BAB III METODOLOGI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV PROFIL INDUSTRI ASURANSI UMUM INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Usulan kerangka..., Charly Buchari, FE UI, 2009

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan jenis data sekunder

BAB III METODOLOGI. Sudah banyak sekali penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai efisiensi dari DMU,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pengukuran Efisiensi Produksi Dengan Metode DEA (Data Envelopement Analysis) Di Divisi Wire Rod Mill PT.XYZ

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan intermediasi memandang bahwa sebuah lembaga keuangan

Pengukuran Efisiensi Menggunakan Allocation Model Dalam Metode Data Envelopment Analysis (DEA) Pada Divisi Doorlock PT. XYZ

Pengukuran Efisiensi Produksi dengan Metode Data Envelopement Analysis di Divisi Wire Rod Mill

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang diinginkan sesuai dengan kerangka kerja yang telah ditetapkan.

Seminar Nasional Waluyo Jatmiko II FTI UPN Veteran Jawa Timur

Kata Kunci : Data Envelopment Analysis, Technical Efficiency, Scale Effficiency

Mengukur Efisiensi Relatif Pialang Bursa Berjangka Jakarta

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

ANALISIS EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS PROGRAM STUDI S 1 DI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. intermediasi. Aset, deposito dan beban personalia sebagai faktor input serta Kredit

EFISIENSI KINERJA BAZNAS BOGOR DAN SUKABUMI: PENDEKATAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS

CLASTERING PROGRAM STUDI TEKNIK DENGAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bank-bank besar di Jepang masih beroperasi di atas skala efisiensi minimum, hasil

Analisis Pengaruh Rasio Klaim Dan Underwriting Terhadap Profitabilitas Perusahaan Asuransi Yang Tercatat Di Bursa Efek Indonesia (BEI)

BAB IV METODE PENELITIAN

Hipotesis 4 METODE PENELITIAN Lokasi, Waktu, dan Metode Penelitian

DAFTAR PUSTAKA. Units. European Journal of Operational Research, Vol 2, pp

PENENTUAN NILAI PRODUKTIVITAS RELATIF TIAP KANTOR LAYANAN DARI PT BANK XXXX DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sektor keuangan, terutama industri perbankan, berperan sangat penting

PENGUKURAN EFISIENSI PERUSAHAAN DENGAN METODE DEA ( DATA ENVELOPMENT ANALYSIS ) (Studi Kasus Di : PT.Trakindo Utama Surabaya Branch East Area) SKRIPSI

Y u s t i n a N g a t i l a h Teknik Industri FTI-UPNV Jatim

BAB III METODE PENELITIAN

PENGUKURAN KINERJA BANK-BANK DI INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS TESIS

ANALISIS KINERJA UNIT USAHA MENGGUNAKAN MODEL CCR (STUDI KASUS PADA APOTEK KIMIA FARMA SEMARANG) Jl. Prof. H. Soedarto, S.H. Tembalang Semarang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS EFISIENSI KINERJA MENGGUNAKAN MODEL DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) PADA PT XYZ

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Pengungkapan dalam Laporan Keuangan. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang mengatur industri asuransi,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. Tabel 2. 1 penelitian terdahulu

PENGENALAN SOFTWARE FRONTIER 4.1 DAN DEA 2.1. Oleh : AHMAD ZAINUDDIN

BAB II LANDASAN TEORI

PENGUKURAN EFISIENSI BANK BUMN DI INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS

Pengembangan Kawasan Andalan Probolinggo- Pasuruan-Lumajang Melalui Pendekatan Peningkatan Efisiensi

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka untuk dapat menjalankan usahanya secara maksimal dan

BAB I PENDAHULUAN. jumlah perusahaan asuransi di Indonesia untuk asuransi jiwa sebanyak 98

BAB I PENDAHULUAN. dalam perekonomian suatu negara. Menurut Undang Undang Nomor 10 Tahun

6.4.2 Hasil seleksi Provinsi dengan metode SAA 100 BAB 7 KESIMPULAN 107 DAFTAR PUSTAKA 109

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Alumnus Program Studi Ilmu Ekonomi Syariah, Institut Pertanian Bogor, 2

BAB I. PENDAHULUAN. seperti: perbankan, pasar modal, perasuransian, dana pensiun, dan lembaga jasa

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk indonesia mencapai 252,20 juta jiwa (BPS: 2015). Dimana

BAB III METODE PENELITIAN

Kinerja Beberapa Bank Syariah Berdasar Tingkat Efisiensi Melalui Pengukuran DEA

Amzul Rifin *)1 ABSTRACT. Keywords: CPO, efficiency, data envelopment analysis (DEA) ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. pengukuran tingkat kesehatan bank dikenal dengan metode CAMEL (Capital

TINGKAT EFISIENSI INDUSTRI GARAM DI KABUPATEN KUPANG, NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN Oleh YULIYANTO PARULIAN H

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. PT (Persero) Asuransi Ekspor Indonesia (ASEI) didirikan sebagai realisasi

II. LAPORAN KEUANGAN ENTITAS ASURANSI SYARIAH

PT XYZ LAPORAN DANA JAMINAN Ringkasan Perkembangan Dana Jaminan dan Perhitungan Kecukupan Dana Jaminan. Triwulan Tahun

Oleh: Irdam Ahmad dan Budi Wibowo

BAB III METODE PENELITIAN. untuk mengetahui perbedaan nilai efisiensi pada bank umum persero (BUMN) dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

PT. XYZ LAPORAN DANA JAMINAN Ringkasan Perkembangan Dana Jaminan dan Perhitungan Kecukupan Dana Jaminan. Triwulan Tahun

BAB I PENDAHULUAN. suatu keadaan yang tidak dikehendaki dapat menimbulkan suatu kerugian bisa

Gambar 1 Konsep Efisiensi dan Produktivitas

ANALISIS PERBANDINGAN EFISIENSI BANK UMUM SYARIAH DAN BANK UMUM KONVENSIONAL DENGAN METODE DATA EVELOPMENT ANALYSIS (DEA) PERIODE

SKRIPSI ANALISIS PERBANDINGAN EFISIENSI PERBANKAN SYARIAH DAN PERBANKAN KONVENSIONAL DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA)

EVALUASI DUA TAHAP EFISIENSI CABANG BANK MENGGUNAKAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. akan dibandingkan adalah kondisi dari PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk., PT Panin

ANALISIS TINGKAT EFISIENSI PERUSAHAAN FURNITURE DENGAN PENDEKATAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA)

Analisis Efisiensi Bank Umum Syariah di Indonesia dengan Pendekatan Data Envelopment Analysis (DEA) Tahun 2012

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Saat ini, jasa perasuransian semakin diperlukan baik oleh perorangan maupun

ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI JAGUNG MENGGUNAKAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) DI DESA MAINDU, KECAMATAN MONTONG, KABUPATEN TUBAN

Pengembangan Kawasan Andalan Probolinggo- Pasuruan-Lumajang Melalui Pendekatan Peningkatan Efisiensi

BAB IV PEMBAHASAN. dalam pengembangan solusi inovatif yang tidak hanya memenuhi kebutuhan dan

PENDAHULUAN Industri perbankan memegang peranan yang sangat vital bagi perekonomian Indonesia. Bank merupakan lembaga keuangan terpenting, dan sangat

ED PSAK 62 KONTRAK ASURANSI

1. Pendahuluan ANALISIS PENGARUH TINGKAT EFISIENSI TENAGA KESEHATAN TERHADAP ANGKA PENEMUAN KASUS TUBERKULOSIS (TB) PARU DI GORONTALO

LAPORAN POSISI KEUANGAN UNIT SYARIAH PT AJB BUMIPUTERA 1912 PER 31 DESEMBER 2012 (dalam jutaan rupiah)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Zakat adalah salah satu rukun islam yang bercorak social-ekonomi dari

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dikeluarkanya paket kebijakan Menteri Keuangan pada Desemeber 1983 yang

ANALISIS EFISIENSI PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE NONPARAMETRIK DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PROFIL DAN KINERJA UMKM PANGAN OLAHAN PEREMPUAN DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. selalu mengalami peningkatan. Berdasarkan data pertumbuhan terakhir yang

EVALUASI PRODUKTIFITAS RUMAH SAKIT MENGGUNAKAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA)

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan Asuransi merupakan salah satu lembaga keuangan nonbank

BAB I PENDAHULUAN. dalam peningkatan perekonomian daerah, peningkatan pendapatan devisa nasional

JURNAL FOURIER April 2015, Vol. 4, No. 1, ISSN: X

1. Dr. Dra. Zuzy Anna, M.Si 1. Ine Maulina, S.Pi,. M.T 2. Ir. Hj. Nia Kurniawati, M.Si

BAB I PENDAHULUAN. Krisis keuangan yang terjadi di Amerika dan kawasan Eropa pada

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan lapangan pekerjaan (Badan Pusat Statistik 2010). Oleh sebab itu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

2009 Catatan Piutang pihak yang mempunyai hubungan istimewa d,2g,

Analisis Efisiensi Saluran Distribusi Produk Tekstil Pada. Perusahaan Textileone

Transkripsi:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1.KERANGKA PENELITIAN Penelitian ini dilakukan berdasarkan pada kebutuhan untuk melengkapi analisis benchmarking yang telah dilakukan sebelumnya oleh BUMIDA untuk menentukan posisi relatif proses manajerial BUMIDA terhadap industri dan memberikan usulan rerang kerja atas peningkatan kinerja BUMIDA untuk lebih efisien dan mencapai kinerja best practice di industri pada akhirnya. Gambar 3.1 berikut adalah gambaran atas kerangka yang dilakukan untuk melaksanakan proses penelitian ini. Adanya perkembangan industri asuransi umum Indonesia sebagai fenomena industri dan tujuan BUMIDA untuk masuk sebagai pemain papan atas dengan mencapai 10 besar asuransi umum Indonesia, maka BUMIDA perlu meningkatkan pencapaian output-nya dengan menggunakan sumber daya perusahaan yang ada secara optimal melalui kegiatan manajerialnya. Sebagai langkah awal, BUMIDA perlu mengetahui posisi saat ini terhadap para pesaingnya di industri, hal ini dijadikan dasar awal BUMIDA untuk bergerak secara lebih akurat menuju tujuan utamanya. Proses benchmarking merupakan solusi langkah untuk mengetahui kondisi saat ini BUMIDA terhadap industri, untuk melengkapi proses benchmarking yang telah dilakukan oleh BUMIDA sebelumnya yaitu berupa pencapaian premi bruto, hasil underwriting dan investasi yang diakumulasikan sebagai keuntungan perusahaan untuk setiap perusahaan asuransi. Melengkapi dengan analisis efisiensi proses manajerial perusahaan baik dari segi tahap marketabilitas dan profitabilitas akan didapat posisi relatif BUMIDA terhadap perusahaan-perusahaan yang menjadi frontier dari metode DEA (Data Envelopment Analysis) tersebut. Mengacu kepada perusahaan frontier tersebut, maka BUMIDA dapat menentukan nilai-nilai yang harus dicapai BUMIDA untuk dapat sama efisiennya dengan para frontier tersebut. Nilai variabel input yang harus lebih ditekan dan nilai variabel output yang harus ditingkatkan akan didapat sebagai dasar kuantitatif pencapaian BUMIDA selanjutnya. 29

30 Gambar 3.1 Kerangka Penelitian Sumber: Ilustrasi Penulis Setelah mengetahui nilai setiap variabel yang harus diraih untuk meningkatkan efisiensi manajerialnya, BUMIDA akan mendapatkan nilai gap atau rentang jarak antara kondisi saat ini dengan nilai yang harus diraih tersebut. Untuk memperkecil nilai gap ini, maka akan disusun sebuah usulan Rerangka Kerja untuk menggerakkan BUMIDA ke arah efisiensi manajerial yang lebih baik. 3.2.OBYEK PENELITIAN Obyek penelitian yang akan diteliti dalam karya akhir ini adalah efisiensi manajerial perusahaan asuransi BUMIDA terhadap perusahaan frontier yang terbentuk dari pemodelan Data Envelopment Analysis (DEA) pada tahap

31 marketabilitas dan profitabilitas yang diadopsi dari model yang dikembangkan oleh Hwang dan Kao (2006). Di dalam pemodelan DEA, entitas yang akan dibandingkan atau obyek penelitian yang akan dianalisis disebut sebagai DMU (Decision Makin Unit), dimana memiliki variabel input dan output masing-masing. Jadi, perusahaan asuransi termasuk BUMIDA dan perusahaan asuransi lainnya merupakan DMU atau obyek penelitian dalam penelitian karya akhir ini. BUMIDA akan diujikan bersama-sama dengan 83 perusahaan asuransi lainnya untuk tahap marketabilitas, dan BUMIDA juga akan diujikan bersamasama dengan 78 perusahaan asuransi untuk mengetahui efisiensi manajerialnya pada tahap profitabilitas. Untuk rincian perusahaan yang juga dilengkapi dengan nilai variabel input dan output-nya untuk masing-masing tahap disampaikan pada lampiran III. 3.3. MODEL DEA Identifikasi variabel input-output yang digunakan dalam pengukuran perbandingan produktivitas kinerja merupakan langkah pertama dan terpenting karena hasil evaluasi kinerja nantinya sangat tergantung pada pilihan input-output yang dipakai. Pada dasarnya pilihan variabel input-output bersifat unik untuk setiap kasus, tergantung pada tipe/model produktivitas yang digunakan, konteks operasi dari unit yang dianalisis dan berbagai faktor yang bersifat exogenous. Sebagai pedoman dapat dikatakan bahwa hubungan antar variabel input dan output harus didasarkan pada sifat exclusivity dan exhaustiveness yang berarti bahwa hanya variabel input yang dapat mempengaruhi variabel output dan hanya variabel output yang digunakan dalam pengukuran saja yang dipengaruhi. Menggunakan model yang telah dikembangkan oleh Hwang dan Kao (2006) dan sebelumnya digunakan oleh Seiford dan Zhu (1999) untuk mengukur kinerja manajerial di perusahaan asuransi umum di Taiwan, maka model yang sama digunakan untuk mengukur kinerja manajerial perusahaan asuransi umum di Indonesia sebagai proses benchmarking perusahaan asuransi umum BUMIDA. Pada model tersebut sebagaimana digambarkan pada Gambar 3.2 terdiri dari dua tahap, yaitu tahap marketabilitas dan tahap profitabilitas. Pada

32 tahap marketabilitas, variabel yang dijadikan sebagai input adalah: biaya dan komisi, sedangkan output-nya adalah premi penutupan langsung dan premi penutupan tidak langsung. Dan, output dari tahap marketabilitas ini akan dimasukan sebagai variabel input pada tahap profitabilitas, sedangkan yang menjadi output pada tahap ini adalah pendapatan underwriting dan hasil investasi. Gambar 3.2. Input dan Output pada Proses Produksi Industri Asuransi Tahap 1: Efisiensi Marketabilitas Inputs Outputs Tahap 2: Efisiensi Profitabilitas Inputs Outputs Biaya Premi Langsung Premi Langsung Pendapatan Underwriting Komisi Premi Tidak Langsung Premi Tidak Langsung Hasil Investasi Sumber: Measuring Managerial Efficiency in Non-Life Insurance Companies: An Application of Two-Stage Data Envelopment Analysis (Hwang & Kao, 2006) Pada alur proses kerja bisnis asuransi umum, proses marketabilitas merupakan proses awal dan membutuhkan kegiatan konversi biaya menjadi premi. Biaya merupakan seluruh pengeluaran yang berupa biaya umum dan administratif serta biaya pemasaran yang tidak digolongkan sebagai komisi. Komisi sendiri merupakan komponen pengeluaran yang dibayarkan saat bisnis terakuisisi kasus per kasus. Kompensasi atas dikeluarkannya biaya dan pengeluaran komisi adalah didapatnya premi resiko. Berdasarkan sumbernya, premi resiko dibagi menjadi dua, yaitu premi langsung dan premi tidak langsung. Premi langsung merupakan premi resiko yang didapat langsung oleh perusahaan asuransi umum baik secara langsung melalui mitra kerja, broker, direct consumer dan distribution channel lainnya. Sedangkan premi tidak langsung didapat melalui sesi reasuransi dari perusahaan asuransi lain, fungsi perusahaan asuransi di sini berubah menjadi perusahaan reasuransi.

33 Pada tahap profitabilitas, proses pengolahan dana premi resiko yang terkumpul dilakukan. Secara operasional resiko, premi akan dikelola dengan sebelumnya melakukan proses sesi reasuransi, pembayaran klaim, pencadangan premi dan lainnya sehingga didapat pendapatan underwriting. Dan, dana yang ditahan akan ditingkatkan utilitasnya dengan melakukan proses investasi pada instrumen investasi yang dibolehkan oleh pihak regulator. Hasil investasi dari pengolahan dana tersebut akan menjadi pendapatan tambahan dari hasil operasional underwritingnya. Penjumlahan dari dua komponen ini akan direalisasikan menjadi gross profit perusahaan setelah dikurangi dengan seluruh biaya. 3.4. SAMPEL DAN PERIODE DATA Data yang digunakan pada model Data Envelopment Analysis (DEA) ini adalah menggunakan data sekunder yang merupakan publikasi laporan keuangan perusahaan asuransi umum di Indonesia untuk periode laporan 2008. Untuk menganalisis tahap marketabilitas (marketability phase) digunakan data biaya, komisi, premi penutupan langsung dan premi penutupan tidak langsung. Sedangkan, untuk tahap profitabilitas (profitability phase) akan mengujikan data premi penutupan langsung, premi penutupan tidak langsung, pendapatan underwriting dan hasil investasi. Data biaya, komisi, premi penutupan langsung, premi penutupan tidak langsung, pendapatan underwriting dan hasil investasi dikumpulkan dari laporan laba-rugi perusahaan asuransi 2008. Maka proses benchmarking ini berdasarkan kemampuan manajerial pada tahun 2008. Mengasumsikan perubahan dramatis tidak terjadi pada perusahaan, maka performa efisiensinya tidak akan bergeser jauh pada perusahaan di tahun-tahun selanjutnya. Maka, proses benchmarking menggunakan metode DEA ini akan melengkapi analisis tingkat kebersaingan BUMIDA di Industri. Untuk melakukan proses benchmarking perusahaan asuransi pada tahap marketabilitas menggunakan data dari 84 perusahaan asuransi, sedangkan pada tahap profitabilitas menggunakan data dari 79 perusahaan asuransi. Penggunaan data perusahaan yang lebih sedikit untuk tahap profitabilitas dikarenakan adanya

34 perusahaan yang menghasilkan hasil investasi dan pendapatan underwriting yang bernilai merugi dengan ditunjukkan dengan hasil negatif. Menggunakan pertimbangan untuk melakukan perbandingan dan proses benchmarking pada perusahaan yang memiliki hasil yang baik saja, akan meningkatkan standar pencapaian rata-rata industri dan mendorong pada hasil yang lebih baik. Selain itu metode DEA sangat sensitif terhadap data, dimana metode ini akan memasukan semua data input dan ouput sebagai perhitungan model, maka hasil optimasi akan sangat berbeda. Menggunakan data yang negatif berarti menurunkan hasil optimasinya. Pengolaan data model DEA menggunakan perangkat lunak DEAP ver. 2.1 (Data Envelopment Analysis Program version 2.1) yang dikembangkan oleh Tim Coelli dari Centre for Efficiency and Productivity Analysis, Departement of Econometric, University of New England Australia (http://www.une.edu.au/ econometrics/cepa.htm). Dan, untuk mengelola statistika data dan menampilkan secara grafis dan tabular data menggunakan perangkat lunak Microsoft Excel 2007 (www.microsoft.com). 3.5. LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN Untuk melakukan penelitian ini, tahap awal yang dilakukan adalah melakukan proses benchmarking BUMIDA terhadap perusahaan asuransi lainnya, adapun langkah-langkah yang dilakukan adalah: 3.5.1. Pengumpulan Data Data diperoleh dari publikasi perusahaan di media massa nasional Indonesia, yaitu berupa laporan Neraca Keuangan dan Laporan Laba/Rugi Perusahaan kinerja tahun 2008 yang diterbitkan pada periode Maret sampai dengan April 2009. Untuk memenuhi data pada pemodelan, maka tidak semua data yang didapatkan dari laporan Neraca Keuangan dan Laba/Rugi Perusahaan tersebut digunakan. Data yang digunakan adalah data yang diperlukan oleh model, baik untuk tahap marketabilitas dan juga tahap profitabilitas disesuaikan dengan model yang telah ditetapkan sebelumnya.

35 Data yang digunakan dalam tahap marketabilitas, untuk variabel input adalah biaya dan komisi, sedangkan untuk variabel output-nya adalah premi langsung dan premi tidak langsung. Untuk variabel biaya diambilkan dalam laporan laba/rugi perusahaan yaitu pada akun jumlah beban usaha, dimana menerangkan tentang jumlah pengeluaran yang dilakukan oleh setiap perusahaan terkait dengan operasional perusahaannya. Variabel komisi diambil pada laporan laba rugi perusahaan dengan akun komisi dibayar, yaitu akun yang mencatatkan seluruh pengeluaran yang dilakukan saat menerima bisnis berupa premi. Komisi ini dibayarkan kepada mitra kerja yang membawa bisnis tersebut bagi perusahaan asuransi. Mengeluarkan komponen biaya dan komisi diharapkan dapat memberikan produksi premi yang terdiri dari dua bentuk, yaitu premi langsung dan premi tidak langsung. Variabel-variabel ini didapatkan dari laporan laba rugi perusahaan yaitu akun premi penutupan langsung dan premi penutupan tidak langsung. Premi langsung adalah pendapatan premi perusahaan yang bersumber langsung dari nasabah perusahaan melalui mitra kerja yang bukan asuransi, contohnya adalah agen, broker dan mitra bisnis lainnya. Sedangkan, premi tidak langsung adalah pendapatan premi perusahaan yang bersumber dari nasabah perusahaan melalui mitra bisnis yang berbentuk asuransi umum. Perusahaan asuransi disini berperan sebagai perusahaan penanggung ulang (reasuradur/reasuransi) yang menerima resiko dari perusahaan lain. Pada tahap profitabilitas, variabel premi langsung dan premi tidak langsung merupakan variabel input bagi tahap ini. Sedangkan sebagai variabel output-nya adalah hasil underwriting dan hasil investasi. Tahap profitabilitas ini adalah tahap untuk melakukan proses leveraging premi yang diterima perusahaan. Variabel hasil underwriting tergambarkan pada akun Hasil Underwriting pada Laporan Laba/Rugi perusahaan, sedangkan hasil investasi digambarkan dengan akun Hasil Investasi pada laporan laba/rugi yang sama. Hasil underwriting menggambarkan pengolahan premi resiko yang bersifat net atas klaim dan pengeluaran terkait resiko lainnya, sedangkan hasil investasi merupakan hasil yang diperoleh atas akumulasi kegiatan investasi pada pemanfaatan kas yang dimiliki dan digambarkan pada aset investasi pada laporan neraca keuangan

36 perusahaan. Dan, salah satu sumbernya adalah akumulasi dana kas yang dimiliki dari premi yang dibayarkan oleh nasabah dimana telah dikurangkan dengan pembayaran klaim dan cadangan yang diperkirakan untuk pembayaran klaim. 3.5.2. Pengolahan Data Menggunakan Metode DEA Data yang telah dikelompokan untuk setiap tahap diolah menggunakan perangkat lunak DEAP ver. 2.1 (Data Envelopment Analysis Program version 2.1) yang dikembangkan oleh Tim Coelli dari Centre for Efficiency and Productivity Analysis, Departement of Econometric, University of New England Australia (http://www.une.edu.au/ econometrics/cepa.htm). Perangkat lunak tersebut menggunakan format text untuk input dan outputnya. Untuk mengintegrasikan data-data yang sebelumnya sudah dientri pada Microsoft Excel selanjutnya dikonversikan menjadi format teks. Pada file yang berisi dengan perintah dan kondisi CRS dan VRS baik meminimalkan input dan juga memaksimalkan output dilakukan secara bergiliran, sehingga didapat file output sebagaimana pada lampiran. Dalam penelitian ini akan dilakukan manipulasi kondisi pengolahan data baik Tahap Marketabilitas dan Tahap Profitabilitas yang meliputi sebagai berikut: 1. Constant Return to Scale (CRS) atau model Charnes, Cooper and Rhodes (CCR Model). a. CRS-I atau CCR-I; yaitu meningkatkan efisiensi dengan meminimalkan input dan cenderung menjaga output tetap. b. CRS-O atau CCR-O; yaitu meningkatkan efisiensi dengan memaksimalkan output dan cenderung menjaga input tetap. 2. Variable Return to Scale (VRS) atau model Banker, Charnes and Cooper (BCC Model). a. VRS-I atau BCC-I; yaitu meningkatkan efisiensi dengan meminimalkan input dan cenderung menjaga output tetap. b. VRS-O atau BCC-O; yaitu meningkatkan efisiensi dengan memaksimalkan output dan cenderung menjaga input tetap.

37 3.5.3. Interpretasi Hasil Pengolahan Data Hasil-hasil output pengolahan data menggunakan perangkat lunak DEAP ver. 2.1 berupa dalam format text, dan menampilkan data nilai efisiensi untuk setiap DMU yang dalam hal ini adalah perusahaan asuransi, termasuk perusahaan BUMIDA. Selain data nilai efisiensi, juga ditampilkan nilai obyektif atau nilai tujuan yang akan membuat masing-masing DMU mendapatkan nilai efisiensi 1 sama dengan DMU frontier-nya. Dalam output hasil pengolahan data DEA ini juga akan didapatkan perusahaan yang memiliki nilai efisiensi 1 atau dikategorikan sebagai frontier. Dalam metode CRS (Constant Returns to Scale) perusahaan yang memiliki nilai efisiensi 1 dikatakan sebagai perusahaan yang efisien secara global (globally efficient), dan perusahaan tersebut juga akan efisien atau memiliki nilai efisiensi 1 atau frontier jika diujikan dalam metode VRS (Variable Return to Scale). Perusahaan-perusahaan yang memiliki nilai efisiensi 1 pada metode VRS disebut sebagai perusahaan yang efisien secara lokal (locally efficient), dan perusahaan ini belum tentu efisien jika diujikan pada metode CRS. Untuk setiap metode, baik CRS dan VRS kondisi manipulasi yang dapat dilakukan berupa input minimization dan output maximization. Input minimization atau berusaha untuk meminimalkan variabel input agar dapat efisien adalah cara yang dapat ditempuh agar sama efisien dengan frontier dengan cara meminimalkan nilai variabel input-nya dan cenderung menjaga nilai pada variabel output tetap. Sedangkan, output maximization atau berusaha untuk memaksimalkan variabel output agar dapat efisien adalah cara yang ditempuh agar sama efisien dengan frontier dengan cara memaksimalkan nilai outputnya dan cenderung menjaga nilai pada variabel input-nya secara tetap. Namun, untuk kondisi yang sangat tidak efisien dari DMU atau dalam hal ini adalah perusahaan asuransi, maka akan didapat kondisi dimana untuk direkomendasikan menaikkan output dan menurunkan input secara simultan agar dapat menjadi sama efisiennya dengan frontier. Interpretasi ini dapat dilakukan untuk seluruh perusahaan asuransi yang dimasukan sebagai DMU dalam model DEA, namun dalam penelitian ini akan

38 hanya dilakukan pembahasan kepada perusahaan BUMIDA saja yang menjadi perusahaan obyek penelitian karya akhir ini. 3.5.4. Menyusun Model Alternatif Solusi Peningkatan Kinerja Mengetahui posisi saat ini yang digambarkan melalui nilai efisiensi manajerial relatifnya, juga didapatkannya nilai kinerja perusahaan yang perlu diraih agar dapat sama efisien-nya dengan perusahaan frontier. Maka, BUMIDA akan dipermudah untuk menyusun sebuah alternatif solusi berupa rerangka kerja (framework) untuk peningkatkan kinerja tersebut. Secara harfiah, rerangka kerja atau framework diterminologikan sebagai sebuah struktur untuk mendukung atau menghubungkan beberapa hal menjadi sebuah sistem. Rerangka kerja tersebut memuat struktur dasar yang memuat kumpulan asumsi, konsep, nilai, dan praktek yang membentuk sebuah cara pandang terhadap realitas yang ada. (answer.com dan encarta.msn.com). Faktor-faktor yang akan dijadikan sebagai pertimbangan untuk menyusun alternatif solusi rerangka kerja tersebut adalah meliputi faktor internal perusahaan BUMIDA sendiri, nasabah dan kompetisi dengan para perusahaan industri lainnya, dimana dibatasi oleh regulasi yang mengatur industri asuransi umum itu sendiri.