ISSN Vol 5, November 2014
|
|
- Indra Agusalim
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 HUBUNGAN ANAK YANG MENGIKUTI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK PRA SEKOLAH YANG MASUK SD DI DESA GELORA KECAMATAN BAGAN SINEMBAH KABUPATEN ROKAN HILIR TAHUN 2014 Syukrianti Syahda Dosen STIKes Tuanku Tambusai Riau, Indonesia ABSTRAK Masa emas (golden age) perkembangan anak terjadi pada usia pra sekolah dimana 80% perkembangan kognitif telah dicapai pada masa ini. Perkembangan kognitif anak harus mendapat stimulasi agar dapat berkembang optimal. Berdasarkan survey APK-PAUD di Indonesia 2014 melaporkan hasil survey pendidikan anak usia dini yaitu sebesar 72,6%. PAUD yang efektif sangat bermanfaat untuk membangun struktur perkembangan kognitif anak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Hubungan Anak Yang Mengikuti PAUD Dengan Perkembangan Motorik Anak Pra Sekolah Yang Masuk SD Di Desa Gelora Kecamatan Bagan Sinembah Kabupaten Rokan Hilir. Penelitian ini menggunakan desain penampang analitis (Analytic Cross Sectional Study). Sampel pada penelitian ini adalah sebanyak 43 anak. Pengambilan data dilakukan dengan cara kuesioner. Analisa data yang digunakan adalah univariat dan bivariat. Hasil analisa bivariat berdasarkan uji statistik chisquare didapat nilai p value = 0,010 berarti Ho ditolak. Hal ini menunjukkan adanya hubungan anak yang mengikuti PAUD dengan perkembangan motorik anak pra sekolah yang masuk SD. Diharapkan kepada orang tua agar meningkatkan pengetahuan dan menambah pengetahuannya tentang tumbuh kembang anak sehingga orang tua bisa mengetahui perkembangan motorik anak. Kata kunci : Anak yang mengikuti PAUD, perkembangan motorik anak pra sekolah. Daftar Bacaan : 29 ( ) Jurnal Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 15
2 PENDAHULUAN Anak merupakan aset Bangsa. Pada pundak mereka memikul tanggung jawab dan kelangsungan kehidupan bangsa. Jika sejak usia dini, anak dibekali dengan pendidikan dan nilai yang baik maka kelak akan mampu mengenali potensi-potensi yang ada pada dirinya sehingga mereka dapat mengembangkan potensi tersebut dan menyumbangkan potensi yang ada pada dirinya untuk kemajuan bangsa dan negara ini agar mampu bersaing diera globalisasi (Wijana, 2011). Rentang perkembangan sepanjang kehidupan manusia dimulai dan didasari oleh pertumbuhan dan perkembangan anak sejak usia dini yang berlangsung sejak usia lahir sampai 6 tahun. Masa usia ini memiliki peran penting bagi perkembangan individu dan kehidupan berbangsa dan bernegara. Pada usia ini anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat pada berbagai dimensi atau aspek. Oleh karena itu, perkembangan yang terjadi pada masa dini ini menjadi penentu bagi kehidupan Negara dimasa yang akan datang (Wijana, 2011). Bloom mengemukakan sekitar 50% kapasitas kecerdasan orang dewasa telah terjadi ketika anak berumur 4 tahun, 80% telah terjadi perkembangan yang pesat jaringan otak ketika anak berumur 8 tahun, dan mencapai puncaknya yaitu 100% ketika anak berumur 18 tahun. Otak manusia bersifat dapat mencatat, menyerap, meyimpan, memproduksi dan merekontruksikan informasi. Implikasinya bahwa anak yang tidak mendapat lingkungan yang merangsang pertumbuhan otak atau tidak mendapat stimulasi psikososial seperti jarang disentuh atau jarang diajak bermain, secara fisik perkembangan otak akan lebih kecil hingga % dari ukuran normal anak seusianya. Kehidupan intelektual bersumber dari otak manusia, yaitu ekpresi dan bentuk perilaku seseorang merupakan cerminan dari intelektualnya (Wijana, 2011). Menyikapi keberadaan anak yang memiliki potensi yang dapat dikembangkan seoptimal mungkin perlu adanya upaya pendidikan yang memadai baik formal, informal maupun nonformal. Terkait dengan faktor psikososial yaitu stimulasi sangat penting bagi perkembangan anak, hal ini dapat diperoleh baik dari orang tua maupun pendidikan formal. Pendidikan formal yang tepat untuk memberikan stimulasi pada anak usia dini yaitu PAUD (Pratisti, 2008). Menurut Hamid Muhamad (Direktur Jendral Pendidikan Nonformal dan Informal) menetapkan kebijakan pengembangan PAUD melalui pendekatan holistik integratif yaitu PAUD yang tidak hanya menekankan aspek pendidikan semata, tetapi mencakup aspek pelayanan gizi, pelayanan kesehatan, pengasuhan dan perlindungan anak. Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (UU No.20 Tahun 2003 pasal 1 butir 14). Pada tahun 2004 tercatat bahwa jumlah APK-PAUD baru mencapai 12,7 juta (27 dan tahun 2008 APK-PAUD telah mencapai 15,1 juta (50,6 serta diharapkan pada tahun 2009 akan mencapai 15,3 juta (53,6. Berdasarkan Jurnal Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 16
3 kondisi tersebut pemerintah telah menetapkan rencana 5 tahun ke depan APK-PAUD diharapkan mencapai 21,3 juta (72,6. Secara bertahap harapan untuk mencapai jumlah APK-PAUD tersebut terlihat pada Tabel 1.1 berikut: Tabel 1.1 Target Pendidikan Anak Usia Dini di Indonesia Tahun Target / Tahun Pencapaian Target Sasaran Estimasi Jumlah Anak Usia 0-6 th Target Sasaran PAUD (Formal & Nonformal) Target PAUD Formal Target PAUD Nonformal ,18 30,2 30,3 30,35 30,4 17,4 (57,8 5,8 (19,3 11,6 (38,5 18,7 (61, 8 5,85 (19, 37% ) 12,8 5 (42, 43% ) 19,9 (65, 7 5,9 (19, 5 14 (46, 2 21 (69,3 5,95 (19,6 15,05 (49,7 22,1 (72, 6 6 (19, 7 16,1 (52, 9 Dilihat dari penyebaran jumlah peserta PAUD di Indonesia secara kuantitatif nominal memang dipengaruhi oleh jumlah penduduk di setiap provinsi, artinya makin besar jumlah penduduk suatu provinsi semakin besar jumlah anak yang mengikuti PAUD. Namun apabila dilihat dari persentasenya, ternyata tidak demikian karena besarnya persentase peserta PAUD di suatu provinsi dipengaruhi oleh tingkat kesadaran tentang pentingnya PAUD masyarakat di provinsi tersebut. Salah satu kemampuan anak yang sedang berkembang saat usia dini yaitu kemampuan motorik. Pada anak-anak tertentu, latihan tidak selalu dapat membantu memperbaiki kemampuan motoriknya. Sebab ada anak yang memiliki masalah pada susunan syarafnya sehingga menghambatnya keterampilan motorik tertentu. Ada beberapa penyebab yang mempengaruhi perkembangan motorik anak yaitu faktor genetik, kekurangan gizi, pengasuhan serta latar belakang (Indraswari, 2008). Perkembangan motorik terbagi atas dua yaitu motorik kasar dan motorik halus. Motorik kasar memerlukan koordinasi kelompok otot-otot anak yang tertentu yang dapat membuat mereka melompat, memanjat, berlari, menaiki sepeda. Sedangkan motorik halus memerlukan koordinasi tangan dan mata seperti menggambar, menulis, menggunting (Indraswari, 2008). Menurut Susanto (2011) motorik halus adalah gerakan halus yang melibatkan bagian-bagian tertentu saja yang dilakukan oleh otot-otot kecil saja, karena tidak memerlukan tenaga. Namun begitu gerakan yang halus ini memerlukan koordinasi yang cermat. Masalah dalam perkembangan fisik yang sering dialami oleh anak usia 4-6 tahun adalah masalah malnutrisi (kekurangan gizi) serta obesitas (kegemukan). Masalah dalam perkembangan motorik kasar yang terjadi, diantaranya adalah kesulitan dalam mengontrol keseimbangan sehingga gerakan anak akan tampak ragu-ragu dan kurang serasi. Selain itu juga tampak adanya masalah pada koordinasi gerakan dan kecepatan bereaksi terhadap rangsangan. Masalah yang tampak pada keterampilan motorik halus yang tampak Jurnal Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 17
4 jelas pada anak-anak prasekolah, yaitu bahwa mereka belum mampu membuat gambar yang bermakna serta belum rapi mewarnai. PAUD merupakan tempat dimana gizi anak dikontrol dengan pemberian makan sesuai kebutuhan dan anak mendapat stimulasi (rangsangan) secara dini untuk mengembangkan kreatifitas dan keaktifan dalam bergerak (Hildayani, 2011). Dampak PAUD bagi anak akan lebih terlihat pada saat anak duduk dibangku Sekolah Dasar (SD). Anak yang mengikuti PAUD akan lebih mandiri dan lebih muda bersosialisasi dengan teman sebaya, serta lebih percaya diri. Sedangkan anak yang tidak mengikuti PAUD cenderung lambat dan pendiam, serta sulit untuk berinteraksi dengan teman sebaya (Hildayani, 2011). Berdasarkan data kelembagaan PAUD se Kecamatan Bagan Sinembah Kabupaten Rokan Hilir Tahun 2014 terdapat 35 PAUD / POS PAUD dengan jumlah anak PAUD 1621 anak. Ini berarti baru sekitar 9,75% anak yang ikut PAUD. Sedangkan di desa Gelora sendiri terdapat 158 anak yang mengikuti PAUD dari 356 jumlah anak usia dini, yang terdiri dari 3 anak dari kelompok 0-2 tahun, 74 anak dari kelompok 3-4 tahun, dan 85 anak dari kelompok 5-6 tahun. Data tersebut memperlihatkan bahwa pendidikan anak usia dini belum cukup mendapatkan perhatian padahal kapasitas perkembangan kognitif dan karakter anak sudah terbentuk pada usia dini jauh dihawah usia sekolah. Angka partisipasi kasar terhadap PAUD di Desa Gelora adalah 21,63% (Data Kelembagaan PAUD se Kecamatan Rohil), sedangkan target APK (Angka Partisipasi Kasar) pemerintah adalah 69,3% (Haryanto, 2012). Pentingnya pendidikan anak usia dini belum mendapat perhatian dan belum banyak diketahui oleh orang tua. Desa Gelora sudah ada 2 PAUD yaitu SPS (Satuan PAUD Sejenis) POS PAUD Melati dan PAUD TK Negeri (Data kelembagaan PAUD se Kabupaten ROHIL tahun 2013). Hasil penelitian Mustika (2011) menyatakan bahwa anak yang mengikuti PAUD memiliki perkembangan motorik halus yang lebih baik dari anak yang tidak mengikuti PAUD. Orang tua anak yang tidak mengikuti PAUD mengatakan bahwa anak kurang aktif dan tidak bersemangat ketika anak mengikuti berbagai kegiatan seperti perlombaan untuk anak. Sedangkan orang tua anak senang berinteraksi dengan orang lain, mandiri, aktif, dan bersemangat. Begitu juga dengan perkembangan motorik kasar anak yang mengikuti PAUD lebih baik dari pada anak yang tidak mengikuti PAUD. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan di PAUD terbukti meningkatkan perkembangan motorik kasar anak (Mustika, 2011). Penelitian yang dilakukan Rista Aprina dengan judul Hubungan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dengan Perkembangan Motorik Anak Usia Prasekolah di kelurahan Tinjomoyo kecamatan Banyumanik Semarang Tahun 2009 menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pendidikan anak usia dini dengan perkembangan motorik anak usia prasekolah. Dari latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Hubungan Anak yang Mengikuti PAUD dengan Perkembangan Motorik Anak Pra Sekolah yang Masuk SD di Desa Gelora Kecamatan Bagan Sinembah Kabupaten Rokan Hilir RIAU Tahun Jurnal Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 18
5 METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan desain penampang analitis (Analytic Cross Sectional Study). Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 18 sampai 22 Agustus Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anak pra sekolah yang saat ini berumur 6 tahun (72 bulan) yang akan masuk SD di desa Gelora sebanyak 43 anak. Sampel pada penelitian ini adalah sebanyak 43 anak. Pengambilan data dilakukan dengan cara kuesioner. Analisa data yang digunakan adalah univariat dan bivariat. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisa Univariat. Analisa univariat bertujuan untuk memperoleh gambaran dari karakteristik data umum, variabel dependen dan variabel independen, data disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Anak yang Mengikuti PAUD dan Perkembangan Motorik Anak N Jumlah Proporsi o n % 1 Mengikuti PAUD 1. Tidak 12 27,9 2. Ya 31 72,1 Total Perkembangan motorik 1. Sesuai 31 72,1 2. Meragukan 5 11,6 3. Ada 7 penyimpangan 16,3 Total Dari tabel 4.1 dapat dilihat bahwa dari 43 responden, 31 (72,1 responden mengikuti PAUD dan berada pada kategori perkembangan motorik yang sesuai. B. Analisa Bivariat. 1. Hubungan Anak yang Mengikuti PAUD dengan Anak yang meng ikuti PAU D Tida k Ya Total Perkembangan Motorik Anak Pra Sekolah yang Masuk SD. Setelah dilakukan analisa univariat, hasil penelitian dilanjutkan dengan analisa bivariat yaitu dengan menggunakan uji chi square untuk mengetahui hubungan antara variabel Independent (anak yang mengikuti PAUD) dengan variabel dependen (Perkembangan motorik anak pra sekolah yang masuk SD) dengan derajat kepercayaan 95% maka didapatkan hasil sebagai berikut : Tabel 4.2 Distribusi Anak yang Mengikuti PAUD dengan Perkembangan Motorik Anak Pra Sekolah yang Masuk SD Perkembangan Motorik Anak Pra Sekolah yang masuk SD Ada Merag Sesuai penyim ukan pangan Total N % N % N % N % P Val ue 5 41,7 2 16,7 5 41, , ,5 3 9, , ,3 5 11, ,1 Dari tabel 4.2 dapat dilihat dari 31 responden yang mengikuti PAUD terdapat 2 (6,5 responden yang perkembangan motoriknya ada penyimpangan. Dari 12 responden yang tidak mengikuti PAUD terdapat 5 (41,7 responden yang sesuai perkembangan motoriknya. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan hubungan anak yang mengikuti PAUD dengan perkembangan motorik anak pra sekolah yang masuk SD tahun Hal ini dibuktikan dengan Pvalue = 0,011 < α = 0,05, sehingga Ho diterima Jurnal Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 19
6 Anak yang mengik uti PAUD artinya ada hubungan pada derajat kemaknaan 5%. Karena hasil pada tabel 4.2 ada sel yang nilai harapan (expected) yang < 5 dan jumlah lebih dari 20% maka tidak bisa (tidak boleh) dibaca hasil uji statistiknya. Untuk itu dilakukan penggabungan (transfer / dumy) pengkategorian variabel. Variabel yang berdekatan kriterianya (pengkategorian) digabung. Penggabungannya adalah perkembangan motorik anak pra sekolah yang masuk SD (meragukan + ada penyimpangan). Tabel 4.3 Hubungan Anak yang Mengikuti PAUD dengan Perkembangan Motorik Anak Pra Sekolah yang Masuk SD Perkembangan Motorik Anak Pra Sekolah yang masuk SD Total Tidak Sesuai Sesuai N % N % N % Tidak 7 58,3 5 41, Ya 5 16, , Total , , P Value 0,010 Dari tabel 4.3 dapat dilihat dari 31 responden yang mengikuti PAUD terdapat 5 (41,7 responden yang tidak sesuai perkembangan motoriknya. Dari 12 responden yang tidak mengikuti PAUD terdapat 5 (16,1 responden yang sesuai perkembangan motoriknya. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan hubungan anak yang mengikuti PAUD dengan perkembangan motorik anak pra sekolah yang masuk SD tahun Hal ini dibuktikan dengan Pvalue = 0,010 < α = 0,05, sehingga Ho diterima artinya ada hubungan pada derajat kemaknaan 5%. Menurut asumsi peneliti, anak yang mengikuti PAUD lebih memiliki semangat dan kreatifitas karena mendapat rangsangan di PAUD. Ini mendidik anak menjadi terbiasa bersemangat dan kreatif saat melanjutkan pendidikan. Sedangkan anak yang tidak mengikuti PAUD tidak memiliki semangat dan kreatifitas karena tidak mendapat rangsangan di PAUD. Elizabeth B Hurlock dalam Yuningtias, 2012 menyatakan bahwa perkembangan motorik diartikan sebagai perkembangan dari unsur kematangan pengendalian gerak tubuh dan otak sebagai pusat gerak. Gerak ini secara jelas dibedakan menjadi gerak kasar dan halus. Perkembangan terjadi secara simultan dengan pertumbuhan, sehingga tumbuh kembang tidak bisa dipisahkan. Proses tumbuh kembang anak mempunyai beberapa ciri-ciri yang saling berkaitan yaitu menimbulkan perubahan, menetukan tahap selanjutnya, kecepatan berbeda, saling berhubungan, pola yang menetap dan tahap yang berurutan (Hidayat, 2005). Masalah dalam perkembangan fisik yang sering dialami oleh anak usia 4-6 tahun adalah masalah malnutrisi (kekurangan gizi) serta obesitas (kegemukan). Masalah dalam perkembangan motorik kasar yang terjadi, diantaranya adalah kesulitan dalam mengontrol keseimbangan sehingga gerakan anak akan tampak ragu-ragu dan kurang serasi. Selain itu juga tampak adanya masalah pada koordinasi gerakan dan kecepatan bereaksi terhadap rangsangan. Masalah yang tampak pada keterampilan motorik halus yang tampak jelas pada anak-anak prasekolah, yaitu bahwa mereka belum mampu membuat gambar yang bermakna serta belum rapi mewarnai. PAUD merupakan tempat dimana gizi anak dikontrol dengan pemberian makan sesuai kebutuhan dan anak mendapat stimulasi (rangsangan) secara dini untuk mengembangkan Jurnal Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 20
7 kreatifitas dan keaktifan dalam bergerak (Hildayani, 2011). Dampak PAUD bagi anak akan lebih terlihat pada saat anak duduk dibangku Sekolah Dasar (SD). Anak yang mengikuti PAUD akan lebih mandiri dan lebih muda bersosialisasi dengan teman sebaya, serta lebih percaya diri. Sedangkan anak yang tidak mengikuti PAUD cenderung lambat dan pendiam, serta sulit untuk berinteraksi dengan teman sebaya (Hildayani, 2011). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rista Apriana tahun 2009 yang menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara Pendidikan Anak Usia Dini dengan perkembangan motorik anak usia prasekolah (p value = 0,000). Hasil penelitian Mustika (2011) menunjukkan bahwa ada perbedaan perkembangan motorik kasar antara anak yang ikut PAUD dengan anak yang tidak ikut PAUD dengan nilai P=0,002 dan Z skor sebesar -2,295. Begitu juga dengan perkembangan motorik halus pada anak, terdapat perbedaan perkembangan motorik halus antara anak yang ikut PAUD dengan anak yang tidak ikut PAUD dengan nilai P=0,001 dan Z skor sebesar -2,083. PENUTUP A. Kesimpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan dalam bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa : Dari 43 anak terdapat 31(72,1 anak yang mengikuti PAUD dan 12 (27,9 anak yang tidak mengikuti PAUD. Terdapat 26 anak (83,9 yang mengikuti PAUD memiliki perkembangan motorik yang sesuai sedangkan 5 anak (16,1 yang mengikuti PAUD tidak sesuai perkembangan motoriknya. Hubungan anak yang mengikuti PAUD dengan perkembangan motorik anak pra sekolah yang masuk SD di desa gelora kecamatan bagan sinembah kabupaten rokan hilir tahun 2014 di dapatkan p value = 0,010 yang berarti ada hubungan yang signifikan antara anak yang mengikuti PAUD dengan perkembangan motorik anak pra sekolah yang masuk SD. B. Saran 1. Untuk Institusi Pendidikan. Diharapkan dari penelitian ini dapat memberi masukan dan sebagai dasar untuk melakukan penelitian lebih lanjut yang berkaitan dengan perkembangan motorik anak terutama tentang pelaksanaan program PAUD. 2. Untuk Orang Tua Diharapkan kepada orang tua anak agar meningkatkan pengetahuan tentang pentingnya PAUD dan menambah pengetahuannya bagaimana tumbuh kembang anak sehingga orang tua bisa mengetahui perkembangan motorik anak. 3. Untuk Peneliti Selanjutnya Diharapkan dapat meneliti lebih lanjut faktor lain yang berhubungan dengan perkembangan motorik anak seperti kematangan saraf, urutan usia, motivasi dan pengalaman yang dimiliki anak. DAFTAR PUSTAKA Adriana, D, (2011). Tumbuh Kembang Dan Terapi Bermain pada Anak. Jakarta : Salemba Medika. Aisyah, S. Dkk, (2010). Perkembangan dan Konsep Dasar Pengembangan Anak Usia Dini. Edisi Kesatu Cetakan ke 10. Jakarta : Universitas Terbuka. Anik Maryunani, (2010). Ilmu Kesehatan anak Dalam Kebidanan. Jakarta : CV. Trans Info Media. Apriana, R, (2009). Hubungan PAUD dengan Perkembangan Kognitif Anak Usia Prasekolah di Kelurahan Tinjomojo Kecamatan Banyumanik Semarang. Skripsi Jurnal Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 21
8 Tidak Diterbitkan. Universitas Diponegoro. Semarang. Indonesia. Fitrianingsih, S, (2012). Profil PHBS Desa Gelora. Buku Profil Tidak Diterbitkan. Pustu Gelora Kec. Bagan Sinembah, Rohil. Haryanto, (2012). Pendidikan Anak Usia Dini. Diambil pada 2013 dari 012/03/pendidikan-anak-usiadini.html Hidayat, A. A. A, (2005). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Edisi 1. Jakarta : Salemba Medika. Hidayat, A. A. A, (2008). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa. Jakarta : Salemba Medika. Hildayani, R. (2006), Psikologi Perkembangan Anak. Edisi 1 Cetakan 6. Jakarta : Universitas Terbuka. Kartini Kartono, (2007). Psikologi anak. Cetakan 6.Bandung : Mandar Maju. Lapau, Buchari, (2013). Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : Yayasan Pustaka Obor Indonesia Lolita Indrasari, (2011). Peningkatan Perkembangan Motorik Halus Anak Usia Dini Melalaui Kegiatan Mozaik Di Taman Kanak-Kanak Pembina Agam. Mustika, (2011). Perbedaan Perkembangan Motorik Sosial dan Bahasa Anak Toddler Antara Yang Mengikuti PAUD Dan Tidak Mengikuti PAUD di Kelurahan Nglorog Sragen Muhammad, Hamid. (2010). Pedoman Teknis Penyelenggaraan Pos PAUD. Jakarta : Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini. Noor Rachmi Wulan Mustika. (2011). Perbedaan Perkembangan Motorik Sosial Dan Bahasa Anak Toddler Antara Yang Mengikuti Paud Dan Tidak Mengikuti Paud Di Kelurahan Nglorog Sragen. Surakarta. Notoatmojo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi Revisi. Jakarta : Rineka Cipta. Pratisti, W. D. (2008). Psikologi Anak Usia Dini. Jakarta : Rineka Cipta. Prof.Dr. Buchari Lampau,dr.MPH. (2012). Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta Rista Apriana. (2009). Hubungan Pendidikan Anak Usia Dini (Paud) Dengan Perkembangan Kognitif Anak Usia Prasekolah di Kelurahan Tinjomoyo Kecamatan Banyumanik Semarang. Semarang Rusmil, K. Dkk. (2010). Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak Ditingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. Riau : Dinas Kesehatan Propinsi Riau. Santi, D. (2009). Pendidikan Anak Usia Dini-Antara Teori dan Praktik. Jakarta : Indeks. Sujarwo, S. (2012). Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan Rendah. Diambil pada Desember 2013 dari gununglaban.wordpress.com/2012/ 03/30. Sulistyawati,Ari. (2014). Deteksi Tumbuh Kembang anak. Jakarta Selatan : Selembah Medika. Wijana, D. W. Dkk. (2011). Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini. Edisi I Cetakan 8. Jakarta : Universitas Terbuka. (2010). Instrumen Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak. Riau : Dinas Kesehatan Propinsi Riau. Wiyana, N.A dan Barnawi. (2012). Format PAUD:Konsep, Karakteristik, & Implementasi Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta : Ar-Ruzz Media. Jurnal Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 22
HUBUNGAN POLA ASUH DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH DI TK KARTIKA X-9 CIMAHI 2012
46 HUBUNGAN POLA ASUH DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH DI TK KARTIKA X-9 CIMAHI 2012 Oleh : Siti Dewi Rahmayanti dan Septiarini Pujiastuti STIKES Jenderal Achmad Yani Cimahi ABSTRAK Pola asuh orang
Lebih terperinciJurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN HUBUNGAN PEMBERIAN STIMULASI IBU DENGAN PERKEMBANGAN BALITA DI POSYANDU
PENELITIAN HUBUNGAN PEMBERIAN STIMULASI IBU DENGAN PERKEMBANGAN BALITA DI POSYANDU Yusari Asih* *Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Tanjungkarang Yusariasih@gmail.com Masa balita adalah masa keemasan (golden
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemungkinan, menghasilkan strategi dan berfantasi. 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan intelektual pada dasarnya berhubungan dengan konsep-konsep yang dimiliki dan tindakan kognitif seseorang, oleh karenanya kognitif seringkali menjadi sinonim
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. berkualitas. Untuk mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak merupakan potensi dan penerus cita-cita bangsa yang dasarnya telah diletakkan oleh generasi sebelumnya. Tumbuh kembang anak harus berjalan sejajar agar dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan anak merupakan masa emas (golden period) atau Jendela
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Berbagai studi menunjukkan bahwa periode 5 (lima) tahun pertama kehidupan anak merupakan masa emas (golden period) atau Jendela Kesempatan (window opportunity)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum Sekolah Dasar (SD) yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. faktor genetik dan lingkungan bio-fisiko-psikososial (Soetjiningsih,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tumbuh kembang merupakan proses yang berkesinambungan yang terjadi sejak konsepsi dan terus berlangsung sampai dewasa. Tercapainya tumbuh kembang optimal tergantung
Lebih terperinciHUBUNGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 4-5 TAHUN DI DESA TAWANREJO BARENG KLATEN
HUBUNGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 4-5 TAHUN DI DESA TAWANREJO BARENG KLATEN Nur Aini Rahmawati ABSTRAK Perkembangan anak usia dini di Jawa Tengah masih sangat belum optimal
Lebih terperinciPERBEDAAN KEMATANGAN SOSIAL ANAK DITINJAU DARI KEIKUTSERTAAN PENDIDIKAN PRASEKOLAH (PLAYGROUP)
PERBEDAAN KEMATANGAN SOSIAL ANAK DITINJAU DARI KEIKUTSERTAAN PENDIDIKAN PRASEKOLAH (PLAYGROUP) SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Sarjana S-1 Psikologi Disusun Oleh : ANIK
Lebih terperinciMakalah By UNKNOWN. March 26. Edit Ms Word by Zahrotun Nisa PTIK_
Makalah By UNKNOWN March 26 2014 Hubungan Pendidikan Anak Usia Dini (Paud) dengan Perkembangan Kognitif Anak Usia Prasekolah di Kelurahan Tinjomoyo Kecamatan Banyumanik Semarang Edit Ms Word by Zahrotun
Lebih terperinciPERBEDAAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANTARA ANAK TAMAN KANAK-KANAK DI DAERAH PERKOTAAN DAN PERDESAAN MENGGUNAKAN INSTRUMEN DENVER II
WAHANA INOVASI VOLUME 6 No.2 JULI-DES 2017 ISSN : 2089-8592 PERBEDAAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANTARA ANAK TAMAN KANAK-KANAK DI DAERAH PERKOTAAN DAN PERDESAAN MENGGUNAKAN INSTRUMEN DENVER II Saiful Batubara,
Lebih terperinciPENELITIAN PEMBERIAN STIMULASI OLEH IBU UNTUK PERKEMBANGAN BALITA. Nurlaila*, Nurchairina* LATAR BELAKANG
PENELITIAN PEMBERIAN STIMULASI OLEH IBU UNTUK PERKEMBANGAN BALITA Nurlaila*, Nurchairina* Masa balita adalah Masa Keemasan (golden age) dimana peranan ibu sangat diperlukan untuk tumbuh kembang yang optimal.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk fisik maupun kemampuan mental psikologis. Perubahanperubahan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan merupakan masalah yang sering ditemukan oleh tenaga kesehatan. Semenjak dari masa kehamilan sampai meninggal manusia
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI MOTORIK KASAR DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK USIA TODDLER ABSTRAK
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI MOTORIK KASAR DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK USIA TODDLER Iis Suwanti Program Studi Keperawatan, Akademi Keperawatan Dian Husada Mojokerto Email
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. semakin lama stimulasi dilakukan, maka akan semakin besar manfaatnya
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Stimulasi perkembangan sangat dibutuhkan oleh anak. Stimulasi perkembangan pada anak harus sesuai dengan tugas perkembangannya. Sesuai denganpetunjuk yang terdapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan perkembangannya (Hariweni, 2003). Anak usia di bawah lima tahun (Balita) merupakan masa terbentuknya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan Nasional jangka panjang menitikberatkan pada kualitas sumber daya manusia (SDM) yang tangguh dan produktif. Tujuan tersebut dapat tercapai dengan upaya mengusahakan
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci: anak balita, perkembangan, indeks antropometri, pertumbuhan, motorik kasar
OPTIMALISASI PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR DAN UKURAN ANTROPOMETRI ANAK BALITA DI POSYANDU BALITAKU SAYANG KELURAHAN JANGLI KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG Ali Rosidi, Agustin Syamsianah Prodi S1 Gizi Fakultas
Lebih terperinciKONSEP DASAR PENDIDIKAN PAUD. Oleh: Fitta Ummaya Santi
KONSEP DASAR PENDIDIKAN PAUD Oleh: Fitta Ummaya Santi SIAPAKAH ANAK USIA USIA DINI? Latar Belakang Anak adalah penentu kehidupan pada masa mendatang. Usia dari kelahiran hingga enam tahun merupakan usia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keturunan dan dapat berguna bagi nusa dan bangsa di kemudian hari. Oleh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seorang anak adalah dambaan dari setiap orang tua untuk melanjutkan keturunan dan dapat berguna bagi nusa dan bangsa di kemudian hari. Oleh karena itu, pemantauan pertumbuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kualitas masa depan anak dapat dilihat dari perkembangan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kualitas masa depan anak dapat dilihat dari perkembangan dan pertumbuhan anak yang optimal, sehingga sejak dini, deteksi, stimulasi dan intervensi berbagai
Lebih terperinciHUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK AISYIYAH BANJARMASIN ABSTRAK
HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK AISYIYAH BANJARMASIN Anggrita Sari 1, RR Dwi Sogi Sri Redjeki 2, Rizky Puteri Anggarani 2 1 Akademi Kebidanan Sari
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci: Peran ibu dalam pemenuhan kebutuhan dasar anak, perkembangan anak usia prasekolah
ABSTRAK Yunita Mohamad. 2014. Hubungan Peran Ibu dalam Pemenuhan Kebutuhan Dasar Anak Dengan Perkembangan Anak Usia Prasekolah Di Tk Aisyiyah Bustanul Atfal 3 Kelurahan Bugis Kecamatan Dumbo Raya Kota
Lebih terperinciJurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN
PENELITIAN FAKTOR POSTNATAL YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERKEMBANGAN ANAK BALITA DI WILAYAH LAMPUNG UTARA Ricca Dini Lestari*, Nora Isa Tri Novadela* *Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Tanjungkarang e-mail
Lebih terperinciFaktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Balita di Kelurahan Baros Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Balita di Kelurahan Baros Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi Siti Hardianti, Sri Janatri janatrisri@yahoo.co.id Abstrak Periode penting dalam tumbuh
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (paud) merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitiberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan
Lebih terperinciHUBUNGAN STIMULASI ORANG TUA TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK PRASEKOLAH BERUSIA 4-5 TAHUN
HUBUNGAN STIMULASI ORANG TUA TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK PRASEKOLAH BERUSIA 4-5 TAHUN M. Ikhwan Kosasih, Ludfi Nur Farida Akademi Keperawatan Pamenang Pare Kediri Perkembangan adalah
Lebih terperinciPERBEDAAN TINGKAT PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH YANG SEKOLAH TK DAN ANAK YANG TIDAK SEKOLAH TK DI DESA BANJARSARI KEC. BANTARBOLANG PEMALANG
PERBEDAAN TINGKAT PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH YANG SEKOLAH TK DAN ANAK YANG TIDAK SEKOLAH TK DI DESA BANJARSARI KEC. BANTARBOLANG PEMALANG 4 Rizal ABSTRAK Tumbuh kembang anak merupakan hasil interaksi
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 0-24 BULAN DI DESA TRIGUNO KECAMATAN PUCAKWANGI KABUPATEN PATI
Jurnal Ilmu Kebidanan dan Kesehatan (Journal of Midwifery Science and Health) Akbid Bakti Utama Pati ISSN: 2087-4154 Vol. 7 No. 2 Juli 2016 On-line http://akbidbup.ac.id/jurnal-2/ HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN
Lebih terperinciGAMBARAN PERKEMBANGAN SOSIAL DAN KEMANDIRIAN PADA ANAK PRASEKOLAH USIA 4-6 TAHUN DI TK AL- ISLAH UNGARAN BARAT
GAMBARAN PERKEMBANGAN SOSIAL DAN KEMANDIRIAN PADA ANAK PRASEKOLAH USIA 4-6 TAHUN DI TK AL- ISLAH UNGARAN BARAT Fiktina Vifri Ismiriyam 1), Anggun Trisnasari 2), Desti Endang Kartikasari 3) Universitas
Lebih terperinciHUBUNGAN LINGKAR KEPALA DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA 1-24 BULAN DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PERTIWI MAKASSAR
HUBUNGAN LINGKAR KEPALA DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA 1-24 BULAN DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PERTIWI MAKASSAR Wa Ode Sri Asnaniar 1, Magfira B. Lasini 2 1 Program Studi Ilmu Keperawatan FKM UMI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak
Lebih terperincipenting dalam menentukan arah serta mutu pertumbuhan dan perkembangan seorang anak. Kemampuan orangtua dalam memenuhi kebutuhan anak akan asuh, asih,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan secara etimologis berasal dari kata kembang yang artinya maju, menjadi lebih baik. Perkembangan secara termitologis adalah proses kualitatif yang
Lebih terperinciAl-Hikmah Jurnal Kependidikan dan Syariah
MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN MOTORIK KASAR MELALUI LOMPAT KANGURU PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN Oleh : Rosa Imani Khan, Ninik Yuliani Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Nusantara
Lebih terperinciNaili Nur Meifanna. Kata kunci : motorik halus, ASI, susu formula. Kepustakaan : 30 ( )
GAMBARAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS PADA BAYI USIA 6-12 BULAN YANG DIBERIKAN ASI DAN YANG DIBERIKAN SUSU FORMULA DI KELURAHAN LEBAN KECAMATAN BOJA KABUPATEN KENDAL PROVINSI JAWA TENGAH Naili Nur Meifanna
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang dalam proses pembelajarannya menekankan pada prinsip bermain
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PAUD sebagai salah satu bentuk lembaga pendidikan anak usia dini yang dalam proses pembelajarannya menekankan pada prinsip bermain sambil belajar dan belajar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangannya anak usia dini merupakan masa-masa keemasan yang harus
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak pada rentang usia 4-6 tahun merupakan bagian dari tahapan anak usia dini yang memiliki kepekaan dalam menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan melalui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. aspek kognitif yang berhubungan dengan fungsi intelektual (Syaodih, 2010).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan intelektual pada dasarnya berhubungan dengan konsep-konsep yang dimiliki seseorang, oleh karenanya perkembangan kognitif seringkali menjadi sinonim dengan
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MODEL POS PAUD KELILING
PENGEMBANGAN MODEL POS PAUD KELILING Prodi PG PAUD FKIP Universitas Riau email: enda.puspitasari@gmail.com ABSTRAK Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sampai dengan tahun 2025 masih menjadi prioritas, hal
Lebih terperinciSKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Keperawatan
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ALAT PERMAINAN EDUKATIF DENGAN TINGKAT PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS PADA ANAK USIA PRASEKOLAH DI TAMAN KANAK-KANAK PERTIWI WIRO 1 KLATEN SKRIPSI Diajukan Untuk
Lebih terperinciPERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL
PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK PRA SEKOLAH USIA 5 TAHUN DI TK KARTINI DESA TOTO SELATAN KECAMATAN KABILA KABUPATEN BONE BOLANGO Oleh MELISRIAWATI GANI (NIM.
Lebih terperinciDETERMINAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK
Journal of Pediatric Journal Nursing of Pediatric Nursing Vol. 1(1), pp. 019-024, January, 2014 Available online at http://library.stikesnh.ac.id ISSN 2354-726X DETERMINAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
Lebih terperinciOleh : Suyanti ABSTRAK
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN TERHADAP PELAKSANAAN DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG BALITA USIA 0-5 TAHUN DI PUSKESMAS KASOKANDEL KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015 Oleh : Suyanti ABSTRAK Proses pertumbuhan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. anak belajar menguasai tingkat yang lebih tinggi dari aspek-aspek gerakan,
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak Usia Dini adalah sosok individu yang sedang dalam proses perkembangan.perkembangan anak adalah suatu proses perubahan dimana anak belajar menguasai tingkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang tepat bagi anak sejak masa usia dini. aspek perkembangan kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual mengalami
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Masa usia dini merupakan masa keemasan bagi seorang anak, sering disebut masa Golden Age, biasanya ditandai oleh terjadinya perubahan yang sangat cepat
Lebih terperinciAFIYAH. VOL. 3, NO. I, BULAN JANUARI, TAHUN 2016
HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA BALITA USIA 3-5 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SIMPATI KECAMATAN SIMPATI KABUPATEN PASAMAN TAHUN 2015 Marlina Andriani 1*) 1 Program
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini pada hakikatnya adalah anak yang berusia 0-6 tahun yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini pada hakikatnya adalah anak yang berusia 0-6 tahun yang sedang berada dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan baik fisik maupun mental yang
Lebih terperinciHUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERILAKU SCHOOL REFUSAL PADA ANAK PRASEKOLAH DI TK DAMHIL KOTA GORONTA. Aswinda Miolo
1 2 3 HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERILAKU SCHOOL REFUSAL PADA ANAK PRASEKOLAH DI TK DAMHIL KOTA GORONTA Aswinda Miolo 841411052 Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan
Lebih terperinci52 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. Volume VII Nomor 1, Januari 2016 ISSN: PENDAHULUAN. Latar Belakang
PENDAHULUAN FAKTOR PENDAPATAN DAN PENDIDIKAN KELUARGA TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 3-4 TAHUN Kharisma Kusumaningtyas (Prodi Kebidanan Bangkalan, Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya)
Lebih terperinciMENINGKATKAN PARTISIPASI ORANG TUA PADA PROGRAM PAUD MELALUI PENYULUHAN DI POS PAUD MELATI 03 (KEL. PADASUKA KEC. CIMAHI TENGAH KOTA CIMAHI)
MENINGKATKAN PARTISIPASI ORANG TUA PADA PROGRAM PAUD MELALUI PENYULUHAN DI POS PAUD MELATI 03 (KEL. PADASUKA KEC. CIMAHI TENGAH KOTA CIMAHI) Dita Megawati STKIP Siliwangi Bandung Abstrak Tujuan dari penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor penting dalam setiap kehidupan manusia. Setiap manusia membutuhkan pendidikan. Dalam pendidikan diajarkan berbagai ilmu pengetahuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Usia toddler merupakan usia anak dimana dalam perjalanannya terjadi
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Usia toddler merupakan usia anak dimana dalam perjalanannya terjadi pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan selanjutnya dari seorang anak,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lakukan sendiri dan bagaimana mereka dapat melakukannya. Perpindahan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa prasekolah adalah waktu untuk mempelajari apa yang dapat mereka lakukan sendiri dan bagaimana mereka dapat melakukannya. Perpindahan berperan penting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pilar yaitu, learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan modal dasar untuk menyiapkan insan yang berkualitas. Menurut UNESCO pendidikan hendaknya dibangun dengan empat pilar yaitu, learning to know,
Lebih terperinci: Lingkar Kepala, Perkembangan Anak
HUBUNGAN LINGKAR KEPALA DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 12 24 BULAN DI POSYANDU TLOGOWATU KEMALANG KLATEN Anna Uswatun Q.S 1), Annisa Wulandari 2) Abstrak : Berdasarkan hasil pelayanan Stimulasi Deteksi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. (tumbuh dan kembang) terjadi bersama dengan golden age (masa peka).
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak Usia Dini (AUD) merupakan kelompok usia yang berada dalam proses perkembangan unik, karena proses perkembangannya (tumbuh dan kembang) terjadi bersama dengan
Lebih terperinciPENGARUH STIMULASI ALAT PERMAINAN EDUKATIF TERHADAP ASPEK PERKEMBANGAN ANAK PRASEKOLAH DI TK PERTIWI BOYOLALI
PENGARUH STIMULASI ALAT PERMAINAN EDUKATIF TERHADAP ASPEK PERKEMBANGAN ANAK PRASEKOLAH DI TK PERTIWI BOYOLALI Dyah Ayu Wulandari 1), Indri Yuana 2) 1 DIV Bidan Pendidik, STIKes Karya Husada Semarang email:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia 6 tahun sebelum
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini ( PAUD ) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia 6 tahun sebelum memasuki pendidikan dasar,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Tahapan perkembangan merupakan tingkatan tumbuh dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Tahapan perkembangan merupakan tingkatan tumbuh dan kembangnya anak menjadi seorang yang terampil dan cakap dalam komunikasi maupun bergerak. Perkembangan merupakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak usia dini pada hakikatnya merupakan anak yang berusia 0-6 tahun
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak usia dini pada hakikatnya merupakan anak yang berusia 0-6 tahun yang sedang berada dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan baik fisik maupun mental yang paling
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. perkembangan fase selanjutnya (Dwienda et al, 2014). Peran pengasuhan tersebut
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peningkatan kualitas kesejahteraan anak menduduki posisi sangat strategis dan sangat penting dalam pembangunan masyarakat Indonesia, sehingga anak prasekolah merupakan
Lebih terperinciPENDIDIKAN ANAK USIA DINI
PENDIDIKAN ANAK USIA DINI I. Pengertian Dan Karakteristik Anak Usia Dini Dalam undang-undang tentang sistem pendidikan nasional dinyatakan bahwa pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang
Lebih terperinciHUBUNGAN PERAN IBU DALAM PEMILIHAN ALAT PERMAINAN DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 4-6 TAHUN DI YAYASAN AR-RAHMAH KABUPATEN LUMAJANG
HUBUNGAN PERAN IBU DALAM PEMILIHAN ALAT PERMAINAN DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 4-6 TAHUN DI YAYASAN AR-RAHMAH KABUPATEN LUMAJANG NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: Andria Yuliawati 201110104178
Lebih terperinciDinamika Kebidanan vol. 1 no. 2 Agustus 2011 HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN PERKEMBANGAN SOSIAL BALITA UMUR 4-5 TAHUN DI KOTA SEMARANG
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN PERKEMBANGAN SOSIAL BALITA UMUR 4-5 TAHUN DI KOTA SEMARANG Ina Qoriah Mardikaningsih *) *) Akademi Kebidanan Abdi Husada Semarang Korespondensi : abdi_husada@yahoo.co.id
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. gembira dapat memotivasi anak untuk belajar. Lingkungan harus diciptakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan pada masa usia dini merupakan pendidikan yang sangat penting untuk anak dalam menerima pertumbuhan dan perkembangannya. Pendidikan bagi anak bukan hanya
Lebih terperinciJurnal Medika Saintika Vol 7 (2) Jurnal Medika Saintika
S E K O L A H T I NG G I I L M U SY EDZ N A SA I K E S E H AT A N T I K A Jurnal Medika Saintika Vol 7 (2) Jurnal Medika Saintika http://syedzasaintika.ac.id/jurnal Volume 7, Nomor 2, Desember 2016 HUBUNGAN
Lebih terperinciPERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL. Hubungan Peran Ibu dalam Stimulasi Dini dengan Perkembangan Anak Usia Toddler di Desa Hutabohu Kecamatan Limboto Barat
PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL Hubungan Peran Ibu dalam Stimulasi Dini dengan Perkembangan Anak Usia Toddler di Desa Hutabohu Kecamatan Limboto Barat Kabupaten Gorontalo Oleh Nurnaningsih Ayuba NIM : 8414
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-Undang Sisdiknas No 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 1 mengatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.2 Tahun 1989 pasal 4. Untuk mencapai tujuan Pendidikan Nasional tersebut, perlu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan Pendidikan Nasional Indonesia adalah seperti yang tercantum dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.2 Tahun 1989 pasal 4 yang rumusannya sebagai
Lebih terperinciPENGARUH STIMULASI MOTORIK HALUS TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 4 5 TAHUN DI TAMAN KANAK KANAK PERTIWI TIRIPAN BERBEK NGANJUK
PENGARUH STIMULASI MOTORIK HALUS TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 4 5 TAHUN DI TAMAN KANAK KANAK PERTIWI TIRIPAN BERBEK NGANJUK Rahayu Budi Utami STIKes Satria Bhakti Nganjuk ayu_stikes_sb@yahoo.com
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI PERMAINAN MELUKIS DENGAN KUAS TAMAN KANAK-KANAK PASAMAN BARAT
PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI PERMAINAN MELUKIS DENGAN KUAS TAMAN KANAK-KANAK PASAMAN BARAT ARTIKEL untuk memenuhi sebagai persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Oleh: Marliza
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN BERMAIN MENGGAMBAR DEKORATIF PADA ANAK KELOMPOK B TK AISYIYAH 1 KECAMATAN
PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN BERMAIN MENGGAMBAR DEKORATIF PADA ANAK KELOMPOK B TK AISYIYAH 1 KECAMATAN SUKODONO KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Untuk Memenuhi
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN BIDAN TENTANG SDIDTK TERHADAP PELAKSANAAN SDIDTK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATAN KARANGANOM KLATEN
HUBUNGAN PENGETAHUAN BIDAN TENTANG SDIDTK TERHADAP PELAKSANAAN SDIDTK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATAN KARANGANOM KLATEN Endah Purwaningsih, Yunita Trihapsari ABSTRAK Program Stimulasi, Deteksi dan
Lebih terperinciISSN Vol 5, ed 2, Oktober 2014
HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN PENERAPAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT JIWA TAMPAN PROVINSI RIAU TAHUN 2014 ALINI Dosen STIKes Tuanku
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam menghadapi persaingan global yang semakin ketat di zaman modren saat. Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 dinyatakan bahwa :
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembentukan Sumber Daya Manusia yang berkualitas sangat dibutuhkan dalam menghadapi persaingan global yang semakin ketat di zaman modren saat ini. Salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan Pendidikan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkatkan sumber daya manusia menuju era globalisasi. Suatu era yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk membangun dan meningkatkan sumber daya manusia menuju era globalisasi. Suatu era yang ditandai dengan dinamika kehidupan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
29 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian 1. Rancangan Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey analitik, yang mana akan diteliti hubungan variabel dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa bayi dan balita merupakan periode emas dalam kehidupan sehingga menjadi masa yang sangat penting dan perlu perhatian serius, karena pada masa ini berlangsung
Lebih terperinciHikmatul Khoiriyah Akademi Kebidanan Wira Buana ABSTRAK
HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN PERKEMBANGAN BAYI USIA 6-12 BULAN DI KELURAHAN SUMBERSARI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUMBERSARI BANTUL METRO SELATAN PERIODE FEBRUARI-APRIL TAHUN 2017 ABSTRAK Hikmatul
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PEMILIHAN ALAT PERMAINAN EDUKATIF PADA ANAK USIA DI KOTA PADANG
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PEMILIHAN ALAT PERMAINAN EDUKATIF PADA ANAK USIA DI KOTA PADANG Erwani. Renidayati (Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang) ABSTRAK Tujuan penelitian ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan dasar, pendidikan menengah maupun pendidikan tinggi.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah merupakan aset penting bagi sumber daya manusia terutama bagi kemajuan sebuah bangsa, oleh karena itu setiap warga negara harus dan wajib
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (PAUD) menurut undang undang sistem pendidikan nasional nomor 20 tahun 2003 pasal 1 butir 14 merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan
Lebih terperinciSKRIPSI Diajukan Untuk Sebagian Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.) Pada Jurusan PG-PAUD OLEH :
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN MENYUSUN BEKAS OROTAN PENSIL MENJADI BENTUK BUNGA PADA ANAK KELOMPOK B TK PKK PULEREJO I KECAMATAN BAKUNG KABUPATEN BLITAR TAHUN PELAJARAN 2015/ 2016
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan dasar yang diberikan kepada
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan dasar yang diberikan kepada seorang anak pada usia prasekolah. Pada masa tersebut, anak mulai berpikir kritis
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mampu mencapai tugas perkembangannya. Menerangkan gambar dan tulisan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peran ibu yang penting menuntut ibu jeli dalam mengajari anak supaya mampu mencapai tugas perkembangannya. Menerangkan gambar dan tulisan dengan banyak komentar,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari 400 gr di waktu lahir menjadi 3 kali lipatnya seteleh akhir tahun ketiga
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses perkembangan pada anak di usia tiga tahun pertama terjadi sangat cepat dan merupakan masa yang paling sensitif karena masa tersebut dikaitkan dengan the golden
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berlangsung dengan sangat cepat, hal ini terlihat dari sikap anak yang terlihat jarang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Masa usia dini adalah masa dimana perkembangan fisik motorik anak berlangsung dengan sangat cepat, hal ini terlihat dari sikap anak yang terlihat jarang sekali
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. komponen dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Indonesia telah mencanangkan pendidikan wajib belajar yang semula 6 tahun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
Lebih terperinciGAMBARAN PERKEMBANGAN BALITA GIZI KURANG DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CUKIR KABUPATEN JOMBANG
GAMBARAN PERKEMBANGAN BALITA GIZI KURANG DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CUKIR KABUPATEN JOMBANG GROWTH OF LESS NUTRITION AT BALITA AT CUKIR HEALTH PRIMERY JOMBANG Rini Hayu L 1, Amalia R 2, Effy Kurniati 3
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun, yang dilakukan melalui
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN TAHAP PENCAPAIAN TUMBUH KEMBANG BALITA USIA 4-5 TAHUN DI KELURAHAN MEDONO KOTA PEKALONGAN
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN TAHAP PENCAPAIAN TUMBUH KEMBANG BALITA USIA 4-5 TAHUN DI KELURAHAN MEDONO KOTA PEKALONGAN Sudirman, Hartati, Ayu Wulansari Prodi Keperawatan Pekalongan Poltekkes Kemenkes
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
55 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain penelitian yang digunakan adalah survey analitik, yang mana akan diteliti hubungan variabel
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anak Usia Dini (AUD) merupakan kelompok usia yang berada dalam. proses perkembangan unik, karena proses perkembangannya (tumbuh dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak Usia Dini (AUD) merupakan kelompok usia yang berada dalam proses perkembangan unik, karena proses perkembangannya (tumbuh dan kembang) terjadi bersama dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau usia dini dimana pada masa ini adalah masa penentuan. karakter usia dini yang salah satunya adalah masa berkelompok anakanak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia senantiasa membutuhkan kehadiran orang lain dan berinteraksi dengan orang lain dalam hidupnya. Guna memenuhi kebutuhan tersebut individu dalam berhubungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Anak merupakan anugerah terbesar yang dititipkan oleh Allah SWT. untuk dididik dan dibimbing agar menjadi individu yang beriman serta bertaqwa kepada Allah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak usia 2-3 tahun juga disebut dengan anak usia bermain dan merupakan periode yang penting untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan intelektual secara optimal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia lahir sampai dengan memasuki pendidikan dasar merupakan masa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usia lahir sampai dengan memasuki pendidikan dasar merupakan masa keemasan sekaligus masa kritis dalam tahapan kehidupan manusia, yang akan menentukan perkembangan
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI TARI KREASI DI TAMAN KANAK-KANAK MELATI KABUPATEN SOLOK SELATAN
PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI TARI KREASI DI TAMAN KANAK-KANAK MELATI KABUPATEN SOLOK SELATAN Idrawati Abstrak Kemampuan motorik kasar anak di TK Melati Kabupaten Solok Selatan masih
Lebih terperinciREPI SEPTIANI RUHENDI MA INTISARI
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PERKEMBANGAN MOTORIK BALITA USIA 3-5 TAHUN DI POSYANDU DESA CISAYONG WILAYAH KERJA PUSKESMAS CISAYONG KABUPATEN TASIKMALAYA REPI SEPTIANI RUHENDI MA0712020 INTISARI Setiap
Lebih terperinci