PENGARUH NAUNGAN TERHADAP PEMATANGAN GONAD DAN PEMIJAHAN IKAN BELIDA (Chitala lopis) DI KOLAM RAWA

dokumen-dokumen yang mirip
KOMBINASI PAKAN HIDUP UNTUK IKAN BELIDA (Chitala lopis) (Live Feed Combination for knife fish -Chitala lopis) ABSTRACT

PENGARUH FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN TERHADAP PRODUKSI PEMBESARAN IKAN MAS (Cyprinus carpio) DI KERAMBA JARING APUNG WADUK CIRATA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Teknik Pemijahan ikan lele sangkuriang dilakukan yaitu dengan memelihara induk

Produksi benih ikan patin jambal (Pangasius djambal) kelas benih sebar

SIKLUS REPRODUKSI TAHUNAN IKAN RINGAN, TIGER FISH (Datnioides quadrifasciatus) DI LINGKUNGAN BUDIDAYA AKUARIUM DAN BAK

BAHAN DAN METODE. Percobaan 1. Pengaruh pemberian bahan aromatase inhibitor pada tiga genotipe ikan nila sampai tahap pendederan.

V. GAMBARAN UMUM 5.1. Sejarah Perusahaan 5.2. Struktur Organisasi

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26/KEPMEN-KP/2016 TENTANG

PERTUMBUHAN IKAN KERALI (Labocheilos falchifer) DI PERAIRAN SUNGAI LEMATANG, SUMATERA SELATAN

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. larva. Kolam pemijahan yang digunakan yaitu terbuat dari tembok sehingga

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Benih Kodok Lembu (Rana catesbeiana Shaw) kelas benih sebar

1) Staf Pengajar pada Prog. Studi. Budidaya Perairan, Fakultas

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Jurnal Perikanan (J. Fish. Sci.) VII (1): ISSN:

LINGKUNGAN BISNIS PELUANG BISNIS BUDIDAYA IKAN MAS : IMADUDIN ATHIF N.I.M :

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /KEPMEN-KP/2017 TENTANG PELEPASAN IKAN GURAMI (OSPHRONEMUS GORAMY) SAGO

BIOLOGI REPRODUKSI IKAN JUARO (Pangasius polyuranodon) DI DAERAH ALIRAN SUNGAI MUSI, SUMATERA SELATAN ABDUL MA SUF

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Derajat Pemijahan Fekunditas Pemijahan

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18/KEPMEN-KP/2015 TENTANG PELEPASAN IKAN GABUS HARUAN

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya kelas benih sebar

BAB III BAHAN DAN METODE. 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di PT. Peta Akuarium, Bandung pada bulan April hingga Mei 2013.

II. METODOLOGI 2.1 Prosedur Pelaksanaan Penentuan Betina dan Jantan Identifikasi Kematangan Gonad

3 METODOLOGI PENELITIAN

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi induk ikan patin siam (Pangasius hyphthalmus) kelas induk pokok (Parent Stock)

JOURNAL OF MANAGEMENT OF AQUATIC RESOURCES. Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013, Halaman Online di :

AQUACULTURE POND BOTTOM SOIL QUALITY MANAGEMENT

Kisi-kisi Soal Uji Kompetensi Program studi Agribisnis Sumberdaya Perairan. Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Essensial

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disebut arus dan merupakan ciri khas ekosistem sungai (Odum, 1996). dua cara yang berbeda dasar pembagiannya, yaitu :

PETUNJUK PRAKTIKUM TEKNOLOGI PEMBENIHAN IKAN TEKNOLOGI PEMIJAHAN IKAN DENGAN CARA BUATAN (INDUCE BREEDING)

I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGGUNAAN KOMBINASI BERAGAM PAKAN HIJAUAN DAN PAKAN KOMERSIAL TERHADAP PERTAMBAHAN BOBOT IKAN GURAME (Osphronemus gouramy Lac.)

III. BAHAN DAN METODE

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan

TEKNIK PRODUKSI INDUK BETINA IKAN NILA. T. Yuniarti, Sofi Hanif, Teguh Prayoga, Suroso

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Sinyonya kelas benih sebar

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Prosedur Persiapan Wadah Persiapan dan Pemeliharaan Induk Peracikan dan Pemberian Pakan

EFEKTIFITAS SISTEM AKUAPONIK DALAM MEREDUKSI KONSENTRASI AMONIA PADA SISTEM BUDIDAYA IKAN ABSTRAK

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Induk Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Sinyonya kelas induk pokok (Parent Stock)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juni 2012 di Laboratorium

BAHAN DAN METODE. Tabel 1. Subset penelitian faktorial induksi rematurasi ikan patin

USAHA PEMBENIHAN IKAN (salah satu faktor penentu di dalam usaha budidaya ikan)

BAB III BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias, Depok Jawa Barat.

METODE PENELITIAN. Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

515 Keragaan pertumbuhan benih Cherax... (Irin Iriana Kusmini)

METODOLOGI PENELITIAN

Titin Herawati, Ayi Yustiati, Yuli Andriani

bio.unsoed.ac.id TELAAH PUSTAKA A. Morfologi dan Klasifikasi Ikan Brek

PENGARUH TEKNIK ADAPTASI SALINITAS TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN PATIN, Pangasius sp.

PEMBENIHAN KAKAP PUTIH (Lates Calcarifer)

Penelitian ini dilakukan di laboratorium Balai Benih Ikan Fakultas Perikanan dan Ilmu

PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG IKAN RUCAH TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA GESIT (Oreochromis niloticus) ABSTRAK

PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG IKAN RUCAH TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA GESIT (Oreochromis niloticus) ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Induk Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya kelas induk pokok (Parent Stock)

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE

II. METODOLOGI. a) b) Gambar 1 a) Ikan nilem hijau ; b) ikan nilem were.

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga. Pendahuluan

APLIKASI PAKAN BUATAN UNTUK PEMIJAHAN INDUK IKAN MANDARIN (Synchiropus splendidus)

Deskripsi. METODA PRODUKSI MASSAL BENIH IKAN HIAS MANDARIN (Synchiropus splendidus)

Produksi benih ikan nila hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas benih sebar

KERAGAAN PERTUMBUHAN IKAN NILA SPESIFIK LAHAN GAMBUT F-2, F-1 DENGAN NILA LOKAL

PEMBERIAN PAKAN BUATAN TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA GIFT (Oreochromis sp) YANG DIPELIHARA DALAM HAPPA. Elrifadah. Abstract

PEMIJAHAN IKAN TAWES DENGAN SISTEM IMBAS MENGGUNAKAN IKAN MAS SEBAGAI PEMICU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi ikan lele sangkuriang (Clarias gariepinus var) menurut Kordi, (2010) adalah. Subordo : Siluroidae

VII. ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Induk 3.3 Metode Penelitian

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Tingkat pertumbuhan dan kelangsungan hidup larva ikan bawal air tawar (Collosoma sp.) dengan laju debit air berbeda pada sistem resirkulasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Clarias fuscus yang asli Taiwan dengan induk jantan lele Clarias mossambius yang

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi dan Ciri Morfologis

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.48/MEN/2012 TENTANG

Pematangan Gonad di kolam tanah

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi benih ikan patin siam (Pangasius hyphthalmus) kelas benih sebar

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

GONAD MATURATION OF SEPAT RAWA (Trichogaster trichopterus Blkr) WITH DIFFERENT FEEDING TREATMENTS. By Rio Noverzon 1), Sukendi 2), Nuraini 2) Abstract

PERTUMBUHAN CALON INDUK IKAN BERONANG Siganus guttatus TURUNAN PERTAMA (F-1) DENGAN BOBOT BADAN YANG BERBEDA

Peluang Usaha Budi Daya Ikan Lele

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi induk ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) kelas induk pokok (Parent Stock)

genus Barbodes, sedangkan ikan lalawak sungai dan kolam termasuk ke dalam species Barbodes ballaroides. Susunan kromosom ikan lalawak jengkol berbeda

I. PENDAHULUAN. Waduk merupakan salah satu bentuk perairan menggenang yang dibuat

EVALUASI PENGGUNAAN PAKAN DENGAN KADAR PROTEIN BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN BENIH IKAN NILEM (Osteochilus hasseltii)

II. BAHAN DAN METODE 2.1Prosedur Persiapan Wadah Persiapan dan Pemeliharaan Induk Pencampuran dan Pemberian Pakan

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.66/MEN/2011 TENTANG

Budidaya Nila Merah. Written by admin Tuesday, 08 March :22

KOMPOSISI ZOOPLANKTON DI PERAIRAN RAWA BANJIRAN SUNGAI RUNGAN KOTA PALANGKARAYA

Teknik pembenihan ikan air laut Keberhasilan suatu pembenihan sangat ditentukan pada ketersedian induk yang cukup baik, jumlah, kualitas dan

Panduan Singkat Teknik Pembenihan Ikan Patin (Pangasius hypophthalmus) Disusun oleh: ADE SUNARMA

KARAKTERISTIK HABITAT IKAN BELIDA (Notoptera chitala)

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25/KEPMEN-KP/2016 TENTANG PELEPASAN IKAN MAS (CYPRINUS CARPIO) JAYASAKTI

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli 2011 sampai September 2011 bertempat

TINGKAT KEMATANGAN GONAD KEPITING BAKAU (Scylla serrata Forskal) DI HUTAN MANGROVE TELUK BUO KECAMATAN BUNGUS TELUK KABUNG KOTA PADANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III. METODOLOGI. Bawang, Provinsi Lampung selama 6 bulan dimulai dari bulan April 2013 hingga

KEPADATAN POPULASI IKAN JURUNG (Tor sp.) DI SUNGAI BAHOROK KABUPATEN LANGKAT

Pembenihan Jambal Siam (Pangasius sutchi )

PENGARUH TEPUNG IKAN LOKAL DALAM PAKAN INDUK TERHADAP PEMATANGAN GONAD DAN KUALITAS TELUR IKAN BAUNG (Hemibagrus nemurus Blkr.

Transkripsi:

Jurnal Ilmu Pertanian dan Perikanan Juni 2015 Vol. 4 No.1 Hal : 71-77 ISSN 2302-6308 Available online at: http://umbidharma.org/jipp E-ISSN 2407-4632 PENGARUH NAUNGAN TERHADAP PEMATANGAN GONAD DAN PEMIJAHAN IKAN BELIDA (Chitala lopis) DI KOLAM RAWA (Effect of Shelter on Gonad Maturation and Spawning of knife fish-chitala lopis in Swampy Ponds) Mas Tri Djoko Sunarno 1*, Mas Bayu Syamsunarno 2 1Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Tawar Jl. Sempur No.1, Bogor 16154 Tlp (0251) 8313200. Faks (0251) 8327890 *Korespondensi: mastrimm@yahoo.co.id 2Jurusan Perikanan, Fakultas Pertanian, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Jl. Raya Jakarta Km. 4 Untirta, Serang, Banten Diterima: 15 Maret 2015 / Disetujui: 11 Mei 2015 ABSTRACT An experiment was executed to evaluate effect of shelter on gonad maturation and spawning of knife fish (Chitala lopis) from June to December in ponds. Four ponds of 200 m 2 in dimension size and 70 cm in water depth were divided in two parts as an experimental pond. One unit experiment in each pond was covered by water hyacinth at 50% of total area. After acclimatized, five pairs of the brooder fish was stocked in each experimental unit and fed on live fish of trash fish and tilapia fingerlings at equal proportion every morning for six months of experimental period. Five wood stakes as fertilized eggs sticky were set in every experimental unit and observed at least twice a month. Artificial spawning using ovaprim hormone at 5 cc in doze per kg was conducted. Water quality of experimental unit was observed monthly. The results showed that all males gonad was mature since month 1, but percentage of gonad maturation of female increased from July to December. Fertilized eggs stick in stake was found monthly, except November. Artificial spawning succeeded, but up to eggs fertilization. Shelter effectively affected in eggs maturation during dry season, namely July to September. Keywords: shelter, gonad maturation, spawning, knife fish, Chitala lopis ABSTRAK Suatu percobaan telah dilakukan untuk mengetahui pengaruh naungan terhadap pematangan gonad dan pemijahan ikan belida (Chitala lopis) mulai juni hingga Desember di kolam. Empat buah kolam dengan luas 200 m 2 kedalamam 70 cm per kolam disekat menjadi dua sebagai unit percobaan. Unit percobaan di setiap kolam diberi naungan eceng gondok seluas 50% dan yang lainnya terbuka. Setelah diadaptasikan, 5 pasang induk belida ditebar disetiap sekat dan diberi pakan hidup berupa ikan rucah dan benih nila hidup sebanyak 3% dari bobot tubuh pada pagi hari selama enam bulan masa pemeliharaan. Sebanyak 5 tonggak kayu sebagai tempat penempelan telur dipasang di setiap unit percobaan. Pengamatan tonggak kayu dilakuan minimal setiap dua kali dalam sebulan. Pemijahan buatan dilakukan dengan menggunakan 5 cc hormon ovaprim per kg induk. Kualitas air diamati setiap bulan. Hasil percobaan menunjukkan bahwa semua induk jantan matang gonad,

72 SUNARNO DAN SYAMSUNARNO JIPP namun persentase induk betina matang gonad semakin meningkat dari bulan Juli hingga Desember. Setiap bulan ditemui telur belida yang menempel pada tonggak di setiap petak percobaan, kecuali bulan November. Pemijahan buatan hanya berhasil hingga tingkat pembuahan. Pemberian naungan diduga efektif berpengaruh terhadap pematangan telur selama musim kemarau, yaitu Juli hingga September. Kata kunci: naungan, pematangan gonad, pemijahan, belida, Chitala lopis. PENDAHULUAN Ikan belida (Chitala lopis) termasuk jenis ikan yang bernilai ekonomis tinggi sebagai ikan konsumsi, bahan baku utama makanan khas daerah dan ikan hias (Ondara dan Dharyati, 1993). Hal demikian menyebabkan peningkatan eksploitasinya seiring dengan peningkatan kebutuhan pasar. Habitat ikan belida mendapat tekanan tinggi dari penangkapan dan juga penurunan habitat ikan tersebut (Sunarno et al., 2009). Perubahan habitat berjalan secara sinergis peningkatan ancaman kepunahan ikan belida. Fekunditas ikan belida yang rendah (6.000-10.000 telur per ekor (Adjie et al. 1999) menyebabkan relatif kecilnya peluang hidup anakannya (rekruitment). Penebaran ikan nila seperti di Waduk Riam Kanan, Kalimantan Selatan diduga menurunkan produksi ikan belida melalui proses pemakanan telur ikan belida yang menempel di substrat (Sunarno et al. 2006; Sunarno et al. 2009). Dugaan penurunan populasi ikan belida didukung oleh semakin mengecilnya ukuran ikan tersebut di alam (Wibowo et al. 2008). Langkah strategis perlu diupayakan untuk menghilangkan status punah dan atau terancam punah (FAO/UNEP. 1981) antara lain melalui pembatasan ukuran penangkapan ikan tersebut (Wibowo et al. 2006), program domestikasi dan pengembangan budidayanya (Sunarno, 2002). Salah satu upaya untuk penerapan program domestikasi ikan belida adalah memijahkannya di sekitar habitat ikan tersebut. Pemijahan ikan belida di luar habitatnya telah dilaporkan oleh Wahyutomo dan Saripin (2004) dan Kristanto dan Subagja (2011) masing-masing secara alami dan rangsangan hormonal. Pendekatan informasi habitat ikan belida di alam dapat dijadikan acuan untuk pematangan gonad dan pemijahan ikan belida. Habitat ikan belida berupa anak sungai dan atau sungai kecil yang terdapat batang kayu, dan atau tanaman yang berakar di dasar perairan yang merupakan tempat hidup berbagai jenis ikan kecil. Tambahan, batang kayu tersebut digunakan oleh ikan belida sebagai tempat menempelkan telurnya dan tempat berlindung anakannya. Jenis ikan yang dimangsa oleh induk ikan belida adalah ikan yang mempunyai gerakan lambat dan udang kecil (Sunarno, 2012). Oleh karena itu, suatu percobaan telah dilakukan untuk mengetahui pengaruh naungan terhadap pematangan gonad dan pemijahan ikan belida di kolam rawa. METODE PENELITIAN Percobaan dilakukan mulai bulan Juni hingga Desember di kolam rawa. Kolam tersebut telah digunakan untuk pemeliharaan ikan. Perlakuan percobaan adalah pemberian naungan dan tidak diberi naungan. Naungan terbuat dari tanaman air mengapung eceng gondok (Eichornia crassipes) yang dipasang di kolam pemeliharaan induk seluas 50% dari total luas kolam. Seutas tali dibentangkan sebagai pemberi batas atau pengendalian pertumbuhan eceng gondok. Sebanyak 4 buah kolam yang masing-masing berukuran 10 x 25 m 2 dan kedalaman air 0,7 m disekat menjadi dua bagian menggunakan bilah bambu. Sebelum digunakan, kolam diolah melalui pengeringan, pemberian

Vol. 4, 2015 Pengaruh Naungan Terhadap Pematangan Gonad 73 pupuk dasar dengan kotoran ayam kering sebanyak 500 kg per ha dan kapur tohor sebanyak 2.000 kg per ha serta pengaliran air dari sungai menggunakan pompa setinggi 10 15 cm. Seminggu kemudian, air kolam ditambahkan hingga setinggi 80 cm. Setiap petak dipasang 5 buah tegakan kayu sebagai tempat penempelan telur ikan belida. Sebanyak 200 ekor induk belida dengan kisaran bobot 400 1.100g per ekor diperoleh dari hasil tangkapan di Sungai Batanghari, Jambi. Ikan uji tersebut diasumasikan telah memasuki usia dewasa. Sebanyak 4 buah waring ukuran 10 m 2 per buah digunakan sebagai wadah penampungan ikan uji untuk proses adaptasi ikan tersebut dalam kondisi percobaan selama 15 hari. Ikan jantan diketahui dengan pengurutan bagian perut yang mana spermanya dapat dikeluarkan. Ikan betina diperiksa telurnya dengan menggunakan kateter. Induk ikan tersebut tidak mengandung telur. Setelah beradaptasi, ikan uji ditimbang per ekor dan ditebar secara acak ke dalam petak percobaan hingga mencapai 5 pasang. Rasio jantan dan betina adalah 1:1 atau masing-masing jenis kelamin 5 ekor. Pakan yang diberikan berupa ikan hidup, yaitu ikan rucah hasil tangkapan dan benih ikan nila yang komposisinya 1:1. Pemberian pakan harian adalah sekitar 3% dari bobot total ikan yang diberikan pada pagi hari selama 6 bulan percobaan mulai Juli hingga Desember. Bulan Juli merupakan puncak musim kemarau dan Desember adalah puncak musim hujan. Pengukuran beberapa parameter kualitas air, kondisi gonad induk ikan dan tonggakan kayu yang ditempeli telur ikan belida di petak kolam percobaan dilakukan setiap bulan. Ikan uji ditangkap dengan menggunakan alat tangkap hand net. Bilamana telah matang gonad, induk belida dipijahkan secara buatan dengan menggunakan rangsangan ovaprim sebanyak 0,5 cc per kg ikan. Proses pemijahan ikan secara buatan dilakukan di Laboratorium Basah. Parameter yang diuji adalah persentasi induk matang gonad, jumlah telur pada setiap tegakan, diameter telur, jumlah benih belida, persentase ovalusi, jumlah telur yang diovulasi, persentasi pembuahan, dan persentase penetasan. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengamatan beberapa parameter kualitas air pada setiap petak kolam selama percobaan tercantum pada Tabel 1. Percobaan dilakukan selama musim kemarau (Juni) hingga musim hujan (Desember) yang yang ditunjukkan oleh temperatur udara sekitar 34 o C. Evaporasi air kolam terjadi dan digantikan dengan pengisian kembali air kolam agar ketinggian kolam dipertahankan sekitar 0,8 m. Suhu udara yang tinggi tersebut adalah normal untuk wilayah lahan rawa pasang surut pada siang hari. Suhu air adalah lebih rendah dari suhu udara (sekitar 32 o C). Siang hari ini menghasilkan kandungan oksigen terlarut (DO) selama percobaan (8 mg/l) dan kandungan karbondioksida bebas (2,46 3,56 mg/l) yang lebih rendah dari DO. Kondisi kulaitas air seperti ini normal untuk mendukung kehidupan dan pertumbuhan ikan seperti yang dikemukan oleh Boyd dan Lichkoppler (1979).

74 SUNARNO DAN SYAMSUNARNO JIPP Tabel 1 Pengamatan beberapa parameter kualitas air pada unit percobaan selama pemeliharaan induk belida (C. lopis) Parameter Kolam Percobaan A1 A2 B1 B2 C1 C2 D1 D2 Suhu udara ( o C) 34 34 34 34 34 34 34 34 Suhu air ( o C) 32 32 32 32 32 32 32 32 Oksigen terlarut (mg/l) 8,08 8,0 8,0 8,0 8,0 8,0 8,0 8,0 CO 2 bebas (mg/l) 3,52 3,52 2,64 2,64 3,00 3,00 3,00 3,60 Alkalinitas (mg/l) 28 28 26 26 28 28 28 28 ph 6,5 6,5 6,0 6,0 6,0 6,0 6,0 6,0 Keterangan: A-D: kolam percobaan; 1-Naungan; 2 Tanpa naungan Setelah satu bulan masa pemeliharaan, semua induk ikan belida jantan (100%) sudah matang gonad yang dicirikan oleh pengeluaran sperma pada saat dilakukan peng-urutan bagian perutnya (Tabel 2). Hal demikian ditemukan sampai dengan akhir percobaan. Di alam, ikan belida memijah selama musim penghujan (Adie dan Utomo, 1994; Adjie et al., 1999; Sunarno, 2012). Hasil perco-baan ini menunjukkan bahwa dalam kondisi makanan tersedia, gonad induk belida jantan dapat berkembang hingga ke tingkat yang masak, tidak terkait dengan keberadaan naungan pada setiap petak percobaan. Berbeda dengan ikan betina, perkembangan telur ikan belida bergantung kepada kecukupan dan keseimbangan nutrien pakan yang diterima serta kondisi klimatologis. Pakan hidup yang tersedia di kolam, tidak saja berasal dari pakan dibe-rikan, juga pakan lainnya antara lain berupa udang kecil dan plankton lainnya. Keberadaan naungan mem-beri peluang bagi hewan air untuk hidup dan berkembang biak. Di samping itu, naungan dijadikan sebagai tempat perlindungan induk belida, terutama selama musim kemarau. Namun, bagi ikan belida, proses pematangan telur tidak terkait dengan keberadaan naungan. Jumlah induk betina yang matang telur adalah relatif sama di kolam yang mempunyai naungan dan yang tidak diberi naungan. Pada umumnya, berbagai jasad akuatik berkembang biak selama musim penghujan. Tanaman eceng gondok yang mengapung merupakan habitat bagi jasad akuatik tersebut. Hal ini diduga menyebabkan persentase induk betina matang gonad relatif lebih tinggi dibandingkan musim kemarau. Setelah bulan September, induk belida betina di setiap petak percobaan telah matang gonad. Pada akhir percobaan, semua ikan baik jantan dan betina dapat matang gonad secara masal (100%). Kondisi ekologi kolam percobaan ternyata juga dapat merangsang pemijahan ikan belida secara alami. Hal demikian teramati pada Kolam B yang mana masa pemeliharaan baru berjalan satu bulan (Tabel 3). Substrat yang dipasang pada kolam telah ditempeli telur. Jumlah telur yang ditemukan pada substrat paling sedikit adalah 72 ekor. Telur tersebut rata-rata sudah menetas. Sifat reproduksi ikan belida yang melakukan beberapa kali pemijahan terlihat pada hasil penelitian ini, terbukti dari substrat pada setiap petak percobaan yang selalu ditempeli telur setiap bulannya. Musim juga cenderung tidak mem-pengaruhi proses reproduksi ikan belida secara alami. Pada saat puncak musim kemarau (Juli), ikan belida dapat memijah. Upaya pemindahan substrat yang ditempeli telur dari kolam ke wadah terkontrol

Vol. 4, 2015 Pengaruh Naungan Terhadap Pematangan Gonad 75 (akuarium) tidak memberikan hasil yang baik. Telur tidak dapat menetas. Keterbatasan air bersih di lahan pasang surut diduga menjadi salah satu faktor penyebabnya. Pemijahan ikan belida secara terkontrol dengan rangsangan hormon ovaprim tidak memberikan hasil (Tabel 4). Selama penelitian, ovulasi cenderung terjadi. Jumlah telur yang dikeluarkan secara pemeliritan paling banyak adalah 275 butir. Diamater telur sekitar 2-3 mm. Pembuahan dapat terjadi, namun telur tersebut hanya mampu berkembang selama 6-8 jam. Kesulitan pembedahan ikan jantan untuk mendapatkan spermanya menjadi salah satu penyebab kegagalan perkembangan telur hingga menetas. Tabel 2 Jumlah induk belida (C. lopis) yang dipelihara dengan dan tanpa perlidungan di kolam rawa Bulan ke - / Perlindungan Tanpa Perlindungan Kelamin Jumlah (ekor) % Jumlah (ekor) % Juli Betina 1 5 1 5 Agustus Betina 1 5 2 10 September Betina 3 15 5 25 Oktober Betina 7 35 8 40 November Betina 14 70 16 80 Desember Betina 20 100 20 100 Tabel 3 Jumlah substrat yang ditempeli telur ikan belida (C. lopis) di setiap petak kolam selama percobaan Bulan Petak Kolam Percobaan A1 A2 B1 B2 C1 C2 D1 D3 Juli 1 1 0 0 0 0 0 0 Agustus 0 1 0 0 0 0 0 0 September 0 0 0 1 0 0 0 0 Oktober 1 1 0 0 1 0 0 0 November 0 0 0 0 0 0 0 0 Desember 1 1 1 1 1 1 1 1 Keterangan: A-D: kolam percobaan; 1-Naungan; 2 Tanpa naungan

76 SUNARNO DAN SYAMSUNARNO JIPP Tabel 4 Pemijahan Ikan Belida Dengan Rangsangan Hormon Selama Percobaan No Bulan Jam Ovaprim Bobot Jantan (g) Bobot Betina (g) Ovulasi (butir) Pembuahan (%) 1 September 20.30 0.5 cc 900 1000 gagal 0 0 2 0.6 cc 400 1100 gagal 0 0 3 11.00 0.6 cc 400 1100 gagal 0 0 4 11.00 0.6 cc 500 420 78 100 0 5 November 15.00 0.5 cc 800 1000 85 0 0 6 15.00 0.8 cc 800 1600 275 100 0 7 15.00 0.6 cc 1200 500 0 0 0 8 Desember 23.00 0.8 cc 1100 1200 75 0 0 9 23.00 0.8 cc 2000 1100 0 0 0 10 16.30 0.8 cc 1100 500 221 100 0 Keterangan: Telur hanya berkembang selama 6-8 jam Tetas (%) KESIMPULAN Pemberian naungan tidak berpengaruh terhadap proses pema-tangan gonad ikan belida. Ikan jantan mudah berkembang gonad-nya sepanjang masa. Induk betina cenderung berkembang gonadnya selama musim penghujan. Ikan belida dapat dipijahkan secara bua-tan dengan rangsangan hormon ovaprim. Jumlah telur yang berhasil diovulasi pada penelitian ini adalah 275 butir. Telur dapat dibuahi, namun hanya bertahan selama 6-8 jam. DAFTAR PUSTAKA Adjie, S dan A.D. Utomo. 1994. Aspek Biologi Ikan Belida (Notopterus chitala) di Sungai Lempuing Sumatera Selatan, p: 174-177. Prosiding Seminar PPEHP Perikanan Perairan Umum. Palembang. Adjie, S., Husnah dan AGK. Gaffar. 1999. Studi biologi ikan belida (Notopterus chitala) daerah aliran sungai Batanghari Prov. Jambi. Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia 5(1): 38 43. Boyd, C.E. and Lichkoppler F. 1979. Water Quality management in Pond Fish Culture. International Center for Aquacult. Experiment Station. Auburn Univ. Alabama. p. 5-30. FAO/UNEP. 1981. Conservation of genetic resources of fish, problem and recommendations, FAO Fish. Tech. Pap. (217). Kristanto, AH. dan J. Subagja. 2011. Respon induk ikan belida terhadap hormon pemijahan. Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2010. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan Budidaya, Jakarta. Hal: 113-116 Ondara dan E. Dharyati. 1993. Kerabat ikan belida (suku Notopteridae) di Indonesia, terutama kasusu di Sumatera Selatan. Prosiding Simposium Perikanan Indonesia I. Buku II. Badan Litbang Pertanian, Puslitbang Perikanan beker-jasama dengan JICA. Hal 339-348. Sunarno, MTD. 2002. Selamatkan plasma nutfah belida. Warta Penelitian Perikanan Indonesia, 8(4): 1-6.

Vol. 4, 2015 Pengaruh Naungan Terhadap Pematangan Gonad 77 Sunarno, MTD., A. Wibowo, S. Makmur dan Subagja. 2006. Rawa sebagai habitat ikan belida (Chitala lopis). Noor, M., I. Noor, A. Supriyo, Mukhlis dan R.S. Simatupang (Eds.). Prosiding Seminar Nasional Pengelolaan Lahan Terpadu, Banjarbaru 28-29 Juli 2006, Balai Besar Penelitian dan Pengbangan Sumber Daya Lahan Pertanian, Balai Penelitian Pertanian Rawa, Banjar Baru, Kalimantan Selatan. Hal:121-132 Sunarno, MTD., MM. Kamal & AA. Utama. 2009. Beberapa Upaya Pengelolaan Ikan Belida (Chitala lopis), p: KR-15. Prosiding Forum Nasional Pemacuan Sumberdaya Ikan II, Pusat Riset Perikanan Tangkap-Badan Riset Kelautan dan Perikanan bekerjasama dengan LIPI, IPB dan MII, Jakarta. Sunarno, MTD. 2012. Respon ikan belida (Chitala lopis) terhadap berbagai jenis pakan hidup dalam wadah terkontrol. Bulletin Litbang Budidaya Air Tawar. 1(2): 113-120. Wahyutomo dan Sarifin. 2004. Aplikasi Pematangan Gonad Ikan Belida (Chitala lopis) Di Kolam. Laporan Perekayasaan Loka Budidaya Air Tawar Mandiangin Kalimantan Selatan. 27 hlm. Wibowo, A., MTD. Sunarno, S. Makmur, Subagja dan N. Muflikah. 2006. Ikan belida (Chitala lopis) potensi sebagai ikan hias unggulan dan berbagai hambatan pengembangannya, p: 143-151. Azwar, Z.I., D. Satyani dan I. Ichsan (Eds.). Ikan hias Nusantara. Pusat Riset Perikanan Budidaya, Badan Riset Kelautan dan Perikanan, Departemen Kelautan dan Perikanan, Jakarta. Wibowo, A., MTD. Sunarno, dan S. Makmur. 2008. Produksi Ikan Belida (Chitala lopis) dan Hubungannya dengan Kondisi Lingkungan dan Komunitas Zooplankton di Waduk Riam Kanan, Kalimantan Selatan. Prosiding Seminar Nasional Ikan V. Hal. 253-258. Masyarakat Iktiologi Indonesia, Bogor