Early Childhood Caries dan Kualitas Hidup Anak

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. mulut sejak dini. Kurangnya pengetahuan orang tua mengenai kebersihan mulut

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. hanya terjadi pada orang dewasa tapi juga pada anak-anak. Proses perkembangan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. disebabkan oleh penggunaan susu botol atau cairan lainnya yang termasuk karbohidrat seperti

Tahun 1999, National Institude of Dental and Craniofasial Research (NIDCR) mengeluarkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian dan Gambaran Klinis Karies Botol. atau cairan manis di dalam botol atau ASI yang terlalu lama menempel pada

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. penyakit sistemik. Faktor penyebab dari penyakit gigi dan mulut dipengaruhi oleh

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. turut berperan dalam menentukan status kesehatan seseorang. Berdasarkan hasil

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah telah menyusun program perilaku sehat dan pemberdayaan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan umum seseorang banyak dipengaruhi oleh kesehatan gigi.

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu faktor penting dalam perkembangan normal anak. 1 Penyakit gigi dan

BAB 1 PENDAHULUAN. lainnya. 2 Karies yang terjadi pada anak-anak di antara usia 0-71 bulan lebih dikenal

BAB I PENDAHULUAN. dan nilai gizi, berdasarkan data terbaru pada tahun , masalah

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kesehatan gigi dan makanan sehat cenderung dapat menjaga perilaku hidup sehat.

BAB I PENDAHULUAN. makanan sehingga membantu pencernaan, untuk berbicara serta untuk

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masalah dengan kesehatan gigi dan mulutnya. Masyarakat provinsi Daerah

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan tubuh yang ikut

Prevention and Treatment of Early Childhood Caries (ECC)

BAB 1 PENDAHULUAN. yang unik pada bayi, balita, dan anak prasekolah. Dahulu Early Childhood Caries (ECC) dikenal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kementerian Kesehatan Tahun 2010 prevalensi karies di Indonesia mencapai 60

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. rasa sakit fisik, ketidaknyamanan psikis, disabilitas fisik, psikis dan sosial.

Hubungan Usia dan Jenis Kelamin dengan kejadian Karies Gigi Siswa Sekolah Dasar Sumbersari Dan Puger Kabupaten Jember

BAB I PENDAHULUAN. infeksi yang dihasilkan dari interaksi bakteri. Karies gigi dapat terjadi karena

Bab 2 TINJAUAN PUSTAKA

SALIVA SEBAGAI CAIRAN DIAGNOSTIK RESIKO TERJADINYA KARIES PUTRI AJRI MAWADARA. Dosen Pembimbing : drg. Shanty Chairani, M.Si.

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat dipisahkan satu dan lainnya karena akan mempengaruhi kesehatan tubuh

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. istilah karies botol atau nursing caries yang digunakan sebelumnya untuk

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Karies gigi adalah proses perusakan jaringan keras gigi yang dimulai dari

BAB 1 PENDAHULUAN. (SKRT, 2004), prevalensi karies di Indonesia mencapai 90,05%. 1 Riset Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karies gigi merupakan masalah utama dalam kesehatan gigi dan mulut

BAB I PENDAHULUAN. diterima oleh dokter gigi adalah gigi berlubang atau karies. Hasil survey

ABSTRAK. Kata kunci: molar, karies, menyikat gigi, makanan kariogenik. viii

PENDAHULUAN. mulut adalah penyakit jaringan keries gigi (caries dentis) disamping penyakit gusi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. keadaan ini dapat mempengaruhi kesehatan gigi anak (Ramadhan, 2010). Contoh

BAB II TINJAUAN TEORETIS. renik dalam suatu karbohidrat yang dapat diragikan. Tandanya

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. keparahan karies gigi pada anak usia 4-6 tahun merupakan penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Kualitas hidup terkait dengan kesehatan mulut

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. kesehatan, terutama masalah kesehatan gigi dan mulut. Kebanyakan masyarakat

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 2015). Salah satu masalah kesehatan gigi dan mulut yang banyak dikeluhkan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (RisKesDas) tahun 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. penanganan secara komprehensif, karena masalah gigi berdimensi luas serta mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. tetapi juga terjadi pada anak-anak. Karies dengan bentuk yang khas dan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PRAKTEK MERAWAT GIGI PADA ANAK

BAB 1 PENDAHULUAN. ini. Anak sekolah dasar memiliki kerentanan yang tinggi terkena karies,

BAB I PENDAHULUAN. baik. Penelitian yang di lakukan Nugroho bahwa dari 27,1% responden yang

BAB I PENDAHULUAN. Karies gigi adalah penyakit jaringan gigi yang ditandai dengan kerusakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. didasarkan pada penyimpangan kondisi sehat. Pengukuran sebenarnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menunjang upaya kesehatan yang optimal (Depkes RI, 2001). menunjang kesehatan tubuh seseorang (Riyanti, 2005).

HUBUNGAN USIA DAN JENIS KELAMIN DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI SISWA SEKOLAH DASAR SUMBERSARI DAN PUGER KABUPATEN JEMBER. *Kiswaluyo

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis (Depkes,

BAB 2 PENGARUH PLAK TERHADAP GIGI DAN MULUT. Karies dinyatakan sebagai penyakit multifactorial yaitu adanya beberapa faktor yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan mulut merupakan hal penting untuk kesehatan secara umum dan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. mulut pada masyarakat. Berdasarkan laporan United States Surgeon General pada

BAB I PENDAHULUAN. Karies gigi merupakan masalah kesehatan gigi dan mulut yang paling dominan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bir merupakan minuman beralkohol dengan tingkat konsumsi nomor 2

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. gigi dan mulut di Indonesia. Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. dapat dialami oleh setiap orang, dapat timbul pada satu permukaan gigi atau lebih dan

PENTINGNYA OLAH RAGA TERHADAP KEBUGARAN TUBUH, KESEHATAN GIGI DAN MULUT.

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG KARIES GIGI PADA BALITA

BAB I PENDAHULUAN. orang dewasa terdapat gigi tetap. Pertumbuhan gigi pertama dimulai pada

BAB I PENDAHULUAN. cenderung meningkat sebagai akibat meningkatnya konsumsi gula seperti sukrosa.

BAB I PENDAHULUAN. Mulut merupakan pintu gerbang utama di dalam sistem pencernaan. Makanan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Karies gigi adalah penyakit infeksi dan merupakan suatu proses

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terjadinya kerusakan jaringan yang dimulai dari permukaan gigi (pit, fissures,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Gambaran Status Karies Gigi Pada Mahasiswa Jurusan Kesehatan Gigi Poltekkes Jakarta 1,2008

BAB 5 HASIL PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. yang optimal meliputi kesehatan fisik, mental dan sosial. Terdapat pendekatanpendekatan

BAB I PENDAHULUAN. Karies gigi atau yang biasanya dikenal masyarakat sebagai gigi berlubang,

Identifikasi, Pencegahan, dan Restorasi sebagai Penatalaksanaan Karies Gigi pada Anak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Analisis Situasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengetahuan ibu tentang pencegahan karies gigi sulung

SATUAN ACARA PENYULUHAN KKEMAMPUAN PENCEGAHAN KARIES

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak kalah pentingnya yaitu pertumbuhan gigi. Menurut Soebroto

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesehatan merupakan hal yang penting dalam kehidupan sehari-hari demi

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kelamin, usia, ras, ataupun status ekonomi (Bagramian R.A., 2009). Karies

BAB 1 PENDAHULUAN. sebelum tidur malam, hal itu dikarenakan agar sisa-sisa makanan tidak menempel di

GAMBARAN PERILAKU MENYIKAT GIGI DENGAN KEJADIAN GIGI BERLUBANG PADA ANAK USIA SEKOLAH DI SD YBPK KEDIRI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 2004, didapatkan bahwa prevalensi karies di Indonesia mencapai 85%-99%.3

BAB I. I. Pendahuluan. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. setiap proses kehidupan manusia agar dapat tumbuh dan berkembang sesuai

BAB I PENDAHULUAN. indeks caries 1,0. Hasil riset kesehatan dasar tahun 2007 melaporkan bahwa

Transkripsi:

Early Childhood Caries dan Kualitas Hidup Anak Jeffrey Program Studi Kedokteran Gigi, Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Achmad Yani, Cimahi Abstract The American Academy of Pediatric Dentistry (AAPD) recognizes Early Childhood Caries (ECC/nursing bottle caries) as a significant public health problem. Oral health care needs vary but encompass all ages. Poor oral health disproportionately affects people living in low socio-economic status environment and rural communities. Oral health may affect a child s growth and development, its social behaviour, nutrition, learning and its overall well-being. ECC is 100% preventable,but most parents often disagree with this statement. The consequences of ECC include a higher risk of new carious lesions in both the primary and permanent dentitions. ECC interferes not only with the quality of life of the child, but also of the family. It affects a child's school performance, and its social behaviour. Treatment of ECC is costly, invasive and stressful. Young children with high caries activity may develop caries even during tooth eruption; therefore, it is essential to reach for the preschool children and their caregivers as early as possible. This research highlights the importance of eliminating the root causes of ECC, which will in turn help children to be as healthy as they can be. Treating dental caries in pre-school children would increase the growth rate and the quality of life of millions of children. Keywords: Early Childhood Caries (ECC), quality of life, children I. Pendahuluan Kesehatan gigi merupakan bagian penting dari kesehatan tubuh secara umum. Karies pada gigi masih merupakan penyakit yang paling sering terjadi pada anak-anak dan merupakan suatu kalainan yang terjadi akibat adanya keterlibatan berbagai faktor etiologi (multifaktorial), diantaranya faktor genetik, kebiasaan makan, kolonisasi awal bakteri penyebab karies, dan faktor lingkungan, sedangkan faktor sosioekonomi dikaitkan dengan pengalaman karies dan distribusi karies pada anak-anak. (Wigen TI & Wang NJ, 2014; Jorge JR,et al., 2015) Karies gigi merupakan salah satu penyakit kronis yang paling sering terjadi pada anak-anak, terjadi lima kali lebih banyak daripada asma, tujuh kali lebih banyak daripada demam, dan empat belas kali lebih banyak daripada bronchitis. Walaupun karies gigi ini bukan merupakan suatu kondisi yang fatal, namun kondisi ini akan menyebabkan nyeri yang akan berdampak terhadap kesehatan dan menyebabkan berbagai masalah, seperti masalah tidur, kesulitan makan, sosialisasi, dan akan berpengaruh terhadap kepercayaan diri. Karies gigi juga dapat menyebabkan berbagai dampak negatif terhadap aktivitas sehari-hari dan kualitas hidup anak. (Jorge JR, et al., 2015; Filstrup SL, et al., 2003) Kondisi kesehatan gigi dan mulut merupakan faktor penting dalam tubuh seorang anak, sehingga dampak masalah kesehatan rongga mulut terhadap kualitas hidup sangatlah besar, terutama pada masa anak-anak. Status kesehatan rongga mulut akan mempengaruhi pertumbuhan anak, berat badan anak, sosialisasi anak, dan kemampuan belajar anak. (Jankauskiene B & Narbutaite J, 2010) Kasus karies gigi pada anak-anak seperti Early Childhood Caries (ECC) akan berdampak terhadap berbagai aspek kehidupan anak termasuk terhadap aspek fisik, psikologi, dan juga sosial. Oleh karena itu, Early Childhood Caries (ECC) harus segera ditangani dan memerlukan kekooperatifan dari orang tua anak karena kasus ini memerlukan perawatan secara komprehensif yang berkualitas. (Acharya S & Tandon S, 2011; Bach K & Manton DJ. 2014) 121

Zenit Volume 4 Nomor 2 Agustus 2015 II. Permasalahan Anak yang berusia dibawah lima tahun kebanyakan mengalami masalah kesehatan gigi, terutama Early Childhood Caries (ECC) yang tentunya akan membuat anak menderita. Early Childhood Caries (ECC) merupakan penyakit kronis yang sering terjadi pada anak-anak, sehingga sekarang kasus ini merupakan suatu tantangan yang sangat besar di bidang kedokteran gigi yang biasanya akan berdampak terhadap perilaku anak-anak. Masalah kesehatan gigi akan menyebabkan buruknya kesehatan rongga mulut yang akan berdampak terhadap fungsi, seperti kesulitan dalam mengunyah makanan, kesulitan dalam memakan dan meminum makanan atau minuman yang bersuhu panas atau dingin, kesulitan tidur, penurunan performa di sekolah sekolah, gangguan sosialisasi, menurunnya kepercayaan diri, begitu juga adanya pengaruh terhadap pertumbuhan dan perubahan berat badan anak. (Junior PAM, et al., 2013) Istilah Early Childhood Caries (ECC) pertama kali diperkenalkan pada tahun 1990 setelah dilakukannya penelitian yang berfokus pada berbagai faktor diantaranya: sosial ekonomi, kebiasaan, dan psikososial yang berkontribusi terhadap terjadinya karies pada usia dini. Early Childhood Caries (ECC) merupakan ekspresi patologis dari penyebab yang multifaktor, seperti: karies terjadi pada anak dengan usia lebih dini, dikarakteristikkan dengan adanya karies yang dalam pada beberapa gigi sulung dengan perkembangan yang cepat menuju pulpa dan jaringan periodontal, dan biasanya harus melibatkan gigi anterior. (Scroth RJ, et al., 2007; Vania A, et al., 2011) The American Academy of Pediatric Dentistry (AAPD) mengklasifikasikan Early Childhood Caries (ECC) menjadi: (Vania A, et all., 2011, Junior PAM, et al., 2013) - Early Childhood Caries (ECC) Menunjukkan satu atau lebih lesi (lesi berkavitas atau tidak berkavitas), gigi yang hilang (akibat karies), gigi sulung yang direstorasi pada anak yang berusia dibawah 71 bulan. - Severe Early Childhood Caries (SECC) Terdapat karies pada setiap permukaan gigi, terjadi pada anak yang usianya lebih muda dari 3 tahun. - Pada anak dengan usia 3-5tahun: terdapat satu atau lebih kavitas, gigi hilang (karena karies), atau restorasi pada permukaan gigi sulung anterior maksila atau gigi berlubang, gigi hilang, atau gigi direstorasi dengan nilai 4 (usia 3), 5 (usia 4), atau 6 (usia 5). Kondisi tersebut dapat dikatakan Severe Early Childhood Caries (SECC) Tabel I Panduan untuk Menentukan Status Severe Early Childhood Caries (SECC) berdasarkan Usia Usia (tahun) Status SECC <3 Semua tanda karies pada permukaan gigi yang halus/licin 3 dmf 4 4 dmf 5 5 dmf 6 Istilah Severe Early Childhood Caries (SECC) digunakan untuk pola karies yang terjadi secara tidak teratur, progresif, akut, atau rampan. Diagnosis Early Childhood Caries (ECC) atau Severe Early Childhood Caries (SECC) tergantung pada usia anak dan luasnya pengalaman karies (gigi berlubang, gigi hilang, dan tambalan pada permukaan gigi). (Filstrup SL, et al., 2003) 122

Early Childhood Caries dan Kualitas Hidup Anak (Jeffrey) 2.1 Etiologi Early Childhood Caries (ECC) Karies gigi merupakan penyakit multifaktor kompleks, berkembang dari adanya biofilm yang berperan dalam mediator demineralisasi jaringan. Proses pembentukan karies tentunya harus melibatkan empat faktor utama, yaitu: mikroorganisme kariogenik, substrat yang terfermentasi, host/tuan rumah, dan waktu. Karies akan mulai terjadi terjadi ketika adanya mikroba di rongga mulut yang pada akhirnya akan memfermentasikan karbohidrat. Saat lingkungan menjadi asam, lesi karies akan berkembang dengan dibantu oleh bakteri dan gigi akan mulai kehilangan mineral/demineralisasi pada permukaan gigi yang dikenal dengan white spot tanpa adanya kavitas pada permukaan gigi yang menghasilkan demineralisasi pada permukaan gigi. Lesi ini merupakan lesi awal dari terjadinya proses karies. (Losso EM et. al., 2009) Proses terjadinya Early Childhood Caries (ECC) akan dimulai dengan adanya lesi white spot pada gigi incisivus rahang atas dan kondisi ini dapat diperiksa dengan mengangkat bibir dan memeriksa area sekeliling email, dilihat apakah ada pewarnaan berwarna coklat atau kavitas pada gigi incisivus rahang atas. Etiologi utama dari terjadinya Early Childhood Caries (ECC) pada anak adalah kebiasaan makan yang tidak benar, terutama meningkatnya intake gula pada malam hari untuk membantu anak tidur, struktur gigi yang kurang baik, kondisi sistemik, dan efisiensi sistem immunologi. (Bach K & Manton DJ, 2014) 2.2 Klasifikasi Early Childhood Caries (ECC) Tabel II Tahapan Early Childhood Caries (ECC) Keparahan Gambaran Ringan- sedang - lesi white spot - lesi karies melibatkan incisivus dan molar Sedang-berat - lesi karies labiolingual mempengaruhi incisivus maksila dengan atau tanpa karies pada gigi molar - incisivus mandibula tidak terpengaruh Berat - lesi karies melibatkan hampir seluruh gigi, termasuk incisivus mandibula - terjadi rampan karies Gambaran klinis Early Childhood Caries (ECC): Gambar 1 Early Childhood Caries (ECC) Ringan 123

Zenit Volume 4 Nomor 2 Agustus 2015 Gambar 2 Early Childhood Caries (ECC) Sedang Gambar 3 Early Childhood Caries (ECC) Berat 2.3 Faktor Resiko Early Childhood Caries (ECC) Early Childhood Caries (ECC) merupakan penyakit multifaktorial yang dapat terjadi karena berbagai faktor, diantaranya yaitu: (Medical Development Division, 2012; Bach K & Manton DJ, 2014; Jorge JR,et al., 2015; Syed S, et al., 2015) 1. Kebiasaan makan / diet Tingginya frekuensi, jumlah, dan waktu mengkonsumsi makanan dan minuman yang mengandung karbohidrat atau gula terutama sukrosa. Berdasarkan beberapa penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa terdapat hubungan yang sangat kuat antara frekuensi mengkonsumsi gula dan peningkatan prevalensi karies, namun jumlah/banyaknya konsumsi gula tidak memiliki hubungan yang kuat terhadap peningkatan prevalensi karies. Anak-anak dengan Early Childhood Caries (ECC) biasanya lebih gemar mengkonsumsi gula, seperti makan terutama dalam bentuk jus buah atapun soft drink. 2. Menyusu menggunakan botol Frekuensi dan waktu menyusu menggunakan botol dengan kandungan sukrosa yang dilakukan terutama pada malam hari sangat berpengaruh terhadap terjadinya Early Childhood Caries (ECC). Susu formula memiliki potensi kariogenik yang lebih tinggi daripada susu murni. 124

Early Childhood Caries dan Kualitas Hidup Anak (Jeffrey) Seperti diketahui bahwa susu mamalia mengandung kasein, kalsium, dan fosfat yang dapat berperan dalam mencegah demineralisasi dan meningkatkan remineralisasi. 3. Status sosial ekonomi Kondisi ini meliputi jumlah saudara, pendidikan, dan pekerjaan orang tua. Anak yang hidup pada lingkungan dengan status sosial ekonomi yang buruk memiliki peningkatan prevalensi mengalami Early Childhood Caries (ECC). Anak yang hidup dalam keluarga dengan status sosial ekonomi yang rendah akan memulai menyikat giginya lebih terlambat, menyikat giginya lebih jarang, bahkan biasanya hanya saat giginya terasa sakit saja. 4. Streptokokus mutans Streptokokus mutans merupakan bakteri kariogenik, sehingga berperan sebagai faktor resiko mayor untuk perkembangan karies. Bakteri ini mungkin bertransmisi secara vertikal dari ibu kepada anak melalui kontak saliva. Anak dengan level Streptokokus mutans yang tinggi akan lebih mudah mengalami Early Childhood Caries (ECC) daripada anak-anak yang lainnya. 5. Hiposalivasi Saliva merupakan salah satu faktor perlindungan penting di rongga mulut yang mengandung berbagai komponen organik dan inorganik yang terlibat dalam proses pencegahan terhadap perkembangan lesi karies. Apabila terjadi perubahan terhadap flow ataupun kualitas saliva, maka akan terjadi peningkatan resiko karies. 6. Defek pertumbuhan Defek pertumbuhan pada email seperti hipomineralisasi (email kekurangan mineral namun ketebalan normal) dan hipoplasia (email memiliki kandungan mineral yang normal, namun ketebalan kurang) biasanya dapat terjadi pada gigi sulung atau gigi permanen yang terjadi akibat adanya kelainan kondisi sistemik yang menyebabkan terjadinya kerusakan email. 7. Plak Plak memiliki kaitan yang erat dengan terjadinya Early Childhood Caries (ECC), tingginya insidensi karies ditemui pada anak-anak yang tidak menggosok gigi. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa apabila terdapat akumulasi plak pada anak usia 12 bulan, maka anak tersebut biasanya akan mengalami Early Childhood Caries (ECC) pada usia 3 tahun. 8. Pengalaman karies dini Telah diketahui bahwa perawatan di bidang kedokteran dapat meningkatkan kualitas hidup, termasuk meningkatkan kebiasaan makan, tidur, dan menurunkan nyeri. 2.4 Konsekuensi Early Childhood Caries (ECC) Karies gigi di rongga mulut biasanya dikaitkan dengan dampak negatif terhadap kualitas hidup anak prasekolah karena mereka akan mengalami nyeri, terjadinya infeksi yang tentunya akan berdampak terhadap penurunan nafsu makan, kesulitan mengunyah makanan, kesulitan untuk makan makanan dan minuman yang bersuhu panas atau dingin, penurunan berat badan, kesulitan tidur, perubahan dalam kebiasaan, dan mengakibatkan performa akademik yang menurun. Hal ini akan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembnagan anak, sehingga perlu dilakukannya suatu intervensi terhadap kesehatan untuk meningkatkan kualitas hidup yang melibatkan berbagai disiplin ilmu secara kompleks yang meliputi kesehatan umum dan juga kesehatan rongga mulut. Karies gigi dapat menyebabkan efek yang signifikan terhadap pertumbuhan dan perkembangan pada anak usia prasekolah dan memiliki peranan terhadap kondisi kesehatan anak. (Syed S, et al., 2015; Jorge JR,et al., 2015) Pada kondisi tertentu, Early Childhood Caries (ECC) juga dapat menyebabkan terjadinya kehilangan gigi secara dini yang tentunya dapat menyebabkan terjadinya trauma psikologis terhadap anak. Kehilangan gigi sulung sebaiknya dihindari, karena keberadaan gigi sulung sangat penting untuk terjadinya pertumbuhan dan perkembangan lengkung rahang, penentuan hubungan oklusi yang baik, fungsi pengunyahan, dan juga fungsi bicara. Kehilangan dini gigi sulung tentunya dapat menyebabkan terjadinya konsekuensi yang berat pada gigi permanen. (Losso EM et. al., 2009) 125

Zenit Volume 4 Nomor 2 Agustus 2015 Konsekuensi lain akibat terjadinya Early Childhood Caries (ECC) adalah tingginya resiko lesi karies baru, meningkatnya jumlah dan waktu kunjungan ke rumah sakit, meningkatnya waktu dan biaya perawatan, hambatan perkembangan secara fisik, meningkatnya angka bolos masuk sekolah, meningkatnya hari-hari dengan hambatan aktivitas, dan terjadinya gangguan belajar. Oleh karena itu telah dibuktikan oleh beberapa peneliti, bahwa kondisi ini dapat berpengaruh terhadap kualitas hidup anak. (Filstrup SL, et al., 2003) Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Sheiham, anak yang paling tidak memiliki satu gigi yang berlubang dan melibatkan pulpa dilaporkan akan memiliki berat badan yang lebih ringan sebesar satu kilogram dibandingkan dengan kontrolnya. Kesehatan anak dengan kondisi seperti ini dapat ditingkatkan dan anak akan menjalani periode catch up growth setelah perawatan secara komprehensif, bebas dari rasa nyeri, dan gigi dapat berfungsi lagi dengan baik karena diperlukan untuk mengunyah makanan untuk memperoleh nutrisi yang baik. (Bach K & Manton DJ, 2014) Kondisi karies yang terjadi pada gigi sulung merupakan indikator yang kuat akan terjadinya karies pada gigi permanen, sehingga kesehatan rongga mulut yang buruk pada orang dewasa dikaitkan dengan kondisi sistemik dan kesehatan umumnya yang juga buruk, seperti terjadinya penyakit jantung, stroke, dan penyakit pernafasan (Bach K & Manton DJ, 2014) 2.5 Pencegahan terhadap Early Childhood Caries (ECC) Early Childhood Caries (ECC) merupakan penyakit yang dapat dicegah, dimana deteksi dini Early Childhood Caries (ECC) akan menurunkan rasa sakit, serta membantu meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan anak secara umum. Early Childhood Caries (ECC) secara signifikan berpengaruh terhadap kesehatan umum dan oral pada anak, serta terhadap kualitas hidup anak. Pencegahan dan penatalaksanaan karies gigi harus dilakukan sedini mungkin, untuk menurunkan nyeri sehingga membantu pertumbuhan dan perkembangan anak secara umum. (Syed S, et al., 2015) Tujuan dari pencegahan Early Childhood Caries (ECC) adalah: 1. Mengetahui/mendeteksi secara dini pasien yang memiliki resiko mengalami Early Childhood Caries (ECC), sehingga tindakan pencegahan dapat disarankan. 2. Mencegah progresifitas perkembangan karies pada anak yang telah didiagnosis Early Childhood Caries (ECC). 3. Mencegah kambuhnya kembali karies yang telah dirawat pada anak dengan Severe Early Childhood Caries (SECC). Terdapat beberapa faktor yang dapat membantu untuk mencegah terjadinya Early Childhood Caries (ECC) yaitu: (Medical Development Division, 2012, AAPD) 1. Meminum Air Susu Ibu (ASI) Meminum ASI akan menyediakan nutrisi yang sangat baik untuk bayi dan tidak diketahui adanya efek meminum ASI terhadap terjadinya Early Childhood Caries (ECC). 2. Pemberian Fluoride Anak-anak yang hidup di lingkungan terfluoridasi atau menggunakan pasta gigi yang mengandung fluor akan memiliki resiko mengalami karies gigi yang rendah. 3. Perawatan rutin Anak-anak dengan perawatan rutin ke dokter gigi memiliki resiko karies yang rendah. 4. Menyikat gigi Lakukan penyikatan gigi dengan menggunakan pasta gigi yang mengandung fluoride sehari dua kali, untuk anak-anak dengan karies sedang tinggi dengan usia dibawah dua tahun gunakan selapis tipis pasta gigi berfluoride (kurang lebih 0,1 mg fluoride), sedangkan jumlah pasta gigi sebesar kacang polong dapat digunakan untuk anak usia dua sampai lima tahun (dengan kandungan fuor kurang lebih 0,2mg). 126

Gambar 4 Perbandingan Jumlah Pasta Gigi Early Childhood Caries dan Kualitas Hidup Anak (Jeffrey) 2.6 Kualitas Hidup Anak Kondisi kesehatan mulut dan gigi merupakan faktor penting yang mempengaruhi kualitas hidup. Penilaian dampak dari masalah kesehatan mulut terhadap kualitas hidup sangat penting pada anak-anak sebagai status kesehatan mulut yang dapat mempengaruhi pertumbuhan, berat badan, bersosialisasi, harga diri dan kemampuan belajar mereka. (Jankauskiene B, et al, 2012) Penilaian kualitas hidup telah menjadi bagian integral dari evaluasi program kesehatan. Kualitas hidup yang berhubungan dengan kesehatan mulut (Oral health-related quality of life/ohrqol) adalah konsep multidimensional yang berhubungan dengan dampak kesehatan mulut yang buruk atau penyakit yang memiliki fungsi sehari-hari, kesejahteraan atau kualitas hidup seorang individu. ECC memiliki dampak negatif pada OHRQoL anak usia dua sampai lima tahun dan orang tua mereka. Ibu berusia tiga puluh tahun atau lebih dilaporkan OHRQoL yang lebih baik, terlepas dari ada tidaknya ECC dan usia anak. (Junior PAM, et al., 2013) OHRQoL adalah sebuah konsep yang menggambarkan dampak status kesehatan mulut pada kesehatan umum dan kehidupan sehari-hari. Pengukuran OHRQoL pada anak-anak memungkinkan untuk mengevaluasi status kesehatan dan efisiensi pengobatan anak. Dampak negatif dari penyakit mulut, terutama Early Childhood Caries (ECC), pada kualitas hidup telah dikenal selama bertahuntahun. Penilaian kualitas hidup anak seringkali berisi survei orang tua, meskipun kuesioner khusus untuk anak-anak dalam kelompok usia tertentu telah dikembangkan. (Jankauskiene B & Narbutaite J, 2010) III. Simpulan Early Childhood Caries (ECC) memiliki dampak yang negatif terhadap kualitas hidup anakanak prasekolah, terutama anak-anak dengan lesi karies yang banyak atau lesi karies yang progresif. Oleh karena itu pencegahan dan penatalaksanaan terhadap Early Childhood Caries (ECC) harus dilakukan sedini mungkin untuk mencegah terjadinya masalah kesehatan yang lebih parah pada masa anak-anak, sehingga hidup anak dapat menjadi lebih berkualitas. IV. Daftar Pustaka Acharya S & Tandon S. 2011. The Effect Of Early Childhood Caries On The Quality Of Life Of Children And Their Parents. Contemporary Clinical Dentistry; 2 (2): 98-101. Bach K & Manton DJ. 2014. Early Childhood Caries: A New Zealand Perspective. J Prim Health Care; 6(2):169 174. Filstrup SL, Briskie D, Fonseca m, et al. 2003.Early Childhood Caries and Quality of Life:Child and Parent Perspectives. Pediatric Dentistry; 25:5. 127

Zenit Volume 4 Nomor 2 Agustus 2015 Jorge JR, Jorge MLR, Paiva SM, et al. Dental Caries and Quality of Life Among Preschool Children. Intech: 117-126. Available at: http://dx.doi.org/10.5772/59515. Jankauskiene B & Narbutaite J. 2010. Changes In Oral Health-Related Quality Of Life Among Children Following Dental Treatment Under General Anaesthesia. A Systematic Review. Stomatologija, Baltic Dental and Maxillofacial Journal,;12: 60-64. Junior PAM, Andrade RGV, Varia PC, et al. 2013. Impact of Early Childhood Caries on the Oral Health- Related Quality of Life of Preschool Children and Their Parents. Caries Res;47:211 218. Losso EM, Tavares MCR, Silva JYB, et al. 2009. Severe Early Childhood Caries: An Integral Approach. Jornal de Pediatria; 85 (4): 295-300. Medical Development Division. 2012. MANAGEMENT OF SEVERE EARLY CHILDHOOD CARIES: Clinical Practice Guide, 2 nd ed. Putrajaya, Malaysia. Scroth RJ, Brothwell DJ, and Moffatt MEK. 2007. Caregiver Knowledge and Attitudes of Preschool Oral Health and Early Chilhood Caries (ECC). International Journal of Circumpolar Health; 66(2):153-167. Syed S, Nisar N, and Mubeen N. 2015. Early Childhood Caries: A Preventable Disease. Systematic Review; 2(2):55-61. Vania A, Parisella P, Capasso F, et al. 2011. Early Childhood Caries Underweight Or Overweight, That Is The Question. European Journal Of Paediatric Dentistry; 12(4): 231-235. Wigen TI & Wang NJ. 2014. Health Behaviors And Family Characteristics In Early Childhood Influence Caries Development A Longitudinal Study Based On Data From Moba. Norsk Epidemiologi; 24 (1-2): 91-95. 128