BAB III DATA A. KEMASAN

dokumen-dokumen yang mirip
TEKNIK PENGEMASAN DAN LABELING PRODUK MAKANAN

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

QUIZ PENGENALAN MATA KULIAH

A. PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP PENGEMASAN

Tim Dosen Pengampu TPPHP FTP UB /05/2013 1

PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP PENGEMASAN

Pengemasa Makanan. Oleh: Ilzamha Hadijah Rusdan, S.TP., M.Sc

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. juga mempunyai efek menguntungkan terhadap kesehatan (Winarti,2006)

PENGEMASAN DAN PENYIMPANAN PRODUK INDUSTRI RUMAH TANGGA PANGAN (IRTP)

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pasteurisasi dan Pendinginan Secara umum proses pasteurisasi adalah suatu proses pemanasan yang relatif

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 1999 TENTANG LABEL DAN IKLAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Adalah Pengepakan Fungsi Pengemasan

LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA BALAI BESAR PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA

KEMASAN SAYURAN SEGAR

PLASTIK SEBAGAI BAHAN KEMASAN INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN (oleh: Bambang S. Ariadi)

KEMASAN ASEPTIS DAN SISTEM STERILISASI PRODUK

BAB IV KONSEP RANCANGAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 1999 TENTANG LABEL DAN IKLAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENGEMASAN INTRODUCTION PASSIVE PACKAGING INTRODUCTION 12/20/2012. Klasifikasi Beberapa Jenis Kemasan :

I. PENDAHULUAN. Saat ini, plastik banyak digunakan sebagai kemasan makanan dan minuman.

KEMASAN ASEPTIS DAN SISTEM STERILISASI PRODUK

UNIVERSITAS SAHID JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Strategi ini dapat membuat konsumen yang berkunjung ke daerah tersebut

KEMASAN ASEPTIS DAN SISTEM STERILISASI PRODUK

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan yang berdampingan dengan teknologi yang mempermudah

Pengertian Pengemasan

BAB IV PENGEMASAN VACUUM DAN CUP SEALER

Kemasana Makanan Kemasan Minuman Kemasan Kosmetik Kemasan Obat Kemasan Sabun Kemasan Keecap / Saus

BAB II LANDASAN TEORI. Kemasan dan desain kemasan telah menjadi faktor penting dalam

Kemasan Alumunium dan Alumunium Foil

PERINKOP DAN UMKM KABUPATEN MAGELANG TAHUN

PERINKOP DAN UMKM KABUPATEN MAGELANG TAHUN

A. Pengertian Kemasan

LAPORAN PRAKTIKUM PENGEMASAN DAN PENYIMPANAN SAMBUNGAN GANDA PADA KALENG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN. Logo Tara. Kode. Kemasan Pangan.

2016, No Nomor 227, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5360); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1999 tentang Label dan Ikl

PENGARUH JENIS KEMASAN DAN LAMA PENYIMPANAN TEHADAP SIFAT KIMIA, MIKROBIOLOGI, DAN ORGANOLEPTIK PERMEN KARAMEL SUSU KAMBING. (Laporan Penelitian) Oleh

SEJARAH DESAIN. Media Promosi, Kemasan Modul 2. Udhi Marsudi, S.Sn. M.Sn. Modul ke: Fakultas Desain dan Seni Kreatif. Program Studi Desain Produk

Draft PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PERSYARATAN PANGAN STERIL KOMERSIAL

PERATURAN KEMASAN DAN PEDOMAN UMUM PELABELAN. 31 Oktober

BALAI BESAR KIMIA DAN KEMASAN KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN 2012

RANCANGAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN 2016 TENTANG PENGAWASAN SUPLEMEN KESEHATAN

Tidak ada makanan yang steril Mikroorganisme : bakteri, kapang, khamir Bakteri dalam bahan makanan :

I.PENDAHULUAN. dengan membentuk identitas produk yang kuat melalui persaingan merek,

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2016 TENTANG PERSYARATAN PANGAN STERIL KOMERSIAL

2 2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik I

PENGEMBANGAN DESAIN KEMASAN SEKUNDER PARFUM MERK GRIYA PARFUMES SIDOARJO

Filet kakap beku Bagian 3: Penanganan dan pengolahan

PELABELAN DAN IKLAN PANGAN

BABI PENDAHULUAN. Manusia sebelum mengenal dan membuat suatu kemasan, alam sendiri

Ikan segar - Bagian 3: Penanganan dan pengolahan

Pengolahan, Pengemasan dan Penyimpanan Hasil Pertanian

MATERI 2 KONSEP PRODUK

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2013

PENGEMASAN DAN PENYIMPANAN BAHAN PANGAN

BAB 4 ANALISIS PERMASALAHAN

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

The First Food Technology Undergraduate Program Outside of North America Approved by the Institute of Food Technologists (IFT)

PENGEMASAN DAN LABELISASI PANGAN HASIL TERNAK

Jenis kemasan Bahan pengemas Teknologi pengemasan

PENGEMASAN MAKANAN. Penulis: Denok Indraswati. Penerbit: Forum Ilmiah Kesehatan (FORIKES) Tahun 2017

PENGEMBANGAN PROSEDUR DAN LEMBAR KERJA

PENGUATAN USAHA PRODUKSI KEMBANG GOYANG DI NGAMPIN AMBARAWA

I. PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya bioteknologi, terdapat kecenderungan bahwa

PENJELASAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 1999 TENTANG LABEL DAN IKLAN PANGAN

Pengalengan buah dan sayur. Kuliah ITP

CARA PRODUKSI PANGAN Jejaring Promosi Keamanan Pangan dalam Sistem Keamanan Pangan Terpadu Nasional SIAP SAJI YANG BAIK

NAMA KELOMPOK : PUTRI FEBRIANTANIA M ( ) R

II. TINJAUAN PUSTAKA. disertai dengan proses penggilingan dan penjemuran terasi. Pada umumnya

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Seluk-Beluk Jasa Pengiriman Barang yang Perlu Diketahui

PEMILIHAN DAN PENGOLAHAN SAMPAH ELI ROHAETI

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK

SNI Standar Nasional Indonesia. Udang beku Bagian 3: Penanganan dan pengolahan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

PEMBUANGAN DAN PEMUSNAHAN OBAT-OBAT RUSAK DAN KADALUWARSA. Prof. Dr. Slamet Ibrahim S. DEA. Apt. Farmakokimia- Sekolah Farmasi ITB 2009

BERITA NEGARA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

terhadap lingkungan (Khomsan, 2003). Kemasan polistirena foam atau Styrofoam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

2 3. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara R

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KONSUMEN DAN KADALUWARSA. Menurut Pasal 1 Ayat (2) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang

Ikan tuna dalam kaleng Bagian 3: Penanganan dan pengolahan

BLANSING PASTEURISASI DAN STERIISASI

Teti Estiasih - THP - FTP - UB

TEKNOLOGI MANAJEMEN PENGEMASAN

II. LANDASAN TEORI. Menurut American Marketing Association ( AMA ) dalam Kotler dan Keller

1. mutu berkecambah biji sangat baik 2. dihasilkan flavour yang lebih baik 3. lebih awet selama penyimpanan

Pembuatan Yogurt. 1. Pendahuluan

SNI 0123:2008. Standar Nasional Indonesia. Karton dupleks. Badan Standardisasi Nasional ICS

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK RANCANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI.

KEAMANAN PANGAN UNTUK INDONESIA SEHAT. keterkaitannya dengan penyakit akibat pangan di mana masalah keamanan pangan di suatu

KEMASAN TRANSPOR 31 October

Menimbang : Mengingat :

Transkripsi:

BAB III DATA A. KEMASAN Kemasan dapat didefinisikan sebagai seluruh kegiatan merancang dan memproduksi wadah atau bungkus atau kemasan suatu produk. Kemasan meliputi tiga hal, yaitu: 1. Merek, Merek adalah nama, istilah, tanda, symbol, disain atau kombinasi dari unsur-unsur ini, yang dimaksudkan sebagai pengenal barang atau jasa dari penjual dan sebagai pembeda dengan pesaing. Nama merek adalah bagian dari merek yang dapat di ucapkan, bahwa merek jika ingin dilindungi harus dipastikan sudah mendapatkan perlindungan dari HKI 2. Kemasan, Kemasan dapat berupa wadah utama produk, kemasan sekunder yang dibuang pada saat produknya digunakan, kemasan yang dikhususkan untuk menyimpan, mengindentifikasi, dan mengirim produknya. 3. Label, Label adalah sejumlah keterangan pada kemasan produk. Secara umum, label minimal harus berisi nama atau merek produk, bahan baku, bahan tambahan komposisi, informasi gizi, tanggal kedaluwarsa, isi produk, dan keterangan legalitas. Adapun label sebagai sejumlah keterangan yang dapat dimanfaatkan untuk mengetahui apakah produk mengandung unsur-unsur yang diharamkan atau membahayakan bagi kesehatan. Keterangan pada label perlu dipastikan mengikuti aturan yang berlaku. Ada tiga alasan utama untuk melakukan pembungkusan, yaitu: 1. Kemasan memenuhi syarat keamanan dan kemanfaatan. Kemasan melindungi produk dalam perjalanannya dari produsen ke konsumen. Produk 1

yang dikemas biasanya lebih bersih, menarik dan tahan terhadap kerusakan yang disebabkan oleh cuaca. 2. Kemasan dapat melaksanakan program pemasaran. Melalui kemasan identifikasi produk menjadi lebih efektif dan dengan sendirinya mencegah pertukaran oleh produk pesaing. Kemasan merupakan satu-satunya cara perusahaan membedakan produknya. 3. Kemasan merupakan suatu cara untuk meningkatkan laba perusahaan.oleh karena itu perusahaan harus membuat kemasan semenarik mungkin. Dengan kemasan yang sangat menarik diharapkan dapat memikat dan menarik perhatian konsumen. Selain itu, kemasan juga dapat mangurangi kemungkinan kerusakan barang dan kemudahan dalam pengiriman. (http://blog.ub.ac.id) Gambar 6 Kemasan (Sumber: www.thedieline.com) Dari segi promosi, kemasan berfungsi sebagai perangsang atau daya tarik pembeli. Karena itu bentuk, warna dan dekorasi dari kemasan perlu diperhatikan perencanaannya. 1. KLASIFIKASI KEMASAN Kemasan dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa cara yaitu : a. Klasifikasi kemasan berdasarkan frekuensi pemakaian 2

1. Kemasan sekali pakai (disposable), yaitu kemasan yang langsung dibuang setelah dipakai. Contoh bungkus plastik untuk es, permen. 2. Kemasan yang dapat dipakai berulangkali (multitrip), contoh : botol minuman, botol kecap, botol sirup. 3. Kemasan atau wadah yang tidak dibuang atau dikembalikan oleh konsumen (semidisposable), tapi digunakan untuk kepentingan lain oleh konsumen, misalnya botol untuk tempat air minum dirumah, kaleng biskuit untuk tempat kerupuk. b. Klasifikasi kemasan berdasarkan struktur sistem kemas (kontak produk dengan kemasan) : 1. Kemasan primer, yaitu kemasan yang langsung mewadahi atau membungkus bahan pangan. Misalnya kaleng susu, botol minuman, bungkus tempe. 2. Kemasan sekunder, yaitu kemasan yang fungsi utamanya melindungi kelompok-kelompok kemasan lain. Misalnya kotak karton untuk wadah susu dalam kaleng. 3. Kemasar tersier, kuartener yaitu kemasan untuk mengemas setelah kemasan primer, sekunder atau tersier. Kemasan ini digunakan untuk pelindung selama pengangkutan. Misalnya jeruk yang sudah dibungkus, dimasukkan ke dalam kardus kemudian dimasukkan ke dalam kotak dan setelah itu ke dalam peti kemas. c. Klasifikasi kemasan berdasarkan sifat kekakuan bahan kemasan : 1. Kemasan fleksibel yaitu bahan kemasan yang mudah dilenturkan tanpa adanya retak atau patah. Misalnya plastik, kertas dan foil. 2. Kemasan kaku yaitu bahan kemas yang bersifat keras, kaku, tidak tahan lenturan, patah bila dibengkokkan relatif lebih tebal dari kemasan fleksibel. Misalnya kayu, gelas dan logam. 3

3. Kemasan semi kaku/semi fleksibel yaitu bahan kemas yan memiliki sifat-sifat antara kemasan fleksibel dan kemasan kaku. Misalnya botol plastik (susu, kecap, saus), dan wadah bahan yang berbentuk pasta. d. Klasifikasi kemasan berdasarkan sifat perlindungan terhadap lingkungan : 1. Kemasan hermetis (tahan uap dan gas) yaitu kemasan yang secara sempurna tidak dapat dilalui oleh gas, udara atau uap air sehingga selama masih hermetis wadah ini tidak dapat dilalui oleh bakteri, kapang, ragi dan debu. Misalnya kaleng, botol gelas yang ditutup secara hermetis. Kemasan hermetis dapat juga memberikan bau dari wadah itu sendiri, misalnya kaleng yang tidak berenamel. 2. Kemasan tahan cahaya yaitu wadah yang tidak bersifat transparan, misalnya kemasan logam, kertas dan foil. Kemasan ini cocok untuk bahan pangan yang mengandung lemak dan vitamin yang tinggi, serta makanan hasil fermentasi, karena cahaya dapat mengaktifkan reaksi kimia dan aktivitas enzim. 3. Kemasan tahan suhu tinggi, yaitu kemasan untuk bahan yang memerlukan proses pemanasan, pasteurisasi dan sterilisasi. Umumnya terbuat dari logam dan gelas. e. Klasifikasi kemasan berdasarkan tingkat kesiapan pakai (perakitan) : 1. Wadah siap pakai yaitu bahan kemasan yang siap untuk diisi dengan bentuk yang telah sempurna. Contoh : botol, wadah kaleng dan sebagainya. 2. Wadah siap dirakit / wadah lipatan yaitu kemasan yang masih memerlukan tahap perakitan sebelum diisi. Misalnya kaleng dalam bentuk lembaran (flat) dan silinder fleksibel, wadah yang terbuat dari kertas, foil atau plastik. Keuntungan penggunaan wadah siap dirakit ini adalah penghematan ruang dan kebebasan dalam menentukan. (http://www.kejari.com) 4

2. KEMASAN PRODUK OBAT Proses pengemasan merupakan salah satu tahapan penting dalam pembuatan sediaan farmasi. Tahapan ini juga ikut mempengaruhi stabilitas dan mutu produk akhir. Bahkan belakangan ini, faktor kemasan dapat menjadi gambaran ukuran bonafiditas 1 suatu produk/perusahaan farmasi (Kurniawan, 2012). Untuk menjamin stabilitas produk, harus ditetapkan syarat yang sangat tegas terhadap bahan kemas primer, yang seringkali menyatu dengan seluruh bahan yang diisikan baik berupa cairan dan semi padatan. Bahan kemas sekunder pada umumnya tidak berpengaruh terhadap stabilitas (Voigt, 1995). Gambar 7 Kemasan Obat (Sumber: http://carapedia.com) Pengemasan adalah wadah atau pembungkus yang dapat membantu mencegah atau mengurangi terjadinya kerusakan-kerusakan pada bahan yang dikemas / dibungkusnya. Pengemas diartikan sebagai wadah, tutup dan selubung sebelah luar, artinya keseluruhan bahan kemas, dengannya obat ditransportasikan dan/atau disimpan (Voigt, 1995). Menurut PP RI No. 72 Tahun 1998 Tentang Pengamanan Sediaan Farmasi Dan Alat Kesehatan, menetapkan kemasan sediaan farmasi dan alat kesehatan yaitu: 1 Bonafiditas adalah hal dapat dipercaya dengan baik dari segi kejujuran maupun kemampuannya. 5

Pasal 24 (1). Pengemasan sediaan farmasi dan alat kesehatan dilaksanakan dengan menggunakan bahan kemasan yang tidak membahayakan kesehatan manusia dan/atau dapat mempengaruhi berubahnya persyaratan mutu, keamanan dan kemanfaatan sediaan farmasi dan alat kesehatan. (2). Ketentuan lebih lanjut mengenai pengemasan sediaan farmasi dan alat kesehatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur oleh Menteri. Pasal 25 (1). Sediaan farmasi dan alat kesehatan yang mengalami kerusakan kemasan yang langsung bersentuhan dengan produk sediaan farmasi dan alat kesehatan,dilarang untuk diedarkan. (2). Sediaan farmasi dan alat kesehatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dimusnahkan sesuai dengan ketentuan mengenai pemusnahan sediaan farmasi dan alat kesehatan. (Sumber: http://tempo.co.id) B. PRODUK OBAT Dalam mendesain produk obat bukan hanya dinilai dari segi pengemasan saja ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan yaitu Desain, ada kalanya konsumen yang memilih produk obat memperhatikan visual atau keindahan estetika dari desain kemasan terutama jika harga dan fungsi utama obat sudah terpenuhi. Komunikatif/ kejelasan pada penulisan informasi obat, setiap konsumen pasti ingin mengetahui kegunaan dari obat yang dibeli sehingga aspek ini menjadi point penting yang harus diperhatikan agar tidak adanya kesalahan dalam pemilihan produk obat. Material yang digunakan, apakah material yang digunakan mencerminkan kebersihan/ kesehatan. Industri farmasi obat membedakan desain kemasan untuk berbagai aspek dan kebutuhan seperti produk obat yang dibedakan berdasarkan segi pemasarannya yaitu: 6

NO NAMA JENIS KEMASAN PENJELASAN 1 Ethical Produk yang termasuk dalam Ethical adalah produk atau obat yang memerlukan resep dokter untuk mendapatkan atau membeli produk obat tersebut. Produk Ethical termasuk juga produk-produk atau alat kesehatan yang biasa dimasukan ke rumah sakit dan apotik-apotik yang tersebar di seluruh Indonesia 2 OTC Produk OTC adalah produk yang biasa ditemukan dan bisa dibeli di toko obat yang tersebar di seluruh Indonesia. Produk OTC ini sudah resmi diperjualbelikan secara bebas di masyarakat. Jenis produknya beragam seperti Multivitamin, obat-obat tidak beresep, dll. Tabel 1. Desain Produk Obat (Sumber: http://www.ptsbf.com) C. DESAIN KEMASAN Desain kemasan merupakan suatu rancangan atas kemasan pada suatu produk tertentu yang dilakukan sebagai upaya peningkatan dan syarat produksi yang mendukung pemasaran suatu produk. Proses desain pada umumnya memperhitungkan aspek fungsi, estetik dan berbagai macam aspek lainnya, yang biasanya datanya didapatkan dari riset, pemikiran, brainstorming, maupun dari desain yang sudah ada sebelumnya. Dalam perancangan atau mendesain suatu kemasan produk dapat kita memperhatikan beberapa aspek dasar dalam menentukan kemasan produk itu sendiri, diantaranya : 1. Pola 7

Pola kemasan disesuaikan dengan produknya pertimbangan yang digunakan adalah perimbangan mekanis, kondisi penjualan, perkembangan penjualan, display dan cara-cara penggunaan kemasan tersebut. Gambar 8 Pola (Sumber: http://anieztchi.files.wordpress.com) 2. Lay Out Tata letak adalah panduan semua unsur grafis meluputi warna, bentuk, merek illustrasi, tipografi, menjadi suatu kesatuan baru yang disusun dan ditempatkan pada halaman kemasan. 8

Gambar 9 Layout (Sumber: http://anieztchi.files.wordpress.com) 3. Merek/ Logo Tanda-tanda identifikasi seperti merek/ logo perusahaan adalah meningkatkan daya tarik konsumen. Merek/ logo ini dipandang dapat menaikkan gengsi atau status seorang pembeli. (sumber: http://desainlogodesign.com) Gambar 10 Logo (Sumber: Company Profile DLBS) 4. Warna Warna adalah suatu mutu cahaya yang dapat dipantulkan dari suatu objek ke mata manusia. Warna terbagi dalam kategori terang (mudah), sedang, 9

gelap (tua). Warna pada desain kemasan biasa memiliki arti atau karakter dari produk yang dijual contohny seperti produk wanita biasa dilambangkan dengan warna-warna feminim. (sumber: http://lib.uin-malang.ac.id) Gambar 11 Warna pada kemasan (Sumber: www.mysupermarket.co.uk) 5. Tipografi Tipografi adalah teks pada kemasan yang berupa pesan-pesan kita untuk menjelaskan produk yang ditawarkan sekaligus menyerahkan konsumen untuk bersikap dan bertindak sesuai dengan harapan produsen. Dalam desain kemasan, tipografi adalah medium utama untuk mengkomunikasikan nama, fungsi, dan fakta produk bagi konsumen luas. Pemilihan tipografi, tata letak, dan penerapan huruf dan kata-kata mempengaruhi bagaimana cetakan dibaca. Akhirnya tipografi pada desain kemasan menjadi salah satu elemen paling penting dari ekspresi visual produk. (http://elib.unikom.ac.id) 10

Gambar 12 Tipografi pada kemasan (Sumber: http://devitaapriyadi.blogspot.com) 6. Redaksional Redaksional yaitu berisi tentang informasi yang ada pada produk obat yang dijual biasanya meliputi komposisi, kegunaan, cara pemakaian & aturan pemakaian, peringatan & perhatian, perusahaan yang memproduksi produk obat dan keterangan penyimpanan obat. Gambar 13 Redaksional pada kemasan (Sumber: http://klikkemasan.com) 7. Barcode Barcode adalah suatu kode dalam bentuk sejumlah baris tegak. Dalam bahasa Indonesia sering disebut juga kode baris atau kode batang atau sandi lurik. Adapula yang hanya menuliskan barkod. 11

Gambar 14 Barcode pada kemasan (Sumber: http://repository.ipb.ac.id) Dalam tulisan ini akan digunakan saja istilah barcode dengan cetak miring. Kode berbentuk baris tegak ini dapat dibaca dengan suatu alat baca tertentu (barcode reader) untuk kemudian hasilnya dapat disalurkan ke komputer untuk diolah selanjutnya. 12