HUBUNGAN STIMULASI DINI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK USIA TODDLER DI TEMAN SEJATI SARIHUSADA KOTABARU YOGYAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan toddler. Anak usia toddler yang banyak

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK USIA TODDLER DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DLINGO 2 KABUPATEN BANTUL YOGYAKARTA TAHUN 2013

HUBUNGAN POLA ASUH DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH DI TK KARTIKA X-9 CIMAHI 2012

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL. Hubungan Peran Ibu dalam Stimulasi Dini dengan Perkembangan Anak Usia Toddler di Desa Hutabohu Kecamatan Limboto Barat

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN HUBUNGAN PEMBERIAN STIMULASI IBU DENGAN PERKEMBANGAN BALITA DI POSYANDU

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI MOTORIK KASAR DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK USIA TODDLER ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah individu yang unik dan memerlukan perhatian khusus untuk

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan perkembangannya (Hariweni, 2003). Anak usia di bawah lima tahun (Balita) merupakan masa terbentuknya

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk fisik maupun kemampuan mental psikologis. Perubahanperubahan

PERBEDAAN STATUS GIZI USIA 0-6 BULAN BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF DAN TIDAK EKSKLUSIF DI BPS SURATNI BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. bulan. Masa ini merupakan masa eksplorasi lingkungan yang intensif. bagaimana mengontrol orang lain melalui perilaku tempertantrum,

HUBUNGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 4-5 TAHUN DI DESA TAWANREJO BARENG KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. Usia toddler merupakan usia anak dimana dalam perjalanannya terjadi

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 3-4 TAHUN DI POSYANDU BUDI LESTARI DESA TLOGOREJO GUNTUR DEMAK.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. perkembangan fase selanjutnya (Dwienda et al, 2014). Peran pengasuhan tersebut

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK AISYIYAH BANJARMASIN ABSTRAK

HUBUNGAN STATUS PEKERJAAN DENGAN MOTORIK KASAR PADA BALITA DI DESA KALIGONO. Pratiwi Dyah Kusumanti, Elvy Nurika Zulaicha

REPI SEPTIANI RUHENDI MA INTISARI

PENELITIAN PEMBERIAN STIMULASI OLEH IBU UNTUK PERKEMBANGAN BALITA. Nurlaila*, Nurchairina* LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Kelangsungan hidup sebuah bangsa ditentukan oleh generasi penerusnya.

PERBEDAAN ASPEK PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH ANTARA SISWA BARU DAN SISWA LAMA DI SATUAN PAUD SEJENIS (SPS) CUT NYAK DIEN KRETEK, BANTUL

GAMBARAN PERKEMBANGAN SOSIAL DAN KEMANDIRIAN PADA ANAK PRASEKOLAH USIA 4-6 TAHUN DI TK AL- ISLAH UNGARAN BARAT

HUBUNGAN STIMULASI ORANG TUA TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK PRASEKOLAH BERUSIA 4-5 TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin lama stimulasi dilakukan, maka akan semakin besar manfaatnya

PENGARUH AKTIVITAS BERMAIN BOLA TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA TODDLER DI PAUD TUNAS CENDIKIA KEJAPANAN GEMPOL PASURUAN.

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 3-5 TAHUN DI BOYOLALI SKRIPSI

PENGARUH PELATIHAN DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG BALITA (DTKB) TERHADAP MOTIVASI DAN KETRAMPILAN KADER DI DUSUN SORAGAN NGESTIHARJO KASIHAN BANTUL

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG POSYANDU DENGAN MOTIVASI KUNJUNGAN KE POSYANDU. Titiek Idayanti

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL

HUBUNGAN ANTARA POLA PEMBERIAN ASI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA BATITA DI DESA BOJA KECAMATAN BOJA KABUPATEN KENDAL

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PEMILIHAN ALAT PERMAINAN EDUKATIF PADA ANAK USIA DI KOTA PADANG

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Balita di Kelurahan Baros Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi

BAB I PENDAHULUAN. yang bisa merangsang motorik halus anak. Kemampuan ibu-ibu dalam

HUBUNGAN STIMULASI ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 1 2 TAHUN DI DESA JEBOL KECAMATAN MAYONG KABUPATEN JEPARA. Manuscript.

POLA ASUH DAN PERKEMBANGAN PERSONAL SOSIAL ANAK TODDLER. Triani Yuliastanti Novita Nurhidayati INTISARI

ANALISIS PENGETAHUAN DENGAN POLA ASUH PADA IBU BALITA UMUR 4-5 TAHUN DI TK DHARMA WANITA DESA SAMBIROBYONG KECAMATAN KAYEN KIDUL KABUPATEN KEDIRI

HUBUNGAN POLA ASUH ORANGTUA DENGAN PERKEMBANGAN EMOSI ANAK USIA PRA SEKOLAH DI TK ROHMATUL MAGFIROH DESA PAKISAJI KECAMATAN PAKISAJI KABUPATEN MALANG

PENGETAHUAN IBU TENTANG PERKEMBANGAN PSIKOSEKSUAL ANAK DENGAN JENIS APE YANG DIBERIKAN PADA ANAK USIA 1-12 BULAN. Ihda Mauliyah ABSTRAK

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 1, April 2013 ISSN LINGKUNGAN BIOLOGIS DAN PSIKOSOSIAL DENGAN PERTUMBUHAN PERKEMBANGAN BAYI TIGA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, yang mencakup beberapa sub bidang, salah satu lingkup

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan anak selanjutnya. Perkembangan motorik pada usia 1-5 tahun

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP IBU DALAM TOILET TRAINING PADA ANAK TODDLER DI DESA GLODOGAN KECAMATAN KLATEN SELATAN

Lilis Maghfuroh Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Muhammadiyah Lamongan ABSTRAK

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

HUBUNGAN PERAN KELUARGA DENGAN KETEPATAN STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK 0-3 TAHUN DI DESA SOKO KEC. GLAGAH KAB. LAMONGAN.

Al-Hikmah Jurnal Kependidikan dan Syariah

: RIZKA RATNA NURVITASARI

PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR BAYI MELALUI STIMULASI IBU DI KELURAHAN KEMAYORAN SURABAYA

ABSTRAK. Kata kunci: Peran ibu dalam pemenuhan kebutuhan dasar anak, perkembangan anak usia prasekolah

BAB V PEMBAHASAN. Pengolahan data berdasarkan kumpulan data yang diperoleh diupayakan dapat

BAB I PENDAHULUAN. keturunan dan dapat berguna bagi nusa dan bangsa di kemudian hari. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dan diharapkan akan menjadi pelaku dalam pembangunan suatu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas masa depan anak dapat dilihat dari perkembangan dan

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMENUHAN GIZI PADA ANAK SEKOLAH DASAR KELAS 1-6 DI SD MOJOROTO II KOTA KEDIRI

PENGARUH KARAKTERISTIK ORANGTUA DAN LINGKUNGAN RUMAH TERHADAP PERKEMBANGAN BALITA

BAB I PENDAHULUAN. l.1 Latar Belakang. Golden age atau masa keemasan anak adalah masa paling penting pada

ISSN Vol 5, November 2014

Umi Sa adah, Asih Setyorini

HUBUNGAN PERAN IBU DALAM PEMILIHAN ALAT PERMAINAN DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 4-6 TAHUN DI YAYASAN AR-RAHMAH KABUPATEN LUMAJANG

PEMBERIAN STIMULUS TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK USIA 3 5 TAHUN GIVING STIMULUS OF CHILDREN DEVELOPMENT AGES 3-5 YEARS OLD ABSTRAK

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERILAKU SCHOOL REFUSAL PADA ANAK PRASEKOLAH DI TK DAMHIL KOTA GORONTA. Aswinda Miolo

Naili Nur Meifanna. Kata kunci : motorik halus, ASI, susu formula. Kepustakaan : 30 ( )

BAB I PENDAHULUAN. tahun pertama dalam kehidupannya yang merupakan. lingkungan bagi anak untuk memperoleh stimulasi psikososial.

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: VIVI ERLITA ANGGRAINI

ISSN Vol 5, ed 2, Oktober 2014

HUBUNGAN USIA PENYAPIHAN DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DUKUH PUNDONG SRIHARDONO BANTUL YOGYAKARTA TAHUN INTISARI

Mila Harlisa*, Amirul Amalia**, Dadang K***

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN : HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN IBU HAMIL DENGAN KESEHATAN JANIN TRIMESTER II DI RSIA KUMALA SIWI JEPARA

BAB I PENDAHULUAN. maupun psikososial. Namun, sebagian orang tua belum. pertumbuhan dan perkembangannya (Nursalam, 2005: 31-

MANFAAT PEMBERIAN PERMAINAN EDUKATIF TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK PADA BALITA

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. konsep diri, pola koping dan perilaku sosial (Hidayat, 2008).

Trisna Ebtanastuti 2, Anjarwati 3 INTISARI

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya anak usia dini merupakan masa-masa keemasan yang harus

BAB III METODE PENELITIAN. mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan minimal dua variabel

BAB I PENDAHULUAN. yang dalam proses pembelajarannya menekankan pada prinsip bermain

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang sangat pesat, yaitu pertumbuhan fisik, perkembangan mental,

Hubungan Pengetahuan Tentang Menopause Dengan Tingkat Stres Pada Wanita Usia Subur

PERBEDAAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANTARA ANAK TAMAN KANAK-KANAK DI DAERAH PERKOTAAN DAN PERDESAAN MENGGUNAKAN INSTRUMEN DENVER II

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN AKTUALISASI DIRI ANAK USIA PRASEKOLAH DI TK ABA 31 NGALIYAN SEMARANG

Sudarti 1, Afroh Fauziah 2 INTISARI PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. yang di miliki. Di dalam diri mereka telah melekat harkat dan martabat sebagai

PENGARUH PELATIHAN PEMBERIAN MAKAN PADA BAYI DAN ANAK TERHADAP PENGETAHUAN KADER DI WILAYAH PUSKESMAS KLATEN TENGAH KABUPATEN KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah seseorang yang akan menjadi penerus bagi orang tua,

: Lingkar Kepala, Perkembangan Anak

76 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. ISSN (elektronik) PENDAHULUAN. Latar Belakang

Ciri-ciri Seks Sekunder pada Masa Remaja

Widi Apriani Putri 1) Ai Sri Kosnayani, dan Lilik Hidayanti 2)

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN UPAYA KEPATUHAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BALITA DI PUSKESMAS WIROBRAJAN YOGYAKARTA TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan

HUBUNGAN STIMULASI PSIKOSOSIAL TERHADAP PERKEMBANGAN SOSIAL-EMOSI PADA ANAK PRASEKOLAH DI TK YAYASAN WANITA KERETA API MOJOKERTO

ABSTRAK. Kata Kunci : Status Gizi, Perkembangan Motorik Halus Daftar Pustaka: ( )

BAB III METODE PENELITIAN. perbandingan (comparative study) dengan jenis penelitian cross sectional.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

52 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. Volume VII Nomor 1, Januari 2016 ISSN: PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

MEMAHAMI PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ANAK BAGI PENGEMBANGAN ASPEK SENI ANAK USIA DINI Oleh: Nelva Rolina

Volume 3 No. 1 Maret 2012 ISSN :

HUBUNGAN LINGKAR KEPALA DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA 1-24 BULAN DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PERTIWI MAKASSAR

Transkripsi:

HUBUNGAN STIMULASI DINI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK USIA TODDLER DI TEMAN SEJATI SARIHUSADA KOTABARU YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Melengkapi Sebagaian Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan Pada Program Pendidikan Ners-Program Studi Ilmu Keperawatan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Yogyakarta Disusun Oleh : FEBRIANA DIAH PERMATASARI 070201136 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH YOGYAKARTA 2011 1

LEMBAR PENGESAHAN HUBUNGAN STIMULASI DINI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK USIA TODDLER DI TEMAN SEJATI SARIHUSADA KOTABARU YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Melengkapi Sebagaian Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan Pada Program Pendidikan Ners-Program Studi Ilmu Keperawatan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Yogyakarta Disusun Oleh : FEBRIANA DIAH PERMATASARI 070201136 Telah Disetujui: Pembimbing : Yuni Purwati, S.Kep., Ners Tanggal : 18 Juli 2011 Tanda Tangan :... 2

HUBUNGAN STIMULASI DINI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK USIA TODLLER DI TEMAN SEJATI SARIHUSADA KOTABARU YOGYAKARTA 1 Febriana Diah Permatasari 2, Yuni Purwati 3 INTISARI Latar belakang : Perkembangan motorik kasar merupakan proses tumbuh kembang kemampuan gerak anak. Dampak yang dapat ditimbulkan apabila perkembangan motorik kasar tidak sesuai yaitu gangguan kemandirian aktivitas, gangguan aktivitas sosial dan gangguan kemampuan konsentrasi dan motor planning. Kebutuhan penting tumbuh kembang anak adalah stimulasi dini. Stimulasi dini adalah rangsangan yang diberikan dengan penuh kasih sayang untuk merangsang perkembangan anak. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan stimulasi dini dengan perkembangan motorik kasar pada anak usia toddler. Metode penelitian :Penelitian ini merupakan deskriptif korelasi. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 180 ibu yang mempunyai anak toddler yang datang ke Teman Sejati Sarihusada Kotabaru Yogyakarta. Pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling diperoleh sampel sebanyak 46 responden. Analisa data dilakukan dengan rumus Chi Square. Hasil penelitian : Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar anak usia toddler mendapatkan stimulasi dini yang baik yaitu 28 anak (60,8%) sedangkan anak usia toddler yang paling sedikit mendapatkan stimulasi dini kurang yaitu1 anak (2,1% ). Sebagian besar perkembangan motorik kasar dengan kategori sesuai perkembangan sebanyak 30 anak (65,2%) sedangkan sebagian kecil perkembangan anak dengan kategori tidak sesuai sebanyak 16 anak (34,7%). Hasil uji statistik didapatkan nilai p=0,027 dengan signifikan 0,05. Kesimpulan :Ada hubungan yang bermakna antara stimulasi dini dengan perkembangan motorik kasar pada anak usia toddler di Teman Sejati Sarihusada Kotabaru Yogyakarta. Saran :Saran bagi orang tua untuk memperhatikan perkembangan motorik kasar anak dengan menyesuaikan perkembangan anak. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan stimulasi dini kepada anak. Kata kunci : stimulasi dini, perkembangan motorik kasar, usia toddler Kepustakaan : 20 buku (2002-2009), 8 internet Jumlah Halaman :i-xiv, 72 halaman, 10 tabel, 2 gambar, 18 lampiran 1 Judul Skripsi 2 Mahasiswa STIKES Aisyiyah Yogyakarta 3 Dosen STIKES Aisyiyah Yogyakarta 3

LATAR BELAKANG Anak adalah individu yang unik dan bukan miniatur orang dewasa sehingga tidak dapat diperlakukan seperti orang dewasa, selain itu anak memerlukan perhatian dan perawatan yang tepat agar dapat berkembang secara optimal. Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah pada masa balita, karena pada masa ini pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya meliputi berdiri, menaiki dan menuruni tangga dengan kaki pada anak tangga yang sama dengan bantuan berpegangan pada pegangan tangga, berlari, melompat, menendang bola, menangkap bola yang melambung dengan mendekapnya ke dada, mendorong, menarik dan mengendarai mainan beroda atau sepeda roda tiga (Potter & Perry, 2009). Keterampilan motorik kasar anak (Papalia, 2009). kurang baik dapat mempengaruhi Menurut SUPAS (2005) Jumlah balita dan anak prasekolah di provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2004 adalah 212.334 anak dengan distribusi di kota Yogyakarta 25.812 anak. Kulonprogo 27.262 anak, Gunung Kidul 37.412 anak, Bantul 55.686 anak, Sleman 66.162 anak. Tahap Perkembangan Motorik Kasar anak usia toddler secara umum pemenuhan kemandirian aktivitas yang terlambat. Hal itu juga berdampak kepada perkembangan anak yang lain seperti aktivitas sosial, kemampuan konsentrasi, dan kemampuan motor planning akan kurang baik (Irwan, 2008). Stimulasi adalah komponen penting dalam mengasuh dan membesarkan anak. Stimulasi 4

bertujuan untuk membantu dan memberikan kesempatan anak agar dapat mencapai potensi intelektual (Hardjadinata, 2009). Stimulasi merupakan kebutuhan yang sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. Anak yang banyak mendapatkan stimulasi yang terarah akan cepat berkembang daripada anak yang kurang mendapatkan stimulasi. Pemberian stimulasi untuk kebutuhan perkembangan mental psikososial orangtua merangsang motorik kasar anak. Orangtua selalu khawatir anak jatuh sehingga sering menggendongnya, hal ini juga akan membuat anak terlambat berjalan. Sebab otot-otot kaki anak tidak pernah mendapatkan stimulasi untuk bergerak atau motorik kasar (Harian Joglo Semar, 2010). Berdasarkan fenomena di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang hubungan stimulasi dini dengan perkembangan motorik anak yang dapat dilakukan dengan kasar pada anak usia toddler di Teman pendidikan dan pelatihan (Nursalam, 2003). Kenyataan yang ada di masyarakat tidak semua anak balita dapat berkembang secara normal. Idealnya ketika anak sudah berumur satu tahun, anak sudah bisa berjalan. Namun terdapat anak yang mengalami terlambat berjalan, meski usianya sudah lebih dari setahun. Salah satu penyebabnya adalah kurangnya Sejati Sarihusada Kotabaru Yogyakarta. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi. Dengan rancangan non eksperimental.. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional (Sugiyono, 2006). Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang yang iii

mempunyai anak usia toddler yang datang ke Teman Sejati Sarihusada Kotabaru Yogyakarta. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 180 anak. Teknik pengambilan sampling dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 46 orang. Alat yang digunakan untuk pengumpulan data adalah check list dengan 2 alternatif jawaban ya atau tidak terdiri dari 6 item untuk stimulasi dini dan 3 item untuk perkembangan motorik kasar. HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di Teman Sejati Sarihusada Kotabaru Yogyakarta Tahun 2011 No Jenis Kelamin Frekuensi Prosentase 1. Laki-laki 24 52,7% 2. Perempuan 22 47,8% Jumlah 46 100% Sumber: Data Primer,2011 Tabel 4.1 menunjukkan responden berdasarkan jenis kelamin anak. Berdasarkan tabel di atas dapat kelamin anak laki-laki yaitu sebanyak 24 anak (52,7%) dan anak perempuan sebanyak 21 anak (47,8%). diketahui bahwa sebagian besar jenis Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Anak di Temen Sejati Sarihusada Kotabaru Yogyakarta Tahun 2011 No Usia Frekuensi Prosentase 1. 15 bulan 1 2,1% 2. 18 bulan 2 4,3% 3. 21 bulan 2 4,3% 4. 24 bulan 9 19,5% 5. 30 bulan 12 26% 6. 36 bulan 20 43,4% Jumlah 46 100% iv

Sumber: Data Primer 2011 Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa sebagian besar anak berumur 36 bulan sebanyak 20 anak (43,4%) dan responden yang paling sedikit berumur 15 bulan sebanyak 1 anak (2,1%). Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Ibu di Teman Sejati Sarihusada Kotabaru Yogyakarta Tahun 2011 No Pendidikan Frekuensi Prosentase 1. 2. SD SMP 0 4 0% 8,6% 3. SMA 12 26% 4. PT 30 65,2% Jumlah 46 100% Sumber: Data primer, 2011 Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden mempunyai pedidikan (65,2%) dan responden yang paling sedikit adalah berpendidikan SMP sebanyak 4 orang (8,6%). perguruan tinggi yaitu 30 orang Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Ibu di Teman Sejati Sarihusada Kotabaru Yogyakarta Tahun 2011 No Usia Frekuensi Prosentase 1. < 30 tahun 20 43,4% 2. 30-40 tahun 24 52,1% 3. >40 tahun 2 4,3% Jumlah 46 100% Sumber: Data Primer, 2011 Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden mempunyai usia yaitu 30-40 tahun responden yang paling sedikit adalah usia sebanyak > 40 tahun sebanyak 1 orang (4,3%). sebanyak 24 orang (53,3%) dan iii

Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjan Ibu di Teman Sejati Sarihusada Kotabaru Yogyakarta Tahun 2011 No Pekerjaan Frekuensi Prosentase 1. PNS 2 6,5% 2. Wiraswasta 9 9,5% 3. Pegawai Swasta 12 26% 4. IRT 22 47,8% Jumlah 46 100% Sumber: Data primer, 2011 Berdasarkan tabel 5 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden mempunyai pekerjaan sebanyak 22 orang (47,8%) dan responden yang paling sedikit adalah sebagai PNS sebanyak 2 orang (6,5%). sebagai ibu rumah tangga yaitu Tabel 4.6 Distribusi frekuensi berdasarkan stimulasi dini pada anak di Teman Sejati Sarihusada Kotabaru Yogyakarta 2011 No Stimulasi Dini Frekuensi Prosentase 1. Baik 28 60,8% 2. Cukup 17 36,9% 3. Kurang 1 2,1% Jumlah 46 100% Sumber: Data primer, 2011 Berdasarkan tabel 6 dapat diketahui bahwa sebagian besar pemberian stimulasi dini dalam kategori baik yaitu sebanyak 27 orang (60,8%), responden yang memberikan stimulasi dini dalam kategori cukup sebanyak 17 orang (36,9%) dan responden yang memberikan stimulasi dini dalam kategori kurang sebanyak 1 orang (2,1%). iii

Tabel 4.7 Distribusi frekuensi berdasarkan Perkembangan Motorik Kasar pada anak usia toddler di Teman Sejati Sarihusada Kotabaru Yogyakarta 2011 No Perkembangan Frekuensi Prosentase Motorik kasar 1. Sesuai 30 65,2% 2. Tidak Sesuai 16 34,7% Jumlah 46 100% Sumber: Data Primer, 2011 Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui bahwa sebagian besar perkembangan motorik kasar dalam kategori sesuai yaitu sebanyak 29 orang (64,4%) sedangkan responden perkembangan motorik kasar tidak sesuai sebanyak 16 orang (35,5%). Tabel 4.8 Hubungan Stimulasi Dini Dengan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Usia Toddler di Teman Sejati Sarihusada Kotabaru Yogyakarta tahun 2011 Stimulasi Dini Perkembangan Motor Kasar Anak Usia Todller Total Sesuai Umur Tidak Sesuai Umur N % N % N % Baik 26 56,5% 5 10,6% 31 67,39% Cukup 4 8,6% 10 21,7% 14 30,4% Kurang 0 0% 1 2,1% 1 2,1% Total 30 64,3% 16 34,7% 46 100% Sumber: Data Primer, 2011 Berdasarkan dari tabel 4.8 didapatkan bahwa responden mempunyai stimulasi dini baik dengan perkembangan motorik kasar anak yang sesuai sebanyak 26 orang (56,5%) dari keseluruhan responden. Sedangkan responden yang mempunyai tingkat stimulasi dini kurang dengan perkembangan motorik kasar tidak sesuai yaitu 1 responden (2,1%%). Dari hasil penelitian ini didapat nilai P=0,027< 0,05. Untuk menentukan hipotesis apabila nilai p< 0,05 dengan besarnya nilai taraf kesalahan 5% (0,05), maka hipotesis iii

diterima karena nilai p< 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara stimulasi dini pada anak usia todller di Teman Sejati Sarihusada Kotabaru Yogyakarta tahun 2011. dengan perkembangan motorik kasar PEMBAHASAN Berdasarkan hasil analisis data primer pada tabel 4.6 diketahuinya stimulasi dini yang dilakukan dalam kategori baik yaitu sebanyak 28 orang (60,8%) sedangkan stimulasi dini dalam kategori kurang sebanyak responden (2,1%). Data ini menunjukkan bahwa stimulasi dini yang dilakukan pada anak usia toddler di Teman Sejati Sarihusada Kotabaru Yogyakarta sebagian besar adalah baik. Stimulasi dini dalam kategori yang baik apabila ibu melakukan semua stimulasi dini yang ada pada check list sesuai dengan usia anak. Stimulasi dini yang kurang dari hasil penelitian diketahui bahwa ibu tidak melakukan stimulasi dini yaitu: mengajari anak berjalan naik dan melangkah turun tangga, menunjukkan kepada anak cara melompat dengan kedua kaki secara bersamaan dan menunjukkan kepada anak cara berjalan sambil jinjit. Hal ini sesuai dengan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa pada penelitian ini karakteristik responden berdasarkan pendidikan yang paling banyak adalah berpendidikan perguruan tinggi sebanyak 30 orang (65,2%). Dari hasil tersebut dapat diketahui pendidikan orang tua ini dapat mempengaruhi stimulasi dini terhadap anak usia toddler, hal ini disebabkan semakin tinggi pendidikan seseorang akan semakin mudah untuk menyerap berbagai sumber informasi dan mempunyai pola pikir yang lebih mengajari anak berjalan mundur, iii

maju dibanding dengan tingkat pendidikan yang rendah. Stimulasi tumbuh kembang anak dilakukan oleh ibu atau orang terdekat agar anak dapat tumbuh dan memperbaiki struktur dan fungsi kepekaannya. Anak yang diasuh langsung oleh orang tuanya tidak sedikit yang kurang mendapatkan stimulasi yang berkembang secara optimal. dibutuhkannya. Sehingga Pemberian stimulasi dini untuk membantu dan memberikan kesempatan kepada anak agar dapat mencapai potensi intelektualnya (Hardjadinata, 2009). Stimulasi merupakan hal yang penting dalam tumbuh kembang anak. Anak yang mendapat stimulasi yang terarah dan teratur akan lebih cepat berkembang dibandingkan dengan anak yang kurang atau tidak mendapat stimulasi. Menurut Hardjadinata (2009) stimulasi diberikan semenjak bayi perkembangan otak anak tidak optimal dan anak kehilangan masa-masa berharga bagi perkembangan otak dan kecerdasannya. Sebaliknya, banyak pula orangtua yang terlalu memaksakan stimulasi dini pada anaknya. Anak diajarkan berbagai hal yang sudah tidak sesuai dengan usia dan perkembangannya sehingga justru berdampak buruk pada perkembangan psikologisnya. Walaupun anak tetap dapat belajar di usia yang lebih tinggi, namun kerugian akibat kurangnya stimulasi di usia dini sangat besar baru lahir bahkan semenjak dalam seperti potensi kecerdasan otaknya kandungan. Pemberian stimulasi dini apat meningkatkan kematangan susunan saraf pusatnya serta telah terpangkas, sel-sel otaknya tidak dapat berkembang dengan optimal, sehingga tidak dapat mencapai tingkat kecerdasan yang seharusnya dapat 2

dicapai dan kesempatan anak untuk sukses telah berkurang (Zafrana, 2011). Kualitas interaksi antara anak dan orang tua merupakan hubungan timbal balik yang menimbulkan keakraban dalam memberikan stimulasi dini kepada anak. Anak akan ikut berpartisipasi dalam komunikasi dua arah dan segala hal dapat dipahami bersama karena adanya keterdekatan dan kepercayaan antara orang tua dan anak. Interaksi ditentukan oleh kualitas dari pemahaman terhadap kebutuhan masing-masing dan upaya optimal untuk memenuhi kebutuhan tersebut yang dilandasi oleh rasa saling menyayangi. Peran seorang ibu dalam pengasuhan anak juga dapat memberikan motivasi pada anaknya yang sangat besar. Karena itu diperlukan pemberian stimulasi dini terhadap perkembangan anak. Ibu adalah tempat memberikan pendidikan pertama bagi anak-anak. Anak akan tumbuh kembang dengan baik dan memiliki kepribadian yang matang apabila ia diasuh dan dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang sehat dan bahagia. Dengan demikian, kehadiran orang tua khususnya ibu dalam perkembangan anak sangat penting. Bila anak kehilangan peran dan fungsi ibunya, maka anak akan kehilangan haknya untuk dibina, dibimbing dan di berikan kasih sayang dan perhatian. Hal ini dapat membentuk anak-anak yang tidak berkualitas di masyarakat (http://indomedia.com). Faktor pendukung lain adalah pekerjaan ibu yang sebagian besar adalah ibu rumah tangga sebanyak 22 responden (48,8%) menjadi faktor pendukung perkembangan anak. Ibu rumah tangga memiliki banyak waktu untuk berinteraksi dengan anaknya, sehingga perhatian kepada anaknya 3

menjadi lebih baik. Interaksi dan perhatian yang tinggi dengan anaknya akan berpengaruh terhadap perkembangan motorik kasar anak. Faktor lingkungan yang baik juga berpengaruh terhadap perkembangan motorik anak. Orang tua yang tidak memahami usia anak toddler, anak yang sedang aktif bergerak akan sering melarangnya. Orang tua yang memberikan kesempatan anak untuk aktif dalam melakukan berbagai gerakan adalah dorongan untuk menyempurnakan koordinasi otot-otot dan perkembangan motorik kasar. Bila anak tidak mendapat kesempatan untuk melatih koordinasi karena batasan orang tua atau lingkungan, anak akan berkembang dengan kemampuan motorik yang kurang optimal (Gunawan, 2011). Status gizi, genetik dan budaya yang ada merupakan faktor yang perkembangan motorik kasar yang baik. Dengan status gizi, genetik dan perlindungan yang sesuai akan tercapai suatu kesehatan yang optimal. Kondisi kesehatan yang baik merupakan syarat penting tercapainya perkembangan dan kebahagiaan anak apabila kesehatan anak baik, maka anak mempunyai kesempatan, kemauan dan kemampuan untuk selalu aktif dan bergerak menggunakan ototototnya. Orang tua hendaknya menyadari pentingnya memperhatikan perkembangan motorik kasar anak, karena apabila perkembangan anak terlambat terutama motorik kasar anak akan terganggu kemandiriannya (Handayani, 2005). Menurut Jean Piaget, pakar psikologi asal Prancis, kecerdasan anak diperlihatkan melalui aktivitas motoriknya untuk menemukan hubungan antara tubuh dan menentukan terbentuknya lingkungannya. Anak yang telah 4

berkembang akan belajar mengenal lingkungan melalui melihat, menyentuh, mendengar dan menghisap. Jadi manifestasi kecerdasan awal diketahui dari persepsi sensorik dan aktivitas motoriknya. Oleh karena itu Piaget menyebutkan bahwa ada rentang usia 0-2 tahun tergolong pada tahap dalam hal pemberian stimulasi sebaiknya memiliki pengetahuan yang baik untuk memperhatikan tumbuh kembang anak.pemberian stumulasi akan lebih efektif jika diperhatikan kebutuhan anak sesuai dengan tahap perkembangannya. Tiga tahun pertama tumbuh kembang anak, otak menerima kecerdasan (Hardjadinata, 2009). sensorimotor stimulasi dari dunia luarnya melalui panca indera: penglihatan, Pada tabel 4.8 diperoleh hasil diketahuinya bahwa dari 46 responden stimulasi dini pada anak usia toddler dalam kategori baik dengan perkembangan motorik kasar anak sesuai umur yaitu sebanyak 26 anak (57,7%) sedangkan stimulasi dini pada anak usia toddler dalam kategori kurang dengan perkembangan anak tidak sesuai sebanyak 1 responden (2,1%). Ibu sebagai orang yang memiliki peranan penting dalam masa pendengaran, penciuman, sentuhan dan pengecapan. Sentuhan atau stimulasi diberikan melalui permainan. Kurangnya stimulasi yang diberikan dapat menyebabkan penyimpangan perilaku sosial, emosional dan motorik. Perhatian dan kasih sayang merupakan salah satu stimulasi yang diperlukan anak.stimulasi semacam ini menimbulkan rasa aman dan rasa percaya diri pada anak, sehingga anak lebih responsive terhadap lingkungan awal perkembangan anak, terutama 5

dan lebih berkembang (Soetijiningsih, 2004). Stimulasi dini penting untuk dilakukan pada anak. Anak yang dibesarkan tanpa stimulasi dini mempunyai resiko tinggi menderita gangguan perkembangan kepribadian yaitu perkembangan mental intelektual, mental emosional dan perkembangan psikososial serta spiritual. Tidak jarang dari mereka kelak jika dewasa akan memperlihatkan berbagai perilaku menyimpang seperti anti sosial atau tindakan kriminal. Upaya yang dilakukan orang tua dengan memberikan stimulasi dini kepada anknya yaitu sejak dalam kandungan secara konsisten dan kontinue, memberikan kasih sayang dan perhatian serta memenuhi kebutuhan anak. Apabila ada ketidaknormalan pada perkembangan anak segera merujuk ke tenaga kesehatan. Semakin banyak anak menerima stimulasi dan diperbolehkan mengeksplorasi stimulasi tersebut maka semakin baik pula perkembangan motorik kasar anak karena pada usia toddler anak banyak merekam stimulasi yang diperoleh sehingga anak akan mampu mempelajari dan memahami berbagai respon yang diperolehnya (Gandasetiawan, 2009). Memahami betapa pentingnya tahapan perkembangan motorik kasar dengan mengetahui sejumlah bukti bahwa pemberian stimulasi dini berperan penting dalam perkembangan maka sebaiknya sejak anak masih bayi para orang tua sudah memberikan berbagai macam rangsangan atau stimulasi untuk perkembangan dan kebutuhan anak. Perkembangan yang optimal sangat dipengaruhi oleh peranan lingkungan, stimulasi dan interaksi antara anak dan orang tua serta orang 6

dewasa lainnya. Stimulasi mental dini merupakan landasan dalam proses belajar, pendidikan dan pelatihan yang diberikan secara dini. Kebutuhan ini diperlukan pada usia lima tahun pertama kehidupan sehingga akan tercapai kepribadian dan etika yang baik serta kecerdasan, ketrampilan, kemandirian dan produktivitas yang baik. Hasil penelitian ini sesuai dengan hipotesis yang disusun dalam penelitian ini yaitu ada hubungan antara stimulasi dini dengan perkembangan motorik kasar anak usia toddler di Teman Sejati Sarihusada Kotabaru Yogyakarta. Suatu penelitian tidak lepas dari keterbatasan atau kekurangan. Beberapa keterbatasan peneliti saat melakukan penelitian di lapangan adalah ada beberapa ibu yang tidak berkenan mengisi kuesioner sendiri karena merasa malas membaca isi check list yang beranggapan dalam satu kalimat terlalu panjang isinya. Para ibu lebih menyukai untuk menjawab langsung pertanyaan, sehingga peneliti harus membantu untuk membacakannya. Selain iti pada saat melakukan penelitian, peneliti mengalami kesulitan saat mengobservasi anak usia toddler karena belum saling mengenal sehingga membutuhkan waktu yang lama untuk beradaptasi dengan responden. KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN 1. Stimulasi dini pada anak usia toddler di Teman Sejati Sarihusada Kotabaru Yogyakarta sebagian besar mempunyai kategori baik yaitu sebanyak 26 orang (56,5%). 2. Perkembangan motorik kasar pada anak di teman Sejati Sarihusada Kotabaru Yogyakarta sebagian besar adalah sesuai dengan usia perkembangan anak sebanyak 30 anak (65,2%). 7

3. Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa nilai P=0,027< 0,05 dengan taraf kesalahan 5% (taraf kepercayan 95%) dan dapat disimpulkan ada hubungan antara stimulasi dini dengan perkembangan motorik kasar pada anak usia toddler di Teman Sejati Sarihusada Kotabaru Yogyakarta. Saran 1. Bagi orang tua Hendaknya orang tua menyadari bahwa pentingnya memberikan stimulasi dini agar anak terbentuk perkembangan motorik kasar yang sesuai serta dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Selain itu diharapkan mampu mengevaluasi setiap tingkat perkembangan anak untuk mengetahui adanya keterlambatan atau gangguan pada perkembangan anak. 2. Bagi pembimbing TSS Lebih meningkatkan program stimulasi dini untuk medukung perkembangan anak salah satunya perkembangan motorik kasar seperti: mengajari anak berjalan mundur, menunjukkan kepada anak cara melompat, cara menendang bola besar, cara melempar dan menangkap bola besar dan menunjukkan kepada anak cara berjalan jinjit. 3. Bagi perawat Bagi perawat khususnya keperawatan anak agar memberikan motivasi dan meningkatkan pengertian kepada masyarakat akan pentingnya stimulasi dini dan mampu mengubah anggapan masyarakat bahwa stimulasi dini dapat diberikan setelah anak lahir namun sebaiknya stimulasi dini dapat diberikan sejak anak masih dalam kandungan. 4. Bagi peneliti selanjutnya Peneliti selanjutnya dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai informasi tentang stimulasi dini dengan perkembangan motorik kasar pada anak usia toddler dengan 8

meneliti lebih lanjut faktor-faktor lain yang lebih mempengaruhi terhadap perkembangan pada anak. DAFTAR PUSTAKA Gandasetiawan, R. Z. 2009. Mengoptimalkan IQ dan EQ Anak Melalui Metode Sensorik. Libri, Jakarta Hardjadinata, Y. E. 2009. Keajaiban Kemampuan Sensori Bayi dan Cara Stimulasi. Dian Rakyat, Jakarta Handayani, E. 2005. Perkembangan Motorik Halus dan Kasar. http://www.balita anda.indoglobal.co diakses pada tanggal 9 Juli 2011 Papalia, D. E., Old, W. S., Fieldmen, R. D. 2009. Human Development. Salemba Humanika, Jakarta Potter, P. A., Perry, A. G. 2009. Fundamental Keperawatan. Salemba Medika, Jakarta Soedjatmiko. 2009. Cara Praktis Membentuk Anak Sehat, Tumbuh Kembang Optimal, Kreatif dan Cerdas Multipel. Kompas Media Nusantara, Jakarta Sugiyono. 2006. Statistika Untuk Penelitian. Alfabeta, Bandung Zafrana, M. 2011. Optimis Your Babys Brain. http://alitmahardhika.com di akses pada tanggal 19 juli 2011 Irawan, I. D. 2010. Kebiasaan Menggendong Picu Anak Terlambat Berjalan. http://www.harian joglo semar.com. diakses tanggal 2 Februari 2011 Maulaay. Pengaruh Wanita Karir Terhadap Pertumbuhan Dan Perkembangan Anak http://indomedia.com di akses pada tanggal 21 juli 2011 Notoatmojo, S. 2002. Metodologi Pnelitian Kesehatan. Rineka Pustaka, Jakarta Nursalam. 2003. Asuahan Keperawatan Bayi dan Anak (untuk Perawat dan Bidan). Salemba Medika, Jakarta 9