METODOLOGI PENELITIAN. Untuk membatasi ruang lingkup permasalahan yang dijadikan objek

dokumen-dokumen yang mirip
METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Respon PDB terhadap shock

III. METODOLOGI PENELITIAN. Untuk membatasi ruang lingkup permasalahan maka yang dijadikan objek

III. METODE PENELITIAN. series. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah BI rate, suku bunga

BAB III METODELOGI PENELITIAN. variabel- variabel sebagai berikut : tingkat gross domestic product(gdp), total

III. METODE PENELITIAN. Bentuk data berupa data time series dengan frekuensi bulanan dari Januari 2000

III. METODOLOGI PENELITIAN. urutan waktu dimulai dari penerapan Base Money Targeting Framework

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data sekunder.data ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series

BAB III METODE PENELITIAN. dikumpulkan dari berbagai sumber yaitu Badan Pusat Statistik (BPS), Food and

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam studi ini adalah data sekunder runtut waktu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. analisis yang berupa angka-angka sehingga dapat diukur dan dihitung dengan

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Data-data tersebut berupa data bulanan dalam rentang waktu (time series) Januari

III. METODE PENELITIAN. bentuk runtut waktu (time series) yang bersifat kuantitatif yaitu data dalam

III. METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang telah dikumpulkan oleh pihak

III.METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, karena penelitian ini

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder menurut runtun

III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Analisis Faktor-Faktor Yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. sekunder yang akan digunakan ialah data deret waktu bulanan (time series) dari bulan

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Indonesia dan variabel independen, yaitu defisit transaksi berjalan dan inflasi.

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian Akar Unit (Unit Root Test) bahwa setiap data time series yang akan dianalisis akan menimbulkan spurious

METODE PENELITIAN. merupakan data time series dari bulan Januari 2002 sampai Desember Data

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. atas, data stasioner dibutuhkan untuk mempengaruhi hasil pengujian

METODE PENELITIAN. waktu (time series) dari tahun 1986 sampai Data tersebut diperoleh dari

METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah PDB, Ekspor, dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif adalah pendekatan penelitian yang banyak dituntut menguakan angka,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. tahun 1980 hingga kuartal keempat tahun Tabel 3.1 Variabel, Notasi, dan Sumber Data

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIN. yaitu ilmu yang valid, ilmu yang dibangun dari empiris, teramati terukur,

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pembentukan Indeks Kondisi Moneter dan Indeks Kondisi Keuangan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. runtut waktu (time series). Penelitian ini menggunakan data-data Produk

HASIL DAN PEMBAHASAN. metode Vector Auto Regression (VAR) dan dilanjutkan dengan metode Vector

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Uji Stasioneritas Data

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. METODE PENELITIAN

III. METODELOGI PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah current account

III. METODOLOGI PENELITIAN. diperoleh dari data Bank Indonesia (BI) dan laporan perekonomian indononesia

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder berupa time series

III. METODE PENELITIAN. yang mempunyai hubungan dengan penelitian yang terdiri dari data kualitatif dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENILITIAN

III. METODELOGI PENELITIAN. Dalam penelitian yang berjudul Analisis Determinan Nilai Aktiva Bersih Reksa

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari

BAB III METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam analisis ini adalah data sekunder berupa data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. statistik. Penelitian ini mengukur pengaruh pembalikan modal, defisit neraca

METODE PENELITIAN. terdiri dari data pinjaman luar negeri, pengeluaran pemerintah, penerimaan pajak,

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengunakan data sekunder berdasarkan runtun waktu (time series)

BAB III METODE PENELITIAN. Jawa Tengah diproxykan melalui penyaluran pembiayaan, BI Rate, inflasi

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Sumber Data Pada penelitian ini data yang digunakan yaitu data sekunder. Data sekunder

III. METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian yang berjudul Analisis Pengaruh ProdukDomestikBruto (PDB),

METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Dalam penelitian ini variabel terikat (dependent variabel) yang digunakan adalah

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. stasioner dari setiap masing-masing variabel, baik itu variabel independent

METODE PENELITIAN. Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder (time series)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Exchange Rate Rp/US$ ER WDI Tax Revenue Milyar Rupiah TR WDI Net Export US Dollar NE WDI

METODE PENELITIAN. 4.1 Jenis dan Sumber Data

BAB III METODE PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kestasioneran data diperlukan pada tahap awal data time series

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. waktu dari objek penelitian ini adalah 26 tahun yaitu dari tahun B. Jenis, Sumber dan Metode Pengumpulan Data

IV. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. tercatat secara sistematis dalam bentuk data runtut waktu (time series data). Data

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Untuk memenuhi salah satu asumsi dalam uji data time series dan uji

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Produk Domestik Bruto, Inflasi,

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data sekunder. Data ini

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

lain berupa data jadi dalam bentuk publikasi. Data tersebut diperoleh dari

BAB IV. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. (OJK). Objek tersebut terdiri dari Bank Umum Syaria (BUS) dan Unit Usaha

ANALISIS KOINTEGRASI JUMLAH WISATAWAN, INFLASI, DAN NILAI TUKAR TERHADAP PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) PROVINSI BALI

III. METODE PENELITIAN. gabungan dari data runtun waktu (time series) tahunan. Data yang digunakan

BAB III METODE PENELITIAN. minyak kelapa sawit Indonesia yang dipengaruhi oleh harga ekspor minyak

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. langkah yang penting sebelum mengolah data lebih lanjut. Data time series yang

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penulisan proposal ini adalah data sekunder yang

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III DATA DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Pencarian data dilakukan melalui riset perpustakaan (library research)

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel. penjelasan kedua variabel tersebut :

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

Transkripsi:

III. METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Untuk membatasi ruang lingkup permasalahan yang dijadikan objek penelitian, maka penelitian ini hanya menganalisis mengenai harga BBM dan nilai tukar riil dalam mempengaruhi tingkat inflasi dan output di Indonesia selama periode 2005:1 2012:12 B. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berupa data bulanan selama periode 2005:1 sampai 2012:12. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain dalam bentuk yang sudah jadi dan dipublikasikan untuk umum. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah data harga komoditas BBM dalam negeri (solar dan premium), data nilai tukar riil rupiah terhadap dollar Amerika, data Indeks Harga Konsumen (IHK) Indonesia yang merefleksikan tingkat inflasi di Indonesia, dan data Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga konstan 2000 yang merefleksikan tingkat output Indonesia. Untuk mendapatkan data bulanan PDB dilakukan interpolasi atas data kuartalan. Deskripsi tentang satuan pengukuran, jenis dan sumber data telah dirangkum dalam Tabel 6.

38 Tabel 6. Deskripsi Data Nama Data Satuan Pengukuran Periode Waktu Sumber Data Harga Komoditas BBM Nilai tukar riil rupiah terhadap dollar Amerika Indeks Harga Konsumen Ribu Rupiah 2005:1 2012:12 Pertamina dan Kementrian ESDM RP/US$ 2005:1 2012:12 BI (diolah) 2005:1 2012:12 BPS Tingkat Output (PDB riil) Milliar Rupiah 2005:1 2012:12 BPS (diolah) C. Batasan Variabel Batasan atau definisi variabel-variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Harga Komoditas BBM Data yang digunakan untuk penelitian ini adalah data bulanan harga komoditas BBM (solar dan premium) yang telah dirata-ratakan pada periode 2005-2012. Sumber data diambil dari laporan pertamina melalui website www.pertamina.go.id dan handbook of energy & statistic 2012 kemetrian ESDM. Satuan pengukuran dari variabel harga komoditas BBM adalah dalam ribu rupiah.

39 2. Nilai tukar riil (RER) Data nilai tukar riil diperoleh dari perhitungan = e x P*/P dimana e kurs tengah BI diperoleh dari website BI, www.bi.go.id. P* adalah IHK Amerika Serikat diperoleh dari www.worldbank.org, dan P adalah IHK Indonesia diperoleh dari www.bps.go.id. Data yang digunakan berupa data bulanan. Satuan pengukuran dari variabel nilai tukar riil adalah rupiah/us$ 3. Indeks Harga Konsumen (IHK) Data indeks harga konsumen (IHK) yang digunakan adalah data bulanan periode 2005:1-2012:12. Data diambil dari website Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia. 4. Tingkat Output (PDB) Data yang digunakan adalah data Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga konstan 2000. Data awal yang diperoleh dari website Badan Pusat Statistik Indonesia berbentuk kuartalan periode 2005-2012. Untuk mendapatkan data bulanan, maka dilakukan interpolasi data. Interpolasi menggunakan metode quadratic-match sum dengan perhitungan sebagai berikut : M1t = 1/3[Qt - 1,5/3 (Qt-Qt-1)] M2t = 1/3[Qt - 0/3 (Qt-Qt-1)] M3t = 1/3[Qt - 1,5/3 (Qt-Qt-1)] Dimana: Ma = Data Bulanan Q1 = Data Kuartalan yang berlaku

40 Qt-1 = Data Kuartal sebelumnya Metode ini dilakukan dengan membentuk polinom kuadrat dengan mengambil set tiga titik yang berdekatan dari sumber data dan sesuai sehingga baik rata-rata atau jumlah poin pada frekuensi tinggi sesuai data pada frekuensi rendah sehingga benar-benar diamati (Eviews 6 User Guide I, p 107). Satuan pengukuran variabel ini adalah milliar rupiah. D. Metode Analisis Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis kuantitatif vector Autoregressions (VAR) dan jika data tidak stasioner pada level tetapi stasioner pada data diferensi dan terkointegrasi maka dilanjutkan dengan Vector Error Correction Model (VECM). Proses pengolahan data pada penelitian ini menggunakan software eviews Model VAR adalah model persamaan regresi yang menggunakan data time series. Persoalan yang muncul dari data time series berkaitan dengan stasionaritas data dan kointegrasi antar variabel dalam model (Agus Widarjono, 2007(347). Model VAR ini dibangun dengan pertimbangan meminimalkan pendekatan teori dengan tujuan agar mampu menangkap fenomena ekonomi dengan baik. Dengan demikian VAR adalah model non struktural atau merupakan model tidak teoritis. Dengan VAR kita hanya perlu memperhatikan dua hal, yaitu : 1. Tidak perlu membedakan mana yang variabel endogen dan eksogen. Semua variabel baik endogen maupun eksogen yang dipercaya saling

41 berhubungan seharusnya dimasukkan di dalam model. Namun dapat juga memasukan variabel eksogen di dalam VAR. 2. Untuk melihat hubungan antara variabel didalam VAR, membutuhkan sejumlah kelambanan variabel yang ada. Kelambanan variabel ini diperlukan untuk menangkap efek dari variabel tersebut terhadap variabel yang lain didalam model. Selain kedua hal tersebut, model VAR adalah model linier sehingga kita tidak perlu khawatir tentang bentuk serta model VAR mudah diestimasi dengan menggunakan metode OLS ( Agus Widarjono, 2007:345-346). DData Time Series Uji Stasionaritas Data Stasioner Tidak Stasioner VAR In Level VAR In Difference Terjadi Kointegrasi VECM Sumber : Agus Widarjono (2007) diolah Gambar 11. Proses Pembentukan VAR Langkah pertama pembentukan model VAR adalah melakukan uji stasionaritas data. Jika data stasioner pada tingkat level maka model tersebut adalah model VAR biasa ( unrestricted VAR). Sebaliknya jika data tidak

42 stasioner pada level tetapi stasioner pada proses diferensi data, maka harus diuji terlebih dahulu apakah data mempunyai hubungan jangka panjang atau tidak dengan melakukan uji kointegrasi. Jika variabel tidak terdapat kointegrasi disebut model VAR dengan data diferensi (VAR in difference). Sedangkan jika terdapat kointegrasi maka modelnya adalah model Vector Error Correction Model (VECM). Model ini merupakan model yang terestriksi (restricted VAR) karena adanya kointegrasi yang menunjukan adanya hubungan jangka panjang antar variabel di dalam sistem VAR. Spesifikasi VECM merestriksi hubungan perilaku jangka panjang antar variabel agar konvergen ke dalam hubungan kointegrasi namun tetap membiarkan perubahan dinamis dalam jangka pendek. Terminologi kointegrasi ini dikenal sebagai koreksi kesalahan (error correction) karena bila terjadi deviasi terhadap keseimbangan jangka panjang akan dikoreksi melalui penyesuaian parsial jangka pendek secara bertahap. (Agus Widarjono, 2007:349). Adapun bentuk standar pada system VAR adalah sebagai berikut : X t = β 0 + β n X t-n +e t (3.1) Dimana : X t = elemen vector variabel β 0 = Vektor konstanta n x 1 β n = adalah koefisien dari X t n = panjang lag e t = vector dari shock terhadap masing-masing variabel

43 Dalam penelitian ini variabel-variabel endogen yang dimasukan dalam model VAR adalah P bbm merepresentasikan harga BBM, RER merepresentasikan nilai tukar riil, I mrepresentasikan tingkat inflasi, dan PDB merepresentasikan tingkat output. Maka persamaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Pbbm t = β 1 + α 1i Pbbm t-n + α 1i RER t-n + α 1i IHK t-n + α 1i PDB t-n + e t IHK t = β 2 + α 1i IHK t-n + α 1i Pbbm t-n + α 1i RER t-n + α 1i PDB t-n + e t (3.1) PDB t RER t = β 3 + α 1i PDB t-n + α 1i Pbbm t-n + α 1i RER t-n + α 1i IHK t-n + e t = β 1 + α 1i RER t-n + α 1i Pbbm t-n + α 1i IHK t-n + α 1i PDB t-n + e t Adapun tahapan dalam melakukan analisis penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Uji Stasionaritas (Unit Root Test) Uji akar unit pertama kali dikembangkan oleh Dickey-Fuller dan dikenal dengan uji akar unit Dickey-Fuller. Ide dasar uji stasionaritas data dengan uji akar unit dijelaskan dalam model berikut : Y t = ρy t-1 + e t (3.4) Dimana e t adalah variabel gangguan yang bersifat random atao stokastik dengan rata-rata nol, varians yang konstan dan tidak saling berhubungan sebagaimana asumsi metode OLS. Variabel gangguan yang mempunyai sifat tersebut disebut variabel gangguan yang white noise. Jika nilai ρ = 1, maka dikatakan bahwa variabel random Y mempunyai akar unit. Jika data time series mempunyai akar unit, maka daapat dikatakan data tersebut bergerak secara random (random walk) dan data

44 yang mempunyai sifat random walk dikatakan data tidak stasioner (Agus Widarjono, 2007). Untuk menguji apakah data yang digunakan dalam penelitian ini stasioner atau tidak, maka dalam penelitian ini menggunakan uji Augmented Dickey_fuller (ADF). Prosedur untuk menentukan apakah data stasioner atau tidak dengan cara membandingkan antara nilai statistic ADF dengan nilai kritisnya distribusi statistic Mackinnon. Jika nilai absolut statistic ADF lebih besar dari niali kritisnya, maka data yang diamati menunjukan stasioner dan jika sebaliknya nilai absolut ADF lebih kecil dari nilai kritisnya maka data tidak stasioner (Agus Widarjono, 2007: 320). 2. Penentuan Lag Optimum Penentuan kelambanan (lag) optimal merupakan tahapan yang penting dalam model VAR. Menurut M.Afdi Nizar (2012) penentuan panjang lag dimanfaatkan untuk mengetahui lamanya periode respon suatu variabel terhadap variabel masa lalunya dan terhadap variabel endogen lainnya. Dalam penelitian ini untuk menentukan panjang lag optimum akan menggunakan kriteria Akaike Information Criterion (AIC), Schwartz Information Criterion (SIC), Hannan-Quinn Information Criterion (HQ). Penetuan lag optimal dengan menggunakan kriteria informasi tersebut diperoleh dengan memilih kriteria yang mempunyai nilai paling kecil di antara berbagai lag yang diajukan. Model VAR akan diestimasi dengan tingkat lag yang berbeda-beda dan selanjutnya nilai terkecil akan digunakan sebagai nilai lag yang optimal.

45 3. Uji Kointegrasi Regresi yang menggunakan data time series yang tidak stasioner kemungkinan besar akan menghasilkan regresi lancung (spurious regression). Regresi lancing terjadi jika koefisien determinasi cukup tinggi tetapi hubungan antar variabel independen dan dependen tidak mempunyai makna. Hal ini karena hubungan keduanya hanya menunjukan trend saja. Untuk mengatasi masalah ini dikembangkan uji kointegrasi. Menurut Dian Karina Apriyani (2007) kointegrasi adalah suatu hubungan jangka panjang antara variabel-variabel yang meskipun secara individual tidak stasioner, tetapi kombinasi linier antara variabel tersebut dapat menjadi stasioner. Dapat dilihat dalam persamaan berikut : e t = Y t β 0 β 1 X t (3.5) variabel gangguan e t dalam hal ini merupakan kombinasi linier. Jika variabel gangguan e t ternyata tidak mengadung akar unit, data stasionary atau I(0) maka kedua variabel adalah terkointegrasi yang berarti mempunyai hubungan jangka panjang. Secara umum bisa dikatakan bahwa jika data runtut waktu Y dan X tidak stasionary pada tingkat level tetapi menjadi stasionary pada diferensi (difference) yang sama yaitu Y adalah I(d) dan X adalah I(d) dimana d tingkat diferensi yang sama maka kedua data adalah terkointegrasi. Dengan kata lain uji kointegrasi hanya bisa dilakukan ketika data yang digunakan dalam penelitian berintegrasi pada derajat yang sama (Agus Widarjono, 2007:326). Dalam penelitian ini uji kointegrasi uji kointergrasi Johansen. Uji kointegrasi Johansen melihat ada tidaknya kointegrasi didasarkan pada uji

46 likelihood ratio (LR). Jika nilai LR lebih besar dari nilai kritis LR maka dapat diterima adanya kointegrasi sejumlah variabel. Nilai kritis LR diperoleh dari tabel yang dikembangkan oleh Johansen-Juselius dan Johansen juga menyediakan uji statistik alternatif yang dikenal dengan maximum eigenvalue statistic (Agus Widarjono, 2007). 4. Impulse Response Karena secara individual koefisien di dalam model VAR sulit diintrepetasikan maka para ahli ekonometrika menggunakan analisis impulse response. Analisis impulse response ini melacak respon dari variabel endogen di dalam system VAR karena adanya shocks di dalam variabel gangguan. (Widarjono, 2007). Menurut Dian Karina (2007) Selain itu, impulse response menunjukkan bagaimana respon dari setiap variabel endogen sepanjang waktu kejutan dalam variabel itu sendiri dan variabel endogen lainnya. Impulse response juga dapat mengidentifikasikan suatu kejutan pada satu variabel endogen sehingga dapat menentukan bagaimana suatu perubahan yang tidak diharapkan dalam variabel mempengaruhi variabel lainnya sepanjang waktu. Analisis Impulse response dilakukan agar dapat mengetahui respon dinamis variabel, yaitu inflasi, harga BBM, tingkat output (PDB), dan nilai tukar riil terhadap adanya setiap guncangan variabel tertentu, dalam hal ini guncangan harga BBM dan nilai tukar riil.

47 5. Variance Decompositions Analisis variance decompositions menggambarkan relatif pentingnya setiap variabel di dalam sistem VAR karena adanya guncangan. Analisis ini memberikan metode yang berbeda di dalam menggambarkan sistem dinamis VAR dibandingkan dengan analisis impulse responsei sebelumnya. Variance decompositions berguna untuk memprediksi kontribusi presentase varian setiap variabel karena adanya perubahan variabel tertentu di dalam system VAR (Widarjono, 2007). Kekuatan dan kelemahan dari masing-masing variabel dalam mempengaruhi variabel lainnya dalam kurun waktu yang panjang dapat dilihat dengan metode ini (Dian Karina, 2007). Dengan kata lain, analisis Variance Decompositions digunakan untuk mengetahui variabel yang paling berperan penting dalam menjelaskan perubahan suatu variabel (Afdi Nizar, 2012).