Kata kunci : Reklamasi Pantai, Lempung Lunak, Preloading, Micropile.

dokumen-dokumen yang mirip
PERENCANAAN PERBAIKAN TANAH METODE PRELOADING DENGAN KOMBINASI PEMASANGAN PVD PADA PROYEK REKLAMASI PANTAI ANCOL TIMUR JAKARTA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. daerah laut seluas kira-kira 1400 ha (kirakira

DISUSUN OLEH : HENY KURNIA AGUSTINE DOSEN PEMBIMBING : Ir. SUWARNO, M.Eng. MUSTA IN ARIF, ST. MT.

BAB I 1.2 Perumusan Masalah PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.3 Tujuan 1.4 Batasan Masalah 1.5 Manfaat

Alternatif Metode Perbaikan Tanah untuk Penanganan Masalah Stabilitas Tanah Lunak pada Areal Reklamasi di Terminal Peti Kemas Semarang

PERENCANAAN SISTEM PERBAIKAN TANAH DASAR TIMBUNAN pada JEMBATAN KERETA API DOUBLE TRACK BOJONEGORO SURABAYA (STA )

ALTERNATIF METODE UNTUK PENANGANAN MASALAH STABILITAS TANAH LUNAK PADA AREAL REKLAMASI DI TERMINAL PETI KEMAS SEMARANG


Perencanaan Sistem Perbaikan Tanah Dasar Untuk Area Pembangunan Dan Jalan Pada Proyek Onshore Receiving Facilities Komplek Maspion - Gresik

PERBAIKAN TANAH LUNAK DENGAN METODE PRELOADING DENGAN PREFABRICATED VERTICAL DRAINS (PVD)

Nila Sutra ( )

NYSSA ANDRIANI CHANDRA Dosen Pembimbing: Trihanyndio Rendy Satrya, ST., MT. Prof. Ir. Noor Endah, MSc., PhD.

II. METODOLOGI Metode yang digunakan dalam Tugas Akhir ini ialah sebagai berikut :

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: ( Print) D-140

PERENCANAAN PERKUATAN TANGGUL UNTUK PROYEK NORMALISASI ALIRAN KALI PORONG. Muhammad Taufik

ANALISA PERENCANAAN PERBAIKAN KELONGSORAN LERENG DI DESA TANJUNG REDEB KABUPATEN BERAU KALIMANTAN TIMUR (STA S/D STA 0+250)

BAB IV STUDI KASUS 4.1 UMUM

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 7, No. 1 (2018) ISSN: ( Print)

PENERAPAN REKAYASA NILAI PADA PROYEK PEMBANGUNAN BANK JATIM KEDIRI

Ir. Endang Kasiati, DEA

EVALUASI PENURUNAN DAN KESTABILAN TIGA JEMBATAN MERR II-C YANG MENUMPU DI ATAS LEMPUNG LUNAK

PERENCANAAN PONDASI SILO SEMEN CURAH DAN LOADING PLANT PADA LOKASI PACKING PLANT PT SEMEN INDONESIA DI BALIKPAPAN, KALIMANTAN TIMUR

Alternatif Perbaikan Perkuatan Lereng Longsor Jalan Lintas Sumatra Ruas Jalan Lahat - Tebing tinggi Km

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: ( Print D-44

TUGAS AKHIR SIMON ROYS TAMBUNAN

PERENCANAAN PERKUATAN TANAH PADA LERENG GUNUNG WILIS, DESA BODAG, KECAMATAN KARE, KABUPATEN MADIUN

Alternatif Perencanaan Gedung 3 Lantai pada Tanah Lunak dengan dan Tanpa Pondasi Dalam


I.Pendahuluan: II.Tinjauan Pustaka III. Metodologi IV. Analisa Data V. Perencanaan Perkerasaan dan Metode Perbaikan Tanah. VI.Penutup (Kesimpulan dan

ALTERNATIF PERENCANAAN ULANG DINDING PENAHAN TANAH PADA OPRIT FLYOVER TARUM BARAT CIKARANG. Mahasiswa : Harmansyah

Analisis Konsolidasi dengan Menggunakan Metode Preloading dan Vertical Drain pada Areal Reklamasi Proyek Pengembangan Pelabuhan Belawan Tahap II

Perencanaan Pondasi Jembatan dan Perbaikan Tanah untuk Oprit Jembatan Overpass Mungkung di Jalan Tol Solo-Ngawi-Kertosono STA

Oleh : Muhammad Hadi Fadhillah NRP : Dosen Pembimbing : Indrasurya B. Mochtar, Prof., Ir., MSc., PhD

PERENCANAAN PERKUATAN TANAH DASAR DI BAWAH KONSTRUKSI TANGGUL WADUK JABUNG, LAMONGAN

Soal Geomekanik Mekanika Tanah dan Teknik Pondasi

ALTERNATIF PERENCANAAN PERKUATAN LERENG VILLA BUKIT STANGI

PERENCANAAN KONSTRUKSI DINDING PENAHAN TANAH UNDERPASS JEMURSARI SURABAYA

ANALISA PERENCANAAN PERBAIKAN KELONGSORAN LERENG DI DESA TANJUNG REDEB KABUPATEN BERAU KALIMANTAN TIMUR (STA S/D STA 0+250)

PERENCANAAN PERBAIKAN TANAH DAN PERKERASAN JALAN CAUSEWAY PENGHUBUNG DERMAGA TELUK LAMONG

ANALISIS PENURUNAN TANAH DASAR PROYEK SEMARANG PUMPING STATION AND RETARDING POND BERDASAR EMPIRIS DAN NUMERIS

BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Perumusan Masalah Keadaan yang ada saat ini adalah :

ALTERNATIF PERENCANAAN ULANG DINDING PENAHAN TANAH PADA OPRIT FLYOVER TARUM BARAT CIKARANG

PERENCANAAN JEMBATAN KALI TUNTANG DESA PILANGWETAN KABUPATEN GROBOGAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. sangat tinggi, di mana susunan tanah yang ada di permukaan bumi ini merupakan

BAB III DASAR PERENCANAAN. Martadinata perhitungan berdasarkan spesifikasi pembebanan dibawah ini. Dan data pembebanan dapat dilihat pada lampiran.

TUGAS AKHIR RC

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. penambangan batu bara dengan luas tanah sebesar hektar. Penelitian ini

Ronald Adi Saputro Dosen Pembimbing : Ir. Suwarno, Meng Musta in Arif, ST., MT.

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: ( Print) D-35

BAB I PENDAHULUAN. langsung kebutuhan akan lahan sebagai penunjang kehidupan pun semakin besar.

BAB III DATA PERENCANAAN

PENGARUH JARAK DAN POLA PRE-FABRICATED VERTICAL DRAIN (PVD) PADA KONSTRUKSI TIMBUNAN REKLAMASI DI PELABUHAN PANASAHAN CAROCOK PAINAN ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PRA RENCANA STRUKTUR BAWAH

BAB I PENDAHULUAN. kembang susut yang relatif tinggi dan mempunyai penurunan yang besar.

BAB 3 Bab 3 METODOLOGI PENELITIAN

Dosen pembimbing : Disusun Oleh : Dr. Ir. Ria Asih Aryani Soemitro,M.Eng. Aburizal Fathoni Trihanyndio Rendy Satrya, ST.

Perencanaan Underpass Simpang Dewa Ruci Kuta Bali

PERMODELAN TIMBUNAN PADA TANAH LUNAK DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM PLAXIS. Rosmiyati A. Bella *) ABSTRACT

Bab 1 PENDAHULUAN. tanah yang buruk. Tanah dengan karakteristik tersebut seringkali memiliki permasalahan

PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

PERENCANAAN PERKUATAN TANGGUL UNTUK MENANGGULANGI LONGSOR DI TEBING SUNGAI SEGAH JALAN BUJANGGA, BERAU

Perencanaan Dermaga Curah Cair untuk Kapal DWT di Wilayah Pengembangan PT. Petrokimia Gresik

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN. lapisan tanah dan menentukan jenis pondasi yang paling memadai untuk mendukung

ALTERNATIF PERBAIKAN TANAH DASAR DAN PERKUATAN TIMBUNAN PADA JALAN TOL PALEMBANG INDRALAYA (STA s/d STA )

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PUSAT GROSIR BARANG SENI DI JALAN Dr. CIPTO SEMARANG

BAB VI PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN PANTAI

KONFERENSI REGIONAL TEKNIK JALAN KE-10 Preservasi Jaringan Jalan dan Perluasannya Mendukung Pengembangan Wilayah Surabaya, November 2008

LAMPIRAN 1 DIAGRAM PENGARUH R. E. FADUM (1948) UNTUK NAVFAC KASUS 1. Universitas Kristen Maranatha

DESAIN PERMODELAN DINDING BETON RINGAN PRECAST RUMAH TAHAN GEMPA BERBASIS KNOCKDOWN SYSTEM

TUGAS AKHIR ANALISIS SOIL IMPROVEMENT TANAH BEKAS TAMBAK PROYEK STADION UTAMA SURABAYA BARAT. DENGAN SYSTEM PVD dan PHD

4 BAB VIII STABILITAS LERENG

BAB VII PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN PELINDUNG PANTAI

MODUL 4 (MEKANIKA TANAH II) Penurunan Konsolidasi Tanah Consolidation Settlement

STUDI PERILAKU TIANG PANCANG KELOMPOK MENGGUNAKAN PLAXIS 2D PADA TANAH LUNAK ( VERY SOFT SOIL SOFT SOIL )

POLA PENURUNAN STRUKTUR PELAT LANTAI GUDANG RETAIL PADA TANAH LUNAK DI KAWASAN INDUSTRI WIJAYAKUSUMA SEMARANG (150G)

TUGAS AKHIR PERENCANAAN RUNWAY DAN TAXIWAY BANDARA KUALA NAMU, DELI SERDANG SUMATRA UTARA. DISUSUN OLEH : Aditya Imam Dwi Prastyo ( )

ABSTRAK Kali Porong merupakan saluran buatan yang dibuat sebagai kanal banjir (floodway) dari DAS Kali Brantas untuk mengendalikan banjir di kota

BAB IV PENGUMPULAN DAN ANALISIS DATA

BAB III DATA DAN TINJAUAN DESAIN AWAL

PERKUATAN TANAH LUNAK PADA PONDASI DANGKAL DI BANTUL DENGAN BAN BEKAS

STABILISASI TANAH HIDROLIS

LAMPIRAN 1 HASIL PENGUJIAN TRIAKSIAL UNCOSOLIDATED UNDRAINED (UU)

MEKANIKA TANAH KEMAMPUMAMPATAN TANAH. UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224

Jawaban UAS Teknik Pondasi (Waktu 120 menit) Tanggal : 18 Juni 2012

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PERENCANAAN JEMBATAN RANGKA BAJA SUNGAI AMPEL KABUPATEN PEKALONGAN

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan tanah dan suatu bagian dari konstruksi yang berfungsi menahan gaya

PERENCANAAN PERBAIKAN TANAH LUNAK MENGGUNAKAN PRELOADING DENGAN KOMBINASI PREFABRICATED VERTICAL DRAIN (PVD)

DESAIN PREFABRICATED VERTICAL DRAIN

Kebutuhan LNG dalam negeri semakin meningkat terutama sebagai bahan bakar utama kebutuhan rumah tangga (LPG). Kurangnya receiving terminal sehingga

KONSOLIDASI. Konsolidasi.??? 11/3/2016

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN MALO-KALITIDU DENGAN SYSTEM BUSUR BOX BAJA DI KABUPATEN BOJONEGORO M. ZAINUDDIN

PERENCANAAN PERBAIKAN TANAH DASAR LUNAK DENGAN PEMAKAIAN CERUCUK DAN GEOTEXTILE UNTUK KONSTRUKSI JALAN AKSES BANDARA LOMBOK

JUSTIFIKASI TEKNIS PERUBAHAN VOLUME PEKERJAAN

DESAIN DINDING DIAFRAGMA PADA BASEMENT APARTEMEN THE EAST TOWER ESSENCE ON DARMAWANGSA JAKARTA OLEH : NURFRIDA NASHIRA R.

STUDI TATA LAKSANA DAN ANALISIS BIAYA PEMBANGUNAN KOLAM PENAMPUNGAN PENCAMPUR AIR TAWAR DAN AIR LAUT UNTUK TAMBAK UDANG WINDU

PERENCANAAN OPRIT FLY OVER PADA PROYEK BANYU URIP MOBIL CEPU LTD

Transkripsi:

PERENCANAAN PERBAIKAN TANAH PADA PROYEK REKLAMASI PANTAI PT. WILMAR NABATI GRESIK JAWA TIMUR DENGAN METODE PRELOADING DAN PEMASANGAN MICROPILE Nama Mahasiswa : Devvi Arri Rahmasari NRP : 319 16 6 Jurusan : Teknik Sipil FTSP - ITS Dosen Pembimbing I : Prof. Ir. Noor Endah, MSc., PhD. Dosen Pembimbing II : Trihanyndio Rendy Satrya, ST, MT ABSTRAK PT. WILMAR NABATI GRESIK membutuhkan lahan baru untuk menunjang tambahan usaha produksi dengan menambah unit silo (biodiesel plant. Mengingat keterbatasan lahan yang tersedia untuk pembangunan silo (biodiesel plant maka dibutuhkan usaha memperluas lahan dengan cara reklamasi pantai. Kondisi tanah dasar pada kawasan reklamasi pantai PT WILMAR NABATI GRESIK cenderung berjenis tanah lempung lunak. Tanah ini pada umumnya memiliki sifat sangat mudah memampat (compressible, permeabilitas yang rendah dan mempunyai daya dukung yang rendah. Mengetahui sifat-sifat tersebut, tanah lunak cenderung memiliki potensi pemampatan konsolidasi yang besar. Pemampatan konsolidasi yang terjadi dapat dihilangkan dengan menggunakan metode preloading. Selain timbunan reklamasi, struktur tanggul juga perlu diperhatikan karena memiliki peranan penting sebagai pelindung tanah timbunan dari terjangan arus dan gelombang air laut. Untuk itu dibutuhkan perkuatan tanah menggunakan micropile di bawah tanggul untuk meningkatkan tahanan geser tanah sehingga struktur tanggul aman dari kelongsoran (sliding. Perencanaan reklamasi pantai PT WILMAR NABATI GRESIK ini memanfaatkan metode preloading dan pemasangan perkuatan tanah dasar dengan micropile ukuran x cm di bawah tanggul sebanyak 15 buah per meter Panjang. Kata kunci : Reklamasi Pantai, Lempung Lunak, Preloading, Micropile. 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT Wilmar Nabati - Gresik merupakan perusahaan yang bernaung di bawah Wilmar Group (Wilmar International yang ada di Indonesia. Perusahaan pemilik kelapa sawit dan pabrik biodiesel kelapa sawit terbesar di dunia ini berada di kompleks industri Wilmar seluas 54 hektar, Jalan Kapten Dharmo Sugondo no. 56 Gresik. Di kompleks industri inilah akan dibuat dua tambahan usaha produksi turunan dari minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil yaitu biji minyak kelapa sawit mentah (crude palm kernel oil dan biji minyak kelapa sawit (palm kernel oil. Hasil pengolahan dari kedua jenis turunan minyak kelapa sawit mentah tersebut digunakan sebagai bahan baku pembuatan produk-produk, diantaranya minyak goreng, creamer, produk kosmetik, produksi biodiesel, dan produksi oleokimia. Untuk itu dilakukan usaha pembangunan tambahan biodiesel plant guna memenuhi usaha produksi tambahan tersebut. Keadaan eksisting industri saat ini memperlihatkan adanya kekurangan lahan yang digunakan untuk pembangunan biodiesel plant tambahan karena bangunan hangar dan biodiesel plant yang ada sudah tidak menyisakan ruang atau lahan kosong. Mengingat masalah keterbatasan lahan tersebut maka diperlukan usaha untuk memperluas lahan dengan cara reklamasi pantai. Reklamasi pantai dilakukan dengan cara menguruk area perairan pantai seluas ± 4 hektar. Tanah dasar di daerah perairan pantai tersebut berjenis tanah lempung lunak yang memiliki sifat kompressibel tinggi, permeabilitas yang rendah, dan mempunyai daya dukung yang rendah. Mengetahui sifatsifat tersebut, tanah lunak cenderung memiliki potensi pemampatan konsolidasi yang besar. Untuk menghilangkan pemampatan konsolidasi yang terjadi dapat digunakan metode preloading. Permasalahan lain yang ditemui pada reklamasi pantai adalah lokasi reklamasi yang berhubungan langsung dengan laut sehingga diperlukan suatu struktur pelindung berupa tanggul (shore protection yang berfungsi untuk melindungi tanah timbunan dari terjangan arus dan gelombang air laut. Tanggul tersebut dibangun di sepanjang kawasan reklamasi dan merupakan tahap awal pekerjaan reklamasi. Guna lebih memperkuat struktur tanggul dibutuhkan adanya perkuatan tanah di bawah tanggul menggunakan micropile. Penggunaan micropile bertujuan untuk meningkatkan tegangan geser tanah agar daya dukung tanah meningkat. Oleh karena itu studi ini penting dilakukan agar dapat merencanakan metode preloading untuk menghilangkan pemampatan dan perkuatan tanah di bawah tanggul menggunakan micropile 1. Perumusan Masalah Permasalahan yang muncul dalam merencanakan reklamasi pantai di area Pelabuhan Khusus PT. WILMAR Gresik antara lain: 1. Berapa tinggi timbunan awal (H inisial yang harus diletakkan agar mencapai tinggi timbunan yang direncanakan?. Berapa besar dan lama pemampatan tanah akibat beban yang bekerja di atas tanah dasar? 3. Berapa ukuran dan jumlah micropile yang harus dipasang sebagai perkuatan tanah di bawah tanggul agar tidak mengalami kelongsoran? 4. Bagaimana metode pelaksanaan yang seharusnya dikerjakan? 1.3 Tujuan dari tugas akhir ini adalah merencanakan timbunan reklamasi pantai di PT Wilmar Nabati dengan sistem preloading serta perkuatan tanah di bawah tanggul menggunakan micropile. 1.4 Batasan Masalah Batasan masalah dalam tugas akhir ini adalah : 1. Data yang digunakan adalah data sekunder.. Tidak mengevaluasi lay out. 3. Tidak melakukan studi perubahan pola arus dan sedimentasi. 4. Tidak membahas masalah hidrooceanografi dari daerah reklamasi 5. Lokasi pengerukan (quarry sudah ditentukan. 6. Tidak menghitung anggaran biaya dan menganalisa waktu pelaksanaan proyek. 1.5 Manfaat Manfaat dari tugas akhir ini adalah sebagai bahan masukkan yang sangat

berguna bagi perencanaan reklamasi pantai. 1.6 Lokasi Proyek Secara geografis, pekerjaan reklamasi pantai PT Wilmar Nabati terletak di sekitar 7 1 48 LS dan 11 4 1 BT. Lokasi proyek berada di kawasan industri Kabupaten Gresik, Provinsi Jawa Timur yang berdekatan dengan dermaga container Marina dan dermaga Semen Gresik. METODOLOGI MULAI Studi Literatur Pengumpulan Data Lokasi didapatkan dari pihak kontraktor pelaksana yaitu PT. Karya Inter Nusa. Data berupa hasil uji laboratorium yang didapatkan dari penyelidikan tanah dasar di lapangan yaitu Boring dan SPT (Standard Penetration Test. Boring dan SPT dilakukan di lima titik bor dengan kedalaman bervariasi yaitu 15m dan 3m dari dasar laut (sea bed. Lokasi titik bor tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.1. Dengan melakukan Plotting hubungan antara N-SPT dengan kedalaman tanah (Gambar 4. maka tebal lapisan tanah yang terkonsolidasi (compressible dapat ditentukan. Penentuan tebal lapisan tanah yang terkonsolidasi didasarkan pada N-SPT yang bernilai s/d 1 (very soft clay sampai medium stiff clay; dari data tersebut diketahui bahwa ketebalan lapisan tanah yang terkonsolidasi yaitu hingga 3,5m. Data hasil uji laboratorium yang berupa sifat - sifat fisik tanah dianalisa menggunakan selang kepercayaan 9%. Plotting parameter data tanah dasar (γ sat, C u, G s, LL, IP, W c, Ø terhadap kedalaman disajikan pada Lampiran 1 dan cara mengevaluasi parameter tersebut dihitung berdasarkan Persamaan.3 s.d..5; Rekapitulasi hasil perhitungan dengan selang kepercayaan 9% disajikan pada Tabel 4.1. Analisa Data Tanah Perencanaan Reklamasi Perencanaan Tanggul Perencanaan Timbunan Reklamasi OK Periksa : Stabilitas TIDAK OK Perkuatan Micropile Besar konsolidasi Perencanaan Hinisial timbunan Perhitungan Pemampatan Konsolidasi Waktu konsolidasi Periksa : apakah tersedia waktu yang cukup untuk dicapainya konsolidasi YA BL -4 BL -1 BL - BL -3 BL -5 TIDAK Preloading + PVD Gambar 4.1 Lokasi Titik pengeboran Metode Pelaksanaan Preloading Kesimpulan dan Gambar Detail Desain Reklamasi SELESAI BAB IV DATA DAN ANALISA DATA 4.1 Data Tanah 4.1.1 Data Tanah Dasar Data tanah yang digunakan dalam perencanaan reklamasi PT. Wilmar Nabati Gresik merupakan data sekunder yang 3

N- SPT 5 1 15 5 3,5 5 7,5 tipe : Minipile persegi mutu Beton : K-45 tegangan ijin tekan beton :168.8 kg/cm dimensi : x cm Kedalaman 1 1,5 15 17,5,5 5 7,5 3 BL 1 BL- BL-3 BL-4 BL-5 sat γ c gr/cm3 Kg/cm φ 1,8 1,777 1,83 1,796 1,737,148,144,171,15,134 5 7 7 7 1 Gambar 4. Hubungan N-SPT dengan kedalaman 4.1. Data Tanah Timbunan Data tanah timbunan meliputi sifat fisik tanah timbunan dan geometri atau bentuk struktur timbunan. Adapun data timbunan yang digunakan adalah sebagai berikut : 1. Sifat fisik timbunan Material timbunan yang digunakan adalah limestone yang diambil dari daerah sekitar proyek dengan spesifikasi sebagai berikut : C = 1 γ sat = 1,98 t/m 3 γ tanah = 1,75 t/m 3 φ = 5º. Data Perencanaan Struktur Timbunan Berdasarkan kebutuhan lahan yang digunakan untuk penambahan unit silo maka luas total daerah yang akan direklamasi adalah 4 ha dan elevasi akhir yang direncanakan adalah +4 m LWS. Sketsa potongan melintang dari timbunan ditunjukkan pada Gambar 4.4 γsat = 1,98t/m 1 : Ф = 5º 4m SeaBed +. LWS Gambar 4.4 Sketsa potongan melintang timbunan. 4. Data Spesifikasi Micropile Spesifikasi micropile yang digunakan adalah bentuk persegi, merupakan produksi dari PT. Eleminindo Perkasa yang disajikan pada Lampiran 6 dengan spesifikasi : 5. 1m PARAMETER TANAH REKAPITULASI Tabel 4.1 HASIL PER % IP % LL Gs % Wc (m Ke 46,766 45,176 44,96 44,437 4,76 8,54 8,3 78,75 78,711 77,441,559,587,587,588,61 37,395 4,47 38,77 4,481 51,77 14 1 6.4.4 - BAB V PERENCANAAN REKLAMASI 5.1 Menentukan Tinggi awal Timbunan (H inisaial Langkah pertama yang dilakukan untuk mencari tinggi timbunan awal (H inisial dari perencanaan timbunan reklamasi ini adalah membuat grafik hubungan antara H final dengan H inisial dan grafik hubungan antara H final dengan Sc dari data tanah yang sudah dianalisa. H inisial dapat dicari menggunakan Persamaan.33 sedangkan H final adalah H inisial dikurangi Sc menggunakan Persamaan.34. Perhitungan besar pemampatan konsolidasi (S c pada perencanaan ini dihitung berdasarkan pemampatan konsolidasi primer (consolidation primary settlement yaitu pada kondisi normally consolidated. Perhitungan pemampatan konsolidasi dilakukan untuk beban timbunan bervariasi sebagai berikut : 4

H 1 = 4 m ; q 1 = 6,3 t/m H = 5 m ; q = 7,98 t/m H 3 = 6 m ; q 3 = 9,73 t/m H 4 = 7 m ; q 4 = 11,48 t/m H 5 = 8 m ; q 5 = 13,3 t/m H 6 = 9 m ; q 6 = 14,98 t/m H 7 = 1 m ; q 7 = 16,73 t/m 5.1.1 Perhitungan besar pemampatan konsolidasi (Consolidation Primary Settlement Tabel 5.1 Parameter tanah No. Kedalaman Tebal lap Z γ sat Cc e o Cu Lapisan (m (m (m t/m 3 kg/cm 1,45.45,5 1,737,496 1,351,134,45 1,45 1,95 1,737,496 1,351,134 3 1,45,45 1 1,95 1,737,496 1,351,134 4,45 3,45 1,95 1,796,496 1,48,15 Tahapan menghitung besar pemampatan konsolidasi adalah : 1. Menghitung besar tegangan overburden efektif di tiap lapisan. Besarnya tegangan overburden dihitung di tengah-tengah lapisan tanah dengan menggunakan persamaan berikut : Po = γ.z dimana : z = ketebalan tanah dari permukaan tanah dasar sampai tengah-tengah lapisan yang ditinjau (meter. γ = gamma efektif, yaitu γ= γ sat - γ w Z1 Z Z3 Z4 Elv. +4. LWS ±. LWS Gambar 5.1 : Sketsa Rencana Perhitungan Lapisan 1 ( H =,45 meter Po = (1,737-1 x,45/ =,166 t/m. Menghitung besarnya penambahan tegangan akibat pengaruh beban timbunan ditinjau di tengah-tengah lapisan ( P. Lapisan 1 (,45 m Contoh perhitungan dilakukan untuk.45 m 1 m 1 m 1 m h timb = 4 meter dan lapisan tanah dasar 1(,45m I =,5 x = 1 q o = (H-Hw x γ timb + Hw x γ = (4-1 x 1,75 + 1 x (1,98 1 = 6,3 t/m p = I x q o = 1 x 6,3 = 6,3 t/m 3. Menghitung besarnya pemampatan konsolidasi (Consolidation Primary Settlement Dengan menggunakan Persamaan.8 didapatkan : Lapisan 1 (,,45 Contoh perhitungan dilakukan untuk h timb = 4 meter dan lapisan tanah dasar 1(,45m,496,166 + 6,3 S = log,45 1 1,351,166 + ci =,151 m Sehingga total pemampatan yang diakibatkan lapisan tanah 1,, 3 dan 4 adalah Total= S ci1 + S ci + S ci3 + S ci4 =,151m+,1m +,153m +,141m =,655 m 5.1. Perhitungan Hawal Timbunan (H inisaial dan Settlement (Sc h timb = 4 meter (variabel γ sat timb = 19,8 kn/m 3 γ timb = 17,5 kn/m 3 γ w = 1 kn/m 3 q final = ((H Hw x γ timb + (Hw x γ = ((4 1 x 1,75 + (1 x,98 = 6,3 t/m Sc =,655 m maka : q final + (( Sc + H w(γ timb γ timb H inisial = γ H inisial timb 6,3 + ((,655 + 1(1,75,98 = 1,75 = 4,88 meter H final = 4,88,655 = 3,633 meter Dengan cara yang sama hasil perhitungan H inisial untuk beban (q yang berbeda selengkapnya dapat dilihat di Tabel 5. 5

Sc = -,37x +,975x +,355 Tabel 5. :Hasil Perhitungan Tinggi Timbunan Awal (H inisial dan Settlement H q Sc H initial Hfinal ( m ( t/m ( m ( m ( m 4 6,3,655 4,88 3,633 5 7,98,75 5,319 4,594 6 9,73,78 6,344 5,56 7 11,48,83 7,365 6,535 8 13,3,873 8,384 7,511 9 14,98,91 9,41 8,49 1 16,73,944 1,415 9,471 H initial ( m Gambar 5. : Grafik Hubungan antara Tinggi Timbunan Akhir (H final dengan Tinggi Timbunan Awal (H inisial. Sc ( m 1, 1, 8, 6, 4,, y = -,37x + 1,975x +,355 R² = 1,,, 4, 6, 8, 1, H final ( m 1,,9,8,7,6,5,4,3,,1 H final Vs H initial H final Vs Settlement y = -,37x +,975x +,355 R² =,9996,,, 4, 6, 8, 1, H final ( m H final Vs H initial H final Vs Settlement Gambar 5.3 : Grafik Hubungan antara Tinggi Timbunan Akhir (H final dengan Settlement (Sc. Dengan menggunakan persamaan pada Gambar 5. dan 5.3 didapatkan : Elevasi akhir = + 4 m LWS Elevasi permukaan dasar laut = -1, m LWS Tinggi timbunan Rencana = 4 +1, = 5 meter H inisial = -,37x + 1,975x +,355 = (-,37x5 +(1,975 x 5 +,355 = 5,75 m 6 = ( -.37 x 5 + (.975 x 5 +.355 =,75 m 5. Perhitungan Waktu Konsolidasi Parameter tanah yang dibutuhkan untuk menghitung waktu konsolidasi disajikan pada Tabel 5.3. Karena lapisan tanah memiliki beberapa nilai Cv, maka nilai Cv yang digunakan adalah nilai gabungan dari setiap lapisan tanah. Tabel 5.3 : Parameter tanah No. Tebal lap γ sat Cv (m t/m 3 cm /sec 1,45 1,737 5,E-4 1 1,796 5,E-4 (45 + 1 C Vgabungan = 45 1 +,5,5 =,5 cm /sec H dr = 3,45 m U = 8 % Tv =,567 (harga Tv berdasarkan harga derajat konsolidasi (U dapat diperoleh dari Tabel.1 Sehingga dengan menggunakan Persamaan.8, didapatkan waktu konsolidasi.,567( 3,45 t = 4 (,5x36x4x365x1 = 4,8 tahun Hasil perhitungan waktu konsolidasi berdasarkan harga derajat konsolidasi lainnya dapat dilihat pada Tabel 5.4 Tabel 5.4 : Waktu pemampatan Derajat Faktor Lama Lama Konsolidasi Waktu Konsolidasi Konsolidasi (U% (Tv (detik (tahun,, 1,8 1944,6,31 737955,34 3,71 169155,536 4,16 99943,951 5,197 4689585 1,487 6,87 68335,166 7,43 9593415 3,4 8,567 13497435 4,8 9,848 18664, 6,41 1

5.3 Penimbunan Bertahap (Preloading Pelaksanaan penimbunan di lapangan dilakukan secara bertahap yaitu menggunakan asumsi kecepatan penimbunan di lapangan 5 cm/minggu. Dengan tinggi timbunan awal (H initisal yang didapat dari perhitungan sebelumnya maka jumlah tahapan penimbunan adalah sebagai berikut : H initial = 5,75 meter Jumlah pentahapan= 5,75 /,5 = 11,5 tahap = 1 tahap Dalam tahap penimbunan, langkah awal yang dilakukan adalah mencari tinggi timbunan kritis (Hcr yang mampu dipikul oleh tanah dasar agar timbunan tidak mengalami kelongsoran. 1. Menentukan tahapan penimbunan mencapai tinggi timbunan kritis (Hcr Tinggi timbunan kritis mencapai tahap ke- 9. Jadwal pentahapan penimbunannya dapat dilihat pada Tabel 5.5 Hkritis Pentahapan 5.5 : Tab peni Waktu (minggu Tin mg 3 mg mg 4 mg 3 mg mg 5 mg 4 mg 3 mg mg 6 mg 5 mg 4 mg 3 mg mg 7 mg 6 mg 5 mg 4 mg 3 mg mg 8 mg 7 mg 6 mg 5 mg 4 mg 3 mg mg 9mg 8 mg 7 mg 6 mg 5 mg 4 mg 3 mg mg 4.5 m 4 m 3.5 m 3 m.5 m m 1.5 m 1 m.5 m. Menghitung tegangan di tiap lapisan tanah untuk derajat konsolidasi 1%. Hasil perhitungan perubahan tegangan akibat beban bertahap dari tahap 1 s.d. tahap 9 dengan derajat konsolidasi 1% dapat dilihat pada Tabel 5.6. Perhitungan : Tabel tegangan 5.6 efektif akibat = unan timb pada derajat konsolidasi (U 1% σ9 σ8 σ7 σ6 σ5 σ4 σ3 σ σ9 Δp1 + σ8 Δp9 + σ7 Δp8 + σ6 Δp7 + σ5 Δp6 + σ4 Δp5 + σ3 Δp4 + σ Δp3 + σ1 Δp Po + Δp1 σ1 Po Perubah m Tinggi Timbunan =5.m H=4.5m H=4.m H=3.5m H=3.m H=.5m H=.m H=1.5m H=1.m H=.5m H=m k 8 9,453 8,54 7,85 7,71 8,578 7,667 6,93 6,396 7,73 6,79 6,55 5,51 6,88 5,917 5,18 4,646 5,953 5,4 4,35 3,771 5,78 4,167 3,43,896 4,3 3,9,555,1 3,818,97,17 1,636,838 1,97 1,19,656,348 1,437,7,166 4,45 3,45,45 1,45 3,45,45 1,45 1, 3. Menghitung penambahan tegangan efektif akibat beban timbunan apabila derajat konsolidasi (U < 1% Dengan menggunakan formula yang diberikan pada Persamaan.39 dan.4 untuk U<1%, maka hasil hitungannya seperti diberikan pada Tabel 5.7 7

Perhitungan : Tabel tegangan 5.7 1% unan timb pada derajat konso Kpa Kpa (% Cu Baru Cu Lama PI σp ΔP9 U9 ΔP8 U8 ΔP7 U7 ΔP6 U6 ΔP5 U5 ΔP4 U4 ΔP3 U3 ΔP U ΔP1 U1Po C H=4.5m H=4.m H=3.5m H=3.m H=.5m H=.m H=1.5m H=1.m H=.5m Perubah H=m 1 3 4 5 6 7 8 9 Kpa Umur Timb Tinggi Tim,475,477,47,4681 5,687571,6695,6653,661,657 8,43441,8159,894,86,7965 9,851163,9359,1371,111,96,15,1989,9157,156,171,958,9889,1387 11,3751431,718 13,93 U (%,56,55,54,53 15,48,139,13,11,14 16,87,77,74,66,44 17,63,348 1,437,7,166 1 Derajat Konsolid k 13, 15, 11,1 1,4 9,88 8,363 15, 13,4 13,4 13,4 44,437 4,76 4,76 4,76 3,15,197 1,433,85 3,45,45 1,45,45,45 1,45,45, 4. Menghitung Harga Cu baru Setelah dihitung penambahan tegangan efektif pada derajat konsolidasi<1 %, harga Cu baru didapatkan dengan Persamaan.41 sehingga hasilnya dapat dituangkan pada Tabel 5.8. Tabel 5.8 Hasil perhitungan Cu baru pada umur timbunan 1 minggu Cu Cu σp PI kedalaman Baru Lama Cu Pakai (m (% Kpa Kpa Kpa 1, 1,45,85 4,76 8,363 13,4 1,45,45 1,43 4,76 9,88 13,4 13,4,45 3,45, 4,76 1,4 13,4 3,45 4,45 3,1 44,437 11,1 15, 15, Berdasarkan Tabel 5.8 dapat diketahui bahwa tidak terjadi kenaikan harga C u baru sehingga pada saat analisa dengan menggunakan pogram DX-STABLE masih dipakai nilai C u lama dan masih menghasilkan > SF rencana (1,. Mengingat masalah utama yang terjadi pada timbunan reklamasi adalah akibat pemampatan (settlement, maka pelaksanaan penimbunan akan dapat dilakukan terus menerus tanpa adanya penundaan karena tidak akan terjadi kelongsoran (sliding pada timbunan reklamasi yang telah dilindungi oleh adanya tanggul. 5.3.1 Menghitung besar pemampatan akibat pentahapan penimbunan. Hasil perhitungan pemampatan (S c akibat beban bertahap diplot seperti diberikan pada Gambar 5.4. Dari Gambar 5.4, dapat diketahui pada minggu ke-1 (tahap akhir penimbunan dicapai pemampatan (Sc sebesar 15,3cm. Sedangkan pada waktu yang disediakan untuk pelaksanaan penimbunan dan waktu tunggu preloading selama 1 tahun telah dicapai pemampatan (Sc sebesar 3,1cm sehingga apabila total pemampatan (Sc=75cm maka sisa pemampatan Sc sebesar 4,9cm. Pemampatan (Sc yang dicapai pada tahun ke- dan berikutnya ditampilkan dalam Tabel 5.11. 8

pelindung material timbunan reklamasi dari gelombang air laut. Konstruksi tanggul dengan elevasi rencana +4. LWS dibuat dari material yang sama dengan timbunan yaitu limestone. Diperlukan suatu perkuatan tanah dasar menggunakan konstruksi micropile di bawah tanggul untuk meningkatkan tahanan geser tanah. Adapun sketsa bidang kelongsoran yang dihasilkan dari analisa stabilitas timbunan terhadap sliding rotasional dengan menggunakan program DX-STABLE dapat dilihat pada Gambar 5.5 5 TIMBUNAN Tanggul Tanah Dasar Lapisan 1 Tanah Dasar Lapisan Lapisan Dasar Lapisan 3 Lapisan Dasar Lapisan 4 Tabel 5.11 Besar pemampatan konsolidasi yang terjadi tiap tahun Waktu Tahun ke 1 Tahun ke Tahun ke 3 Tahun ke 4 Tahun ke 5 Tahun ke 6 Tahun ke 7,153,31 S c yang terjadi (cm 3,1 13,3 9 6,6 4,8 3,5,5 Komulatif (cm 3,1 45,4 54,4 61 65,8 69,3 71,7 Sc sisa (cm 4,9 9,6,6 14 9, 5,7 3,3 5.4 Perhitungan Micropile sebagai perkuatan tanah dasar pada Tanggul Tahap awal yang dilakukan dalam pekerjaan reklamasi adalah membuat tanggul sebagai Derajat konsolidasi ( U % yang dicapai 41,1 % 58 % 69,51 % 78 % 84,1 % 88,5 % 91,73 % 9 Gambar 5.5 : Sketsa hasil perhitungan stabilitas 1. Menentukan kekuatan satu micropile (P max satu cerucuk. Diketahui spesifikasi micropile : Dimensi : segiempat sama sisi ukuran x cm Mutu Beton : K - 45 Mutu Baja Tulangan : U - 391 Ukuran & jumlah baja tulangan : 4 D 13 Tegangan Ijin Beton :,33 x 45 kg/cm : 148,5 kg/cm E = 47 f c = 47 45 = 31.58,56 N/mm = 315.85,6 kg/cm I = 1/1 x b x h 3 = 1/1 x x 3 = 13.333,33 cm 4 Sf min = MR MD Dari hasil program Stable diperoleh : MR = 341 KNm SF min = 1,15 MR 341 Kn m M D = = Sf min 1,15 = 974,783 KN m σ xinersia M = all P max satu micropile y 148,5 13.333,33 = 1 = 197.999,95 kg cm T = ( EI/f 1/5

Untuk mencari f diperoleh dari Grafik (Gambar.1 sehingga diperoleh nilai f = q u = x C u =,68 kg/cm f = t/ft 3 x,3 =,64 kg/cm 3 T = L T F M = ( 315.85,6 13.333,33 1/5 3 145,71,64 = 145,71 cm =,6 (dengan asumsi panjang micropile di bawah bidang longsor adalah 3 cm = 1, Diperoleh dari grafik (Gambar.13 P max satu micropile = M P max1micropile ( TxF M = 197.999,95 145,71 x 1 = 1358,86 kg Gambar.1 Harga f berdasarkan NAVFAC DM- 7,1971 Gambar.13 Grafik Harga F M berdasarkan NAVFAC DM-7, 1971. Menentukan Jumlah Kebutuhan Micropile SF = 1,15 M Ro = 341 KNm R = 11,38 m MR+ ΔMR Sf rencana = MD ΔMR =(Sfrencana xmd-mr (S frencana diambil 1,4 = ( 1,4 x 974,783 341 = 743,6957 KNm = 7.436.957 kg cm Jumlah tiang ΔMR = n ( P x R 7.436.957 kg cm n = 1358,86 1138 = 6,1 buah = 7 buah / meter panjang (untuk satu bidang longsor 3. Menentukan panjang dan pola pemasangan micropile Micropile dipasang di bawah tanggul dan berada di dalam area bidang longsor sebanyak 7 buah per meter (untuk satu sisi bidang longsor dengan jarak antar tiang, meter. Panjang micropile (L yang direncanakan di bawah bidang longsor adalah 3, m sedangkan panjang micropile pada kedalaman bidang longsor adalah, meter, sehingga panjang total micropile yang dibutuhkan menjadi 5 meter. Pada perencanaan tanggul, dasar timbunan tanggul diberi matras bambu sebanyak lapis dan juga dipasang 1 buah micropile (Gambar 5.6. Jadi total micropile yang dibutuhkan adalah: 1

= ( sisi x 7buah/meter + 1 buah/meter = 15 buah/meter panjang MATRAS BAMBU MICROPILE Gambar 5.6 : Sketsa bidang longsor pemasangan micropile 4. Pemeriksaan stabilitas tanggul terhadap puncture Selain diperiksa stabilitas terhadap sliding rotasional, tanggul juga perlu diperiksa stabilitasnya terhadap puncture, dengan mencari faktor keamanan ( F sebagai berikut: kekuatan penahan F = kekuatan penggerak C u. N c = γ timb. H timb =1,36 >1, (SF Rencana Nilai faktor keamanan (F sebesar 1,36 menyatakan bahwa struktur tanggul mampu menahan puncture. BAB VI METODE PELAKSANAAN a. Pekerjaan persiapan Pekerjaan persiapan yang seharusnya dilakukan adalah meliputi pekerjaan : Pengurusan perijinan, Mobilisasi Man Power, peralatan kerja dan peralatan keselamatan kerja, pembuatan direksi keet & pembuatan penerangan sementara, pemasangan rambu dan patok batas (Gambar 6.1 dan 6. pada petak area pekerjaan reklamasi (Gambar 6.3, pembuatan bak pencucian kendaraan, pembersihannlapangan. Gambar 6.1 : Pemasangan Batas Area Reklamasi (Tampak Atas Gambar 6. : Potongan A-A dari Gambar 6.1 b. Pembuatan Tanggul Akhir Sesuai dengan perencanaan, pembuatan tanggul didukung dengan perkuatan micropile untuk meningkatkan tahanan geser agar tidak terjadi kelongsoran. Tahap pelaksanaannya adalah sebagai berikut : 1. Pekerjaan yang dilakukan pertama kali adalah pemasangan micropile x cm dengan panjang tiang 5 meter yang dipasang sejarak, m antar tiang. Konfigurasi pemasangan micropile dapat ditunjukkan pada Gambar 6.4 dan Gambar 6.5. Pemasangan micropile dilakukan dengan pemancangan menggunakan alat berat drop hammer. Dikarenakan pemasangan micropile berada di wilayah perairan pantai, maka dibutuhkan ponton untuk menunjang pekerjaan di wilayah perairan. Proses pemasangan micropile menggunakan drop hammer ditunjukkan pada Gambar 6.6. 11

Tanggul Gambar 6.4 Potongan melintang pemasangan micropile di bawah tanggul MICROPILE Gambar 6.8 Area pembuatan tanggul akhir dengan perkuatan micropile dan pemasangan matras bambu ditandai dengan garis berwarna merah....... 1.65 1.65...... 1. Gambar 6.5 Konfigurasi atau pola pemasangan micropile per meter LEBAR TANGGUL ATAS ( 5m TALUD TANGGUL 1 : daratan Gambar 6.6 Pemasangan micropile menggunakan drop hammer di atas ponton. Setelah micropile terpasang ke arah memanjang seperti ditunjukkan pada Gambar 6.7 daratan Gambar 6.9 Tampak atas tanggul akhir c. Pembuatan tanggul bantu Tanggul bantu merupakan bagian yang berfungsi sebagai jalan akses alat berat dan sebagai pembendung untuk memungkinkan dilakukannya pekerjaan dewatering. Secara berurutan pembentukan dinding tanggul bantu dilakukan mulai dari area No 1,,3,6,5,4 seperti ditunjukkan pada Gambar 6.1 dengan wilayah yang dibatasi dengan garis berwarna biru. Gambar 6.7 Posisi micropile yang terpasang dengan jarak per-meter ke arah memanjang 3. Tahap selanjutnya adalah pengurugan tanggul menggunakan material yang telah ditentukan yaitu Limestone. 4. Pekerjaan pembuatan tanggul akhir ini berlanjut hingga kebutuhan tanggul akhir terpenuhi. Adapun kebutuhan pembuatan tanggul akhir dapat dilihat pada Gambar 6.8 dan 6.9 1

GEOMEMBRAN Limestone Uk. - 4 cm Gambar 6.1 : Tahap pengerjaan 1 d. Pekerjaan dewatering Pekerjaan dewatering dengan menurunkan atau mengurangi elevasi muka air selama konstruksi bertujuan untuk mendapatkan hasil pemadatan timbunan yang berkualitas baik sehingga timbunan tidak mengandung kadar air yang terlalu tinggi. Metode yang dipakai dalam kegiatan ini adalah memompa langsung air keluar dari area yang akan ditimbun dengan menggunakan mesin pompa sesuai dengan jumlah dan kapasitas yang diperlukan sesuai yang ditunjukkan pada Gambar 6.11 Gambar 6.11: Proses pelaksanaan dewatering di lapangan menggunakan mesin pompa Untuk mengatasi kemungkinan terjadinya kebocoran dinding tanggul pada saat dewatering, maka dipasang geomembran untuk menghalangi air laut agar tidak kembali masuk ke dalam lahan reklamasi. Pemasangan geomembran pada tanggul ditunjukkan pada Gambar 6.1 3 4 5 6 Gambar 6.1: Pemasangan geomembran pada tanggul e. Pekerjaan timbunan / pengurugan Material timbunan yang digunakan adalah limestone yang telah dihancurkan dan telah memenuhi persyaratan yaitu diameter material maksimum 5 mm, kandungan lanau dan lempung % maksimum, Kandungan pasir 5 % minimum, kandungan gravel (Ø>mm 3% maksimum, kandungan organik material 4% maksimum, dan Index Plastisitas IP 15%. Adapun langkah langkah pekerjaan timbunan meliputi : 1. Persiapan lahan Meliputi pembersihan serta survey dan pengukuran. Penghamparan Penghamparan material dilakukan per lapis/layer dengan ketebalan padat lapisan pertama mencapai ± 1 meter. Hal ini bertujuan untuk memungkinkan alat berat dapat dioperasikan di atas lapisan tanah lunak. Selanjutnya lapisan kedua dan seterusnya dihampar dengan ketebalan padat 5 cm sampai elevasi akhir yang direncanakan. f. Pemasangan Instrument settlement plate Setlement Plate dipasang dengan jarak interval 5m baik arah memanjang maupun melintang. Setlement Plate dipasang apabila timbunan sudah mendekati posisi titik pemasangan yang sudah direncanakan seperti pada Gambar 6.13. Pembacaan penurunan Instrument Setlement Plate dilakukan dua kali sehari, pagi dan sore selama proyek berlangsung dengan menggunakan Alat ukur Water Pass dan dilaporkan bersamaan dengan Laporan Harian. 13

3. Penimbunan dilakukan bertahap dengan kecepatan penimbunan yaitu,5m/minggu tanpa ada penundaan. Gambar 6.13: Pemasangan instrument settlement plate g. Cleaning and Dust Control Setiap truck yang akan meninggalkan area proyek harus melewati bak pencucian roda kendaraan dan apabila diperlukan dapat dilakukan penyemprotan air untuk menghilangkan sisa-sisa tanah yang mungkin masih menempel di roda kendaraan h. Pekerjaan Finishing Untuk lapis timbunan paling atas selain dipadatkan juga harus dilakukan perataan dan perapihan hingga tidak terdapat cekungan-cekungan yang memungkinkan menjadi tempat tampungan air apabila turun hujan seperti pekerjaan yang ditunjukkan oleh Gambar 6.14 4. Akibat penimbunan secara bertahap, pemampatan sebesar 75cm dapat dicapai pada tahun ke-7 dengan masih menyisakan pemampatan sebesar 3cm. Mengingat tebal lapisan tanah kompressibel hanya 3,5m dan dibutuhkan waktu 7 tahun untuk mencapai total pemampatan, maka pemampatan konsolidasi dihilangkan tanpa kombinasi pemasangan PVD. 5. Tanggul reklamasi diperkuat dengan micropile penampang persegi dengan lebar sisi cm. Jumlah micropile yang dibutuhkan adalah 15 buah/meter. Gambar 6.14 Perataan dan perapihan timbunan lapis akhir BAB VII KESIMPULAN 1. Elevasi akhir timbunan yang direncanakan adalah 5 m dari seabed, yaitu 1, m dibawah muka air laut (- 1, LWS dan 4, m diatas muka air laut (+ 4.m LWS.. Tinggi timbunan awal yang dibutuhkan adalah sebesar 5,75 m dengan besar pemampatan yang harus dihilangkan adalah sebesar 75 cm. 14