BAB I PENDAHULUAN. Salah satu aspek yang menentukan dalam pembinaan manusia Indonesia

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. Salah satu aspek yang menentukan dalam pembinaan manusia Indonesia"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu aspek yang menentukan dalam pembinaan manusia Indonesia yang potensial dalam pembangunan nasional adalah melalui sektor pendidikan. Pendidikan sebagai upaya untuk melahirkan insan pembangunan memiliki tujuan untuk menciptakan manusia Indonesia yang berkualitas sehingga dapat melakukan pembangunan nasional. Berdasarkan Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1sebagai berikut : Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, ahlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Sumber daya manusia yang berkualitas sangat diperlukan bangsa Indonesia mengingat semakin ketatnya persaingan di era globalisasi. Salah satu sifat manusia Indonesia yang berkualitas adalah berdisiplin. Disiplin merupakan salah satu faktor dominan pembangunan nasional yaitu segala sesuatu yang dapat berpengaruh positif atau negatif bagi pembangunan nasional. Disiplin harus terus dikembangkan di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat dalam membentuk perilaku dan sikap positif sehingga bangsa Indonesia akan mampu bersaing di era globalisasi. Manusia Indonesia khususnya generasi muda diharapkan mengikuti program pendidikan baik formal, informal maupun nonformal sebagaimana 1

2 2 dianjurkan pemerintah. Karena, melalui jalur pendidikan masalah kejujuran, kepandaian dan kedisiplinan dapat dibina sejak dini. Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan tempat belajar siswa dalam berusaha membina, mengembangkan dan menyempurnakan potensi dirinya serta dunia kehidupan dan masa depannya. Sekolah merupakan salah satu tempat mempersiapkan generasi muda mendatang menjadi manusia dewasa dan berbudaya ( A. Kosasih Djahiri, 1985:4). Sebagai lembaga pendidikan, sekolah mempunyai peraturan yang harus dipatuhi siswa, guru dan personil sekolah lainnya. Siswa harus memahami peraturan dan tata tertib yang berlaku di lingkungan sekolah dan dituntut untuk bertingkah laku sesuai dengan peraturan sekolah yang telah ditetapkan. Kedisiplinan sekolah erat hubungannya dengan kerajinan siswa dalam belajar. Sekolah yang kurang melaksanakan kedisiplinannya akan mempengaruhi sikap siswa dalam belajar. Siswa perlu disiplin dalam belajar untuk mengembangkan motivasi yang kuat. Kedisiplinan yang dilaksanakan saat ini cenderung sudah merosot di kalangan siswa karena istilah disiplin sering kali dianggap sepele, dalam arti mudah diucapkan dan dipahami tetapi mudah diabaikan dalam pelaksanaannya. Apabila terjadi pelanggaran terhadap tata tertib, maka akan berakibat negatif bagi hasil pembelajaran itu sendiri, terutama terhadap prestasi yang diraihnya. Hal tersebut sesuai dengan yang dikemukakan oleh T. Rusyandi (1995 : 6); Pelanggaran disiplin dalam proses pembelajaran akan mengakibatkan kualitas pembelajaran menurun, hasil pembelajaran kurang memuaskan dan perilaku siswa banyak melanggar aturan sekolah, aturan masyarakat dan aturan pemerintah.

3 3 Komponen belajar agar siswa memperoleh hasil yang baik salah satunya adalah disiplin. Disiplin merupakan salah satu cara untuk melatih siswa belajar tepat waktu dan mengelola kegiatannya sendiri. Berkenaan dengan pelaksanaan disiplin di sekolah dalam aktualisasinya siswa yang disiplin akan mampu menampilkan perilaku yang mampu mengatur diri dalam belajar dan mampu mentaati peraturan sekolah. Siswa yang memiliki disiplin tinggi akan lebih baik dalam kehidupan sehari-harinya, seperti yang diungkapkan oleh Singgih D. Gunarsa (1982 : 167) ; Adanya disiplin diri terutama dalam belajar dan bekerja, karena dengan adanya disiplin diri, maka rasa enggan, malas, rasa menentang dapat mudah diatasi seolah-olah tidak ada rintangan maupun hambatan lainnya yang menghalangi kelancaran berindak. Penanaman disiplin sejak dini pada siswa sangat penting karena akan membantu dalam pembentukan kebiasaan yang baik yang akan berguna untuk masa depannya. Manfaat dan kegunaan disiplin akan terasa baik oleh guru dan siswa dalam proses keberhasilan pembelajaran di sekolah. Dalam proses pembelajaran keberhasilannya dipengaruhi dari cara guru mengajar dan siswa belajar. Proses pembelajaran agar berhasil secara efektif apabila dilaksanakan dengan baik dan berdisiplin tinggi. Penerapan disiplin yang tinggi akan mempengaruhi keberhasilan pembelajaran seperti yang diungkapkan oleh T. Rusyandy (1997:11) sebagai berikut : Maju mundurnya kualitas pembelajaran, tergantung pada kualitas guru, siswa dan tenaga kependidikan lainnya dalam menjalankan proses pembelajaran itu sendiri. Oleh karena itu untuk memperoleh hasil yang memuaskan proses pembinaan disiplin semua aspek harus ditingkatkan. Sebab dengan adanya disiplin dalam pembelajaran sudah barang tentu mendukung terhadap keberhasilan pembelajaran itu sendiri.

4 4 Hal tersebut berarti kualitas guru, siswa dan tenaga kependidikan lainnya serta kedisiplinan yang tinggi sangat besar pengaruhnya terhadap kualitas proses belajar mengajar ( PBM ) Pkn yang akan sangat penting bagi keberhasilan pencapaian belajar siswa. Disiplin dalam proses belajar mengajar akan memberikan kontribusi terhadap berbagai kegiatan, yaitu adanya kegairahan dalam belajar, semangat kerja yang tinggi dan percaya diri akan keberhasilan sehingga para siswa dapat tumbuh menjadi manusia yang memiliki tingkat kedisiplinan yang tinggi seperti yang digariskan dalam visi yang tercantum dalam GBHN tahun 1999 yaitu : Terwujudnya masyarakat Indonesia yang damai, demokrasi, berkeadilan, berdaya saing, maju dan sejahtera dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang didukung oleh manusia Indonesia yang mandiri, beriman, bertakwa, berahlak mulia, cinta tanah air, berkesadaran hukum dan lingkungan, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Manfaat dan kegunaan disiplin akan dirasakan oleh guru, siswa dan tenaga kependidikan lainnya dalam keberhasilan proses pembelajaran di sekolah. Hal ini tentunya jika disiplin benar-benar dilaksanakan. Namun apabila disiplin belum dilaksanakan secara benar maka dapat berdampak negatif bagi hasil pembelajaran. Berdasarkan sumber keterangan dan data yang diperoleh penulis dari guru Pkn dan guru BP SMA Pasundan 2 Cimahi, ternyata pelanggaran disiplin merupakan hal yang harus mendapatkan perhatian yang khusus, lagi pelanggaran yang berkaitan dengan masalah perilaku negatif remaja yang ditimbulkan oleh oknum-oknum pelajar seperti: pada waktu pelajaran Pkn siswa datang tidak tepat waktu, merokok di lingkungan sekolah, mengobrol sewaktu guru sedang menerangkan, tidak memperhatikan guru sewaktu proses belajar mengajar Pkn,

5 5 tidak mengerjakan tugas yang diberikan guru Pkn, tidak masuk ke sekolah tanpa keterangan (bolos), keluar pada saat jam pelajaran, mengerjakan tugas lain pada saat guru Pkn sedang menjelaskan, pada saat bel masuk pergantian pelajaran banyak siswa yang bermain, keadaan di dalam kelas ketika tidak ada guru menjadi tidak tertib, dan banyak siswa yang melalaikan tugas yang diberikan guru yang semuanya merupakan perilaku negatif yang akan dapat mengganggu kelancaran proses pendidikan di sekolah. Pelanggaran disiplin di SMA Pasundan 2 Cimahi ini tidak hanya berdampak pada kualitas pembelajaran dan perkembangan sekolah yang bersangkutan saja tapi juga berdampak pula terhadap perilaku siswa baik sebagai warga sekolah, warga masyarakat maupun warga negara. Pada dasarnya kemampuan siswa memegang peranan penting dalam pencapaian prestasi belajar, seperti yang dikemukakan oleh Nana Sudjana (1995:60) sebagai berikut: Salah satu lingkungan yang paling dominan mempengaruhi belajar di sekolah ialah kualitas pengajaran. Yang dimaksud dengan kualitas pengajaran ialah tinggi rendahnya atau efektif tidaknya proses belajar mengajar dalam mencapai tujuan pengajaran. Dari pernyataan ini terungkap bahwa efektivitas proses belajar mengajar akan mempengaruhi hasil belajar di sekolah. Berkenaan dengan pernyataan di atas, sikap disiplin siswa juga berkaitan dengan efektif tidaknya proses belajar mengajar. Hal tersebut menunjukkan bahwa disiplin sangat penting dalam proses pendidikan. Tanpa disiplin tidak akan tercipta suasana yang mendukung proses belajar mengajar. Disiplin sangat menentukan keberhasilan siswa dalam belajar dan akan memberikan pengaruh positif terhadap pencapaian prestasi belajar siswa.

6 6 Sejalan dengan pendapat S. Nasution (1983:77-78), bahwa : Tanpa disiplin kegiatan belajar mengajar tidak akan dapat berjalan dengan baik. Melalui penerapan disiplin dengan segala sanksinya, siswa seharusnya melakukan semua peraturan dan tata tertib yang berlaku. Dengan demikian kriteria keberhasilan proses belajar mengajar hendaknya dilihat dulu dari prestasi belajar pada tercapai tidaknya tujuan bersama tersebut. Salah satu cara meningkatkan prestasi belajar di sekolah adalah dengan menerapkan disiplin baik di kelas maupun di luar kelas. Penggunaan waktu kerja dan belajar siswa secara efisien sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan secara efektif dan efisien yang akan dapat memberikan hasil yang optimal khususnya terhadap pencapaian prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Pkn. Bertitik tolak dari uraian di atas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul : Hubungan Antara Tingkat Kedisiplinan Siswa dengan Prestasi Belajarnya Pada Mata Pelajaran Pkn ( Studi Deskriptif Terhadap Siswa Kelas XI SMA Pasundan 2 Cimahi). B. Rumusan dan Pembatasan Masalah Pada penelitian ini penulis mengangkat suatu masalah, yaitu : Bagaimana hubungan antara tingkat kedisiplinan siswa dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Pkn?. Mengingat luasnya ruang lingkup kajian yang berkaitan dengan penelitian ini, maka penulis membatasi masalah sebagai berikut : 1. Bagaimanakah tingkat kedisiplinan siswa pada mata pelajaran Pkn? 2. Bagaimanakah pencapaian prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Pkn? 3. Bagaimana hubungan antara tingkat kedisiplinan siswa dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Pkn?

7 7 C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Secara umum, tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang hubungan tingkat kedisiplinan siswa di kelas dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Pkn. 2. Tujuan Khusus Secara khusus tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Untuk mengetahui tingkat kedisiplinan siswa pada mata pelajaran Pkn. b. Untuk mengetahui pencapaian prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Pkn. c. Untuk mengetahui hubungan antara tingkat kedisiplinan siswa dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Pkn. D. Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan nilai guna sebagai berikut : 1. Kegunaan Teoritis a. Hasil penelitian ini merupakan sumbangan terhadap ilmu pendidikan, khususnya dalam pengembangan sikap siswa ke arah yang lebih baik. b. Memberikan sumbangan pikiran dan konsep bagi lembaga pendidikan formal khususnya SMA dalam meningkatkan kedisiplinan siswa di sekolah. c. Memberikan sumbangan pemikiran keilmuan pada Jurusan Pkn.

8 8 2. Kegunaan Praktis a. Memberikan bahan masukan untuk guru mata pelajaran Pkn dalam rangka meningkatkan sikap disiplin siswa di sekolah. b. Memberikan bahan masukan tentang strategi pembinaan disiplin siswa di sekolah. E. Metode dan Teknik Penelitian 1. Metode Penelitian Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini berkenaan dengan peristiwa atau fenomena yang sedang terjadi dan berhubungan dengan kondisi saat ini, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Mengenai metode deskriptif tersebut, Sanafiah Faisal (1982: 119) memberikan penjelasan sebagai berikut : Studi deskriptif berusaha mendeskripsikan dan menginterpretasi apa yang ada. Ia bisa mengenai kondisi atau hubungan yang ada, pendapat yang sedang tumbuh, proses yang sedang berlangsung, akibat atau efek yang sedang terjadi, atau kecenderungan yang sedang berkembang. Studi deskriptif terutama berkenaan dengan masa kini, meskipun tidak jarang juga memperhitungkan peristiwa masa lampau dan pengaruhnya terhadap kondisi masa kini. Hal senada juga dikemukakan oleh Mardalis (1993:26) sebagai berikut : Penelitian dengan menggunakan metode deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan apa apa yang saat ini berlaku. Di dalamnya terdapat upaya mendeskripsikan, mencatat, menganalisis dan menginterpretasikan kondisikondisi yang sekarang ini terjadi atau ada.

9 9 Adapun alasan penulis mengambil metode ini karena untuk mendapatkan data yang riil yang terjadi di lapangan pada saat melakukan penelitian dan setelah mendapatkan data kemudian dianalisis. 2. Teknik Pengumpulan Data Teknik penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah : a. Angket Menurut Nana Sudjana (1996:8); angket adalah cara pengumpulan data dengan menggunakan daftar isian atau daftar pertanyaan yang telah disiapkan dan disusun sedemikian rupa sehingga calon responden hanya tinggal mengisi atau menandainya dengan mudah dan cepat. Maka dari itu teknik angket dalam penelitian ini bertujuan untuk mengumpulkan data mengenai sikap disiplin siswa di kelas dalam belajar dan menaati peraturan dan tata tertib yang berlaku di SMA Pasundan 2 Cimahi. Angket yang dipilih adalah angket tertutup, artinya jawaban angket telah disediakan oleh peneliti, selanjutnya responden tinggal memilih atau menjawab pilihan jawaban yang sesuai dengan pribadinya. Adapun skor yang diberikan pada setiap jawaban pertanyaan dengan menggunakan skala Likert. Menurut Sugiyono (1994:73); Skala Likert adalah digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Skala Likert mempunyai pertanyaan positif dan pertanyaan negatif yang berupa kata kata antara lain ; selalu (SL), sering (SR), kadang-kadang (KK), jarang (JR) dan tidak pernah (TP). Urutan pemberian bobot nilai untuk jawaban SL=5, SR=4, KK=3, JR=2 dan TP=1 untuk

10 10 pertanyaan positif. Sedangkan untuk pertanyaan negatif berlaku sebaliknya. Jawaban jawaban tersebut menunjukkan urutan atau kualitas berdasarkan intensitas sikap tertentu. b. Studi dokumentasi Digunakan untuk mendapatkan data data yang erat hubungannya dengan masalah yang akan diteliti, dilakukan dengan mengumpulkan sejumlah data yang mendukung terhadap penelitian yang dilakukan. Teknik studi dokumentasi dijelaskan oleh Suharsimi Arikunto (2006:158) sebagai berikut : Dokumentasi asal katanya dokumen, yang artinya barang barang tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, menyelidiki benda benda tertulis, seperti buku buku, majalah, dokumen, peraturan peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya. Studi dokumentasi dalam penelitian ini dilakukan dengan cara mengumpulkan daftar siswa kelas XI SMA Pasundan 2 Cimahi dan prestasi yang didapatkannya pada mata pelajaran Pkn. Dokumentasi ini bertujuan untuk mengetahui pencapaian prestasi belajar siswa kelas XI pada mata pelajaran Pkn pada semester ganjil tahun ajaran 2007/2008. c. Observasi Menurut Suharsimi Arikunto (2006 : 156) ; observasi adalah pengamatan yang meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap sesuatu obyek dengan menggunakan seluruh alat indera. Dalam hal ini penulis mengamati secara langsung ke lapangan mengenai pelaksanaan kedisiplinan siswa kelas XI di SMA Pasundan 2 Cimahi.

11 11 F. Variabel Penelitian Suharsimi Arikunto (2006 : 118) menyatakan bahwa variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik penelitian suatu penelitian. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang ditetapkan penulis, yaitu : 1. Variabel Bebas (Variabel X) Adapun yang menjadi variabel bebas ( Variabel X) dalam penelitian ini adalah tingkat kedisiplinan siswa, dengan indikator sebagai berikut : a. Kedisiplinan siswa di kelas. b. Kedisiplinan siswa di rumah. c. Kedisiplinan siswa di lingkungan sekolah. 2. Variabel Terikat (Variabel Y) Yang menjadi variabel terikat (variabel Y) dalam penelitian ini, yaitu prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Pkn dengan indikator sebagai berikut: a. Ulangan Harian. b. Ujian Tengah Semester. c. Nilai tugas. G. Populasi dan Sampel 1. Populasi Penelitian Menurut Suharsimi Arikunto (2006 : 130); populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan siswa kelas XI SMA Pasundan 2 Cimahi yang terdiri dari 10 kelas yang seluruhnya berjumlah 427 orang.

12 12 2. Sampel Penelitian Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Suharsimi Arikunto, 2006 : 131). Berdasarkan pendapat tersebut, penulis hanya meneliti sebagian dari populasi tersebut di atas. Untuk menentukan sampel dalam penelitian ini penulis merujuk pada pendapat Suharsimi Arikunto ( 2006 : 134); Untuk sekedar ancer ancer, maka apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitian merupakan penelitian populasi. Selanjutnya apabila subyeknya besar dapat diambil 10% sampai 25 % atau lebih. Dengan demikian, jumlah sampel dalam penelitian ini diambil menjadi 20% dari jumlah populasi penelitian atau sampel penelitian ini 20% dari jumlah seluruh siswa kelas XI SMA Pasundan 2 Cimahi. Dari populasi yang berjumlah 427 orang dari 10 kelas IPA dan IPS diambil 20 %. Jadi total sampel berjumlah 86 orang dengan perincian sebagai berikut : Tabel 1.1 Populasi dan Sampel Kelas XI SMA Pasundan 2 Cimahi No. Kelas Populasi Sampel 1 XI IPA XI IPA XI IPA XI IPA XI IPA XI IPS XI IPS XI IPS XI IPS

13 13 10 XI IPS Pengambilan sampel di atas termasuk pada sampel acak (sampel random). Menurut Nana Sudjana (1996:169) berpendapat bahwa : Sampel acak menyebabkan peneliti mempunyai cara objektif untuk menilai presisi hasilnya dan karenanya memungkinkan untuk menaksir dan menghitung besarnya variasi sampling atau kekeliruan sampling, yakni perbedaan antara statistik sampel dan populasi dari mana sampel itu diambil secara acak, dilakukan dengan prosedur yang sama dengan apabila sensus ditempuh. H. Anggapan Dasar dan Hipotesis Penelitian 1. Anggapan Dasar Anggapan dasar menurut Winarno Surakhmad yang dikutip oleh Suharsimi Arikunto (2006 : 65) ; adalah sebuah tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh penyelidik. Berdasarkan rumusan tersebut, maka yang menjadi anggapan dasar dalam penelitian ini adalah: a. Prestasi belajar merupakan indikator keberhasilan belajar. b. Disiplin yang ditegakkan bagi siswa di sekolah meliputi ketertiban belajar, bermain, bergaul dan keamanan. (Leli Yulifar, 1995:33) c. Disiplin biasanya dipahami sebagai perilaku dan tata tertib sesuai dengan peraturan dan ketetapan, atau perilaku yang diperoleh dari pelatihan. (Dr. Thomas Gordon, 1996:13)

14 14 d. Pelanggaran disiplin dalam proses pembelajaran akan mengakibatkan kualitas pembelajaran menurun, hasil pembelajaran kurang memuaskan dan perilaku siswa banyak melanggar aturan sekolah, aturan masyarakat dan aturan pemerintah (T. Rusyandi, 1996:5). 2. Hipotesis Menurut Suharsimi Arikunto (1993:62) mengemukakan bahwa, hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini atau hipotesis alternatif (H A ) yaitu : Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat kedisiplinan siswa dengan prestasi belajarnya pada mata pelajaran Pkn. Untuk keperluan analisis statistik, hipotesis yang digunakan adalah hipotesis nol (H O ). H 0 dalam penelitian ini yaitu: Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat kedisiplinan siswa dengan prestasi belajarnya pada mata pelajaran Pkn. Hipotesis di atas hanya dipergunakan untuk keperluan uji statistik, untuk lebih jelasnya hipotesis dijabarkan menjadi beberapa sub-sub hipotesis sebagai berikut: a. Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat kedisiplinan siswa dengan prestasi belajarnya pada mata pelajaran Pkn. 1) Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat kedisiplinan siswa di kelas dengan prestasi belajarnya pada mata pelajaran Pkn.

15 15 2) Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat kedisiplinan siswa di rumah dengan prestasi belajarnya pada mata pelajaran Pkn. 3) Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat kedisiplinan siswa di sekolah dengan prestasi belajarnya pada mata pelajaran Pkn. b. Terdapat hubungan yang fungsional antara tingkat kedisiplinan siswa dengan prestasi belajarnya pada mata pelajaran Pkn. 1) Terdapat hubungan yang fungsional antara kedisiplinan siswa di kelas dengan prestasi belajarnya pada mata pelajaran Pkn. 2) Terdapat hubungan yang fungsional antara tingkat kedisiplinan siswa di rumah dengan prestasi belajarnya pada mata pelajaran Pkn. 3) Terdapat hubungan yang fungsional antara tingkat kedisiplinan siswa di sekolah dengan prestasi belajarnya pada mata pelajaran Pkn. c. Bentuk hubungan antara tingkat kedisiplinan siswa dengan prestasi belajarnya adalah linier. I. Definisi Operasional 1. Hubungan yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah keterkaitan, sangkut paut berarti keterkaitan antara tingkat kedisiplinan siswa di kelas dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Pkn. 2. Disiplin adalah sebagai perilaku dan tata tertib sesuai dengan peraturan dan ketetapan, atau perilaku yang diperoleh dari pelatihan (Dr. Thomas Gordon, 1996:31). Disiplin dalam penelitian ini adalah disiplin diri dan disiplin tata tertib di kelas bagi siswa dalam hal belajar pada mata pelajaran Pkn.

16 16 3. Mata Pelajaran adalah jenis pelajaran yang diberikan di tingkat SMA berdasarkan kurikulum. Mata pelajaran yang dimaksud dalam penelitian ini adalah mata pelajaran Pkn. 4. Prestasi adalah kemampuan terhadap penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang menghasilkan perubahan pada diri siswa. Prestasi belajar menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989:700); Prestasi belajar didefinisikan sebagai tingkat penguasaan keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran lazimnya yang ditunjukkan oleh nilai tes atau kerangka nilai yang diberikan oleh guru. Prestasi belajar dalam penelitian ini adalah nilai atau pencapaian hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pkn. 5. Siswa adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembinaan yang tersedia pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu. ( Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003). Siswa dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA Pasundan 2 Cimahi.

III. METODE PENELITIAN. tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2006:2). Metode penelitian yang digunakan

III. METODE PENELITIAN. tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2006:2). Metode penelitian yang digunakan 22 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2006:2). Metode penelitian yang

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI AKUNTANSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI AKUNTANSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA PENGARUH BIMBINGAN KONSELING DAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI PADA SMA NEGERI I JATISRONO WONOGIRI TAHUN AJARAN 2011/2012 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Ekonomi Akuntansi. Oleh : Fistika Sari A

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Ekonomi Akuntansi. Oleh : Fistika Sari A PENGARUH LINGKUNGAN PERGAULAN REMAJA DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI PADA SISWA SMA KELAS XI IPS SMA AL-ISLAM 3 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010/2011 SKRIPSI Untuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Pendekatan Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif yaitu pendekatan yang memungkinkan dilakukan pencatatan

Lebih terperinci

PENGARUH DISIPLIN BELAJAR DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 KARTASURA TAHUN 2008/2009

PENGARUH DISIPLIN BELAJAR DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 KARTASURA TAHUN 2008/2009 PENGARUH DISIPLIN BELAJAR DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 KARTASURA TAHUN 2008/2009 Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Sarjana

Lebih terperinci

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa banyak perubahan di seluruh aspek kehidupan manusia. Pada masa sekarang ini sangat dibutuhkan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan merupakan kegiatan yang dilakukan dengan. sengaja agar peserta didik memiliki pengetahuan, sikap dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan merupakan kegiatan yang dilakukan dengan. sengaja agar peserta didik memiliki pengetahuan, sikap dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan kegiatan yang dilakukan dengan sengaja agar peserta didik memiliki pengetahuan, sikap dan kepribadian yang baik sesuai Undang-Undang No. 20 tahun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Keharusan sebuah penelitian adalah bersifat logis dan berkesinambungan.

BAB III METODE PENELITIAN. Keharusan sebuah penelitian adalah bersifat logis dan berkesinambungan. BAB III METODE PENELITIAN Keharusan sebuah penelitian adalah bersifat logis dan berkesinambungan. Hal ini agar penelitian tersebut objektifitasnya dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teori maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan sangat penting bagi manusia supaya memiliki pandangan yang luas kedepan untuk mencapai suatu cita-cita yang diharapkan dan mampu beradaptasi secara cepat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi merupakan tempat atau unit analisa yang dijadikan sebagai tempat pelaksana penelitian atau tempat pengumpulan data

Lebih terperinci

Tujuan pendidikan nasional seperti disebutkan dalam Undang-Undang. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal (3)

Tujuan pendidikan nasional seperti disebutkan dalam Undang-Undang. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal (3) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan nasional seperti disebutkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal (3) menyatakan bahwa Pendidikan

Lebih terperinci

Partono 1 Tri Minarni 2

Partono 1 Tri Minarni 2 PENGARUH DISIPLIN DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI Partono 1 Tri Minarni 2 Abstrak: Permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah : (1) Adakah pengaruh

Lebih terperinci

Pengaruh Tingkat Disiplin Dan Lingkungan Belajar Di Sekolah Terhadap Prestasi Belajar Siswa

Pengaruh Tingkat Disiplin Dan Lingkungan Belajar Di Sekolah Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pengaruh Tingkat Disiplin Dan Lingkungan Belajar Di Sekolah Terhadap Prestasi Belajar Siswa Nokwanti (0612035) Mahasiswa Pendidikan Ekonomi IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Prestasi merupakan hasil yang dicapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun. maju dan sejahtera apabila bangsa tersebut cerdas.

BAB I PENDAHULUAN. dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun. maju dan sejahtera apabila bangsa tersebut cerdas. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan Negara Republik Indonesia sebagaimana tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah mencerdaskan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian ex post facto dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian ex post facto dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Adapun jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian ex post facto dengan pendekatan korelasional. Metode survey adalah suatu metode penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seluruh aspek kepribadian manusia. Pada intinya pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. seluruh aspek kepribadian manusia. Pada intinya pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memberikan pengaruh langsung terhadap perkembangan seluruh aspek kepribadian manusia. Pada intinya pendidikan mengarah pada memanusiakan manusia dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tri Bhakti Jalan Tuanku Tambusai Pekanbaru. disiplin belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.

BAB III METODE PENELITIAN. Tri Bhakti Jalan Tuanku Tambusai Pekanbaru. disiplin belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. 29 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu dari penelitian ini adalah semester genap tahun ajaran 2014/2015, sedangkan penelitian ini berlokasi di Sekolah Menengah Pertama Tri Bhakti

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian dan diakhiri dengan ruang lingkup penelitian.

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian dan diakhiri dengan ruang lingkup penelitian. I. PENDAHULUAN Pada bab 1 ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUHUAN. A. Latar Belakang Masalah. UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan

BAB I PENDAHULUHUAN. A. Latar Belakang Masalah. UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan BAB I PENDAHULUHUAN A. Latar Belakang Masalah UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tujuan penelitian, asumsi penelitian, manfaat penelitian dan ruang lingkup

I. PENDAHULUAN. tujuan penelitian, asumsi penelitian, manfaat penelitian dan ruang lingkup 1 I. PENDAHULUAN Pada bagian pertama akan membahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, asumsi penelitian,

Lebih terperinci

2016 IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KEDISIPLINAN SISWA DALAM MEMATUHI NORMA TATA TERTIB SEKOLAH

2016 IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KEDISIPLINAN SISWA DALAM MEMATUHI NORMA TATA TERTIB SEKOLAH 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Penelitian Sekolah merupakan salah satu lembaga sosial yang memiliki peranan penting dalam mengembangkan pendidikan di dalam masyarakat. Sekolah sebagai organisasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hak dasar warga negara. Pendidikan merupakan salah satu

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hak dasar warga negara. Pendidikan merupakan salah satu 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan menjadi hak dasar warga negara. Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam mencerdaskan kehidupan dan untuk memajukan kesejahteraan bangsa

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini ialah metode penelitian korelasi. Seperti yang

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini ialah metode penelitian korelasi. Seperti yang 30 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode dalam penelitian ini ialah metode penelitian korelasi. Seperti yang dijelaskan Sukardi (2008:166) Penelitian korelasi adalah suatu penelitian yang

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. kehidupan. Pengertian pendidikan nasional yang tercantum dalam UU No.

I PENDAHULUAN. kehidupan. Pengertian pendidikan nasional yang tercantum dalam UU No. 1 I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dan tidak bisa lepas dari kehidupan. Sebuah efek langsung pendidikan adalah mendapat pengetahuan. Pendidikan memberikan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara untuk mendapatkan data dengan tujuan tertentu yang menggunakan teori dan konsep yang bersifat empiris, rasional dan sistematis. Penentuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menyeluruh baik fisik maupun mental spiritual membutuhkan SDM yang terdidik.

BAB 1 PENDAHULUAN. menyeluruh baik fisik maupun mental spiritual membutuhkan SDM yang terdidik. 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan yang dilakukan di Negara Indonesia dilakukan secara menyeluruh baik fisik maupun mental spiritual membutuhkan SDM yang terdidik. Oleh karena itu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komponen yang sangat kuat kedudukannya dimana sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. komponen yang sangat kuat kedudukannya dimana sumber daya manusia BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Dalam suatu Negara, sumber daya manusia merupakan salah satu komponen yang sangat kuat kedudukannya dimana sumber daya manusia tersebut merupakan aset terbesar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) No.

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) No. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) No. 20 Tahun 2003 pasal 1.1, menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana

Lebih terperinci

PENGARUH KEDISIPLINAN SISWA DI SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA TEKNIK PENDINGIN

PENGARUH KEDISIPLINAN SISWA DI SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA TEKNIK PENDINGIN 233 PENGARUH KEDISIPLINAN SISWA DI SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA TEKNIK PENDINGIN Eka S. Ariananda 1, Syamsuri Hasan 2, Maman Rakhman 3 Departemen Pendidikan Teknik Mesin Universitas Pendidikan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. akibat. Menurut Sumadi Suryabrata, (2003:82). Tujuan penelitian korelasi adalah

METODE PENELITIAN. akibat. Menurut Sumadi Suryabrata, (2003:82). Tujuan penelitian korelasi adalah 25 III. METODE PENELITIAN A. Metode penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian korelasi. Menurut Iskandar (2008:63) penelitian korelasi yaitu penelitian hubungan sebab

Lebih terperinci

Oleh : Asrifah Imami NIM : K BAB I PENDAHULUAN

Oleh : Asrifah Imami NIM : K BAB I PENDAHULUAN Hubungan antara kompetensi guru dan kemandirian belajar siswa dengan prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Surakarta tahun ajaran 2006/2007 Oleh : Asrifah Imami NIM : K 7403001 BAB

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi 0 PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETERAMPILAN MENGAJAR GURU DAN MINAT BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI KELAS XI IPS SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 3 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2014/2015 NASKAH PUBLIKASI

Lebih terperinci

JURNAL PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi

JURNAL PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI AKUNTANSI SMK BATIK I SURAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013 JURNAL PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan saat ini memegang peranan penting dalam kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan saat ini memegang peranan penting dalam kelangsungan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan saat ini memegang peranan penting dalam kelangsungan hidup suatu Bangsa, karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas pendidikan. daya manusia dan merupakan tanggung-jawab semua pihak, baik

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas pendidikan. daya manusia dan merupakan tanggung-jawab semua pihak, baik 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan penting dalam menciptakan masyarakat yang cerdas, damai, terbuka dan demokratis. Pendidikan dari segi kehidupan dirasakan sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendapat tempat terdepan dan terutama. Pendidikan merupakan faktor yang sangat esensial

BAB I PENDAHULUAN. mendapat tempat terdepan dan terutama. Pendidikan merupakan faktor yang sangat esensial BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam era modern ini, bidang pendidikan merupakan salah satu bidang yang mendapat tempat terdepan dan terutama. Pendidikan merupakan faktor yang sangat esensial dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas SDM, salah satunya melalui pendidikan. Semua orang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas SDM, salah satunya melalui pendidikan. Semua orang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mempercepat modernisasi dalam segala bidang. Perkembangan itu semakin kuat sejalan dengan tuntutan reformasi dan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif. Suharsimi Arikunto dalam S. Vianita Zulyan (2014: 80) menjelaskan bahwa Metode

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan berpartisipasi secara aktif dalam pembangunan.

I. PENDAHULUAN. dan berpartisipasi secara aktif dalam pembangunan. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan suatu pembangunan ditentukan oleh suatu kualitas pendidikan warganya, karena dengan pendidikan dapat mencapai kesejahteraan hidup, mengembangkan potensi diri

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tersebut dalam meningkatkan kemampuan sumber daya manusianya. Maka upaya

BAB 1 PENDAHULUAN. tersebut dalam meningkatkan kemampuan sumber daya manusianya. Maka upaya 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan yang berhasil di suatu bangsa merupakan keberhasilan bangsa tersebut dalam meningkatkan kemampuan sumber daya manusianya. Maka upaya yang dilakukan adalah

Lebih terperinci

PENGARUH LINGKUNGAN SOSIAL DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS VIII MTs AL IRSYAD NGAWI TAHUN AJARAN 2011/2012

PENGARUH LINGKUNGAN SOSIAL DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS VIII MTs AL IRSYAD NGAWI TAHUN AJARAN 2011/2012 PENGARUH LINGKUNGAN SOSIAL DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS VIII MTs AL IRSYAD NGAWI TAHUN AJARAN 2011/2012 Naskah Publikasi Disusun oleh YULIYATUN A 210 080 090

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bagi negara yang sedang berkembang seperti negara Indonesia, ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Bagi negara yang sedang berkembang seperti negara Indonesia, ilmu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bagi negara yang sedang berkembang seperti negara Indonesia, ilmu pengetahuan dan teknologi memegang peranan yang sangat penting dalam proses pelaksanaan pembangunan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada tataran perencanaan organisasi umumnya mendasarkan pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada tataran perencanaan organisasi umumnya mendasarkan pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada tataran perencanaan organisasi umumnya mendasarkan pada perencanaan tujuan yang hendak dicapai di masa depan dengan perilaku yang diharapkan dari keseluruhan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Secara keseluruhan pada bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan

I. PENDAHULUAN. Secara keseluruhan pada bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan I. PENDAHULUAN Secara keseluruhan pada bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai alat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai alat 4 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, yaitu suatu proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai alat menemukan

Lebih terperinci

: SAHID PAMBUDI UTOMO A210

: SAHID PAMBUDI UTOMO A210 PENGARUH KEDISIPLIAN BELAJAR SISWA DAN KEMAMPUAN EKONOMI ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS XI SMA NEGERI 1 BATURETNO SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

I. METODE PENELITIAN

I. METODE PENELITIAN I. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Yang di Gunakan Untuk mendapatkan data yang valid dan akurat sehingga memudahkan pengolahan dan analisis data penelitian, maka diperlukan adanya penggunaan metode yang tepat

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH HUBUNGAN DISIPLIN BELAJAR SISWA DENGAN HASIL BELAJAR IPS SISWA SDN NO.28/I MALAPARI KECAMATAN MUARA BULIAN KABUPATEN BATANG HARI

ARTIKEL ILMIAH HUBUNGAN DISIPLIN BELAJAR SISWA DENGAN HASIL BELAJAR IPS SISWA SDN NO.28/I MALAPARI KECAMATAN MUARA BULIAN KABUPATEN BATANG HARI ARTIKEL ILMIAH HUBUNGAN DISIPLIN BELAJAR SISWA DENGAN HASIL BELAJAR IPS SISWA SDN NO.28/I MALAPARI KECAMATAN MUARA BULIAN KABUPATEN BATANG HARI SKRIPSI OLEH : MUHLAS HIDAYAT A1D109003 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbudi pekerti luhur yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

BAB I PENDAHULUAN. berbudi pekerti luhur yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepramukaan yaitu gerakan kepanduan yang merupakan wadah pembinaan bagi kaum muda Indonesia yang sekaligus mendidik guna mengembangkan mental, moral, spiritual, emosional,

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan suatu

1. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan suatu 1 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan suatu bangsa, melalui pendidikan akan terbentuk manusia yang cerdas, berahlak mulia dan melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anggotanya untuk meningkatkan prestasi dalam rangka pencapaian tujuan

BAB I PENDAHULUAN. anggotanya untuk meningkatkan prestasi dalam rangka pencapaian tujuan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Menciptakan sebuah iklim organisasi yang mampu membawa para anggotanya untuk meningkatkan prestasi dalam rangka pencapaian tujuan organisasi bukanlah suatu hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal tersebut kemudian diatur

BAB I PENDAHULUAN adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal tersebut kemudian diatur BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu tujuan negara Republik Indonesia dalam Pembukaan UUD 1945 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal tersebut kemudian diatur dalam batang tubuh UUD 1945

Lebih terperinci

Disusun oleh : A FAKULTA

Disusun oleh : A FAKULTA PENGARUH MINAT BELAJAR DAN KEDISIPLINAN SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI SD NEGERI 1 TEMPURSARI TAHUN AJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, serta orang tua. Menurut Dimyati dan Mujiono (2006: 7),

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, serta orang tua. Menurut Dimyati dan Mujiono (2006: 7), BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan diselenggarakan sebagai suatu proses pemberdayaan peserta didik, membangun sumber daya manusia yang berkualitas, serta mengembangkan kreativitas peserta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan dinamika perubahan sosial budaya masyarakat. mengembangkan dan menitikberatkan kepada kemampuan pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan dinamika perubahan sosial budaya masyarakat. mengembangkan dan menitikberatkan kepada kemampuan pengetahuan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai kegiatan pembelajaran telah dilakukan manusia dalam pelaku pendidikan. Pendidikan merupakan suatu sistem yang harus dijalankan secara terpadu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sehingga pendidikan saat ini sudah sangat jauh berbeda dengan pendidikan di

BAB 1 PENDAHULUAN. sehingga pendidikan saat ini sudah sangat jauh berbeda dengan pendidikan di BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan saat ini berkembang begitu pesat dari waktu ke waktu, sehingga pendidikan saat ini sudah sangat jauh berbeda dengan pendidikan di masa lalu.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian diperlukan untuk mencapai tujuan penelitian. Metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian diperlukan untuk mencapai tujuan penelitian. Metode BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian diperlukan untuk mencapai tujuan penelitian. Metode merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan bagi kehidupan manusia di era global seperti saat ini menjadi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan bagi kehidupan manusia di era global seperti saat ini menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi kehidupan manusia di era global seperti saat ini menjadi kebutuhan yang amat menentukan bagi masa depan seseorang dalam kehidupannya, yang menuntut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara (Undang-Undang No. 20 Tahun 2003) informal dapat melalui keluarga dan lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. Negara (Undang-Undang No. 20 Tahun 2003) informal dapat melalui keluarga dan lingkungan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengetahuan dan teknologi serta mampu bersaing pada era global ini.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengetahuan dan teknologi serta mampu bersaing pada era global ini. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Banyak pihak yang cukup memperhatikan berbagai kegiatan dan permasalahan yang ada di bidang pendidikan. Melalui kegiatan pendidikanakant erbentuk kualitas sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan sarana untuk membentuk peserta didik sebagai generasi penerus bangsa yang lebih berkualitas. Hal ini bertujuan untuk membentuk kepribadian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan merupakan proses yang sangat menentukan untuk perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan merupakan salah satu pilar utama

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan suatu tempat dimana bagi peserta didik untuk

A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan suatu tempat dimana bagi peserta didik untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan suatu tempat dimana bagi peserta didik untuk menempuh pendidikan yang lebih tinggi dari sebelumnya. Pendidikan adalah suatu proses yang ditempuh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif yaitu, suatu proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai alat untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang pesat akan membawa dampak kemajuan dibidang kehidupan. Agar

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN. (1999:63), adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek,

III METODE PENELITIAN. (1999:63), adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif yaitu metode yang bertujuan menggambarkan suatu keadaan secara objektif. Menurut

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. nasional yaitu membangun kualitas manusia yang beriman dan bertaqwa

I. PENDAHULUAN. nasional yaitu membangun kualitas manusia yang beriman dan bertaqwa I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan setiap individu yang terlibat di dalam pendidikan itu dituntut untuk mampu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus berkembang. Persaingan semakin ketat dan masyarakat dituntut untuk dapat bersaing dalam menghadapi tantangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa, karena dengan pendidikan suatu bangsa dapat mempersiapkan masa

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa, karena dengan pendidikan suatu bangsa dapat mempersiapkan masa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang sangat penting dalam kehidupan suatu bangsa, karena dengan pendidikan suatu bangsa dapat mempersiapkan masa depannya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengeliminasi faktor lain yang bisa mengganggu. 1. kalinya. Rancangan ini dapat digambarkan sebagai berikut:

BAB III METODE PENELITIAN. mengeliminasi faktor lain yang bisa mengganggu. 1. kalinya. Rancangan ini dapat digambarkan sebagai berikut: BAB III METODE PENELITIAN A. Model dan pendekatan Berdasarkan rumusan masalah yang diajukan maka penelitian ini merupakan eksperimen. Hal ini karena peneliti sengaja memunculkan suatu kejadian atau keadaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keharusan bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. keharusan bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan kualitas sumber daya manusia sudah merupakan suatu keharusan bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang apalagi diera globalisasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dapat diukur dengan angka atau istilahnya quantifiabel, berupa pemahaman terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. dapat diukur dengan angka atau istilahnya quantifiabel, berupa pemahaman terhadap 25 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif yaitu suatu pendekatan penelitian yang memusatkan perhatian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. didik dapat mempertahankan hidupnya kearah yang lebih baik. Nasional pada Pasal 1 disebutkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. didik dapat mempertahankan hidupnya kearah yang lebih baik. Nasional pada Pasal 1 disebutkan bahwa : BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era zaman sekarang, pendidikan merupakan salah satu aspek utama yang memiliki peranan penting dalam mempersiapkan sekaligus membentuk generasi muda. Di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan. Perubahan yang dialami akan berlangsung cepat dan

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan. Perubahan yang dialami akan berlangsung cepat dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini,seiring berjalannya waktu bahwa berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi akan membawa manusia pada suatu perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hal yang sangat penting bagi suatu bangsa, dikatakan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hal yang sangat penting bagi suatu bangsa, dikatakan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan menjadi hal yang sangat penting bagi suatu bangsa, dikatakan maju apabila pendidikannya berkualitas. Bangsa yang memiliki pendidikan yang berkualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pembukaan UUD 1945 menyatakan dengan tegas bahwa mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pembukaan UUD 1945 menyatakan dengan tegas bahwa mencerdaskan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembukaan UUD 1945 menyatakan dengan tegas bahwa mencerdaskan bangsa merupakan salah satu cita-cita luhur dari perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia. Maka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara tentang pendidikan tidak lepas dari berbicara tentang hasil

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara tentang pendidikan tidak lepas dari berbicara tentang hasil BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbicara tentang pendidikan tidak lepas dari berbicara tentang hasil belajar di mana keberhasilan atau tingkat penguasaan mahasiswa yang dapat dilihat dari

Lebih terperinci

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam menjalani kehidupannya setiap individu wajib menempuh pendidikan di lembaga formal maupun lembaga non formal. Sesuai dengan yang diperintahkan oleh pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga,

BAB I PENDAHULUAN. dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga, masyarakat, bangsa

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. langkah-langkah pengkajian dengan menggunakan metode penelitian agar

III. METODOLOGI PENELITIAN. langkah-langkah pengkajian dengan menggunakan metode penelitian agar III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Setiap kegiatan penelitian, dalam upaya untuk menemukan data yang valid, dan serta dalam usaha mengadakan analisa secara logis rasional di perlukan langkah-langkah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang ditransfer dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode penelitian korelasi. Seperti yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode penelitian korelasi. Seperti yang 34 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode dalam penelitian ini adalah metode penelitian korelasi. Seperti yang dijelaskan: Menurut Sukardi (2008: 166) Penelitian korelasi adalah suatu penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Rajabasa Raya Kota Bandarlampung. Menurut Sugiyono (2012: 6) Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk

III. METODE PENELITIAN. Rajabasa Raya Kota Bandarlampung. Menurut Sugiyono (2012: 6) Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk 34 III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Penelitian akan dilaksanakan di SD Negeri 1 Rajabasa Raya Kecamatan Rajabasa Raya Kota Bandarlampung. 3.1.2 Waktu Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam. Indonesia. Di samping itu, pendidikan dapat mewujudkan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam. Indonesia. Di samping itu, pendidikan dapat mewujudkan sumber daya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan bangsa Indonesia. Di samping itu, pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan menurut bentuknya dibedakan menjadi dua, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan menurut bentuknya dibedakan menjadi dua, yaitu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi seperti sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan

Lebih terperinci

HUBUNGAN PEMBERIAN TUGAS RUMAH DENGAN HASIL BELAJAR IPS MATERI KOPERASI PADA SISWA KELAS IV SDN 14/1 SUNGAI BAUNG SKRIPSI

HUBUNGAN PEMBERIAN TUGAS RUMAH DENGAN HASIL BELAJAR IPS MATERI KOPERASI PADA SISWA KELAS IV SDN 14/1 SUNGAI BAUNG SKRIPSI HUBUNGAN PEMBERIAN TUGAS RUMAH DENGAN HASIL BELAJAR IPS MATERI KOPERASI PADA SISWA KELAS IV SDN 14/1 SUNGAI BAUNG SKRIPSI Oleh: AGUS HARDIANSAH NIM A1D109038 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan merupakan faktor penting dalam memajukan bangsa dan negara. Pada pembukaan UUD 1945 alinea ke empat, yaitu :

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan merupakan faktor penting dalam memajukan bangsa dan negara. Pada pembukaan UUD 1945 alinea ke empat, yaitu : BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hak semua rakyat. Menurut ajaran agamapun, manusia diwajibkan untuk menuntut ilmu dan memperoleh pendidikan. Selain itu, pendidikan merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengumpulkan, mengorganisir, menganalisa, serta menginterpretasikan data. Hal

BAB III METODE PENELITIAN. mengumpulkan, mengorganisir, menganalisa, serta menginterpretasikan data. Hal BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan suatu cara atau langkah dalam mengumpulkan, mengorganisir, menganalisa, serta menginterpretasikan data. Hal tersebut sejalan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi manusia menurut ukuran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2003, telah di gariskan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2003, telah di gariskan bahwa: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai individu sosial dan sebagai warga Negara perlu mengembangkan kemampuan diri untuk dapat hidup di tengah-tengah komunitasnya. Salah satu cara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam setiap kehidupan sosial terdapat individu-individu yang memiliki kecenderungan berperilaku menyimpang dalam arti perilakunya tersebut tidak sesuai dengan nilai-nilai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya peranan pendidikan telah dicantumkan oleh pemerintah secara

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya peranan pendidikan telah dicantumkan oleh pemerintah secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan wadah bagi manusia untuk mengembangkan potensi dan meningkatkan kualitas diri. Suatu bangsa dapat maju apabila masyarakatnya memiliki tingkat pendidikan

Lebih terperinci

PENGARUH FASILITAS DAN KEDISIPLINAN SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SEJARAH KELAS X DI SMA BRAWIJAYA SMART SCHOOL MALANG

PENGARUH FASILITAS DAN KEDISIPLINAN SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SEJARAH KELAS X DI SMA BRAWIJAYA SMART SCHOOL MALANG Jurnal Penelitian dan Pendidikan IPS (JPPI) Volume 10 No 1 (2016) 55-62 ISSN (Print) : 1858-4985 http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/jppi PENGARUH FASILITAS DAN KEDISIPLINAN SISWA TERHADAP PRESTASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN alinea ke 4 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Mencerdaskan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN alinea ke 4 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Mencerdaskan kehidupan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu amanat yang yang tercantum dalam Undang Undang Dasar 1945 alinea ke 4 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Mencerdaskan kehidupan bangsa ini memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010), hlm Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru,

BAB I PENDAHULUAN. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010), hlm Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan mutlak bagi kehidupan umat manusia yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa adanya sebuah pendidikan, maka tidak mungkin suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan dalam bidang kesehatan diarahkan untuk meningkatkan derajat

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan dalam bidang kesehatan diarahkan untuk meningkatkan derajat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang membangun. Pembangunan dalam bidang kesehatan diarahkan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional menyatakan. bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional menyatakan. bahwa: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan yang amat penting untuk menjamin kelangsungan hidup Negara, juga merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, hal ini dikarenakan penelitian yang akan dilakukan menggunakan metode untuk mengeksplorasi dan memahami makna

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PEELITIA A. Jenis dan pendekatan penelitian Penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), yaitu penelitian yang dilakukan di kancah atau medan terjadinya gejala-gejala

Lebih terperinci