitungan pembagian jumlah penumpang dalam setiap kali penerbangan terhadap kapasitas pesawat yang digunakan. Sedangkan load factor

EXECUTIVE SUMMARY 11 Tabel 5.11. Penumpang Serta pesawat mingguan dan jam sibuk

EXECUTIVE SUMMARY 12 Tabel 5.12. Penumpang Serta pesawat mingguan dan jam sibuk Tabel 5.13. Penumpang Serta pesawat mingguan dan jam sibuk

EXECUTIVE SUMMARY 13 5. PERENCANAAN FASILITAS SISI UDARA 6.1 Rekapitulasi Kebutuhan Sisi Udara Semua Kebutuhan sisi udara (air side) dapat dirangkum dalam tabel berikut ini. Tabel 6.1. Rekapitulasi Kebutuhan Sisi Udara

EXECUTIVE SUMMARY 14

EXECUTIVE SUMMARY 15 6.2 Perencanaan Perkerasan Landasan Tabel 6.2. Penumpang Serta pesawat mingguan dan jam sibuk

EXECUTIVE SUMMARY 16 6. PERENCANAAN FASILITAS SISI DARAT 7.2. Perhitungan Luasan Bangunan Sisi Darat Perencanaan pembangunan terminal penumpang Bandar Udara Kabupaten Blitar harus mampu menampung pergerakan lalu lintas Tabel 7.2. Rekapitulasi Kebutuhan Sisi Darat Publik Area Bandar Udara Kabupaten Blitar penumpang selama ±20 tahun tanpa perbaikan berarti. Sehingga perencanaan untuk tahun 2022 harus mampu menampung pergerakan penumpang sampai tahun 2022, perencanaan untuk tahun 2029 harus mampu menampung pergerakan penumpang sampai tahun 2029, dan perencanaan untuk tahun 2036 harus mampu menampung pergerakan penumpang sampai tahun 2036. Variabel yang digunakan adalah hasil peramalan tahun 2022, 2022, dan 2028. Pembangunan untuk perencanaan tahun 2022 dimulai dari 2015, dan pembangunan untuk perencanaan tahun 2029 dilakukan 1 tahun sebelum 2023, pembangunan untuk perencanaan tahun 2036 dilakukan 1 tahun sebelum 2030 agar kapasitas yang diperlukan dari tahun 2017 sampai tahun 2036 tetap dapat terpenuhi. 7.1. Prakiraan Jumlah Penumpang Rencana Tabel 7.1. Data Perencanaan Jumlah Penumpang

EXECUTIVE SUMMARY 17 Tabel 7.3. Rekapitulasi Kebutuhan Sisi Darat Teknikal Area Bandar Udara Kabupaten Blitar

EXECUTIVE SUMMARY 18 Tabel 7.4. Rekapitulasi Kebutuhan Sisi Darat Supportin Area Bandar Kabupaten Blitar Udara

EXECUTIVE SUMMARY 19 7.3. Fasilitas Penyediaan Tenaga Listrik Tabel 7.5. Rekapitulasi Kebutuhan Daya Listrik Bandar Udara

EXECUTIVE SUMMARY 20 Tabel 7.5. Rekapitulasi Kebutuhan Daya Listrik Bandar Udara

EXECUTIVE SUMMARY 21 Tabel 7.5. Rekapitulasi Kebutuhan Daya Listrik Bandar Udara

EXECUTIVE SUMMARY 22 7.4. Rekapitulasi Kebutuhan Utilitas Bandara Tabel 7.8. Rencana Perkerasan Parkir Bandara Tabel 7.6. Rekapitulasi Kebutuhan Utilitas Bandara 7.5. Rekapitulasi Perkerasan Sisi Darat Bandar Udara Tabel 7.7. Rencana Perkerasan Jalan Lingkungan Bandara

EXECUTIVE SUMMARY 23 7. ANALISIS KELAYAKAN BANDARA 8.1 Rencana Biaya Pembangunan Tabel 8.1. Rencana Pekerjaan Dan Biaya Pembangunan

EXECUTIVE SUMMARY 24

EXECUTIVE SUMMARY 25

EXECUTIVE SUMMARY 26

EXECUTIVE SUMMARY 27 8.2 Analisa Kelayakan Ekonomi Dan Finansial kemiringan (slope) yang lebih menanjak. Diasumsikan pada akhir Analisis kelayakan suatu investasi memberikan indikasi apakah tinjauan, yaitu pada tahun 2036, PDRB dengan bandara lebih penerimaan atau manfaat (benefit) yang didapat bisa menutup besar ±1,2 s/d 1,6% dibandingkan PDRB tanpa bandara biaya (cost) yang dikeluarkan selama jangka waktu yang ditinjau. pengembangan. Hal ini digambarkan pada grafik gambar 8.1 : Jika manfaat yang didapat bisa menutup biaya yang dikeluarkan, maka investasi dikatakan layak. Jika terjadi sebaliknya, investasi dikatakan tidak layak dan perlu ditinjau ulang. Dalam analisis kelayakan secara ekonomi tinjauan manfaat adalah manfaat yang didapat oleh masyarakat umum atau publik dalam suatu wilayah sebagai akibat investasi yang dilakukan. Dalam hal ini pemilik atau pelaku investasi adalah publik. Sementara dalam analisis kelayakan secara finansial tinjauan manfaat hanyalah penerimaan yang didapat dalam pengelolaan investasi tersebut. 8.3. Kelayakan Ekonomi Keadaan ekonomi pada suatu daerah atau wilayah dipresentasikan dengan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Dalam analisis kelayakan ekonomi Bandar Udara Kabupaten Blitar ini, diasumsikan setelah pengembangan bandara tahap I telah selesai, akan terjadi perkembangan PDRB yang lebih tinggi atau lebih cepat. Prediksi perkembangan PDRB yang Gambar 8.1. Prediksi PDRB Kabupaten Blitar Dengan (With) dan Tanpa (Without) Pembangunan Bandar Udara Kabupaten Blitar akan dipergunakan dalam analisis adalah prediksi linier. Setelah pengembangan bandara tahap I telah selesai dilaksanakan pada tahun 2017 maka akan terjadi perkembangan PDRB dengan

EXECUTIVE SUMMARY 28 Tabel 8.2. Perhitungan EIRR Pembangunan Bandar Udara Kabupaten Blitar (Juta Rupiah) Dari perhitungan tabel tersebut didapatkan : EIRR = 15,3140% Payback Period = 10 tahun. Dengan demikian investasi Pembangunan Bandar Udara Kabupaten Blitar ini dikatakan LAYAK secara ekonomi.

EXECUTIVE SUMMARY 29 8.4 Kelayakan Finansial Tabel 8.3. Perhitungan E-FIRR Bandar Udara Kabupaten Blitar Dari perhitungan tabel tersebut didapatkan : E-FIRR = 15,1803% Payback Period = 13 tahun. Dengan demikian investasi Pembangunan Bandar Udara Kabupaten Blitar ini dikatakan LAYAK secara ekonomi finansial.

EXECUTIVE SUMMARY 30 8.5.Kelayakan Lingkunagan Tabel 8.4. Matrik Prakiraan Dampak