BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam suatu perusahaan atau organisasi, Sumber Daya Manusia (SDM)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan nasional suatu negara salah satu yang mencakup di

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia merupakan makhluk sosial yang mana itu berarti manusia

BAB II LANDASAN TEORI. perilaku seseorang untuk berbuat. Sedangkan motif dapat dikatakan suatu driving force yang

BAB 3 METODE PENELITIAN Variabel Penelitian & Definisi Operasional Variabel Terikat. keterlambatan (withdrawal behavior).

ANALISIS PENGARUH FAKTOR-FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL TERHADAP MOTIVASI BERPRESTASI PEGAWAI PADA DINAS PERTAMBANGAN PEMDA KABUPATEN BOGOR

Riset Per iila il k O u rgan isas

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Menurut Veithzal Rivai (2004:309) mendefinisikan penilaian kinerja

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN (STUDI PADA KARYAWAN PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR AREA PELAYANAN DAN JARINGAN MALANG)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :

BAB II KAJIAN TEORI. untuk melakukan atau bertindak sesuatu. Keberadaan pegawai tentunya

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... ix DAFTAR BAGAN... xii DAFTAR GRAFIK... xiii

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Tujuan Motivasi. proses sebagai langkah awal seseorang melakukan tindakan akibat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. terima kasih perusahaan kepada karyawan. Dengan pemberian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dua orang atau lebih yang berfungsi secara relatif terus-menerus untuk

BAB 2 LANDASAN TEORI. Manajemen adalah fungsi yang berhubungan dengan mewujudkan hasil tertentu

NEEDS DRIVES INCENTIVES

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR ISI. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian... 45

JURNAL SKRIPSI KEPUASAN KERJA PADA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT. DYSTAR COLOURS INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Dengan bekerja seseorang dapat memenuhi kebutuhan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. mencapai tujuan yang telah ditetapkan adalah kepuasan kerja para karyawan. Bagi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengakuan, pekerjaan itu sendiri, tanggung jawab mempunyai pengaruh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. Tugas utama pihak manajerial adalah memberikan motivasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi seperti sekarang ini, tuntutan akan mobilitas semakin

II. TINJAUAN PUSTAKA.1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia. Dengan berkomunikasi,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. ketat, kinerja perusahaan dituntut harus terus meningkat agar perusahaan dapat

Motivasi untuk Berprestasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS Pengertian Manajemen Sumber Daya. perusahaan, karyawan, dan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. antar perusahaan yang semakin tinggi. Persaingan tersebut menjadikan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia 2.2. Pengertian Motivasi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Motivasi berasal dari bahasa latin movere yang artinya menggerakkan (Steers

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini pengelolaan sumber daya manusia merupakan hal

BAB I PENDAHULUAN. Situasi perekonomian dewasa ini berkembang dengan sangat pesat, terlebih

BAB II LANDASAN TEORI. dalam hidupnya. Keinginan dan kebutuhan inilah yang memotivasi seseorang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. adalah rancangan sistem-sistem formal dalam sebuah organisasi untuk

Konsep Dasar Motivasi. (Perilaku Keorganisasian, Dr. M.M. Nilam Widyarini)

4. METODE PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA A. MOTIVASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia ( MSDM ) Pengertian Sumber Daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. juga non fisik berupa peningkatan kualitas sumber daya manusia. Dalam

Analisis Faktor Faktor yang Mentukan Kepuasan Kerja Karyawan Lembaga Perkreditan di Kecamatan Tegallalang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. Daerah Yogyakarta yang berjumlah 142 orang pegawai. pengambilan sampel adalah dengan metode sensus yaitu mengambil

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini diuraikan hal-hal yang berkenaan dengan persiapan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengaruh Sistem Insentif terhadap Kepuasan Kerja Karyawan (Study Kasus pada PT. Surya Citra Televivi (SCTV) Tbk)

Kuesioner Penelitian Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. mengajar yang mampu mengembangkan hasil belajar semaksimal mungkin

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Sumber Daya Manusia 2.2. Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB II URAIAN TEORITIS. pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatankegiatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manajemen berasal dari Bahasa Inggris yaitu To Manage yang berarti

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. secara profesional agar terwujud keseimbangan antara kebutuhan karyawan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karyawannya untuk melakukan jenis-jenis perilaku tertentu. Perilaku seseorang

BAB I PENDAHULUHAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

II. TINJAUAN PUSTAKA

10. Meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alat dan bahan baku.

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP PENINGKATAN KINERJA KARYAWAN PT. WANGSA JATRA LESTARI PAJANG KARTASURA

MOTIVASI KERJA. Imam Gunawan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. produksi pada perusahaan Keramik Pondowo malang, dengan hasil penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Menurut Terry (2006), manajemen adalah sebuah proses yang melibatkan

TEORI MOTIVASI PENDAHULUAN TEORI HIERARKI KEBUTUHAN MASLOW. The Motivational Process: An Initial Model. Need deficiencies

BAB II LANDASAN TEORI

MOTIVASI KONTEN TEORI/ TEORI KEPUASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sutrisno (2013:109) mengemukakan motivasi adalah faktor yang

Konsep Konsep Motivasi BAHAN AJAR 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah karyawan di KOP

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN TEORITIS. sasaran / kriteria / yang ditentukan dan disepakati bersama. Kinerja pegawai

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB II URAIAN TEORITIS. Penelitian yang dilakukan oleh Agusafitri (2006) dengan judul Peranan

Faktor Individu dalam Organisasi dan Motivasi

PENGEMBANGAN KARIER SEBAGAI MOTIVATOR KERJA KARYAWAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah Penelitian yang dilakukan oleh Umi Kulsum pada (tahun 2007),

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Bagian Produksi Pada Perusahaan Rokok

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. manusia memegang peran bagi oraganisasi dalam mencapai tujuanya.

Individu - Organisasi dan Motivasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KELOMPOK 3. Mia Resmiati Novi Febriyanti

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS. Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai data-data deskriptif yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam suatu perusahaan atau organisasi, Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan aset perusahaan yang paling penting dibanding dengan aset-aset lain karena SDM merupakan penggerak utama perusahaan. Dalam proses pencapaian tujuan, perusahaan dituntut untuk memperoleh, mengembangkan, dan mempertahankan SDM yang berkualitas. Peningkatan kualitas SDM merupakan kebutuhan pasti agar SDM atau karyawan dapat memberikan kinerja yang optimal sehingga perusahaan dapat bersaing dalam persaingan bisnis. Untuk meningkatkan kinerja karyawan, perusahaan perlu memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan tersebut. Mangkunegara (2009 : 67) menyatakan faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja yang baik adalah faktor motivasi dan faktor kemampuan karyawan. Mathis dan Jackson (2001 : 82) menyatakan bahwa banyak faktor yang dapat mempengaruhi kinerja dari individu tenaga kerja. Faktor-faktor tersebut meliputi: kemampuan mereka, motivasi, dukungan yang diterima, keberadaan pekerjaan yang mereka lakukan, dan hubungan mereka dengan organisasi. Pada banyak organisasi, kinerja organisasi lebih bergantung pada kinerja dari individu tenaga kerja. Anoraga (2004 : 78) menyatakan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan terdiri dari: motivasi, pendidikan, disiplin kerja, keterampilan, 1

sikap etika kerja, gizi dan kesehatan, tingkat penghasilan, lingkungan dan sistem kerja, teknologi, sarana produksi, jaminan sosial, manajemen dan kesempatan berprestasi. Dari beberapa faktor yang berpengaruh terhadap kinerja karyawan tersebut, terdapat dua faktor yang menurut penulis menarik untuk dikaji yaitu faktor motivasi dan faktor sikap khususnya sikap kerja yaitu kepuasan kerja kerena faktor motivasi dan faktor kepuasan kerja menurut penulis sangatlah berperan besar dalam mempengaruhi kinerja karyawan. Motivasi merupakan salah satu komponen penting dalam meraih keberhasilan suatu proses kerja, karena memuat unsur pendorong bagi seseorang untuk melakukan pekerjaan sendiri maupun kelompok. Motivasi kerja karyawan memegang peranan penting dalam keberhasilan perusahaan, karena motivasi kerja dapat mempengaruhi tingkat kinerja karyawan tersebut. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian dari Leonando Agusta dan Eddy Madiono Sutanto (2013) yang menyatakan bahwa motivasi kerja berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan. Karyawan dalam suatu perusahaan dapat dimotivasi dengan memberikan apa yang menjadi kebutuhan dan keinginannya. Namun pemberian motivasi kerja dapat menjadi sulit karena apa yang dianggap penting bagi seseorang belum tentu penting bagi orang lain. Clayton Alderfer dengan teorinya yang disebut teori ERG (ERG theory) (dalam Hasibuan 2009: 223) menyatakan bahwa terdapat tiga kelompok kebutuhan inti, yaitu Existence atau Keberadaan, Relatedness atau Afiliasi, dan Growth atau Kemajuan. 2

Selain motivasi, faktor sikap juga mempunyai peran penting dalam rangka mendukung tercapainya tujuan perusahaan. Menurut Stephen P. Robbins dan Timothy A. Judge dalam bukunya yang berjudul Perilaku Organisasi (2009: 92) mengatakan bahwa Sikap atau attitude adalah pernyataan-pernyataan evaluatif terhadap obek, orang, atau peristiwa. Sikap tersebut dapat berupa pernyataan evaluatif yang menyenangkan maupun tidak menyenangkan. Dalam kaitannya dengan organisasi atau perusahaan, maka penulis memfokuskan pada sikap kerja yaitu berupa kepuasan kerja. Stephen P. Robbins dan Timothy A. Judge (2009 : 99) mengatakan bahwa kepuasan kerja adalah perasaan positif tentang pekerjaan seseorang yang merupakan hasil dari evaluasi karakteristik-karakteristiknya. Kepuasan kerja memberikan sumbangan yang besar terhadap keefektifan perusahaan, serta merangsang semangat kerja dan loyalitas. Perlu disadari bahwa kepuasan kerja merupakan faktor yang mendorong karyawan lebih giat bekerja, hal tersebut sejalan dengan hasil penelitian dari Dian Kristianto, Suharnomo dan Intan Ratnawati (2011) yang menyatakan bahwa kepuasan kerja ditemukan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. PT Perkebunan Nusantara VIII (PTPN VIII) merupakan salah satu organisasi yang berorientasi pada profit milik pemerintah Indonesia, sering kita kenal dengan istilah BUMN (Badan Usaha Milik Negara). PTPN VIII bergerak di bidang agro bisnis dan agro industri. Kegiatan usaha PTPN VIII meliputi pembudidyaan tanaman, pengloahan/produksi, dan penjualan komoditi perkebunan seperti teh, karet, kelapa sawit, kina, dan kakao dengan wilayah kegiatan usaha yang dikelola 3

sebanyak 41 kebun yang tersebar di wilayah Jawa Barat dan Banten. Dari berbagai macam kegiatan usaha tersebut terdapat salah satu produk yang menjadi andalan dari PTPN VIII, yaitu produk teh yang bermerek Teh Celup Walini. Teh Celup Walini sendiri berada dibawah naungan unit Industri Hilir Teh. Industri Hilir Teh PTPN VIII merupakan salah satu unit yang dimiliki oleh PTPN VIII yang dibentuk guna mengembangkan produk hulu teh PTPNVIII menjadi produk hilir teh. Dalam Industri Hilir Teh sendiri terdapat tiga sub-unit yaitu Cibiru, Gunung Mas dan Panglejar. Selanjutnya didalam penelitian ini, Industri Hilir Teh akan disingkat IHT. Salah satu indikator yang dapat diukur untuk menilai seberapa tinggi kinerja karyawan yaitu tingkat kehadiran atau absensi karyawan tersebut, dan berdasarkan penjajakan awal peneliti di objek penelitian, ditemukan bahwa absensi karyawan tetap IHT unit Cibiru selama lima bulan terakhir yaitu dari januari 2015 sampai mei 2015 cenderung menurun dan tidak didapati karyawan yang hadir full 100% diantara lima bulan tersebut. Temuan penulis mengenai absensi tersebut membuat penulis berasumsi bahwa kinerja karyawan IHT PTPN VIII Unit Cibiru masih belum maksimal. Selain temuan mengenai absensi, penulis mendapati bahwa terdapat kekecewaan dari beberapa karyawan terhadap perubahan kebijakan asuransi kesehatan yang saat ini menjadi mengikuti BPJS. Dengan dirubahnya sistem asurasi kesehatan sebelumnya menjadi BPJS, karyawan merasa bahwa justru kualitas pelayanan jaminan kesehatan tersebut semakin menurun. Hal tersebut mengindikasikan terdapat ketidakpuasan karyawan. 4

Dari uraian mengenai kinerja dan faktor yang mempengaruhi kinerja, juga dari temuan mengenai absensi karyawan diatas, penulis berminat untuk mengkaji mengenai seberapa besar faktor motivasi dan kepuasan kerja mempengaruhi kinerja karyawan di Industri Hilir Teh PTPN VIII Unit Cibiru. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan diatas maka dapat diidentifikasikan sebagai berikut : 1. Bagaimana motivasi kerja karyawan di Industri Hilir Teh PTPN VIII Unit Cibiru? 2. Bagaimana kepuasan kerja karyawan di Industri Hilir Teh PTPN VIII Unit Cibiru? 3. Bagaimana kinerja karyawan di Industri Hilir Teh PTPN VIII Unit Cibiru? 4. Bagaimana pengaruh motivasi terhadap kinerja di Industri Hilir Teh PTPN VIII Unit Cibiru? 5. Bagaimana pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja di Industri Hilir Teh PTPN VIII Unit Cibiru? 6. Bagaimana pengaruh motivasi dan kepuasan kerja terhadap kinerja di Industri Hilir Teh PTPN VIII Unit Cibiru? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui : 1. Motivasi kerja karyawan di Industri Hilir Teh PTPN VIII Unit Cibiru. 2. Kepuasan kerja karyawan di Industri Hilir Teh PTPN VIII Unit Cibiru. 3. Kinerja karyawan di Industri Hilir Teh PTPN VIII Unit Cibiru. 5

4. Pengaruh motivasi terhadap kinerja karyawan di Industri Hilir Teh PTPN VIII Unit Cibiru. 5. Pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan di Industri Hilir Teh PTPN VIII Unit Cibiru. 6. Pengaruh motivasi dan kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan di Industri Hilir Teh PTPN VIII Unit Cibiru. 1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan : 1. Memberikan informasi tambahan bagi pihak-pihak yang berkepentingan. 2. Untuk menambah khazanah keilmuan dan wawasan bagi masyarakat umum, juga bagi organisasi dan perusahaan yang menaruh minat terhadap permasalahan-permasalahan industri dan yang masih peduli terhadap nasib para karyawan. 3. Sebagai masukan bagi penelitian selanjutnya dalam mengembangkan penelitian mengenai motivasi dan kepuasan kerja, serta pengaruhnya terhadap kinerja karyawan. 1.5 Kerangka Pemikiran Peningkatan kualitas SDM merupakan kebutuhan pasti agar SDM atau karyawan dapat memberikan kinerja yang optimal sehingga perusahaan dapat bertahan bahkan memenangkan persaingan bisnis. Peningkatan kinerja tentu saja tidak lepas dari faktor-faktor yang mempengaruhinya. Mangkunegara (2009 : 67) mendefinisikan kinerja sebagai hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. 6

Dale Timple (dalam Mangkunegara 2012 : 15) menjelaskan bahwa faktorfaktor kinerja terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal, faktor internal (disposisional) yaitu faktor yang berhubungan dengan sifat-sifat seseorang. Sedangkan faktor eksternal yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja seseorang yang berasal dari lingkungan. Seperti perilaku, sikap, dan tindakantindakan rekan kerja, bawahan atau pimpinan, fasilitas kerja dan iklim organisasi. Mathis dan Jackson (2001 : 82) menyatakan bahwa banyak faktor yang dapat mempengaruhi kinerja dari individu tenaga kerja. Faktor-faktor tersebut meliputi: kemampuan mereka, motivasi, dukungan yang diterima, keberadaan pekerjaan yang mereka lakukan, dan hubungan mereka dengan organisasi. Pada banyak organisasi, kinerja organisasi lebih bergantung pada kinerja dari individu tenaga kerja. Anoraga (2004 : 78) menyatakan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan terdiri dari: motivasi, pendidikan, disiplin kerja, keterampilan, sikap etika kerja, gizi dan kesehatan, tingkat penghasilan, lingkungan dan sistem kerja, teknologi, sarana produksi, jaminan sosial, manajemen dan kesempatan berprestasi. Motivasi kerja memiliki peranan penting dalam tercapainya tujuan perusahaan, motivasi kerja merupakan dorongan dari dalam diri seorang karyawan untuk melaksanakan tugasnya dengan baik atau bahkan lebih baik dari standar yang ditetapkan perusahaan. Untuk itu pemberian motivasi kerja yang tepat oleh perusahaan kepada karyawannya akan mampu memajukan dan mengembangkan perusahaan karena karyawan akan melaksanakan tugasnya dalam perusahaan dengan baik atas dasar kesadaran. 7

Ketika seorang karyawan yang telah memiliki skill dibidang kerjanya tapi tidak memiliki motivasi atau dorongan untuk menggunakan skill tersebut dalam mengerjakan tanggung jawabnya maka pekerjaan atau tanggung jawab yang diberikan perusahaan kepada karyawan tersebut tidak akan bisa terselesaikan sesuai dengan harapan perusahaan. Sedangkan menurut Luthans (2006: 207) motivasi adalah proses sebagai langkah awal seseorang melakukan tindakan akibat kekurangan secara fisik dan psikis atau dengan kata lain adalah suatu dorongan yang ditunjukan untuk memenuhi tujuan tertentu. Motivasi pada dasarnya adalah dorongan untuk melakukan sesuatu. Untuk itu, penulis ingin mengetahui apa saja faktor-faktor yang dipertimbangkan karyawan yang membuat karyawan terdorong untuk bekerja di IHT PTPN VIII Unit Cibiru. Abraham Maslow dalam teori hierarki kebutuhan mengemukakan bahwa seseorang berperilaku dan bekerja, karena adanya dorongan untuk memenuhi berbagai macam kebutuhan. Maslow berpendapat, kebutuhan yang diinginkan seseorang itu berjenjang. Artinya jika kebutuhan yang pertama telah terpenuhi, kebutuhan tingkat kedua telah terpenuhi, muncul kebutuhan tingkat ketiga dan seterusnya sampai tingkat kebutuhan kelima. Jenjang/hierarki kebutuhan menurut Abraham Maslow, yakni : Physiological needs (kebutuhan fisik dan biologis), Safety and security needs (kebutuhan keselamatan dan keamanan), Affiliation or Acceptance Needs (kebutuhan sosial), Esteem or status needs (kebutuhan akan penghargaan), Self Actualization (aktualisasi diri). 8

Clayton Alderfer dalam teorinya yang disebut teori ERG (ERG theory) (dalam Hasibuan 2009 : 223) menyatakan bahwa terdapat tiga kelompok kebutuhan inti, yaitu Existence atau Keberadaan, Relatedness atau Afiliasi, dan Growth atau Kemajuan. Teori ERG merupakan hasil dari teori Maslow yang telah ditelaah ulang, namun tidak seperti teori hirarki kebutuhan maslow yang menyatakan bahwa kebutuhan manusia itu berjenjang dari tingkat terendah ke tingkat tertinggi. Teori ERG menyatakan bahwa tidak ada jenjang dalam tiga kebutuhan inti manusia tersebut, Jadi seseorang bisa saja berusaha memenuhi kebutuhan kemajuan meskipun kebutuhan keberadaan ataupun kebutuhan afiliasi belum terpenuhi. Selain faktor motivasi, faktor lain yang mempengaruhi kinerja karyawan adalah kepuasan kerja. Kepuasan kerja adalah salah satu sikap kerja yang merupakan bagian dari sikap. Stephen P. Robbins dan Timothy A. Judge (2009: 92) mengatakan bahwa Sikap atau attitude adalah pernyataan-pernyataan evaluatif terhadap objek, orang, atau peristiwa. Sikap tersebut dapat berupa pernyataan evaluatif yang menyenangkan maupun tidak menyenangkan. Stephen P. Robbins dan Timothy A. Judge (2009: 99) mengatakan bahwa kepuasan kerja adalah perasaan positif tentang pekerjaan seseorang yang merupakan hasil dari evaluasi karakteristik-karakteristiknya. Kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya dan ini nampak pada perilaku dan sikap pegawai dalam kehidupan sehari-hari, biasanya ditunjukkan dalam hal tanggapan yang positif ataupun negatif dalam bekerja. 9

Kepuasan kerja karyawan dapat diukur berdasarkan aspek-aspek kepuasan kerja melalui Minnesota Satisfaction Quetionnaire (MSQ), yaitu faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Minnesota Satisfaction Questionnaire (MSQ) merupakan alat ukur kepuasan kerja pertama yang dirancang oleh Weiss, Dawis, Loftquis, & England (1966, dalam Spector, 1997) - Adapaun faktor-faktor instrinsik sebagai berikut : 1. Activity, yaitu seberapa jauh karyawan merasa puas dengan aktivitas pekerjaannya. 2. Independence,yaitu kewenangan untuk dapat bekeja secara mandiri menggunakan metode sendiri 3. Variety, yaitu kesempatan untuk melakukan pekerjaan yang berbeda-beda atau bervariasi 4. Social status, yaitu pengakuan atau pandangan masyarakat luas tentang status pekerjaan tersebut 5. Moral values, yaitu pekerjaan tidak berhubungan dengan segala sesuatu yang dapat mengganggu hati nurani 6. Security, yaitu kepastian keamanan kerja yang diberikan 7. Social service, yaitu kesempatan untuk membantu orang lain mengerjakan tugas 8. Authority, yaitu memiliki kesempatan untuk dapat memimpin orang lain 9. Ability utilization, yaitu kesempatan untuk menggunakan kemampuan yang ada 10. Responsibility, yaitu tanggung jawab dalam membuat keputusan dan tindakan 11. Creativity, yaitu kebebasan untuk berkreatifitas atau mengungkapkan ide yang baru 12. Achievement, yaitu perasaan yang didapat ketika menyelesaikan suatu tugas 10

- Faktor-faktor ekstrinsik sebagai berikut : 1. Compensation, yaitu besarnya imbalan atau upah yang diterima 2. Advancement, yaitu kesempatan untuk memperoleh promosi 3. Coworkers, yaitu seberapa baik hubungan antara sesama rekan kerja 4. Human relations supervisions, yaitu kemampuan atasan dalam menjalin hubungan interpersonal 5. Technical supervisions, yaitu kemampuan atau skill atasan menyangkut segala sesuatu yang berhubungan dengan pekerjaan 6. Company policies and practise, yaitu seberapa jauh perusahaan menyenangkan para pekerja 7. Working conditions, yaitu kondisi pekerjaan seperti jam kerja, temperatur, perlengkapan kantor serta lokasi pekerjaan 8. Recognition, yaitu pujian yang diperoleh ketika menyelesaikan pekerjaan yang baik Berdasarkan kerangka pemikiran diatas dapat disimpulkan bahwa agar sebuah perusahaan atau organisasi dapat bertahan dalam persaingan bisnis atau bahkan agar perusahaan tersebut dapat memenangkan persaingan bisnis yang dihadapi, maka salah satu caranya yaitu dengan meningkatkan kualitas kinerja karyawan yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Kinerja seorang karyawan dapat meningkat apabila karyawan tersebut termotivasi dalam bekerja juga merasa terpuaskan dalam bekerja. Maka dari itu perusahaan perlu membuat sebuah sistem yang dapat memotivasi dan juga menjamin kepuasan kerja dari karyawan yang dimilikinya. Agar tidak terjadi kesalahan dalam pembahasan selanjutnya, maka penulis merasa perlu untuk merumuskan paradigma kerangka pemikiran. Pengaruh 11

motivasi kerja dan kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan dapat digambarkan pada gambar 1.1 berikut : X1 Motivasi Y Kinerja Karyawan X2 Kepuasan Kerja Gambar 1.1 Paradigma penelitian 1.6 Hipotesis Hipotesis 1 : Terdapat pengaruh motivasi terhadap kinerja karyawan di Industri Hilir Teh (IHT) PT Perkebunan Nusantara VIII Unit Cibiru. Hipotesis 2 : Terdapat pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan di Industri Hilir Teh (IHT) PT Perkebunan Nusantara VIII Unit Cibiru. Hipotesis 3 : Terdapat pengaruh motivasi dan kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan di Industri Hilir Teh (IHT) PT Perkebunan Nusantara VIII Unit Cibiru. 12