BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. jauh lebih menyenangkan. Kembar merupakan suatu peristiwa khusus dan

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan tahapan-tahapan stimulasi yang perlu dilalui dan proses

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keluarga merupakan tempat utama dimana seorang anak tumbuh dan

FENOMENA ANAK KEMBAR (TELAAH SIBLING RIVALRY)

SIBLING RIVALRY PADA ANAK KEMBAR YANG BERBEDA JENIS KELAMIN. Oleh : Nopijar ABSTRAK

5. KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam jangka panjang. Pola hubungan yang terbangun pada masa kanak-kanak dapat

BAB II LANDASAN TEORI. Sibling rivalry adalah suatu persaingan diantara anak-anak dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. alami oleh seorang anak terhadap kehadiran atau kelahiran saudara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pola Kelekatan Orangtua Tunggal Dengan Konsep Diri Remaja Di Kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN. dan berfungsinya organ-organ tubuh sebagai bentuk penyesuaian diri terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Ibu memiliki lebih banyak peranan dan kesempatan dalam. mengembangkan anak-anaknya, karena lebih banyak waktu yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. berkembang pertama kalinya. Menurut Santrock 2002: 56 ( dalam Arif 2013 : 1),

NASKAH PUBLIKASI TWIBLING RIVALRY

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Salah satu tugas perkembangan siswa yaitu mencapai hubungan baru dan yang

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum masa remaja terbagi menjadi tiga bagian yaitu, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. perbedaan kecepatan tumbuh dan gaya penampilannya (Sujiono, 2007). Perbedaan tersebut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori subjective well-being

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari proses interaksi sosial. Soerjono Soekanto (1986) mengutip

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. langsung maupun tidak langsung seperti pada media massa dan media cetak. Seorang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPP & PA) menyebutkan bahwa setiap anak merupakan aset

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan mahluk sosial yang tidak pernah terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dukungan sosial merupakan keberadaan, kesediaan, keperdulian dari

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I. Kekerasan Dalam Rumah Tangga atau KDRT diartikan setiap perbuatan. terhadap seseorang terutama perempuan yang berakibat timbulnya kesengsaraan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. orangtua. Anak bukan hanya sekedar hadiah dari Allah SWT, anak adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Kelahiran anak merupakan saat yang ditunggu-tunggu dan sangat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KEMANDIRIAN REMAJA AKHIR PUTERI PASCA KEMATIAN AYAH

BAB I PENDAHULUAN. Berpacaran sebagai proses dua manusia lawan jenis untuk mengenal dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KEMANDIRIAN PADA ANAK TENGAH DARI LATAR BELAKANG BUDAYA YANG BERBEDA NASKAH PUBLIKASI HALAMAN SAMPUL DEPAN

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya keluarga terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak. Ayah dan

BAB I PENDAHULUAN. ini, hal ini dapat kita temui di berbagai negara. Dari negara maju seperti Amerika

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Sibling Rivalry pada remaja akhir. Persaingan antar saudara kandung oleh Amijoyo dalam Kamus

Sibling Rivalry Pada Anak Usia Todler

BAB I PENDAHULUAN. Membentuk sebuah keluarga yang bahagia dan harmonis adalah impian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keluarga merupakan tempat utama dimana seorang anak tumbuh dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

PENERIMAAN DIRI PADA WANITA BEKERJA USIA DEWASA DINI DITINJAU DARI STATUS PERNIKAHAN

B. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana karakteristik komunikasi interpersonal orang tua tunggal dalam mendidik

PEDOMAN OBSERVASI FENOMENA KORBAN PERILAKU BULLYING PADA REMAJA DALAM DUNIA PENDIIDKAN

BAB I PENDAHULUAN. baik dari faktor luar dan dalam diri setiap individu. Bentuk-bentuk dari emosi yang

BAB I PENDAHULUAN. Hampir semua penduduk di dunia ini hidup dalam unit-unit keluarga. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dianggap sebagai masa topan badai dan stres, karena remaja telah memiliki

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN TEORITIS Pengertian Masa Akhir Kanak-Kanak. Masa kanak-kanak (late chilhood) berlangsung dari usia 6

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. istri, dan juga anak serta terjadinya proses reproduksi. sebuah keruntuhan yang besar ketika hubungan antara saudara kandung tidak

A. LATAR BELAKANG Perselingkuhan dalam rumah tangga adalah sesuatu yang sangat tabu dan menyakitkan sehingga wajib dihindari akan tetapi, anehnya hal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berdasarkan agama dan kepercayaan masing-masing untuk menjalani hidup bersama.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. secara fisik maupun psikologis. Menurut BKKBN (2011 ), keluarga adalah unit

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai seorang calon sarjana maupun sarjana, mahasiswa dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang sangat luar biasa, karena anak akan menjadi generasi penerus dalam keluarga.

BAB I PENDAHULUAN. pembagian tugas kerja di dalam rumah tangga. tua tunggal atau tinggal tanpa anak (Papalia, Olds, & Feldman, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tidak dapat hidup seorang diri karena manusia merupakan

BAB I PENDAHULUAN. bersama, terdapat kerja sama ekonomi, dan terjadi proses reproduksi (Lestari,

BAB I PENDAHULUAN. karena pada dasarnya belajar merupakan bagian dari pendidikan. Selain itu

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Dalam pertumbuhannya, anak memerlukan perlindungan, kasih sayang

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan antara saudara kandung (sibling rivalry) biasanya muncul ketika

BAB I PENDAHULUAN. di dalamnya (Buist, Dekovic, dan Prinzie, 2012). Hubungan kakak-adik juga menjadi hal yang

BAB I PENDAHULUAN. tidak tinggal bersama (Long Distance Relationship) dalam satu rumah karena

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesuksesan, karena dengan kepercayaan diri yang baik seseorang akan mampu

Hubungan antara Persepsi Anak Terhadap Perhatian Orang Tua dan Intensitas Komunikasi Interpersonal dengan Kepercayaan Diri pada Remaja Difabel

BABI PENDAHULUAN. Selama rentang waktu kehidupannya, manusta mengalami perubahanperubahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan salah satu tempat bertumbuh dan berkembangnya

BAB I PENDAHULUAN. yang dikenal dengan istilah adolescence merupakan peralihan dari masa kanakkanak

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian (Latar Belakang Masalah) Perkawinan merupakan salah satu titik permulaan dari misteri

BAB I PENDAHULUAN. ketidakmampuan. Orang yang lahir dalam keadaan cacat dihadapkan pada

BAB I PENDAHULUAN. (laki-laki dan perempuan), secara alamiah mempunyai daya tarik menarik. perkawinan antara manusia yang berlaian jenis itu.

BAB I PENDAHULUAN hingga (Unicef Indonesia, 2012). Menurut Departemen Sosial

I. PENDAHULUAN. Keluarga adalah sekelompok individu yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak

BAB I PENDAHULUAN. pasangan suami-istri. Bagi seorang wanita kehamilan merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berbagai macam hal yang tidak pernah diketahui sebelumnya. Dalam proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. dididik, dan dibesarkan sehingga seringkali anak memiliki arti penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah individu yang selalu belajar. Individu belajar berjalan, berlari,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. lingkungan. Semakin dini stimulus yang diberikan, semakin banyak peluang

BAB I PENDAHULUAN. Istilah adolescence atau remaja berasal dari kata Latin (adolescence)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tahun. Menurut Erickson masa remaja merupakan masa berkembangnya identity.

BAB I PENDAHULUAN. Pada setiap tahap perkembangan terdapat tugas-tugas perkembangan yang

BAB I PENDAHULUAN. masalah penyesuaian diri lainnya Damon dkk (dalam Santrock, 2003). Menurut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. beradaptasi di tengah kehidupan masyarakat yang lebih luas.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk hidup yang lebih sempurna dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. peristiwa yang menyenangkan maupun peristiwa yang tidak menyenangkan.

KECEMASAN PADA WANITA YANG HENDAK MENIKAH KEMBALI

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dimana pada masa tersebut merupakan periode peralihan dan perubahan. Hurlock

BAB I PENDAHULUAN. sebagai bekal untuk hidup secara mandiri. Masa dewasa awal atau early health

BAB I PENDAHULUAN. data Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) persennya merupakan penyandang disabilitas. Penyandang disabilitas

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. pasal 31 ayat 1 UUD 1945 yang menyebutkan bahwa tiap-tiap warga negara

HUBUNGAN ATTACHMENT DAN SIBLING RIVALRY PADA REMAJA AWAL

PENDAHULUAN Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelahiran anak merupakan saat yang menggembirakan dan ditunggutunggu oleh setiap pasangan suami istri untuk melengkapi sebuah keluarga. Memiliki anak adalah suatu anugerah yang diberikan Tuhan kepada manusia yang tidak ternilai harganya. Sebagian besar wanita yang normal akan melahirkan seorang bayi (anak tunggal). Namun kenyataanya, wanita dapat melahirkan anak kembar (multiple birth). Menurut Hurlock (1980) istilah kelahiran kembar mengacu pada kelahiran dua atau lebih bayi dalam jangka beberapa jam atau hari, dapat berupa kembar dua, kembar tiga, kembar empat dan kembar lima. Salah satu suara pembaharuan online di Indonesia melaporkan bahwa di Amerika Serikat, 1 dari 30 kelahiran adalah kelahiran kembar. Jumlah kelahiran bayi kembar naik dua kali lipat di tahun 2009 jika dibandingkan dengan tahun 1980, dengan kenaikan dari 68.339 menjadi 137.000 kelahiran. Menurut National Center for Health Statistics, kenaikan kelahiran kembar melonjak 76% dalam 30 tahun terakhir. Dalam tiga dekade terakhir, jumlah kelahiran kembar meningkat di semua negara bagian, namun hampir 100% terjadi pada perempuan berusia 35-39 tahun dan sekitar 200% pada perempuan usia di atas 40 tahun (kompas.com). Di Indonesia terdapat perkumpulan orang-orang kembar yang didirikan oleh Seorang Psikolog Anak di Indonesia yang bernama Seto Mulyadi. Ia memiliki saudara kembar yang bernama Kresna Mulyadi. Perkumpulan tersebut diberi nama Yayasan Nakula Sadewa yang didirikan pada 22 Februari 1984. Uniknya, Nakula Sadewa sengaja mengidentikkan kembar dengan angka serba dua. Hal itu ditunjukkan dari tanggal berdirinya, yakni tanggal 2, bulan 2 (Februari) dan tahun 1984 yang jika keempat angka itu

2 dijumlahkan, 1+9+8+4, akan menghasilkan angka 22. Juga sekretariatnya berada di Jalan Patiunus nomor 22 Jakarta Selatan, didirikan pada pukul 22.22 WIB. Yayasan ini beranggotakan sekitar 6.500 pasang kembar dua, tiga, empat dan lima. Salah satu agenda Yayasan Nakula Sadewa adalah memberikan beasiswa, bantuan kesehatan kepada kembar yang sakit maupun penyandang cacat fisik, juga bantuan terhadap kembar yang mengalami masalah hukum, konsultasi psikologi kepada para orangtua kembar mengenai cara-cara menghadapi anak kembar, serta mengadakan kegiatan kesenian dan olah raga bagi para kembar (Priyosm, 2008). Secara umum, anak kembar memiliki banyak kesamaan, baik secara fisik maupun sifat psikologis. Kesamaan secara fisik meliputi kesamaan dalam hal tinggi badan, bentuk muka, bentuk tubuh sampai ke warna kulit. Sedangkan kesamaan sifat psikologis ini meliputi kesamaan dalam karakter, temperamen maupun kedekatan secara emosional atau disebut juga dengan kontak batin. Kesamaan karakter maupun kontak batin yang sering dirasakan oleh anak kembar disebabkan oleh faktor lingkungan. Dalam hal ini keluarga merupakan tempat utama dimana seorang anak tumbuh dan berkembang. Pertama kalinya seorang anak mengembangkan dirinya secara sosial adalah kepada keluarganya sendiri, anak berhubungan secara emosional dengan ayah, ibu, dan saudarasaudaranya. Berdasarkan fakta keluarga adalah faktor yang sangat mempengaruhi perkembangan anak apabila hubungan antar saudara baik, maka hubungan keluarga pun akan cenderung baik pula. Sebaliknya bila hubungan antar saudara kurang baik, itu akan mengganggu hubungan sosial dan pribadi anggota keluarga lainnya (Hurlock, 1980). Hal tersebut sejalan dengan definisi hubungan antara saudara kandung atau sibling relationship menurut (Cicirelli, 1996) yaitu: Sibling relationship are the total of the interactions (physical, verbal, and non verbal communication) of two or more individuals who have common biological parents as well as their knowledge,

3 attitudes, beliefs, and feelings regarding each other from time to time when one sibling first becomes aware of the other. Menurut pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa hubungan antara saudara kandung (sibling relationship) adalah keseluruhan interaksi total (fisik, verbal, dan non-verbal) dari dua atau lebih individu yang mempunyai orang tua biologis yang sama dimana mereka memiliki keterkaitan dalam pengetahuan, persepsi, sikap, kepercayaan dan perasaan sepanjang masa sejak saudara kandung menyadari kehadiran saudaranya yang lain dimana hubungan yang terjalin saling mempengaruhi perkembangan satu sama lain. Hubungan antara saudara kembar identik terlihat istimewa dan unik dari hubungan antara saudara kandung biasa (kakak-adik), karena terkadang mereka sulit dibedakan satu sama lain. Menurut Hurlock (1980) umumnya banyak orang tua merasa bayi-bayi kembar harus memakai baju yang sama dan melakukan permainan yang sama apalagi bila bayi-bayi itu memiliki jenis kelamin yang sama. Adanya tekanan untuk menjadi sama dan diabaikan kesempatan-kesempatan untuk mengembangkan individualitas mereka sendiri akan meninggalkan bekas pada kepribadian dan pola perilaku mereka. Ketika masih kecil hal itu mungkin memang harus dilakukan. Namun berbeda halnya ketika anak-anak kembar beranjak remaja. Masa remaja merupakan suatu periode perkembangan yang dialami setiap individu, dimana masa ini sebagai masa peralihan dari periode masa anak-anak menuju dewasa. Menurut Hurlock (1980) pada masa remaja ini ada beberapa perubahan yang bersifat universal, yaitu meningkatnya emosi, perubahan fisik, perubahan minat dan peran, perubahan pola perilaku dan nilainilai. Periode perkembangan ini juga dialami oleh anak kembar, dimana anak kembar sudah mulai menunjukan perbedaan-perbedaan, mulai dari fisik mungkin tidak banyak perbedaan, perbedaan sifat, minat atau hobi, hingga bakat dan prestasi. Perbedaan ini membuat orang-orang yang ada disekitar anak kembar membanding-bandingkan mereka. Hal tersebut akan memicu

4 timbulnya persaingan antara saudara kandung atau dalam ilmu psikologi biasa dikenal dengan sibling rivalry. Menurut Vasta (2004) hubungan antara saudara kandung memang tidak selalu harmonis atau menyenangkan, terkadang terjadi permasalahan diantara mereka (kakak-adik) yang dapat menyebabkan sibling rivalry. Membiarkan anak untuk mengungkapkan kekesalannya dengan arahan orang tua merupakan suatu hal yang baik diantara hubungan saudara kandung, sehingga mereka dapat mengeluarkan kekesalannya tanpa harus bertindak dengan kekerasan. Seperti dalam penelitian Nopijar (2012) menemukan bahwa pada anak kembar yang berbeda jenis kelamin mengalami persaingan sibling rivalry. Hal tersebut terlihat dari intensitas pertengkaran subjek, baik secara fisik maupun secara verbal dengan saudara kembarnya tersebut yang terjadi hampir setiap saat mereka bertemu. Sering terjadi perselisihan diantara mereka, saling mengejek dan memaki dengan kata-kata kasar, sering tidak saling berteguran satu sama lain, serta saling mencari perhatian lebih dari orang tua mereka. Dari hasil penelitian di atas, menunjukan bukti bahwa pada anak kembar yang berbeda jenis kelamin mengalami sibling rivalry. Hal ini menjadi salah satu alasan peneliti untuk melakukan penelitian pada anak kembar yang memiliki jenis kelamin sama, karena tidak menutup kemungkinan bahwa sibling rivalry juga dapat terjadi pada kembar yang memiliki jenis kelamin sama (kembar identik). Dalam sebuah Biografi, ada sepasang anak kembar yaitu Seto Mulyadi yang akrab dipanggil Kak Seto dan saudara kembarnya Kresna Mulyadi. Bersama saudara kembarnya Kresna, ia kerap bersaing dalam hal berprestasi. Waktu kelas II di SMA St.Louis Surabaya, saya paspal 2, dia paspal 3, supaya dua-duanya bisa jadi ketua kelas. Nah pas kelas 2 rebutan jadi ketua OSIS tapi saya yang terpilih. Pokoknya kita sering banget berkompetisi, kalau bikin puisi di Koran Elbahar atau Srikandi, kalau satu dimuat maka panas sekali salah satu dari kami,

5 Persaingan berlanjut hingga lulus SMA, Seto dan Kresna bercita-cita melanjutkan studinya di Fakultas Kedokteran. Tapi, cita-citanya kandas menjadi Dokter karena tidak diterima di Fakultas Kedokteran, sementara Kresna diterima di Kedokteran (tokohindonesia.com). Muftiarini (2014) memaparkan persaingan saudara kembar juga kerap dialami oleh Maria Rahajeng yang baru-baru ini dinobatkan sebagai Miss Indonesia 2014. Keberhasilannya tersebut membuat saudara kembarnya merasa sedikit iri. "Saya jadi ingin ikut (Miss Indonesia). Melihat kesuksesan dia, jadi terpacu," Karena hal tersebut, Elizabeth mengaku siap mengikuti ajang serupa di tahun mendatang agar bisa saling support. Ia juga mengakui bahwa awalnya ia ingin mengikuti ajang tersebut di tahun ini. Hanya saja Elizabeth mengakui takut terjadi persaingan diantara dirinya dan saudara kembarnya. Elizabeth juga menuturkan bahwa ia juga kerap meributkan persoalan kecil. Misalnya, sering berebut baju karena ukurannya kan sama. Selera juga sama. Kita kembar identik, tapi personalitinya beda Lebih lanjut, Elizabeth mengaku sebenarnya sangat kompetitif dengan saudara kembarnya itu. Meski demikian, mereka berdua tetap saling memberikan dukungannya satu sama lain dalam hal apa pun. Berdasarkan hasil wawancara terhadap seorang anak kembar identik berjenis kelamin perempuan yang berinisial KA pada tanggal 15 Mei 2013 di Perpustakaan Universitas Pendidikan Indonesia, KA mengungkapkan bahwa ia memiliki hubungan baik dengan saudara kembarnya, namun terkadang secara tidak langsung KA menganggap saudara kembarnya adalah saingannya. KA sering merasa kesal ketika saudara kembarnya mendapatkan sesuatu yang lebih dari dirinya, baik dalam hal perhatian orang tua dan prestasi. Tetapi terkadang keduanya saling mengandalkan satu sama lain. KA merasa kurang percaya diri ketika berada di lingkungan sosial tanpa kembarannya.

6 Bila dikaitkan dengan beberapa fenomena yang terjadi pada hubungan saudara kembar di atas, anak kembar memiliki keunikan selalu ingin menunjukan kelebihan satu sama lain, meskipun diantara mereka mengalami sibling rivalry, tetapi anak kembar tetap merasa senang ketika melihat saudara kembarnya juga senang. Bahkan untuk beberapa kepentingan satu sama lain, dalam situasi tersebut mereka akan tetap memilih untuk saling bekerja sama atau mendukung. Karena terkadang anak kembar memanfaatkan identitas kembarnya untuk membantu sesama saudara. Dan tidak menutup kemungkinan bahwa tidak semua orang tua dalam hal ini menyadari persaingan diantara anak-anak mereka ketika beranjak remaja. Pada saat masa remaja biasanya orang tua menganggap anak-anak mereka sudah dewasa sehingga mereka dianggap mampu untuk mengatasi masalahnya (Hurlock, 1980). Sehingga tidak menutup kemungkinan bahwa anak-anak mereka pandai untuk menutupi perasaan bersaing terhadap saudara kembarnya. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian pada anak kembar identik dengan judul sibling rivalry pada kembar identik remaja akhir.

7 B. Fokus Penelitian Sibling Rivalry merupakan persaingan yang terjadi antara saudara kandung baik laki-laki maupun perempuan untuk memperebutkan perhatian, pengakuan dan cinta kasih orang tua. Sibling Rivalry mungkin terjadi pada hubungan antara saudara kandung biasa (kakak-adik), kembar non-identik maupun kembar identik. Uniknya, pada pasangan kembar identik yang memiliki kesamaan mulai dari fisik maupun psikologis seringkali sulit dibedakan satu sama lain. Pada umumnya sejak kecil anak kembar dituntut dan diberi perlakuan sama oleh orang tuanya. Namun lain halnya ketika individu kembar tersebut beranjak dewasa. Adapun fokus penelitian ini adalah sibling rivalry yang terjadi pada pasangan kembar identik. Untuk memahami hal tersebut, maka peneliti merumuskan dua pertanyaan penelitian yang menjadi fokus penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana gambaran sibling rivalry pada kembar identik di usia remaja akhir? 2. Bagaimana dampak yang ditimbulkan dari sibling rivalry yang dialami pada individu kembar identik remaja akhir? C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian yang berjudul Sibing Rivalry pada Kembar Identik Remaja Akhir ini adalah untuk mengetahui gambaran persaingan saudara kandung (sibling rivalry) pada individu kembar identik pada usia perkembangan remaja akhir dan untuk mengetahui dampak apa saja yang ditimbulkan dari sibling rivalry pada individu kembar identik remaja akhir.

8 D. Manfaat Penelitian Dalam penelitian ini manfaat yang ingin dicapai mencakup dua hal yaitu; manfaat teoritis dan manfaat praktis: 1. Manfaat Teoritis a. Manfaat teoritis yang ingin diberikan dalam penelitian ini adalah membuktikan secara ilmiah bagaimanakah perkembangan sibling rivalry pada individu kembar identik remaja. b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan teoritik bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan untuk memperkaya khasanah ilmu psikologi khususnya psikologi perkembangan. 2. Manfaat Praktis a. Bagi peneliti, penelitian ini memberikan pengetahuan dan pemahaman mengenai persaingan saudara kandung pada kembar identik remaja. b. Bagi subjek, penelitian ini memberikan pemahaman bahwa persaingan saudara kandung bisa dijadikan motivasi untuk menjadi individu yang lebih baik. c. Bagi masyarakat, penelitian ini memberikan informasi mengenai sibling rivalry (persaingan saudara kandung) agar dapat dijadikan pertimbangan dalam mengasuh dan mendidik anak-anaknya yang merupakan anak kembar, serta meningkatkan kesiapan untuk menghadapi dan mengantisipasi timbulnya sibling rivalry bagi para orang tua maupun calon orang tua. E. Struktur Organisasi Skripsi Dalam penulisan skripsi ini, terdapat tiga sistematika penulisan yaitu : 1. Bagian awal skripsi Terdiri dari halaman judul, halaman pengesahan, abstrak, kata pengantar, daftar isi, dan daftar lampiran.

9 2. Bagian isi skripsi Terdiri dari : BAB I : PENDAHULUAN Berisi mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi. BAB II : LANDASAN TEORI Berisi mengenai teori yang dijadikan landasan dalam penelitian, meliputi teori sibling rivalry, teori kembar, teori perkembangan remaja, dan penelitian terdahulu. BAB III : METODOLOGI PENELITIAN Berisi mengenai desain penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, metode pemilihan subjek, teknik pengumpulan data, analisis data, prosedur penelitian dan teknik pengujian keabsahan data. BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berisi mengenai hasil pengambilan data penelitian dan pembahasannya. BAB V : PENUTUP Berisi mengenai kesimpulan dan saran 3. Bagian akhir skripsi Terdiri dari daftar pustaka dan lampiran.