PERENCANAAN PRODUKSI DAN KAPASITAS JANGKA MENENGAH PADA PT X

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. biaya simpan, serta mampu mengirimkan produk pada waktu yang disepakati.

PERENCANAAN KEBUTUHAN KAPASITAS (ROUGH CUT CAPACITY PLANNING) INDUSTRI PENGOLAHAN PERALATAN RUMAH TANGGA DI PT. X

PERENCANAAN KEBUTUHAN KAPASITAS PRODUKSI PADA PT XYZ

APLIKASI THEORY OF CONSTRAINTS (TOC) DALAM UPAYA UNTUK MENGOPTIMALKAN KAPASITAS PRODUKSI DI PT. XYZ

Aplikasi Fuzzy Linear Programming untuk Produksi Bola Lampu di PT XYZ

BAB I PENDAHULUAN. keterbatasan kapasitas produksi dan ketersediaan bahan.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan. Perkembangan bisnis dan industri sejalan dengan persaingan yang

USULAN PERBAIKAN SISTEM KERJA UNIT PENGANTONGAN PUPUK UREA PT. PUPUK KUJANG DENGAN METODE ROUGH CUT CAPACITY PLANNING (RCCP)

STUDI APLIKASI DISTRIBUTION RESOURCE PLANNING DALAM PENDISTRIBUSIAN PRODUK MI INSTAN PADA PT. X DI TANJUNG MORAWA

Jurusan Teknik Industri, Universitas Brawijaya Jalan MT. Haryono 167, Malang, 65145, Indonesia (1)

ANALISIS KEBUTUHAN KAPASITAS UNTUK MEMENUHI PENYELESAIAN ORDER DI PT. APINDOWAJA AMPUH PERSADA

Analisa Perencanaan Sistem Produksi Pada Rumah Makan Stallo

Upaya Penyeimbangan Kapasitas Stasiun Kerja Dengan Pendekatan Theory Of Constraint

SILABUS MATA KULIAH. 1. Mendiskusikan siklus manufaktur 2. Mendiskusikan peran perencanaan dan pengendalian produksi

Analisis Kapasitas Produksi Menggunakan Metode Rough Cut Capacity Planning Di Workcenter

PERENCANAAN KEBUTUHAN KAPASITAS UNTUK MEMAKSIMISASI UTILITAS PADA INDUSTRI PENGOLAHAN PLYWOOD PT. TJIPTA RIMBA DJAJA LISKE FRANCISKA NIM.

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat. Dengan meningkatnya persaingan antar perusahaan, pelanggan

Rencana Produksi & Rencana Induk

USULAN PERENCANAAN PRODUKSI DAN PERSEDIAAN TERINTEGRASI PT P&P LEMBAH KARET TUGAS AKHIR. Oleh FERDIAN REFTA AFRA YUDHA

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Seperti yang kita lihat dan rasakan sekarang ini persaingan di dunia bisnis

BAB I PENDAHULUAN 2.6. Latar Belakang Masalah

PERENCANAAN JADWAL INDUK PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN LINIER PROGRAMMING PADA INDUSTRI MANUFAKTUR PT X

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB IV PEMBAHASAN MASALAH. 4.1 Sistem Pengadaan Perlengkapan Produksi pada PT. Indomo Mulia

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI OLEH : KHAMALUDIN, S.T., M.T.

PERENCANAAN SISTEM MANAJEMEN PERSEDIAAN INGREDIENT DARI MARGARIN DAN SHORTENING DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERAMALAN DAN EOQ DI PT SMART TBK.

Jurnal Flywheel, Volume 2, Nomor 2, Desember 2009 ISSN :

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Perencanaan Produksi dengan Mempertimbangkan Kapasitas Produksi pada CV. X

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Kata kunci: tenaga kerja musiman, permintaan konsumen, alokasi waktu lembur dan produksi periode sebelumnya.

Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku Dengan Validasi Capacity Requirement Planning (CRP) Pada Perusahaan Rokok Sigaret Keretek Mesin (SKM)

PERENCANAAN KEBUTUHAN KAPASITAS PRODUKSI PADA SP ALUMINIUM

MINIMASI BIAYA PRODUKSI TEGEL MENGGUNAKAN PENDEKATAN LINIER PROGRAMMING DI PERUSAHAAN TEGEL CV. PENATARAN BLITAR

USULAN PEMILIHAN ALTERNATIF TIPE CRANE BERDASARKAN FAKTOR BIAYA DAN FISIK DI PT. XYZ

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. CV. JOGI CITRA MANDIRI adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri

ANALISIS PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODE MRP (Material Requirement Planning) DAN METODE JIT (Just In Time)

Perbaikan Rencana Produksi untuk Meminimasi Ongkos Overtime pada Proses Perakitan (Studi Kasus : PT. X)

ABSTRACT. : Inventory, EPQ, Cost Efficiency. Universitas Kristen Maranatha

INTEGRASI PERENCANAAN PRIORITAS DAN KAPASITAS SISTEM MRP II DENGAN SISTEM KANBAN MENGGUNAKAN PROMODEL

PERENCANAAN KEBUTUHAN KAPASITAS PRODUKSI PADA PT. BANDAR BUNDER IRA RUMIRIS HUTAGALUNG

PENGENDALIAN PERSEDIAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY DAN SILVER MEAL ALGORITHM (STUDI KASUS PT SAI)

PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU KEMASAN MINUMAN RINGAN UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN. Mila Faila Sufa 1*, Rizky Novitasari 2

Perencanaan Sumber Daya

ANALISA PENERAPAN TEKNIK LOT SIZING DALAM UPAYA MENGENDALIKAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DI PT. PAKINDO JAYA PERKASA

STUDI PENERAPAN METODE LOAD ORIENTED MANUFACTURING CONTROL (LOMC) DALAM PEMENUHAN WAKTU PENERIMAAN PESANAN DI PT. XXX

PERBAIKAN METODE KERJA PENGANTONGAN SEMEN MENGGUNAKAN PETA TANGAN KIRI DAN KANAN. ABSTRAK

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

PENJADWALAN PRODUKSI UNTUK PROSES PRODUKSI BUKU PAD DENGAN INTEGER PROGRAMMING

PENENTUAN PRIORITAS TERHADAP TUGAS OPERATOR PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT

BAB II LANDASAN TEORI

Upaya Pengendalian Persediaan Bahan Baku Pasir Silika Menggunakan Metode Economic Order Quantity Pada Industri Papan Kalsium Silikat

PENERAPAN METODE FIXED ORDER INTERVAL ATAU FIXED ORDER QUANTITY DALAM PENGENDALIAN PERSEDIAAN

BAB V ANALISA HASIL. periode April 2015 Maret 2016 menghasilkan kurva trend positif (trend meningkat)

ABSTRAK Universitas Kristen Maranatha

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PERENCANAAN PRODUKSI DISPLAY BARANG DENGAN METODE AGREGAT PADA PD IMPRESSA MULIA

MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP)

BAB I PENDAHULUAN. persaingan para perusahaan manufaktur. Produk berkualitas, harga yang

1. BAB I PENDAHULUAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB IV JADWAL INDUK PRODUKSI

ANALISIS KESEIMBANGAN LINTASAN PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE RANKED POSITION WEIGHT (RPW) (STUDI KASUS: PT. KRAKATAU STEEL, Tbk.

PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN DENGAN PENDEKATAN MANUFACTURING RESOURCES PLANNING II (MRP) JURNAL

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU SUSU KENTAL MANIS PADA PT INDOMILK SKRIPSI DILZAR DIAN WIJAYA

HALASAN B SIRAIT, PARAPAT GULTOM, ESTHER S NABABAN

JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN SISTEM INDUSTRI VOL. 2 NO. 6 TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

PERENCANAAN AGREGAT HEURISTIK UNTUK PENENTUAN SUMBER DAYA YANG OPTIMAL

Penentuan Waktu Produksi Optimal dengan Metode Rougt Cut Capacity Planning Guna Memenuhi Permintaan Konsumen (Studi Kasus PT. Adhitama Abadi Surabaya)

REZAFANI ALFIN NPM

BAB I PENDAHULUAN. Bahan baku di dalam banyak industri perlu disediakan pada waktu, tempat, dimungkinkan dengan pemeliharaan inventori yang baik.

USULAN PENENTUAN TEKNIK LOT SIZING TERBAIK DENGAN MINIMASI BIAYA DALAM PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN KEBUTUHAN CANVAS EP 200 CONVEYOR BELT DI PT.

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL BERBINTANG DAN STATISTIK TRANSPORTASI PROVINSI BENGKULU, NOVEMBER 2016

BAB I PENDAHULUAN. secara lebih baik, karena dalam era perdagangan tanpa batas tersebut mengakibatkan

DAFTAR ISI. repository.unisba.ac.id

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN MOTTO

MODUL 7 PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI

BAB III METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

Rough Cut Capacity Planning

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

ABSTRAK. Kata Kunci: peramalan, single exponential smoothing, single moving average, Economic Order Quantity (EOQ). ABSTRACT

Perhitungan Waktu Siklus Perhitungan Waktu Normal Perhitungan Waktu Baku Tingkat Efisiensi...

BAB I PENDAHULUAN. dapat dianggap sebagai perusahaan yang berkembang maju. Suatu perusahaan agar dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dan juga mampu

PERENCANAAN KAPASITAS WAKTU PRODUKSI YANG OPTIMAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAPACITY REQUIREMENT PLANNING DI PT. SPI SURABAYA

USULAN PENERAPAN MANUFACTURING RESOURCE PLANNING (MRP II) DI PT KSP

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

Bab I Pendahuluan. Tabel I.1 Total Jumlah Produksi pada Tahun 2011

Perencanaan Persediaan Bahan Baku Produksi Dengan Metode Material

PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI DENGAN CAPACITY REQUIREMENT PLANNING (CRP) DI PT. SINAR UTAMA NUSANTARA TUGAS SARJANA

DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab 5-6. Perencanaan Kapasitas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1Latar Belakang

Transkripsi:

PERENCANAAN PRODUKSI DAN KAPASITAS JANGKA MENENGAH PADA PT X David Hartanto 1, Dini Wahyuni 2, Ikhsan Siregar 3 Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara Jl. Almamater Kampus USU, Medan 20155 Email: fayth013@yahoo.com Email: dini@usu.ac.id Email : ikhsan1@usu.ac.id Abstrak. Pada era globalisasi ini, perusahaan dituntut untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat. Peningkatan tersebut dapat dilakukan dengan melakukan suatu perencanaan produksi dan kapasitas yang terintegrasi sehingga dapat meningkatkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi tuntutan permintaan dan kualitas produk dari konsumen yang semakin kritis dalam memilih produk. Dalam menentukan rencana produksi dan kapasitas ini perlu dilakukan perhitungan permintaan untuk menyusun rencana produksi, perhitungan kapasitas tersedia, kapasitas yang dibutuhkan, serta langkah-langkah yang harus diambil terkait dengan pengaturan kapasitas agar perusahaan memiliki sumber daya yang cukup untuk mendukung rencana produksi tersebut. Metode perhitungan rencana kapasitas dilakukan dengan menggunakan metode Rough Cut Capacity Planning (RCCP). Dari hasil pengolahan yang dilakukan, didapatkan bahwa Work Center II pada lini produksi water based paint dan Work Center III pada lini produksi solvent based paint mengalami bottleneck dan menjadi constraint pada kemampuan produksi perusahaan secara keseluruhan. Akibatnya, kapasitas tersedia pada lini produksi water based paint pada periode Januari, Februari, September, Oktober, November, dan Desember 2013 tidak mencukupi. Kondisi ini juga terjadi pada lini produksi solvent based paint yaitu pada periode November dan Desember 2013. Antisipasi terhadap kondisi tersebut dilakukan dengan melakukan pengaturan kapasitas yaitu dengan memindahkan beban produksi dari periode yang telah mencapai batas sumber daya perusahaan ke periode dimana sumber daya yang dimiliki berlebih. Dari hasil pengaturan kapasitas, diketahui bahwa kapasitas yang telah disediakan perusahaan masih mampu digunakan untuk memenuhi seluruh permintaan pada periode Januari sampai dengan Desember 2013. Kata kunci: Perencanaan produksi, Perencanaan kapasitas, RCCP, Permintaan, Work Center Abstract. In this era of globalization, every company is expected to improve efficiency and productivity to be able to keep up with increasingly fierce competition. Such improvements can be done by performing an integrated production and capacity planning to ensure the company's ability to meet demand on time with quality product for the increasingly critical consumer s expectation. In order to be able to plan the production and capacity, it is imperative to estimate the future demand, calculate available capacity, required capacity, and the steps to be taken related to capacity adjustment to ensure the company has sufficient resources to support the production plan. Method used to calculate capacity plan were Rough Cut Capacity Planning (RCCP). From the results of the research, it was found that Work Center II on the production line of water based paint and Work Center III on the production line of solvent based paint serves as bottlenecks and became a limiting constraint on company's overall production capacity. As a result, the capacity available in water-based paint production lines in January, February, September, October, November, and December 2013 were not sufficient to keep up with the production plan. This condition also occurs on the production line of solvent based paint on November and December 2013. Anticipation of these conditions is done by adjusting the capacity to move the burden of production in the period that lacked capacity to periods where there is excessive available capacity. From the results of the capacity adjustment, it is known that the capacity that has been provided by the company is still capable to meet the entire consumer demand in the period of January to December 2013. Keywords: Production planning, Capacity planning, RCCP, Demand, Work Center 13

1. PENDAHULUAN Perkembangan bisnis dan industri sejalan dengan semakin ketatnya persaingan antar perusahaan dalam menarik dan memuaskan konsumen untuk mempertahankan eksistensi perusahaan. Persaingan tersebut menyebabkan perusahaan dituntut untuk meningkatkan efisiensi, menghasilkan produk yang bermutu, dan memiliki kemampuan untuk mengirimkan produk pada waktu yang disepakati. Dengan demikian, perkembangan persaingan menuntut perusahaan memanfaatkan segala fasilitas semaksimal mungkin, untuk memberikan kepuasan yang maksimal kepada pelanggan. Untuk memberikan kepuasan yang maksimal tersebut, diperlukan suatu perencanaan produksi yang baik dan tepat, yaitu penentuan jenis produk, kuantitas, dan jadwal produksi yang sesuai dengan kebutuhan konsumen. Jumlah dan jadwal produksi yang telah ditentukan dapat dicapai jika didukung oleh kapasitas tersedia yang memadai. Dengan adanya rencana produksi, perusahaan dapat mengalokasikan sumber daya dengan tepat, menekan biaya produksi dan biaya simpan, serta mampu mengirimkan produk pada waktu yang disepakati. PT X merupakan perusahaan industri manufaktur yang memproduksi cat. Jumlah permintaan terhadap cat bervariasi setiap bulannya (tidak tentu) sehingga perusahaan kesulitan dalam memperkirakan jumlah produk yang harus dihasilkan. Pada periode tertentu, beberapa toko rekanan melakukan pemesanan produk secara bersamaan sehingga perusahaan tidak mampu memenuhi pesanan seluruh toko rekanan secara sekaligus. Selama ini, perencanaan produksi dilakukan berdasarkan pengalaman dari manajer produksi, sehingga terdapat periode dimana perusahaan mengalami stock out dan bahkan lost sales. Pada bulan Januari, Februari, Agustus, September, dan Desember 2012 terjadi demand yang melebihi kapasitas produksi perusahaan. Akibat fluktuasi jumlah permintaan tersebut, perusahaan juga mengalami kesulitan untuk menentukan kapasitas perusahaan optimal yang harus disediakan untuk mendukung rencana produksi dalam rangka memenuhi kebutuhan pasar. Kondisi ini menandakan PT X belum memiliki perencanaan produksi agregat yang sistematis dan terintegrasi dengan kapasitas produksi perusahaan untuk mengantisipasi permintaan pasar secara tepat dan cepat. Perencanaan agregat merupakan suatu aktivitas manajemen untuk menghasilkan rencana agregat proses produksi beberapa bulan ke depan, untuk memberikan ide awal kepada pihak manajemen tentang jumlah dan kapan material dan bahan baku harus disediakan, sehingga total biaya operasi perusahaan dapat dipertahankan minimum pada periode tersebut. Adapun langkah untuk menyusun rencana agregat produksi perusahaan dilakukan dengan cara melakukan peramalan (forecasting) permintaan produk hingga 12 bulan yang akan datang. Peramalan (forecasting) adalah suatu upaya untuk memperoleh gambaran mengenai apa yang akan terjadi di masa mendatang. Dalam hal ini gambaran mengenai masa depan tersebut akan menjadi dasar didalam membuat perencanaan. Dalam upaya untuk menghasilkan produk sesuai target sasaran tersebut, perusahaan tentu perlu didukung oleh kapasitas yang memadai. Kebutuhan kapasitas yang diperlukan perusahaan dihitung dengan metode Rough Cut Capacity Planning. Dengan penyusunan rencana produksi dan kapasitas yang terintegrasi, perusahaan diharapkan mampu memenuhi permintaan pelanggan tepat waktu dengan efisien. 2. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan pada PT X yang beralamat di Sumatera Utara. Waktu penelitian dimulai pada Desember 2012. Objek pada penelitian ini adalah industri manufaktur pengolahan cat dengan daerah pemasaran antara lain Aceh, Medan, Tebing Tinggi, dan kota lainnya di Sumatera. Instrumen yang dipergunakan dalam melakukan pengumpulan data adalah pedoman wawancara dan dokumentasi yang berisi garis besar informasi atau data yang diperlukan. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara atau tanya jawab dengan pihak perusahaan mengenai data-data yang diperlukan untuk melakukan perencanaan kapasitas antara lain jam kerja, hari kerja, utilisasi, dan efisiensi. Selain itu, data juga diperoleh dari dokumentasi perusahaan antara lain data jumlah permintaan produk satu tahun terakhir (Januari 2012- Desember 2012), jam penggunaan tenaga kerja ((Januari 2012-Desember 2012), dan jumlah produksi ((Januari 2012-Desember 2012). Permintaan konsumen untuk periode selanjutnya diramalkan menggunakan metode kuantitatif. Selanjutnya Master Production Schedule (MPS) disusun berdasarkan jumlah permintaan hasil peramalan dan status inventory. Selanjutnya disusun laporan Rough Cut Capacity Planning yang terdiri dari kebutuhan kapasitas dan kapasitas tersedia. Kebutuhan kapasitas dihitung berdasarkan rencana produksi dan kebutuhan kapasitas per unit. Kapasitas tersedia dihitung berdasarkan jam kerja, hari kerja, efisiensi dan utilisasi. Usulan pengaturan kapasitas diberikan untuk mengatasi kebutuhan kapasitas yang lebih besar daripada kapasitas tersedia. Selanjutnya analisis dilakukan terhadap hasil pengolahan data tersebut. 14

3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Peramalan Jumlah Permintaan Produk Kelompok produk yang diteliti adalah cat yang terdiri dari water based paint dan solvent based paint. Peramalan terhadap jumlah permintaan produk untuk periode selanjutnya dilakukan berdasarkan data permintaan produk Januari 2012-Desember 2012. Pola yang digunakan untuk meramalkan permintaan adalah pola yang mempunyai SEE (Standard Error of Estimation) terkecil yaitu pola siklis. Jumlah permintaan hasil peramalan adalah 418.006 ton untuk produk water based paint dan 206.006 ton untuk produk solvent based paint. Rencana produksi untuk produk kemudian disusun berdasarkan hasil peramalan tersebut dan hasilnya dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Rencana Produksi Januari 2013 Desember 2013 Produk (ton) Jan 2013 38.021 19.155 Feb 2013 35.19 17.645 Mar 2013 32.263 16.006 Apr 2013 30.025 14.679 Mei 2013 29.075 14.018 Jun 2013 29.669 14.201 Jul 2013 31.646 15.179 Agst 2013 34.478 16.69 Sept 2013 37.405 18.328 Okt 2013 39.643 19.656 Nov 2013 40.592 20.316 Des 2013 39.999 20.133 Pada Tabel 1 dapat dilihat bahwa perkiraan jumlah permintaan tertinggi terjadi pada bulan November 2013 dengan total permintaan kedua produk yaitu sebesar 60.908 ton dan jumlah permintaan terendah terjadi pada bulan Mei 2013 dengan total permintaan kedua produk yaitu sebesar 43.093 ton. Jumlah rencana produksi periode 2013 untuk produk water based paint lebih banyak dari jumlah rencana produksi periode 2013 produk solvent based paint dengan perbedaan sebesar 210 ton dimana rata-rata rencana produksi bulanan untuk produk water based paint adalah sebanyak 34.834 ton/bulan dan 17.167 ton/bulan untuk produk solvent based paint. 3.2. Rough Cut Capacity Planning Setelah dilakukan peramalan untuk mengetahui jumlah produksi water based paint dan solvent based paint, maka selanjutnya akan dilakukan perhitungan untuk mengetahui berapa kapasitas tiap WC yang dibutuhkan untuk memproduksi water based paint dan solvent based paint berdasarkan hasil peramalan. Perhitungan untuk kapasitas yang dibutuhkan menggunakan rumus : Capacity Requirement dimana: a ik b ik n k akbk 1... (1) = waktu operasi pengerjaan produk k pada stasiun kerja i = jumlah produk k yang akan dijadwalkan pada periode j Dalam menghitung waktu operasi pengerjaan produk akan digunakan waktu baku masing-masing produk pada tiap WC. Untuk water based paint, waktu operasi hasil perhitungan waktu baku dibagi 600 kg (600 kg per batch), sedangkan untuk solvent based paint, waktu operasi hasil perhitungan waktu baku dibagi 200 kg (200 kg per batch). Rekapitulasi hasil perhitungan waktu operasi produk per kg dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Waktu Operasi Produk per Kg WC Standar Kebutuhan Kapasitas (jam/kg) I 0.0011 0.0024 II 0.0033 0.0056 III 0.0016 0.0058 IV 0.0012 0.0016 V 0.0016 0.0012 VI 0.0016 Pada Tabel 2 dapat dilihat bahwa satu kg produk water based paint membutuhkan kapasitas WC I sebesar 0,0011 jam, WC II sebesar 0,0033 jam, dan seterusnya. Satu kg produk solvent based paint membutuhkan kapasitas WC I sebesar 0,0024 jam, WC II sebesar 0,0056 jam, dan seterusnya. Kapasitas tersedia (Capacity Available/CA) pada tiap bulan dihitung berdasarkan jumlah jam kerja tersedia, faktor efisiensi dan utilisasi. Kapasitas tersedia dihitung dengan rumus sebagai sebagai berikut: CA = h. e. u...(3) dimana: CA = Kapasitas tersedia (jam) h = Jam kerja tersedia (jam) e = Efisiensi u = Utilisasi Rencana produksi bulan Maret-Agustus 2013 untuk produk water based paint dan bulan Januari-Oktober 2013 untuk produk solvent based paint ditinjau dari kebutuhan kapasitas dan kapasitas tersedia adalah feasible karena kapasitas tersedia setiap work center cukup untuk memenuhi kebutuhan kapasitas periode tersebut.. Rencana produksi bulan Januari, Februari, September, Oktober, dan November 2013 untuk produk 15

water based paint dan bulan November Desember 2013 tidak feasible dikarenakan terjadi kekurangan kapasitas pada WC II dan III pada bulan-bulan tersebut. Kelebihan dan kekurangan kapasitas pada WC II untuk produk water based paint dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Kelebihan dan Kekurangan Kapasitas WC II Produk Based Paint Kelebihan atau CA CR Kekurangan (jam) (jam) Kapasitas (jam) Jan 2013 120.240 126.624-6.384 Feb 2013 115.200 117.195-1.995 Mar 2013 113.760 107.447 6.313 Apr 2013 125.280 99.994 25.286 Mei 2013 121.680 96.830 24.850 Jun 2013 113.760 98.808 14.952 Jul 2013 130.320 105.393 24.927 Agst 2013 115.200 114.824 0.376 Sept 2013 120.240 124.572-4.332 Okt 2013 125.280 132.026-6.746 Nov 2013 118.800 135.186-16.386 Des 2013 120.240 133.211-12.971 Pada Tabel 3 dapat dilihat bahwa terdapat bilangan positif dan negatif. Angka positif menunjukkan terdapat kelebihan kapasitas sedangkan angka negatif menunjukkan terjadinya kekurangan kapasitas. Kelebihan kapasitas produk water based paint paling besar terjadi pada bulan April 2013 yaitu sebesar 25.286 jam sedangkan kekurangan kapasitas terbesar terjadi pada bulan November 2013 yaitu sebesar 16.386 jam. Bila ditinjau dari nilai tahunan, kapasitas WC II yang telah disediakan perusahaan untuk produk water based paint masih bernilai positif. Kelebihan kapasitas untuk produk water based paint adalah sebesar 47.889 jam dengan rata-rata kelebihan sebesar 3.991 jam/bulan. Dengan demikian, kapasitas yang telah disediakan oleh perusahaan masih mampu memenuhi permintaan untuk produk water based paint periode 2013. Permintaan produk water based paint dipenuhi dengan melakukan penyesuaian rencana produksi dengan memperhatikan batas ketersediaan kapasitas WC II yang merupakan constraint kapasitas perusahaan. Kelebihan dan kekurangan kapasitas pada WC III untuk produk solvent based paint dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Kelebihan dan Kekurangan Kapasitas WC III Produk Based Paint Kelebihan atau CA CR Kekurangan (jam) (jam) Kapasitas (jam) Jan 2013 112.725 110.729 1.996 Feb 2013 108.000 102.000 6.000 Mar 2013 106.650 92.525 14.125 Apr 2013 117.450 84.854 32.596 Mei 2013 114.075 81.033 33.042 Jun 2013 106.650 82.091 24.559 Jul 2013 122.175 87.745 34.430 Agst 2013 108.000 96.479 11.521 Sept 2013 112.725 105.948 6.777 Okt 2013 117.450 113.625 3.825 Nov 2013 111.375 117.440-6.065 Des 2013 112.725 116.382-3.657 Pada Tabel 4 dapat dilihat bahwa terdapat bilangan positif dan negatif. Angka positif menunjukkan terdapat kelebihan kapasitas sedangkan angka negatif menunjukkan terjadinya kekurangan kapasitas. Kelebihan kapasitas produk solvent based paint paling besar terjadi pada bulan Juli 2013 yaitu sebesar 34.430 jam sedangkan kekurangan kapasitas terbesar terjadi pada bulan Desember 2013 yaitu sebesar 3.657 jam. Bila ditinjau dari nilai tahunan, kapasitas WC III yang telah disediakan perusahaan untuk produk solvent based paint masih bernilai positif. Kelebihan kapasitas untuk produk solvent based paint adalah sebesar 159.148 jam dengan rata-rata kelebihan sebesar 13.262 jam/bulan. Dengan demikian, kapasitas yang telah disediakan oleh perusahaan masih mampu memenuhi permintaan untuk produk solvent based paint periode 2013. Permintaan produk solvent based paint dipenuhi dengan melakukan penyesuaian rencana produksi dengan memperhatikan batas ketersediaan kapasitas WC III yang merupakan constraint kapasitas perusahaan. Adapun langkah yang dilakukan untuk mengatasi kekurangan yaitu dengan melakukan penyesuaian jumlah unit produk dengan memindahkan profil beban kerja ke periode lebih awal atau ke periode di belakangnya. Rencana produksi yang diperoleh setelah penyesuaian kapasitas dapat dilihat pada Tabel 5. 16

Tabel 5. Rencana Produksi Hasil Penyesuaian Produk (ton) Jan 2013 36,104 19,155 Feb 2013 34,591 17,645 Mar 2013 34,158 16,006 Apr 2013 30,646 14,679 Mei 2013 29,129 14,018 Jun 2013 34,158 14,201 Jul 2013 39,131 15,179 Agst 2013 34,591 16,690 Sept 2013 36,104 19,348 Okt 2013 37,618 20,318 Nov 2013 35,672 19,267 Des 2013 36,104 19,500 Pada Tabel 5 dapat dilihat bahwa jumlah produksi tertinggi terjadi pada bulan Oktober 2013 dengan total produksi kedua produk sebesar 57.936 ton dan jumlah produksi terendah terjadi pada bulan Mei 2013 dengan total permintaan kedua produk yaitu sebesar 43.147 ton. Rata-rata rencana produksi bulanan untuk produk water based paint adalah sebanyak 34.667 ton/bulan dan 17.167 ton/bulan untuk produk solvent based paint 4. KESIMPULAN Rencana produksi disusun berdasarkan perkiraan permintaan produk hasil peramalan. Peramalan dilakukan secara kuantitatif dan pola yang dipilih adalah pola yang mempunyai SEE (Standard Error of Estimatioin) terkecil yaitu pola siklis. Berdasarkan analisis terhadap kebutuhan kapasitas dan kapasitas tersedia, rencana produksi bulan Maret-Agustus 2013 untuk produk water based paint dan bulan Januari- Oktober 2013 untuk produk solvent based paint ditinjau dari kebutuhan kapasitas dan kapasitas tersedia adalah feasible karena kapasitas tersedia setiap work center cukup untuk memenuhi kebutuhan kapasitas periode tersebut.. Rencana produksi bulan Januari, Februari, September, Oktober, dan November 2013 untuk produk water based paint dan bulan November Desember 2013 tidak feasible dikarenakan terjadi kekurangan kapasitas pada WC II dan III pada bulan-bulan tersebut. Langkah yang ditempuh untuk mengatasi kekurangan kapasitas pada WC tersebut yaitu dengan melakukan penyesuaian jumlah unit produk dengan memindahkan profil beban kerja ke periode lebih awal atau ke periode di belakangnya. DAFTAR PUSTAKA Chen, James C., dkk. 2012. Capacity Planning System for TFT-LCD Array Manufacturing. Taiwan: National Tsing-Hua University. Dilworth, J.B. 1992. Operations Management : Design, Planning and Control for Manufacturing and Services. Singapore : McGraw-Hill, Inc. Fatmawati. 2013. Analisis Kapasitas Produksi dengan Metode Capacity Requirement Planning (CRP) di PT. Hanil Jaya Stell. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya. Fogarty, Donald W, dkk. 1991. Production & Inventory Management. Ohio : South-Western Publishing Co. Ginting, Rosnani. 2007. Sistem Produksi. Yogyakarta :Graha Ilmu. Makridakis, dkk. 1993. Metode dan Aplikasi Peramalan. Jakarta: Erlangga. Narasimhan, Seetharama L, dkk. 1995. Production Planning and Inventory Control. New Jersey: Prentice Hall, Inc. Nasution, Arman Hakim. 2003. Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Surabaya: Guna Widya. Puranik, P.S., dkk. 2013. Achieving Co-Ordination between Production Rate and Demand Rate in Manufacturing Systems. India: Atmiya Institute of Technology & Science. Sinulingga, Sukaria. 2009. Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Yogyakarta: Graha Ilmu. Sutalaksana, Iftikar Z., dkk. 2001. Teknik Perancangan Sistem Kerja. Bandung: ITB. Wignjosoebroto. Sritomo. 2000. Ergonomi, Studi Gerak dan Waktu: Teknik Analisis untuk Peningkatan Produktivitas Kerja. Surabaya: Guna Widya. Wignjosoebroto. Sritomo. 2003. Pengantar Teknik dan Manajemen Industri. Surabaya: Guna Widya. 17