Pengaruh Silikat Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Padi Sawah pada Tanah Ultisol

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PUPUK NPK MAJEMUK TERHADAP HASIL PADI VARIETAS CIHERANG DAN SIFAT KIMIA TANAH INCEPTISOL, BOGOR

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Sifat Kimia dan Fisik Latosol sebelum Percobaan serta Komposisi Kimia Pupuk Organik

BAB III METODE PENELITIAN

RESPON TANAMAN KARET DI PEMBIBITAN TERHADAP PEMBERIAN PUPUK MIKRO MAJEMUK

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Penggunaan varietas unggul baru padi ditentukan oleh potensi hasil,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Alat dan Bahan

HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Awal Tanah Gambut

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian

III. METODE PENELITIAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

UJI EFEKTIVITAS PUPUK AMAGRO-S TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL PADI (Oryza sativa L.) PADA TANAH SAWAH MINERAL MASAM LAMPUNG TIMUR

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Electric Furnace Slag, Silica Gel dan Unsur Mikro terhadap Sifat Kimia Tanah

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. BAHAN DAN METODE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan yang sebelumnya dilakukan oleh

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian,Perlakuan dan Analisis Data

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

RESPON PEMUPUKAN N DAN P UNTUK TANAMAN JAGUNG PADA INCEPTISOLS

EFEKTIFITAS PUPUK HAYATI ECOFERT TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG. Syafruddin Balai Penelitian Tanaman Serealia

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1. Nama unsur hara dan konsentrasinya di dalam jaringan tumbuhan (Hamim 2007)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1. Hasil Analisis Tanah

II. BAHAN DAN METODE. 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

I. PENDAHULUAN. pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan konsumsi per kapita akibat

PENGARUH MIKROBA KONSORSIA Azotobacter sp. dan Pseudomonas sp. TERHADAP HASIL CAISIM PADA TANAH MASAM ULTISOL JASINGA

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR TANGGAL I. METODE PENGUJIAN EFEKTIVITAS PUPUK ORGANIK

Lampiran 1. Deskripsi Padi Varietas Ciherang

KEBUTUHAN PUPUK MOP PADA TANAH INCEPTISOL BOGOR ( * ) DENGAN STATUS HARA K-POTENSIAL DAN K-TERSEDIA RENDAH UNTUK TANAMAN JAGUNG

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Laboratorium Lapang Terpadu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang terpadu Universitas Lampung di

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1. Tinggi tanaman padi akibat penambahan jenis dan dosis amelioran.

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

I. METODE PENGUJIAN EFEKTIVITAS PUPUK ORGANIK

III. BAHAN DAN METODE

HASIL DAN PEMBAHASAN Sifat Fisikokimia Tanah Percobaan dan Sifat Kimia Kotoran Sapi

PENGARUH PUPUK NPK MAJEMUK (16:16:15) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL JAGUNG (Zea mays L) DI TANAH INCEPTISOLS

PENGELOLAAN HARA UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS LAHAN SAWAH BUKAAN BARU DI HARAPAN MASA-TAPIN KALIMANTAN SELATAN

I. PENDAHULUAN. Ubikayu merupakan salah satu tanaman penting di Indonesia. Ubikayu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil. Kondisi Umum

PENAMPILAN DELAPAN GALUR PADI DI LAHAN LEBAK TENGAHAN PADA MUSIM KEMARAU ABSTRAK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Vermikompos terhadap Perubahan Kemasaman (ph) dan P-tersedia Tanah ABSTRAK

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. Metode Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

UJI EFEKTIVITAS PUPUK NPK MAJEMUK BERKAH PADI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PADI SAWAH

BAHAN DAN METODE. Pada musim tanam pertama penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan STIPER Dharma Wacana Metro,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu dan Laboratorium Ilmu

Nurjaya, Ibrahim Adamy, dan Sri Rochayati

PENGARUH MANAJEMEN JERAMI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L.) Oleh: MUDI LIANI AMRAH A

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian

UJI ADAPTASI BEBERAPA PADI HIBRIDA DI LAHAN SAWAH IRIGASI BARITO TIMUR, KALIMANTAN TENGAH

PENGARUH PUPUK ORGANIK BERKADAR BESI TINGGI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian

Ciparay Kabupaten Bandung. Ketinggian tempat ±600 m diatas permukaan laut. dengan jenis tanah Inceptisol (Lampiran 1) dan tipe curah hujan D 3 menurut

HASIL DAN PEMBAHASAN. perlakuan Pupuk Konvensional dan kombinasi POC 3 l/ha dan Pupuk Konvensional

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

METODE PENELITIAN. Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Kulon Progo provinsi DIY. Sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia

PEMUPUKAN LAHAN SAWAH BERMINERAL LIAT 2:1 UNTUK PADI BERPOTENSI HASIL TINGGI

PETUNJUK TEKNIS PENGKAJIAN VARIETAS UNGGUL PADI RAWA PADA 2 TIPE LAHAN RAWA SPESIFIK BENGKULU

BAB IV METODE PENELITIAN. (RAK) faktor tunggal dengan perlakuan galur mutan padi gogo. Galur mutan yang

BAHAN DAN METODE. Bahan yang digunakan adalah benih padi Varietas Ciherang, Urea, SP-36,

UJI DAYA HASIL BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI SAWAH DI SUBAK DANGIN UMAH GIANYAR BALI

THE INFLUENCE OF N, P, K FERTILIZER, AZOLLA (Azolla pinnata) AND PISTIA (Pistia stratiotes) ON THE GROWTH AND YIELD OF RICE (Oryza sativa)

BAHAN DAN METODE. 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

: Kasar pada sebelah bawah daun

REKOMENDASI PEMUPUKAN TANAMAN KEDELAI PADA BERBAGAI TIPE PENGGUNAAN LAHAN. Disusun oleh: Tim Balai Penelitian Tanah, Bogor

IV. HASIL 4.1. Sifat Fisikokimia Tanah Percobaan dan Sifat Kimia Kotoran Sapi Tabel 2 No Analisis Metode Hasil Status Hara

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT

APLIKASI PUPUK UREA PADA TANAMAN JAGUNG. M. Akil Balai Penelitian Tanaman Serealia

Tabel Lampiran 1. Komposisi Kimia Blast Furnace Slag dan Electric Furnace Slag

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PUPUK ORGANIK CAIR PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL CAISIM (Brassica rapa convar) DI INCEPSTISOLS

I. Pendahuluan. II. Permasalahan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL

UJI GENOTIPE JAGUNG HIBRIDA UMUR GENJAH TOLERAN LAHAN MASAM DI KALIMANTAN SELATAN

EFEKTIVITAS KOMPOS SAMPAH PERKOTAAN SEBAGAI PUPUK ORGANIK DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS DAN MENURUNKAN BIAYA PRODUKSI BUDIDAYA PADI

III. BAHAN DAN METODE

Potensi Hasil : 5-8,5 ton/ha Ketahanan : Tahan terhadap wereng coklat biotipe 2 dan 3 Terhadap Hama. Ketahanan. Terhadap Penyakit

Lampiran 1: Deskripsi padi varietas Inpari 3. Nomor persilangan : BP3448E-4-2. Anakan produktif : 17 anakan

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

Pengaruh Silikat Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Padi Sawah pada Tanah Ultisol 20 Didi Ardi Suriadikarta dan Husnain Peneliti Badan Litbang Pertanian di Balai Penelitian Tanah, Jl. Tentara Pelajar No. 12, Bogor 16114 Abstrak. Percobaan ini dilaksanakan bulan Februari 2011 pada tanah Ultisols Bogor. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh pupuk Silikat terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman padi sawah pada tanah Ultisols Bogor. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (Randomized Complete Block Design) (Gomez and Gomez, 1984), dengan 12 perlakuan dan 3 ulangan. Takaran pupuk Silikat yang diuji terdiri dari 5 level dosis adalah 0,, 250, 500, 0, 1500, dan 2000 kg ha 1, ditambah dengan perlakuan dosis P yang dikurangi menjadi 25, 50, dan 75 kg SP36 ha 1 masingmasing dikombinasikan dengan silikat 0kg ha 1, NPK saja dan kontrol lengkap. Tanaman indikator padi sawah varietas Ciherang. Sebagai pupuk dasar digunakan pupuk NPK yang berasal dari Urea, SP36 dan KCl, dengan dosis pupuk kg ha 1 Urea, kg ha 1 SP36, dan kg ha 1 KCl. Pupuk Silikat diberikan 2 minggu sebelum tanam, pupuk Urea, SP36 dan KCl diberikan saat tanam disebar pada petak tanam. Pupuk Urea diberikan 2 kali pemberian yaitu setengah dosis 2 minggu setelah tanam dan setengah dosis lagi pada umur 30 hari setelah tanam. Pupuk silikat berbentuk butiran dengan kadar air 1,82%, kadar Silikat 37,50%, CaO 43,50%, MgO 2,79%, Cd 0,23 ppm, As 12,1 ppm, Hg 0,41 ppm dan Pb tidak terdeteksi. Pengamatan tinggi tanaman dan jumlah anakan dilakukan pada setiap 2 minggu hingga menjelang panen, yaitu 4, 6, 8 dan 10 minggu setelah tanam dan tanaman padi dipanen umur 110 hari. Tanah sawah tempat percobaan termasuk tanah Ultisol dengan sifatsifatnya dicirikan oleh ph tanah agak masam, bertekstur liat berdebu, kadar C rendah, dan kadar N sangat rendah, kadar P 2 O 5 potensial tinggi tetapi yang tesedia sangat rendah, dan kadar K 2 O potensial juga rendah. KTK tanah sangat rendah, Si tersedia juga rendah dan Kejenuhan basa (KB) juga rendah. Pemberian silikat nyata meningkatkan pertumbuhan tanaman dan jumlah anakan dibandingkan dengan kontrol tetapi tidak nyata dengan perlakuan NPK saja. Hasil tertinggi diperoleh pada perlakuan NK dengan pengurangan pupuk SP36 50% ditambah 0 kg silikat ha 1 berbeda nyata terhadap kontrol, tetapi tidak berbeda nyata terhadap perlakuan NPK saja Hasilnya diperoleh sebesar 7,4 t ha 1 GKP, dengan nilai RAE sebesar 112 %, dengan B/C ratio 1,9 dan IBCR 7,3. Kata kunci: Silikat, pertumbuhan dan hasil tanaman, lahan sawah, tanah Ultisols PENDAHULUAN Latar belakang Pupuk merupakan salah satu faktor produksi yang sangat penting selain lahan, tenaga kerja dan modal. Pemupukan berimbang memegang peranan penting dalam upaya meningkatkan hasil pertanian. Anjuran (rekomendasi) pemupukan harus dibuat lebih 225

Didi Ardi Suriadikarta dan Husnain rasional dan berimbang berdasarkan kemampuan tanah menyediakan hara dan kebutuhan tanaman itu sendiri, sehingga efektivitas dan efisiensi penggunaan pupuk dan produksi meningkat tanpa merusak lingkungan akibat pemupukan yang berlebihan. Kebijakan penghapusan subsidi harga pupuk serta mahalnya harga pupuk anorganik telah menumbuh kembangkan mekanisme pasar yang terbuka bagi pengadaan dan penyaluran berbagai jenis pupuk anorganik maupun organik. Pupuk silikat merupakan pupuk anorganik yang dahulu selalu diperhatikan pada budidaya padi, baik di luar negeri maupun di dalam negeri, hampir dapat dipastikan akan meningkatkan produktivitas, kestabilan dan kualitas hasil padi. Mempopulerkan kembali penggunaan pupuk Silikat pada tanaman padi saat ini sangat tepat, seiring dengan kebijakan pemerintah untuk meningkatkan produksi padi nasional sebesar 5%, dimana pemanfaatan lahanlahan sub optimal, lahanlahan endemik hama dan penyakit, serta lahan optimal dengan penggunaan pupuk N dosis tinggi semakin meluas dan intensif. Lahanlahan tersebut memerlukan tambahan Silikat (Husnain et al. 2008) Tanaman kahat Si menyebabkan tanaman kurang terlindungi oleh lapisan silikat yang kuat, akibatnya: (1) daun tanaman lemah terkulai, tidak efektif menangkap sinar matahari sehingga produktivitas tanaman rendah/tidak optimal; (2) penguapan air dari permukaan daun dan batang tanaman dipercepat, sehingga tanaman mudah layu atau peka terhadap kekeringan; (3) daun dan batang menjadi peka terhadap serangan penyakit dan hama; (4) tanaman mudah rebah; dan (5) kualitas gabah (padi) berkurang karena mudah terkena hama dan penyakit. Akibatnya, hasil optimal tanaman tidak tercapai, kestabilan hasil rendah (fluktuatif) dan mutu produk rendah. Menurut Takahashi dan Miyake (1977) dalam De Data (1981), di Jepang penggunaan pupuk Si dosis ratarata sebesar 1,5 t2 t ha 1 Kalsium Silikat. Hasil penelitian Suriadikarta (2010), dosis terbaik untuk pertumbuhan dan bobot kering tanaman padi adalah sebasar 800 kg ha 1 Kalsium Silikat. Bila hasil tanaman padi 10 t ha 1 gabah, maka Si yang diambil oleh tanaman sebesar 1 t ha 1. Imaizumi dan Yoshida (1958) dalam De Data (1981), melaporkan bahwa ratarata Si yang diambil tanaman padi sebesar 443 kg ha 1. Tanaman padi mengalami defisiensi Si adalah bila kadar Si dalam jerami tanaman padi yang sudah matang sebesar 5%, sedangkan dalam tanah sebesar mg kg 1 (Sumida, 1970 dalam Husnain et al. 2008). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektivitas pupuk Silikat terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman padi sawah di lapang. 226

Pengaruh Silikat terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Padi BAHAN DAN METODE Lokasi dan waktu penelitian Penelitian pupuk Silikat dilaksanakan di lapang pada lahan sawah petani, pada jenis Tanah Ultisol Bogor, dimulai pada bulan Februari sampai dengan bulan Juni 2011. Lahan sawah yang digunakan merupakan lahan sawah irigasi setengah teknis atau irigasi pedesaan. Bahan dan alat penelitian Bahan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pupuk Urea, SP36, KCl, dan pupuk Silikat. Selain itu untuk digunakan juga obatobatan terutama insektisida dan pestisida untuk pencegahan dan pemberantasan hama dan penyakit. Bahan lainya ATK, karung plastik, kantong plastik, meteran dan bor tanah. Metode penelitian Rancangan percobaan dan perlakuan Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (randomized complete block design) (Gomez and Gomez, 1984), dengan 12 perlakuan dan 3 ulangan. Takaran pupuk Silikat yang diuji disajikan pada Tabel 1 dengan tanaman indikator padi sawah. Sebagai pupuk dasar digunakan pupuk N, P, K yang berasal dari Urea, SP36 dan KCl, dengan dosis pupuk kg ha 1 Urea, kg ha 1 SP36, dan kg ha 1 KCl. Pelaksanaan penelitian Kegiatan diawali dengan pembuatan petunjuk pelaksanaan penelitian, penyiapan bahan dan peralatan, penentuan lokasi percobaan yang berstatus silikat rendah, kemudian dilakukan pengambilan contoh tanah komposit kedalaman 020 cm untuk analisis tanah. Pupuk Silikat diberikan 2 minggu sebelum tanam, pupuk Urea, SP36 dan KCl diberikan saat tanam disebar pada petak tanam. Pupuk Urea diberikan 2 kali pemberian yaitu setengah dosis saat tanam dan setengah dosis lagi pada umur 30 hari setelah tanam. Tanaman padi yang digunakan adalah varietas Ciherang dipelihara hingga hasil tanaman dipanen. Tanaman dijaga dari serangan hama dan penyakit. Apabila jumlah serangan hama masih sedikit (< 5%) maka dilakukan handpicking, tetapi apabila serangan hama atau penyakit > 5% maka dilakukan penyemprotan dengan pestisida/insektisida. 227

Didi Ardi Suriadikarta dan Husnain Tabel 1. Perlakuan dan takaran pupuk anorganik Silikat terhadap tanaman padi sawah No Perlakuan Pupuk Urea SP36 KCl Dosis silikat... kg ha 1... kg ha 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Kontrol Lengkap Silikat NPK (partial kontrol) NPK + Silikat1 NPK + Silikat2 NPK + Silikat3 NPK + Silikat4 NPK + Silikat5 NPK + Silikat6 NK(P75) + Silikat4 NK(P50) + Silikat4 NK(P25) + Silikat4 75 50 25 0 250 500 0 1500 2000 0 0 0 Pengamatan pertumbuhan dan pemanenan Pengamatan tinggi tanaman dan jumlah anakan dilakukan pada setiap 2 minggu hingga menjelang panen, yaitu 4, 6, 8, dan 10 minggu setelah tanam. Tanaman padi dipanen umur 110 hari. Hasil tanaman dinyatakan dalam bobot kering panen, dan serta kulitas biji (gabah hampa dan bernas), dan bobot 0 butir. Contoh tanah sebelum tanam diambil untuk analisa ph H 2 O dan KCl, Corganik, Ntotal, P dan K terekstrak HCl 25%, P Bray 1 basabasa dapat ditukar, KTK KB dan kadar SiO 2 tersedia. Pengolahan data Untuk mengetahui pengaruh perlakuan yang diberikan dilakukan analisis ragam (anova) dan pengujian beda antar perlakuan dengan uji beda nyata Duncan pada selang kepercayaan 95%. Efektivitas pupuk dihitung dengan menggunakan relative agronomic effectiveness (RAE). Nilai RAE adalah perbandingan antara kenaikan hasil karena penggunaan pupuk yang diuji dengan kenaikan hasil pada pupuk standar dikalikan % (Machay et al. 1984). RAE = Hasil pada Pupuk yang diuji Hasil pada Kompos Hasil pada Pupuk Standar Hasil pada Kompos x % Nilai usahatani Selain nilai RAE, juga dilakuan analisa usaha tani dengan menggunakan perhitungan analisis ekonomi B/C dan atau IBCR. B/C ratio dihitung berdasarkan keuntungan bersih dibagi biaya pengeluaran sedangkan, IBCR dihitung berdasarkan nilai 228

Pengaruh Silikat terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Padi penerimaan pupuk yang diuji dikurangi kontrol dibagi pengeluaran pupuk yang diuji dikurangi kontrol. Bila nilai B/C atau IBCR > 1 berarti pupuk yang dijuji mempunyai nilai ekonomis yang baik (Permentan, 2007). HASIL DAN PEMBAHASAN Sifatsifat tanah percobaan Penelitian ini dilaksanakan pada lahan sawah dengan jenis tanah Ultisol yang berasal dari tanah ultisol Cibungbulang, Bogor, dengan sifatsifat tanahnya disajikan pada (Tabel 2). Berdasarkan hasil analisis tanah pada Tabel 2 diatas tanah percobaan termasuk agak masam, bertekstur liat berdebu, kadar C rendah, kadar N sangat rendah, kadar P 2 O 5 potensial tinggi tetapi yang tersedia sangat rendah, kadar K 2 O potensial rendah. KTK tanah sangat rendah, Si tersedia dan kejenuhan basa (KB) rendah. Tanah seperti ini memang sangat memerlukan pemupukan dan bahan amelioran seperti bahan organik dan Silikat. Tabel 2. Sifatsifat tanah percobaan No Jenis analisis Hasil Keterangan 1 ph 4,9 masam 2 Tekstur (%) : Pasir Debu 21 32 Liat 47 3 C (%) N (%) C/N 1,93 0,15 13 liat berdebu rendah sangat rendah baik 4 HCl 25 % P 2 O 5 (mg gr 1 ) K 2 O ( mg gr 1 ) Bray 1 P2O5 (ppm) 85 16 10 tinggi rendah rendah 5 KTK cmol(+) kg 1 1,99 sangat rendah 6 Si tersedia (NH 4 OAC, ph 4,0) ppm 35,3 rendah 7 Al dapat ditukar cmol(+) kg 1 0,05 sangat rendah 8 H+ cmol(+) kg 1 0,16 rendah 9 KB (%) 29 rendah Kualitas pupuk silikat Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan oleh Laboratorium Balai Penelitian Tanah pupuk silikat ini termasuk kedalam pupuk anorganik, berbentuk butiran dengan 229

Didi Ardi Suriadikarta dan Husnain kadar air 1,82%, kadar Silikat 37,50%, CaO 43,50%, MgO 2,79%, Cd 0,23 ppm, As 12,1 ppm, Hg 0,41 ppm, dan Pb tidak terdeteksi. Dari hasil analisis tersebut menunjukan bahwa pupuk silikat tersebut tidak berbahaya untuk lingkungan karena kadar logam beratnya rendah. Pertumbuhan tanaman Tinggi tanaman Data hasil pengamatan ratarata tinggi tanaman pada umur 4, 6, 8, dan 10 minggu setelah tanam (MST) disajikan pada (Tabel 3). Berdasarkan data pada Tabel 3 di atas tinggi tanaman padi pada umur 4 dan 6 MST menunjukkan perbedaan yang tidak nyata diantara perlakuan kecuali dengan kontrol dan perlakuan silikat saja. Tinggi tanaman tertinggi diperoleh pada perlakuan NPK saja dengan ratarata 52,6 cm pada umur 4 MST, tetapi pada umur 6 MST pada perlakuan 0 kg silikat dengan ratarata 73,8 cm sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan NPK (partial kontrol) namun perbedaannya tidak nyata. Tetapi pada umur 8 MST tinggi tanaman ratarata tertinggi pada perlakuan NPK saja tetapi beberbeda nyata dengan perlakuan kontrol, perlakuan silikat saja, kg silikat ha 1, 250 kg silikat ha 1, 1500 kg silikat ha 1, dan NK (P25) + 0 kg Silikat. Pada umur 10 MST pemberian pupuk silikat menunjukan pengaruh yang nyata terhadap perlakuan kontrol, silikat saja dan terhadap perlakuan NK (P25) + 0 silikat ha 1. Pemberian silikat secara umum tidak menunjukan pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan tanaman padi. Tabel 3. Ratarata tinggi tanaman pada masingmasing perlakuan No Perlakuan Ratarata tinggi tanaman (cm) 4 MST 6 MST 8 MST 10 MST 1 Kontrol lengkap 44,6 bc 53,6 b 65,2 d 85,6 c 2 Silikat 41,2 c 52,8 b 64,3 d 82,4 c 3 NPK (partial kontrol) 52,6 a 73,7 a 87,6 a,7 a 4 NPK + S1 51,4 a 71,7 a 83,2 bc 95,7 b 5 NPK + S2 51,5 a 72,1 a 82,0 bc 97,3 ab 6 NPK + S3 51,5 a 72,0 a 84,4 abc 99,2 ab 7 NPK + S4 51,6 a 73,8 a 83,8 abc 97,9 ab 8 NPK + S5 51,2 a 70,2 a 82,7 bc 97,4 ab 9 NPK + S6 50,1 a 70,3 a 86,0 ab 99,3 ab 10 NK(P75) + Si 4 50,9 a 71,2 a 85,9 ab 97,7 ab 11 NK(P50) + Si 4 47,8 ab 72,5 a 85,2 abc 98,7 ab 12 NK(P25) + Si 4 44,8 bc 68,3 a 81,3 c 95,6 b 230

Pengaruh Silikat terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Padi Jumlah anakan Data hasil pengamatan ratarata jumlah anakan pada umur tanaman 4, 6, 8, dan 10 minggu setelah tanam (MST) disajikan pada (Tabel 4). Tabel 4. Ratarata jumlah anakan dan malai produktif pada masingmasing perlakuan Malai produktif/ Ratarata jumlah anakan No Perlakuan perumpun 4 MST 6 MST 8 MST 10 MST 1 Kontrol Lengkap 18,2 c 17,2 b 17,8 b 11,8 ns 2 Silikat 17,3 c 17,9 b 18,2 b 11,9 3 NPK (partial kontrol) 25,0 a 25,3 a 26,4 a 12,8 4 NPK + S1 23,7 ab 25,1 a 25,5 a 11,8 5 NPK + S2 25,1 a 25,1 a 25,9 a 12,9 6 NPK + S3 23,1 ab 23,4 a 24,8 a 13,4 7 NPK + S4 23,3 ab 24,1 a 26,2 a 12,7 8 NPK + S5 22,9 ab 25,3 a 26,0 a 12,6 9 NPK + S6 23,2 ab 23,3 a 24,5 a 13,1 10 NK(P75) + Si 4 21,4 abc 23,5 a 24,8 a 12,8 11 NK(P50) + Si 4 20,4 abc 24,5 a 25,9 a 13,6 12 NK(P25) + Si 4 19,9 bc 22,8 a 24,1 a 12,6 Berdasarkan Tabel 4. ratarata jumlah anakan pada umur tanaman 4 MST tidak menunjukan perbedaan yang nyata antara perlakuan N, P, K dengan perlakuan lainnya kecuali terhadap perlakuan kontrol, silikat saja dan perlakuan no.12 yaitu perlakuan NK(P25) + 0 kg silikat, Pada umur 6 MST dan 8 MST pemberian pupuk silikat nyata meningkatkan jumlah anakan tanaman padi dibandingkan dengan perlakuan kontrol dan silikat saja, tetapi tidak nyata antar perlakuan kombinasi pupuk silikat dengan perlakuan N,P, K saja. Selanjutnya untuk jumlah malai produktif walaupun tidak berbeda nyata diantara perlakuan tetapi pemberian silikat 500 kg ha 1 menunjukan jumlah malai produktif yang tinggi dibandingkan dengan perlakuan lainnya dengan ratarata jumlah malai 13,5/rumpun. Selanjutnya pemberian silikat 0 kg ha 1 + NK (P50) juga menunjukan jumlah malai produktif tertinggi dengan ratarata 13,6/rumpun, dengan demikian pemberian silikat ini dapat mengurangi kebutuhan pupuk P sampai 50 kg ha 1 (50% dari dosis rekomendasi) dibandingkan dengan NPK saja hanya sebanyak 12,8 malai/rumpun, Hasil tanaman Produksi tanaman telah diamati beberapa parameter yaitu bobot 0 butir gabah kering, dan bobot jerami kering disajikan pada Tabel 5. dan hasil gabah kering panen (GKP) disajikan pada (Tabel 6). 231

Didi Ardi Suriadikarta dan Husnain Tabel 5. Ratarata bobot 0 butir dan bobot jerami kering tanaman No Perlakuan Bobot 0 butir gabah (gr) Bobot jerami kering (t ha 1 ) 1 Kontrol Lengkap 18,6 d 4,2 c 2 Silikat 19,2 bc 5,0 bc 3 NPK (partial kontrol) 19,5 ab 6,8 a 4 NPK + S1 19,6 ab 7,0 a 5 NPK + S2 19,7 ab 6,3 ab 6 NPK + S3 19,7 ab 6,7 a 7 NPK + S4 19,8 a 6,7 a 8 NPK + S5 18,7 cd 6,8 a 9 NPK + S6 19,7 ab 6,7 a 10 NK(P75) + Si 4 19,4 ab 6,5 ab 11 NK(P50) + Si 4 19,8 a 7,6 a 12 NK(P25) + Si 4 19,7 ab 6,5 ab Dari Tabel 5 dapat dilihat bahwa pengaruh pupuk silikat terhadap bobot 0 butir cukup berpengaruh walaupun tidak nyata diantara kombinasi perlakuan dosis silikat, kecuali terhadap Bobot 0 butir tertinggi diperoleh pada perlakuan no.7 dan no 11 yaitu pemberian silikat 0 kg ha 1 dan dengan mengurangi dosis P 50% yang dikombinasikan dengan silikat 0 kg ha 1. Selanjutnya untuk bobot kering jerami perlakuan terbaik juga sama pada no.11 dengan bobot jerami kering ratarata sebesar 7,6 t ha 1, sedang perlakuan pupuk NPK saja hanya 6,8 t ha 1 namun secara statistik tidak berbeda nyata Namun ada indikasi penggunaan silikat mengurangi terhadap kebutuhan hara fosfor. Pengaruh pupuk silikat terhadap bobot gabah kering panen (GKP) disajikan pada Tabel 6. Hasil tertinggi diperoleh oleh perlakuan NPK dengan pengurangan pupuk P sebesar 50% dan 0 kg silikat ha 1 sebesar 7,4 t ha 1 GKP, namun tidak berbeda nyata dengan dengan perlakuan lain kecuali dengan control dan silikat saja. Berdasarkan data bobot gabah kering panen (GKP), ada indikasi bahwa penggunaan silikat 0 kg ha 1 telah dapat mengurangi kebutuhan pupuk P sampai separuhnya (50%) dari dosis rekomendasi, yaitu 50 kg SP36 dan dengan peningkatan produksi sebesar 12 % atau nilai RAE 112 % (Tabel 6). Nilai usahatani Penilaian terhadap nilai usaha tani dapat dilakukan dengan menghitung nilai BC, atau R/C dan atau IBCR. Nilai IBCR adalah (penerimaan dari pupuk uji dikurangi kontrol) dibagi (pengeluaran pupuk uji dikurangi kontrol). Bila nilainya > 1 berarti pupuk yang diuji mempunyai nilai ekonomis yang baik 232

Pengaruh Silikat terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Padi Tabel 6. Hasil tanaman dan nilai RAE masingmasing perlakuan No Perlakuan GKP RAE (t ha 1 ) (%) 1 Kontrol Lengkap 5,5 d 2 Silikat 6,2 c 41 3 NPK (partial kontrol) 7,2 ab 4 NPK + S1 6,6 bc 65 5 NPK + S2 7,0 ab 88 6 NPK + S3 6,9 ab 82 7 NPK + S4 6,9 ab 82 8 NPK + S5 6,9 ab 82 9 NPK + S6 6,9 ab 82 10 NK(P75) + Si 4 6,9 ab 82 11 NK(P50) + Si 4 7,4 a 112 12 NK(P25) + Si 4 7,3 ab 106 Pengeluaran tenaga kerja Biaya pengeluaran upah tenaga kerja, pupuk dan obatobatan per ha untuk tanaman padi sawah disajikan pada Tabel 7. Cara perhitungan biaya untuk masingmasing perlakuan disajikan pada (Tabel Lampiran 1). Tabel 7. Pengeluaran untuk masingmasing perlakuan Perlakuan Masukan Upah Total Pupuk x Obatobatan(RP) X Rp.0, X Rp.0, Rp.0, x Rp.0 Kontrol Lengkap 5000 0 200 5.200 Silikat 5200 350 200 5.400 NPK standar 5200 2.120 200 7.520 NPK standar + S1 5200 2.155 200 7.555 NPK standar + S2 5200 2.207 200 7.607 NPK standar + S3 5200 2.295 200 7.695 NPK standar + S4 5200 2.470 200 7.870 NPK standar + S5 5200 2.645 200 8.045 NPK standar + S6 5200 2.820 200 8.220 N(P75) K + Si 4 5200 2.390 200 7.790 N(P50) K + Si 4 5200 2.310 200 7.710 N(P25) K + Si 4 5200 2.230 200 7.630 Penerimaan Penerimaan dihitung berdasarkan hasil yang diperoleh dari masingmasing perlakuan dalam t ha 1 GKP dikalikan harga yang berlaku saat ini. Harga gabah saat ini sekitar Rp. 0, kg 1 atau Rp. 3.000.000, ton 1 GKP. Penerimaan masingmasing perlakuan disajikan pada (Tabel 8). 233

Didi Ardi Suriadikarta dan Husnain Tabel 8. Penerimaan masingmasing perlakuan No Perlakuan GKP Penerimaan (t ha 1 )x Rp.0, Rp.x 0 1 Kontrol Lengkap 5,5 x Rp.0, 16500 2 Silikat 6,2 x Rp.0, 18600 3 NPK standar 7,2 x Rp.0, 21600 4 NPK standar + S1 6,6 x Rp.0, 19800 5 NPK standar + S2 7,0 x Rp.0, 20 6 NPK standar + S3 6,9 x Rp.0, 20700 7 NPK standar + S4 6,9 x Rp.0, 20700 8 NPK standar + S5 6,9 x Rp.0, 20700 9 NPK standar + S6 6,9 x Rp.0, 20700 10 N(P75) K + Si 4 6,9 x Rp.0, 20700 11 N(P50) K + Si 4 7,4 x Rp.0, 22200 12 N(P25) K + Si 4 7,3 x Rp.0, 21900 Untuk menghitung secara ekonomis maka nilai B/C, dan IBCR disajikan pada Tabel 9. Berdasarkan Tabel 9. maka keuntungan tertinggi diperoleh pada perlakuan no.11 yaitu NPK standar dengan pengurangan pupuk SP36 sebesar 50 kg ha 1, sebesar Rp.14.490.000, dengan B/C ratio 1,9 dan IBCR 7,3. Dibandingkan dengan perlakuan NPK standar tanpa penggunaan silikat keuntungan diperoleh lebih besar yaitu Rp. 410.000, (empat ratus sepuluh ribu rupiah), tetapi bila dibandingkan dengan kontrol sebesar Rp. 3.490.000, (tiga juta empat ratus sembilan puluh rupiah). Penggunaan pupuk silikat ini nampaknya tidak langsung kelihatan pada musim pertama tetapi pada musim berikutnya karena kelarutan pupuk silikat perlu waktu (redidual effect). Tabel 9. B/C dan IBCR pada masingmasing perlakuan Perlakuan Pengeluaran Penerimaan (Rp) Keuntungan (Rp) x 0 x 0 (Rp) x 0 IB/C IBCR Kontrol Lengkap 5.200 16500 11. 2,1 Silikat 5.750 18600 12.850 2,2 1,7 NPK standar 7.520 21600 14.080 1,9 1,8 NPK standar + S1 7.555 19800 12.245 1,6 2,1 NPK standar + S2 7.607,5 20 13.392,5 1,8 1,9 NPK standar + S3 7.695 20700 13.005 1,7 2,0 NPK standar + S4 7.870 20700 12.830 1,6 2,1 NPK standar + S5 8.045 20700 12.655 1,6 2,1 NPK standar + S6 8.220 20700 12.480 1,5 2,1 N(P75) K + Si 4 7.790 20700 12.910 1,7 2,0 N(P50) K + Si 4 7.710 22200 14.490 1,9 1,8 N(P25) K + Si 4 7.630 21900 14.270 1,9 1,8 234

Pengaruh Silikat terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Padi KESIMPULAN 1. Pemberian silikat nyata meningkatkan pertumbuhan tanaman dan jumlah anakan dibandingkan dengan kontrol tetapi tidak nyata dengan perlakuan NPK saja (partial kontrol) 2. Pemupukan silikat tidak menunjukan pengaruh yang bebeda nyata terhadap jumlah malai produktif tetapi jumlah malai produktif tertinggi diperoleh pada pengurangan pupuk SP36 50% dengan pemberian silikat 0 kg ha 1. 3. Hasil tertinggi diperoleh pada perlakuan dengan pengurangan pupuk SP36 50% ditambah 0 kg silikat ha 1. Hasilnya diperoleh sebesar 7,4 t ha 1 GKP, dengan nilai RAE sebesar 112%, dengan B/C ratio 1,9 dan IBCR 7,3. 4. Penggunaan pupuk silikat 1.000 kg ha 1 dapat mengurangi kebutuhan pupuk posfat sebesar 50% dari dosis rekomendasi. DAFTAR PUSTAKA De Data, S.K., 1981. Principles and Practices of Rice Production. John Wiley & Sons. New York. Gomez, K.A. and A.A. Gomez,.1984. Statistical Procedures for Agriculture Research. An International Rice Research Institute Book. John Wiley and Sons. Husnain, T. Watkasuki, D. Setyorini, Hermansyah, K. Sato, and T. Matsunaga. 2008. Silica availability in soils and river water in two watersheds on Java Island, Indonesia. Japanese Society of Soil Science and Plant Nutrition. Machay, A.D., J.K. Syers, and P.E.H. Gregg. 1984. Ability of chemical extraction procedures to assess the agronomic effectiveness of phosphate rock material. New Zealand Journal of Agricultural Research 27: 219 230 Permentan, 2007. Peraturan Menteri Pertanian Tentang Tata cara Pendaftaran pupuk organic dan anorganik, No 02/Pert/HK.060/2/2006 tentang Persyaratan dan Tatacara Pendaftaran Pupuk Organik dan Pembenah Tanah. Suriadikarta, D.A. 2010. Laporan hasil penelitian uji efektivitas pupuk Silikat di Rumah kaca. Balai Penelitian Tanah, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 2010. 235

Didi Ardi Suriadikarta dan Husnain Lampiran Tabel 1. Ratarata biaya upah penanaman padi sawah ha 1 No Jenis pengeluaran Besarnya biaya (Rp) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Tenaga kerja: Pengolahan tanah Penananman Pemupukan *) Penyiangan Penyemprotan hama dan penyakit Pengairan Panen Pembelian obat hama dan penyakit 1.200.000, 800.000, 200.000, 800.000, 200.000, 1.500.000, 500.000, 200.000, Total biaya ha 1 tanaman padi 5.400.000, *) Catatan: untuk perlakuan kontrol tidak ada biaya pemupukan dan beli pupuk 236