Sintesis, Karakterisasi dan Immobilisasi Kompleks Besi (II) pada Support Silika Modifikasi

dokumen-dokumen yang mirip
GRAFTING TEMBAGA(II) PADA SILIKA MODIFIKASI. Laboratorium Kimia Material Jurusan Kimia FMIPA Unand b.

STUDI SPEKTROSKOPI BLENDING ZnO-MANGAN(II)ASETONITRILKLORIDA

I. PENDAHULUAN. senyawa kompleks bersifat sebgai asam Lewis sedangkan ligan dalam senyawa

Kata kunci: surfaktan HDTMA, zeolit terdealuminasi, adsorpsi fenol

SINTESIS DAN KARAKTER SENYAWA KOMPLEKS Cu(II)-EDTA DAN Cu(II)- C 6 H 8 N 2 O 2 S Dian Nurvika 1, Suhartana 2, Pardoyo 3

HASIL DAN PEMBAHASAN. Lanjutan Nilai parameter. Baku mutu. sebelum perlakuan

METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik-Fisik Universitas

Pengaruh Kadar Logam Ni dan Al Terhadap Karakteristik Katalis Ni-Al- MCM-41 Serta Aktivitasnya Pada Reaksi Siklisasi Sitronelal

REAKSI AMOKSIMASI SIKLOHEKSANON MENGGUNAKAN KATALIS Ag/TS-1

SINTESIS DAN KARAKTERISASI SENYAWA KOMPLEKS NIKEL(II) DENGAN LIGAN ETILENDIAMINTETRAASETAT (EDTA)

STUDI SPEKTROSKOPI UV-VIS DAN INFRAMERAH SENYAWA KOMPLEKS INTI GANDA Cu-EDTA

Ekstraksi Silika Dari Fly Ash Batubara (Studi Pengaruh Variasi Waktu Ekstraksi, Jenis Asam Dan ph)

I. PENDAHULUAN. Pencemaran udara adalah masuknya, atau tercampurnya unsur-unsur berbahaya ke dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Mei 2015 sampai bulan Oktober 2015

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. sol-gel, dan mempelajari aktivitas katalitik Fe 3 O 4 untuk reaksi konversi gas

PENENTUAN RUMUS ION KOMPLEKS BESI DENGAN ASAM SALISILAT

Penambatan kompleks pada silika Oksidasi alkohol sekunder HASIL DAN PEMBAHASAN Penyiapan silika terfungsionalisasi

Pembuatan Garam Kompleks dan Garam Rangkap.

BAB III BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan September

Bab IV Hasil dan Pembahasan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tahun 2011 di Laboratorium riset kimia makanan dan material untuk preparasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei 2015 sampai bulan Oktober 2015

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Modifikasi Ca-Bentonit menjadi kitosan-bentonit bertujuan untuk

PASI NA R SI NO L SI IK LI A KA

4 Hasil dan pembahasan

SINTESIS DAN KARAKTERISASI SENYAWA KOMPLEKS Cu(II)-8- HIDROKSIKUINOLIN DAN Co(II)-8-HIDROKSIKUINOLIN Laelatri Agustina 1, Suhartana 2, Sriatun 3

DAFTAR ISI HALAMAN PERNYATAAN ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR...

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan. IV.1 Sintesis dan karaktrisasi garam rangkap CaCu(CH 3 COO) 4.6H 2 O

4 Hasil dan Pembahasan

SINTESIS DAN UJI TOKSISITAS KOMPLEKS LOGAM Mn(II)/Zn(II) DENGAN LIGAN ASAM PIRIDIN-2,6-DIKARBOKSILAT

3. Metodologi Penelitian

I. PENDAHULUAN. serius, ini karena penggunaan logam berat yang semakin meningkat seiring

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan mengenai metode penelitian yang telah

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini akan dibahas tentang sintesis katalis Pt/Zr-MMT dan

BAB 3 METODE PENELITIAN. Neraca Digital AS 220/C/2 Radwag Furnace Control Indicator Universal

BAB 3 METODE PENELITIAN. 3.1 Alat Alat Adapun alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah: Alat-alat Gelas.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, tujuan dari penelitian dan manfaat yang diharapkan.

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II PERCOBAAN IV PENENTUAN KOMPOSISI ION KOMPLEKS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. nm. Setelah itu, dihitung nilai efisiensi adsorpsi dan kapasitas adsorpsinya.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari - Juni 2015 di Balai Besar

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan dari bulan Februari - Juli tahun 2012

SINTESIS DAN KARAKTERISASI SENYAWA KOMPLEKS BESI(III)-EDTA ABSTRAK


BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alat yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu untuk sintesis di antaranya

Bab III Metodologi. III.1 Alat dan Bahan. III.1.1 Alat-alat

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK I PERCOBAAN V

3 Metodologi Penelitian

MODIFIKASI ZEOLIT ALAM SEBAGAI KATALIS MELALUI PENGEMBANAN LOGAM TEMBAGA

HASIL DAN PEMBAHASAN

ESTERIFIKASI ASAM LEMAK BEBAS DALAM MINYAK JELANTAH MENGGUNAKAN KATALIS H-ZSM-5 MESOPORI DENGAN VARIASI WAKTU AGING

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan uji kapasitas adsorben kitosan-bentonit terhadap

HASIL DAN PEMBAHASAN. didalamnya dilakukan karakterisasi XRD. 20%, 30%, 40%, dan 50%. Kemudian larutan yang dihasilkan diendapkan

BAB III METODE PENELITIAN

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK PERCOBAAN 3 PENENTUAN BILANGAN KOORDINAI KOMPLEKS TEMBAGA (II)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan, yaitu pada bulan Januari 2012

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan September 2013 sampai bulan Maret 2014

3 Metodologi penelitian

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Biomassa Terpadu Universitas

Sintesis ZSM-5 Mesopori menggunakan Prekursor Zeolit Nanocluster : Pengaruh Waktu Hidrotermal

Pembuatan selulosa dari kulit singkong termodifikasi 2-merkaptobenzotiazol untuk pengendalian pencemaran logam kadmium (II)

4 Hasil dan Pembahasan

SINTESIS DAN KARAKTERISASI NANOPORI TiO2-SiO2/KITOSAN DENGAN PENAMBAHAN SURFAKTAN DTAB SKRIPSI SARJANA KIMIA. Oleh STEFANI KRISTA BP :

III. METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Untuk mengetahui pengaruh ph medium terhadap profil disolusi. atenolol dari matriks KPI, uji disolusi juga dilakukan dalam medium asam

besarnya polaritas zeolit alam agar dapat (CO) dan hidrokarbon (HC)?

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Penelitian Jurusan Pendidikan

4 Hasil dan Pembahasan

AKTIVITAS KATALIS K 3 PO 4 /NaZSM-5 MESOPORI PADA TRANSESTERIFIKASI REFINED PALM OIL (RPO) MENJADI BIODIESEL

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh waktu aging

Senyawa Koordinasi. Ion kompleks memiliki ciri khas yaitu bilangan koordinasi, geometri, dan donor atom:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KUALITAS MINYAK DAUN CENGKEH DENGAN METODE ADSORBSI

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Riset Kimia, Laboratorium Riset

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis tanah lokasi penelitian disajikan pada Lampiran 1. Berbagai sifat kimia tanah yang dijumpai di lokasi

BAB III METODE PENELITIAN

Jurnal Kimia Indonesia

ALFA AKUSTIA WIDATI. DOSEN PEMBIMBING Dr. Didik Prasetyoko, M.Sc

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2015 di Laboratorium

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Persiapan alat dan bahan. Meshing AAS. Kalsinasi + AAS. Pembuatan spesimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah cincau hijau. Lokasi penelitian

LAMPIRAN. I. SKEMA KERJA 1. Pencucian Abu Layang Batubara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. metode freeze drying kemudian dilakukan variasi waktu perendaman SBF yaitu 0

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, tujuan dari penelitian dan manfaat yang diharapkan. I.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Monggupo Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo,

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

3 Metodologi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian dimulai sejak Februari sampai dengan Juli 2010.

dengan panjang a. Ukuran kristal dapat ditentukan dengan menggunakan Persamaan Debye Scherrer. Dilanjutkan dengan sintering pada suhu

Transkripsi:

ISSN: 2503-4588 Sintesis, Karakterisasi dan Immobilisasi Kompleks Besi (II) pada Support Silika Modifikasi 1 Gusliani Eka Putri, M.Si Stikes Syedza Saintika Padang e-mail: guslianiekaputri@yahoo.com ABSTRAK Suatu komplek Besi(II) asetonitril dan aquabidest telah digrafting pada silika modifikasi. Keberhasilan proses immobilisasi dibuktikan melalui karakterisasi dengan FTIR, AAS, TGA dan Mikroskop Optik. Metoda immobilisasi dilakukan secara langsung dan tak langsung. Metoda immobilisasi yang baik dilakukan secara langsung terlihat dari hasil metal loading yang besar terdapat pada metoda langsung yaitu sebesar 3,56%. Nilai leaching yang terendah terdapat pada grafting langsung SiO2-[AlCl3]-Fe(H2O)6 yaitu sebesar 0,28%. Pada umumnya semua amobilat cukup stabil karena nilai leachingnya dibawah 10%. Berdasarkan data TGA, katalis ini disarankan untuk digunakan pada temperature di bawah 144,6 C. Kata kunci : immobilisasi, silika modifikasi, komplek besi(ii) PENDAHULUAN Katalis sangat penting dalam industri karena dapat menurunkan energi aktivasi reaksi dan meningkatkan laju reaksi. Dalam industri lebih dari 75% proses produksi bahan kimia disintesis dengan bantuan katalis. Oleh karena itu, sintesis katalis baik organik maupun anorganik perlu dikembangkan dan di modifikasi, sehingga kegunaannya dapat ditingkatkan dan efek samping terhadap lingkungan dapat dikurangi seminimal mungkin (Yorimitsu,H. 2006) Kompleks logam transisi menjadi sangat menarik terkait sifat kimianya yang dapat diaplikasikan sebagai katalis. Sifat-sifat logam pusat seperti muatan, tingkatan oksidasi, konfigurasi elektron dan geometri akan memberikan pengaruh pada reaktifitas senyawa kompleks tersebut (Zhao,X.S. 2006). Katalis senyawa kompleks logam transisi dengan rumus umum [M(L) n] x[a] y dimana M adalah ion logam pusat, L adalah ligan lemah dan A adalah anion lawan berdaya koordinasi lemah atau sama sekali non koordinasi. Beberapa diantaranya telah diaplikasikan sebagai katalis dalam reaksi kimia organik. Reaktifitas senyawa kompleks logam transisi ini sebagai katalis muncul disebabkan oleh karena dua hal. Pertama, ligan lemah yang terikat pada ion logam pusat dapat dengan mudah disubsitusi atau digantikan kedudukannya oleh substrat. Kedua, anion lawan yang berdaya koordinasi lemah atau sama sekali non koordinasi yang merupakan suatu asam Lewis kuat, dapat meningkatkan keasaman Lewis dari logam pusat. Keasaman diperlukan untuk menarik substrat agar terikat ke pusat aktif logam [3]. Pada penelitian ini diammobilisasi suatu katalis senyawa kompleks Besi(II) dengan ligan pelarut aquabidest pada permukaan silica. Agar interaksi 52

antara katalis dan permukaan silika tidak secara kovalen, maka permukaan silika terlebih dahulu difungsionalisasi dengan basa Brønsted anilin (C 6H 5NH 2) kemudian diintroduksi dengan asam Lewis aluminium triklorida(alcl 3). METODOLOGI PENELITIAN Silika gel yang telah ditentukan jumlah gugus silanolnya dipanaskan pada suhu 200 C selama 1 jam. Prosedur ini bertujuan untuk membuka pori dan mengaktifasi permukaan silika. Kemudian silika gel teraktifasi tersebut dicampurkan dengan larutan anilin (dalam toluen) dengan mengatur rasio molar N : >Si-OH = 1,2.Suspensi distirer pada temperatur ruang selama 24 jam dan kedalam suspensi tersebut ditambahkan aluminium triklorida dengan perbandingan molar Al : >Si-OH= 1,2, dan proses stirring dilanjutkan lagi selama 24 jam. Suspensi yang terbentuk kemudian disaring dengan corong Büchner dengan bantuan pompa vakum, dicuci dengan toluen sebanyak empat kali dan dikeringkan dengan desikator. Support ini diberi nama SiO 2-[AlCl 3]. Silika mesopori yang sudah terbentuk direaksikan dengan kompleks Besi (II) Asetonitril dengan metode langsung dan tidak langsung. Perbedaan metoda langsung dengan metode tidak langsung yaitu pada metode langsung semua zat yaitu FeSO 4 anhidrat, ligan solvent asetonitril dan aquabidest, dan support modifikasi SiO-[AlCl 3] distirrer secara bersamaan dalam satu wadah selama 24 jam pada suhu kamar. Sedangkan pada metode tidak langsung dibentuk terlebih dahulu katalis homogen kompleks Besi (II) Asetonitril setelah itu di immobilisasi pada SiO-[AlCl 3] dengan memvariasikan perbandingan molar >Si- : Fe (1 : 1,2). HASIl DAN PEMBAHASAN Sintesis Support Silika Pembuatan support silika dilakukan dengan cara 20 gram siliaka gel diaktivasi selama 1 jam pada suhu 200 C di dalam furnace. Aktivasi ini bertujuan untuk membuka dan mengaktivkan permukaannya sehingga luas permukaannya semakin besar dan proses adsorbsi makin lancar. Setelah itu, silika yang telah diaktivasi ditambahkan 30 ml toluene dan 2,2 ml anilin dan terbentuklah suspensi yang berwarna coklat muda. Anilin yang ditambahkan berfungsi sebagai basa Basa Bronsted yang menyebabkan permukaan silika menjadi bermuatan negatif. Kemudian, suspensi distirer pada temperature ruang selama 24 jam. Setelah itu, suspensi ditambahkan Aluminium triklorida (AlCl 3) yang berfungsi sebagai asam lewis. Mengintroduksikan permukaan slika dengan asam lewis menyebabkan kation logam pusat tidak berikatan langsung pada permukaan silika melainkan hanya sebatas ikatan kation anion sehingga 53

didapatkan support silika yang stabil dalam mengimmobilisasi katalis senyawa komplek tanpa kehilangan ligannya. Suspensi yang ditambahkan Aluminium triklorida (AlCl 3) setelah distirer 24 jam berubah warna menjadi hijau. Suspensi yang terbentuk kemudian disaring dengan corong Büchner dengan bantuan pompa vakum, dicuci dengan toluen sebanyak empat kali dan dikeringkan dengan desikator. Support ini diberi nama SiO 2-[AlCl 3] berwarna hijau yang kemudian dianalisa FTIR. Immobilisasi merupakan suatu proses dimana katalis menyediakan suatu permukaan yang mengakibatkan pereaksi - pereaksi (subtrat ) untuk sementara waktu akan terjerat/tidak bebas bergerak. Sintesis Katalis terimmobilisasi dilakukan dengan dengan dua cara grafting langsung dan grafting tidak langsung. Proses grafting langsung dilakukan dengan cara ligan solvent dalam hal ini digunakan asetonitril dan aquabidest ditambahkan FeSO 4 kemudian ditambahkan silika modifikasi sedikit demi sedikit dengan perbandingan 1 : 1,2. Sedangkan proses grafting tidak langsung dilakukan dengan cara dibuat terlebih dahulu komplek Fe. Pembuatan komplek Fe ini digunakan asetonitril dan air sebagai ligan solvent. Sumber Fe yaitu FeSO 4.7H 2O yang terlebih dahulu dianhidratkan. Pengamatan selama proses pembentukan komplek Fe dengan menggunakan ligan asetonitril dan air dapat dilihat pada table 1. Prekusor FeSO 4 menandakan bahwa air hidrat telah terlepas dari perkusornya, Sebanyak 0,9 gram FeSO 4 dilarutkan masing - masing dalam 30 ml asetonitril dan aquabidest dan aduk menggunakan hot plate stirrer dengan menggunakan kecepatan 400 rpm sambil direfluk pada 80 C untuk asetonitril dan 120 C untuk aquabidest selama 4 jam untuk pembentukan komplek Fe. Komplek Fe yang terbentuk dianalisa FTIR dan UV-Vis. Komplek Fe yang terbentuk kemudian baru ditambahkan silika modifikasi sedikit demi sedikit. Selanjutnya aduk dengan hot plate stirrer dengan menggunakan kecepatan 500 rpm temperatur ruang selama 24 jam. Material yang dhasilkan disaring dengan vakum, dicuci dengan pelarut dan dikeringkan dengan desikator. Material yang didapatkan dianalisa FTIR, Mikroskop Optik dan TGA. Karakterisasi Katalis Terimmobilisasi Karakterisasi FTIR. Sampel yang diukur adalah hasil dari pembuatan komplek [Fe(asetonitril) 6] 2+ dan Fe(H 2O) 6] 2+ dan proses immobilisasi pada silika modifikasi. Karakterisasi FTIR ini bertujuan untuk mengetahui suatu grafting terjadi atau tidak. Gambar 4 a diatas memperlihatkan spektrum FTIR silika murni pada daerah pita serapan antara 400 3750 cm -1. Spekra ini memperlihatkan adanya puncak serapan yang spesifik yaitu pada 1112 cm -1 menandakan adanya 54

serapan gugus Si-O-Si dengan intensitas serapan yang kuat. Pada angka gelombang 789 dan 3433 cm -1 menandakan gugus Si-OH. Serapan pada 1631 menandakan gugus H-O-H dari air hidrat. Gambar 4 b adalah spektrum FTIR silika modifikasi pada daerah pita serapan serapan antara 400 3750 cm -1. Keberhasilan proses modifikasi ditandai dengan terjadinya pergeseran puncak serapan dan munculnya puncak serapan baru. Puncak serapan yang bergeser yaitu puncak serapan gugus Si-O-Si dari 1112 cm -1 ke 1103 cm -1 dan puncak serapan Si-OH dari 789 dan 3433 cm -1 ke 797 dan 3445 cm -1. Puncak serapan baru yang muncul yaitu pada 1494 cm -1 dan 744 cm -1. Puncak serapan pada 1494 cm -1 menandakan serapan gugus C-N aromatis streching dan puncak serapan pada 744 cm -1 menandakan serapan gugus NH 2 dari anilin. Gambar 4. Spektrum FTIR a. Silika Murni b. Silika Modifikasi c. SiO 2-[AlCl 3]-Fe(CH 3CN) 6 Grafting langsung d. SiO 2-[AlCl 3]-Fe(CH 3CN) 6 Grafting tidak langsung Gambar 4 c dan 4 d memperlihatkan spektrum FTIR Komplek [Fe(asetonitril) 6] 2+ yang diimobilisasi pada permukaan silika modifikasi pada daerah pita serapan serapan antara 400 3750 cm -1. Gambar 4 c grafting langsung dan gambar 4 d grafting tidak langsung. Keberhasilan proses grafting ditandai dengan terjadinya pergeseran puncak serapan, munculnya puncak serapan baru dan hilangnya serapan puncak yang lama. Puncak serapan yang bergeser yaitu puncak serapan gugus Si-O-Si dari 1103 cm -1 ke 1109 cm -1 pada grafting langsung dan 1101 cm -1 pada grafting tidak langsung. 55

Puncak serapan Si-OH dari 797 dan 3445 cm -1 ke 792 dan 3418 cm -1 pada grafting langsung serta 785 dan 3425 cm -1 pada grafting tidak langsung. Puncak serapan baru yang muncul yaitu puncak C-N dari asetonitril yaitu pada 2360 cm -1 pada grafting langsung dan 2375 cm -1 pada grafting tidak langsung dan C-H streching dari asetonitril pada 2900 cm -1 pada grafting tidak langsung dan grafting langsung. Puncak serapan yang hilang yaitu pada 1494 cm -1 menandakan serapan gugus C-N aromatik streching dan puncak serapan pada 744 cm -1 menandakan serapan gugus NH 2 dari anilin. Gambar 5 c dan 5 d adalah spektrum FTIR SiO 2-[AlCl 3]-Fe(H 2O) 6 Grafting langsung dan FTIR SiO 2-[AlCl 3]-Fe(H 2O) 6 Grafting Tidak langsung. Setelah dilakukan proses grafting maka adanya puncak puncak baru yang muncul, hilangnya puncak lama dan terjadi pergeseran puncak. Puncak serapan yang bergeser yaitu pada angka gelombang 1103 cm -1 ke 1107 cm -1 pada grafting langsung dan 1103 cm -1 ke 1104 cm -1 pada grafting tidak langsung menandakan gugus Si-O-Si. Angka gelombang 797 cm -1 ke 801 cm -1 pada grafting langsung dan pada 798 cm -1 ke 801 cm -1 pada grafting tidak langsung menandakan gugus Si-OH dari silika. Puncak serapan pada 1623 cm -1 pada grafting langsung dan 1624 pada grafting tidak langsung adalah gugus H-O-H dan puncak serapan pada 3408 cm -1 pada grafting langsung dan pada 3419 cm -1 pada grafting tidak langsung menanadakan gugus OH dari air yang terikat pada logam Fe. Puncak yang hilang setelah dilakukan grafting yaitu gugus C-N aromatik streching dan NH 2 dari anilin pada 1494 cm -1 dan 744 cm -1. 56

Gambar 5. Spektrum FTIR a. Silika Murni b. Silika Modifikasi c. SiO 2-[AlCl 3]-Fe(H 2O) 6 Grafting langsung d. SiO 2-[AlCl 3]-Fe(H 2O) 6 Grafting Tak langsung Mikroskop Optik Mikroskop optik digunakan untuk melihat permukaan atau morfologi dari silika dan immobilat. Dari hasil analisa dengan mikroskop optik sampel terlebih dahulu ditreatment dengan air sebelum difoto agar permukaannya semakin jelas. Terlihat permukaan silika sebelum drafting bersih tidak ditutupi senyawa lain namun setelah grafting menjadi ditutupi oleh senyawa komplek (gambar 6 ). A. B. C. D. E. 57

Gambar 6. Foto mikroskop optik a. Silika modifikasi. b. Grafting tak langsung menggunakan ligan solvent aquabidest. c. Grafting langsung menggunakan ligan solvent aquabidest. d. Grafting langsung menggunakan ligan solvent asetonitril.e. Grafting tak langsung menggunakan ligan solvent asetonitril. Karakterisasi AAS (Atomic Absorption Spectrophotometry) Sampel yang diukur dengan AAS adalah sampel immobolat dari komplek Fe-asetonitril dan Fe-aquabidest sebelum dan sesudah uji stabilitas. Dari Pengukuran didapatkan data sebagai berikut : Tabel 1. Data hasil pengukuran sampel dengan AAS Sampel Konsentrasi (mg/l) Absorban Keterangan Blanko 0 0,000 Larutan Standar Fe 5 0,068 Larutan Standar Fe 10 0,122 Larutan Standar Fe 15 0,183 Larutan Standar Fe 20 0,246 Larutan Standar Fe 25 0,310 Larutan Standar Fe 50 0,586 Immobilat SiO 2-[AlCl 3]-Fe(CH 3CN) 6 Grafting langsung - 17,333 Sebelum Uji Immobilat SiO 2-[AlCl 3]-Fe(CH 3CN) 6 Grafting Tak langsung - 9,182 Sebelum Uji Immobilat SiO 2-[AlCl 3]-Fe(H 2O) 6 Grafting langsung - 10,000 Sebelum Uji Immobilat SiO 2-[AlCl 3]-Fe(H 2O) 6 Grafting Tak langsung - 9,111 Sebelum Uji Immobilat SiO 2-[AlCl 3]-Fe(CH 3CN) 6-10,000 Setelah Uji Grafting langsung Immobilat SiO 2-[AlCl 3]-Fe(CH 3CN) 6 -- 10,333 Setelah Uji Grafting Tak langsung Immobilat SiO 2-[AlCl 3]-Fe(H 2O) 6-10,333 Setelah Uji Grafting langsung Immobilat SiO 2-[AlCl 3]-Fe(H 2O) 6-8,667 Setelah Uji Grafting Tak langsung Pembuatan kurva kalibrasi menggunakan larutan standar Fe dengan kosentrasi 0 mg/l; 5 mg/l; 10 mg/l; 15 mg/l; 20 mg/l; 25 mg/l; 50 mg/l. Semua konsentrasi larutan standar digunakan untuk kurva kalibrasi (gambar 8). 58

Karakterisasi AAS ini bertujuan untuk menentukan kandungan Fe dalam immobilat sebelum dan sesudah uji stabilitas. Sebelum dilakukan uji stabilitas maka banyaknya kandungan Fe yang dapat berikatan dengan suport disebut dengan metal loading. Sedangkan setelah dilakukan uji stabilitas jumlah kandungan komplek Fe(II) yang lepas kepelarut disebut dengan leaching. Nilai leaching dan metal loading dapat dilihat dari tabel 5. Tabel 2 Nilai Metal Loading dan Leaching dari masing masing sampel Leac Sebelum Uji Setelah Uji hing Immobilat Y X Metal Y X Massa ( % ) ( mg/l) Loading (mg/l) (%) ( % ) Immobilat SiO2-[AlCl3]- Fe(CH3CN)6 Grafting langsung 0,153 17,333 3,56 0,087 10,000 3,54 0,56 Immobilat SiO2-[AlCl3]- Fe(CH3CN)6 Grafting Tak langsung 0,108 9,182 2,75 0,090 10,333 2,73 0,72 Immobilat SiO2-[AlCl3]- Fe(H2O)6 Grafting langsung 0,087 10,000 3,56 0,090 10,333 3,55 0,28 Immobilat SiO2-[AlCl3]- Fe(H2O)6 Grafting Tak langsung 0,079 9,111 2,83 0,075 8,667 2,82 0,35 Berdasarkan data diatas maka nilai metal loading yang terbesar terdapat pada grafting langsung SiO 2-[AlCl 3]-Fe(CH 3CN) 6 dan SiO 2-[AlCl 3]-Fe(H 2O) 6 yaitu sebesar 3,56% jadi hanya sedikit sekali logam Fe yang dapat berikatan dengan support. Nilai leaching yang terendah terdapat pada grafting langsung SiO 2-[AlCl 3]-Fe(H 2O) 6 yaitu sebesar 0,28% dan secara umum semua immobilat cukup stabil (< 10%) terhadap terjadinya leaching komplek Besi(II) ke pelarut. Analisa TGA Termogravimetri analisizer (TGA) adalah jenis pengujian yang dilakukan pada sampel untuk menentukan perubahan berat-susut (weight-loss) dalam kaitannya dengan perubahan suhu. Berdasarkan data TGA, katalis ini disarankan untuk digunakan pada temperature di bawah 144,6 o C. 59

KESIMPULAN Proses immobilisasi komplek Besi (II) dengan ligan solvent asetonitril dan aquabidest pada silika modifikasi dapat dihasilkan. Metoda immobilisasi dilakukan secara langsung dan tak langsung. Metoda immobilisasi yang baik dilakukan secara langsung terlihat dari hasil metal loading yang besar terdapat pada metoda langsung yaitu sebesar 3,56%. Nilai leaching yang terendah terdapat pada grafting langsung SiO 2-[AlCl 3]-Fe(H 2O) 6 yaitu sebesar 0,28%. Pada umumnya semua immobilat cukup stabil karena nilai leachingnya dibawah 10%. DAFTAR PUSTAKA H. Yorimitsu., K. Oshima, 2006, New Synthetic Reactions Catalyzed by Cobalt Complexes, Pure Appl. Chem, Vol. 78, No. 2, p.441 X. S. Zhao, X. Ying Bao, Wanping Guo, and Fang Yin Lee, 2006, Immobilizing Catalysts on Porous Materials, Materials Today, Vol. 9, No. 3, p. 32 Syukri, C. E. Fischer, A. I. Al-Hmaideen, Yang Li, Ying Zheng, F. E. Kühn, 2008, Modified MCM-41-Supported Acetonitrile Ligated Copper(II) and its Catalytic Activity in Cyclopropanation of Olefins, Microporous and Mesoporous Materials, 113, p. 171 S. Syukri., A. K. Hijazi,. A. Sakthivel., A. I. Al-Hmaideen., F. E. Kuhn, 2006, Heterogenization of Solvent-Ligated Copper(II) Complexes on Poly(4-60