Oleh: Irdam Ahmad dan Budi Wibowo

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Oleh: Irdam Ahmad dan Budi Wibowo"

Transkripsi

1 PENGUKURAN EFISIENSI PERBANKAN SEBELUM DAN SESUDAH MERGER MENGGUNAKAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA): Studi Kasus Bank Mandiri, Bank Danamon dan Bank Permata Oleh: Irdam Ahmad dan Budi Wibowo Abstract Single Presence Policy, launched by Central Bank (BI), which will be implemented in 2010 has forced banks to merge. It is hoped that after merger, banks will be more efficient than before. This article tries to measure the efficiency level of Bank Mandiri, Bank Danamon and Bank Permata three years before and after merger, using the Data Envelopment Analysis (DEA). The results show that, on the average, the score of efficiency of Bank Mandiri has been already achieved the maximum efficiency (1,0000) after me rger compared to 0,9704 before merger, while Bank Danamon and Bank Permata, although their score of efficiency has also been increase after merger, but they do not yet achieve maximum efficiency. The average score of efficiency of Bank Danamon increase from before merger to 0,8760 after merger, while the average score of efficiency of Bank Permata increase from 0,6390 before merger to 0,7493 after merger. Keywords ; merger, efficiency, data envelopment analysis (DEA) model

2 Pendahuluan Krisis moneter tahun 1997/98 telah memberikan pelajaran berharga kepada sektor perbankan di Indonesia ketika terjadi rush penarikan dana masyarakat secara serentak, karena mereka tidak lagi percaya menyimpan dananya di bank. Akibatnya bank mengalami kesulitan likuiditas dan tidak mampu mengembalikan dana pihak ketiga. Menyadari hal tersebut, pemerintah kemudian melaksanakan program restrukturisasi dan rekapitalisasi perbankan nasional secara menyeluruh sejak tahun Salah satu gagasan yang muncul ketika itu adalah menggabungkan beberapa bank menjadi satu atau merger. Untuk itu, bank Indonesia (BI) kemudian mengeluarkan kebijakan kepemilikan tunggal pada perbankan nasional atau dikenal dengan istilah Single Presence Policy (SPP), yang menetapkan bahwa setiap pihak, perorangan atau korporasi, hanya boleh menjadi pemegang saham pengendali pada satu bank. Tujuan dikeluarkannya kebijakan tersebut adalah untuk mendorong konsolidasi perbankan dan mendukung efektivitas pengawasan bank oleh Bank Indonesia. Ketentuan inilah yang akhirnya ikut mendorong perbankan melaksanakan merger, baik antar bank dengan kepemilikan yang sama maupun antar bank dengan kepemilikan berbeda. Dalam prakteknya, proses merger tidak semata-mata mendatangkan keuntungan tetapi dapat juga menimbulkan permasalahan baru karena bank nasional biasanya mengurus aset yang sangat besar dan masing-masing bank memiliki misi yang berbeda, misalnya ada bank yang misinya untuk memberikan pembiayaan pada perusahaan besar, ada yang fokus pada kredit perumahan, kredit usaha kecil, dan lain-lain. Dengan adanya perbedaan tersebut, perlu adanya penyesuaian jangka panjang dan dengan biaya besar. Goeltom (2005) menyatakan ada beberapa kendala teknis dan kendala psikologis yang biasa dihadapi dalam pelaksanaan merger. Beberapa kendala teknis yang dihadapi antara lain adalah sulit melakukan konversi nilai saham bank dengan bank lainnya terutama untuk bank yang sudah Go Public; sulit menilai atau merevaluasi aset dan kewajiban serta proses akuntansi dan perpajakan yang kompeten; piranti hukum yang kurang jelas untuk pengaturan teknis merger dan perlindungan terhadap bank yang lemah; biaya yang besar untuk memenuhi prasyarat dan perijinan yang panjang prosedurnya; dan sulit menentukan pengurus bank setelah merger. Sedangkan kendala psikologis antara lain adalah: sulit dalam penyatuan ekspektasi dan aspirasi para pemilik, penciutan formasi kepengurusan dengan hilangnya jabatan yang semakin berkurang; dan persepsi masyarakat yang masih negatif terhadap merger. Menurut Susidarto (2007), ada beberapa prasyarat yang harus dipenuhi untuk melakukan merger, diantaranya, a) dilakukan dengan memanfaatkan keunggulan dan menutupi kekurangan yang dimiliki oleh bank peserta, b) bank peserta perlu memiliki kemiripan budaya dan falsafah perusahaan yang tidak jauh bertolak belakang. c) bank peserta memiliki pimpinan perusahaan yang berdedikasi dan mampu menyelesaikan konflik-konflik secara cepat, bijak dan arif, serta tidak bersifat otoriter, d) bank peserta memiliki visi dan misi yang dapat dijalankan oleh bank yang telah digabung. Lebih baik lagi jika masing-masing bank memiliki kemiripan fokus bisnis, e) proses implementasi pascamerger perlu dilakukan melalui proses harmonisasi produk dan layanan baru, pemantapan dedikasi karyawan, dan pembentukan platform dan sistem prosedur yang seragam dan efisien. Namun, dalam pelaksanaan merger bank-bank Indonesia, kelima prasyarat tersebut sulit untuk dipenuhi dan membutuhkan waktu yang sangat panjang, sedangkan bank-bank di Indonesia sudah harus segera membutuhkan pertolongan. Akibatnya persiapan sebelum merger menjadi kurang matang dan terkesan tergesa-gesa. Kekhawatiran para pengamat ekonomi maupun perbankan akan keberhasilan bank hasil merger dalam mengatasi permasalahan kesehatannya adalah cukup beralasan. Merger yang dilakukan oleh semua bank peserta penyehatan berkesan dipaksakan oleh pemerintah dan harus dikerjakan secepat mungkin. Menurut Adingsih (dalam Rasyid, 2008), merger yang dipaksakan hanya akan menciptakan bank besar yang tidak sehat, lamban, dan tidak berdaya saing. Merger antar bank tidak sehat justru akan semakin memperburuk kondisi bank. Sedangkan merger antara bank sehat dengan bank yang tidak sehat justru akan menyebabkan penularan penyakit. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat efisiensi perbankan setelah merger dibandingkan dengan sebelum merger, pada. Metode Penelitian Metode pengukuran tingkat efisiensi yang digunakan pada penelitian ini adalah metode Data Envelopment Analysis (DEA ). Metode data envelopment analysis (DEA) adalah suatu teknik pemrograman matematika yang mengukur tingkat efisiensi dari Decision Making Unit (DMU) relatif terhadap DMU yang sejenis dimana semua unit-unit ini berada pada atau di bawah kurva efisien frontiernya. Pendekatan ini termasuk dalam kelompok nonparametrik dan JURNAL EKUBANK, Volume 2 Edisi Juli

3 pertama kali diperkenalkan oleh Charnes, Cooper, dan Rhodes pada tahun Semenjak itu pendekatan ini semakin berkembang dengan cepat. Sampai saat ini telah dikembangkan 2 jenis model data envelopment analysis (DEA), yaitu: a. Model CCR, dikembangkan oleh Charnes, Cooper, dan Rhodes pada tahun Model ini mengimplementasikan skala pengembalian usaha yang sama terhadap penambahan input, atau Constant Return to Scale (CRS). b. Model BCC, dikembangkan oleh Banker, Charnes, dan Cooper pada tahun Model ini mengimplementasikan skala pengembalian usaha yang tidak sama terhadap penambahan input, bisa lebih tinggi ( increasing) ataupun lebih rendah (decreasing), yang dikenal dengan Variable Return to Scale (VRS). Model data envelopment analysis (DEA) yang digunakan untuk menghitung efisiensi pada penelitian ini adalah model BCC. Model BCC dikembangkan oleh Banker, Charnes, dan Cooper (BCC model) pada tahun 1984 dan merupakan pengembangan dari model CCR. Tidak adanya pembobot bagi λj, secara tidak langsung menunjukkan adanya constant return to scale. Untuk memperoleh Variable Return to Scale, perlu ditambahkan batasan = 1 sehingga persamaan yang terbentuk (orientasi input) adalah sebagai berikut: min Θ, Θ dengan kendala: = 1,2,, Θ 0 = 1,2,, = 1 0 = 1,2,, Θ adalah efisiensi teknikal (BCC) pada bank yang diukur adalah banyaknya input ke-i yang digunakan pada bank yang diukur efisiensinya xij adalah banyaknya tipe ke-i dari DMU ke-j yij adalah jumlah output tipe ke-i dari DMU ke-j j adalah bank yang dijadikan benchmark bagi bank yang diukur adalah bobot (%) input bank benchmark yang digunakan untuk bank yg diukur. Θ 1. jika Θ < 1 berarti inefisien, sedangkan Θ = 1 berarti efisien. Metode data envelopment analysis (DEA) semakin luas digunakan oleh para peneliti karena mempunyai beberapa keunggulan, Hadad (2003) menyebutkan di antaranya: a. Bisa menangani banyak input dan output secara sekaligus. b. Tidak membutuhkan asumsi hubungan fungsional antara variabel input output. c. Setiap unit analisis dibandingkan secara langsung dengan sesamanya. d. Setiap variabel dapat mempunyai satuan pengukuran yang berbeda. e. Bisa digunakan sedikit data. Namun begitu, data envelopment analysis (DEA) juga mempunyai beberapa keterbatasan, di antaranya: f. Bersifat sample spesific. g. Kesalahan pengukuran dapat berakibat fatal. h. Menggunakan perumusan program linier yang terpisah untuk tiap unit analisis (perhitungan secara manual sulit dilakukan apalagi untuk masalah berskala besar). i. Tidak memasukkan random error, sehingga tidak dapat memperhitungkan faktor-faktor seperti perbedaan harga antar daerah, perbedaan peraturan, perilaku baik buruknya data, observasi yang ekstrim, dsb. DEA menggunakan teknik seperti program linier yang dapat menghitung data yang besar dengan berbagai variabel dan berbagai kendala sehingga setiap bank dapat dianalisis secara individual. Pemilihan variabel bergantung pada definisi yang menggambarkan hubungan input output dalam tingkah laku institusi finansial. Menurut Hadad, dkk. (2003), terdapat tiga pendekatan yang biasa digunakan dalam berbagai penelitian, yaitu: pendekatan produksi ( the production approach), pendekatan intermediasi ( the intermediation approach), dan pendekatan aset ( the asset approach). Pendekatan produksi melihat institusi finansial sebagai produsen dari akun deposit dan kredit pinjaman sehingga input dihitung dari jumlah tenaga kerja, pengeluaran modal, aset tetap, dan material lainnya. Pendekatan intermediasi memandang bahwa institusi finansial sebagai intermediator yang merubah dan mentransfer aset finansial dari unit surplus ke unit defisit. Input yang digunakan pada pendekatan intermediasi adalah: biaya tenaga kerja, modal, dan pembayaran bunga deposito. Sedangkan pendekatan aset mendefinisikan institusi finansial sebagai pencipta kredit pinjaman yang outputnya diturunkan dalam bentuk aset-aset. JURNAL EKUBANK, Volume 2 Edisi Juli

4 Penelitian ini menggunakan pendekatan aset, dengan pertimbangan bahwa peranan bank di Indonesia sebagai institusi yang mengumpulkan tabungan dan menyalurkannya dalam bentuk kredit. Dari pendekatan tersebut dapat diturunkan tiga variabel input dan tiga variabel output yang digunakan pada penelitian ini (lihat Tabel 1). Variabel Harga Input: Tabel 1. Variabel yang Digunakan dalam Penelitian Variabel Definisi Sumber (1) (2) (3) PF (Price of Funds) Beban Bunga dibagi Total Pasiva Laporan Laba Rugi dan Neraca PL (Price of Labor) Beban Personalia Dibagi Total Aktiva Laporan Laba Rugi dan Neraca PPC (Price of Physical Capital) Variabel Kuantitas Output: Beban Administrasi dan Umum dibagi Aktiva Tetap Y1 Kredit yang diberikan kepada pihak terkait Neraca dengan bank Y2 Kredit yang diberikan kepada pihak lainnya Neraca Y3 (securities) Surat Berharga yang dimiliki Neraca Laporan Laba Rugi dan Neraca Sumber data yang digunakan adalah Neraca dan Laporan Rugi Laba dari Laporan Keuangan Perbankan Indonesia, yang diterbitkan oleh Bank Indonesia. Karena tahun merger pada Bank Mandiri, Bank Danamon dan Bank Permata yang digunakan pada penelitian ini berbeda satu sama lain, maka periode penelitian untuk setiap bank adalah tiga tahun setelah merger dibandingkan dengan tiga tahun sebelum merger. Bank Mandiri, Bank Permata, dan Bank Danamon dipilih sebagai objek penelitian karena termasuk kategori bank beraset besar yang melaksanakan merger. Tinjauan Pustaka Ada beberapa penelitian sebelumnya yang pernah menggunakan metode data envelopment analysis (DEA) untuk mengetahui tingkat efisiensi bank sesudah merger. Hadad, et.all (2003) melakukan penelitian pada seluruh bank di Indonesia yang melakukan merger pada tahun 1999 sampai tahun 2002, dengan menggunakan pendekatan input orientation dan pendekatan aset. Berdasarkan analisis dengan menggunakan data envelopment analysis (DEA) dihasilkan bahwa rata-rata peningkatan efisiensi bank-bank sesudah merger adalah sebesar 34,96 persen sementara rata-rata penurunan efisiensi bank sesudah merger adalah 28,96 persen. Dari seluruh kasus merger, masih terdapat tiga di antaranya yang tidak menghasilkan bank yang lebih efisien. Penelitian lainnya oleh Samosir (2003) dilakukan pada Bank Mandiri dengan menggunakan rasio keuangan perbankan baik sebelum maupun sesudah merger dan rekapitalisasi. Hasil yang didapatkan adalah bahwa sebelum terjadi merger, bank-bank peserta merger memiliki kinerja keuangan yang tidak sehat. Setelah dilakukan merger, kinerja keuangan tidak banyak berubah dan belum dapat dikatakan efisien meskipun total aktiva mencapai skala ekonomi. Penelitian dari Mardanugraha (2005) yang menggunakan pendekatan fungsi biaya parametrik, menunjukkan bahwa bank hasil merger mengalami penggunaan input yang berlebihan selama kurun waktu 3 tahun penyehatan yang akhirnya menurunkan skor efisiensi. Proses merger dalam jangka pendek mengakibatkan efisiensi bank lebih rendah, sedangkan dalam jangka panjang efisiensi menjadi lebih stabil. Penelitian yang lebih baru dilakukan oleh Viverita (2008) pada 3 bank yaitu: Bank Mandiri, Bank Danamon, dan Bank Permata baik sebelum dan sesudah merger. Metode yang digunakan untuk menghitung efisiensi adalah rasio keuangan bank dan data envelopment analysis (DEA) Malmquist Index. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan intermediasi. Variabel output yang digunakan adalah pinjaman dan investasi, sedangkan variabel inputnya dalah biaya tenaga kerja dan kapital tetap. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbaikan kondisi rasio keuangan bank dan efisiensi teknis setelah dilakukannya merger pada ketiga bank tersebut. JURNAL EKUBANK, Volume 2 Edisi Juli

5 Analisis dan Pembahasan Bank Mandiri Tabel 2 menunjukkan skor nilai efisiensi dari bank peserta merger menjadi Bank Mandiri, yang merger tahun 1998, selama tiga tahun sebelum dan sesudah merger. Selama tiga tahun sebelum merger, yaitu tahun , keempat bank peserta merger dapat dikatakan sudah memiliki efisiensi yang baik, dengan rata-rata skor efisiensi yang sudah mencapai lebih dari 0,92. Dengan melakukan merger antara keempat bank tersebut, diharapkan dapat menciptakan sebuah bank yang lebih efisien sekaligus memiliki ketahanan yang solid dalam penyediaan likuiditas bank. Dari hasil perhitungan dengan menggunakan metode data envelopment analysis, terbukti bahwa Bank Mandiri sebagai bank hasil merger memiliki manajemen pengelolaan yang baik terhadap sumber daya input selama tiga tahun berturutturut setelah merger, dengan skor efisiensi maksimum sebesar 1,0000. Tabel 2. Skor Efisiensi Bank Peserta Merger Bank Mandiri, Nama Bank (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Bank Bumi Daya Bank Dagang Negara Bank Ekspor Impor Bank Pembangunan Indonesia Rata-Rata Efisiensi Bank Mandiri (Hasil Merger) Sumber: Hasil Pengolahan dengan metoda data envelopment analysis (DEA) Bank Danamon Dibandingkan dengan tingkat efisiensi kelompok Bank Mandiri, tingkat efisiensi dari bank peserta merger kelompok Bank Danamon, yang merger tahun 2000, jauh lebih kecil, baik sebelum maupun sesudah merger (lihat Tabel 3). Selama periode secara rata-rata kesepuluh bank peserta merger memiliki tingkat efisiensi yang kurang baik, karena skor efisiensi rata-rata mereka kurang dari 0,92, kecuali Bank Rama, RSI dan Bank Danamon pada tahuntahun tertentu. Tabel 3. Skor Efisiensi Bank Peserta Merger Bank Danamon, Nama Bank/ Tahun Bank Duta Bank Nusa Nasional Bank Jaya Internasional Bank Pos Nusantara Bank Rama Bank PDFCI Bank Tamara Bank Tiara Asia Bank Risjad Salim Int Bank Danamon Rata-rata Efisiensi Bank Danamon (Hasil Merger) Sumber : Hasil Pengolahan Dengan Metoda data envelopment analysis (DEA) Melihat skor rata-rata efisiensi kesepuluh bank peserta merger tiga tahun sebelum merger tersebut, diragukan apakah bank hasil merger akan mencapai tujuan yang diinginkan yaitu bank yang lebih sehat dan efisien. JURNAL EKUBANK, Volume 2 Edisi Juli

6 Perjalanan Bank Danamon pasca merger ( ) menjadi perhatian yang menarik, karena satu tahun setelah merger bank ini sanggup mencapai efisiensi maksimum, namun dua tahun berikutnya, Bank Danamon tidak dapat mempertahankan tingkat efisiensi maksimum tersebut. Bank Permata Tabel 4 menunjukkan skor efisiensi dari bank peserta merger kelompok Bank Permata, yang merger tahun 2002, sebelum dan sesudah merger. Selama tiga tahun sebelum merger ( ), skor efisiensi bank peserta merger tampak berfluktuasi. Pada tahun 1999, rata-rata skor efisiensi untuk kelima bank tersebut adalah 0,82. Setelah turun drastis menjadi 0,349 tahun 2000, skor efisiensi bank peserta merger tahun 2001 tampak membaik menjadi 0,924, bahkan tiga dari lima bank peserta merger mampu mencapai efisiensi maksimum (1,0000). Dilihat dari rata-rata efisiensi bank peserta merger yang berfluktuasi sebelum merger, diharapkan dengan adanya merger dapat menciptakan bank baru yang lebih efisien. Tiga tahun setelah merger, Bank Permata sebagai bank hasil merger belum dapat mencapai tingkat efisiensi yang memadai, walaupun skor nya tampak terus semakin membaik. Pada tahun 2003, skor efisiensi Bank Permata adalah 0,668, meningkat menjadi 0,784 tahun 2004 dan 0,796, pada tahun Namun, karena skor efisiensinya selalu meningkat dari tahun ke tahun, diharapkan pada tahun-tahun berikutnya tingkat efisiensi Bank Permata bisa semakin baik dan mencapai tingkat efisiensi yang maksimum, seperti Bank Mandiri. Tabel 4. Skor Efisiensi Bank Peserta Merger Bank Permata, Nama Bank (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Bank Prima Express Bank Bali Bank Universal Bank Patriot Bank Arta Media Rata-rata Efisiensi Bank Permata (Hasil Merger) Sumber : Sumber : Hasil Pengolahan Dengan Metoda data envelopment analysis (DEA) Untuk mengetahui perbandingan rata-rata dan varians skor efisiensi sesudah dan sebelum merger, dari Bank Mandiri, Bank Danamon dan Bank Permata, dapat diketahui pada Tabel 5. Dari ketiga bank tersebut, Bank Mandiri terlihat yang paling baik kinerjanya, dimana rata-rata skor efisiensinya telah mencapai skor maksimum, yaitu 1,0 dan variansnya turun dari 0,0005 menjadi 0,0000. Bank Danamon, walaupun rata-rata skor efisiensinya meningkat dari 0,6979 sebelum merger menjadi 0,8760 sesudah merger, tetapi varians skor efisiensinya tampak meningkat dari 0,0094 menjadi 0,0118. Hal ini menunjukkan bahwa pengelolaan sumber input dan output pada Bank Danamon belum stabil selama tiga tahun setelah merger. Sedangkan Bank Permata, walaupun rata-rata skor efisiensi sesudah merger belum menunjukkan peningkatan yang significant, tetapi variansnya terlihat turun dari 0,0939 sebelum merger menjadi 0,0050 sesudah merger, yang berarti pengelolaan sumber input maupun output-nya sudah membaik selama tiga tahun sesudah merger. Tabel 5. Rata-rata dan Varians Skor Efisiensi Bank Mandiri, Bank Danamon dan Bank Permata Nama Bank Sebelum merger Sesudah merger Rata2 Varians Rata2 Varians (1) (2) (3) (4) (5) Bank Mandiri Bank Danamon Bank Permata Sumber : Hasil Pengolahan Dari Tabel Sebelumnya JURNAL EKUBANK, Volume 2 Edisi Juli

7 Simpulan Secara umum, merger dapat meningkatkan efisiensi bank yang dilihat dari naiknya skor efisiensi teknis setelah merger dari. Bank Mandiri yang berasal dari merger antara bank-bank yang sudah baik efisiensinya, maka pergerakan skor efisiensi setelah merger selalu berada pada tingkat maksimum. Bagi Bank Danamon, walaupun pada tahun pertama setelah merger tingkat efisiensinya pernah mencapai angka maksimum, tetapi pada tahun kedua dan ketiga, skor efisiensi Bank Danamon tampak menurun. Untuk Bank Permata, dimana rata-rata tingkat efisiensi bank-bank pembentuknya sebelum merger masih relatif rendah, ternyata setelah merger juga belum pernah menunjukkan tingkat efisiensi yang maksimum, walaupun rata-rata skor efisiensinya menunjukkan angka yang terus meningkat setiap tahun. Saran Karena merger secara empiris terbukti dapat meningkatkan efisiensi pada Bank Mandiri, Bank Danamon dan Bank Permata, maka Bank Indonesia disarankan agar terus mendorong bank-bank yang belum mencapai efisiensi teknis untuk melakukan merger. Namun, bagi bank yang mau melakukan merger perlu terlebih dahulu melakukan identifikasi berbagai kendala teknis dan psikologis pada masing-masing bank sebagai early warning untuk mengantisipasi permasalahan yang mungkin terjadi setelah merger. Daftar Acuan Bank Indonesia [BI]. Berbagai Publikasi, dan berbagai tahun. Budianto, Agus Merger Bank di Indonesia (Beserta Akibat-akibat Hukumnya). Bogor: Ghalia Indonesia Coelli, Tim A Guide to data envelopment analysis (DEA) P Version 2.1 : A Data Envelopment Analysis (Program) Computer. Armidale : CEPA data envelopment analysis data envelopment analysis DEAP Version 2.1. The Centre for Efficiency and Productivity Analysis. 2 September Goeltom, Miranda S Strategi Merger Bank Pembangunan Daerah dalam Era Globalisasi, Kliping Bank Indonesia, situs offline Perpustakaan Bank Indonesia. Hadad, Muliaman D, dkk Analisis Efisiensi Perbankan Indonesia : Penggunaan Metode Non Parametrik Data Envelopment Analysis (DEA), Bank Indonesia. Mardanugraha, Eugenia Efisiensi Perbankan di Indonesia Dipelajari Melalui Pendekatan Fungsi Biaya Parametrik [Disertasi]. Depok : FE UI Rasyid, Arwin Derajat, Inside Story Transformasi Bank Danamon. Jakarta. Samosir, P. Agunan Analisis Kinerja Bank Mandiri Setelah Merger Dan Sebagai Bank Rekapitalisasi. Kajian Ekonomi dan Keuangan, Volume 7, Nomor 1, Maret. Jakarta : Departemen Keuangan Susidarto Wacana : Kunci Sukses Merger Bank. Suara Merdeka Viverita The Effect of Mergers of Bank Performance: Evidence from Bank Consolidation Policy in Indonesia. International Review of Business Research Papers, Vol 4, No. 4, Yolanda, Ervina Kinerja Bank Rakyat Indonesia (BRI) Sebelum dan Setelah Implementasi Kebijakan Privatisasi, Serta Perbandingannya dengan Bank Besar Lain di Indonesia [Skripsi]. Jakarta : Sekolah Tinggi Ilmu Statistik. JURNAL EKUBANK, Volume 2 Edisi Juli

8 HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN JURNAL EKUBANK, Volume 2 Edisi Juli

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan intermediasi memandang bahwa sebuah lembaga keuangan

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan intermediasi memandang bahwa sebuah lembaga keuangan BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Pada penelitian ini menggunakan metode Data Envelopment Analysis (DEA). Ruang lingkup pada penelitian ini ialah menganalisis pengaruh efisiensi kinerja

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Sudah banyak sekali penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai efisiensi dari DMU,

BAB III METODOLOGI. Sudah banyak sekali penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai efisiensi dari DMU, BAB III METODOLOGI III. 1 Metode Pengukuran Efisiensi Perbankan Sudah banyak sekali penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai efisiensi dari DMU, hal ini terbukti dari jumlah penelitian yang berjumlah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1 Pemilihan Sampel Penelitian menggunakan sampel data sekunder yang diperoleh melalui akses data terhadap Laporan tahunan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan jenis data sekunder

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan jenis data sekunder 29 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan jenis data sekunder yang diambil dari beberapa sumber, yaitu data Statistik Perbankan Syariah (SPS)

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. intermediasi. Aset, deposito dan beban personalia sebagai faktor input serta Kredit

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. intermediasi. Aset, deposito dan beban personalia sebagai faktor input serta Kredit BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 1.1 Objek Penelitian Penelitian ini menganalisis efisiensi teknik bank persero dengan pendekatan intermediasi. Aset, deposito dan beban personalia sebagai faktor input

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Efisiensi merupakan indikator penting dalam mengukur kinerja keseluruhan dari aktiva suatu perusahaan. Efisiensi sering diartikan bagaimana suatu perusahaan dapat berproduksi

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep Program Linear Program linear merupakan model matematik untuk mendapatkan alternatif penggunaan terbaik atas sumber-sumber organisasi. Kata sifat linear digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi melanda Indonesia mulai tahun 1997 telah memberi dampak

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi melanda Indonesia mulai tahun 1997 telah memberi dampak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis ekonomi melanda Indonesia mulai tahun 1997 telah memberi dampak yang begitu besar bagi struktur ekonomi Indonesia itu sendiri. Begitu banyak perusahaan besar

Lebih terperinci

EFISIENSI KINERJA BAZNAS BOGOR DAN SUKABUMI: PENDEKATAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS

EFISIENSI KINERJA BAZNAS BOGOR DAN SUKABUMI: PENDEKATAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS Jurnal Akuntansi dan Keuangan Islam Volume 5(2) Oktober 2017, hlm. 101-120 P-ISSN:2338-2783 E-ISSN: 2549-3876 EFISIENSI KINERJA BAZNAS BOGOR DAN SUKABUMI: PENDEKATAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS Siti Nurhasanah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. serangkaian deregulasi yang diterbitkan oleh Bank Indonesia (BI) telah membawa

I. PENDAHULUAN. serangkaian deregulasi yang diterbitkan oleh Bank Indonesia (BI) telah membawa I. PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Perbankan nasional sebagai salah satu media lalu lintas keuangan global, memegang peranan penting bagi stabilitas sistem keuangan nasional. Melalui serangkaian deregulasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. itu harus tetap dijaga dari hal-hal yang bersifat negatif. Artinya kalau masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. itu harus tetap dijaga dari hal-hal yang bersifat negatif. Artinya kalau masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hasil penilaian yang diumumkan pemerintah sangat menentukan masa depan perbankan yang bersangkutan, mengingat dunia perbankan yang mengelola bisnis kepercayaan. Masalah

Lebih terperinci

Seminar Nasional Waluyo Jatmiko II FTI UPN Veteran Jawa Timur

Seminar Nasional Waluyo Jatmiko II FTI UPN Veteran Jawa Timur Pengukuran Efisiensi pada Bagian Produksi Genteng di PT. Wisma Wira Jatim Surabaya dengan Menggunakan Metode Data Envelopment Analysis (DEA) Farida Pulansari ST.MT Teknik Industri FTI-UPN Veteran Jawa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut bab 1 pasal 1 UU No. 10 tahun 1998, tentang perubahan UU No. 7 tahun 1992 tentang perbankan, bank didefinisikan sebagai berikut: Bank adalah badan usaha

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. untuk mengetahui perbedaan nilai efisiensi pada bank umum persero (BUMN) dan

BAB III METODE PENELITIAN. untuk mengetahui perbedaan nilai efisiensi pada bank umum persero (BUMN) dan BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain penelitian Penelitian ini dirancang sebagai suatu penelitian studi empiris yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan nilai efisiensi pada bank umum persero (BUMN)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian merupakan salah satu faktor yang tidak dapat dipisahkan dari suatu penelitian. Menurut Suharsimi Arikunto (2010:161), objek penelitian adalah

Lebih terperinci

Kinerja Beberapa Bank Syariah Berdasar Tingkat Efisiensi Melalui Pengukuran DEA

Kinerja Beberapa Bank Syariah Berdasar Tingkat Efisiensi Melalui Pengukuran DEA Kinerja Beberapa Bank Syariah Berdasar Tingkat Efisiensi Melalui Pengukuran DEA Pinaestri Cahyaningsih Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah Surakarta cahyaningsih121@gmail.com Didit Purnomo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengukuran tingkat kesehatan bank dikenal dengan metode CAMEL (Capital

BAB I PENDAHULUAN. pengukuran tingkat kesehatan bank dikenal dengan metode CAMEL (Capital BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dalam mengukur tingkat kesehatan bank di Indonesia mengalami perubahan yang signifikan. Dari mulai Surat Edaran Bank Indonesia No.26/BPPP/1993

Lebih terperinci

Mengukur Tingkat Efisiensi Bank Pembiayaan Rakyat Syari ah dengan Menggunakan Data Envelopment Analysis (DEA)

Mengukur Tingkat Efisiensi Bank Pembiayaan Rakyat Syari ah dengan Menggunakan Data Envelopment Analysis (DEA) Mengukur Tingkat Efisiensi Bank Pembiayaan Rakyat Syari ah dengan Menggunakan Data Envelopment Analysis (DEA) Arif Ramadhan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah Surakarta Didit Purnomo

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti efisiensi pada bank syariah dan bank konvensional yang ada di Indonesia. Pendekatan

Lebih terperinci

Pengukuran Efisiensi Menggunakan Allocation Model Dalam Metode Data Envelopment Analysis (DEA) Pada Divisi Doorlock PT. XYZ

Pengukuran Efisiensi Menggunakan Allocation Model Dalam Metode Data Envelopment Analysis (DEA) Pada Divisi Doorlock PT. XYZ . Pengukuran Efisiensi Menggunakan Allocation Model Dalam Metode Data Envelopment Analysis (DEA) Pada Divisi Doorlock PT. XYZ Aditiya Eko Saputro 1, Faula Arina 2, Ratna Ekawati 3 Jurusan Teknik Industri,

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif kuantitatif (quantitative method) yaitu suatu metode penelitian yang bertujuan untuk mengetahui efisiensi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan metode penelitian yang akan dilakukan sesuai dengan kerangka penelitian yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya. Studi mengenai efisiensi perbankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sektor keuangan, terutama industri perbankan, berperan sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sektor keuangan, terutama industri perbankan, berperan sangat penting BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor keuangan, terutama industri perbankan, berperan sangat penting bagi aktivitas perekonomian. Bank adalah lembaga keuangan terpenting dan sangat mempengaruhi perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting dalam perekonomian suatu Negara, yaitu sebagai lembaga intermediasi antara pihak yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. Tabel 2. 1 penelitian terdahulu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. Tabel 2. 1 penelitian terdahulu 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI A. Tinjauan Pustaka Tabel 2. 1 penelitian terdahulu Nama Peneliti/Tahun Penelitian Nurlaili Adilho dan Eni Setyowati, 2014 Suliyanto dan Dian Purnomo Jati,

Lebih terperinci

ANALISIS ECONOMIC VALUE ADDED SEBELUM DAN SESUDAH MERGER

ANALISIS ECONOMIC VALUE ADDED SEBELUM DAN SESUDAH MERGER Skripsi ANALISIS ECONOMIC VALUE ADDED SEBELUM DAN SESUDAH MERGER (Studi Kasus PT Bank Danamon Indonesia Tbk) Diajukan untuk memenuhi syarat guna mencapai gelar Sarjana Akuntansi di Fakultas Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Data Envelopment Analysis DEA adalah suatu metodologi yang digunakan untuk mengevaluasi efisiensi dari suatu unit pengambilan keputusan (unit kerja) yang bertanggung jawab

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE NONPARAMETRIK DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS EFISIENSI PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE NONPARAMETRIK DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) NASKAH PUBLIKASI ANALISIS EFISIENSI PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE NONPARAMETRIK DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: SEPRIYANI TRI PAMUNGKAS NIM. B 11137 FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Krisis keuangan yang terjadi di Amerika dan kawasan Eropa pada

BAB I PENDAHULUAN. Krisis keuangan yang terjadi di Amerika dan kawasan Eropa pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Krisis keuangan yang terjadi di Amerika dan kawasan Eropa pada tahun 2008 mengindikasikan akan kegagalan ekonomi kapitalisme. Sistem kapitalisme gagal menyelesaikan

Lebih terperinci

Kata Kunci : Data Envelopment Analysis, Technical Efficiency, Scale Effficiency

Kata Kunci : Data Envelopment Analysis, Technical Efficiency, Scale Effficiency PENGUKURAN EFISIENSI JASA PELAYANAN STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU) DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) (Studi Kasus : SPBU G, SPBU K, SPBU S, SPBU J) Moses L. Singgih dan Viki Chandra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan lahirnya UU No 7 Tahun1992 tentang perbankan nasional Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dengan lahirnya UU No 7 Tahun1992 tentang perbankan nasional Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gagasan tenang perbankan syariah di Indonesia secara formal sebenarnya telah di wacanakan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang membahas tentang perbankan pada tahun

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS PROGRAM STUDI S 1 DI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

ANALISIS EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS PROGRAM STUDI S 1 DI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Analisis Efisiensi dan... (Atika Widadty) 1 ANALISIS EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS PROGRAM STUDI S 1 DI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA ANALYSIS EFFICIENCY AND PRODUCTIVITY STUDI PROGRAM S

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank sangat penting dan berperan untuk mendorong pertumbuhan perekonomian suatu bangsa karena bank selaku stabilisator moneter mempunyai kewajiban ikut serta

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bank-bank besar di Jepang masih beroperasi di atas skala efisiensi minimum, hasil

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bank-bank besar di Jepang masih beroperasi di atas skala efisiensi minimum, hasil BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka Penelitian yang dilakukan Drake dan Hall (2003) di Jepang dengan menggunakan pendekatan nonparametrik (DEA) menujukkan hasil bahwa merger bank-bank besar di

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE NONPARAMETRIK DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA)

ANALISIS EFISIENSI PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE NONPARAMETRIK DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) ANALISIS EFISIENSI PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE NONPARAMETRIK DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BIAYA PADA BANK UMUM PENYALUR KUR DAN BANK UMUM NON PENYALUR KUR DI INDONESIA

ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BIAYA PADA BANK UMUM PENYALUR KUR DAN BANK UMUM NON PENYALUR KUR DI INDONESIA ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BIAYA PADA BANK UMUM PENYALUR KUR DAN BANK UMUM NON PENYALUR KUR DI INDONESIA JURNAL ILMIAH Disusun oleh : Dian Anggraini Nurmayanti 125020401111011 JURUSAN ILMU

Lebih terperinci

STUDI KOMPARASI TINGKAT EFISIENSI ANTARA BANK ASING DAN BANK SWASTA NASIONAL DI INDONESIA. Riska Laila Maulidah Noor Paidi Hidayat ABSTRACT

STUDI KOMPARASI TINGKAT EFISIENSI ANTARA BANK ASING DAN BANK SWASTA NASIONAL DI INDONESIA. Riska Laila Maulidah Noor Paidi Hidayat ABSTRACT STUDI KOMPARASI TINGKAT EFISIENSI ANTARA BANK ASING DAN BANK SWASTA NASIONAL DI INDONESIA Riska Laila Maulidah Noor Paidi Hidayat ABSTRACT The aim of this research is to measure efficiency between foreign

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam sektor perbankan. Hal ini antara lain dipicu pengalaman negara-negara di

BAB I PENDAHULUAN. dalam sektor perbankan. Hal ini antara lain dipicu pengalaman negara-negara di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Krisis yang terjadi sejak pertengahan tahun 1997 telah berakibat sangat berat bagi perekonomian nasional. Krisis keuangan global yang terjadi pada tahun

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA BANK-BANK DI INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS TESIS

PENGUKURAN KINERJA BANK-BANK DI INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS TESIS PENGUKURAN KINERJA BANK-BANK DI INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS TESIS FAJAR ARIWINADI 0606160493 UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN JAKARTA

Lebih terperinci

Analisis Efisiensi Bank Umum Syariah di Indonesia dengan Pendekatan Data Envelopment Analysis (DEA) Tahun 2012

Analisis Efisiensi Bank Umum Syariah di Indonesia dengan Pendekatan Data Envelopment Analysis (DEA) Tahun 2012 Analisis Efisiensi Bank Umum Syariah di Indonesia dengan Pendekatan Data Envelopment Analysis (DEA) Tahun 2012 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam perekonomian suatu negara. Menurut Undang Undang Nomor 10 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. dalam perekonomian suatu negara. Menurut Undang Undang Nomor 10 Tahun 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Industri perbankan merupakan salah satu sektor yang berperan penting dalam perekonomian suatu negara. Menurut Undang Undang Nomor 10 Tahun 1998 salah satu

Lebih terperinci

Mengukur Efisiensi Relatif Pialang Bursa Berjangka Jakarta

Mengukur Efisiensi Relatif Pialang Bursa Berjangka Jakarta Mengukur Efisiensi Relatif Pialang Bursa Berjangka Jakarta Oleh: Nurlisa Arfani Kinerja pialang yang diukur dalam penelitian ini adalah tingkat efisiensi pialang dalam menjalankan bisnisnya. Pialang dikatakan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN RUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN RUMUSAN HIPOTESIS 25 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian dan Fungsi Bank Pengertian bank menurut UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan UU

Lebih terperinci

Pengukuran Efisiensi Produksi Dengan Metode DEA (Data Envelopement Analysis) Di Divisi Wire Rod Mill PT.XYZ

Pengukuran Efisiensi Produksi Dengan Metode DEA (Data Envelopement Analysis) Di Divisi Wire Rod Mill PT.XYZ Pengukuran Efisiensi Produksi Dengan Metode DEA (Data Envelopement Analysis) Di Divisi Wire Rod Mill PT.XYZ Akbar Utama H.M 1, Achmad Bahauddin 2, Putro Ferro Ferdinant 3 1, 2, 3 Jurusan Teknik Industri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian merupakan hal yang tidak bias dipisahkan dari berbagai penelitian yang dilakukan. Objek penelitian merupakan sebuah sumber yang dapat memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena melibatkan pengelolaan uang masyarakat dan diputar dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. karena melibatkan pengelolaan uang masyarakat dan diputar dalam bentuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri perbankan merupakan industri yang syarat dengan risiko, terutama karena melibatkan pengelolaan uang masyarakat dan diputar dalam bentuk berbagai investasi,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LINGKUP PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LINGKUP PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LINGKUP PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka Penelitian 2.1.1 Konsep Efisiensi Menurut (Hadad et.al 2003) dalam Ruddy Trisantoso (2010) Efisiensi merupakan salah satu parameter kinerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi perekonomian baik secara mikro maupun secara makro. Di

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi perekonomian baik secara mikro maupun secara makro. Di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lembaga perbankan merupakan lembaga keuangan terpenting dan sangat mempengaruhi perekonomian baik secara mikro maupun secara makro. Di Indonesia, bank mempunyai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. menghimpun dana dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat dalam

BAB II LANDASAN TEORI. menghimpun dana dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat dalam BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Bank Bank didefinisikan sebagai lembaga keuangan yang usaha pokoknya adalah menghimpun dana dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat dalam bentuk kredit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara umum diukur dari pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Hal ini disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. secara umum diukur dari pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Hal ini disebabkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan perekonomian suatu negara dan tingkat kesejahteraan penduduk secara umum diukur dari pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Hal ini disebabkan karena pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Bank-bank yang dinilai mempunyai kinerja yang baik dari hasil pengukuran dengan menggunakan pemodelan DEA 1 dan 2 adalah bank-bank yang dimiliki oleh investor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Industri perbankan telah berperan penting dalam membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia, sebagaimana tercantum dalam undang undang nomor 7 tahun 1992

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang merupakan data tahunan dari tahun 2006 sampai 2011. Sumber data berasal dari Bank

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.. Landasan Teori a. Saham Saham merupakan bukti kepemilikan sebagian dari perusahaan (Hartono, 2008: 25). Pemegang saham adalah pemilik dari perusahaan yang mewakilkan kepada

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO KINERJA PERBANKAN PRE-MERGER DAN POST-MERGER PADA BANK-BANK UMUM NASIONAL

ANALISIS RASIO KINERJA PERBANKAN PRE-MERGER DAN POST-MERGER PADA BANK-BANK UMUM NASIONAL ANALISIS RASIO KINERJA PERBANKAN PRE-MERGER DAN POST-MERGER PADA BANK-BANK UMUM NASIONAL DERY MARADONA SE 92057 dery_mb@yahoo.co.id ABSTRAK xvi + 06 Halaman + Daftar Pustaka + Lampiran Penulisan tesis

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN EFISIENSI BANK UMUM KONVENSIONAL DAN BANK UMUM SYARIAH DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) ( Periode Tahun )

ANALISIS PERBANDINGAN EFISIENSI BANK UMUM KONVENSIONAL DAN BANK UMUM SYARIAH DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) ( Periode Tahun ) ANALISIS PERBANDINGAN EFISIENSI BANK UMUM KONVENSIONAL DAN BANK UMUM SYARIAH DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) ( Periode Tahun 2008-2012 ) ARTIKEL PUBLIKASI OLEH : ASMA NURUL AINI B 300 100

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keberadaan lembaga perantara keuangan (financial intermediary institution)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keberadaan lembaga perantara keuangan (financial intermediary institution) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Bank Keberadaan lembaga perantara keuangan (financial intermediary institution) sangat penting dalam suatu sistem perekonomian modern. Lembaga

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Industri perbankan memegang peranan yang sangat vital bagi perekonomian Indonesia. Bank merupakan lembaga keuangan terpenting, dan sangat

PENDAHULUAN Industri perbankan memegang peranan yang sangat vital bagi perekonomian Indonesia. Bank merupakan lembaga keuangan terpenting, dan sangat ANALISIS KINERJA EFISIENSI TEKNIS BANK PEMBANGUNAN DAERAH (BPD) DENGAN PENDEKATAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) Safira Rahmannia Jurusan Ekonomi Akuntansi, Universitas Gunadarma safir.rahma@gmail.com

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN

ANALISIS EFISIENSI PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN ANALISIS EFISIENSI PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN 2012-2013 Oleh: Dichi Febrian Putra Mahasiswa Pasca Sarjana Ilmu Ekonomi Universitas Gadjah Mada putrafebrian677@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Perbankan memiliki kedudukan

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Perbankan memiliki kedudukan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 Tahun 1998 tentang perbankan bahwa bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1 Sejarah Perbankan Indonesia Periode Agustus 2012.

I. PENDAHULUAN. 1  Sejarah Perbankan Indonesia Periode Agustus 2012. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan bank swasta nasional yang sangat cepat dimulai pada tahun 1980an. Jumlah bank pada tahun 1988 adalah sebanyak 106 bank, kemudian meningkat menjadi 239 bank

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan ekonomi tidak lepas dari peranan sektor perbankan sebagai lembaga pembiayaan bagi sektor riil. Pembiayaan yang diberikan sektor perbankan kepada sektor riil

Lebih terperinci

Pengukuran Efisiensi Produksi dengan Metode Data Envelopement Analysis di Divisi Wire Rod Mill

Pengukuran Efisiensi Produksi dengan Metode Data Envelopement Analysis di Divisi Wire Rod Mill Jurnal Teknik Industri, Vol.1, No.3, September 2013, pp.233-238 ISSN 2302-495X Pengukuran Efisiensi Produksi dengan Metode Data Envelopement Analysis di Divisi Wire Rod Mill Akbar Utama H.M 1, Achmad Bahauddin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. barang, pesaing, perkembangan pasar, perkembangan perekonomian dunia.

BAB I PENDAHULUAN. barang, pesaing, perkembangan pasar, perkembangan perekonomian dunia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini laju pertumbuhan ekonomi dunia dipengaruhi oleh dua elemen penting yaitu globalisasi dan kemajuan teknologi yang menyebabkan persaingan diantara perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU No.10 tahun 1998 dikatakan bahwa bank adalah badan usaha. yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU No.10 tahun 1998 dikatakan bahwa bank adalah badan usaha. yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam UU No.10 tahun 1998 dikatakan bahwa bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1.KERANGKA PENELITIAN Penelitian ini dilakukan berdasarkan pada kebutuhan untuk melengkapi analisis benchmarking yang telah dilakukan sebelumnya oleh BUMIDA untuk menentukan

Lebih terperinci

Sumber : Statistik Perbankan Syariah 2013

Sumber : Statistik Perbankan Syariah 2013 Pendahuluan Bank sebagai salah satu lembaga keuangan memegang peranan yang sangat penting dalam perekonomian suatu Negara, yaitu sebagai lembaga intermediasi antara (surplus unit) dan (deficit unit). Fungsi

Lebih terperinci

Analisis Hubungan Antar Variabel Input dan Output

Analisis Hubungan Antar Variabel Input dan Output IV. Analisis Hubungan Antar Variabel Input dan Output 4.1. Perkembangan Biaya dan Laba Pola gambaran perkembangan dari total biaya dan total laba dari masingmasing bank berdasarkan kelompoknya akan dijelaskan

Lebih terperinci

Sasmita Claudia Pontoh Fakultas Eknomi dan Bisnis, Universitas Ma Chung Malang

Sasmita Claudia Pontoh Fakultas Eknomi dan Bisnis, Universitas Ma Chung Malang Tingkat Efisiensi Dan Total Produktivitas Bank Umum Syariah Di Indonesia Tahun 2010-2014 Menggunakan Pendekatan Dea Dan Malmquist Index Sasmita Claudia Pontoh Fakultas Eknomi dan Bisnis, Universitas Ma

Lebih terperinci

Pengembangan Kawasan Andalan Probolinggo- Pasuruan-Lumajang Melalui Pendekatan Peningkatan Efisiensi

Pengembangan Kawasan Andalan Probolinggo- Pasuruan-Lumajang Melalui Pendekatan Peningkatan Efisiensi JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (0) ISSN: 0-97 Pengembangan Kawasan Andalan Probolinggo- Pasuruan-Lumajang Melalui Pendekatan Reza P. Adhi, Eko Budi Santoso Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota,

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN EFISIENSI BANK UMUM SYARIAH DAN BANK UMUM KONVENSIONAL DENGAN METODE DATA EVELOPMENT ANALYSIS (DEA) PERIODE

ANALISIS PERBANDINGAN EFISIENSI BANK UMUM SYARIAH DAN BANK UMUM KONVENSIONAL DENGAN METODE DATA EVELOPMENT ANALYSIS (DEA) PERIODE ANALISIS PERBANDINGAN EFISIENSI BANK UMUM SYARIAH DAN BANK UMUM KONVENSIONAL DENGAN METODE DATA EVELOPMENT ANALYSIS (DEA) PERIODE 2010-2014 Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tingkat internasional, Perhimpunan bank-bank umum nasional (Perbanas)

BAB I PENDAHULUAN. tingkat internasional, Perhimpunan bank-bank umum nasional (Perbanas) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam upaya peningkatan daya saing industri perbankan nasional di tingkat internasional, Perhimpunan bank-bank umum nasional (Perbanas) mengusulkan adanya merger Bank

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar modal akhir-akhir ini membawa peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar modal akhir-akhir ini membawa peranan yang sangat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan pasar modal akhir-akhir ini membawa peranan yang sangat penting dalam kegiatan perekonomian dunia. Bahkan pasar modal dapat juga dipandang

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI KINERJA MENGGUNAKAN MODEL DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) PADA PT XYZ

ANALISIS EFISIENSI KINERJA MENGGUNAKAN MODEL DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) PADA PT XYZ ANALISIS EFISIENSI KINERJA MENGGUNAKAN MODEL DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) PADA PT XYZ ZA IMATUN NISWATI 081385659518 zaimatunnis@gmail.com Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Matematika

Lebih terperinci

PENGUKURAN EFISIENSI BANK BUMN DI INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS

PENGUKURAN EFISIENSI BANK BUMN DI INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS PENGUKURAN EFISIENSI BANK BUMN DI INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS Bayu Sulistyono bay.sulistyono@gmail.com Magister Manajemen, Universitas Mercubuana Jakarta, Indonesia Abstrak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan Amerika pada beberapa tahun terakhir telah membawa dampak runtuhnya

BAB I PENDAHULUAN. dan Amerika pada beberapa tahun terakhir telah membawa dampak runtuhnya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Krisis keuangan yang melanda sebagian besar negara di kawasan Eropa dan Amerika pada beberapa tahun terakhir telah membawa dampak runtuhnya sendi-sendi perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN (pakjun 1983) dan paket kebijakan oktober 1988 (pakto 1988). Deregulasi

BAB I PENDAHULUAN (pakjun 1983) dan paket kebijakan oktober 1988 (pakto 1988). Deregulasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia perbankan di Indonesia sangat pesat setelah terjadi deregulasi di bidang keuangan, moneter dan perbankan pada paket kebijakan Juni 1983 (pakjun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peran Perbankan sebagai lembaga intermediasi cukup penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Peran Perbankan sebagai lembaga intermediasi cukup penting dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Peran Perbankan sebagai lembaga intermediasi cukup penting dalam perekonomian. Bila sistem perbankan sehat maka perekonomian negara akan dapat tumbuh dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Pakto 88), menjadi 240 bank pada tahun Sedangkan Bank

BAB I PENDAHULUAN. (Pakto 88), menjadi 240 bank pada tahun Sedangkan Bank DAFTAR LAMPIRAN Lampiran I : Laporan Keuangan Bank CIMB Niaga Tahun 2006, 2007 Dan 2008... 83 Lampiran II : Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasian Bank CIMB Niaga Tahun 2006, 2007 dan 2008... 93 Lampiran

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Dalam hal ini penulis akan melakukan analisa kinerja keuangan bank yang

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Dalam hal ini penulis akan melakukan analisa kinerja keuangan bank yang BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Dalam hal ini penulis akan melakukan analisa kinerja keuangan bank yang menjadi sampel dalam penelitian ini yaitu: PT Bank Mandiri dan PT Bank Rakyat Indonesia. Analisis

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PADA PERBANKAN SYARIAH DENGAN PERBANKAN KONVENSIONAL

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PADA PERBANKAN SYARIAH DENGAN PERBANKAN KONVENSIONAL ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PADA PERBANKAN SYARIAH DENGAN PERBANKAN KONVENSIONAL NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

Lebih terperinci

Pengembangan Kawasan Andalan Probolinggo- Pasuruan-Lumajang Melalui Pendekatan Peningkatan Efisiensi

Pengembangan Kawasan Andalan Probolinggo- Pasuruan-Lumajang Melalui Pendekatan Peningkatan Efisiensi JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (0) ISSN: 7-59 (0-97 Print) C-8 Pengembangan Kawasan Andalan Probolinggo- Pasuruan-Lumajang Melalui Pendekatan Reza P. Adhi dan Eko Budi Santoso Program Studi Perencanaan

Lebih terperinci

CLASTERING PROGRAM STUDI TEKNIK DENGAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA)

CLASTERING PROGRAM STUDI TEKNIK DENGAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) CLASTERING PROGRAM STUDI TEKNIK DENGAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) Joni Mustofa, Budi Santoso Teknik Industri FTI-UPNV Jatim e-mail: iyonakajoni@gmail.com ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah

Lebih terperinci

PENENTUAN NILAI PRODUKTIVITAS RELATIF TIAP KANTOR LAYANAN DARI PT BANK XXXX DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA)

PENENTUAN NILAI PRODUKTIVITAS RELATIF TIAP KANTOR LAYANAN DARI PT BANK XXXX DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) PENENTUAN NILAI PRODUKTIVITAS RELATIF TIAP KANTOR LAYANAN DARI PT BANK XXXX DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) TUGAS SARJANA Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 25 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan PT Bank Danamon Indonesia, Tbk didirikan pada tahun 1956 sebagai Bank Kopra Indonesia. Di tahun 1976 nama tersebut kemudian diubah menjadi PT Bank

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dampak terhadap munculnya peluang peluang diberbagai bidang usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. dampak terhadap munculnya peluang peluang diberbagai bidang usaha yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan teknologi yang tumbuh pesat, membawa dampak terhadap munculnya peluang peluang diberbagai bidang usaha yang menyebabkan dinamika

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Dari penelitian yang telah dilakukan, dan telah dijelaskan pula di bab-bab sebelumnya, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut: 1. Kondisi Capital Adequacy Ratio

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juga memberikan kontribusi yang sangat positif terhadap dunia usaha dan

BAB I PENDAHULUAN. juga memberikan kontribusi yang sangat positif terhadap dunia usaha dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Industri perbankan Indonesia selama dekade terakhir mengalami perkembangan yang pesat dan penuh gejolak. Kebijaksanaan pemerintah pada bulan Oktober 1988 yang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Sumanth (1984) dalam bukunya menjelaskan bahwa efisiensi berhubungan dengan seberapa baik kita menggunakan sumber daya yang ada untuk mendapatkan suatu hasil. Secara matematis efisiensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan lapangan pekerjaan (Badan Pusat Statistik 2010). Oleh sebab itu

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan lapangan pekerjaan (Badan Pusat Statistik 2010). Oleh sebab itu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) merupakan salah satu komponen pelaku usaha yang mempunyai sumbangan cukup besar dalam menciptakan lapangan pekerjaan (Badan Pusat Statistik

Lebih terperinci

EFISIENSI BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) Dea Anisa Miranti 1 Kartika Sari 2

EFISIENSI BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) Dea Anisa Miranti 1 Kartika Sari 2 EFISIENSI BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) Dea Anisa Miranti 1 Kartika Sari 2 1,2 Universitas Gunadarma, 1 deaanisa.sef@gmail.com 2 kartika@staff.gunadarma.ac.id

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. perubahan rasio-rasio CAMEL yang bersifat kuantitatif. Secara singkat, rasio

BAB III METODOLOGI. perubahan rasio-rasio CAMEL yang bersifat kuantitatif. Secara singkat, rasio BAB III METODOLOGI 3. Kerangka pikir Yang akan diuji dalam tesis ini adalah perbaikan kesehatan bank dinilai dari perubahan rasio-rasio CAMEL yang bersifat kuantitatif. Secara singkat, rasio keuangan CAMEL

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan pada pengujian teori melalui variable-variabel penelitian dengan

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan pada pengujian teori melalui variable-variabel penelitian dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yaitu metode yang menekankan pada pengujian teori melalui variable-variabel penelitian dengan

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI BANK BUMD REGIONAL SUMATERA BERDASARKAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) STUDI KASUS: BANK ACEH, BANK NAGARI DAN BANK SUMUT

ANALISIS EFISIENSI BANK BUMD REGIONAL SUMATERA BERDASARKAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) STUDI KASUS: BANK ACEH, BANK NAGARI DAN BANK SUMUT ANALISIS EFISIENSI BANK BUMD REGIONAL SUMATERA BERDASARKAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) STUDI KASUS: BANK ACEH, BANK NAGARI DAN BANK SUMUT Tri Agustina Paidi Hidayat, SE, M.Si ABSTRACT Purpose of this

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah lembaga kepercayaan yang berfungsi sebagai lembaga

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah lembaga kepercayaan yang berfungsi sebagai lembaga BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Bank adalah lembaga kepercayaan yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi, membantu kelancaran sistem pembayaran, dan tidak kalah pentingnya sebagai lembaga

Lebih terperinci

BAB 3 METODA PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data kuantitatif

BAB 3 METODA PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data kuantitatif BAB 3 METODA PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data kuantitatif dengan sumber data sekunder berupa data time series yaitu laporan keuangan

Lebih terperinci

EVALUASI DUA TAHAP EFISIENSI CABANG BANK MENGGUNAKAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA)

EVALUASI DUA TAHAP EFISIENSI CABANG BANK MENGGUNAKAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) EVALUASI DUA TAHAP EFISIENSI CABANG BANK MENGGUNAKAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) Oleh : Vivit Ninda Mayangsari (1207 100 030) Dosen Pembimbing: Drs. Sulistiyo,, MT 1 Latar Belakang Rumusan Masalah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian 3.1.1 Ruang Lingkup Periode Penelitian Penelitian ini dilakukan terhadap reksa dana saham di Indonesia pada periode tahun 2004 sampai dengan tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikeluarkanya paket kebijakan Menteri Keuangan pada Desemeber 1983 yang

BAB I PENDAHULUAN. dikeluarkanya paket kebijakan Menteri Keuangan pada Desemeber 1983 yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penerapan ekonomi syariah di Indonesia secara historis dimulai sejak dikeluarkanya paket kebijakan Menteri Keuangan pada Desemeber 1983 yang dikenal dengan pakdes 1983.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sektor keuangan, terutama industri perbankan, berperan sangat penting bagi aktivitas perekonomian. Industri perbankan sangat dibutuhkan dalam pembangunan ekonomi,

Lebih terperinci