BAB 2 LANDASAN TEORI. hal, seperti sosial budaya, kemasyarakatan dan sastra itu sendiri tentunya. Dalam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 LANDASAN TEORI. karya fiksi tidak harus sama dan memang tidak perlu disamakan dengan kebenaran yang

Bab 2. Landasan Teori. Setiap cerita pasti memiliki tokoh karena tokoh merupakan bagian penting dalam

3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi.

BAB 2. Landasan Teori. Pada bab ini, penulis akan menjelaskan teori-teori yang akan digunakan dalam

ABSTRAK. lambang tertentu ada yang dilambangkan. Maka yang dilambangkan disini yaitu

Bab 2. Landasan Teori. Kata psikologi berasal dari Yunani yang merupakan gabungan dari kata psyche yang

PENGGUNAAN FUKUSHI DALAM SURAT KABAR ONLINE ASAHI SHIMBUN EDISI 9 DAN 10 FEBRUARI 2015

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa adalah identitas diri dari suatu negara. Suatu negara dapat kita identifikasikan

BAB 2. Tinjauan Pustaka

BAB IV KESIMPULAN. Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan

PERLUASAN MAKNA PARTIKEL DE UNTUK MENYATAKAN BAHAN DASAR PRODUKSI DALAM MAJALAH KYOU NO RYOURI ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Seperti yang diketahui komunikasi adalah sesuatu yang telah dilakukan

Bab 2. Landasan Teori. Wellek & Warren (1989: ) mengemukakan bahwa realitas dalam karya fiksi

ANALISIS KONTRASTIF PENGGUNAAN KONJUNGSI /-TARA/ BAHASA JEPANG DENGAN KONJUNGSI /KALAU/ BAHASA INDONESIA

Bab 5. Ringkasan. Ide Mayumi merupakan seorang penulis Kodansha Komik Nakayoshi di

Bab 2. Landasan Teori

ABSTRAK. tujuan. Ketika kita berbahasa, orang lain dapat mengerti apa maksud, ide, pesan,

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau

Bab 2. Landasan Teori. Sastra merupakan karya seni yang memiliki arti atau keindahan. Dalam bahasa Jepang,

PENGGUNAAN SHUUJOSHI RAGAM BAHASA WANITA DALAM DRAMA SHOKOJO SEIRA EPISODE 1,2,3 SKRIPSI OLEH: ANINDYA PURI PRIMASWARI NIM

Bab 2. Landasan Teori. yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik, karena kedua unsur inilah yang sering banyak

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan informasi yang ingin disampaikan kepada orang. salah satunya adalah mempelajari bahasa Asing.

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari. Salah satu fungsi bahasa yaitu dengan berbahasa manusia dapat

Bab 2. Landasan Teori. Istilah tokoh menunjuk pada orangnya, pelaku cerita. Watak, perwatakan, dan

映画 野ブタをプロデュース における社会的 現象 苛め の分析

PROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah :

Bab 2. Landasan Teori. Menurut Davies dan Osamu Ikeno (2002:95), giri merupakan kunci dalam

BAB 1. Pendahuluan. Manusia merupakan makhluk sosial, di mana bahasa merupakan alat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Dikerjakan O L E H SUNITA BR

Bab 2 Landasan Teori. Dalam kesastraan mengenal prosa (Inggris: prose) sebagai salah satu genre sastra

Bab 2. Landasan Teori

Bab 2. Landasan Teori. saja dipandang sebagai tulang punggung cerita, namun kita pun dapat

ANALISIS TOKOH OBAKETAROU DALAM CERITA ANAK OBAKETAROU WA ICHINENSEI MELALUI PSIKOLOGI UMUM YACOB HAMONANGAN

Bab 2. Landasan Teori. Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan :

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini akan menjelaskan teori-teori yang akan digunakan. Teori yang akan

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007

LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI. Skripsi Sarjana yang berjudul : Telah diuji dan diterima baik pada : hari selasa tanggal 23 Agustus 2016

Bab 1. Pendahuluan. hasrat, dan keinginan (Sutedi, 2003:2). Selain bahasa tentunya dalam, berkomunikasi

BAB II KAJIAN TEORITIS. Penelitian tentang Kemampuan Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Telaga

ANALISIS LIRIK LAGU HERO DAN AND I LOVE YOU DARI BAND MR.CHILDREN DENGAN TEORI PENGKAJIAN PUISI DAN KONSEP KEBUTUHAN EKSISTENSIAL DALAM KETERHUBUNGAN

PENGGUNAAN SHUUJOSHI JOSEIGO DAN DANSEIGO DALAM KOMIK NIHONJIN NO SHIRANAI NIHONGO VOLUME 1 DAN 2 KARYA HEBIZOU DAN UMINO NAGIKO SKRIPSI

Bab 2. Landasan Teori. 2.1 Definisi Makna Peribahasa Menurut Orang Jepang dan Orang Indonesia Definisi Makna Peribahasa Menurut Orang Jepang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Bab 2. Landasan Teori. Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat

(Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) あさり ガンバレ! bersemangat. Berusaha Asari! Pada situasi di atas, penggunaan katakana ada pada kata ガンバレ.

PERSEPSI REMAJA USIA TAHUN TERHADAP KEKERASAN DALAM ANIME NARUTO DI SMP 47 DAN SMP DIPONEGORO JAKARTA

Bab 5. Ringkasan. Sutedi (2003, hal.2), menjelaskan bahwa bahasa adalah alat komunikasi untuk

KONFLIK ANTARKLAN DALAM NOVEL TAIRA NO MASAKADO KARYA EIJI YOSHIKAWA (KAJIAN STRUKTURAL) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi modal dasar manusia untuk memenuhi kebutuhan sosial di lingkungan

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS DARMA PERSADA JAKARTA TAHUN

Bab 2. Landasan Teori

Penyimpangan Penggunaan Danseigo dan Joseigo Terhadap Shuujoshi dalam Serial Animasi Kantai Collection SKRIPSI

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ide, atau perasaan tersebut dapat secara harfiah atau metaforis, secara langsung atau tidak

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kajian yang relevan dengan penelitian tentang novel Bumi Cinta karya

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa di dunia memiliki ciri khas masing-masing. Salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah suatu bentuk hasil pekerjaan kreatif yang obyeknya adalah

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dapat dimengerti oleh lawan bicara. Kata-kata tersebut terkadang

PENERAPAN STUDENT CENTERED LEARNING PADA MATA KULIAH DOKKAI SEMESTER 5 Riri Hendriati Fakultas Sastra / Jurusan Sastra Jepang.

BAB II SOFTWERE JLOOK UP. Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam suatu bahasa terdapat bermacam macam jenis kata, di antaranya,

KESALAHAN PENGGUNAAN SETSUZOKUSHI SOREDE DAN DAKARA PADA MAHASISWA PENDIDIKAN BAHASA JEPANG ANGKATAN 2012 SKRIPSI

GAIRAIGO DALAM KOMIK GALS! VOLUME 1 DAN 2 KARYA MIHONA FUJII SKRIPSI OLEH : FIRDA NUR AMALINA NIM

DEIKSIS WAKTU DALAM DRAMA CLEOPATRA NA ONNATACHI KARYA OOISHI SHIZUKA SKRIPSI OLEH DEASSA CHINTIA SERA NIM

ANALISIS KARAKTER DAN KONFLIK TOKOH UTAMA DALAM NOVEL BOCCHAN KARYA NATSUME SOUSEKI. Mei Ambar Sari*

SILABUS PERKULIAHAN CHUKYU BUNPO I (JP 201) SEMESTER 3 /TINGKAT II

ANALISIS PSIKOLOGI TOKOH UTAMA DAN TOKOH KEDUA NOVEL 500G DE UMARETA MUSUME E KARYA MICHIYO INOUE

DIALEK OKAYAMA YANG TERDAPAT DALAM NOVEL BOKKE, KYOUTE KARYA SHIMAKO IWAI SKRIPSI OLEH ELFI RAHMA

DAFTAR ISI... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS... HALAMAN PUBLIKASI SKRIPSI... KATA PENGANTAR... BAB I PENDAHULUAN...

BAB 2. Landasan Teori

BAB 2. Landasan Teori

KARAOKE SEBAGAI MEDIA UNTUK DEALING BISNIS DAN RELAKSASI BAGI PELAKU BISNIS DAN WISATAWAN ASING DI JUN EXECUTIVE KARAOKE HOTEL SAVOY HOMANN

TEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり

ANALISIS KESALAHAN PENGUCAPAN INTONASI JODOUSHI でしょう PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG ANGKATAN 2010 UNIVERSITAS BRAWIJAYA KARYA ILMIAH

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. KATA PENGANTAR... iii. ABSTRAK BAHASA INDONESIA... iv. DAFTAR ISI... vi

Bab 2. Landasan Teori. Masuoka dan Takubo (1992, hal.8), mengungkapkan bahwa Hinshi 品詞 atau. kelas kata dibagi menjadi sebelas jenis, diantaranya:

ANALISIS PSIKOLOGI TIPE INTROVERT TOKOH YUICHI TANABE DALAM NOVEL KITCHEN

BAB I PENDAHULUAN. Untuk berkomunikasi, masyarakat sebagai makhluk sosial membutuhkan

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN PRONOMINA DEMONSTRATIVA SISWA KELAS XII BAHASA TAHUN AJARAN 2013/2014 DI SMA NEGERI 1 BATU SKRIPSI

Bab 2. Landasan Teori. tersebut digunakan untuk menganalisis korpus data.

JEPANG ANGKATAN 2013 UNIVERSITAS BRAWIJAYA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. pikiran dan keinginan kepada seseorang. Secara garis besar bahasa yang. 日常の言語生活で 実際に話される言葉 (Kindaichi, 1989:1045)

ANALISIS KONTRASTIF STRUKTUR KALIMAT PASIF BAHASA JEPANG DENGAN KALIMAT PASIF BAHASA JAWA SKRIPSI OLEH LIBRIANA ONAFIANI NIM

2015 WAKAMONO KOTOBA DI UNIVERSITAS IBARAKI DAN PANDANGAN MAHASISWA ASING TERHADAP WAKAMONO KOTOBA

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan maupun tertulis. Dalam komunikasi secara lisan, makna yang

KESALAHAN PENGGUNAAN SETSUZOKUSHI SOSHITE ( そして ), SOREKARA ( それから ), DAN SORENI ( それに ) PADA

BAB 1 PENDAHULUAN. dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi,

ぽん ぼん. Morfem. Kata. Alomorf adalah. morfem. Morfem Bebas. Morfem Terikat 形態素 自由形態素 拘束形態素. Contoh. bagan. Definisi. Alomorf. Contoh.

Bab 2. Landasan Teori. perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh : 歩く 倒れる 話す.

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Bab 5. Ringkasan. Karya sastra, baik puisi, drama, maupun prosa, selalu mengalami perkembangan

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG

MAKNA IMPLIKATUR AKIBAT PELANGGARAN PRINSIP KERJA SAMA DALAM KOMIK KIMI NI TODOKE KARYA SHIINA KARUHO (KAJIAN PRAGMATIK)

BAB I PENDAHULUAN. akan merasa kesulitan jika harus menghapal kanji. Di tambah lagi satu kanji bisa

BAB IV KESIMPULAN. Dari analisis kontrastif verba tingkat tutur dalam 敬語 bahasa Jepang dan

PEMBENTUKAN IDENTITAS ANAK MUDA PADA TOKOH KOYUKI DALAM FILM BECK KARYA SHIORI KUTSUNA SKRIPSI. Oleh ALFA RODHY E.S NIM

Transkripsi:

BAB 2 LANDASAN TEORI Penelitian yang akan saya lakukan merupakan bidang sastra yang mencakup banyak hal, seperti sosial budaya, kemasyarakatan dan sastra itu sendiri tentunya. Dalam penelitian ini, saya menggunakan buku Pengkajian Sastra Rekaan karya Prof. Dr. Herman J. Waluyo mengenai teori tujuh alur, dan Teori Pengkajian Fiksi karya Burhan Nurgiyantoro yang akan mengupas secara jelas tentang tokoh dan penokohan. Teori tersebut akan saya kaitkan dengan teori Feminisme Radikal yang melahirkan lesbianisme. 2.1. Alur Dalam sebuah karya sastra, baik fiksi maupun non-fiksi, alur merupakan unsur yang penting. Abrams dalam Nurgiyantoro (2002:113) menyebutkan, alur atau yang biasa disebut plot, merupakan struktur peristiwa-peristiwa yaitu sebagaimana yang terlihat dalam pengurutan dan penyajian berbagai peristiwa tersebut untuk mencapai efek emosional dan efek artistik tertentu. Sedangkan dalam http://ja.wikipedia/wiki/plot menyebutkan bahwa alur atau plot adalah : プロットは英単語の動詞 Plot のことであり 書く描画する 点を打つ などの意味を持つ また 名詞では構想 脚本 描画などの意味を持ち 一定の意味や意図を書き出したものを Plot と呼ぶなど様々な意味で使用されている Terjemahan : Plot (dalam kata kerja Bahasa Inggris) mempunyai arti menulis, membuat sketsa, menandai dengan titik, dan sebagainya. Sedangkan yang disebut plot (dalam kata benda Bahasa Inggris) memiliki arti seperti konsep, skenario, dan sebagainya, sekelompok arti yang dapat diaplikasikan. 8

Jadi, alur merupakan bagian terpenting dari sebuah cerita. Selanjutnya saya akan menjelaskan teori tujuh unsur alur yang sangat menentukan menarik atau tidaknya sebuah cerita. 2.1.1 Tujuh Unsur Alur Alur atau plot, berkaitan dengan pembagian waktu dan irama cerita. Seperti disebutkan Waluyo (2002:147), pada awal cerita, irama waktu cukup longgar. Waktu bercerita itu makin dipercepat pada perumitan dan lebih cepat lagi pada penggawatan agar secepat-cepatnya mencapai klimaks. Plot erat kaitannya dengan konflik antara tokoh-tokoh yang ada dalam cerita. Alur cerita meliputi (1) eksposition; (2) inciting moment; (3) rising action; (4) complication; (5) climax; (6) falling action; (7) denouemen.t (1) Eksposisi, paparan awal cerita. Pengarang mulai memperkenalkan tempat kejadian, waktu, topik dan tokoh-tokoh. (2) Inciting moment, peristiwa mulai adanya problem-problem mulai ditampilkan oleh pengarang untuk kemudian dikembangkan atau ditingkatkan. (3) Rising action, penanjakan konflik. Selanjutnya terus terjadi peningkatan konflik. (4) Complication, konflik yang semakin rumit. (5) Climax, cerita harus merupakan puncak dari seluruh cerita itu dan semua kisah / peristiwa sebelumnya ditahan untuk dapat menonjolkan saat klimaks cerita tersebut. (6) Falling action, konflik yang dibangun dalam cerita itu menurun karena telah mencapai klimaksnya. Emosi yang memuncak telah berkurang. (7) Denouement, penyelesaian. Unsur ini dapat dipaparkan pengarang, tapi dapat juga kita menafsirkan sendiri penyelesaian cerita (karena pembaca diharapkan mampu menafsirkan cerita). Ketujuh unsur alur tersebut, merupakan unsur-unsur yang berkaitan satu sama lain, tapi ada kalanya dalam sebuah cerita fiksi, pengarang seperti sengaja menggantung cerita tanpa adanya penurunan klimaks dan penyelesaian. 9

Bila dilihat dari tujuh unsur alur di atas, pengarang menggantung cerita pada (5) Climax, tanpa disertai dengan (6) Falling action dan (7) Denouement. Pengarang menyerahkan penyerahkan penyelesaian cerita kepada pembaca tanpa adanya penurununan emosi dari tokoh-tokoh dalam cerita rekaan tersebut maupun penurunan emosi dari pembaca untuk memberikan kesan tertentu kepada pembaca. 2.2. Tokoh dan Penokohan Sama halnya dengan plot atau alur, tokoh dan penokohan merupakan unsur penting dalam karya naratif. Alur dengan tokoh dan penokohan mempunyai keterkaitan yang sangat kuat, karena kejelasan mengenai tokoh dan penokohan tergantung pada pemplotannya. Selanjutnya, saya akan memaparkan mengenai tokoh dan penokohan secara lebih jelasnya, seperti dibawah ini : 2.2.1 Tokoh Dalam pembicaraan sebuah karya fiksi tidak terlepas dari unsur yang kita sebut tokoh, Menurut http://ja.wikipedia/wiki/fictionalcharacter, tokoh fiksi adalah: 架空の人名一覧は小説 漫画 映画などに登場する 実在しない人名を一覧である Terjemahan: Tokoh fiksi adalah orang yang muncul dalam novel, komik, film dan sebagainya. Bukan orang yang sebenarnya muncul pada kehidupan nyata. Seperti dijelaskan Nurgiyantoro (2002:165), istilah tokoh menunjuk pada orangnya, pelaku cerita, orang-orang yang muncul dalam cerita sebuah novel merupakan orang-orang dengan karakter rekaan yang dimunculkan dengan gaya atau penuturan 10

sehari-hari sehingga ketika kita membaca novel tersebut, kita dapat larut dan masuk kedalam kehidupan tokoh tersebut. Dari kemunculan tokoh-tokoh tersebut, dapat dilihat dari bahasa verbal (kata-kata / percakapan ) dan non-verbal (tingkah laku) yang dilakukan oleh tokoh tersebut. 2.2.1.1 Verbal Percakapan yang dilakukan atau diterapkan pengarang kepada tokoh-tokoh rekaannya, dimaksudkan untuk menggambarkan sifat, sikap atau pemikiran tokoh yang bersangkutan. Nurgiyantoro (2002:201) menjelaskan : Bentuk percakapan dalam sebuah karya fiksi, khususnya novel, umumnya cukup banyak, baik percakapan yang pendak maupun yang (agak) panjang, percakapan yang baik, yang efektif yang lebih fungsional adalah yang menunjukkan perkembangan plot dan sekaligus mencerminkan sifat kedirian tokoh pelakunya. Dari verbal atau percakapan yang dilakukan tokoh cerita, dapat menggambarkan sifat kedirian tokoh kepada pembaca. Untuk mengenal secara lebih lengkap, pembaca harus menafsirkannya dari keseluruhan cerita. 2.2.1.2 Non-Verbal Jika percakapan dimaksudkan untuk menunjuk tingkah laku verbal yang berwujud kata-kata pada tokoh, non-verbal menyaran pada tindakan yang bersifat fisik. Seperti penjelasan Nurgiyantoro (2002:203) dibawah ini mengenai teknik pelukisan non-verbal : Apa yang dilakukan orang dalam sebuah cerita dalam wujud tindakan dan tingkah laku, dapat dipandang sebagai sesuatu yang menunjukkan reaksi, tanggapan, sifat dan sikap yang mencerminkan sisat-sifat kediriannya. 11

Dari pelukisan non-verbal inilah, dapat menambah informasi mengenai tokoh yang bersangkutan. 2.2.2 Penokohan Kata penokohan menunjuk pada penempatan tokoh-tokoh tertentu dengan watak tertentu dalam sebuah cerita. Atau seperti yang dikatakan Jones dalam Nurgiyantoro (2002:165), Penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita. Penokohan mempunyai pengertian yang lebih luas sebab mencakup masalah siapa tokoh cerita, bagaimana perwatakan dan bagaimana penempatan dan pelukisannya dalam sebuah cerita sehingga sanggup memberikan gambaran jelas kepada pembaca. Penokohan sekaligus menyaran pada teknik pewujudan dan pengembangan tokoh dalam sebuah cerita. Sebenarnya, apa dan siapa tokoh cerita itu tidak penting benar selama pembaca dapat mengidentifikasi diri pada tokoh-tokoh tersebut, seperti dalam kutipan Jones dalam Nurgiyantoro (2002:166), atau pembaca dapat memahami dan menafsirkan tokoh-tokoh itu sesuai dengan logika cerita dan persepsinya. 2.3. Feminisme Teori Feminisme pada skripsi ini akan saya gunakan untuk menganalisa sepak terjang tokoh utama dalam menghadapi hidup. Seperti dalam menjelaskan : フェミニズム (Feminism) は男女同権主義に基づく女権拡張の思想と運動を意味する言葉である 12

Terjemahan : Feminisme mempunyai arti gerakan dan pemikiran sekelompok wanita yang memperjuangkan persamaan hak antara laki-laki dan perempuan. Perkembangan sejarah dan teori-teori feminisme telah mengantarkan perempuan di seluruh dunia kepada pemikiran baru. Feminisme lahir dan digunakan untuk membongkar persoalan penindasan terhadap perempuan dengan menekankan pada relasi kekuasaan yang timpang antara perempuan dan laki-laki. Dari situlah lahir teori-teori feminisme yang dijadikan sebuah area pemikiran untuk memahami penindasan perempuan dalam hal gender, ras, kelas dan orientasi seksual dan bagaimana menghapus penindasan tersebut. Dari sekian banyak teori feminisme yang muncul, saya memilih teori feminisme radikal, karena teori ini saya anggap paling cocok dengan novel yang saya pergunakan. Feminisme berkembang menjadi feminisme radikal yang akan saya jelaskan dibawah ini. 2.3.1 Feminisme Radikal Diantara sekian banyak teori feminisme yang bermunculan, teori feminisme inilah yang menjadi pilihan saya, http://www.google.co.id/feminisme/kapalperempuan menjelaskan: Feminisme Radikal memfokuskan pada kehidupan pribadi perempuan, sebuah area dimana kesadaran dapat terbangun dan secara langsung menjadi titik perhatian. Konsep yang menjadi pengembangan teori dan analisanya adalah patriarkhi, keluarga, perempuan sebagai kelas, seksualitas, kekerasan terhadap perempuan. Feminisme radikal telah ada sejak awal 1970-an, berbeda dengan feminisme pada umumnya, pemikiran feminisme radikal bersifat lebih ekstrem. Feminisme radikal menerima ide bahwa sekisme tidak terhindarkan dan ini merupakan politik kekalahan 13

yang mendemoralisasikan gerakan feminis. Dari aliran ini, lahir aliran feminisme lesbian sebagai reaksi yang mengabaikan kepentingan politik kaum lesbian. Feminisme radikal dipandang essensialis karena menganggap biologi perempuan sebagai dasar penindasan perempuan. (http://www.google.co.id/feminisme/kapalperempuan) 2. 3.1.1 Lesbianisme Feminis radikal menganggap laki-laki sebagai sumber utama penderitaan perempuan, sistem patriarki yang dianggap mengekang dan mengikat perempuan dibawah kekuasaan laki-laki. Hal inilah yang melahirkan lesbianisme. Laporan tentang sejarah lahirnya lesbian dimulai ketika laki-laki tidak ingin tahu dan tidak perduli mengenai perempuan. Publikasi pertama mengenai hubungan antara perempuan dengan perempuan berasal dari Yunani, kisah cinta seorang seniman wanita, Sappho, yang menulis benyak puisi tentang perasaan cintanya terhadap murid perempuannya. Kata Lesbian juga berasal dari bahasa Yunani lesbos (Λέσβος). Dalam http://en.wikipedia.org/lesbian dijelaskan, bahwa A lesbian is a girl or woman who is aesthetically, sexually, romantically and/or emotionally attracted primarily to other girls or woman. Terjemahan : Lesbian adalah gadis atau perempuan yang secara estetika, seksual, romantis dan / atau secara emosional tertarik terhadap gadis atau perempuan lainnya. Seorang lesbian dalam hubungannya tidak dapat dipastikan bahwa ia adalah lesbian yang hanya berhubungan dengan sesame perempuan, tapi sebagai biseksual atau dapat berhubungan dengan perempuan dan laki-laki. Selama tahun 1970-an, banyak novel lesbian era gelombang kedua feminisme menjadi lebih populer dan membawa pesan ideologi dari feminisme itu sendiri. Sejak tahun 1980-an, lesbian semakin jelas terlihat 14

di pelbagai kebudayaan utama seperti dalam dunia musik, novel, film, bahkan komik. Lesbian semakin menarik perhatian media terutama dalam hubungannya dengan feminisme, cinta dan hubungan seksual, pernikahan dan kedudukan sebagai orang tua. Teori lesbianisme diatas dianggap sebagai sebuah pembenaran oleh para pelaku hubungan sejenis, khususnya lesbian. Dengan segala alasan (sistem patriarki yang mengekang, oreintasi seksual, kekerasan terhadapa perempuan, dll) dan keterbatasan (biologis), mereka mencoba memposisikan diri agar mendapatka pengakuan dan perlakuan yang sama di dalam masyarakat. 15