LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN TRIWULAN II

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN TRIWULAN I

PENETAPAN KINERJA (PK) KEMENTERIAN PERDAGANGAN TAHUN dalam ribu rupiah INDIKATOR KINERJA INDIKATOR KINERJA OUTPUT NO PROGRAM SASARAN

LAPORAN REKAPITULASI ANGGARAN T.A2016 (DALAM RIBUAN RUPIAH) Halaman : 1

LAPORAN REKAPITULASI ANGGARAN T.A2013 (DALAM RIBUAN RUPIAH) Halaman : 1

LAPORAN REKAPITULASI ANGGARAN T.A2014 (DALAM RIBUAN RUPIAH) Halaman : 1

LAPORAN REKAPITULASI ANGGARAN T.A2015 (DALAM RIBUAN RUPIAH) Halaman : 1

Kata Pengantar LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN ACCOUNTABILITY. Kementerian Perdagangan Republik Indonesia

LAMPIRAN PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR PEREKONOMIAN URUSAN PERDAGANGAN

RANCANGAN AWAL RKP 2017 PRIORITAS NASIONAL PENINGKATAN EKSPOR NONMIGAS

SIARAN PERS Pusat HUMAS Kementerian Perdagangan Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta Telp: /Fax:

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/M-DAG/PER/2/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA MARET 2008

EKSPOR Perkembangan Ekspor Ekspor Migas dan Non Migas

MEDIA BRIEFING Pusat HUMAS Departemen Perdagangan Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta Tel: /Fax:

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA BULAN SEPTEMBER 2005

Neraca Perdagangan Januari-Oktober 2015 Surplus USD 8,2 M, Lebih Baik dari Tahun Lalu yang Defisit USD 1,7 M. Kementerian Perdagangan

Ekspor Bulan Juni 2014 Menguat. Kementerian Perdagangan

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 73 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI BALI

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA OKTOBER 2009

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA SEPTEMBER 2011

KATA PENGANTAR. governance), maka seluruh kinerja yang telah dilakukan Ditjen PEN per tiga bulan akan. Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional

LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN RI KEMENTERIAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA (C) 2015

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA BULAN MEI 2004

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR PEREKONOMIAN URUSAN PERDAGANGAN

KATA PENGANTAR. governance), maka seluruh kinerja yang telah dilakukan Ditjen PEN per tiga bulan akan. Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA BULAN SEPTEMBER 2004

KEMENTERIAN PERDAGANGAN. Jakarta, Mei 2010

PROVINSI JAWA BARAT MARET 2016

SIARAN PERS Pusat HUMAS Kementerian Perdagangan Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta Telp: /Fax:

Ekspor Indonesia Masih Sesuai Target 2008: Pemerintah Ambil Berbagai Langkah Guna Antisipasi Perlambatan Pertumbuhan Ekonomi Dunia

-2- Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA FEBRUARI 2011

Ikhtisar Eksekutif. vii

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PENGEMBANGAN EKSPOR NASIONAL

Ekspor Non Migas Indonesia ke Jepang Selama Januari-Februari 2018 Tumbuh 26,1%

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA BULAN FEBRUARI 2002

Kinerja Ekspor Nonmigas Januari-April Lampui Target *Sinyal bahwa FTA/EPA Semakin Efektif dan Pentingnya Diversifikasi Pasar

RINGKASAN LAPORAN PERKEMBANGAN PERDAGANGAN BULAN JULI 2011

Laporan Triwulan I Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional

PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN/KOTA 1. Perdagangan Dalam Negeri PEMERINTAH

B. VISI : Indonesia Menjadi Negara Industri yang Berdaya Saing dengan Struktur Industri yang Kuat Berbasiskan Sumber Daya Alam dan Berkeadilan

Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional

Perdagangan Indonesia

Analisis Perkembangan Industri

DD. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PERDAGANGAN SUB SUB BIDANG PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN/KOTA SUB BIDANG

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA APRIL 2015

SIARAN PERS Pusat HUMAS Kementerian Perdagangan Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta Telp: /Fax:

SIARAN PERS Pusat HUMAS Kementerian Perdagangan Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta Telp: /Fax:

B. VISI : Terwujudnya Lembaga Koordinasi dan Sinkronisasi Pembangunan Ekonomi Yang Efektif dan Berkelanjutan

BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH

BPS PROVINSI JAWA BARAT

Ekspor Non Migas Indonesia ke Jepang Triwulan I 2018 Tumbuh 21,1%, Melampaui Ekspektasi Pencapaian Target Ekspor Triwulan Pertama

Analisis Perkembangan Industri

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Setiap negara di dunia ini pasti akan melakukan interaksi dengan negaranegara

Written by Danang Prihastomo Thursday, 05 February :00 - Last Updated Monday, 09 February :13

BPS PROVINSI JAWA BARAT

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

2017, No Negara Republik Indonesia Tahun 14 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3547) sebagaimana telah diubah dengan P

BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR PROVINSI KEPRI JULI 2009

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA MEI 2011

KATA PENGANTAR. Jakarta, Maret Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional. Nus Nuzulia Ishak. Laporan Akuntabilitas Kinerja Ditjen PEN 2013

Indonesia Investment Coordinating Board KATA PENGANTAR

!"!"!#$%"! & ' ((( ( ( )

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sistem ekonomi dari perekonomian tertutup menjadi perekonomian

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

7. URUSAN PERDAGANGAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP

Nilai ekspor Jawa Barat Desember 2015 mencapai US$2,15 milyar naik 5,54 persen dibanding November 2015.

AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 79 TAHUN 2016

Perkembangan Ekspor Impor Provinsi Jawa Timur

BERITA RESMI STATISTIK

BPS PROVINSI JAWA BARAT

Surplus Neraca Perdagangan Berlanjut di Bulan April 2015

PROVINSI JAWA BARAT JUNI 2017

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT OKTOBER 2015

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

DINAS PERDAGANGAN TAHUN 2018

PROVINSI JAWA BARAT MARET 2017

LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN TAHUN 2015 KEMENTERIAN PERDAGANGAN

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN DESEMBER 2014

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT MEI 2016

BPS PROVINSI JAWA BARAT

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN SEPTEMBER 2015

GAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

BPS PROVINSI JAWA BARAT

Didorong oleh ekspor non-migas yang kuat, ekspor Indonesia bulan Oktober 2010 mencetak rekor tertinggi sebesar US$14,2 miliar

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

AIPEG helping Ministry of Trade to review its Standard Operating Procedures (SOPs), August 2011

BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN JANUARI 2017

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan Karunia-Nya, kami telah dapat menyelesaikan penyusunan Laporan

BUPATI TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TASIKMALAYA,

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOVEMBER 2009

BADAN PUSAT STATISTIK PROPINSI KEPRI

keluaran ( output), hasil ( outcome), dan dampak ( impact) dari pelaksanaan rencana pembangunan.

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN FEBRUARI 2016

Transkripsi:

LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN TRIWULAN II KEMENTERIAN PERDAGANGAN TAHUN 2013

KATA PENGANTAR Penyusunan Laporan Triwulanan Kementerian Perdagangan merupakan bentuk kegiatan pemantauan perkembangan kinerja secara periodik yang bermanfaat dalam memberikan kepastian dan pengendalian keserasian pelaksanaan program yang sesuai dengan perencanaan tujuan dan sasaran yang tertuang dalam rencana strategis Kementerian Perdagangan. Laporan Triwulanan sekaligus juga merupakan bagian dari amanat Instruksi Presiden Nomor 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang diatur dalam Keputusan Menteri Perdagangan No. 1011/2012 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen SAKIP di lingkungan Kementerian Perdagangan. Pada dasarnya, Laporan Triwulanan memuat hasil dan capaian kontrak kinerja pada tahun anggaran berjalan yang terbagi kedalam 3 (tiga) periode yakni Triwulan I, II, dan III yang selanjutnya akan disusun menjadi LAKIP pada Triwulan terakhir. Sebagai penutup, segala hal yang termuat dalam laporan ini kiranya dapat memberi manfaat dalam pertimbangan dan keberlanjutan kebijakan pembangunan perdagangan nasional, bagi generasi kini dan generasi ke depan, menuju bangsa yang semakin berdaya saing dan sejahtera. Selain itu juga, kami mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan laporan ini. Jakarta, Juli 2013 KEPALA BIRO PERENCANAAN ARIEF FADILLAH i

RINGKASAN EKSEKUTIF Laporan Triwulanan Kementerian Perdagangan merupakan sarana pemantauan kinerja secara periodik berdasarkan dari realisasi indikator-indikator kontrak kinerja selama 3 (tiga) bulan tahun berjalan. Pada tahun 2013, secara keseluruhan terdapat 23 Indikator Kinerja dari 12 Sasaran Strategis Kementerian yang diukur (lihat Tabel 1). Dari keseluruhan 23 Indikator Kinerja tersebut, sebanyak 19 Indikator Kinerja dapat mencapai atau melampaui target yang ditetapkan dalam Kontrak Kinerja, sedangkan 4 Indikator Kinerja lainnya belum mencapai target. Dari 4 Indikator Kinerja yang belum mencapai target tersebut, 1 Indikator Kinerja realisasi targetnya masih 0 %, 1 Indikator Kinerja menargetkan realisasi secara akumulatif pada akhir tahun 2013, 1 Indikator Kinerja tidak dapat dilaksanakan pada Tahun 2013 dikarenakan berkaitan dengan Institusi lain dan 1 Indikator Kinerja masih mengalami defisit. Indikator Kinerja Pertumbungan Ekspor Non Migas masih terjadi defisit sehingga perlu ditingkatkan pada trimester selanjutnya. Untuk mencapai target indikator tersebut, kendala dan permasalahan perlu diselesaikan dan diatur sedemikian rupa sehingga dapat mengoptimalkan kinerja bersangkutan agar diakhir tahun anggaran dapat sesuai target. Tabel 1 Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Kementerian Perdagangan Tahun 2013 3 4 No SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA 1 Peningkatan Pertumbuhan Ekspor 2 Diversifikasi Pasar Tujuan Ekspor dan diversifikasi produk ekspor Perbaikan citra produk ekspor Indonesia Peningkatan peran dan kemampuan diplomasi perdagangan internasional 5 Penyederhanaan Perizinan Perdagangan Dalam dan Luar Negeri 6 Peningkatan output sektor perdagangan Realisasi Kinerja Triwulan II 2013 Target Capaian % Pertumbuhan ekspor non mingas 2,7% -2,3% -85,19 Total Ekspor US$ 194,7 M US$ 62,78 M 32,24 Rasio konsentrasi 5 negara tujuan ekspor terbesar (CR5) 47% 51,19% 91,09 Pertumbuhan ekspor ke negara nontradisional 15% 13,27% 88,47 Kontribusi ekspor di luar 10 produk utama 53% 54,30% 102,45 Skor dimensi ekspor dalam Simon Anholt Nation Brand Index (NBI) Jumlah hasil perundingan perdagangan internasional Persentase Peningkatan nilai perdagangan Indonesia dengan negara mitra FTA Pelayanan perizinan sub sektor PDN yang dapat dilayani secara online (Jenis) Rata-rata waktu penyelesaian perizinan (Hari) Perijinan ekspor dan impor yang dapat dilayani secara onlie Rata-rata waktu penyelesaian perijinan ekspor dan impor Pertumbuhan PDB sektor perdagangan (besar dan eceran) Skor 47 45.73 97,30 248 112 45,16 10% - - 11 Jenis 12 109 4 Hari 3,5 113 75 perijinan 76 perijnan 101,33 2 hari 4,12 48,54 6,5 % 6,5% 100 ii

No SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA 7 Peningkatan Perlindungan Konsumen 8 Pengembangan sarana distribusi perdagangan dalam mendukung kinerja logistik nasional 9 Stabilisasi Harga Bahan Pokok 10 Penurunan Disparitas Harga Bahan Pokok Antar Propinsi 11 Peningkatan Kualitas Laporan Keuangan dan Akuntabilitas Kementerian Rasio penggunaan produk dalam negeri terhadap pengeluaran konsumsi rumah tangga Realisasi Kinerja Triwulan II 2013 Target Capaian % 95 % 96,8% 102 Jumlah transaksi multilateral di bidang PBK 750.000 lot 634.808 lot 84,64 Nilai resi gudang yang diterbitkan Rp 50 M Rp 32,8 M 65,6 Akumulasi jumlah BPSK yang terbentuk setiap tahun (Unit) Persentase realisasi revitalisasi pasar tradisional Rata-rata koefisien variasi harga bahan pokok utama Rata-rata rasio variasi harga provinsi dibandingkan variasi harga nasional Opini BPK atas Laporan Keuangan Kementerian Ranking PIAK (Program Inisiatif Anti Korupsi) 65 99 152 100 % 0 0 6,5 % 1,7% 382% Rasio 2,2 2,8 72 Opini WTP WTP 100 Ranking Top 3 - - 12 Peningkatan Kinerja Organisasi Penilaian terhadap akuntabilitas kinerja Kategori B B 100 Dari capaian Indikator Kinerja tersebut, dapat disimpulkan bahwa kinerja Kementerian Perdagangan pada kuartal pertama ini menunjukkan progres yang berkelanjutan sebagaimana yang tercantum dalam Kontrak Kinerja Kementerian Perdagangan. iii

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i RINGKASAN EKSEKUTIF... ii DAFTAR ISI...iv BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Maksud dan Tujuan... 2 BAB II AKUNTABILITAS KINERJA... 3 A. Capaian Kinerja... 3 Sasaran Strategis 1: Peningkatan Pertumbuhan Ekspor Non-Migas... 3 Sasaran Strategis 2: Diversifikasi Pasar Tujuan Ekspor dan Diversifikasi Produk Ekspor... 4 Sasaran Strategis 3: Perbaikan citra produk ekspor Indonesia... 5 Sasaran Strategis 4: Peningkatan peran dan kemampuan diplomasi perdagangan Internasional... 6 Sasaran Strategis 5: Penyederhanaan Perizinan Perdagangan Dalam dan Luar Negeri... 7 Sasaran Strategis 6: Peningkatan output sektor perdagangan... 9 Sasaran Strategis 7: Peningkatan Perlindungan Konsumen... 11 Sasaran Strategis 8: Pengembangan sarana distribusi perdagangan dalam mendukung kinerja logistik nasional... 12 Sasaran Strategis 9: Stabilisasi Harga Bahan Pokok... 12 Sasaran Strategis 10: Penurunan Disparitas Harga Bahan Pokok Antar Propinsi... 13 Sasaran Strategis 11: Peningkatan Kualitas Laporan Keuangan dan Akuntabilitas Kementerian... 13 Sasaran Strategis 12: Peningkatan Kinerja Organisasi Kementerian... 14 B. Akuntabilitas Keuangan... 15 BAB III PENUTUP... 17 LAMPIRAN... 18 a. Kontrak Kinerja... 19 b. Lembar Pengukuran Pencapaian Kinerja... 22 c. Lembar Pengukuran Kegiatan Menurut Rencana Aksi Pelaksanaan Kontrak Kinerja Kementerian Perdagangan Tahun 2013... 23 iv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mewujudkan Kemendag sebagai penggerak utama daya saing dan kesejahteraan bangsa Persiapan Menjelang WTO, APEC, dan AEC 2015 Dalam mengemban visi misi pembangunan perdagangan nasional, Kementerian Perdagangan secara umum menetapkan dan mengeluarkan kebijakan di bidang perdagangan yang mencakup dalam dan luar negeri. Sesuai dengan fungsinya, banyak kebijakan dan program Kementerian Perdagangan yang akan dilaksanakan selama tahun anggaran RPJMN yang meliputi: (1) menjaga perkembangan harga komoditas pokok dan penting di dalam negeri; (2) menjaga dan meningkatkan pertumbuhan ekspor dan neraca perdagangan; (3) upaya untuk menciptakan daya saing perdagangan nasional serta upaya perlindungan konsumen, dan (4) kebijakan lainnya yang menyangkut peningkatan kinerja organisasi Kementerian Perdagangan. Khususnya di tahun 2013, Indonesia mendapatkan suatu kesempatan terhormat untuk menjadi tuan rumah dalam rangka penyelenggaraan Konferensi APEC pada bulan Oktober dan Konferensi Tingkat Menteri ke 9 WTO pada bulan Desember di Bali. Sedemikian besar acara tersebut, pemerintah c.q. Kementerian Perdagangan turut berperan penting, khususnya bidang perdagangan, dalam mensukseskan acaraacara tersebut, sehingga bermanfaat untuk memperkenalkan eksistensi Indonesia di kancah perekonomian internasional, yang harapannya dapat membuka akses pasar internasional bagi produk lokal Indonesia ataupun kerjasama strategis antar Indonesia dengan negara lain. Selanjutnya, sampai dengan tahun 2013 ini, persiapan Indonesia menjelang ASEAN Economic Community 2015 tersisa kurang lebih 2 (dua) tahun lagi dan ini juga telah menjadi agenda utama Kementerian Perdagangan untuk mendukung pelaku usaha dan konsumen lokal dapat memanfaatkan secara optimal tren global dalam pembentukan regionalisme masyarakat ekonomi. Oleh karena itu, agar tetap sesuai dengan Rencana Strategis dan mensukseskannya, keseluruhan kinerja Kementerian Perdagangan dengan demikian perlu dipantau secara terpadu dan reguler. 1

B. Maksud dan Tujuan Pemantauan merupakan keserasian pelaksanaan program/kegiatan dengan perencanaan Proses pemantauan merupakan kegiatan pengumpulan data dan pengukuran kemajuan atau progress atas program dan kegiatan. Proses pemantauan pelaksanaan kinerja dari setiap unit kerja di lingkungan Kementerian Perdagangan bertujuan untuk memastikan dan mengendalikan keserasian pelaksanaan program dan kegiatan sesuai dengan perencanaan tujuan dan sasaran yang tertuang dalam Visi dan Misi Kementerian Perdagangan yang telah ditetapkan sebelumnya. Pemantauan atas kinerja dan program dilaksanakan secara berkelanjutan dan berkala secara periodik, misalnya triwulanan. Dengan demikian, proses pelaksanaan program dan kegiatan tetap dapat berjalan baik sesuai rencana ataupun dapat diambil suatu tindakan perbaikan untuk mengatasi adanya penyimpangan yang terjadi terhadap capaian kinerja. Kegiatan pemantauan kinerja di lingkungan Kementerian Perdagangan diterapkan pada seluruh tingkatan unit kerja Eselon II, Eselon I, dan termasuk Kementerian dengan menyampaikan Laporan Triwulanan dan melampirkan formulir pengukuran kinerja yang terdiri dari Kontrak Kinerja, dan Formulir Pengukuran Pencapaian Kinerja. 2

A. Capaian Kinerja BAB II AKUNTABILITAS KINERJA Pengukuran tingkat capaian kinerja Kementerian Perdagangan pada Triwulan II Tahun 2013 dilakukan dengan membandingkan antara target dengan realisasi dari masing-masing Indikator Kinerja selama periode tersebut. Hasil dari perbandingan tersebut akan diperoleh persentase pencapaian terget. Sasaran Strategis 1: Peningkatan Pertumbuhan Ekspor Non-Migas Tahun 2013 Indikator Kinerja Target Tw I Realisasi Tw II Tw III Tw IV Capaian (%) s.d. Tw II Pertumbuhan ekspor non mingas 2,7% -3,3% -2,3%* - - -85,19% Total Ekspor US$ 194,7 M US$45,4M US$62,78 M* - - 32,24% *hanya sampai dengan bulan Mei 2013 IK-1: Pertumbuhan Ekspor Non-Migas Perkembangan nilai dan volume ekspor non migas Triwulan II Penyebab kenaikan ataupun penurunan nilai ekspor non-migas Triwulan II Ekspor pada bulan Januari - Mei 2013 turun 6,5% dibandingkan tahun sebelumnya. Nilai ekspor non migas sampai dengan bulan Mei 2013 adalah sebesar USD 62,78 Miliar. Penurunan ekspor non migas disebabkan oleh penurunan ekspor pada sektor karet dan produk karet, serta kertas dan produk kimia. Uraian Ekspor dan Impor Indonesia Januari Mei 2013 Nilai (USD Juta) Growth Maret 2013 MoM (%) Growth Jan-Mar 2013 YoY (%) Maret 2013 Jan-Mar 2013 Ekspor Impor Selisih Ekspor Impor Selisih Ekspor Impor Ekspor Impor Total 16,074.0 16,664.4-590.4 76,250.6 78,778.5-2,527.9 8.9 1.2-6.5-1.2 Migas 2,868.7 3,437.3-586.6 13,470.2 18,577.9-5,107.7 17.0-5.3-22.0 2.7 Minyak 1,068.7 1,018.0 50.7 4,271.9 5,780.4-1,508.5 37.8-27.3-22.5 21.9 Mentah Hasil Minyak 358.2 2,200.5-1,842.3 1,723.3 11,471.6-9748.3 4.1-1.9-23.6-16.9 Gas 1,441.8 218.8 1,223.0 7,475.0 1,325.9 6,149.1 4.1-1.9-23.6-16.9 Nonmigas 13,205.3 13,227.1-21.8 62,780.4 60,200.6 2,579.8 7.3 3.1-2.3-2.3 3

Ekspor Non Migas Menurut Sektor Nilai Ekspor Terbesar Jan-Mei 2013 Kenaikan Ekspor (USD) Terbesar Jan-Mei 2013 HS URAIAN BARANG USD Growth Share USD USD Growth HS URAIAN BARANG JUTA (%,YoY) (%) JUTA JUTA (%, YoY) 15 Lemak & minyak hewan/nabati 7,970.3-9.6 12.7 89 Kapal laut 653.5 528.6 423.2 85 Mesin/peralatan listrik 4,342.4-3.5 6.9 80 Timah 1,078.9 197.7 22.4 40 Karet dan Barang dari Karet 4,155.5-11.7 6.6 75 Nikel 434.8 196.1 82.2 84 Mesin-mesin/Pesawat Mekanik 2,438.4-3.4 3.9 64 Alas kaki 1,618.9 169.8 11.7 26 Bijih, Kerak, dan Abu logam 2,417.5 0.2 3.9 31 Pupuk 351.2 136.4 63.5 87 Kendaraan dan Bagiannya 1,901.1-1.0 3.0 09 Kopi, Teh, Rempah-rempah 697.5 86.7 14.2 62 Pakaian jadi bukan rajutan 1,670.1 5.3 2.7 62 Pakaian jadi bukan rajutan 1,670.1 83.8 5.3 64 Alas kaki 1,618.9 11.7 2.6 16 Daging dan Ikan Olahan 413.7 79.2 23.7 48 Kertas/Karton 1,550.0-7.9 2.5 23 Ampas/Sisa Industri Makanan 289.7 73.5 34.0 38 Berbagai produk kimia 1,485.9-4.5 2.4 28 Bahan kimia anorganik 271.6 72.8 36.6 IK-2: Total Ekpor Nasional Perkembangan nilai dan volume ekspor Triwulan II Total ekspor Indonesia sampai dengan bulan Mei 2013 adalah USD 76,25 Miliar, terdiri dari USD 13,47 Miliar ekspor migas dan USD 62,78 Miliar ekspor non migas. Sasaran Strategis 2: Diversifikasi Pasar Tujuan Ekspor dan Diversifikasi Produk Ekspor Indikator Kinerja Target Tahun 2013 Realisasi Tw I Tw II Tw III Tw IV Capaian (%) s.d. Tw II Rasio konsentrasi 5 negara tujuan ekspor terbesar (CR5) 47% 51.52% *1 51,19% *1 - - 91,09% Pertumbuhan ekspor ke negara non-tradisional 15% 9.26% *2 13,27% *2 - - 88,47% Kontribusi ekspor di luar 10 produk utama 53% 53.35% *3 54,30% *3 - - 102,45% Keterangan: ( *1 ) Data Januari April 2013 dari BPS ( *2 ) Data Januari April 2013 dari Pusdatin. Angka merupakan tingkat pertumbuhan ekspor ke negara negara non tradisional yang mengalami pertumbuhan positif. ( *3 ) Data Januari April 2013 dari Pusdatin 4

IK-3: Rasio konsentrasi 5 negara tujuan ekspor terbesar (CR5) Peningkatan ekspor nonmigas pada Triwulan II terjadi ke sebagian negara tujuan utama yaitu India, Australia, Jerman, Thailang, Inggris dan Prancis. Sebaliknya, ekspor ke Amerika Serikat, Korea, Cina, Taiwan, Jepang, Singapura, dan Malaysia mengalami penurunan. IK-4: Pertumbuhan ekspor ke Negara non-tradisional Tujuan pasar non tradisional yang potensial adalah Afrika seperti Afrika Selatan, Tanzania, Kenya, Nigeria, Madagaskar, dan Mozambik. Pasar Afrika merupakan pasar yang sangat potensial sebagai pasar alas kaki, mie instan, kopi, kakao, kelapa sawit, dan komoditas lainnya. IK-5: Kontribusi ekspor di luar 10 produk utama Peningkatan terbesar ekspor nonmigas pada Triwulan II terjadi pada lemak dan mintak hewan/nabati sedangkan penurunan terbesar pada bahan bakar mineral. Komoditi lainnya yang juga mengalami peningkatan ekspor adalah bijih, kerak dan abu logam, alas kaki, kayu barang dari kayu, dan kendarann dan bagiannya. Sasaran Strategis 3: Perbaikan citra produk ekspor Indonesia Tahun 2013 Indikator Kinerja Target Realisasi Tw I Tw II Tw III Tw IV Capaian (%) s.d. Tw II Skor dimensi ekspor dalam Simon Anholt Nation Brand Index (NBI) Skor 47 45.73 *1 45.73 *1 - - 97,30% Keterangan: ( *1 ) Data tahun 2012 5

IK-6: Skor dimensi ekspor dalam Simon Anholt Nation Brand Index (NBI) Selama Triwulan II Tahun 2013, terkait pembuatan TVC Nation Branding, Implementasi Nation Branding Indonesian Night di Davos-Swiss, Pembuatan Video Klip APEC, WTO, dan TEI, serta Forum Bisnis APEC, hal-hal yang telah dilaksanakan oleh Kementerian Perdagangan adalah sebagai berikut: Video TEI telah selesai & dalam proses sosialisasi Proses shooting video APEC dan WTO Tahap awal lelang TVC Nation Branding Sasaran Strategis 4: Peningkatan peran dan kemampuan diplomasi perdagangan Internasional Indikator Kinerja Target Tahun 2013 Realisasi Tw I Tw II Tw III Tw IV Capaian (%) s.d. Tw II Jumlah hasil perundingan perdagangan internasional 248 Hasil Perundingan 50 Hasil 112 Hasil - - 45,16 Persentase Peningkatan nilai perdagangan Indonesia dengan negara mitra FTA 10% - - - - - IK-7: Jumlah hasil perundingan perdagangan internasional Untuk mencapai sebuah kesepakatan perdagangan internasional, Pemerintah Indonesia khususnya Kementerian Perdagangan menjalankan proses-proses negosiasi di forum Multilateral, Regional, maupun Bilateral. Dalam perjalanan proses negosiasi tersebut Kementerian Perdagangan telah menetapkan target sebesar 248 hasil perundingan pada tahun 2013. Pada triwulan II (April - Juni) Kementerian Perdagangan telah mencapai 112 hasil perundingan atau sebesar 112 % yang terdiri dari: Report of Meeting, Summary of discussion, MoU, Agreed Minutes Protocol, dan Joint Report. IK-8: Persentase Peningkatan nilai perdagangan Indonesia dengan negara mitra FTA Indikator ini ditetapkan untuk melihat peningkatan nilai perdagangan Indonesia dengan Negara Mitra FTA di forum ASEAN pada tahun berjalan dan tahun sebelumnya, oleh sebab itu perhitungan tahun ini akan dilakukan pada awal tahun 2014. 6

Sasaran Strategis 5: Penyederhanaan Perizinan Perdagangan Dalam dan Luar Negeri Indikator Kinerja Target Tahun 2013 Realisasi Tw I Tw II Tw III Tw IV Capaian (%) s.d. Tw II Pelayanan perizinan sub sektor PDN yang dapat dilayani secara online (Jenis) 11 Jenis 12 12 - - 109 Rata-rata waktu penyelesaian perizinan (Hari) 4 Hari 3,5 3,5 - - 113 Perijinan ekspor dan impor yang dapat dilayani secara onlie 75 Perijinan 76 76 - - 101,3 Rata-rata waktu penyelesaian perijinan ekspor dan impor 2 Hari 5,65 4,12 - - 48,54 IK-9: Pelayanan perizinan sub sektor PDN yang dapat dilayani secara online (Jenis) 7 Saat ini, Unit Pelayanan Perdagangan (UPP) Perdagangan Dalam Negeri telah memberikan layanan perizinan dengan prinsip Single Entry and Single Exit Point sehingga proses perizinan khususnya perdagangan dalam negeri tidak lagi dilakukan secara tatap muka antara pemohon dengan pejabat pemroses. Saat ini terdapat 12 jenis perizinan perdagangan dalam negeri yang dilayani oleh Ditjen Perdagangan Dalam Negeri, dengan semua jenis perizinan itu sudah dapat dilayani secara online. Jumlah perizinan ini lebih sedikit dibanding target yang tercantum dalam Kontrak Kinerja sebanyak 11 perizinan. Apabila mengacu kepada target Kontrak Kinerja maka pada Triwulan 1 tahun 2013 realisasi capaian yang diperoleh adalah sebesar 109 %. Alasan mengapa capaian yang diperoleh adalah sebesar angka tersebut di atas dikarenakan beberapa hal: Tahun lalu, Kementerian Perdagangan mendelegasikan 3 (tiga) perizinan ke Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), dalam rangka efisiensi kegiatan perijinan. Ketiga perizinan yang didelegasikan kepada BKPM yaitu: Surat Ijin Usaha Jasa Survei (SIUJS), Surat Permohonan Surat Izin Usaha Perusahaan Perantara Perdagangan Properti (SIUP4) dan Surat Izin Usaha Perwakilan Perusahaan Perdagangan Asing (SIUP3A). Kemudian sehubungan dengan adanya perubahan struktur organisasi di lingkungan Kementerian Perdagangan maka 3

IK-10: Rata-rata waktu penyelesaian perizinan (Hari) (tiga) perizinan dilimpahkan dari Ditjen Perdagangan Dalam Negeri ke Ditjen Standardisasi dan Perlindungan Konsumen. Ketiga perizinan yang dilimpahkan ke Ditjen Standardisasi yaitu: Pendaftaran Label untuk Produsen, Pendaftaran Label untuk Importir dan Pendaftaran Pembebasan Label. Tidak adanya penambahan jenis izin baru yang dikeluarkan oleh Ditjen Perdagangan Dalam Negeri selama Triwulan 1 tahun 2013. Dalam hal penyelesaian pengurusan perizinan perdagangan dalam negeri, target Triwulan 1 tahun 2013 dapat dilampaui melebihi ekspektasi. Unit Pelayanan Perdagangan (UPP) Perdagangan Dalam Negeri mampu meyelesaikan pelayanan perizinan dengan waktu 3,5 (tiga setengah) hari, lebih cepat dari target yang ditetapkan sebesar 4 (lima) hari. Sehingga capaian kinerja penyelesaian pelayanan perizinan perdagangan dalam negeri adalah sebesar 113%. IK-11: Perijinan ekspor dan impor yang dapat dilayani secara online Pada Triwulan II 2013 ini, jumlah perijinan ekspor dan impor yang dapat dilayani secara online adalah sama dengan capaian Triwulan I yaitu sebesar 76 perijinan. Sedangkan jumlah yang ditargetkan untuk tahun 2013 adalah 75 perijinan. Dari 76 perijinan tersebut, 57 adalah perijinan impor sementara 19 adalah perijinan ekspor. IK-12: Rata-rata waktu penyelesaian perijinan ekspor dan impor Sampai dengan Triwulan II 2013, rata-rata waktu penyelesaian perijinan ekspor dan impor adalah selama 4,12 hari. Waktu penyelesaian ini sudah lebih cepat 1,53 hari dari yang telah dicapai pada Triwulan II yaitu selama 5,65 hari. Kementerian Perdagangan terus berupaya untuk meningkatkan dan mempercepat pelayanan perijinan ekspor dan impor hingga dapat mendekati target yang telah ditetapkan untuk tahun 2013 ini yaitu selama 2 hari. 8

Sasaran Strategis 6: Peningkatan output sektor perdagangan Indikator Kinerja Target Tahun 2013 Realisasi Tw I Tw II Tw III Tw IV Capaian (%) s.d. Tw II Pertumbuhan PDB sektor perdagangan (besar dan eceran) 6,5% 6,5% - - 100 Rasio penggunaan produk dalam negeri terhadap pengeluaran konsumsi rumah tangga 95% 96,8% - - 102 Jumlah transaksi multilateral di bidang PBK 1.500.000 lot 276.450 lot 634.808 lot - - Nilai resi gudang yang diterbitkan 100 miliar 25 M 50 M - - IK-13: Pertumbuhan PDB sektor perdagangan (besar dan eceran) Pertumbuhan Triwulan II PDB sektor perdagangan (besar dan eceran) berada diangka 6,5%yoy. PDB sektor perdagangan pada Triwulan I tahun 2012 bernilai Rp93.604 miliar sedangkan di Triwulan I tahun 2013 bernilai Rp99.776 miliar. Capaian pertumbuhan PDB sektor tersebut pada Triwulan I tahun 2013 sesuai Indikator Kinerja pada Kontrak Kinerja Kementerian Perdagangan 2013. Sehingga pada tahun 2013, Kementerian Perdagangan berhasil membukukan capaian 100% untuk Indikator Kinerja yang terkait PDB sektor perdagangan. IK-14: Rasio penggunaan produk dalam negeri terhadap pengeluaran konsumsi rumah tangga 9 Rasio penggunaan produk dalam negeri terhadap pengeluaran konsumsi rumah tangga di Triwulan II tahun 2013 adalah sebesar 96,8 % atau sama dengan pencapaian pada Triwulan II. Pencapaian ini lebih tinggi dari target yang telah ditetapkan pada Rencana Strategis yaitu sebesar 95%. Berkaitan dengan besarnya rasio tersebut, maka capaian yang diperoleh adalah sebesar 102% dari target. Faktor utama penyebab capaian melebihi target disebabkan karena pada Triwulan I dan II tahun 2013

pengeluaran konsumsi rumah tangga adalah sebesar 1.194.291 milyar rupiah dan nilai impor barang konsumsi adalah sebesar 38.036 milyar rupiah. IK-15: Jumlah transaksi multilateral di bidang PBK Keberhasilan transaksi di Bursa Berjangka itu dapat diukur dengan beberapa cara, salah satunya adalah dengan mengetahui likuiditas transaksi yang terjadi di Bursa Berjangka. Pada periode Triwulan II tahun 2013 jumlah transaksi multilateral di bidang PBK tercatat mencapai 634.808 lot atau sebesar 84,64% dari target yang telah ditetapkan yaitu sebesar 350.000 lot. Belum tercapainya target jumlah transaksi multilateral di bidang PBK pada periode ini dikarenakan masyarakat masih lebih tertarik dengan transaksi bilateral (Sistem Perdagangan Alternatif/SPA) dimana saat ini PT BKDI juga sudah dapat memperdagangkan transaksi SPA. IK-16: Nilai Resi Gudang yang Diterbitkan Salah satu tolok ukur keberhasilan implementasi dari Sistem Resi Gudang adalah jumlah nilai Resi Gudang yang diterbitkan, dimana hal ini berarti bahwa SRG sudah dapat dilaksanakan oleh masyarakat (kelompok tani, koperasi) dalam hal sarana pembiayaan. Untuk periode Triwulan II tahun 2013, Bappebti menetapkan jumlah nilai Resi Gudang sebesar Rp 50 Miliar, namun dalam pelaksanaannya hanya mencapai Rp 38,3 Miliar atau tingkat capaiannya hanya sebesar 76,60% (tidak memenuhi target yang telah ditetapkan. Belum tercapainya target tersebut dikarenakan dari 81 (delapan puluh satu) gudang SRG yang telah selesai dibangun baru 30 (tiga puluh) gudang SRG yang telah melaksanakan implementasi SRG. Oleh karena itu Bappebti akan terus melakukan bimbingan teknis dan sosialisasi secara berkesinambungan ke pelaku dan masyarakat. 10

Sasaran Strategis 7: Peningkatan Perlindungan Konsumen Indikator Kinerja Target Tahun 2013 Realisasi Tw I Tw II Tw III Tw IV Capaian (%) s.d. Tw II Akumulasi jumlah BPSK yang terbentuk setiap tahun (Unit) 65 Unit 84 99 - - 152% IK-17: Akumulasi jumlah BPSK yang terbentuk setiap tahun (Unit) Dalam rangka melaksanakan Misi Kementerian Perdagangan yaitu Menguatkan Pasar Dalam Negeri untuk mencapai tujuan Kementerian Perdagangan melalui Peningkatan pengawasan dan perlindungan konsumen, maka dalam rangka menunjang Sasaran Strategis Perlindungnan Konsumen dengan Indikator Kinerja Akumulasi jumlah BPSK yang terbentuk setiap tahun (Unit), hal ini dirumuskan melalui Kebijakan Umum Perlindungan Konsumen, yaitu: 1. Menyusun regulasi pro konsumen dan menciptakan kepastian hukum, diantaranya regulasi berbasis standar, persyaratan teknis; 2. Mengintensifkan pengawasan barang beredar dan jasa berdasarkan 6 parameter (standar, label, iklan, cara menjual, pelayanan purna jual, klausula baku), serta pengawasan terhadap barang yang diawasi tata niaga dan distribusinya termasuk pelaksanaan Tertib Ukur; 3. Meningkatkan edukasi konsumen agar cerdas, mandiri, berperan aktif dalam kegiatan perlindungan konsumen, serta untuk memupuk kesadaran akan hak dan kewajibannya; 4. Memperkuat dan meningkatkan kerjasama kelembagaan standardisasi perlindungan konsumen, seperti pembentukan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK); mendorong pengembangan LPKSM dan LPK; Aktif dalam pertemuan Asean terkait Standardisasi dan Perlindungan Konsumen. Melalui kebijakan umum tersebut, capaian Indikator Kinerja Akumulasi jumlah BPSK yang terbentuk setiap tahun (Unit) Triwulan II target 65 telah tercapai 99 Unit BPSK atau mencapai 152%. Hal ini dalam menujang perkuatan dan peningkatan kerjasama kelembagaan standardisasi dan perlindungan konsumen, diantaranya pembentukan BPSK pada tahun 2013. 11

Sasaran Strategis 8: Pengembangan sarana distribusi perdagangan dalam mendukung kinerja logistik nasional Indikator Kinerja Target Tahun 2013 Realisasi Tw I Tw II Tw III Tw IV Capaian (%) s.d. Tw II Persentase realisasi revitalisasi pasar tradisional 100% - - - - 0 IK-18: Persentase realisasi revitalisasi pasar tradisional Pada tahun 2013, Kementerian Perdagangan melalui Tugas Pembantuan, melakukan revitalisasi Pasar di 111 pasar. Namun demikian, karena Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) untuk revitalisasi pasar tersebut baru saja disahkan pada tanggal 18 April 2013 dan melalui proses lelang yang panjang, oleh karena itu pelaksanaan realisasi revitalisasi pasar tradisional untuk Triwulan II 2013 masih nihil. Sasaran Strategis 9: Stabilisasi Harga Bahan Pokok Indikator Kinerja Target Tahun 2013 Realisasi Tw I Tw II Tw III Tw IV Capaian (%) s.d. Tw II Rata-rata koefisien variasi harga bahan pokok utama 6,5% 1,7 - - 166 IK-19: Rata-rata koefisien variasi harga bahan pokok utama Rata-rata koefisien variasi harga bahan pokok utama pada Triwulan II tahun 2013 mencapai angka 1,7. Capaian ini melebihi target yang ditentukan pada kontrak kinerja yang sebesar 5-9, sehingga capaian untuk Indikator Kinerja ini adalah 166%. Pencapaian Secara umum, beberapa harga komoditi di pasar domestik relatif stabil. Namun, ada beberapa komoditi yang fluktuasinya cukup tinggi yaitu telur dan daging ayam. Sedangkan harga daging sapi sudah mulai stabil. 12

Sasaran Strategis 10: Penurunan Disparitas Harga Bahan Pokok Antar Propinsi Indikator Kinerja Target Tahun 2013 Realisasi Tw I Tw II Tw III Tw IV Capaian (%) s.d. Tw II Rata-rata rasio variasi harga provinsi dibandingkan variasi harga nasional 2,2% 2,8 2,8 - - 72 IK-20: Rata-rata rasio variasi harga provinsi dibandingkan variasi harga nasional Nilai rata-rata rasio variasi harga provinsi dibandingkan variasi harga nasional pada Triwulan II tahun 2013 adalah 2,8%. Nilai ini lebih besar dibandingkan target yang ditetapkan yang sebesar. Artinya capaian Kemendag untuk indikator ini hanya 72%. Tingginya nilai rasio yang melebihi target (seperti beras, minyak goreng dan jagung) menunjukkan bahwa pergerakan harga antar daerah tidak simetris. Sasaran Strategis 11: Peningkatan Kualitas Laporan Keuangan dan Akuntabilitas Kementerian Indikator Kinerja Target Tahun 2013 Realisasi Tw I Tw II Tw III Tw IV Capaian (%) s.d. Tw II Opini BPK atas Laporan Keuangan Kementerian WTP - WTP - - 100 Ranking PIAK (Program Inisiatif Anti Korupsi Top 3 - - 0 IK-21: Opini BPK atas Laporan Keuangan Kementerian Pada tanggal 26 Juni 2013, BPK telah memberikan nilai WTP (Wajar Tanpa Pengecualian) atas Laporan Keuangan Kementerian Perdagangan. IK-22: Ranking PIAK (Program Inisiatif Anti Korupsi 13 KPK sebagai Institusi Pemerintah yang melakukan penilaian PIAK (Program Inisiatif Anti Korupsi) pada tahun

2013 sedang melakukan penelitian lebih lanjut tentang metode penilaian PIAK tersebut. Inkubasi metode ini baru bisa dilaksanakan pada tahun 2014. Dalam hal ini, Kementerian Perdagangan pada tahun 2013 belum mendapatkan penilaian PIAK tersebut. Sasaran Strategis 12: Peningkatan Kinerja Organisasi Kementerian Indikator Kinerja Target Tahun 2013 Realisasi Tw I Tw II Tw III Tw IV Capaian (%) s.d. Tw II Penilaian terhadap akuntabilitas kinerja B B - - - 100 % IK-23: Penilaian terhadap akuntabilitas kinerja Penilaian terhadap akuntabilitas kinerja Kementerian Perdagangan sudah tercapai pada Triwulan I yaitu sebesar 100%. 14

B. Akuntabilitas Keuangan Pada tahun 2013, Kementerian Perdagangan menerima pagu anggaran sebesar Rp. 3.105.723.944.000,-. Selama Triwulan II, anggaran yang telah direalisasikan sebesar kurang lebih 182.043.116.672 atau sekitar 18,3%. Persentase tersebut masih sangat kurang dari target yang telah ditetapkan yaitu sebesar 22,42%. Selanjutnya, penggunaan anggaran berdasarkan unit organisasi Eselon I dan program Kementerian akan dijelaskan berikut ini. Berdasarkan Eselon I Berdasarkan Program Kementerian Pada Triwulan II, persentase realisasi anggaran Kementerian Perdagangan adalah sebesar 18,3% atau kurang dari yang ditargetkan yaitu sebesar 22,42%. Dari 9 Unit Eselon I Kementerian Perdagangan, 7 Unit Eselon I telah melampaui target yang telah ditetapkan. Beberapa Unit Eselon I menggunakan anggaran lebih besar dari yang telah ditargetkan dan masih ada Unit Eselon I yang realisasi anggarannya kurang dari target yang diharapkan. Realisasi anggaran berdasarkan urutan terbesar adalah Inspektorat Jenderal yaitu sebesar 30,15%; Bappebti 29,21%; Ditjen PEN 28,14%; BPPKP 26,01; Ditjen SPK 25,06%; Bappebti 24,80%; dan Sekretariat Jenderal 24,72%. Sedangkan, Unit Eselon I yang masih kurang pencapaian target realisasinya adalah Ditjen KPI sebesar 18,91% dan Ditjen PDN sebesar 6,48%. Dari 10 program yang ada di Kementerian Perdagangan, sebanyak 7 program telah melebihi target realisasi anggaran yang telah ditetapkan. Realisasi anggaran berdasarkan program Kementerian Perdagangan yang penyerapannya di atas target yang telah ditetapkan adalah: 1. Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Perdagangan, sebesar 30,15% 2. Program Peningkatan Perdagangan Luar Negeri, sebesar 29,21% 3. Program Pengembangan Ekspor Nasional, sebesar 28,14% 4. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya, sebesar 26,64% 5. Program Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan 15

Perdagangan, sebesar 26,01% 6. Program Peningkatan Perlindungan Konsumen, sebesar 25,06% 7. Program Peningkatan Efisiensi Pasar Komoditi, sebesar 24,80% Sedangkan, program Kementerian Perdagangan yang realisasi penyerapan anggarannya masih kurang dan perlu ditingkatkan lagi pada Triwulan selanjutnya adalah: 1. Program Peningkatan Kerjasama Perdagangan Internasional, sebesar 18,91% 2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Kementerian Perdagangan, sebesar 12,90% 3. Program Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri, sebesar 6,48% 16

BAB III PENUTUP Secara umum, pencapaian target Rencana Aksi Kementerian Perdagangan pada Triwulan II Tahun 2013 telah sesuai dengan yang ditetapkan. Namun demikian, terdapat beberapa target yang belum tercapai secara optimal baik dalam persiapan maupun pelaksanaannya. Selain itu juga terdapat beberapa kegiatan rencana aksi belum dapat terlaksana pada Triwulan ini dan akan dilaksanakan pada periode selanjutnya ataupun akan direvisi sesuai dengan perkembangan prioritas kinerja unit organisasi. Terdapat beberapa kegiatan relatif menggunakan anggaran lebih besar dari yang telah ditargetkan dan sebagian lainnya kurang dari yang ditargetkan. Sementara itu, secara total anggaran Kementerian Perdagangan pada Triwulan II yang telah terealisasi sebesar kurang lebih Rp. 182.043.116.672 atau 18,3%, lebih kecil 4,12% dari target yang ditetapkan untuk Trimester II. Adapun beberapa kendala teknis yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan rencana aksi selama Triwulan adalah sebagai berikut: (1) Prosedur administrasi pencairan anggaran yang terkendala oleh penetapan Kuasa Pengguna Anggaran (KPA). Kasus seperti ini banyak dijumpai pada realisasi anggaran dana dekonsentrasi; (2) adanya kendala eksternal khususnya kerjasama atau hubungan dengan institusi pemerintah terkait lainnya dalam mendukung penyelesaian rencana aksi Kemendag. Contohnya lembaga KPK yang menyelenggarakan penilaian PIAK pada tahun ini sedang melakukan pembaharuan metode penilaian sehingga kegiatan penilaian ini belum dapat terlaksana pada tahun ini, dan (3) kendala Sumber Daya Manusia dan pembagian tugas yang sedang mengalami proses evaluasi terutama masa reformasi birokrasi dan percobaan masa remunerasi Kementerian Perdagangan. Hal ini berdampak pada masa resistensi tugas dan fungsi pekerjaan yang baru. Kerjasama antar unit organisasi dilingkungan internal Kementerian Perdagangan dan antar instansi pemerintah lainnya adalah salah satu kunci keberhasilan dalam menyelenggarakan kinerja yang optimal. Oleh karena itu, hal ini perlu menjadi nilainilai organisasi yang bertumbuh dan berkembang. Demikian Laporan Triwulanan II ini disusun sebagai instrumen monitoring kinerja dan harapannya dapat dipergunakan dengan baik untuk evaluasi dan perbaikan kinerja pada periodeperiode mendatang. 17

LAMPIRAN 18

a. Kontrak Kinerja 19

20

21

b. Lembar Pengukuran Pencapaian Kinerja SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA Satuan Target 2013 Realisasi Kinerja Triwulan I Realisasi Kinerja Triwulan II Capaian % Capaian % Peningkatan Pertumbuhan Ekspor Diversifikasi Pasar Tujuan Ekspor dan diversifikasi produk ekspor Perbaikan citra produk ekspor Indonesia Peningkatan peran dan kemampuan diplomasi perdagangan internasional Penyederhanaan Perizinan Perdagangan Dalam dan Luar Negeri Peningkatan output sektor perdagangan Peningkatan Perlindungan Konsumen Pertumbuhan ekspor non mingas % 2,7-3,3-45 -2,3% -85,19 Total Ekspor US$ M 194,7 45,4 US$ M 23,3 US$ 62,78 M 32,24 Rasio konsentrasi 5 negara tujuan ekspor terbesar (CR5) Pertumbuhan ekspor ke negara nontradisional % 47 51,52% 109,62 51,19% 91,09 % 15 9,26% 61,73 13,27% 88,47 Kontribusi ekspor di luar 10 produk utama % 53 53,35% 100,66 54,30% 102,45 Skor dimensi ekspor dalam Simon Anholt Nation Brand Index (NBI) Jumlah hasil perundingan perdagangan internasional Persentase peningkatan nilai perdagangan Indonesia dengan negara mitra FTA Pelayanan perizinan sub sektor PDN yang dapat dilayani secara online (Jenis) Skor 47 45,73 97,30 45.73 97,30 Hasil Perundingan 248 50 20,16 112 45,16 % 10 - - - - Jenis 11 12 109 12 109 Rata-rata waktu penyelesaian perizinan (Hari) Hari 4 3,5 113 3,5 113 Perijinan ekspor dan impor yang dapat dilayani secara onlie Perijinan 75 76 101,33 76 101,33 Rata-rata waktu penyelesaian perijinan ekspor dan impor Pertumbuhan PDB sektor perdagangan (besar dan eceran) Rasio penggunaan produk dalam negeri terhadap pengeluaran konsumsi rumah tangga Hari 2 5,65 35,40 4,12 48,54 % 6,5 6,5 100 6,5 100 % 95 96,8 102 96,8 102 Jumlah transaksi multilateral di bidang PBK Lot 1.500.000 276.450 78,99 634.808 84,64 Nilai resi gudang yang diterbitkan Rupiah 100 Miliar 6,9 27,60 32,8 65,6 Akumulasi jumlah BPSK yang terbentuk setiap tahun (Unit) Unit 65 84 129 99 152 22

SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA Satuan Target 2013 Realisasi Kinerja Triwulan I Realisasi Kinerja Triwulan II Capaian % Capaian % Pengembangan sarana distribusi perdagangan dalam mendukung kinerja logistik nasional Stabilisasi Harga Bahan Pokok Penurunan Disparitas Harga Bahan Pokok Antar Propinsi Peningkatan Kualitas Laporan Keuangan dan Akuntabilitas Kementerian Peningkatan Kinerja Organisasi Persentase realisasi revitalisasi pasar tradisional Rata-rata koefisien variasi harga bahan pokok utama Rata-rata rasio variasi harga provinsi dibandingkan variasi harga nasional Opini BPK atas Laporan Keuangan Kementerian % 100 0 0 0 0 % 6,5 1,7% 382 1,7 382% Rasio 2,2 2,8 127 2,8 127 Opini WTP - - WTP 100 Ranking PIAK (Program Inisiatif Anti Korupsi Ranking Top 3 - - - - Penilaian terhadap akuntabilitas kinerja Kategori B B 100 - - c. Lembar Pengukuran Kegiatan Menurut Rencana Aksi Pelaksanaan Kontrak Kinerja Kementerian Perdagangan Tahun 2013 SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA KEGIATAN PENDUKUNG Target Triwulan II Realisasi s.d Triwulan II Output Anggaran Output Anggaran Peningkatan pertumbuhan ekspor Pertumbuhan ekspor nonmigas Penyusunan dan penerbitan kebijakan penetapan harga patokan ekspor produk 7 peraturan 607.270.000 11 peraturan (9 Permendag HPE, 1 Permendag Timah dan 1 Permendag CPO) 243.334.400 23

SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA KEGIATAN PENDUKUNG Target Triwulan II Realisasi s.d Triwulan II Output Anggaran Output Anggaran survey HPE untuk kulit, Kakao dan Kayu masing2 3 drh Total ekspor Monitoring dan evaluasi pelaksanaan kebijakan ekspor 1 kegiatan 63.749.500 10 laporan 330.984.720 Verifikasi penerbitan dokumen produk ekspor - 310.820.000 - - Verifikasi dalam rangka penerbitan LS ekspor produk industri kehutanan 12.000 LS 14.200.000.000 - - Identifikasi peningkatan ekspor produk pertanian dan kehutanan serta industri dan pertambangan - 103.687.800 5 laporan 157.345.90 Focus group discussion dengan stakeholder mengenai produk ekspor 4 kegiatan 313.280.000 9 kegiatan + 1 laporan 907.143.700 Partisipasi pada forum kerjasama komoditas ekspor - 146.210.000-426.289.000 Bantuan peralatan penunjang ekspor produk pertanian dan kehutanan - 81.145.000 - - Penyediaan dan pemutakhiran data dan informasi produk ekspor dan eksportir 4 kegiatan 151.104.000 Cetak 6 buku statistik 74.115.600 24

SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA KEGIATAN PENDUKUNG Target Triwulan II Realisasi s.d Triwulan II Output Anggaran Output Anggaran Sosialisasi dan bimbingan teknis ekspor produk industri dan pertambangan 4 kegiatan 224.750.000 2 Kegiatan 155.935.100 Koordinasi dengan stakeholder untuk mendorong penetapan KEK - 176.46.500 Rapat koordinasi dan evaluasi daerah usulan KEK 263.065.400 Penyusunan kebijakan Permendag pendelegasian penerbitan perijinan kepada administrator di KEK - 250.460.000 60% 122.977.500 Penerbitan SKA dengan sistem otomasi 30% 2.768.819.700 - - Verifikasi keasalan barang ekspor Indonesia 30% 254.671.800 100% 824.175.000 Penyusunan submisi tuduhan dumping, subsidi dan safeguards 3 submisi 98.605.000 1 Submisi 34.214.500 Dengan pendapat / konsultasi informal/teknis di negara mitra dagang 4 kegiatan 592.939.400 10 Kegiatan 465.527.291 Monitoring dan evaluasi hambatan perdagangan 10 laporan 1.062.511.000 7 Laporan 500.502.450 Pembuatan dan pengelolaan database hambatan perdagangan - 81.810.000-9.925.000 Penyusunan/penyempurnaan kebijakan - - rapat-rapat 160.604.000 25

SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA KEGIATAN PENDUKUNG impor barang modal, bahan baku dan penolong Target Triwulan II Realisasi s.d Triwulan II Output Anggaran Output Anggaran koordinasi Koordinasi penanganan permasalahan impor barang modal, bahan baku dan penolong - - rapat-rapat koordinasi 235.660.000 Monitoring dan evaluasi importasi barang modal, bahan baku dan penolong - - rapat-rapat koordinasi 61.295.360 Penyusunan/penyempurnaan kebijakan impor barang konsumsi 1 peraturan 189.100.000 rapat-rapat koordinasi 51.500.000 Koordinasi penanganan permasalahan impor barang konsumsi - - rapat-rapat koordinasi 49.867.400 Monitoring dan evaluasi impor barang konsumsi - - rapat-rapat koordinasi 15.323.840 Diversifikasi pasar tujuan ekspor dan diversifikasi produk ekspor Rasio konsentrasi penguasaan pangsa pasar di 5 negara tujuan ekspor terbesar (CR5) Kegiatan promosi di LN (DJPEN, Atdag dan ITPC) 37 kegiatan 22.056.917.000 10 kegiatan - Kegiatan promosi dalam negeri (TEI) - 297.680.000 - - Pertumbuhan ekspor non migas ke negara non tradisional Market intelligence (DJPEN, Atdag dan ITPC) 6 laporan 755.126.000 - - Kontribusi ekspor di luar 10 produk utama Market brief (DJPEN, Atdag dan ITPC) 3 laporan 74.010.000 - - Diklat ekspor PPEI (angkatan) 60 angkatan 3.331.002.000 74 angkatan - 26

SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA KEGIATAN PENDUKUNG Target Triwulan II Realisasi s.d Triwulan II Output Anggaran Output Anggaran Kerjasama pengembangan ekspor 2 naskah, 1 aktifasi, 3 aktifasi 940.584.000 - - Penyusunan profil produk - 763.701.000 Proses penyusunan - Penyusunan katalog produk - 145.004.500 Proses penyusunan - Adaptasi produk 7 1.022.520.100 5 - Penerimaan misi pembelian 100 147.224.000 - - Diseminasi hasil produk intelligent 2012 7 759.530.000 - - Pengembangan produk kerajinan Kurasi produk 170.135.000 - - Program peningkatan daya saing produk ekspor 4 3.518.300.000 - - Program pengembangan merek Proses kurasi 653.756.000 Penjaringan peserta di Yogyakarta dan Bali - Perbaikan citra produk ekspor Indonesia Skor dimensi ekspor dalam Simon Anholt Nation Brang Index (NBI) Pembuatan TVC NB, implementasi ND ndonesian Night di Davos, Pembuatan Video Klip APEC, WTO dan TEI, forum bisnis APEC 20.000.000.000 Video TEI telah selesai & dalam - 27

SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA KEGIATAN PENDUKUNG Target Triwulan II Realisasi s.d Triwulan II Output Anggaran Output Anggaran proses sosialisasi Proses shooting video APEC dan WTO Tahap awal lelang TVC Nation Branding Peningkatan peran dan kemampuan Kementerian Perdagangan dalam diplomasi perdagangan internasional Jumlah hasil perundingan perdagangan internasional Persentase peningkatan nilai perdagangan Indonesia dengan negara mitra FTA Program peningkatan kerjasama perdagangan internasional Peningkatan peran dan kemampuan diplomasi perdagangan internasional Partisipasi aktif pada perundingan perdagangan/konferensi/workshop internasional 110 hasil perundingan 12 hasil perundingan 40.703.493.811 112 hasil perundingan 31.723.096.500 14 hasil perundingan 40.831.333.253 30.522.676.681 Peningkatan peran Indonesia melalui penyelenggaraan sidang internasional di dalam negeri Penguatan persiapan perundingan dan posisi runding Penyelenggaraan sosialisasi hasil dan 28

SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA KEGIATAN PENDUKUNG Target Triwulan II Realisasi s.d Triwulan II Output Anggaran Output Anggaran proses diplomasi perdagangan internasional didaerah Publikasi perkembangan dan hasil perundingan kerjasama perdagangan internasional Peningkatan kerjasama di bidang perdagangan jasa 15 hasil perundingan 1.645.277.441 18 hasil perundingan 1.661.070.795 Partisipasi dalam perundingan perdagangan jasa Penyusunan proposal/posisi perundingan/rekomendasi dan laporan perundingan perdagangan jasa Peningkatan pemahaman hasil perundingan perdagangan jasa Peningkatan kerjasama dan perundingan multilateral Hasil perundingan 1.795.914.143 10 hasil perundingan 2.970.093.209 Penanganan isu-isu kerjasama perdagangan multilateral Persiapan trade policy review mechanism Indonesia 29 Klarifikasi atas pertanyaan/tanggapan/keberatan terkait kebijakan dan praktek perdagangan RI

SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA KEGIATAN PENDUKUNG Target Triwulan II Realisasi s.d Triwulan II Output Anggaran Output Anggaran dari luar negeri Partisipasi aktif dalam perundingan kerjasama perdagangan multilateral Penyusunan bahan posisi runding Pembentukan focus group discussion kerjasama multilateral Pemantapan isu strategis KTM WTO di Indonesia Peningkatan kerjasama dan perundingan ASEAN Hasil perundingan 2.415.020.000 38 hasil perundingan 2.647.283.615 Penyusunan posisi runding kerjasama ASEAN, mitra dialog, antar dan sub regional serta perdagangan lintas batas Hasil perundingan kerjasama ASEAN Penanganan isu-isu perdagangan ASEAN Proses ratifikasi kesepakatan kerjasama ASEAN, mitra dialog, antar dan sub regional serta perdagangan lintas batas di Bogor Peningkatan kerjasama dan perundingan bilateral 25 hasil perundingan 1.477.420.727 16 hasil perundingan 1.725.360.906 30

SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA KEGIATAN PENDUKUNG Target Triwulan II Realisasi s.d Triwulan II Output Anggaran Output Anggaran Partisipasi aktif dalam perundingan kerjasama perdagangan bilateral Penyusunan posisi runding Proses ratifikasi kesepakatan kerjasama perdagangan bilateral Konsultasi publik dalam rangka pengaman kebijakan perdagangan nasional Peningkatan kerjasama dan perundingan APEC dan Organisasi Internasional Lainnya 14 hasil perundingan 1.646.765.000 16 hasil perundingan 1.304.848.047 Proses ratifikasi kesepakatan kerjasama dan perundingan APEC dan Organisasi Internasional Lainnya Partisipasi pada perundingan kerjasama perdagangan APEC dan Organisasi Internasional Lainnya Penyusunan posisi runding kerjasama perdagangan APEC dan Organisasi Internasional Lainnya Penyederhanaan perizinan perdagangan dalam negeri Pelayanan perizinan sub sektor PDN yang dapat dilayani secara online Jumlah perizinan di bidang perdagangan dalam negeri 11 izin - 12 izin - 31

SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA KEGIATAN PENDUKUNG Target Triwulan II Realisasi s.d Triwulan II Output Anggaran Output Anggaran dan luar negeri Rata-rata waktu penyelesaian perizinan Waktu penyelesaian perizinan dan non perizinan di bidang perdagangan dalam negeri 4 hari - 3,5 hari - Perizinan ekspor dan impor yang dapat dilayani secara online Peningkatan layanan sistem dan aplikasi online (inatrade) 30% 340.000.000 - - Validasi dan verifikasi serta monitoring dan evaluasi pengguna hak akses inatrade 2 laporan kegiatan 37.210.000 - - Rata-rata waktu penyelesaian perizinan ekspor dan impor Pemrosesan dan verifikasi permohonan sebagai Eksportir Terdaftar (ET) dan SPE produk industri dan pertambangan yang diatur tata niaga ekspornya 100 dokumen 32.480.000 - - Pengelolaan dokumen permohonan penetapan sebagai Importir Terdaftar (IT) dan Importir Produsen (IP) 1.850 importir 496.125.000 - - Peningkatan output sektor perdagangan Pertumbuhan PDB sektor perdagangan (besar dan eceran) Pemberdayaan P3A dalam rangka promosi produk dalam negeri 30 orang 536.960.000-262.679.400 Pembinaan dan pengembangan kegiatan usaha jasa e-commerce - - - - Sosialisasi kebijakan penjualan langsung - - - - Pendampingan waralaba nasional 179 SPTW 933.862.000-564.711.500 Partisipasi klinik bisnis pada pameran 32

SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA KEGIATAN PENDUKUNG Target Triwulan II Realisasi s.d Triwulan II Output Anggaran Output Anggaran Fasilitas UKM waralaba/potensial waralaba pada expo di dalam dan luar negeri Penilaian dan pengawasan kegiatan usaha dengan sistem waralaba - - - - Rasio penggunaan produk dalam negeri terhadap pengeluaran konsumsi rumah tangga Kampanye 100% Aku Cinta Indonesia - - - - Sosialisasi kampanye 100% Cinta Indonesia di sektor pendidikan 3 daerah 780.000.000-818.619.500 Sosialisasi kampanye 100% Aku Cinta Indonesia melalui pameran produk Indonesia regional 3 daerah 7.000.000.000-10.520.859.360 Pelaksanaan forum dagang PDN 4 daerah 2.043.590.000-820.964.300 Pelaksanaan survei efektivitas program kampanye perubahan pola konsumsi - 2.500.000.000 Jumlah transaksi multilateral di bidang PBK Pengawasan transaksi PBK 750.000 lot 211.655.000 634.808 120.953.650 Nilai resi gudang yang diterbitkan Pendampingan implementasi Sistem Resi Gudang 50 M 450.390.000 38,3 M 624.058.098 Pengelolaan data transaksi PL dan SRG 72.766.250 143.066.800 Pemantauan pelaksanaan subsidi SRG 83.600.000 78.880.700 33

SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA KEGIATAN PENDUKUNG Target Triwulan II Realisasi s.d Triwulan II Output Anggaran Output Anggaran Peningkatan perlindungan konsumen Akumulasi jumlah BPSK yang terbentuk setiap tahun Fasilitasi pembentukan dan penguatan BPSK 6 lok 192.632.000 1 Lok 35.965.000 Fasilitasi koordinasi kelembagaan perlindungan konsumen 3 lok 53.190.000 2 lok 37.695.000 Musyawarah nasional BPSK 1 akt 800.915.000 1 akt Sedang dalam proses penyelesaian administrasinya Pengembangan sarana distribusi perdagangan dalam mendukung kinerja logistik nasional Persentase revitalisasi pasar tradisional - - - - - - - - - - Stabilisasi harga bahan pokok Rata-rata koefisien variasi harga bahan pokok utama Penyusunan dan penyempurnaan kebijakan terkait bahan kebutuhan pokok agro, bahan kebutuhan pokok hasil industri dan barang strategis 1 kebijakan 186.097.000-81.146.800 Antisipasi stabilisasi harga bapokstra pada hari besar keagamaan nasional (HBKN) 2 kegiatan 96.775.000-117.796.300 Pengumpulan, pengolahan dan publikasi harga bahan pangan pokok dan barang strategis Laporan (61 harian, 13 mingguan, 3 bulanan) 548.320.000-651.547.850 Pelatihan petugas sistem pemantauan 1 kegiatan 453.680.000-248.229.200 34

SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA KEGIATAN PENDUKUNG Target Triwulan II Realisasi s.d Triwulan II Output Anggaran Output Anggaran pasar kebutuhan pokok (SP2KP) Bimbingan teknis peningkatan kompetensi petugas pengolah data harga bahan pangan pokok dan barang strategis 1 kegiatan 101.914.000-88.710.500 Pengembangan dan operasionalisasi sistem pemantauan pasar kebutuhan pokok (SP2KP) 1 kegiatan 1.200.000.000 - - Tim komoditi spesialis pangan pokok 3 lap komoditi 48.220.000-35.970.500 Bimbingan teknis kebijakan bahan kebutuhan pokok hasil industri 1 daerah 128.740.000 - - Sosialisasi pengalihan minyak goreng curah ke minyak goreng kemasan dan minyakita 2 daerah 275.280.000-24.813.250 Bimbingan teknis kebijakan bahan kebutuhan pokok agro 2 daerah 258.180.000-213.775.800 Penurunan disparitas harga bahan pokok antar provinsi Rata-rata rasio variasi harga provinsi dibandingan variasi harga nasional Peningkatan kinerja pelaku usaha di bidang distribusi komoditi yang diawasi 3 daerah 368.364.000-598.139.900 Pengamanan kelancaran distribusi komoditi bahan kebutuhan pokok hasil industri 6 daerah 231.725.000-299.767.050 35