PENGENDALIAN PROSES EVAPORASI PADA PABRIK UREA MENGGUNAKAN KENDALI JARINGAN SARAF TIRUAN

dokumen-dokumen yang mirip
Tabel 1. Parameter yang digunakan pada proses Heat Exchanger [1]

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA HASIL SIMULASI

PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN PEMBAKARAN PADA DUCTBURNER WASTE HEAT BOILER (WHB) BERBASIS LOGIC SOLVER

BAB III DINAMIKA PROSES

BAB II LANDASAN TEORI. berefisiensi tinggi agar menghasilkan produk dengan kualitas baik dalam jumlah

BAB 4 SIMULASI MODEL MATEMATIS CSTR BIODIESEL

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA HASIL SIMULASI. III, aspek keseluruhan dimulai dari Bab I hingga Bab III, maka dapat ditarik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian sebelumnya berjudul Feedforward Feedback Kontrol Sebagai

pengendali Konvensional Time invariant P Proportional Kp

Makalah Seminar Tugas Akhir

Rancang Bangun Sistem Kontrol Level dan Pressure Steam Generator pada Simulator Mixing Process di Workshop Instrumentasi

Desain Kendali pada Sistem Steam Drum Boiler dengan Memperhitungkan Control Valve

Aplikasi Kendali PID Menggunakan Skema Gain Scheduling Untuk Pengendalian Suhu Cairan pada Plant Electric Water Heater

4. BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS. pengujian simulasi open loop juga digunakan untuk mengamati respon motor DC

PENERAPAN FUZZY LOGIC CONTROLLER UNTUK MEMPERTAHANKAN KESETABILAN SISTEM AKIBAT PERUBAHAN DEADTIME PADA SISTEM KONTROL PROSES DENGAN DEADTIME

PEMODELAN SISTEM PENGENDALI PID DENGAN METODE CIANCONE BERBASIS MATLAB SIMULINK PADA SISTEM PRESSURE PROCESS RIG

Rancang Bangun Sistem Pengendalian Level pada Knock Out Gas Drum Menggunakan Pengendali PID di Plant LNG

Perancangan Sistem Kendali Cascade pada Deaerator Berbasis Adaptive Neuro Fuzzy Inference System (ANFIS)

STUDI PERFORMANSI SISTEM PENGENDALIAN TEMPERATUR, RELIABILITY DAN SAFETY PADA HEAT EXCHANGER PT. PETROWIDADA GRESIK

Perancangan dan Simulasi MRAC PID Control untuk Proses Pengendalian Temperatur pada Continuous Stirred Tank Reactor (CSTR)

PERANCANGAN SISTEM KENDALI SLIDING-PID UNTUK PENDULUM GANDA PADA KERETA BERGERAK

Simulasi Control System Design dengan Scilab dan Scicos

TUNING PARAMETER PID DENGAN METODE CIANCONE PADA PLANT HEAT EXCHANGER

Ir.Muchammad Ilyas Hs DONY PRASETYA ( ) DOSEN PEMBIMBING :

Perancangan Sistem Pengendalian Level Pada Steam drum dengan Menggunakan Kontroller PID di PT Indonesia Power Ubp Sub Unit Perak-Grati

TUGAS AKHIR RESUME PID. Oleh: Nanda Perdana Putra MN / 2010 Teknik Elektro Industri Teknik Elektro. Fakultas Teknik. Universitas Negeri Padang

Perancangan Sistem Kontrol Laju Aliran Bahan Bakar Serta Rasio Pembakaran Berdasarkan Nilai Steam Quality Pada Steam Generator

SIMULATOR RESPON SISTEM UNTUK MENENTUKAN KONSTANTA KONTROLER PID PADA MEKANISME PENGENDALIAN TEKANAN

Kendali Perancangan Kontroler PID dengan Metode Root Locus Mencari PD Kontroler Mencari PI dan PID kontroler...

Herry gunawan wibisono Pembimbing : Ir. Syamsul Arifin, MT

BAB 2 LANDASAN TEORI

Syahrir Abdussamad, Simulasi Kendalian Flow Control Unit G.U.N.T Tipe 020 dengan Pengendali PID

PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN LEVEL DAN INTERLOCK STEAM DRUM DENGAN DUA ELEMEN KONTROL DI PT. INDONESIA POWER UBP SUB UNIT PERAK.

Perancangan Sistem Pengendalian Tekanan dan Laju Aliran Untuk Kebutuhan Refueling System Pada DPPU Juanda-Surabaya

PERANCANGAN SISTEM KESEIMBANGAN BALL AND BEAM DENGAN MENGGUNAKAN PENGENDALI PID BERBASIS ARDUINO UNO. Else Orlanda Merti Wijaya.

Sadra Prattama NRP Dosen Pembimbing: Dr. Bambang Lelono Widjiantoro, ST, MT NIP

RESPON SISTEM DITINJAU DARI PARAMETER KONTROLER PID PADA KONTROL POSISI MOTOR DC

DESAIN KONTROL PID UNTUK MENGATUR KECEPATAN MOTOR DC PADA ELECTRICAL CONTINUOUSLY VARIABLE TRANSMISSION (ECVT)

BAB II DASAR TEORI. kontrol, diantaranya yaitu aksi kontrol proporsional, aksi kontrol integral dan aksi

SISTEM PENGATURAN MOTOR DC MENGGUNAKAN PROPOTIONAL IINTEGRAL DEREVATIVE (PID) KONTROLER

PENGENDALI PID. Teori kendali PID. Nama Pengendali PID berasal dari tiga parameter yg secara matematis dinyatakan sebagai berikut : dengan

FUZZY LOGIC UNTUK KONTROL MODUL PROSES KONTROL DAN TRANSDUSER TIPE DL2314 BERBASIS PLC

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kontrol PID Pada Miniatur Plant Crane

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Institut Teknologi Sepuluh Nopember PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN TEKANAN DAN FLOW UNTUK KEBUTUHAN REFUELING SYSTEM PADA DPPU JUANDA SURABAYA

PENGENDALI TEMPERATUR FLUIDA PADA HEAT EXCHANGER DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN PREDIKTIF

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

UJI PERFORMANSI PADA SISTEM KONTROL LEVEL AIR DENGAN VARIASI BEBAN MENGGUNAKAN KONTROLER PID

Tujuan Pengendalian 1. Keamanan (safety) 2. Batasan Operasional (Operability) 3. Ekonomi Pengendalian keamanan (safety) reaktor eksotermis isu-isu lin

RANCANG BANGUN SELF TUNING PID KONTROL PH DENGAN METODE PENCARIAN AKAR PERSAMAAN KARAKTERISTIK

Analisa Kestabilan Sistem dalam Penelitian ini di lakukan dengan dua Metode Yaitu:

yang dihasilkan sensor LM35 karena sangat kecil. Rangkaian ini adalah tipe noninverting

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Oleh : Dia Putranto Harmay Dosen Pembimbing : Ir. Witantyo, M.Eng. Sc

Rancang Bangun Self Tuning PID Kontrol ph Dengan Metode Pencarian Akar Persamaan Karakteristik

KONTROL CASCADE GENERALIZED PREDICTIVE UNTUK BOILER DRUM LEVEL BY ASTRIATONO ( )

SISTEM KENDALI DIGITAL

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) 1

Makalah Seminar Kerja Praktek ANALISA SISTEM FLOW CONTROL amdea DI CO 2 REMOVAL PLANT SUBANG

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SIMULASI

PERANCANGAN REMOTE TERMINAL UNIT (RTU) PADA SIMULATOR PLANT TURBIN DAN GENERATOR UNTUK PENGENDALIAN FREKUENSI MENGGUNAKAN KONTROLER PID

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

LAPORAN PRAKTIKUM INSTRUMENTASI & PENGENDALIAN PROSES

RANCANG BANGUN PENGENDALIAN ph PADA INLINE FLASH MIXING DENGAN METODE NEURO-REGULATOR CONTROLLER. Dosen Pembimbing : Hendra Cordova, ST, MT.

JURUSAN TEKNIK FISIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

ABSTRAK dan EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN DOSEN PEMULA

PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN LEVEL BERBASIS MODEL REFERENCE ADAPTIVE CONTROL (MRAC) PADA SEPARATOR PT.PETROKIMIA GRESIK

BAB VI PENGUJIAN SISTEM. Beberapa skenario pengujian akan dilakukan untuk memperlihatkan

SISTEM PENGONTROLAN TEKANAN UDARA PADA RUANG TERTUTUP

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... ii. LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PENGUJI... iii. HALAMAN PERSEMBAHAN...

REDESAIN GAS METERING STATION

Rancang Bangun Pengendalian ph Pada Inline Flash Mixing Menggunakan Metode Neural Network Controller

BAB II LANDASAN TEORI

PERANCANGAN SISTEM CONTROL LEVEL

Sedangkan untuk hasil perhitungan dengan parameter tuning PID diperoleh :

ANALISA SISTEM KENDALI FUZZY PADA CONTINUOUSLY VARIABLE TRANSMISSION (CVT) DENGAN DUA PENGGERAK PUSH BELT UNTUK MENINGKATKAN KINERJA CVT

peralatan-peralatan industri maupun rumah tangga seperti pada fan, blower, pumps,

BAB II KONSEP PERANCANGAN SISTEM KONTROL. menyusun sebuah sistem untuk menghasilkan respon yang diinginkan terhadap

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

IMPLEMENTASI SENSOR KAPASITIF DALAM SISTEM KONTROL KADAR ETANOL

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1

Makalah Seminar Kerja Praktek Analisis Pressure Control Pada Absorber (101-C1) di CO 2 Removal Field Subang

Makalah Seminar Kerja Praktek ANALISIS LEVEL CONTROL DAN TUNING PROPORSIONAL INTEGRAL PADA COLUMN 220C102 LOC III

3.5.1 Komponen jaringan syaraf Adaptif Neuro Fuzzy Inference System (ANFIS) Simulink MATLAB Mikrokontroler...

VIII Sistem Kendali Proses 7.1

Desain PI Controller menggunakan Ziegler Nichols Tuning pada Proses Nonlinier Multivariabel

Peningkatan Repeatability Sistem Metering dengan Pengendalian Aliran Menggunakan PID

Muhammad Riza A Pembimbing : Hendra Cordova ST, MT. NIP :

PENERAPAN ALGORITMA KENDALI PROPORTIONAL INTEGRAL DERIVATIVE PADA SISTEM REAL TIME UNTUK MEMPELAJARI TANGGAPAN TRANSIEN

MAKALAH. Sistem Kendali. Implementasi Sistim Navigasi Wall Following. Mengguakan Kontrol PID. Dengan Metode Tuning Pada Robot Beroda

Root Locus A. Landasan Teori Karakteristik tanggapan transient sistem loop tertutup dapat ditentukan dari lokasi pole-pole (loop tertutupnya).

Makalah Seminar Kerja Praktek KONTROL TEMPERATUR PADA RICH SOLUTION HEATER (101-E) DI CO 2 REMOVAL PLANT SUBANG

Sistem pengukuran Sistem pengukuran merupakan bagian pertama dalam suatu sistem pengendalian Jika input sistem pengendalian salah, maka output salah

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

PENGENDALIAN LINGKUNGAN PERTANIAN

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1

PERANCANGAN SISTEM KENDALI BERJARINGAN MENGGUNAKAN METODE DECOUPLING DAN KONTROLER STATE FEEDBACK UNTUK SISTEM MIMO PADA BOILER PLANT SIMULATOR

Transkripsi:

PENGENDALIAN PROSES EVAPORASI PADA PABRIK UREA MENGGUNAKAN KENDALI JARINGAN SARAF TIRUAN Nazrul Effendy 1), Masrul Solichin 2), Teuku Lukman Nur Hakim 3), Faisal Budiman 4) Jurusan Teknik Fisika, Fakultas Teknik, Universitas Gadjahmada Jl. Grafika 2, Yogyakarta Email: nazrul@gadjahmada.edu, masrul_sol@yahoo.com, faisal_budiman@yahoo.com, Abstrak Ketahanan pangan merupakan hal yang utama bagi kemandirian bangsa. Untuk mendukung hal tersebut perlu dilakukan usaha-usaha untuk menjamin pasokan pupuk bagi petani. Pada penelitian ini difokuskan pada kasus yang terjadi di pabrik urea. Evaporasi pada suatu pabrik urea merupakan suatu tahapan yang bertujuan untuk memekatkan larutan urea dengan cara memisahkan unsur H 2 O dan amoniak dari larutan tersebut. Untuk melakukan hal tersebut diperlukan uap panas untuk memanaskan larutan, sehingga H 2 O dan amoniak dalam fase gas akan terpisah dari larutan urea. Besaran yang dikendalikan pada proses ini adalah suhu pada tangki dan tekanan larutan urea. Untuk mengendalikan kedua parameter tersebut digunakan kendali cascade pada sistem loop tertutup. Proses tekanan memiliki time constant yang kecil sedangkan proses suhu memiliki time constant yang besar. Untuk menstabilkan sistem tersebut, diusulkan untuk menggunakan kendali jaringan saraf tiruan, untuk memperbaiki kestabilan dari kendali yang sudah ada. Penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa untuk pengendalian proses evaporasi pada pabrik urea, unjuk kerja kendali jaringan saraf tiruan lebih baik dibandingkan dengan unjuk kerja kendali PID. Sistem kendali jaringan saraf tiruan memiliki settling time sebesar 7,9 detik dan tanpa steady state error. Sedangkan sistem kendali PID memiliki settling time sebesar 74,4 detik dan steady state error sebesar 0,07. Kata kunci: evaporasi, kendali, jaringan saraf tiruan. 1. PENDAHULUAN Ketahanan pangan merupakan hal yang utama bagi kemandirian bangsa. Untuk mendukung hal tersebut perlu dilakukan usaha-usaha untuk menjamin pasokan pupuk bagi petani. Pada penelitian ini difokuskan pada kasus yang terjadi di pabrik urea. Proses evaporasi pada suatu pabrik urea terdiri dari dua tahap yang bertujuan untuk mendapatkan larutan urea yang lebih pekat dengan cara memisahkan H 2 O dan amoniak dari larutan urea. Awalnya larutan urea yang berasal dari tangki larutan urea dipompa menuju bagian bawah evaporator (lihat Gambar 1). Suhu evaporator bagian bawah dinaikkan hingga 101,3 ºC dengan memanfaatkan pemanas sirkulasi air pendingin HP scrubber. Untuk menaikkan suhu larutan urea evaporator bagian atas, maka tekanan dan suhu uap panas harus dikendalikan. Di dalam evaporator, konsentrasi urea dinaikkan hingga 90 % pada suhu 118 ºC dan tekanan 0,42 kg/cm². Dalam proses evaporasi terdapat beberapa kendali untuk menjaga agar parameter-parameter proses sesuai dengan yang seharusnya. Pada proses evaporasi loop cascade terdapat dua buah transmitter yaitu transmitter suhu dan transmitter tekanan, dan dua kendali, yaitu kendali suhu dan kendali tekanan. Gambar 1. Diagram proses evaporasi pada pabrik urea D-43

Set Point Disturbance Load Disturbance Kendali Utama Kendali Kedua Proses 1 Proses 2 Sensor 1 Sensor 2 Gambar 2. Diagram blok loop tertutup kendali cascade Pada pengaturan suhu di evaporator, set point suhu pada pipa output evaporator sebesar 119 ºC. Untuk menjaga suhu tersebut maka aliran uap panas yang masuk di evaporator harus dijaga tekanannya sebesar 2 kg/cm². Karena terdapat dua buah parameter atau variable yang harus dikendalikan, maka digunakan jenis kendali cascade pada sistem loop tertutup. 2. KENDALI PADA LOOP CASCADE Kendali cascade merupakan salah satu kendali proses tingkat lanjut, merupakan sistem kendali yang terdiri dari beberapa loop dalam sitem loop tertutup. Kendali proses lanjut dalam beberapa kasus sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kinerja suatu sistem kendali dengan struktur yang lebih kompleks. Struktur kendali cascade mempunyai dua kendali umpan balik, dengan keluaran dari kendali primer mengubah set point dari kendali sekunder (lihat Gambar 2). Pada sistem evaporasi keluaran kendali sekunder menggerakkan control valve sebagai aktuatornya (lihat Gambar 3). Tujuan dari kendali cascade adalah: 1. Mengeliminir pengaruh dari gangguan-gangguan 2. Memperbaiki kinerja dinamika loop kendali Gambar 3. Diagram blok loop cascade proses evaporasi Pada proses evaporasi suhu pada pipa output evaporator akan dibaca oleh transmitter suhu dan akan ditransmisikan serta diolah oleh kendali utama. Masukan kendali ini merupakan nilai error dari selisih pembacaan sensor suhu dengan nilai set point. Hasil keluaran kendali utama menjadi nilai set point dari kendali kedua. Selisih nilai set point dengan nilai tekanan yang dibaca transmitter tekanan dari pipa input uap panas merupakan nilai error yang akan diolah kendali kedua. Sinyal keluaran kendali kedua akan menjadi sinyal input ke control valve. Dengan mengatur bukaan valve maka dapat menhgatur aliran uap panas dari pipa yang akan masuk ke evaporator. Pada sistem yang ada kendali yang digunakan adalah PID. Kendali PI digunakan untuk mengendalikan tekanan aliran uap panas yang masuk ke evaporator. Sedangkan untuk mengendalikan suhu pada pipa output evaporator agar sesuai dengan set point yang diberikan digunakan kendali PID, mengingat proses suhu memiliki time constant yang besar. Pada penelitian ini dilakukan perancangan dengan kendali hybrid yang menggabungkan kendali Jaringan Saraf Tiruan dengan pengendali Proposional Integral sehingga diperoleh unjuk kerja yang lebih baik daripada kendali PID yang nantinya dijadikan sebagai pembanding. Kendali PI dapat mengendalikan proses D-44

tekanan dengan baik, tetapi untuk proses suhu kendali PID lambat untuk mencapai kestimbangan. Sehingga dilakukan perancangan kendali utama menggunakan kendali jaringan saraf tiruan untuk menstabilkan sistem. 3. PEMODELAN PROSES EVAPORASI PADA PABRIK UREA 3.1 Fungsi Pindah Transmitter Tekanan (PT-401) Dari data sheet transmitter PT-401 didapatkan data Input : 1,6 2,4 kg/cm2g Output : 4-20 ma Sehingga Gain transmitter tekanan dapat dihitung sebagai: Gain transmitter tekanan = 3.2 Fungsi Pindah Transmitter Suhu (TT-401) Dari data sheet transmitter TT-401 didapatkan data Input : 118 133 C Output : 4-20 ma Sehingga Gain Pressure transmitter dapat dihitung sebagai berikut Gain transmitter = = 1,0667 3.3 Fungsi Pindah Kendali Tekanan (Kendali Kedua) Kendali tekanan menggunakan mode kendali proporsional-integral (PI). Komponen derivative tidak diperlukan karena time constant tekanan yang kecil. Bentuk umum fungsi pindah kendali PI: Dari data operasi didapatkan : PB =120 Ti = 100 s = 1,667 menit Kc = 100/PB = 100/120 = 0,833 Sehingga dapat diketahui fungsi pindah kendali : 3.4 Fungsi Pindah Kendali Suhu Kendali suhu menggunakan mode kendali Proporsional-Integral-Derivative (PID). Proses suhu yang umumnya memiliki time constant yang besar, sehingga diperlukan komponen derivative. Bentuk umum fungsi kendali PID: Dari data operasi didapatkan : PB = 150 Ti = 75s = 1,25 menit Td = 10s = 0,167 menit Kc = 100/PB = 100/150 = 0,667 Sehingga dapat diketahui fungsi pindah kendali suhu : 3.5 Fungsi Pindah Control Valve Control valve merupakan elemen kendali akhir dalam sistem yang berhubungan erat dengan pengendalian variabel proses. Dari data control valve, diketahui : Positioner, Gain = Aktuator, Gain = Valve, Gain = D-45

Control valve = 20,1009 3.6 Fungsi Pindah Proses Suhu Dalam dinamika sistem kendali, proses adalah suatu perlakuan pada besaran keluaran dari elemen akhir untuk mendapatkan besaran keluaran yang dikehendaki dan dapat dideteksi kembali oleh elemen sensor sebagai umpan balik. Dalam proses pengendalian, elemen proses suhu dan tekanan merupakan proses orde satu karena hanya memiliki satu kapasitansi vessel. Input proses ini adalah suhu keluaran dari evaporator. Besar suhu pada keluaran evaporator harus dijaga pada besaran tertentu, input ini dibaca sebagai sinyal output transmitter suhu dan dikendalikan oleh kendali suhu yang outputnya menjadi set point bagi kendali tekanan. Dari proses dapat diketahui waktu untuk mencapai kestimbangan, sehingga fungsi pindah proses suhu pada pipa keluaran evaporator dan proses suhu di pipa input evaporator digunakan persamaan orde satu: Tf =Gp : lag time (time constant) yang diperlukan untuk mencapai keadaan seimbang = Dari data pada evaporator, didapatkan : GP = 1 PV (process variable) = 120,7 ºC x 100 % = 48,28 % SV (set-point variable) = 119,0 ºC SV= x 100 % = 47,60 % MV(manipulated variable) = 1,562 kg/cm² x 100 % = 26,03 % = = = 0,0287 TF = 3.7 Fungsi Pindah Proses Tekanan Fungsi pindah proses tekanan yang berada di pipa input uap panas evaporator merupakan persamaan proses orde Satu Tf =Gp : lag time (time constant) yang diperlukan untuk mencapai keadaan stimbang = Dari data didapatkan : GP = 1 PV (process variable) = 1,531 kg/cm² PV= x 100 % = 25,52 SV (Set-point variable) = 1,509 kg/cm² SV= x 100 % = 25,15 % MV(manipulated variable) = 31,6 % = = = 0,02011 TF = 4. PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN PROSES EVAPORASI Langkah pertama pada perancangan sistem kendali proses evaporasi, adalah merancang plant berdasarkan model matematis yang ada. Langkah berikutnya adalah merancang kendali cascade dengan kendali PID yang kemudian digunakan untuk pembelajaran jaringan saraf tiruan. Selanjutnya dirancang kendali cascade dengan menggabungkan jariangan saraf tiruan dan kendali PI. Kemudian dilakukan analisis antara kendali PID dengan kendali jaringan saraf tiruan. Perancangan dilakukan menggunakan software Matlab 7.1. 4.1 Kendali PID Blok diagram kendali PID ditunjukkan pada Gambar 4. Berdasarkan data-data dari sistem kendali tersebut, didapatkan fungsi pindah sebagai berikut: D-46

. Gambar 4. Blok diagram sistem kendali PID 4.2 Kendali Jaringan Saraf Tiruan Setelah didapat step response dilakukan pengambilan data error dan gain, serta menentukan nilai awal jumlah neuron di lapisan tersembunyi. Pada penelitian ini jumlah neuron di lapisan tersembunyi sebanyak 15. Jaringan dilatih sebanyak 5000 epoch dengan metode pelatihan backpropagation Levenberg-Marquardt. Gambar 5. Diagram blok kendali jaringan saraf tiruan Dari grafik tanggapan sistem, keluaran dengan kendali jaringan saraf tiruan tidak mampu memenuhi target settling time sehingga diperlukan tambahan gain yang terbukti dapat memenuhi target. Gain tersebut ditunjukkan pada Gambar 5. Gambar 6. Respon sistem dengan kendali PID D-47

5. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini, sistem kendali PID pada plant evaporasi diuji menggunakan input berupa fungsi step. Unjuk kerja sistem kendali tersebut ditampilkan pada Gambar 6. Pengujian yang telah dilakukan dengan kendali PID menunjukkan bahwa kestabilan sistem dicapai dengan settling time yang lama dan error yang besar. Settling time yang diperlukan adalah 74,4 detik dengan rise time sebesar 42.5 detik. Gambar 7. Tanggapan undak sistem kendali JST Tanggapan undak sistem kendali JST ditunjukkan pada Gambar 7. Sistem dengan kendali JST mempunyai kestabilan yang baik dengan settling time yang lebih cepat dibandingkan dengan sistem kendali PID. Pada pengujian menggunakan input step nilai settling time kendali JST adalah sebesar 7,9 detik sedangkan settling time kendali PID adalah sebesar 74,4 detik. Apabila dibandingkan dengan kendali PID maka terlihat bahwa kendali JST jauh lebih baik dibandingkan kendali PID. Hal ini terlihat dari kecepatan sistem untuk mencapai kestabilan dan telah menghilangkan error. Namun, overshoot sistem kendali JST lebih besar dari overshoot kendali PID, karena pada penelitian ini, kendali PID memiliki steady state error sebesar 0,07. Sedangkan sistem kendali JST tidak memiliki steady state error. Gambar 8. Perbandingan tanggapan undak kendali JST dan kendali PID D-48

Tabel 1. Perbandingan unjuk kerja dinamik sistem pengendalian PID dan JST No performansi Kendali PID Kendali JST 1. Settling time 74,4 detik 7,9 detik 2. Overshoot (%) 0 3 3. Rise time 42,5 detik 1,0 detik 4. Steady state error 0,07 0,00 Gambar 9. Respon kendali JST dengan input berubah 6. KESIMPULAN Berdasarkan simulasi dengan memberikan input step, kendali JST memberikan unjuk kerja yang lebih baik dibandingkan dengan kendali PID dalam hal kecepatan untuk mencapai kestabilan. Hal ini terlihat dari perbandingan settling time, rise time dan maksimal overshoot masing-masing kendali. Sedangkan dari percobaan dengan input yang berubah pada sistem kendali JST terlihat bahwa sistem tersebut mampu mencapai set point yang diberikan dan stabil. 7. PUSTAKA [1] Kuswadi, Son, 2006, Teori dan Aplikasi Praktisnya: Kendali Cerdas. Surabaya. ANDI offset [2] Kusumadewi, Sri; dan Hartati, Sri, 2006, NEURO FUZZY: Integrasi Sistem Fuzzy & Jaringan Saraf, Graha Ilmu, yogyakarta [3] Muhhfizaturrahmah, 2008, Analisis DCS Dan Kestabilan Pada Loop Tertutup cascade Di Seksi Evaporation Pabrik Optimasi Kaltim (Popka) PT. PKT, Laporan KP, Yogyakarta, Jurusan Teknik Fisika, UGM [4] Nise, Norman S, 2004, Control System Engineering, John Wiley &Son,Inc, New York D-49