HUBUNGAN ANTARA DISIPLIN DIRI DENGAN SIKAP PEDULI SOSIAL SISWA DI SMPN 1 SANGGAR KAB. BIMA TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Irawan M.Tayeb, H. Sayafuddin, Sukarman Bimbingan Dan Konseling, FIP, IKIP Mataram Irawanmtayeb@gmail.com Abstrak Disiplin diri adalah Sebagai suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, keteraturan, dan atau ketertiban.sedangkan sikap peduli sosial adalah kesadaran individu yang menentukan perbuatan yang nyata, yang berulang-ulang terhadap objek sosial.adapun rumusan masalah sebagai berikut: Apakah Ada Hubungan antara Disiplin Diri dengan Sikap Peduli Sosial Siswa di SMPN 1 Sanggar Kab. BimaTahun Pelajaran 2013/2014?. Dan tujuan penelitiannya:untuk Mengetahui Hubungan antara Disiplin Diri dengan Sikap Peduli Sosial Siswa di SMPN 1 Sanggar Kab. BimaTahun Pelajaran 2013/2014. Metode dalam penelitian ini menggunakan metode empiris, artinya bahwa gejala-gejala yang diteliti sudah ada secara wajar, untuk metode penentuan subyek penelitian menggunakan metode sampel dengan tehnik Stratified Proposional Random Sampling.Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 232 orang siswa, di SMPN 1 Sanggar Kab. BimaTahun Pelajaran 2013/2014. Sedangkan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagian siswa kelas VII dan kelas VIII yang sudah dipilih secara representatif sebanyak 47 siswa yang diambil 20% dari jumlah populasi. Dalam penelitian ini metode pengumpulan data menggunakan metode angket, yaitu tentang Disiplin Diri dengan Sikap Peduli Sosial. Dalam penelitian ini menggunakan rumus Product Moment dan adapunnilai rxy yang diperoleh dalam penelitian ini adalah 0,993sedangkan r tabel dengan taraf signifikansi 5% pada N=47 menunjukkan harga r tabel = 0,288ini menunjukan bahwa nilai r tabel, atau (r hitung > r tabel) yaitu (0,993 > 0,288) hipotesis alternatif (Ha) diterima sedangkan hipotesis nihil (Ho) ditolak. Maka dapat dikemukakan bahwa hipotesis nihil (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima ini berarti Signifikan.Jadi kesimpulan analisis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Ada Hubungan antara Disiplin Diri dengan Sikap Peduli Sosial Siswa SMPN 1 Sanggar Kab. BimaTahun Pelajaran 2013/2014. A. Pendahuluan Dewasa ini kita sering dihadapkan dengan masalah disiplin diri yang berlaku dalam kalangan siswa. Terlambat ke sekolah, membolos, mengumpulkan tugas tidak tepat waktu, tidak mengerjakan pekerjaan rumah, tidak mengikuti upacara bendera, dan lebih mengkhawatirkan lagi adalah tawuran merupakan salah satu bentuk ketidakdisiplinan siswa disekolah.kasus tersebut sangat sering dijumpai pada kalangan siswa apalagi remaja. Menurut Gunarsa, (2010:81) Disiplin diri artinya adalahsebagai suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, keteraturan, dan atau ketertiban.disiplin diri merupakan pelengkap dari unsur pokok yaitu kesabaran dan kesadaran manusia, oleh karena itu untuk menegakkan disiplin diri tidak akan dapat tercapai jika manusia tidak dapat mengontrol emosional dan kesadaran rohaninya. 1
Dengan tertanamnya disiplin diri dalam diri siswa, akan mempermudah siswa untuk melaksanakan peraturan disekolah. Oleh karena itu, Peranan sekolah sangat besar dalam membentuk sikap peduli sosial siswa. Sikap peduli sosial adalah perilaku positif dalam berinteraksi dengan orang lain yang diwujudkan dalam bentuk kasih sayang, saling menghormati dan menghargai satu sama lain demi memperkuat persatuan dan kesatuan. Sikap sosial perlu ditanamkan pada diri siswa di tingkat sekolah sebab di sekolah siswa berasal dari latar belakang yang berbeda-beda mulai dari status ekonomi, agama, suku, sampai budaya. Melalui kemajemukan latar belakang ini, seluruh warga sekolah dituntut untuk saling menghargai dan menghormati satu sama lain agar tercipta suasana keharmonisan yang kuat antara siswa dengan seluruh warga sekolah. Melalui sikap peduli sosial yang tinggi akan mendorong siswa untuk memiliki rasa toleransi yang tinggi antar sesama siswa. Sebaliknya, sikap sosial yang rendah akan mempermudah terjadi konflik seperti tawuran antar sesama siswa sehingga suasana sekolah menjadi tidak aman (Kartono, 2010:45). Sementara fenomena yang terjadi di lapangan menurut guru BK terdapat para siswa yang terlambat datang sekolah, membolos,tidak mengikuti upacara bendera, dan tidak tepat waktu dalam mengupulkan tugas.kondisi-kondisi seperti ini mencerminkan kurangnya disiplin diri siswa, jika kondisi ini tidak diperhatikan serius oleh sekolah maka dapat memicu terjadi kesenjangan sosial antar sesama siswa dan antar siswa dengan seluruh warga sekolah. Di sisi lain, kondisi di atas dapat mempengaruhi penyimpangan-penyimpangan sosial lainnya seperti perkelahian antar pelajar. Oleh karena itu, untuk mengatasi kondisi di atas, maka pihak sekolah sudah saatnya melakukan berbagai usaha kegiatan yang merangsang siswa agar memiliki sikap peduli sosial yang tinggi sehingga dalam aturan-aturan di sekolah siswa akan lebih tertib dan bisa terlaksana dengan baik. Begitupun juga dengan menanamkan perilaku disiplin diri dalam diri siswa di sekolah bisa menyelesaikan segala kegiatan dengan mudah sehingga tujuan sekolah bisa terwujud. Berdasarkan gejala tersebut di atas peneliti merasa tertarik untuk meneliti dengan judul Hubungan Antara Disiplin Diri Dengan Sikap Peduli Sosial siswa di SMPN 1 Sanggar Kab. Bima Tahun Pelajaran 2013/2014. B. Kajian Literatur Disiplin Diri Disiplin diri artinya adalah Sebagai suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, keteraturan, dan atau ketertiban. Disiplin diri merupakan pelengkap dari unsur pokok yaitu kesabaran dan kesadaran manusia, oleh karena itu untuk menegakkan disiplin diri tidak akan dapat tercapai jika manusia tidak dapat mengontrol emosional dan kesadaran rohaninya (Gunarsa,2010:81). Menurut (Shochib, M. 2010: 12) mengatakan bahwa disiplin diri merupakan substansi esensial di era global untuk dimiliki dan dikembangkan oleh anak karena dengannya ia dapat memiliki control internal untuk berprilaku yang senantiasa taat moral. 2
Menurut (Bahtiar, D.S. 2012:120) Disiplin merupakan latihan batin dan watak yang erat kaitannya dengan kekayaan mentalis individu serta pembentukan sikap dan pelakunya. Menurut (Gunarsa, 2010:86-88) dalam usaha menanamkan usaha disiplin diri pada anak, beberapa faktor perlu diperhatikan: 1) Menyadari adanya perbedaan tingkatan kemampuan kognitif anak sesuai dengan azaz perkembangan aspek kognitif 2) Menanamkan disiplin pada anak harus dimulai seawal mungkin, yakni semenjak anak mulai mengembangkan pengertian-pengertian dan mulai bisa melakukan sendiri 3) Dalam usaha menanamkan disiplin perlu dipertimbangkan agar mempergunakan teknik demokratis sebanyak mungkin 4) Penggunan hukuman harus diartikan sebagai sikap tegas, konsekuen dan konsisten dengan dasar bahwa yang dihukum bukan sianak, atau perasaan anak, melainkan perbuatannya yang melanggar aturan 5) Menanamkan disiplin bukan kegiatan sekali jadi, melainkan harus berkali-kali melatih dan mendorong perlu dilakukan berulang-ulang sampai tercapai keadaan dimana anak bias dilakukan sendiri sebagai kebiasaan. Sikap peduli sosial. Dalam Kamus Pintar Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa: Sikap adalah bentuk tubuh, cara berdiri, tegak teratur, atau dipersiapkan untuk bertindak, melakukan sesuatu langkah atau tindakan, pasangan atau mengambil jurus dalam pencak silat dan sebagainya, perbuatan dan sebagainya yang berdasar pendirian, pendapat atau keyakinan (Wahyu, 2006:545). Sikap adalah kecenderungan bertindak, berpikir, berpersepsi, dan merasa dalam menghadapi objek, ide, situasi, atau nilai (Sobur, 2003:361). Sosial adalah menyinggung relasi di antara dua atau lebih individu. Istilah ini mencakup banyak pengertian, dan di gunakan untuk mencirikan sebarang fungsi, kebiasaan, karakteristik, ciri, dan seterusnya yang di peroleh dalam satu konteks sosial. (Chaplin, 2004:69). Sikap peduli sosial adalah Suatu hubungan antara dua atau lebih individu manusia, dimana kelakuan individu yang satu mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki kelakuan individu yang lain, atau sebaliknya (Gerungan, 2010: 58). Sikap peduli sosial adalah kesadaran individu yang menentukan perbuatan yang nyata, yang berulang-ulang terhadap obyek sosial (Ahmadi, 2007: 149). C. Metode Penelitian Dalam penelitian ini, pendekatan yang digunakan adalah pendekatan empiris, berarti cara-cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan. Maka tidak perlu ditimbulkan secara sengaja yaitu Hubungan antara Disiplin Diri Dengan Sikap Peduli Sosial Siswa Tahun Pelajaran 2013/2014. Rancangan penelitian merupakan keseluruhan proses pemikiran dan penentuan matang tentang hal-hal yang akan dilakukan. Ia merupakan landasan berpijak, dapat pula dijadikan dasar penilaian baik oleh peneliti itu sendiri maupun orang lain terhadap kegiatan penelitian. Dengan demikian rancangan penelitian bertujuan untuk memberikan pertanggungjawaban terhadap 3
semua langkah yang diambil. Agar rancangan dapat memperkirakan hal-hal apa yang akan dilakukan dan dipegang selama penelitian (Margono, 2005: 100). Populasi dan sampel Jumlah keseluruhan populasi siswa untuk kelas VII dan VIII sebanyak 232 orang siswa. Maka total keseluruhan siswa dan siswi untuk kelas VII dan VIII sebanyak 232 orang siswa. Menurut Winarno dalam (Ridwan, 2010: 45) yaitu apabila subjeknya kurang dari 100, dapat dipergunakan sampel sebesar 50%, dan apabila sampelnya lebih dari 100 maka dapat diambil 10%-15%. 20% - 25% sebagai sampel. Mengingat jumlah lebih dari 100 orang, maka berdasarkan pendapat di atas peneliti mengambil sampel sebesar 20% dari jumlah populasi dengan menggunakan teknik proportional random sampling yaitu tekhnik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama kepada anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel dengan cara memilih secara acak dari setiap kelompok sebagai perwakilan dari populasinya. Dengan demikian, jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 20% x 232 : 100 = 46.4 siswa. Dan dibulatkan menjadi 47 siswa. Dalam buku Metode Penelitian dijelaskan bahwa instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2010: 102). Sedangkan menurut pendapat lain dijelaskan bahwa instrumen adalah alat pada waktu penelitian menggunakan sesuatu metode (Arikunto, 2006: 149). Angket/kuesioner adalah Sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2006: 151). Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal yang tertulis yang berupa buku, majalah, dokumen, catatan, notulen, raport, dan sebagainya (Riyanto, 2007: 102). Kemudian Nasution (2009: 50) menegaskan observasi adalah metode pencatatan atau cara-cara menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung. Observasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengamati gambaran sekolah dan keadaan siswa di sekolah. Mengolah data berarti mengatur atau mengorganisir. mengatur dan mengorgarnisir berarti menggolongkan data itu secara sistematis, sehingga dapat dengan mudah dan cepat dimengerti yang berkaitan dengan masalah yang diteliti Adapun rumus analisis Product Moment untuk Penelitian adalah : Keterangan : = Koefisien korelasi Product Moment = Jumlah dari hasil variabel X dan Y = Jumlah dari variabel X kudrat = Jumlah dari varibel Y kuadrat (Sugiyono, 2011: 183). ( )( ) 4
D. Hasil dan Pembahasan Untuk menguji signifikansi nilai r product moment hasil penelitian, setelah diperoleh nilai r hitung dengan N=47 dalam penelitian ini adalah sebesar = 0,993 sedangkan r tabel dengan taraf signifikansi 5% pada N=47 menunjukkan harga r tabel = 0,288, ini menunjukan bahwa nilai r tabel, atau (r hitung > r tabel) yaitu (0,993 > 0,288) hipotesis alternatif (Ha) diterima sedangkan hipotesis nihil (Ho) ditolak. Berarti ada hubungan positif yang signifikan antara disiplin diri dengan sikap peduli sosial siswa. Langkah selanjutnya adalah memasukkan data yang telah diperoleh tersebut kedalam rumus Korelasi Product Moment penerapan rumus secara singkat sebagai berikut: ( )( ) ( ) ( ) Dari hasil pengujian nilai r di atas, dimana r observasi sebesar 0,993 lebih besar dari pada r tabel sebesar 0,288 dengan taraf signifikan 5% maka dapat ditarik kesimpulan bahwa hipotesis nol (Ho) di tolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima, maka kesimpulan analisis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Ada hubungan antara Disiplin Diri Dengan Sikap Peduli Sosial Siswa Tahun Pelajaran 2013/2014. E. Pembahasan Berdasarkan pada hasil analisis di atas, dimana nilai r product moment hasil penelitian setelah diperoleh nilai r hitung dengan N=47 dalam penelitian ini adalah sebesar = 0,993 sedangkan r tabel dengan taraf signifikan 5 % pada N=47 harga tabel = 0,288 ini menunjukkan bahwa nilai r tabel, atau (r hitung > r tabel) yaitu (0,993 > 0,288) yang menyatakan bahwa hipotesis alternatif (Ha) yang diajukan diterima dan sebaliknya hipotesis nihil (Ho) yang diajukan ditolak yang artinya bahwa hasil penelitian ini adalah signifikan. Dengan kata lain bahwa: Ada hubungan antara Disiplin Diri Dengan Sikap Peduli Sosial Siswa di SMPN1 Sanggar Kab. Bima Tahun Pelajaran 2013/2014. Seperti diketahui disiplin diri merupakan sebagai suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, keteraturan, dan atau ketertiban. Dari hasil penelitian diketahui bahwa hubungan antara disiplin diri dengan sikap peduli sosial adalah signifikan, sikap peduli sosial timbul karena ada stimulus. Terbentuknya suatu sikap disiplin itu banyak dipengaruhi perangsang oleh lingkungan sosial dan kebudayaan misalnya: keluarga, sekolah, norma, golongan agama, dan adat istiadat. Dalam hal ini keluarga mempunyai peranan yang besar dalam membentuk sikap putra-putrinya. Sebab keluargalah sebagai kelompok primer bagi anak merupakan pengaruh yang paling dominan. Sikap peduli sosial mampu memberikan dampak positif terhadap disiplin diri siswa. Hal ini disebabkan dalam sikap peduli sosial memuat beberapa bentuk yang meliputi: kerjasama, solidaritas, tanggung jawab, dan kejujuran sekolah. Bentuk-bentuk sikap peduli sosial tersebut jika diusaha dengan baik akan meningkat, disiplin diri pada diri siswa menjadi lebih baik, sehingga secara langsung dapat membantu siswa dalam melaksanakan tata tertib dilingkungan sekolah dengan baik dan efektif dan segala kegiatan yang dikerjakan secara bersama 5
membuahkan hasil yang baik dan memuaskan. Dengan demikian, dari uraian di atas secara tegas menunjukkan bahwa disiplin diri dan sikap peduli sosial siswa memiliki hubungan yang kuat. Dalam penelitian ini dikatakan bahwa antara disiplin diri berhubungan dengan sikap peduli sosial siswa karena sikap terbentuk karena ada stimulus. Kenyataan ini dapat dilihat di SMPN 1 Sanggar Kab. Bima Tahun Pelajaran 2013/2014, karena guru telah memberikan penanaman disiplin diri yang positif kepada siswa dengan jalan memberikan contoh agar mentaati tata tertib sekolah serta norma yang berlaku disekolah, dari stimulus inilah maka terbentuk disiplin diri pada siswa di dalam kehidupan sehari-hari. F. Kesimpulan Setelah dilaksanakan analisis data pada Bab IV diperoleh hasil penelitian atau r hitung N=47 dalam penelitian ini adalah sebesar =0,993 sedangkan r tabel dengan taraf signifikan 5% pada N=47 menunjukkan harga r table= 0,288 ini menunjukkan bahwa nilair tabel, atau (r hitung> r tabel) yaitu (0,993 > 0,288) hipotesis alternatif (Ha) diterima sedangkan hipotesis nihil (Ho) ditolak. Yang berarti hasil penelitian ini adalah signifikan dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa Ada hubungan antara Disiplin Diri Dengan Sikap Peduli Sosial Siswa di SMPN 1 Sanggar Kab. Bima Tahun Pelajaran 2003/2014, artinya disiplin diri dengan sikap peduli sosial siswa anak memiliki hubungan signifikan dengan lingkungan di sekolah. Jadi kesimpulanya adalah sebagai berikut: Ada hubungan antara Disiplin Diri Dengan Sikap Peduli Sosial Siswa di SMPN 1 Sanggar Kab. Bima Tahun Pelajaran 2013/2014. Refrensi Ahmadi, A. (2007). Psikologi Sosial. PT. Rineka Cipta: Jakarta Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian.PT. Rineka Cipta: Jakarta Bahtiar, D.S. (2012). Manajemen Waktu Islam.Jakarta : Amzah Chaplin, J. P. (2005). Kamus Lengkap Psikologi. PT. Rajagrafindo Persada: Jakarta Gerungan, (2010).Psikologi Sosial. Refika Aditama: Jakarta Gunarsa, (2010).Psikologi Perkembangan Anak Dan Remaja. PT. BPK Gunung Mulia: Jakarta Kartono, (2010).Patologi Sosial 1.Jakarta : Erlangga Margono, S. (2005).Metodologi Penelitian. PT. Rineka Cipta: Jakarta Nasution, Andi Hakim, dkk. (1991). Membina Keluarga Bahagia. PT. Pustaka Antara: Jakarta Riyanto, (2007). Metodologi Penelitian Pendidikan Kualitatif dan Kuantitatif. Surabaya: Unesa University Press. Riduwan, (2010).Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan Dan Peneliti Pemula.ALFABETA: Bandung Shochib, M. (2010).Pola Asuh Orang Tua: Dalam Membantu Anak Mengembangkan Disiplin Diri. Jakarta: Rineka Cipta. Sugiyono,(2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. CV. Alfabeta: Bandung Sobur, A. (2003). Psikologi Umum. CV. Pustaka Setia: Bandung Wahyu, (2006). Kamus Pintar Bahasa Indonesia. Karisma Publishing Group: Jakarta 6