Kata kunci: e-scaffolding, pembelajaran hibrid, kerja ilmiah, prestasi belajar fisika

dokumen-dokumen yang mirip
PENGEMBANGAN E-SCAFFOLDING BUNYI BERBASIS PEMBELAJARAN HIBRID UNTUK MENUMBUHKAN KERJA ILMIAH DAN PRESTASI BELAJAR FISIKA

PENGEMBANGAN E-SCAFFOLDING LISTRIK DINAMIS BERBASIS PEMBELAJARAN HIBRID UNTUK MENUMBUHKAN KERJA ILMIAH DAN PRESTASI BELAJAR FISIKA

PENGEMBANGAN E-SCAFFOLDING TERMODINAMIKA BERBASIS PEMBELAJARAN HYBRID UNTUK MENUMBUHKAN SIKAP ILMIAH DAN PRESTASI BELAJAR FISIKA

PENGEMBANGAN WEBSITE OFFLINE INTERAKTIF BERBASIS CLAROLINE POKOK BAHASAN OPTIKA FISIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIKA DASAR MAHASISWA FISIKA

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA DILENGKAPI PROYEK PADA POKOK BAHASAN OPTIKA GEOMETRI UNTUK PESERTA DIDIK SMA/MA KELAS X

Muhammad Amil Busthon Universitas Negeri Malang Kata kunci: simulasi, sketchup, fisika zat padat, model tiga dimensi

Kata Kunci: Metode Group Investigation (GI), hasil belajar siswa

MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MALIA ULFA. Jl. Semarang 5 Malang.

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER OLEH MAHASISWA CALON GURU FISIKA

Ayu Surya Agustin, Supriyono Koes H., dan Purbo Suwasono Universitas Negeri Malang

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN KEMANDIRIAN MAHASISWA PENDIDIKAN FISIKA PADA MATA KULIAH MEKANIKA MELALUI METODE RECIPROCAL TEACHING

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF BERPENDAKATAN SCIENTIFIC PADA MATERI SISTEM EKSKRESI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

tingkatan yakni C1, C2, C3 yang termasuk dalam Lower Order Thinking dan C4, C5, C6 termasuk dalam Higher Order Thinking Skills.

Aning Esty Prayugi, Supriyono Koes H., dan Sentot Kusairi Universitas Negeri Malang

PENGARUH PEMBELAJARAN SCAFOLDING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP INTEGRAL MAHASISWA. Satrio Wicaksono Sudarman 1), Nego Linuhung 2)

ISSN Jurnal Exacta, Vol. IX No.2 Desember 2011

DESAIN PENGEMBANGAN MODEL PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK BERBASIS MASALAH TERHADAP KETERAMPILAN SCIENTIFIC INQUIRY DAN KOGNISI MAHASISWA

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA BERBASIS SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT POKOK BAHASAN GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK UNTUK KELAS X SMAN 10 MALANG

Pengembangan E-book Pembelajaran Menggunakan Flipbook Berbasis Web Pada Siswa Kelas X Jurusan Teknik Komputer Jaringan (TKJ) Di SMK ADZKIA Padang

PENGEMBANGAN E-SCAFFOLDING KEMAGNETAN BERBASIS PEMBELAJARAN HIBRID UNTUK MENUMBUHKAN SIKAP ILMIAH DAN PRESTASI BELAJAR

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (Research and Development).

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF BERBASIS METAKOGNISI SEBAGAI PENUNJANG PEMAHAMAN KONSEP DAN PENALARAN SISWA SMA POKOK BAHASAN SUHU DAN KALOR

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS MOBILE PADA MATA PELAJARAN BASIS DATA UNTUK SMK

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN REMEDIAL (Remedial Teaching) BERBANTUAN KOMPUTER MENGGUNAKAN PROGRAM CAMTASIA PADA MATERI OPTIKA GEOMETRI UNTUK SMA

Kata kunci: media pembelajaran interaktif, swish max-4, gerak melingkar beraturan.

PENGEMBANGAN MODUL EXPERIENTIAL LEARNING YANG DIARAHKAN UNTUK STRATEGI THINK TALK WRITE PADA MATERI SISTEM SARAF

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian berupa Research and Development (R&D) dengan model 3D, lokasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan mata pelajaran yang wajib dipelajari siswa sejak

METODE PENGEMBANGAN. Metode penelitian yang digunakan yaitu research and development atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran yang diterapkan dalam kurikulum 2013 tiap mata

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS INFORMATION AND COMMUNICATION TECHNOLOGY (ICT) MATERI LISTRIK DINAMIS UNTUK SISWA SMA KELAS X

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini yaitu research and development atau penelitian

Kata Kunci : Pendekatan Rigorous Mathematical Thinking (RMT), Mediated Learning Experience (MLE), Peralatan psikologis, fungsi kognitif.

BAB III METODE PENELITIAN A. MODEL PENGEMBANGAN Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan inovasi pembelajaran yang menggunakan metode

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERMUATAN KARAKTER PADA MATERI JURNAL KHUSUS

VALIDASI PENGEMBANGAN MODUL FISIKA DASAR BERBASIS PROBLEM BASED INSTRUCTION UNTUK MAHASISWA STKIP PGRI SUMATERA BARAT

Pengembangan Media Pembelajaran Fisika Berbasis Animasi SwishMax disertai Scaffolding

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa pendidikan

Dosen Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan PMIPA, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Mayya Muwallidah 1, Retna Ngesti Sedyati 1, Hety Mustika Ani 1 1 Program Studi Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jember

Seminar Nasional Hasil Penelitian Universitas Kanjuruhan Malang 2017

PENGEMBANGAN MODUL IPA BERBASIS EKSPERIMEN MATERI PERISTIWA ALAM DI INDONESIA UNTUK SISWA KELAS V SD ARTIKEL

BAB III METODE PENELITIAN. A. Definisi penelitian dan pengembangan (R & D) Penelitian dan pengembangan atau dalam bahasa inggrisnya Research and

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATEMATIKA (MATERI STATISTIK) DENGAN MENGGUNAKAN MODEL ACTIVE LEARNING SISTEM 5 M UNTUK SISWA KELAS VII

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN SCAFFOLDING

PENGEMBANGAN VIDEO ANIMASI KARTUN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA MATERI USAHA DAN ENERGI KELAS XI SMAN 3 MALANG

PENGEMBANGAN BUKU PANDUAN UNTUK GURU DALAM MERENCANAKAN PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS BLENDED LEARNING MENGGUNAKAN MOODLE

PENERAPAN TEORI BELAJAR VYGOTSKY DALAM INTERAKSI BELAJAR MENGAJAR

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MANDIRI BERBASIS MULTIMEDIA POKOK BAHASAN GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMA KELAS X

BAB I PENDAHULAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dedi Supriadi, 2014

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS MACROMEDIA FLASH SEBAGAI SUMBER BELAJAR MANDIRI PADA MATERI KOLOID KELAS XI IPA SMA DAN MA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian dan pengembangan (research and

Pengembangan Media Pembelajaran Animated Video pada Materi Fluida SMA

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA ANIMATED VIDEO (VIDEO TERANIMASI) MATERI FLUIDA UNTUK SMA KELAS XI

EFEKTIVITAS MODUL ANALISIS KOMPLEKS DENGAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES PADA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA DI STKIP PGRI SUMATERA BARAT

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. yang nantinya dapat memberikan hasil berupa perubahan pada diri siswa.

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PADA MATERI PPKn SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII SMPN 3 MALANG

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR METODE NUMERIK BERBASIS PEMECAHAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS

PENGEMBANGAN MODEL PENILAIAN AUTENTIK BERBASIS KURIKULUM 2013

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA PESERTA DIDIK KELAS X SMA NEGERI 2 MAJENE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGEMBANGAN BUKU PETUNJUK UNTUK GURU DALAM MELAKSANAKAN KEGIATAN PROYEK BERBASIS ONLINE PADA MATERI OPTIK GEOMETRI

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN E-MODUL ONLINE ELEKTRONIKA ANALOG PADA PENDIDIKAN JARAK JAUH. Suwasono

PENERAPAN MODEL GROUP INVESTIGATION OUTDOOR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IVA SDN BANDUNGREJOSARI 2 MALANG

Heri Andriyani Anwar, Sentot Kusairi 1), Parno 2) Universitas Negeri Malang

121 Penerapan Metode Mind Mapping Dan Model Student Facilitator...

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODUL DENGAN PENDEKATAN CTL TERHADAP KEBERHASILAN PENGAJARAN REMEDIAL KELAS VIII

Keywords: Teaching Materials, Module, Statistics and Probability

PENGEMBANGAN KIT PEMBELAJARAN DENGAN LKS MENGGUNAKAN LANGKAH 5M UNTUK PEMBELAJARAN BIOLOGI SISTEM REGULASI MANUSIA KELAS XI SMAN 1 PAKEL TULUNGAGUNG

Mochamad Kholid Syaifudin (1), Supriyono Koes H., Sentot Kusairi Jurusan Fisika,FMIPA,Universitas Negeri Malang

PENGEMBANGAN MEDIA INTERAKTIF PEMBUBUTAN DASAR DI WORKSHOP BERBASIS VIDEO DALAM BIDANG PRAKTIK PEMESINAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau Research and

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan yaitu research and development atau

Iwan Arisanto 1, Agus Suyudi 2, Lia Yuliati 3

Dewi Puji Astuti*, Rasmiwetti**, Abdullah*** No Hp :

PENGEMBANGAN MODUL FISIKA BERBASIS GUIDED INQUIRY PADA MATERI SUHU DAN KALOR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMA KELAS X

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MURDER PADA MATERI PERSAMAAN GARIS LURUS

PENGEMBANGAN PAKET PEMBELAJARAN MEKANIKA FLUIDA BERBASIS INQUIRY TRAINING UNTUK MENUMBUHKAN KETERAMPILAN KERJA ILMIAH

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL SETTING KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY

BAHAN AJAR BERBASIS WEBSITE MATA KULIAH WORKSHOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK DI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS NEGERI MALANG.

Abstrak. Kata kunci : Pembelajaran Pendidikan Ilmu Sosial, Keaktifan Belajar, Hasil Belajar

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA BERBASIS KARAKTER PADA MATERI PERUBAHAN KENAMPAKAN BUMI DAN BENDA LANGIT

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK POKOK BAHASAN KUBUS DAN BALOK

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini adalah research and development atau penelitian

I. PENDAHULUAN. agar ketika setelah meninggalkan sekolah, siswa mampu mengembangkan diri

PENGEMBANGAN MODEL FASILITASI KEGIATAN SISWA MENANYA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA SMA BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. mengembangkan perangkat pembelajaran matematika berupa RPP dan LKS pada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pendekatan sistem yang dikembangkan oleh Dick dan Carrey (2003), yang berlangsung

Teori Lev Vygotsky. Sejarah Hidup, Konsep Sosio Kultural, Perkembangan Bahasa, ZPD, Scaffolding dan Aplikasi Teori. Fitriani, S. Psi., MA.

2014 PENERAPAN PENDEKATAN COLLABORATIVE PROBLEM SOLVING DALAMPEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUANKONEKSI MATEMATIS SISWA SMP

BAB I PENDAHULUAN. siswa. Di dalam penilaian tersebut guru merancang jenis penilaian yang seperti

Transkripsi:

PENGEMBANGAN E-SCAFFOLDING OPTIKA BERBASIS PEMBELAJARAN HIBRID UNTUK MENUMBUHKAN KERJA ILMIAH DAN PRESTASI BELAJAR FISIKA Yusuf KB Ono Putro, Supriyono Koes H., dan Sumarjono Universitas Negeri Malang E-mail: yusuf_kb92@yahoo.com ABSTRAK: Prestasi belajar materi optika mahasiswa calon guru masih kurang. Kesulitan tersebut dipengaruhi oleh sistem perkuliahan yang sering dilakukan mandiri, kesulitan menerapkan rumus, dan belum ada bantuan yang diberikan. Pendampingan kognitif berupa e-scaffolding diperlukan untuk menangani masalah tersebut. Metode yang digunakan pada penelitian menerapkan rancangan pengembangan Borg & Gall (1983). Instrumen yang digunakan adalah angket. Penilaian terhadap produk penelitian dan pengembangan adalah validasi isi dan uji coba terbatas. Menurut hasil validasi dan uji coba terbatas, e-scaffolding yang telah dikembangkan termasuk dalam kriteria baik sehingga dapat diterapkan dan dapat membantu menumbuhkan prestasi belajar dan kerja ilmiah. Kata kunci: e-scaffolding, pembelajaran hibrid, kerja ilmiah, prestasi belajar fisika Optika merupakan salah satu materi yang terdapat pada matakuliah Fisika Dasar. Prestasi belajar dan kerja ilmiah pada materi ini untuk mahasiswa calon guru masih kurang. Hal ini dipaparkan pada penelitian Koes H, dkk (2012) yang menyebutkan bahwa pencapaian prestasi belajar mahasiswa LPTK di wilayah Jawa Timur untuk optika fisik dan geometri masih kurang dengan menganggap ketuntasan minimal 75%. Dari hasil wawancara mendalam yang telah dilakukan, kesulitan mahasiswa mempelajari optik dipengaruhi oleh sistem perkuliahan yang sering dilakukan secara mandiri, kesulitan menerapkan rumus, belum ada bantuan yang diberikan kepada mahasiswa. Oleh karena itu perlu adanya pendampingan kognitif berupa e-scaffolding berbasis pembelajaran hibrid untuk menangani masalah tersebut. Zone of Proximal Development Zone of Proximal Development (ZPD) merupakan konsep yang terkenal dalam psikologi sosialkultural Vygotsky. Vygotsky (Santoso, 2010: 130) yakin bahwa pembelajaran terjadi apabila siswa bekerja atau belajar menangani tugas-tugas atau masalah kompleks yang masih berada pada jangkauan kognitif siswa atau tugas-tugas tersebut berada pada Daerah

Perkembangan Terdekat (Zone of Proximal Development). ZPD adalah jarak antara taraf perkembangan aktual, seperti yang nampak dalam pemecahan masalah secara mandiri dan tingkat perkembangan potensial, seperti yang ditunjukkan dalam pemecahan masalah di bawah bimbingan. Jadi, perkembangan potensial adalah potensi yang belum berubah menjadi suatu kemampuan, sedangkan perkembangan aktual adalah potensi yang sudah menjadi kemampuan (Kwartolo, 2007: 35). Scaffolding Metode scaffolding merupakan praktik yang berdasarkan pada konsep Vygotsky tentang zona of proximal development atau zona perkembangan terdekat (Mamin,2008). Scaffolding mempengaruhi pebelajar baik secara kognitif maupun emosional, berdampak tidak hanya pada pengetahuan dan keterampilan pebelajar, tetapi juga motivasi dan kepercayaan diri pebelajar saat menghadapi tugas. Scaffolding juga dapat diartikan memberikan individu sejumlah besar bantuan selama bertahap-tahap awal pembelajaran dan kemudian mengurangi bantuan tersebut dan memberikan kesempatan pada anak untuk mengambil alih tanggung jawab yang semakin besar, segera setelah mampu mengerjakan sendiri (Mamin,2008). Pembelajaran Hibrid Pembelajaran hibrid merupakan praktik pembelajaran yang mengkombinasikan teknologi pembelajaran tatap muka dengan pembelajaran online (Chen,2012). Pembelajaran hibrid menjadi model pembelajaran yang menonjol akhir-akhir ini. McCaslin dan Hickey (2001) menunjukkan bahwa scaffolding merupakan konsepsi efektif dari belajar dan mengajar yang di dalamnya guru dan siswa menciptakan hubungan yang bermakna antara pengetahuan dan pengalaman guru dan pengetahuan siswa. Lingkungan yang diciptakan pembelajaran hibrid mengaktualisasi scaffolding. Hasil beberapa penelitian tentang pengaruh pembelajaran hibrid terhadap kemampuan siswa menunjukan bahwa pembelajaran hibrid mengambil keuntungan efisiensi teknologi online bahkan menyediakan bimbingan individual satu per satu pengajaran tanpa tatap muka dengan

pengajar. Oleh sebab itu, lingkungan pembelajaran hibrid menghasilkan pengalaman yang lebih baik bagi siswa (Means et al, 2009). Model hibrid memperbaiki format kesenjangan pendidikan dengan menambahkan metode online dengan interaksi tatap muka antara siswa dan pengajar. Kerja Ilmiah Masyarakat modern membutuhkan metode pembelajaran yang efisien, dengan penekanan pada metode ilmiah, tidak terlalu didasarkan pada pengajaran temuan ilmiah, tetapi perkembangan konstruktif pengetahuan baru berdasarkan empirisme dan penelitian. Pengetahuan tersebut mengarah ke penalaran yang tepat diperlukan untuk memecahkan masalah yang ditimbulkan oleh kehidupan modern (Nagl dkk, 2012: 85). Mahasiswa calon guru merupakan guru di masa depan yang lebih modern. Untuk itu sebagai pengajar, kemampuan akan kerja ilmiah sangatlah penting karena di kehidupan modern penalaran lah yang lebih berperan penting. Prestasi Belajar Menurut Bloom dalam Sudjana (2009:22-23) hasil belajar terbagi menjadi tiga ranah yaitu:1) Ranah Kognitif, yaitu berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terjadi dari enam aspek yaitu pengetahuan, ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesi dan evaluasi; 2) Ranah Afektif, yaitu berkenaan dengan sikap yang terdiri lima spek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penelitian, organisasi, dan internalisasi; 3) Ranah Psikomotorik, yaitu berkenaan dengan hasil belajar ketrampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotorik, yakni gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan interpretatif. METODE Rancangan penelitian dan pengembangan yang digunakan pada penelitian ini adalah rancangan Borg & Gall (1983). Menurut Borg & Gall (1983: 774-776) ada 10 langkah dalam penelitian pengembangan. Namun pada

penelitian ini hanya menggunakan 5 langkah dari model tersebut, yaitu penelitian dan pengumpulan informasi, perencanaan, pengembangan produk tahap awal, uji coba produk terbatas, dan revisi produk sehingga menghasilkan produk akhir. Uji coba lapangan dilakukan kepada mahasiswa Jurusan Fisika Universitas Negeri Malan yang telah menempuh mata kuliah Fisika Dasar II sejumlah 20 subjek. Sebelum melakukan ujicoba, terlebih dahulu produk divalidasi oleh dosen ahli media dan ahlli materi. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini mengacu pada skala Likert. Instrumen tersebut meliputi 1) instrumen validasi isi materi, 2) instrumen validasi isi media, dan 3) instrumen uji coba terbatas. Data yang diperoleh dari instrumen tersebut berupa data kuantitatif dan data kualitatif. Data tersebut diolah dengan teknik analisis ratarata yang digunakan untuk mengkategorikan produk sesuai dengan kriteria kelayakan. Hasil Pengembangan E-scaffolding ini terdiri dari materi optika yang dipecah menjadi 5 bagian, yaitu Hukum Optika Geometri, Pembentukan Bayangan, Alat Optik, Gelombang Optik dan Difraksi & Polarisasi. Dari masing-masing materi tersebut terdapat rangkuman materi dan soal-soal latihan terbimbing. Pada masing-masing soal akan disertakan scaffolding yang akan muncul otomatis ketika pengguna memilih jawaban salah dan pembahasan yang akan muncul ketika pengguna memilih jawaban salah sebanyak 3 kali. Proses pengembangan modul tutorial interaktif ini diawali dengan studi pendahuluan. Studi pendahuluan yang dilakukan meliputi wawancara mendalam dan tes tulis. Kemudian mulai dilakukan perencanaan dengan membuat draft susunan produk beserta instrumen validasi dan ujicoba. Tahap selanjutnya adalah mengembangkan produk tahap awal yang berupa indikator, materi, soal beserta scaffolding dan penyusunan story board dan kemudian mengubahnya ke dalam bentuk file html. Setelah selesai dibentuk dalam file html, file diunggah ke webhoster. Kemudian dilanjutkan uji validasi dan uji coba terbatas untuk mengetahui kelayakan e-scaffolding yang telah dikembangkan. Pada tahap akhir setelah melakukan uji validasi dan uji coba

terbatas, dilakukan revisi untuk menyempurnakan produk sesuai dengan hasil uji coba serta komentar dan saran dari validator ataupun subjek uji coba. Produk yang telah dikembangkan dapat diterapkan dalam pembelajaran kelas yang memadukan antara pembelajaran hibrid dengan pembelajaran kooperatif, sehingga e-scaffolding ini dapat dikeluarkan dalam langkah presentasi dengan menampilkan rangkuman materi dan diskusi dengan meminta pengguna mengerjakan latihan soal yang ada di e-scaffolding. Berikut disajikan gambar halaman home dari e-scaffolding yang telah dikembangkan pada gambar 1. Gambar 1. Halaman Home Berdasarkan hasil validasi materi, secara keseluruhan materi, latihan soal, dapat dikatakan layak dengan rata-rata 3,55 sehingga berdasarkan kriteria kelayakan pada Tabel 3.2 tergolong baik dan tidak perlu direvisi. Akan tetapi meskipun menurut tabel tidak perlu direvisi, produk hasil tetap direvisi agar produk lebih sempurna. Dari hasil validasi ditunjukkan bahwa materi yang disajikan pada e-scaffolding ini baik dari segi konsep, kerumitan, scaffolding, dan juga pembahasan. Berdasarkan pada hasil validasi media secara keseluruhan, e- scaffolding ini memperoleh nilai skor rata-rata 3,04 dan berdasarkan Tabel 3.2 nilai rata-rata validasi yang berada pada rentang 2,2-3,2 tergolong cukup baik. Dari hasil tersebut, e-scaffolding ini memerlukan sedikit perbaikan atau revisi.

Perbaikan e-scaffolding didasarkan pada komentar dan saran yang diberikan oleh validator media pada bagian akhir angket validasi. Berdasarkan hasil analisis terhadap angket hasil uji coba terbatas secara keseluruhan pada kelima aspek didapatkan rata-rata 3,47 sehingga dapat dikatakan bahwa produk yang telah dikembangkan baik dan tidak memerlukan revisi atau perbaikan. Komentar dan saran mahasiswa pada bagian akhir juga dapat dijadikan sebagai masukan perbaikan untuk produk ini. ANALISIS DATA Data kuantitatif yang diperoleh dari hasil validasi ini media, validasi ini materi, dan uji coba terbatas dianalisis dengan metode rata-rata. Setelah dilakukan analisis, produk ini termasuk dalam kriteria baik. REVISI PRODUK Revisi produk didasarkan pada data kualitatif yang diperoleh dari komentar dan saran validator. Selain dari hasil komentar dan saran, perbaikan juga dilakukan atas dasar hasil analisis penilaian dari validator. Salah satu diantara revisi yang lain adalah penambahan gambar pada masing-masing rangkuman materi. KAJIAN DAN SARAN Kajian Produk yang telah dikembangkan adalah e-scaffolding optik. Produk ini dikembangkan untuk membantu matakuliah Fisika Dasar II sebagai sarana untuk meningkatkan prestasi belajar dan kerja ilmiah. Produk yang telah dikembangkan berbasis pembelajaran hibrid yang nantinya akan diterapkan pada proses pembelajaran model kooperatif. Rangkuman materi diterapkan pada presentasi dan latihan soalnya diterapkan pada tahap diskusi. Produk yang telah dikembangkan telah direvisi berdasarkan hasil validasi dari validator dari segi media maupun dari segi materi. Menurut hasil validasi dan ujicoba terbatas, ditunjukan bahwa e-scaffolding optik yang telah dikembangkan termasuk dalam kriteria baik. Hal ini menunjukkan e- scaffolding dapat diterapkan dan dapat membantu meningkatkan prestasi belajar dan kerja ilmiah.

Produk yang telah dikembangkan memiliki kelebihan, yaitu 1) telah menggunakan teknologi online sehingga lebih memudahkan pengguna untuk mengakses dimanapun dan kapanpun, 3) terdapat rangkuman materi pada awal latihan soal guna mendasari pengerjaan soal pada tahap berikutnya, 4) berisi latihan-latihan soal yang dikemas dalam bentuk online, 5) mampu memberikan bantuan yang keluar otomatis melalui pop up box yang dapat membantu pengguna yang kesulitan mengerjakan latihan soal. Selain memiliki kelebihan, e-scaffolding ini juga memiliki beberapa kelemahan, antara lain 1) tidak ada mesin perekam untuk mengetahui kemampuan mahasiswa, 2) menuntut koneksi internet yang cepat karena berisi gambar-gambar yang cukup banyak, 3) terbatas hanya pada materi optik, 4) ujicoba yang dilakukan hanya sekali sehingga masih kurang cukup untuk mengetahui tingkat efektivitas e-scaffolding. Saran Saran terhadap e-scaffolding yang bisa dikemukakan setelah melakukan penelitian dan pengembangan adalah a) menambahkan mesin perekam untuk mengetahui nilai kemampuan mahasiswa, b) mengembangkan e-scaffolding serupa untuk materi-materi yang lain, c) melakukan penelitian lebih lanjut terhadap e-scaffolding untuk mengetahui tingkat efektivitas e- scaffolding ini dengan membedakan kelas yang menggunakan e-scaffolding dan yang tidak menggunakan e-scaffolding, dan d) dapat digunakan metode lain dan tidak menggunakan Artisteer 4.0 agar diperoleh kecepatan yang lebih besar. DAFTAR RUJUKAN Borg, Walter R. & Gall, Meredith D. 1983. Educational Research: An Introduction. New York: Longman. Chen, W. F. 2012. An Investigation of Varied Types of Blended Learning Environments on Student Achievement: An Experimental Study. International Journal of Instructional Media. Kwartolo, Y. 2007. Brilliant Class dalam Perspektif Vygotsky. Jurnal Pendidikan Penabur, (08). (Online), (http://www.bpkpenabur.or.id/

files/hal.%2029-38%20brillian%20class.pdf), diakses 1 Oktober 2013. Mamin, R. 2008. Penerapan Metode Pembelajaran Scaffolding Pada Pokok Bahasan Sistem Periodik Unsur. Jurnal Chemica, 2008/2, (2): 55-60. McCaslin, M., & Hickey, D. T. 2001. Educational psychology, social constructivism, and educational practice: A case of emergent identity. Educational Psychologist, 36, 133-140. Means, B., Toyama, Y., Murphy. R., Bakia, M., & Jones, K. 2009. Evaluation of Evidence-based Practices in Online Learning: A Meta-analysis and Review of Online-learning Studies. Washington, D.C.: U.S. Department of Education. Nagl, M.G., Obadovic, D.Z. & Segedinac, M. 2012. Effective Teaching of Physics and Scientific Method. TEM Journal, (Online), 2012 (2): 85-89. (http://temjournal.com) diakses 14 desember 2013. Sudjana, N. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.