15 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dermatitis tangan merupakan salah satu bentuk dermatitis okupasional yang paling sering terjadi, karena bagian tubuh yang paling sering terkena dermatitis okupasional adalah tangan (80%) akibat sering terpapar bahan kimia dan lingkungan (Nanko, 2004). Dermatitis okupasional adalah kondisi inflamasi pada kulit yang disebabkan atau dipicu oleh substansi atau proses yang berhubungan lingkungan kerja (Honari dkk, 2011). Dermatitis tangan ini cukup sulit untuk diterapi, kronis dan sering relaps. Dermatitis tangan mempunyai dampak yang besar pada pekerjaan, sosial dan psikologis penderita (Diepgen dkk, 2007). Cvetkovski dkk (2005) melaporkan bahwa menyebabkan ijin sakit meninggalkan pekerjaan yang berkepanjangan (lebih dari 5 minggu pertahun) pada 19,9% penderita dan 23 persennya kehilangan pekerjaan. Hal ini terjadi terutama pada yang parah (Luk dkk, 2011). Dermatitis tangan juga menimbulkan stigma sosial karena tangan adalah organ komunikasi dan ekspresi serta lokasinya mudah terlihat (Diepgen dkk, 2007). pada populasi umum sebesar 2-10% dan dipengaruhi oleh beberapa faktor risiko endogen maupun eksogen. Riwayat alergi dan dermatitis atopik merupakan faktor risiko endogen, sedangkan lingkungan terutama pekerjaan merupakan faktor eksogen dari (Smith dkk, 2003).
16 Beberapa jenis pekerjaan seperti pekerja di dapur, penata rambut, petugas kebersihan, perawat dan petugas kesehatan lainnya merupakan pekerjaan wet work (Meding dan Swanbeck, 1990). Wet work adalah pekerjaan yang menyebabkan kondisi tangan terpapar cairan selama lebih dari 2 jam per hari atau penggunaan sarung tangan oklusif lebih dari 2 jam perhari atau mencuci tangan lebih dari 20 kali per hari (Lerbaek dkk, 2007). Wet work merupakan salah satu faktor risiko eksogen yang penting untuk sehingga pekerjaan wet work berisiko tinggi untuk terkena (Diepgen dkk, 2007). Penelitian epidemiologis di berbagai negara menunjukkan prevalensi pada perawat yang bervariatif antara 17,7-70%. pada perawat juga bervariasi antar departemen di rumah sakit. Perbedaan prevalensi ini menurut Jungbauer dkk (2004) disebabkan karena jenis paparan wet work yang berbeda seperti kontak air dan deterjen, antiseptik alkohol dan penggunaan sarung tangan oklusif antara masing-masing departemen. Tangan perawat atau petugas kesehatan merupakan vektor transmisi mikroorganisme dan merupakan salah satu mekanisme transmisi infeksi nosokomial. Kebersihan/ higiene tangan sangat penting untuk pencegahan infeksi nosokomial dan merupakan inti program pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dalam latar belakang penelitian di atas, dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:
17 1. Berapakah prevalensi di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta? 2. Apa saja faktor risiko yang mempengaruhi pada perawat di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta? 3. Apakah terdapat hubungan antara faktor risiko dan tingkat keparahan pada perawat di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui prevalensi pada perawat di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. 2. Mengetahui faktor risiko yang berpengaruh terhadap pada perawat di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. 3. Mengetahui hubungan faktor risiko tingkat keparahan dermatitis tangan pada perawat di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi peneliti, dapat mengetahui prevalensi dan tingkat keparahannya pada perawat di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, dan meningkatkan pemahaman mengenai faktor risiko terhadap terjadinya pada perawat. 2. Bagi insitusi, dapat digunakan sebagai masukan untuk mengetahui prevalensi pada perawat di RSUP Dr. Sardjito dan faktor risiko yang berperan pada pada perawat di RS. dermatitis tangan merupakan indikator yang berguna untuk mengetahui beban dari
18 penyakit ini dan dapat memberikan informasi untuk merencanakan tindakan preventifnya. 3. Bagi subyek penelitian dapat memberikan informasi mengenai faktor risiko yang berpengaruh terhadap terjadinya, sehingga dapat melindungi tangan dari paparan dan mengurangi paparan faktor risiko yang tidak diperlukan. E. Keaslian Penelitian Berdasarkan penelusuran melalui internet yang dilakukan penulis melalui http://search.ebscohost.com/ dan http://www.sciencedirect.com/ menggunakan kata kunci hand dermatitis, risk dan nurse terdapat 15 dan 11 artikel. Sepengetahuan penulis sampai sejauh ini belum pernah dilakukan penelitian mengenai prevalensi dan faktor risikonya pada perawat di RSUP Dr. Sardjito. Tabel 1. Penelitian berkaitan prevalensi, faktor risiko dan perawat. Peneliti, Tahun Smith dkk, 2004, Environ Health Prev Med; 9: 181-4 Smith dkk, 2003, J Epid; 13: 157-60 Judul Penelitian Work Environment and among Nurses in a Chinesse Teaching Hospital Prevalence and Correlates of among Nurses in a Japanese Teaching Subyek penelitian N=206--> N=305--> Hasil 18,3%, faktor risiko wet work dan alergi sistemik, sedangkan frekuensi cuci tangan dan departemen tempat kerja tidak 35%, faktor risiko riwayat alergi dan frekuensi cuci tangan, sedangkan Perbedaan Tanpa Tanpa
19 Ibler dkk, 2012, Contact Dermatitis; 67: 200-207 Lampel dkk, 2007, J Dermat; 18(3): 140-2 Smith dkk, 2005, Australian J of Advance Nursing; 22(3)28-32 Hospital Hand eczema: prevalence and risk factors of hand eczema in a population of 2274 healthcare workers Prevalence of in Inpatient Nurses at a United States Hospital Prevalence of Among Hospital Nurses Working In a Tropical Environment N=2274--> N=167--> N=148--> penggunaan sarung tangan tidak berhubungan signifikan. 21%, faktor risiko,dermatitis atopik,usia yang lebih muda, dan jumlah jam kerja perminggu. Tingkat keparahan berdasar VAS ringan/sedang sebesar 86%. Tingkat keparahan berhubungan signifikan dermatitis atopik 55%, riwayat atopi, frekuensi cuci tangan, frekuensi dan durasi pemakaian sarung tangan, jumlah jam kerja per minggu, jenis bahan untuk membersihkan tangan tidak berkorelasi prevalensi. 50%, yang merupakan faktor risiko adalah riwayat alergi, frekuensi cuci tangan. Penggunaan sarung tangan, bangsal tempat bekerja tidak berpengaruh Dengan tanpa fisik.dilakukan pada semua pekerja kesehatan di 3 rumah sakit. Pada perawat rawat inap saja.tanpa Hanya perawat bangsal saja.tanpa pertanyaan mengenai durasi tangan basah, pekerjaan rumah tangga.
20 Ozyazicioglu dkk, 2010, J of Clin Nursing; 19: 1597-1603 Hand dermatitis among paediatric nurses N= 158--> sebesar 47,5%, faktor risiko signifikan yaitu unit kerja, frekuensi cuci tangan, riwayat alergi. Penggunaan sarung tangan tidak berpengaruh secara signifikan. Tanpa