keluaran ( output), hasil ( outcome), dan dampak ( impact) dari pelaksanaan rencana pembangunan.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "keluaran ( output), hasil ( outcome), dan dampak ( impact) dari pelaksanaan rencana pembangunan."

Transkripsi

1

2 LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN RI TRIWULAN I TAHUN 2014 BERDASARKAN PP NOMOR 39 TAHUN 2006 A. PENDAHULUAN Kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan rencana merupakan bagian dari fungsi manajemen, yang saling terkait dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Setiap pelaksanaan rencana tidak akan berjalan lancar jika tidak didasarkan kepada perencanaan yang baik. Sejalan dengan itu, dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas alokasi sumber daya, serta meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan program pembangunan, perlu dilakukan upaya pengendalian dan evaluasi terhadap pelaksanaan rencana pembangunan. Pemantauan dan pengawasan merupakan salah satu upaya pengendalian pelaksanaan rencana. Pengendalian dilakukan dengan maksud untuk dapat menjamin bahwa pelaksanaan rencana pembangunan sesuai dengan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, sedangkan kegiatan pengawasan dimaksudkan untuk mengamati perkembangan pelaksanaan rencana pembangunan seperti perkembangan realisasi penyerapan dana dan realisasi target keluaran ( output); mengidentifikasi serta mengantisipasi permasalahan yang timbul dan atau akan timbul untuk dapat diambil tindakan sedini mungkin. Hasil dari pemantauan disusun dalam bentuk laporan triwulanan untuk dilakukan tindak lanjut berupa kegiatan atau langkah-langkah operasional yang ditempuh berdasarkan pada hasil pelaksanaan kegiatan dan pengawasan untuk menjamin agar pelaksanaan kegiatan sesuai dengan acuan dan rencana yang telah ditetapkan seperti melakukan koreksi atas penyimpangan kegiatan, akselerasi atas keterlambatan pelaksanaan, ataupun klarifikasi atas ketidakjelasan pelaksanaan rencana. Dari hasil pemantauan dan pengawasan tersebut, dilakukan tahap evaluasi dengan maksud untuk menilai efisiensi, efektivitas, manfaat, dampak dan keberlanjutan dari suatu program. Selain itu, tahap evaluasi juga dilakukan untuk dapat mengetahui dengan pasti apakah pencapaian hasil, kemajuan dan kendala yang dijumpai dalam pelaksanaan rencana pembangunan dapat dinilai dan dipelajari untuk perbaikan pelaksanaan rencana pembangunan di masa yang akan datang. Fokus utama evaluasi diarahkan kepada 1

3 keluaran ( output), hasil ( outcome), dan dampak ( impact) dari pelaksanaan rencana pembangunan. Kegiatan evaluasi dapat dilakukan dalam 3 (tiga) tahap, yaitu: 1. Evaluasi pada tahap perencanaan, yaitu evaluasi dilakukan sebelum ditetapkan rencana pembangunan dengan tujuan untuk memilih dan menentukan skala prioritas dan berbagai alternatif serta kemungkinan cara mencapai tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya. 2. Evaluasi pada tahap pelaksanaan, yaitu evaluasi dilakukan pada saat pelaksanaan rencana pembangunan untuk menentukan tingkat kemajuan pelaksanaan atau progress report realisasi dibandingkan dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya. Evaluasi inilah yang dilakukan setiap triwulan. 3. Evaluasi pada tahap pasca pelaksanaan, yaitu evaluasi yang dilaksanakan setelah pelaksanaan rencana berakhir yang diarahkan untuk melihat apakah pencapaian program mampu mengatasi masalah pembangunan yang ingin dipecahkan. Evaluasi ini digunakan untuk menilai efisiensi (keluaran dan hasil yang dibandingkan masukan), efektifitas (hasil dan dampak terhadap sasaran) ataupun manfaat (dampak terhadap kebutuhan) dari suatu program. B. SASARAN INDIKATOR Dalam rangka reformasi birokrasi di bidang perencanaan dan penganggaran untuk RPJMN , maka dilakukan restrukturisasi program dan kegiatan dengan tujuan untuk meletakan prinsip dasar penerapan anggaran berbasis kinerja. Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan tahun 2014 menetapkan program, sasaran, indikator, dan keluaran sebagai berikut: Program : Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Kesehatan RI Sasaran : Meningkatnya Pengawasan dan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Kesehatan RI Indikator : Presentase unit kerja yang menerapkan administrasi yang akuntabel dengan target sebesar 75% 2

4 Indikator pencapaian tiap Inspektorat dan Sekretariat Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan adalah sebagai berikut : No UNIT KERJA INDIKATOR 1 Inspektorat I 1. Jumlah Satuan Kerja di lingkungan Ditjen Bina Upaya Kesehatan dan Setjen yang dievaluasi laporan kinerja dan keuangannya untuk memperoleh opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) 2. Persentase temuan laporan hasil pengawasan yang ditindaklanjuti TARGET Inspektorat II 1. Jumlah Satuan Kerja di lingkungan Ditjen Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak dan Itjen yang dievaluasi laporan kinerja dan keuangannya untuk memperoleh opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) 2. Persentase temuan laporan hasil pengawasan yang ditindaklanjuti Inspektorat III 1. Jumlah Satuan Kerja di lingkungan Ditjen PP & PL dan Balitbangkes yang dievaluasi laporan kinerja dan keuangannya untuk memperoleh opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) 2. Persentase temuan laporan hasil pengawasan yang ditindaklanjuti Inspektorat IV 1. Jumlah Satuan Kerja di lingkungan Ditjen Bina Kefarmasian dan Alkes dan Badan PPSDMK yang dievaluasi laporan kinerja dan keuangannya untuk memperoleh opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) 2. Persentase temuan laporan hasil pengawasan yang ditindaklanjuti Inspektorat Investigasi 1. Persentase pengusutan dan investigasi kasus-kasus yang berindikasi merugikan negara dan menghambat kelancaran tugas dan fungsi Kementerian Kesehatan 2. Jumlah NSPK tentang pemeriksaan investigasi yang ditetapkan Sekretariat 1. Persentase hasil pemutakhiran tindak lanjut hasil pengawasan Persentase unit kerja yang menerapkan SPIP Jumlah rancangan regulasi dan standar yang disusun 10 3

5 Untuk mencapai sasaran hasil maka pada triwulan I tahun 2014 ini dilakukan kegiatan yang meliputi pengawasan dan pembinaan pelaksanaan kebijakan dari setiap satuan kerja pada unit binaan. Pencapaian sasaran khususnya meliputi cakupan wilayah di Inspektorat I, II, III, IV dan Inspektorat Investigasi serta Sekretariat Inspektorat Jenderal. Keluaran : Adapun keluaran dari pencapaian sasaran di lingkungan Inspektorat Jenderal adalah sebagai berikut : Inspektorat I : Meningkatnya pengawasan dan pembinaan pelaksanaan kebijakan Ditjen Bina Upaya Kesehatan dan Sekretariat Jenderal Inspektorat II : Meningkatnya pengawasan dan pembinaan pelaksanaan kebijakan Ditjen Bina Gizi dan KIA serta Inspektorat Jenderal Inspektorat III : Meningkatnya pengawasan dan pembinaan pelaksanaan kebijakan Ditjen PP&PL dan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Inspektorat IV : Meningkatnya pengawasan dan pembinaan pelaksanaan kebijakan Ditjen Binfar & Alkes dan Badan PPSDM Kesehatan Inspektorat Investigasi : Meningkatnya pengusutan dan investigasi kasus-kasus yang berindikasi merugikan negara dan menghambat kelancaran tugas dan fungsi Kementerian Kesehatan Sekretariat : Meningkatnya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya pada Program Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Kesehatan C. RUANG LINGKUP Ruang lingkup Laporan Pelaksanaan Pengendalian dan Evaluasi ini meliputi perkembangan realisasi penyerapan dana/keuangan dan pencapaian keluaran/fisik (output) dibandingkan dengan sasaran/target yang telah ditetapkan sampai dengan triwulan I Tahun Penyajian pencapaian sasaran dan target keuangan maupun fisik disajikan dalam bentuk tertimbang. 4

6 D. PENGUKURAN KINERJA TAHUN 2014 Berdasarkan Permenkes No.1144 tahun 2010 Inspektorat Jenderal mempunyai tugas melaksanakan pengawasan intern di lingkungan Kementerian Kesehatan. Dalam melaksanakan tugas, Inspektorat Jenderal menyelenggarakan fungsi menyiapkan perumusan kebijakan pengawasan intern di lingkungan Kementerian Kesehatan; melaksanakan pengawasan intern di lingkungan Kementerian Kesehatan terhadap kinerja dan keuangan melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya; melaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan Menteri Kesehatan; menyusun laporan hasil pengawasan di lingkungan Kementerian Kesehatan; dan melaksanakan administrasi Inspektorat Jenderal. 1. Inspektorat I Inspektorat I mempunyai tugas melaksanakan pengawasan intern terhadap kinerja dan keuangan melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan penyusunan laporan hasil pengawasan lingkup Sekretariat Jenderal dan Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan. Tahun 2014 Inspektorat I menerima alokasi anggaran sebesar Rp ,- digunakan untuk pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang terdiri dari: a. Laporan Pengawasan dan Pembinaan Pelaksanaan Kebijakan Ditjen BUK dan Setjen yang terdiri dari Penyelenggaraan Pemeriksaan, Joint Audit dengan Aparat Pengawas Intern Pemerintah, dan Audit Pelayanan Kesehatan Haji. Keluaran dari kegiatan-kegiatan ini adalah laporan dengan alokasi anggaran sebesar Rp ,-. b. Laporan Pemantauan dan Pemutakhiran Data Tindak Lanjut Hasil Pengawasan berupa Percepatan Penyelesaian Tindak Lanjut Hasil Audit. Keluaran yang dihasilkan adalah Laporan Hasil Monitoring (LHM) dengan alokasi anggaran sebesar Rp ,-. c. Laporan Pemeriksaan Reviu dan Evaluasi Kinerja Menuju WTP berupa Pendampingan Laporan Keuangan Kemenkes Menuju WTP. Keluaran yang dihasilkan berupa laporan dengan alokasi anggaran sebesar Rp ,-. d. Laporan Hasil Audit Inspektorat I. Keluaran yang dihasilkan berupa laporan hasil audit dengan alokasi sebesar Rp ,-. 5

7 2. Inspektorat II Inspektorat II mempunyai tugas melaksanakan pengawasan intern terhadap kinerja dan keuangan melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan penyusunan laporan hasil pengawasan lingkup Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak serta Inspektorat Jenderal. Tahun 2014 Inspektorat II menerima alokasi anggaran sebesar Rp ,- yang digunakan untuk melaksanaan kegiatan-kegiatan, yaitu: a. Laporan Pengawasan dan Pembinaan Pelaksanaan Kebijakan Ditjen Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak dan Inspektorat Jenderal yang terdiri dari Penyelenggaraan Pemeriksaan dan Joint Audit dengan Aparat Pengawas Intern Pemerintah. Keluaran dari kegiatan-kegiatan ini adalah laporan dengan alokasi anggaran sebesar Rp ,-. b. Laporan Pemantauan dan Pemutakhiran Data Tindak Lanjut Hasil Pengawasan berupa Percepatan Penyelesaian Tindak Lanjut Hasil Audit. Keluaran yang dihasilkan adalah Laporan Hasil Monitoring (LHM) dengan alokasi anggaran sebesar Rp ,-. c. Laporan Pemeriksaan Reviu dan Evaluasi Kinerja Menuju WTP berupa Pendampingan Laporan Keuangan Kemenkes Menuju WTP. Keluaran yang dihasilkan berupa laporan dengan alokasi anggaran sebesar Rp ,-. d. Laporan Hasil Audit Inspektorat II. Keluaran yang dihasilkan berupa laporan hasil audit dengan alokasi sebesar Rp ,-. 3. Inspektorat III Inspektorat III mempunyai tugas melaksanakan pengawasan intern terhadap kinerja dan keuangan melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan penyusunan laporan hasil pengawasan lingkup Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan dan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Tahun 2014 Inspektorat III menerima alokasi anggaran sebesar Rp ,- yang digunakan untuk melaksanaan kegiatan-kegiatan sebagai berikut: a. Laporan Pengawasan dan Pembinaan Pelaksanaan Kebijakan Ditjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan dan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan yang terdiri dari Penyelenggaraan Pemeriksaan dan Joint Audit dengan 6

8 Aparat Pengawas Intern Pemerintah. Keluaran dari kegiatan-kegiatan ini adalah laporan dengan alokasi anggaran sebesar Rp ,-. b. Laporan Pemantauan dan Pemutakhiran Data Tindak Lanjut Hasil Pengawasan berupa Percepatan Penyelesaian Tindak Lanjut Hasil Audit. Keluaran yang dihasilkan berupa Laporan Hasil Monitoring (LHM) dengan alokasi anggaran sebesar Rp ,-. c. Laporan Pemeriksaan Reviu dan Evaluasi Kinerja Menuju WTP berupa Pendampingan Laporan Keuangan Kemenkes Menuju WTP. Keluaran yang dihasilkan berupa laporan dengan alokasi anggaran sebesar Rp ,-. d. Laporan Hasil Audit Inspektorat III. Keluaran yang dihasilkan berupa laporan hasil audit dengan alokasi anggaran sebesar Rp ,-. 4. Inspektorat IV Tugas Inspektorat IV adalah melaksanakan pengawasan lingkup Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan dan Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan. Pada tahun 2014 Inspektorat IV menerima alokasi anggaran sebesar Rp ,- yang digunakan untuk pelaksanaan kegiatan-kegiatan sebagai berikut: a. Laporan Pengawasan dan Pembinaan Pelaksanaan Kebijakan Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan dan Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan yang terdiri dari Penyelenggaraan Pemeriksaan dan Joint Audit dengan Aparat Pengawas Intern Pemerintah. Keluaran dari kegiatan-kegiatan ini adalah laporan dengan alokasi anggaran sebesar Rp ,-. b. Laporan Pemantauan dan Pemutakhiran Data Tindak Lanjut Hasil Pengawasan berupa Percepatan Penyelesaian Tindak Lanjut Hasil Audit. Keluaran yang dihasilkan adalah Laporan Hasil Monitoring (LHM) dengan alokasi anggaran sebesar Rp ,-. c. Laporan Pemeriksaan Reviu dan Evaluasi Kinerja Menuju WTP berupa Pendampingan Laporan Keuangan Kemenkes Menuju WTP. Keluaran yang dihasilkan berupa laporan dengan alokasi anggaran sebesar Rp ,-. d. Laporan Hasil Audit Inspektorat IV. Keluaran yang dihasilkan berupa laporan hasil audit dengan alokasi sebesar Rp ,-.Sa sini 7

9 5. Inspektorat Investigasi Tugas Inspektorat Investigasi adalah melaksanakan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan Menteri Kesehatan. Tahun 2014 Inspektorat Investigasi menerima alokasi anggaran sebesar Rp ,- yang digunakan untuk pelaksanaan kegiatan-kegiatan sebagai berikut: a. Laporan hasil klarifikasi/audit Dengan Tujuan Tertentu/Audit Investigasi yang terdiri dari Pemeriksaan (Audit) Investigasi, Pembinaan, Konsolidasi, Koordinasi dan Konsultasi Pengawasan serta Klarifikasi dan Koordinasi Penanganan Pengaduan Masyarakat Lintas Sektor. Keluaran dari kegiatan-kegiatan ini adalah laporan dengan alokasi anggaran sebesar Rp ,-. b. Pedoman Pemeriksaan Investigasi dengan keluaran adalah pedoman pengawasan. Alokasi anggaran yang disediakan sebesar Rp ,- c. Laporan koordinasi penanganan pengaduan masyarakat lintas program/lintas program dengan alokasi anggaran sebesar Rp ,- dan keluaran yang dihasilkan adalah Laporan Hasil Koordinasi. 6. Sekretariat Inspektorat Jenderal Sekretariat Inspektorat Jenderal mempunyai tugas melaksanakan pelayanan teknis dan administratif kepada semua unsur di lingkungan Inspektorat Jenderal. Pada tahun 2014 Sekretariat Inspektorat Jenderal menerima alokasi anggaran sebesar Rp ,- yang digunakan untuk pelaksanaan kegiatan-kegiatan sebagai berikut : a. Dokumen Perencanaan dan Pengelolaan Anggaran yakni perencanaan dan pengelolaan anggaran dengan keluaran berupa dokumen. Alokasi anggaran sebesar Rp ,-. b. Jumlah SDM yang terlatih yang terdiri dari peningkatan SDM pengawasan dan manajemen, peningkatan kapasitas SDM mengenai pembelajaran organisasi Itjen, recruitment SDM pengawasan, dan penyelenggaraan fit & proper test. Keluaran yang dihasilkan berupa laporan dengan alokasi anggaran sebesar Rp ,-. c. Dokumen Laporan Lingkup Inspektorat Jenderal diantaranya pembinaan administrasi kepegawaian; penelitian, klasifikasi, registrasi, dan penerapan sistem kearsipan; pengembangan Sistem Informasi Manajemen; penyusunan dan pengolahan data; penyusunan program dan rencana kerja pengawasan; rapat-rapat kerja dan 8

10 koordinasi; pembinaan dan evaluasi tindak lanjut hasil pengawasan; evaluasi/laporan kegiatan; sosialisasi penguatan teknis dan manajemen Itjen Kemenkes; penyusunan standar/prosedur; penguatan pengawasan akuntabilitas aparatur; penyusunan profil pengawasan Itjen; penyusunan bahan publikasi; konsultasi, konsolidasi, koordinasi, informasi dan edukasi pengawasan; peningkatan peran APIP dalam rangka manajemen risiko; pembinaan jabatan fungsional; penilaian angka kreditor; penyusunan Standar Biaya Keluaran 2015; percepatan pelaksanaan program pencegahan & pemberantasan korupsi; persiapan dan pelaksanaan penerapan Zona Integritas dan WBK; pendampingan penerapan SPIP; pembinaan PMPRB Kemenkes; dan penyusunan Kebijakan Pengawasan Keluaran dari kegiatan tersebut berupa dokumen dengan alokasi anggaran sebesar Rp ,-. d. Layanan Perkantoran yang terdiri dari pembayaran gaji dan tunjangan serta penyelenggaraan operasional dan pemeliharaan perkantoran. Keluaran yang dihasilkan berupa layanan per 12 bulan dengan alokasi anggaran sebesar Rp ,-. e. Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi dengan alokasi anggaran sebesar Rp ,- f. Peralatan dan Fasilitas Perkantoran dengan alokasi anggaran sebesar Rp ,-. E. SASARAN DAN REALISASI KINERJA Sasaran, indikator, dan realisasi yang dilaksanakan pada tiap-tiap unit Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan mengarah pada satu program yaitu Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Kesehatan. Keluaran dari program tersebut adalah Meningkatnya Pengawasan dan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Kesehatan. Pada triwulan I, target anggaran yang ditentukan sebesar alokasi anggaran yang tersedia untuk masing-masing kegiatan.. Adapun kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dalam upaya penerapan program tersebut di setiap unit Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan dapat dilihat sebagai berikut: 1. Inspektorat I a. Laporan Pengawasan dan Pembinaan Pelaksanaan Kebijakan Ditjen Bina Upaya Kesehatan dan Sekretariat Jenderal 9

11 sebesar Rp ,- dengan target fisik sebanyak 19 laporan dalam satu Rp ,- (1,75%), sedangkan realisasi fisik sebanyak 1 laporan (5,26%). b. Laporan Pemantauan dan Pemutakhiran Data Tindak Lanjut Hasil Pengawasan sebesar Rp ,- dengan target fisik sebanyak 8 laporan dalam satu Rp.0,- (0%), sedangkan realisasi fisik sebanyak 0 laporan (0%). c. Laporan Pemeriksaan Reviu dan Evaluasi Kinerja Menuju WTP sebesar Rp ,- dengan target fisik sebanyak 150 laporan dalam satu Rp ,- (3,10%), sedangkan realisasi fisik sebanyak 58 laporan (38,67%). d. Laporan Hasil Audit Inspektorat I sebesar Rp ,- dengan target fisik sebanyak 42 laporan dalam satu Rp ,- (7,67%), sedangkan realisasi fisik sebanyak 6 laporan (14,29%). 2. Inspektorat II a. Laporan Pengawasan dan Pembinaan Pelaksanaan Kebijakan Ditjen Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak dan Inspektorat Jenderal sebesar Rp ,- dengan target fisik sebanyak 19 laporan dalam satu Rp ,- (2,76%), sedangkan realisasi fisik sebanyak 2 laporan (10,53%). b. Laporan Pemantauan dan Pemutakhiran Data Tindak Lanjut Hasil Pengawasan sebesar Rp ,- dengan target fisik sebanyak 8 laporan dalam satu Rp.0,- (0%), sedangkan realisasi fisik sebanyak 0 laporan (0%). 10

12 c. Laporan Pemeriksaan Reviu dan Evaluasi Kinerja Menuju WTP sebesar Rp ,- dengan target fisik sebanyak 82 laporan dalam satu Rp ,- (1,76%), sedangkan realisasi fisik sebanyak 7 laporan (8,54%). d. Laporan Hasil Audit Inspektorat II sebesar Rp ,- dengan target fisik sebanyak 28 laporan dalam satu Rp ,- (12,13%), sedangkan realisasi fisik sebanyak 5 laporan (17,86%). 3. Inspektorat III a. Laporan Pengawasan dan Pembinaan Pelaksanaan Kebijakan Ditjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan dan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan sebesar Rp ,- dengan target fisik sebanyak 18 laporan dalam satu Rp ,- (2,92%), sedangkan realisasi fisik sebanyak 4 laporan (22,22%). b. Laporan Pemantauan dan Pemutakhiran Data Tindak Lanjut Hasil Pengawasan sebesar Rp ,- dengan target fisik sebanyak 8 laporan dalam satu Rp.0,- (0%), sedangkan realisasi fisik sebanyak 0 laporan (0%). c. Laporan Pemeriksaan Reviu dan Evaluasi Kinerja Menuju WTP sebesar Rp ,- dengan target fisik sebanyak 112 laporan dalam satu Rp ,- (1,76%), sedangkan realisasi fisik sebanyak 10 laporan (8,93%). d. Laporan Hasil Audit Inspektorat III sebesar Rp ,- dengan target fisik sebanyak 42 laporan dalam satu Rp ,- (9,19%), sedangkan realisasi fisik sebanyak 6 laporan (14,29%). 11

13 4. Inspektorat IV a. Laporan Pengawasan dan Pembinaan Pelaksanaan Kebijakan Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan dan Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan sebesar Rp ,- dengan target fisik sebanyak 18 laporan dalam satu Rp ,- (3,77%), sedangkan realisasi fisik sebanyak 3 laporan (16,67%). b. Laporan Pemantauan dan Pemutakhiran Data Tindak Lanjut Hasil Pengawasan sebesar Rp ,- dengan target fisik sebanyak 8 laporan dalam satu Rp.0,- (0%), sedangkan realisasi fisik sebanyak 0 laporan (0%). c. Laporan Pemeriksaan Reviu dan Evaluasi Kinerja Menuju WTP sebesar Rp ,- dengan target fisik sebanyak 144 laporan dalam satu Rp ,- (1,62%), sedangkan realisasi fisik sebanyak 7 laporan (4,86%). d. Laporan Hasil Audit Inspektorat IV sebesar Rp ,- dengan target fisik sebanyak 42 laporan dalam satu Rp ,- (9,00%), sedangkan realisasi fisik sebanyak 6 laporan (14,29%). 5. Inspektorat Investigasi a. Laporan Hasil Klarifikasi / Audit dengan Tujuan Tertentu / Audit Investigasi sebesar Rp ,- dengan target fisik sebanyak 76 laporan dalam satu Rp ,- (10,31%), sedangkan realisasi fisik sebanyak 16 laporan (21,05%). 12

14 b. Pedoman Pemeriksaan Investigasi sebesar Rp ,- dengan target fisik sebanyak 2 dokumen dalam satu Rp ,- (7,74%), sedangkan realisasi fisik sebanyak 1 dokumen (50%). c. Laporan Koordinasi Penanganan Pengaduan Masyarakat Lintas Program sebesar Rp ,- dengan target fisik sebanyak 12 laporan dalam satu Rp ,- (0,42%), sedangkan realisasi fisik sebanyak 1 laporan (8,33%). 6. Sekretariat Inspektorat Jenderal a. Dokumen Perencanaan dan Pengelolaan Anggaran sebesar Rp ,- dengan target dokumen sebanyak 39 dokumen dalam satu Rp.0,- (0%), sedangkan realisasi fisik sebanyak 0 dokumen (0%). b. Jumlah SDM yang Terlatih sebesar Rp ,- dengan target laporan sebanyak 32 laporan dalam satu Rp ,- (0,81%), sedangkan realisasi fisik sebanyak 1 laporan (3,13%). c. Dokumen Laporan Lingkup Inspektorat Jenderal sebesar Rp ,- dengan target dokumen sebanyak 123 dokumen dalam satu tahun. Realisasi penyerapan anggaran sampai dengan triwulan I sebesar Rp ,- (9,58%), sedangkan realisasi fisik sebanyak 13 dokumen (10,57%). d. Layanan Perkantoran sebesar Rp ,- dengan target layanan sebanyak 12 bulan. Realisasi penyerapan anggaran sampai dengan triwulan I sebesar Rp ,- (16,89%), sedangkan realisasi fisik sebanyak 3 bulan layanan (25%). 13

15 e. Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi sebesar Rp ,- dengan target penyediaan sebanyak 97 unit. Realisasi penyerapan anggaran sampai dengan triwulan I sebesar Rp.0,- (0%), sedangkan realisasi fisik sebanyak 0 unit (0%). f. Perangkat dan Fasilitas Perkantoran sebesar Rp ,- dengan target perangkat dan fasilitas perkantoran sebanyak 31 unit. Realisasi penyerapan anggaran sampai dengan triwulan I sebesar Rp.0,- (0%), sedangkan realisasi fisik sebanyak 0 unit (0%). F. KESIMPULAN Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa dari alokasi anggaran Inspektorat Jenderal sebesar Rp ,- (100%), sampai dengan triwulan I telah direalisasikan sebesar Rp ,- (8,01%). Adapun capaian realisasi keuangan dan fisik dari masing-masing Inspektorat dan Sekretariat adalah sebagai berikut: 1. Inspektorat I Dari alokasi anggaran yang tersedia sebesar Rp ,- (100%) telah direalisasikan sampai dengan triwulan I sebesar Rp ,- (4,16%), sedangkan target fisik kegiatan telah direalisasikan sebesar 29,68%. 2. Inspektorat II Dari alokasi anggaran yang tersedia sebesar Rp ,- (100%) telah direalisasikan sampai dengan triwulan I sebesar Rp ,- (5,52%), sedangkan target fisik kegiatan telah direalisasikan sebesar 10,22%. 3. Inspektorat III Dari alokasi anggaran yang tersedia sebesar Rp ,- (100%), telah direalisasikan sampai dengan triwulan I sebesar Rp ,- (5,14%), sedangkan target fisik kegiatan telah direalisasikan sebesar 11,11%. 14

16 4. Inspektorat IV Dari alokasi anggaran yang tersedia sebesar Rp ,- (100%), telah direalisasikan sampai dengan triwulan I sebesar Rp ,- (5,05%), sedangkan target fisik kegiatan telah direalisasikan sebesar 7,55%. 5. Inspektorat Investigasi Dari alokasi anggaran yang tersedia sebesar Rp ,- (100%), telah direalisasikan sampai dengan triwulan I sebesar Rp ,- (8,94%), sedangkan target fisik kegiatan telah direalisasikan sebesar 20,00 %. 6. Sekretariat Inspektorat Jenderal Dari alokasi anggaran yang tersedia sebesar Rp ,- (100%), telah direalisasikan sampai dengan triwulan I sebesar Rp ,- (11,37%), sedangkan target fisik kegiatan telah direalisasikan sebesar 5,09%. Demikian laporan ini kami sajikan dengan harapan dapat dipergunakan oleh pihak-pihak terkait. Jakarta, Mei 2014 Kepala Bagian Program dan Informasi, Dede Mulyadi, SKM, M.Kes NIP

17

18

B. SUMBER PENDANAAN (03) PROGRAM PENGAWASAN DAN PENINGKATAN AKUNTABILITAS APARATUR KEMENTERIAN KESEHATAN. (Juta Rupiah)

B. SUMBER PENDANAAN (03) PROGRAM PENGAWASAN DAN PENINGKATAN AKUNTABILITAS APARATUR KEMENTERIAN KESEHATAN. (Juta Rupiah) (Juta ) () 2052 Pengawasan dan Pembinaan Upaya Kesehatan dan Setjen 2052.0 Meningkatnya Pengawasan dan Ditjen Bina Upaya Kesehatan dan Setjen 2052.0.00 203 Persentase (%) Temuan Laporan Hasil Pengawasan

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK SURAT PENGESAHAN NOMOR SP DIPA-.02-0/AG/2014 DS 0100-0974-8400-1003 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. UU No. 23 Tahun

Lebih terperinci

Ringkasan eksekutif sasaran strategis

Ringkasan eksekutif sasaran strategis Ringkasan eksekutif Inspektorat Jenderal sebagai Aparat Pengawas Internal Pemerintah bertanggung jawab untuk terus mengawal perjalanan Reformasi Birokrasi di Kementerian Kesehatan serta mendorong tercapainya

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB I ANALISIS SITUASI AWAL TAHUN... 1 A. HAMBATAN TAHUN LALU.. 1 B. KELEMBAGAAN... 2 C. SUMBER DAYA... 8

DAFTAR ISI BAB I ANALISIS SITUASI AWAL TAHUN... 1 A. HAMBATAN TAHUN LALU.. 1 B. KELEMBAGAAN... 2 C. SUMBER DAYA... 8 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR Halaman DAFTAR ISI BAB I ANALISIS SITUASI AWAL TAHUN..... 1 A. HAMBATAN TAHUN LALU.. 1 B. KELEMBAGAAN... 2 C. SUMBER DAYA... 8 BAB II TUJUAN DAN SASARAN KERJA.. 22 A. DASAR HUKUM

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF Persentase Satuan Kerja yang memiliki temuan kerugian Negara 1% sebesar 100%.

RINGKASAN EKSEKUTIF Persentase Satuan Kerja yang memiliki temuan kerugian Negara 1% sebesar 100%. RINGKASAN EKSEKUTIF Sebagai salah satu unsur penyelenggara negara, Inspektorat Jenderal mempunyai kewajiban untuk membuat Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) yang mengacu pada Instruksi

Lebih terperinci

INSPEKTORAT IV INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN

INSPEKTORAT IV INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN INSPEKTORAT IV INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN BAB I PENDAHULUAN A. UMUM Memasuki awal tahun 2016 sesuai dengan Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) Inspektorat IV melakukan kegiatan yang

Lebih terperinci

HASIL PENGAWASAN PROGRAM KEFARMASIAN DAN ALKES INSPEKTUR JENDERAL INSPEKTORAT JENDERAL KEMENKES RI

HASIL PENGAWASAN PROGRAM KEFARMASIAN DAN ALKES INSPEKTUR JENDERAL INSPEKTORAT JENDERAL KEMENKES RI HASIL PENGAWASAN PROGRAM KEFARMASIAN DAN ALKES INSPEKTUR JENDERAL INSPEKTORAT JENDERAL KEMENKES RI PERUBAHAN PARADIGMA PENGAWASAN W A T C H D O G COUNSELLING PARTNER QUALITY ASURANCE 1. Pendekatan birokrasi

Lebih terperinci

BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015

BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015 BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015 Jl. Angkasa I No. 2 Kemayoran, Jakarta 10720 Phone : (62 21) 65866230, 65866231, Fax : (62

Lebih terperinci

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja adalah kewajiban untuk menjawab dari perorangan, badan hukum atau pimpinan kolektif secara transparan mengenai keberhasilan atau kegagalan dalam melaksanakan

Lebih terperinci

LAPORAN TAHUNAN INSPEKTORAT II KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2016

LAPORAN TAHUNAN INSPEKTORAT II KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2016 LAPORAN TAHUNAN INSPEKTORAT II KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN A. UMUM Pengawasan intern pemerintah merupakan fungsi manajemen yang penting dalam penyelenggaraan pemerintah. Melalui

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015 RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 215 A. KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA : B. UNIT ORGANISASI : (15) KEMENTERIAN

Lebih terperinci

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN INTERNAL

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN INTERNAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN INTERNAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SEKRETARIS

Lebih terperinci

2 Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 1999, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-UndangNomor 17 Tahun 2003 tentang Keuan

2 Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 1999, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-UndangNomor 17 Tahun 2003 tentang Keuan BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.255, 2015 KEMENKES. Inspektorat Jenderal. Pengawasan. Kebijakan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG KEBIJAKAN PENGAWASAN

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENGAWASAN INSPEKTORAT JENDERAL KEMDIKBUD TAHUN 2012

KEBIJAKAN PENGAWASAN INSPEKTORAT JENDERAL KEMDIKBUD TAHUN 2012 KEBIJAKAN PENGAWASAN INSPEKTORAT JENDERAL KEMDIKBUD TAHUN 2012 1 VISI ITJEN Terwujudnya Pengawasan yang Berkualitas terhadap Layanan Pendidikan MISI ITJEN Melaksanakan tata kelola yang handal dalam layanan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1136, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKES. Pengawasan Itjen. Kebijakan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2016 TENTANG KEBIJAKAN PENGAWASAN INSPEKTORAT JENDERAL

Lebih terperinci

BUPATI MAROS PROVINSI SULAWASI SELATAN PERATURAN BUPATI MAROS NOMOR: 08 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI MAROS PROVINSI SULAWASI SELATAN PERATURAN BUPATI MAROS NOMOR: 08 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI MAROS PROVINSI SULAWASI SELATAN PERATURAN BUPATI MAROS NOMOR: 08 TAHUN 2016 TENTANG KEBIJAKAN PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PEMERINTAH KABUPATEN MAROS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

G U B E R N U R SUMATERA BARAT

G U B E R N U R SUMATERA BARAT c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, maka perlu menetapkan Peraturan Gubernur tentang Kebijakan Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun 2016;

Lebih terperinci

DUKUNGAN PERAN INSPEKTORAT JENDERAL DALAM PENINGKATAN KUALITAS PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT

DUKUNGAN PERAN INSPEKTORAT JENDERAL DALAM PENINGKATAN KUALITAS PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT DUKUNGAN PERAN INSPEKTORAT JENDERAL DALAM PENINGKATAN KUALITAS PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT Oleh: Drs. Purwadi, Apt., MM., ME Inspektur Jenderal Kementerian Kesehatan Disampaikan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Pengawasan Intern pemerintah merupakan unsur manajemen yang penting dalam rangka mewujudkan kepemerintahan yang baik. Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) sebagai pelaksana pengawasan

Lebih terperinci

Dalam upaya memberi pertanggungjawaban terhadap tingkat

Dalam upaya memberi pertanggungjawaban terhadap tingkat B A B I I I A K U N T A B I L I T A S K I N E R J A Dalam upaya memberi pertanggungjawaban terhadap tingkat pencapaian kinerja, berdasarkan visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis, yang kemudian dijabarkan

Lebih terperinci

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG KEBIJAKAN PENGAWASAN ATAS PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH TAHUN 2016

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG KEBIJAKAN PENGAWASAN ATAS PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH TAHUN 2016 BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG KEBIJAKAN PENGAWASAN ATAS PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLORA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2018 Plt. Inspektur Jenderal. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2018 Plt. Inspektur Jenderal. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan ridho-nya kami dapat menyelesaikan Laporan Kinerja (LKj) Inspektorat Jenderal tahun 2017 sebagai salah

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2016 TENTANG KEBIJAKAN PENGAWASAN INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2016 TENTANG KEBIJAKAN PENGAWASAN INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2016 TENTANG KEBIJAKAN PENGAWASAN INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

- 1 - WALIKOTA GORONTALO,

- 1 - WALIKOTA GORONTALO, - 1 - PROVINSI GORONTALO KEPUTUSAN WALIKOTA GORONTALO NOMOR : / / / 2015 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN TAHUNAN (PKPT) INSPEKTORAT KOTA GORONTALO TAHUN 2016 WALIKOTA GORONTALO, Menimbang : a. bahwa Program

Lebih terperinci

2017, No Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); M

2017, No Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); M No.73, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PEMERINTAH DAERAH. Penyelenggaraan. Pembinaan. Pengawasan. Pencabutan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6041) PERATURAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Kondisi Saat Ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Kondisi Saat Ini BAB I PENDAHULUAN A. Kondisi Saat Ini telah melaksanakan program reformasi birokrasi pada periode 2005-2009. Sampai saat ini program reformasi birokrasi masih terus berlanjut, dan telah memberikan manfaat

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKUNTABILITAS KINERJA PROGRAM PUSAT DAN DAERAH DALAM MEMPERTAHANKAN OPINI WTP KEMENTERIAN KESEHATAN

PENINGKATAN AKUNTABILITAS KINERJA PROGRAM PUSAT DAN DAERAH DALAM MEMPERTAHANKAN OPINI WTP KEMENTERIAN KESEHATAN PENINGKATAN AKUNTABILITAS KINERJA PROGRAM PUSAT DAN DAERAH DALAM MEMPERTAHANKAN OPINI WTP KEMENTERIAN KESEHATAN OLEH: Drs. Purwadi, Apt., MM., ME INSPEKTUR JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN Disampaikan pada

Lebih terperinci

2016, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang

2016, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang No.1494, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAG. Pengawasan Internal. Pencabutan. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG PENGAWASAN INTERNAL PADA KEMENTERIAN AGAMA

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN WALIKOTA SAMARINDA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN WALIKOTA SAMARINDA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DENGAN RAHMAT YANG MAHA ESA WALIKOTA SAMARINDA,

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 59 2017 SERI : E PERATURAN WALI KOTA BEKASI NOMOR 59 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALI KOTA BEKASI NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, motivasi penelitian, kontribusi penelitian,

BAB I PENDAHULUAN. pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, motivasi penelitian, kontribusi penelitian, BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan menguraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, motivasi penelitian, kontribusi penelitian, dan proses penelitian. 1.1 Latar

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK NOMOR SP DIPA-15.2-/215 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara.

Lebih terperinci

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah KATA PENGANTAR

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Rencana Kerja (Renja) adalah dokumen perencanaan tahunan yang merupakan penjabaran dari Rencana Strategis (Renstra) serta disusun mengacu pada Rencana Kerja Pemerintah (RKP). Rencana Kerja

Lebih terperinci

2017, No Tahun 2002 Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4169); 2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian N

2017, No Tahun 2002 Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4169); 2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian N No.87,2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMHAN. Pengaduan Publik. Pengelolaan. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN PENGADUAN PUBLIK DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

2 Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 2. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tanggal 3 Novembe

2 Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 2. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tanggal 3 Novembe BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1725,2014 KEMEN ESDM. Organisasi. Tata Kerja. Perubahan. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN KEDUA

Lebih terperinci

URAIAN KEGIATAN DAN PELAPORAN PENGAWASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH TAHUN 2013

URAIAN KEGIATAN DAN PELAPORAN PENGAWASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH TAHUN 2013 2012, No.1059 6 LAMPIRAN: PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2012 TENTANG KEBIJAKAN PENGAWASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

Lebih terperinci

TUGAS DAN FUNGSI INSPEKTORAT DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

TUGAS DAN FUNGSI INSPEKTORAT DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT LAMPIRAN II : PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA INSPEKTORAT DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TUGAS DAN

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa kesejahteraan

Lebih terperinci

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG a BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG KEBIJAKAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa kesejahteraan

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR, GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG KEBIJAKAN PEMBINAAN DAN PENGAWASAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2016 GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang

Lebih terperinci

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt cüéä Çá ]tãt UtÜtà

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt cüéä Çá ]tãt UtÜtà - 1 - jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt cüéä Çá ]tãt UtÜtà PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 25 TAHUN 2015 TENTANG KEBIJAKAN PENGAWASAN ATAS PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Akuntabilitas Kinerja Inspektorat Jenderal Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Akuntabilitas Kinerja Inspektorat Jenderal Tahun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai salah satu fungsi manajemen, mekanisme pengawasan di dalam suatu organisasi mutlak diperlukan. Pelaksanaan suatu rencana atau program tanpa diiringi dengan suatu

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya tuntutan masyarakat atas terwujudnya good governance di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya tuntutan masyarakat atas terwujudnya good governance di Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Meningkatnya tuntutan masyarakat atas terwujudnya good governance di Indonesia berimplikasi pada akuntabilitas dan transparansi sistem pengelolaan keuangan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG I N S P E K T O R A T Jalan Mayor Widagdo No. 2 Telepon (0253) PANDEGLANG PIAGAM AUDIT INTERN

PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG I N S P E K T O R A T Jalan Mayor Widagdo No. 2 Telepon (0253) PANDEGLANG PIAGAM AUDIT INTERN PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG I N S P E K T O R A T Jalan Mayor Widagdo No. 2 Telepon (0253) 201168 PANDEGLANG 42212 PIAGAM AUDIT INTERN 1. Audit intern adalah kegiatan yang independen dan obyektif dalam

Lebih terperinci

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotis

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotis BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.88. 2016 KEMENLH-KEHUTANAN. Pengawasan Intern. Penyelenggaraan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.83/MENLHK-SETJEN/2015

Lebih terperinci

INSPEKTORAT KOTA BANDUNG KATA PENGANTAR

INSPEKTORAT KOTA BANDUNG KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Kasih sayang-nya sehingga Laporan Inspektorat Kota Bandung Tahun 2015 ini dapat tersusun Laporan ini merupakan

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 96, 2006 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4663) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan kepemerintahan yang baik (good governance), terutama melalui

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan kepemerintahan yang baik (good governance), terutama melalui BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejalan dengan tuntutan reformasi birokrasi, pemerintah berusaha mewujudkan kepemerintahan yang baik (good governance), terutama melalui penerapan prinsip akuntabilitas,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanggungjawaban rencana strategis kepada masyarakat dapat dilihat dari dua jalur utama, yaitu jalur pertanggungjawaban keuangan dan jalur pertanggungjawaban kinerja.

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, SALINAN NOMOR 32/E, 2010 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 44 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN, SISTEM DAN PROSEDUR PENGAWASAN DALAM PENERAPAN STANDAR AUDIT DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA MALANG DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA INSPEKTORAT 2015 SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA LAPORAN KINERJA INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2014 Nomor : LAP-3/IPT/2/2015 Tanggal :

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2012 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2012 TENTANG SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2012 TENTANG KEBIJAKAN PENGAWASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DAN PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2015

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2015 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2015 INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2016. KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat Jenderal

Lebih terperinci

Rencana Aksi Kegiatan

Rencana Aksi Kegiatan Rencana Aksi Kegiatan 2015-2019 DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN TUGAS TEKNIS LAINNYA PADA PROGRAM KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI 1.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi Pelayanan SKPD Dalam proses penyelenggaraan pemerintahan sampai sekarang ini

Lebih terperinci

BAB IV PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB IV PROGRAM DAN KEGIATAN BAB IV PROGRAM DAN KEGIATAN A. Program Program adalah kumpulan kegiatan-kegiatan nyata, sistematis dan terpadu dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Keberhasilan dalam pencapaian

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG KEBIJAKAN PEMBINAAN DAN PENGAWASAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2015 GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI SUMBAWAA BARAT NOMOR 39 TAHUN 2017 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2017

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2017 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2017 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2018 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Tahun

Lebih terperinci

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian SS Indikator Target 2015 Realisasi s/d Juni 2015 (a) (b) (c) (d) (e)=(d)/(c/2) (f) Terwujudnya sinkronisasi dan koordinasi kebijakan perekonomian Presentase

Lebih terperinci

LAP-86/PW14/6/17 3 APRIL 2017 PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN BARAT

LAP-86/PW14/6/17 3 APRIL 2017 PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN BARAT LAP-86/PW14/6/17 3 APRIL 2017 PERWAKILAN BPKP KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Allah SWT, atas rahmat dan karunia-nya, penyusunan Rencana Kinerja (Renja) Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun

Lebih terperinci

EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN 2015 s.d 2017 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT INSPEKTORAT JENDERAL

EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN 2015 s.d 2017 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT INSPEKTORAT JENDERAL EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN 2015 s.d 2017 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT INSPEKTORAT JENDERAL CATATAN HASIL PENGAWASAN YANG PERLU MENDAPAT PERHATIAN Masih banyak pengaduan terhadap pelaksanaan

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.400, 2014 ADMINISTRASI. Keuangan. BPKP. Tugas. Fungsi. Pencabutan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKUNTABILITAS PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN NEGARA

PENINGKATAN AKUNTABILITAS PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN NEGARA PENINGKATAN AKUNTABILITAS PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN NEGARA DARYANTO Inspektur Jenderal Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Disampaikan dalam Kegiatan RAPAT KOORDINASI PROGRAM PENJAMINAN

Lebih terperinci

INFORMASI KINERJA. No Tujuan Capaian Kinerja

INFORMASI KINERJA. No Tujuan Capaian Kinerja INFORMASI KINERJA Laporan Kinerja (Lkj) Instansi Pemerintah merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayai kepada setiap instansi pemerintah atas penggunaan anggarannya.

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK NOMOR SP DIPA-018.02-0/2016 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. No.787, 2011 KEMENTERIAN LUAR NEGERI. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Penyelenggaraan.

BERITA NEGARA. No.787, 2011 KEMENTERIAN LUAR NEGERI. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Penyelenggaraan. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.787, 2011 KEMENTERIAN LUAR NEGERI. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Penyelenggaraan. PERATURAN MENTERI LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG

Lebih terperinci

menyelesaikan tindak lanjut rekomendasi Pihak Eksternal tepat waktu.

menyelesaikan tindak lanjut rekomendasi Pihak Eksternal tepat waktu. PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 ESELON II INSPEKTUR KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Penjelasan Makna Indikator Dan Cara Perhitungan Program (1) (2) (3) (4) (5)

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA TRIWULAN III TAHUN 2014 TINGKAT SATUAN KERJA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

LAPORAN KINERJA TRIWULAN III TAHUN 2014 TINGKAT SATUAN KERJA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN Unit Eselon II : Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta Tahun Anggaran : 2.1 1.1.2 Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP 1.1.3 Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi 4.1.1 Visi Visi adalah pandangan ideal keadaan masa depan (future) yang realistik dan ingin diwujudkan, dan secara potensial

Lebih terperinci

I N S P E K T O R A T

I N S P E K T O R A T PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU I N S P E K T O R A T Alamat :Jalan Nilam No. 7 Kotabaru Telp. (0518) 21402 Kode Pos 72116 KOTABARU ( LKj) TAHUN 2016 PERANGKAT DAERAH INSPEKTORAT KABUPATEN KOTABARU DAFTAR

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF 5 RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF Rencana Program dan Kegiatan adalah cara untuk melaksanakan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan serta upaya

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.04/MEN/2011 PEDOMAN PENGAWASAN INTERN LINGKUP KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.04/MEN/2011 PEDOMAN PENGAWASAN INTERN LINGKUP KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.04/MEN/2011 TENTANG PEDOMAN PENGAWASAN INTERN LINGKUP KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

- 1 - GUBERNUR SULAWESI SELATAN PERATURAN GUBERNUR SULAWESI SELATAN NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG

- 1 - GUBERNUR SULAWESI SELATAN PERATURAN GUBERNUR SULAWESI SELATAN NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG - 1 - SALINAN GUBERNUR SULAWESI SELATAN PERATURAN GUBERNUR SULAWESI SELATAN NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG KEBIJAKAN PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

RENCANA AKSI TAHUN 2018 INSPEKTORAT PROVINSI JAWA TIMUR

RENCANA AKSI TAHUN 2018 INSPEKTORAT PROVINSI JAWA TIMUR RENCANA AKSI TAHUN 2018 INSPEKTORAT PROVINSI JAWA TIMUR TARGET (%) NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA 1 2 3 4 5 6 7 1 Meningkatnya akuntabilitas keuangan Persentase Laporan Keuangan OPD sesuai SAP

Lebih terperinci

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011 RENCANA RENCANA 1. PROGRAM - Meningkatnya kualitas pengawasan lintas sektor yang dijadikan bahan pengambilan keputusan oleh stakeholders 80% 80% 90% 90% 155,8 313,5 377,4 410,5 PENGAWASAN INTERN AKUNTABILITAS

Lebih terperinci

TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 1. Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional Berkaitan dengan arah kebijakan dan prioritas pembangunan nasional yang dikaitkan dengan tugas pokok dan fungsi Inspektorat

Lebih terperinci

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG a BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG KEBIJAKAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN

Lebih terperinci

A. TUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASI

A. TUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASI BAB I PENDAHULUAN A. TUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASI Berdasarkan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor: 107/M-IND/PER/11/2015 Tanggal 30 November 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perindustrian,

Lebih terperinci

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN BPKP PROPINSI DKI JAKARTA LAPORAN KINERJA TRIWULAN IV TAHUN 2014

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN BPKP PROPINSI DKI JAKARTA LAPORAN KINERJA TRIWULAN IV TAHUN 2014 BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN BPKP PROPINSI DKI JAKARTA LAPORAN KINERJA TRIWULAN IV TAHUN 2014 NOMOR : LEK-4./PW09/1/2014 TANGGAL : 08 Januari 2015 BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN

Lebih terperinci

BUPATI LUWU TIMUR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI LUWU TIMUR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI LUWU TIMUR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG KEBIJAKAN PENGAWASAN PEMERINTAH KABUPATEN LUWU TIMUR TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PADANG LAWAS UTARA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PADANG LAWAS UTARA, SALINAN BUPATI PADANG LAWAS UTARA PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI PADANG LAWAS UTARA NOMOR 21 TAHUN 2017 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH OLEH INSPEKTORAT KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB VI INDIKATOR KINERJA YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN SKPD

BAB VI INDIKATOR KINERJA YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN SKPD 75 BAB VI INDIKATOR KINERJA YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN SKPD Indikator kinerja SKPD yang mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD adalah indikator kinerja yang secara langsung menunjukkan kinerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibentuk dengan tugas melaksanakan pengawasan intern (internal audit) di lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. dibentuk dengan tugas melaksanakan pengawasan intern (internal audit) di lingkungan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) adalah instansi pemerintah yang dibentuk dengan tugas melaksanakan pengawasan intern (internal audit) di lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai salah satu fungsi manajemen, mekanisme pengawasan di dalam suatu organisasi mutlak diperlukan. Pelaksanaan suatu rencana atau program tanpa diiringi dengan suatu

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG KEBIJAKAN PEMBINAAN DAN PENGAWASAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terselenggaranya Good Governance merupakan prasyarat utama untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dalam mencapai tujuan dan cita-cita bangsa dan negara. Dalam rangka itu

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK NOMOR SP DIPA-033.02-0/2016 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT TAHUN 2015 2019 ' 1 ' I I I ll'l'l,ll,llllillllllllml ' RERSTRA tois-1019 KATA PENGANTAR Rencana Pembangunan

Lebih terperinci

Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI

Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI Menteri PAN dan RB, pelaksanaan proses pembangunan zona integritas harus dilaksanakan dengan perencanaan yang baik, karena di sini akan menentukan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Inspektorat Daerah Kabupaten Barru

KATA PENGANTAR. Inspektorat Daerah Kabupaten Barru KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat Rahmat dan Inayah-NYA Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Inspektorat Kabupaten Barru Tahun 2013 telah selesai

Lebih terperinci

Frequently Asked Questions (FAQ) Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan

Frequently Asked Questions (FAQ) Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan Frequently Asked Questions (FAQ) Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan A. Gambaran Umum Apa itu Inspektorat Jenderal? Tugas Inspektorat Jenderal Fungsi Inspektorat Jenderal Visi Inspektorat Jenderal

Lebih terperinci

PENGUATAN AREA PENGAWASAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI. Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia

PENGUATAN AREA PENGAWASAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI. Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia PENGUATAN AREA PENGAWASAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Sasaran Reformasi Birokrasi Maraknya KKN Buruknya Pelayanan

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (LAKIP)

Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (LAKIP) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (LAKIP) Inspektorat Jenderal Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Februari, 2016 2015 DAFTAR ISI DAFTAR

Lebih terperinci

LAKIP LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 INSPEKTORAT KOTA BANDUNG JL. TERA NO. 20 BANDUNG

LAKIP LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 INSPEKTORAT KOTA BANDUNG JL. TERA NO. 20 BANDUNG LAKIP LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 INSPEKTORAT KOTA BANDUNG JL. TERA NO. 20 BANDUNG INSPEKTORAT KOTA BANDUNG RINGKASAN EKSEKUTIF Laporan Kinerja Inspektorat Kota Bandung

Lebih terperinci