UJI KU <klitas SPERMA DAN PENGHITUNGAN JUMLAH PENGENCER DALAM UPAYA MENENTUKAN KEBERHASILAN INSEMINASI BUATAN

dokumen-dokumen yang mirip
MATERI DAN METODE. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai pengaruh kadar ekstrak daun Binahong (Anredera

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Unit Pelayanan Tekhnis Daerah Balai

BAB III MATERI DAN METODE. Flock Mating dan Pen Mating secara Mikroskopis ini dilaksanakan pada tanggal

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 2. Hasil Evaluasi Karakteristik Semen Ayam Arab pada Frekuensi Penampungan yang Berbeda

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Metode Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN. Evaluasi Semen Segar

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada April 2014 di Balai Inseminasi Buatan Daerah

PERBANDINGAN KUALITAS SEMEN KAMBING KEJOBONG DAN KAMBING KACANG DI JAWA TENGAH ABSTRACT

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 7 Maret 19 April 2016, bertempat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tepatnya yang berada di daerah Batur, Banjarnegara (Noviani et al., 2013). Domba

PENGARUH TINGKAT PENGENCERAN TERHADAP KUALITAS SPERMATOZOA KAMBING PE SETELAH PENYIMPANAN PADA SUHU KAMAR

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan bulan Februari Maret 2016 di Desa Bocor,

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal April 2014 di Laboratoium Unit

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pemeriksaan semen segar secara makroskopis meliputi volume, warna,

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

BAB III MATERI DAN METODE

HASIL DAN PEMBAHASAN. domba lokal yang digunakan dalam penelitian inibaik secara makroskopis

Tatap muka ke 4&5 PENILAIAN ATAU EVALUASI SPERMA

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian menggunakan semen kambing Peranakan Etawah

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2015 di Unit Pelaksana

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada 7 13 April 2014, di BIBD Lampung,

I PENDAHULUAN. dikembangkan di Indonesia. Sistem pemeliharannya masih dilakukan secara

Pengaruh Pemberian Susu Skim dengan Pengencer Tris Kuning Telur terhadap Daya Tahan Hidup Spermatozoa Sapi pada Suhu Penyimpanan 5ºC

Kualitas semen sapi Madura setelah pengenceran dengan tris aminomethane kuning telur yang disuplementasi α-tocopherol pada penyimpanan suhu ruang

OBJEK DAN METODE PENELITIAN. diberi lima perlakuan. Domba yang digunakan ini adalah domba lokal yang

LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA EVALUASI SEMEN Hari dan tanggal : Senin, 21 Desember 2015

BAB III METODE PENELITIAN. (RAL). Perlakuan dikelompokkan menjadi 7 kelompok dengan 5 kali ulangan.

BAB III MATERI DAN METODE. Persentase Hidup dan Abnormalitas Spermatozoa Entok (Cairina moschata), telah

MATERI DAN METODE. Gambar 1. Kelinci Penelitian

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. dan sekresi kelenjar pelengkap saluran reproduksi jantan. Bagian cairan dari

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. pejantan Peranakan Etawah berumur 1,5-3 tahun dan dipelihara di Breeding

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kelompok Tani Ternak (KTT) Manunggal

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. betina dengan kambing Etawah jantan. Berdasarkan tipe kambing PE digolongkan

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah di laksanakan pada bulan Desember 2014 sampai

BAB VI TEKNOLOGI REPRODUKSI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. kualitas semen yang selanjutnya dapat dijadikan indikator layak atau tidak semen

DAYA HIDUP SPERMATOZOA EPIDIDIMIS KAMBING DIPRESERVASI PADA SUHU 5 C

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal April 2014 di Unit Pelayanan

Pengaruh Penambahan Streptomycin dalam Skim Kuning Telur Sebagai Pengencer terhadap Kualitas Semen Ikan Mas (Cyprinus Carpio L.)

PENDAHULUAN. Domba merupakan salah satu ternak penghasil daging yang banyak diminati

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Semen beku merupakan semen cair yang telah ditambah pengencer sesuai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang ada (Mulyono dan Sarwono, 2004). K isaran volume semen per ejakulat

Motilitas dan Daya Hidup Spermatozoa Ayam Dalam Pengencer Glukosa Kuning Telur Fosfat pada Penyimpanan 3-5 C

Spermatogenesis dan sperma ternak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelamin sehingga tidak menimbulkan kematian pada anak atau induk saat

III. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Induk 3.3 Metode Penelitian

KARAKTERISTIK SEMEN SEGAR TIGA GENOTIPE DOMBA PERSILANGAN

BAB II TIJAUAN PUSTAKA. penis sewaktu kopulasi. Semen terdiri dari sel-sel kelamin jantan yang dihasilkan

T.L.Yusuf, R.I. Arifiantini, dan N. Rahmiwati Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor, Bogor ABSTRAK

Kualitas Semen Kambing Peranakan Boer. Quality of Semen Crossbreed Boer Goat. M. Hartono PENDAHULUAN. Universitas Lampung ABSTRACT

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. menggunakan metode artificial vagaina (AV). Semen yang didapatkan kemudian

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 20 Maret hingga 27 April 2017 di

BAB I PENDAHULUAN. agar diperoleh efisiensi dan efektifitas dalam penggunaan pejantan terpilih,

L.N. Varasofiari, E.T. Setiatin, dan Sutopo Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro, Semarang ABSTRACT ABSTRAK

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. breeding station Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran. Domba jantan yang

KONSERVASI SEMEN AYAM BURAS MENGGUNAKAN BERBAGAI PENGENCER TERHADAP FERTILITAS DAN PERIODE FERTIL SPERMATOZOA PASCA INSEMINASI BUATAN

MATERI DAN METODE. Gambar 7 Metode penampungan semen babi : a) Metode manual (glovehand method); b) Alat penampungan semen.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik semen

PENGARUH PENGENCER SEMEN TERHADAP ABNORMALITAS DAN DAYA TAHAN HIDUP SPERMATOZOA KAMBING LOKAL PADA PENYIMPANAN SUHU 5ºC

PENDAHULUAN. kambing Peranakan Etawah (PE). Kambing PE merupakan hasil persilangan dari

APLIKASI IB DENGAN SPERMA HASIL PEMISAHAN DI SUMATERA BARAT

PENANGANAN SEMEN DARI TEMPAT KOLEKSI KE LAB HINDARI SINAR MATAHARI LANGSUNG USAHAKAN SUHU ANTARA O C HINDARI DARI KOTORAN TERMASUK DEBU

PENGARUH SUHU DAN LAMA THAWING TERHADAP KUALITAS SPERMATOZOA KAMBING PERANAKAN ETAWA

3. METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Objek yang digunakan adalah semen yang berasal dari lima kambing

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan protein hewani di Indonesia semakin meningkat seiring dengan

PENGARUH FREKUENSI PENAMPUNGAN SEMEN TERHADAP KUALITAS SPERMATOZOA PADA AYAM BANGKOK

PENGARUH UMUR PEJANTAN DAN FREKUENSI PENAMPUNGAN TERHADAP VOLUME DAN MOTILITAS SEMEN SEGAR SAPI SIMMENTAL DI BALAI INSEMINASI BUATAN LEMBANG

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Objek Penelitian yang digunakan adalah semen yang didapat dari lima

PENGARUH LAMA SIMPAN SEMEN DENGAN PENGENCER TRIS AMINOMETHAN KUNING TELUR PADA SUHU RUANG TERHADAP KUALITAS SPERMATOZOA KAMBING BOER

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian. Bahan dan Alat Metode Penelitian Pembuatan Larutan Ekstrak Rumput Kebar

PENGARUH LINGKAR SCROTUM DAN VOLUME TESTIS TERHADAP VOLUME SEMEN DAN KONSENTRASI SPERMA PEJANTAN SIMMENTAL, LIMOUSINE DAN BRAHMAN

PENGENCERKAN SEMEN BABI DENGAN EKSTRAK BUAH TOMAT

J. Sains & Teknologi, April 2017, Vol. 17 No. 1 : ISSN

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah di laksanakan pada bulan Januari-Februari 2014 di

Dosis Glukosa Ideal pada Pengencer Kuning Telur Fosfat Dalam Mempertahankan Kualitas Semen Kalkun pada Suhu 5 C

Jurnal Nukleus Peternakan (Juni 2014), Volume 1, No. 1: ISSN :

MOTILITAS DAN VIABILITAS SEMEN SEGAR KAMBING PERANAKAN ETAWA (PE) DENGAN MENGGUNAKAN PENGENCER CAUDA EPIDIDYMAL PLASMA

Jurnal Pertanian ISSN Volume 2 Nomor 1, April PENGARUH VITAMIN B 2 (Riboflavin) TERHADAP DAYA TAHAN SPERMATOZOA DOMBA PADA SUHU KAMAR

PENGARUH LEVEL GLISEROL DALAM PENGENCER TRIS- KUNING TELUR TERHADAP MEMBRAN PLASMA UTUH DAN RECOVERY RATE SPERMA KAMBING PERANAKAN ETAWAH POST THAWING

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan pola faktorial dengan dua faktor, yaitu suhu dan lama thawing, dengan

TEHNIK PENGENCERAN PADA PEMBUATAN CHILLING SEMEN SAPI

KEGAGALAN REPRODUKSI PADA TERNAK KELINCI

PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI (TI) UNTUK PENGUKURAN LUAS PERMUKAAN KEPALA SEL SPERMATOZOA DOMBA

KARAKTERISTIK SEMEN DAN TINGKAT LIBIDO DOMBA PERSILANGAN

PENDAHULUAN. masyarakat Pesisir Selatan. Namun, populasi sapi pesisir mengalami penurunan,

PENGARUH PENGHILANGAN RAFINOSA DALAM PENGENCER TRIS AMINOMETHANE KUNING TELUR TERHADAP KUALITAS SEMEN KAMBING BOER SELAMA SIMPAN DINGIN SKRIPSI

156 ZIRAA AH, Volume 28 Nomor 2, Juni 2010 Halaman ISSN

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum

KUALITAS SEMEN DOMBA LOKAL PADA BERBAGAI KELOMPOK UMUR SEMEN QUALITY OF RAM AT DIFFERENT AGE-GROUP

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juli 2013 di. Balai Inseminasi Buatan Tenayan Raya, Pekanbaru.

Proporsi X dan Y, Viabilitas dan Motilitas Spermatozoa Domba Sesudah Pemisahan dengan Albumin Putih Telur

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 3. Karakteristik Semen Segar Domba Lokal Karakteristik. Volume (ml) 1,54 ± 0,16. ph 7,04±0,8

TUGAS AKHIR - SB Oleh: ARSETYO RAHARDHIANTO NRP DOSEN PEMBIMBING : Dra. Nurlita Abdulgani, M.Si Ir. Ninis Trisyani, MP.

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai evaluasi kualitas semen beku sapi Brahman post

Animal Agriculture Journal, Vol. 1. No. 2, 2012, p Online at :

Transkripsi:

Tenin l eknis b,ngsioetu~ Penebtl '00 UJI KU <klitas SPERMA DAN PENGHITUNGAN JUMLAH PENGENCER DALAM UPAYA MENENTUKAN KEBERHASILAN INSEMINASI BUATAN ZLTQOYAH LAYEA DAN SITI AMINAH Balai Penelitian Ternak. PO. BOA"221 Bogor 16002 RINGKASAN Ieknologi Inseminasi Buatan IIBI mampu meningkatkan etisiensi usaha peternakan khususma pada pola usaha pembibitan. karena pemeliharaan pcjantan pemacek pada skala usaha kecil dapat membebani peternak. Keberhasilan program IB salah satunya dipengaruhi oleh tingkat tertilitas semen _yang diinseminasikan. tu,juan dari makalah ini adalah untuk mengetahui jumlah larutan pengencer semen yang diperlukan untuh keperluan IB. Penghitungan jumlah pengencer semen untuk keperluan IB. di lakukan di laboratorium pemuliaan Balitnak Bogor. Sampel semen diambil dari satu ekor kambing jantan bangsa Gembrong. fang dipelihara di stasiun percobaan Cilebut. Pengamatan kualitas semen secara makroskopis terhadap ejakulat segera dilakukan langsung dari tabung penampung meliputi : \~arna. \olume. dan kekentalan semen I ntuk pengamatan mikroskopis. meliputi melihat gerakan massy sperms. gerakan indkidu sperms. menghitung.jumlah sperma yang hidup. dan menghitung konsentrasi sperma. Dari pengamatan terhadap contoh semen secara makroskopis. diperoleh sebanyak (1.6 ml semen yang berx%arna krem dengan konsistensi agak kental. Pengamatan secara mikrskopis. diperoleh hasil berupa gerakan massa sangat baik. prosentasi motilitas sebesar 70 %. sperms yang hidup sebamak 61 "rb. dengan konsentrasi 2.64 x It). Hasil penghitungan diperoleh jumlah pengencer fang harus ditambahkan \situ sebanyak 1.932 ml. sehingga dari hasil ejakulat dapat digunakan untuk keperluan IB bagi 12 ekor kambing. PENDAHULUAN Produksi ternak melalui teknologi Inseminasi Buatan (IB) memungkinkan penyebaran bibit unggul dapat diperluas dan dipercepat (Soebadi.1980). Demikian pula dengan teknologi IB mampu meningkatkan etisiensi usaha peternakan khususnya pada poly usaha pembibitan. karena pemeliharaan pejantan pemacek pada skala usaha kecil dapat membebam peternak. Dengan adanya program IB. akan meningkatkan pendapatan petani dari usaha pemeliharaan ternaknya. Keberhasilan program IB salah satunya dipengaruhi oleh tingkat fertilitas semen yang diinseminasikan. Dari berbagai faktor yang mempengaruhi fertilitas semen. diantaranya jumlah (konsentrasi) spermatozoa hidup (dalam bentuk normal clan motil) per satuan dosis inseminasi. Masih dalam kaitannya dengan upaya peningkatan efisiensi IB. adalah pengaturan dosis insemnasi. Agar setiap satuan volume semen vang akan diinseminasikan ke ternak betina mengandung cukup spermatozoa.untuk memberikan kesuburan yang tinggi tanpa membuang-buang sperma yang berlebihan. maka terhadap ejakulat

Tenne Teknis Fangsionol A'on Penelin?00? harus sesegera mungkin dilakukan penilaian secara makroskopis clan mikroskopis. Penilaian semen secara makroskopis meliputi : volume. konsistensi (kekentalan). warna clan gelombang massa. Sedangkan penilaian secara mikroskopis diantaranya konsentrasi. presentasi hidup clan pergerakan progresif (Toelihere. 1981). Pengamatan tersebut sangat penting untuk penentuan kadar pengenceran semen yang akan digunakan pada Inseminasi Buatan. Pada makalah ini akan dikemukakan cara menghitung jumlah larutan pengencer semen yang cliperlukan untuk keperluan Inseminasi Buatan. Buban clan Alat Semen Pengambilan semen dilakukan dengan bantuan alat vagina buatan. Semen diambil dari kambing jantan bangsa Gembrong yang dipelihara di stasiun percobaan Cilebut sebanyak 1 (satu) ekor. Ternak diberi pakan yang terdiri dari konsentrat 400 gr/ ekor/ hari clan rumput raja dengan rataan pemberian 4-5 kg/ekor/hari secara adlibitum. Larutan NaCI fisiologis (0,85 %) Sebanyak 0.85 gram NaCl dilarutkan dengan air suling hingga 100 ml. Larutan ini digunakan untuk pemeriksaan gerakan inditidu spermatozoa Larutan pewarna Eosin 2% BAHAN DAN CARA Larutan ini digunakan sebagai pewarna dalam penghitungan jumlah spermatozoa yang hidup. Larutan NaCI 2 Sebanyak 2 gram NaCl dilarutkan dengan air suling hingga 100 ml. Larutan ini dipakai sebagai larutan pengencer pada penghitungan konsentrasi spermatozoa. Mikroskop clan Spektrofotometer Mikroskop yang digunakan adalah mikroskop biasa dengan pembesaran 10 x 45 clan 10 x10. Spektrofotometer Spectronic Boush clan Loumb dengan ~ 540 nm berikut kuvet. kaca obyek berikut kaca penutup. pipet paster. pipet ukur 10 ml. mikropipet clan tips 200 pl. 129

lenni lekn1s Fangsionul Aon Penelin?00= Metode penilaian kualitas semen Metode yang digunakan untuk menilai kualitas semen yang akhirnya guna untuk menentukan konsentrasi spermatozoa per satuan dosis inseminasi adalah menurut petunjuk Toelihere (1981). Pengamatan kualitas Yemen secara makroskopis terhadap ejakulat segera dilakukan langsung dari tabung penampung. Pemeriksaan terdiri dari pengamatan terhadap volume yang diperoleh. warna clan kekentalan semen. Untuk pengamatan mikroskopis. dimulai dengan melihat gerakan massa sperma dibawah lapangan panclang mikroskop dengan pembesaran IOx10. Spermatozoa dalam suatu kelompok mempunyai kecenderungan untuk bergerak bersama-sama ke suatu arah berupa gelombang yang tebal atau tipis. bergerak cepat atau lamban tergantung dari konsetrasi sperma hidup didalamnya. Berdasarkan penilaian gerakan massa. kualitas semen dapat ditentukan sebagai : (1 )." : sangat balk" (+++)_ yakni terlihat gelombang sangat besar. banyak. gelap. tebal clan aktif. (2). "balk". (++). yakni bila terlihat gelombang kecil. tipis. jarang. kurang jelas clan bergerak lamban : (3) "lumayan" (+). jika tidak terlihat gelombang melainkan hanya gerakan individu aktif progresif. clan (4). "buruk" bila hanya sedikit atau tidak ada gerakan individu. Cara untuk menilai gerakan individu spermatozoa antara lain. (1) setetes larutan NaCl fisiologis diletakkan diatas kaca obyek. (2) semen yang akan diamati diteteskan diatas kaca obyek yang sama sambil diaduk. kemudian ditutup dengan kaca penutup : (3) kemudian dilihat dibawah pembesaran pandangan mikroskop 45x10. Semen yang bisa dipakai untuk inseminasi. bila setidaknya 50-80 % spermatozoa bergerak progresif clan menghasilkan gerakan massa. Penilaian konsentrasi Yemen dilakukan dengan mengencerkan semen dengan larutan NaCl 2% yang kemudian dibaca nilai absorbensinya pada Spektrofotometer dengan i. 540 nm. Angka vang tertera pada displai spektrofotometer selanjutnya clikonfersikan dengan standar penghitungan konsentrasi Yemen yang baku yang diperoleh dari Balai Inseminasi Buatan Lembang. Perbedaan daya serap zat warna antara spermayang mati clan hidup digunakan untuk menghitung jumlah spermatozoa yang hidup secara obyektif. Zat warna yang digunakan adalah larutan Eosin 2 % dalam Natrium sitrat. Satu tetes zat warna ditempatkan pada suatu kaca obyek. kemudian di atasnya ditetesi Yemen yang akan diamati. dicampur secara merata dengan menggunakan kaca obyek yang lain. Kemudian. di alas permukaan kaca obyek yang baru. dibuat preparat ulas dari campuran semen clan pewama tersebut diatas clan segera difiksasi. Pada waktu Yemen segar dicampur dengan Eosin.

Temn 7eknis FnnRsionul.%'on Peneliti 2002 sperma yang hidup tidak dapat menyerap zat warna. sedangkan sperma yang mati akan menyerap warna karena permeabilitas dinding sel meningkat sewaktu mati. Penilaian dilakukan dengan menghitung jumlah sperma yang hidup (tidak berwarna) dan yang mati (berwarna merah) dalam 100 sperma. Penghitungan jumlah sperma dilakukan dua kal[ dan hasilnya dirata-ratakan. HASIL PENGAMATAN Karakteristik dari semen kambing Gembrong yang digunakan sebagai contoh dalam cara penghitungan jumlah larutan pengencer untuk keperluan 113 adalah : volume yang diperoleh 0.6 ml. warna semen krem agak kental. dengan gerakan massa sangat baik (+++), persentasi motilitas sebesar 70 %. sedangkan sperma yang hidup ada 61 % dengan konsentrasi 2640 x 10`' / ml atau 2,64 x 109/ml. Menurut Toelihere (1993). bervariasinya volume semen yang diperoleh dipengaruhi oleh cara pengambilan dan frekuensi penampungan. bangsa ternak dan umur ternak. sedangkan keadaan semen dengan warna krem dan konsistensi kental. menunjukkan konsentrasi yang tinggi. Sedangkan menurut Hafez (1987). konsentrasi spermatozoa kambing pada umumnya berkisar antara 2-6 x 10 9 / mi. Dar[ hasil penilaian yang dilakukan. maka kadar pengenceran terhadap contoh semen tersebut adalah sebagai berikut : Volume ejakulat = 0.6 ml Konsentrasi sperma = 2.64x 10' Persentase sperma hidup dan bergerak progresif = 61%. berarti dalam I sperma ml semen mengandung 61 / 100 x 2.64 x 10 1.61 x 109 hidup dan motil. Menurut Toelihere (1981). standar minimum bagi kualitas.semen yang dapat dipakai untuk Inseminasi Buatan adalah minimal mengandung 500 juta (5 x10 8 ) sel per ml ejakulat. dengan 50 % sperma hidup dan motil. Jumlah sperma motil yang dibutuhkan dalam 1 ml semen untuk keperluan 113 adalah 500 juta. jadi kadar pengenceran = 1.61 x 109 / 5 x 108 = 3.22 kali. Dengan demikian contoh semen sebanyak 0.6 ml dapat dijadikan : 0.6 x 3.22 ml = 1.932 ml. Jumlah larutan pengencer yang ditambahkan = 1.932-0.6 = 1.332 ml. Pada perlakuan IB pada kambing atau domba jumlah sperma yang diinjeksikan sebanyak 125 juta. sehingga hanya diperlukan 0,25 mi larutan.semen. Dari perhitungan diatas dapat diperoleh jumlah ternak yang dapat diberi perlakuan IB yaitu sebanyak 3.22 / 0.25 = 12 ekor.

lenui leknm.s fangsionnl.\on Penelin =00= KESIMPULAN Dari penilaian semen dengan metode seperti diutarakan diatas. kita dapat menghitung jumlah pengencer semen dan menghitung jumlah ternak yang akan di lakukan Inseminasi Buatan. Penilaian kualitas semen sangat menentukan apakah semen tersebut masih layak atau tidak untuk dimanfaatkan pada program inseminasi yang akan dilakukan. DAFTAR PUSTAKA Hafez.E.S.E. 1987. Reproduction in Farm Animal. Philadelphia. 5th ed. Lea & Febiger. Soebadi.P.1980. llmu Reproduksi Hewan. Penerbit Mutiara Jakarta. Hal.499-535 Toelihere. M.R. 1981. Inseminas i Buatan Pada Ternak. Penerbit Angkasa Bandung. Hal. 75-89. Toelihere. M.R. 1993. Inseminas i Buatan Pada Ternak. Penerbit Angkasa Bandung.