Tax Amnesty/Amnesti Pajak itu sendiri adalah program pengampunan yang diberikan oleh Pemerintah kepada Wajib Pajak meliputi: 1. penghapusan pajak terutang; 2. penghapusan sanksi administrasi perpajakan; 3. penghapusan sanksi pidana di bidang perpajakan atas harta yang diperoleh pada tahun 2015 dan sebelumnya yang belum dilaporkan dalam SPT; Dengan cara melunasi seluruh tunggakan pajak yang dimiliki dan membayar uang tebusan, dimana asal usul dana / aset tersebut tidak akan dipermasalahkan. Data dan informasi yang bersumber dari Pengampunan Pajak tidak dapat dijadikan sebagai dasar penyelidikan, penyidikan, dan/atau penuntutan pidana terhadap Wajib Pajak. Tujuan Tax Amnesty 1. Meminimalisir kemungkinan untuk menyembunyikan kekayaan di luar wilayah Indonesia karena semakin transparannya sektor keuangan global dan meningkatnya intensitas pertukaran informasi antar negara. 2. Membantu Pemerintah mempercepat pertumbuhan dan restrukturisasi ekonomi melalui pengalihan Harta, yang akan berdampak terhadap peningkatan likuiditas domestik, perbaikan nilai tukar Rupiah, penurunan suku bunga, dan peningkatan investasi; 3. Bagian dari reformasi perpajakan menuju sistem perpajakan yang lebih berkeadilan serta perluasan basis data perpajakan yang lebih valid, komprehensif, dan terintegrasi; dan 4. Meningkatkan penerimaan pajak yang akan digunakan untuk pembiayaan pembangunan. Tax Amnesty Mengapa Tax Amnesty? Dewasa ini, adanya moderasi pertumbuhan ekonomi global Sumber pembiayaan untuk pembangunan Indonesia selama ini memberikan dampak yang cukup signifikan bagi Indonesia sebagai sebagian besar bertumpu pada penerimaan pajak, hal tersebut salah satu negara berkembang yang masih memiliki banyak terlihat pada porsi penerimaan pajak yang ditargetkan mencapai agenda pembangunan di berbagai sektor. 84,6% dari total Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Perlambatan Ekonomi Indonesia, defisit neraca perdagangan, 2016. Besarnya ketergantungan pemerintah terhadap penerimaan membesarnya defisit anggaran, penurunan laju pertumbuhan dari sektor perpajakan ternyata tidak sesuai dengan realisasi sektor industri/manufaktur, dan masih tingginya infrastructure gap pencapaian target penerimaan pajak kita selama ini dan buruknya merupakan dampak-dampak yang dirasakan oleh Indonesia atas situasi ini tidak terlepas dari kepatuhan pajak yang masih tergolong adanya penyesuaian pertumbuhan ekonomi global tersebut. rendah. Lebih buruk lagi kondisi ini mengakibatkan pengangguran, kemisikinan, dan kesenjangan sosial semakin meningkat pesat. Hal-hal tersebut di ataslah yang melatarbelakangi keinginan Indonesia untuk secepatnya menemukan sumber pertumbuhan ekonomi yang baru, yaitu salah satunya dengan Tax Amnesty Mengapa harus sekarang? Tax Amnesty berlaku untuk: a. PPh b. PPN/PPnBM Keduanya terhitung sampai dengan akhir tahun pajak yang berakhir pada jangka waktu 1 Januari 2015 sampai dengan 31 Desember 2015. Karena Negara ini membutuhkan banyak dana untuk pembangunan di berbagai sektor yang berkelanjutan dan inklusif. Selain itu, Tax Amnesty harus dilakukan sekarang sebelum adanya automatic exchange of information yang akan dilaksanakan paling lambat tahun 2018 dan sebelum ada revisi UU Perbankan untuk keterbukaan data bagi perpajakan, karena jika hal-hal tersebut terealisasi, maka Wajib Pajak tidak akan bisa lagi menyembunyikan asetnya (di mana pun) dari otoritas pajak. Kebijakan Tax Amnesty dapat Pengecualian terhadap Wajib Pajak: dimanfaatkan oleh: a. dalam penyidikan dan berkas 1. Wajib Pajak Orang Pribadi penyidikannya telah dinyatakan lengkap 2. Wajib Pajak Badan oleh kejaksaan. 3. Wajib Pajak yang bergerak di bidang b. dalam proses peradilan atau Usaha Mikro Kecil dan Menengan (UMKM) c. menjalani hukuman pidana, atas Tindak 4. Orang Pribadi atau Badan yang belum Pidana di Bidang Perpajakan. menjadi Wajib Pajak
Penanda tangan di Surat Pernyataan 1. Wajib Pajak orang pribadi; 2. Wajib Pajak Badan: Pemimpin tertinggi berdasarkan akta pendirian badan atau dokumen lain yang dipersamakan; atau 3. Penerima kuasa, dalam hal pemimpin tertinggi sebagaimana dimaksud pada poin 2 berhalangan. Persyaratan Wajib Pajak yang dapat memanfaatkan Tax Amnesty 1. memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak; 2. membayar Uang Tebusan; 3. melunasi seluruh Tunggakan Pajak; 4. melunasi pajak yang tidak / kurang dibayar; 5. bagi Wajib Pajak yang sedang dilakukan pemeriksaan bukti permulaan dan/atau penyidikan, melunasi yang seharusnya tidak dikembalikan; 6. menyampaikan SPT PPh Terakhir; 7. mencabut permohonan: pengembalian kelebihan pembayaran pajak; pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi dalam Surat Ketetapan Pajak dan/atau Surat Tagihan Pajak yang di dalamnya terdapat pokok pajak yang terutang; pengurangan atau pembatalan ketetapan pajak yang tidak benar; keberatan; pembetulan atas surat ketetapan pajak dan surat keputusan; banding; gugatan; dan/atau peninjauan kembali, dalam hal Wajib Pajak sedang mengajukan permohonan dan belum diterbitkan surat keputusan atau putusan. Pemberlakuan dan Tarif Tax Amnesty Periode Pengungkapan harta yang Penyampaian Permohonan Dialihkan ke dan atau berada di NKRI Berada di luar negeri dan tidak dialihkan ke dalam NKRI Periode I 2% 4% Periode II 3% 6% Periode III 5% 10% Periode I : Dari tanggal diundangkan s.d 30 September 2016 Periode II : Dari tanggal 1 Oktober 2016 s.d 31 Desember 2016 Periode III : Dari tanggal 1 Januari 2017 s.d 31 Maret 2017 Tarif Wajib Pajak UMKM Wajib pajak dengan peredaran usaha s.d Rp 4,8 M dikenakan tarif sebesar Deklarasi Harta s.d 10 Milyar : 0,5% Deklarasi Harta lebih dari 10 Milyar : 2% Tarif bagi pelaku UMKM berlaku sejak tanggal diundangkannya UU Pengampunan Pajak sampai dengan 31 Maret 2017 Cara Penentuan Uang Tebusan Uang Tebusan = Tarif x Harta Bersih Harta Bersih: Merupakan selisih antara harta tambahan dengan utang yang belum diungkapkan dalam SPT PPh terakhir yang berkaitan dengan perolehan harta tambahan. 4 5
Tempat Pengajuan Keterangan: Fasilitas Tax Amnesty Konsekuensi Tax Amnesty 1. Kantor Pelayanan Pajak (KPP) tempat Wajib Pajak terdaftar atau tempat lain yang ditentukan oleh Menteri dengan membawa Surat Pernyataan. 2. KPP tempat Wajib Pajak terdaftar atau tempat lain yang ditentukan oleh Menteri, juga tempat awal yang harus dituju untuk meminta penjelasan mengenai pengisian dan pemenuhan kelengkapan dokumen yang harus dilampirkan dalam Surat Pernyataan. Tata Cara Pengajuan Tax Amnesty Hubungi Helpdesk bayar tebusan melalui e-billing Sampaikan Surat Pernyataan harta beserta lampirannya 1 2 3 dapatkan informasi terkait Amnesti Pajak Ungkap & Bayar Tebusan ke KPP Terdaftar/ Duta Besar tertentu 1. Wajib Pajak datang ke Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar atau tempat lain yang ditentukan oleh Menteri untuk meminta penjelasan mengenai pengisian dan pemenuhan kelengkapan dokumen yang harus dilampirkan dalam Surat Pernyataan, yaitu: bukti pembayaran Uang Tebusan; bukti pelunasan Tunggakan Pajak bagi Wajib Pajak yang memiliki Tunggakan Pajak; daftar rincian Harta beserta informasi kepemilikan Harta yang dilaporkan; daftar Utang serta dokumen pendukung; bukti pelunasan pajak yang tidak atau kurang dibayar atau pajak yang seharusnya tidak dikembalikan bagi Wajib Pajak yang sedang dilakukan pemeriksaan bukti permulaan atau penyidikan; fotokopi SPT PPh Terakhir; dan surat pernyataan mencabut segala permohonan yang telah diajukan ke Direktorat Jenderal Pajak surat pernyataan mengalihkan dan menginvestasikan Harta ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia paling singkat selama jangka waktu 3 (tiga) tahun terhitung sejak dialihkan dalam hal Wajib Pajak akan melaksanakan repatriasi; melampirkan surat pernyataan tidak mengalihkan Harta ke luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia paling singkat selama jangka waktu 3 (tiga) tahun terhitung sejak diterbitkannya Surat Keterangan dalam hal Wajib Pajak akan melaksanakan deklarasi; surat pernyataan mengenai besaran peredaran usaha bagi Wajib Pajak yang bergerak di bidang UMKM 2. Wajib Pajak melengkapi dokumen-dokumen yang akan digunakan untuk mengajukan Amnesti Pajak melalui Surat Pernyataan, termasuk membayar uang tebusan, melunasi tunggakan pajak, dan melunasi pajak yang tidak atau kurang dibayar atau pajak yang seharusnya tidak dikembalikan bagi Wajib Pajak yang sedang dilakukan pemeriksaan bukti permulaan atau penyidikan. Fasilitas yang akan didapat oleh Wajib Pajak yang mengikuti program Pengampunan Pajak antara lain: 1. penghapusan pajak terutang (PPh dan PPN dan/atau PPnBM), sanksi administrasi, dan sanksi pidana, yang belum diterbitkan ketetapan pajaknya; 2. penghapusan sanksi administrasi atas ketetapan pajak yang telah diterbitkan; 3. tidak dilakukan pemeriksaan pajak, pemeriksaan bukti permulaan, dan penyidikan Tindak Pidana di Bidang Perpajakan; 4. penghentian pemeriksaan pajak, pemeriksaan bukti permulaan, dan penyidikan Tindak Pidana di Bidang Perpajakan, dalam hal Wajib Pajak sedang dilakukan pemeriksaan pajak, pemeriksaan bukti permulaan, dan penyidikan Tindak Pidana di Bidang Perpajakan; dan 5. Penghapusan PPh Final atas pengalihan Harta berupa tanah dan/atau bangunan serta saham. Sanksi 1. Wajib Pajak yang tidak memenuhi kewajiban Holding Period maka atas Harta bersih tambahan diperlakukan sebagai penghasilan pada Tahun Pajak 2016 dan dikenai pajak dan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan; 2. Wajib Pajak yang telah mengikuti program Tax Amnesty namun ditemukan adanya data mengenai Harta bersih yang kurang diungkapkan maka atas Harta dimaksud diperlakukan sebagai penghasilan pada saat ditemukan dan dikenai pajak sesuai dengan UU PPh dan ditambah dengan sanksi administrasi kenaikan sebesar 200% (dua ratus persen) dari PPh yang tidak atau kurang dibayar; Harta yang direpatriasi wajib dinvestasikan ke dalam negeri selama 3 tahun sejak dialihkan dalam bentuk: 1. surat berharga Negara Republik Indonesia; 2. obligasi Badan Usaha Milik Negara; 3. obligasi lembaga pembiayaan yang dimiliki oleh Pemerintah; 4. investasi keuangan pada Bank Persepsi; 5. obligasi perusahaan swasta yang perdagangannya diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan; 6. investasi infrastruktur melalui kerja sama Pemerintah dengan badan usaha; 7. investasi sektor riil berdasarkan prioritas yang ditentukan oleh Pemerintah; dan/atau 8. bentuk investasi lainnya yang sah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Untuk Investasi pada poin 1,2,3,4,5, dan 8 ditempatkan pada instrumen investasi sebagai berikut: a. Efek bersifat utang, termasuk Medium Term Notes; b. sukuk; c. saham; d. unit penyertaan reksa dana; e. efek beragun aset; f. unit penyertaan dana investasi real estate; g. deposito; h. tabungan; i. giro; dan/atau j. instrumen investasi pasar keuangan lainnya termasuk produk asuransi, perusahaan pembiayaan, dana pensiun, atau modal ventura, yang mendapatkan persetujuan Otoritas Jasa Keuangan. 10 hari kerja 4 Catatan: Pengajuan Pengampunan Pajak dapat diwakilkan, selama Surat Pernyataan Pengampunan ditandatangani oleh Wajib Pajak yang bersangkutan dengan melampirkan surat kuasa atau surat penunjukan. Terbit Surat Keterangan Amnesti Pajak 3. Wajib Pajak menyampaikan Surat Pernyataan ke Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar atau Tempat Lain yang ditentukan Menteri Keuangan. Wajib Pajak akan mendapatkan tanda terima Surat Pernyataan. 4. Menteri atau pejabat yang ditunjuk atas nama Menteri menerbitkan Surat Keterangan dalam jangka waktu paling lama 10 (sepuluh) hari kerja terhitung sejak tanggal diterima Surat Pernyataan beserta lampirannya dan mengirimkan Surat Keterangan Pengampunan Pajak kepada Wajib Pajak. Dalam hal jangka waktu 10 (sepuluh) hari kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (4) Menteri atau pejabat yang ditunjuk atas nama Menteri belum menerbitkan Surat Keterangan, Surat Pernyataan dianggap diterima. Wajib Pajak dapat menyampaikan Surat Pernyataan paling banyak 3 (tiga) kali dalam jangka waktu terhitung sejak Undang-Undang ini mulai berlaku sampai dengan tanggal 31 Maret 2017 di mana Surat Pernyataan Kedua dan Ketiga dapat disampaikan sebelum atau setelah Surat Keterangan atas Surat Pernyataan sebelumnya dikeluarkan. 3. Wajib Pajak yang tidak mengikuti program Tax Amnesty namun ditemukan adanya data mengenai Harta bersih yang tidak dilaporkan maka atas Harta dimaksud diperlakukan sebagai penghasilan pada saat ditemukan dan dikenai pajak serta sanksi administrasi sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku. Catatan: Harta yang diungkapkan oleh Wajib Pajak tidak dapat dialihkan ke luar negeri selama 3 tahun sejak diterbitkan Surat Keterangan. Jaminan Kerahasiaan Dokumen Data dan Informasi yang bersumber dari Surat Pernyataan dan lampirannya: 1. tidak dapat diminta oleh siapapun atau diberikan kepada pihak manapun, kecuali atas persetujuan Wajib Pajak sendiri; 2. tidak dapat dijadikan sebagai dasar penyelidikan, penyidikan, dan/atau penuntutan pidana terhadap Wajib Pajak; dan 3. ancaman sanksi pidana bagi pihak yang membocorkan, menyebarluaskan, dan/atau memberitahukan data dan informasi. 6 7
DAFTAR BANK PERSEPSI YANG BERTINDAK SEBAGAI PENERIMA UANG TEBUSAN DALAM RANGKA PELAKSANAAN PENGAMPUNAN PAJAK No. Nama Bank 1 Bangkok Bank 2 Bank ANZ Indonesia 3 Bank Chinatrust (CTBC) 4 Bank Commonwealth 5 Bank DBS Indonesia 6 Bank Ganesha 7 Bank ICBC Indonesia 8 Bank J Trust Indonesia 9 Bank Maybank Indonesia 10 Bank Mestika Dharma 11 Bank Mizuho 12 Bank Muamalat 13 Bank of America 14 Bank of Tokyo 15 Bank QNB Kesawan 16 Bank Resona Perdania 17 Bank Sumitomo 18 Bank Woori Saudara 19 Citibank, N.A 20 Deutsche Bank, A.G 21 Hongkong and Shanghai Bank Group 22 JP Morgan Chase Bank 23 KEB Hana 24 MNC Bank Internasional 25 PT Bank Artha Graha 26 PT Bank Bukopin Tbk 27 PT Bank Bumi Artha 28 PT Bank Central Asia Tbk 29 PT Bank CIMB Niaga Tbk 30 PT Bank Danamon 31 PT Bank DKI 32 PT Bank EKonomi Raharja 33 PT Bank Jasa Jakarta 34 PT Bank Maspion Indonesia 35 PT Bank Mayapada 36 PT Bank Mega 37 PT Bank Negara Indonesia 38 PT Bank Nusantara Parahyangan Tbk 39 PT Bank OCBC NISP 40 PT Bank Panin 41 PT Bank Permata Tbk 42 PT Bank Rabobank Internasional Indonesia 43 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk No. Nama Bank 44 PT Bank Sinarmas 45 PT Bank Sinhan Indonesia (d/h PT Bank Metro Express) 46 PT Bank Syariah Mandiri 47 PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk 48 PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk 49 PT Bank UOB Indonesia 50 PT BNI Syariah 51 PT Bank Mandiri (Persero) Tbkk 52 Standard Chartered Bank 53 BPD Aceh 54 BPD Bali 55 BPD Bengkulu 56 BPD Jabar Banten 57 BPD Jambi 58 BPD Jawa Tengah 59 BPD Jawa Timur 60 BPD Kalimantan Barat 61 BPD Kalimantan Selatan 62 BPD Kalimantan Tengah 63 BPD Kalimantan Timur 64 BPD Lampung 65 BPD Maluku 66 BPD Nusa Tenggara Barat 67 BPD Nusa Tenggara Timur 68 BPD Papua 69 BPD Riau Kepri 70 BPD Sulawesi Selatan dan Barat 71 BPD Sulawesi Tengah 72 BPD Sulawesi Tenggara 73 BPD Sulawesi Utara 74 BPD Sumatera Barat 75 BPD Sumatera Utara 76 BPD Sumsel Babel 77 BPD Yogyakarta Sumber: 1. Undang-Undang Republik Indonesia No. 11 tahun 2006 tentang Pengampunan Pajak; 2. Peraturan Menteri Keuangan No. 118/PMK.03/2016 tentang Pelaksanaan Undang-Undang No. 11 Tahun 2016 tentang Pengampunan Pajak; 3. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 600/ KMK.03/2016; 4. http://www.pajak.go.id/amnestipajak. 8 9