BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Keperawatan Pengertian Keperawatan Menurut Pasal 1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2014 keperawatan adalah kegiatan pemberian asuhan kepada individu, keluarga, kelompok atau masyarakat, baik dalam keadaan sakit maupun sehat (UU RI No. 38, 2014) Pengertian Perawat Pengertian perawat menurut pasal 1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2014 adalah seseorang yang telah lulus pendidikan tinggi keperawatan, baik di dalam maupun di luar negeri yang diakui oleh pemerintah sesuai dengan peraturan perundang-undangan (UU RI No. 38, 2014). Perawat sebagai suatu profesi merupakan bagian dari tim kesehatan yang bertanggung jawab membantu klien, baik dalam kondisi sehat maupun sakit, pemberian bantuan ditujukan untuk pemenuhan kebutuhan dasar klien guna tercapainya kondisi sehat yang optimal (Haryanto, 2007). Perawat adalah tenaga kesehatan yang secara langsung berhubungan dengan manusia, klien yang di rawat menyerahkan kesehatan dan keselamatan hidupnya kepada petugas kesehatan, termasuk perawat (Asmadi, 2008). Jenis perawat menurut pasal 4 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2014 terdiri atas perawat profesi (Ners dan Ners Spesialis) dan perawat vokasi (Diploma Tiga Keperawatan) (UU RI No 38, 2014).

2 2.1.3 Tugas dan Wewenang Perawat Tugas perawat diatur dalam pasal 29 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2014 yaitu sebagai pemberi asuhan keperawatan, penyuluh dan konselor bagi klien, pengelola pelayanan keperawatan, peneliti keperawatan, pelaksana tugas berdasarkan pelimpahan wewenang dan pelaksana tugas dalam keadaan keterbatasan tertentu (UU RI No 38, 2014). Penjelasan tentang tugas dan wewenang perawat adalah sebagai: 1. pemberi asuhan keperawatan Tugas perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan di bidang upaya kesehatan perorangan, menurut pasal 30 perawat berwenang: melakukan pengkajian keperawatan secara holistik; menetapkan diagnosis keperawatan; merencanakan tindakan keperawatan; melaksanakan tindakan keperawatan; mengevaluasi hasil tindakan keperawatan; melakukan rujukan; memberikan tindakan pada keadaan gawat darurat sesuai dengan kompetensi; memberikan konsultasi keperawatan dan berkolaborasi dengan dokter; melakukan penyuluhan kesehatan dan konseling; dan melakukan penatalaksanaan pemberian obat kepada klien sesuai dengan resep tenaga medis atau obat bebas dan obat bebas terbatas. Tugas perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan di bidang upaya kesehatan masyarakat, menurut pasal 30 perawat berwenang: melakukan pengkajian keperawatan kesehatan masyarakat di tingkat keluarga dan kelompok masyarakat; menetapkan permasalahan keperawatan kesehatan masyarakat.

3 Tugas perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan di bidang upaya kesehatan masyarakat selanjutnya yaitu membantu penemuan kasus penyakit; merencanakan tindakan keperawatan kesehatan masyarakat; melaksanakan tindakan keperawatan kesehatan masyarakat; melakukan rujukan kasus; mengevaluasi hasil tindakan keperawatan kesehatan masyarakat; melakukan pemberdayaan masyarakat; melaksanakan advokasi dalam perawatan kesehatan masyarakat; menjalin kemitraan dalam perawatan kesehatan masyarakat; melakukan penyuluhan kesehatan dan konseling; mengelola kasus; dan melakukan penatalaksanaan keperawatan komplementer dan alternatif. 2. penyuluh dan konselor bagi klien Tugas perawat sebagai penyuluh dan konselor bagi klien, menurut pasal 31 perawat berwenang: melakukan pengkajian keperawatan secara holistik di tingkat individu dan keluarga serta di tingkat kelompok masyarakat; melakukan pemberdayaan masyarakat; melaksanakan advokasi dalam perawatan kesehatan masyarakat; menjalin kemitraan dalam perawatan kesehatan masyarakat; dan melakukan penyuluhan kesehatan dan konseling. 3. pengelola pelayanan keperawatan Tugas perawat sebagai pengelola pelayanan keperawatan, menurut pasal 31 perawat berwenang: melakukan pengkajian dan menetapkan permasalahan; merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pelayanan keperawatan; dan mengelola kasus. 4. peneliti keperawatan

4 Tugas perawat sebagai peneliti keperawatan, menurut pasal 31 perawat berwenang: melakukan penelitian sesuai dengan standar dan etika; menggunakan sumber daya pada fasilitas pelayanan kesehatan atas izin pimpinan; dan menggunakan pasien sebagai subjek penelitian sesuai dengan etika profesi dan ketentuan peraturan perundang-undangan. 5. pelaksana tugas berdasarkan pelimpahan wewenang Tugas perawat berdasarkan pelimpahan wewenang, menurut pasal 32 perawat berwenang: melakukan tindakan medis yang sesuai dengan kompetensinya atas pelimpahan wewenang delegatif tenaga medis; melakukan tindakan medis dibawah pengawasan atas pelimpahan wewenang mandat; dan memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan program pemerintah. 6. pelaksana tugas dalam keadaan keterbatasan tertentu Tugas perawat pada keadaan keterbatasan tertentu, menurut pasal 33 perawat berwenang: melakukan pengobatan untuk penyakit umum dalam hal tidak terdapat tenaga medis; merujuk pasien dengan ketentuan pada sistem rujukan; dan melakukan pelayanan kefarmasian secara terbatas dalam hal tidak terdapat tenaga kefarmasian. Tugas dan tanggung jawab dalam melaksanakan asuhan keperawatan oleh Perawat Assosiate (PA) adalah sebagai berikut (Sitorus & Panjaitan, 2011): membaca rencana keperawatan (renpra) yang telah ditetapkan Perawat Primer (PP) dan meminta bimbingan kepada Perawat Primer bila ada hal yang belum jelas.

5 Tugas dan tanggung jawab Perawat Assosiate (PA) selanjutnya yaitu membina hubungan terapeutik dengan pasien dan keluarga sebagai lanjutan kontrak yang sudah dilakukan Perawat Primer; menerima pasien baru (kontrak) dan memberikan informasi berdasarkan format orientasi pasien dan keluarga jika Perawat Primer tidak ada di tempat; melakukan tindakan keperawatan pada pasiennya berdasarkan renpra; melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan dan mendokumentasikannya pada format yang tersedia; mengikuti visite dokter bila Perawat Primer tidak di tempat; mengecek kerapihan dan kelengkapan status keperawatan; membuat laporan pergantian dinas dan setelah selesai di paraf; mengkomunikasikan kepada Perawat Primer/Penanggung Jawab dinas bila menemukan masalah yang perlu diselesaikan; menyiapkan pasien untuk pemeriksaan diagnostik, laboratorium, pengobatan, dan tindakan; berperan serta dalam pendidikan kesehatan pada pasien dan keluarga yang dilakukan Perawat Primer; melakukan inventarisasi fasilitas yang terkait dengan timnya; membantu tim lain yang membutuhkan; dan memberikan resep dan menerima obat dari keluarga pasien yang menjadi tanggungjawabnya dengan berkoordinasi dengan Perawat Primer. Tanggung jawab dan pelaksanaan uraian tugas perawat pelaksana/perawat assosiate sebagai berikut (Winarti, Yudantoro & Ratna, 2012). Tanggung jawab perawat pelaksana yaitu: kebenaran asuhan keperawatan meliputi pengkajian, diagnosis dan rencana asuhan keperawatan; kebenaran dan ketepatan pelayanan asuhan meliputi tindakan dan evaluasi keperawatan; kelengkapan bahan dan peralatan kesehatan; kebersihan dan kerapihan pasien serta alat kesehatan.

6 Tanggung jawab dan pelaksanaan uraian tugas perawat pelaksana selanjutnya yaitu kebenaran informasi/bimbingan/penyuluhan kesehatan; dan ketepatan penggunaan sumber daya secara efisien dan efektif. Uraian tugas perawat pelaksana yaitu: mengikuti serah terima klien dinas pagi, sore, dan malam bersama Perawat Primer; mengikuti pre/post conference dengan Perawat Primer; melakukan pengkajian awal pada klien baru jika perawat primer tidak ada di tempat; melaksanakan rencana keperawatan; membuat rencana keperawatan pada klien baru jika Perawat Primer tidak ada di tempat; melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan; melakukan pencatatan dan pelaporan berdasarkan format dokumentasi keperawatan yang ada di ruangan; menyiapkan klien untuk pemeriksaan diagnostik/laboratorium, pengobatan dan tindakan; memberikan penjelasan atas pertanyaan klien/keluarga dengan kalimat yang mudah dimengerti, bersifat sopan dan ramah; berperan serta melakukan penyuluhan kesehatan pada klien dan keluarga; memelihara kebersihan klien, ruangan dan lingkungan ruang rawat; menyimpan, memelihara peralatan yang diperlukan sehingga siap pakai; melakukan dinas rotasi sesuai jadwal yang sudah dibuat oleh kepala ruangan; mengikuti visite dokter atau ronde keperawatan jika tidak ada Perawat Primer; menggantikan peran/tugas Perawat Primer yang lain jika Perawat Primer tidak ada; dan mengidentifikasi dan mencatat tingkat ketergantungan klien setiap tugas shift, serta melaksanakan kebijakan yang ditentukan oleh kepala ruangan. 2.2 Konsep Dasar Kepuasan Kerja Pengertian Kepuasan Kerja

7 Kepuasan kerja adalah suatu keadaan emosi seseorang yang positif maupun menyenangkan yang dihasilkan dalam suatu pekerjaan atau pengalaman kerja (Luthans, 1998). Perawat yang merasa puas dalam pekerjaannya akan memberikan pelayanan lebih baik dan bermutu kepada pasien rumah sakit sehingga kepuasan pasien dan keluarga pasien juga terpenuhi, yang pada akhirnya meningkatkan citra dan pendapatan rumah sakit (Crose, 1999). Kepuasan kerja dapat didefinisikan sebagai suatu perasaan positif tentang pekerjaan seseorang yang merupakan hasil dari sebuah evaluasi karakteristiknya (Robbins, 2008). Kepuasan kerja sebagai hasil keseluruhan dari derajat rasa suka atau tidak sukanya tenaga kerja terhadap berbagai aspek dari pekerjaannya (Howell & Dipboye, 1986). Kepuasan kerja adalah sikap umum terhadap pekerjaan seseorang, yang menunjukkan perbedaan antara jumlah penghargaan yang diterima pekerja dan jumlah yang mereka yakini seharusnya mereka terima (Robbins, 2006). Kepuasan kerja akan tercapai apabila karyawan dapat mencapai tiga kedudukan psikologis yang kritis dimana kedudukan psikologis tersebut yaitu: karyawan merasakan pekerjaan sebagai sesuatu yang penting dan bermanfaat; karyawan mengalami bahwa ia bertanggung jawab terhadap pekerjaan itu secara individu maupun hasil; dan karyawan dapat merasakan hasil apa yang dicapai dan apakah hasil tersebut memuaskan atau tidak (Roziqin, 2010). Kepuasan kerja didapatkan dalam berbagai bentuk secara finansial dan nonfinansial (fisik, emosional, dan intelektual) (Simamora, 2012) Teori Kepuasan Kerja

8 Rasa puas dapat dicapai karena adanya motivasi dalam diri individu (Mangkunegara, 2004). Ada beberapa teori dimensi motivasi kepuasan kerja, diantaranya yaitu: 1. hierarki kebutuhan (need hierarchy) Hierarki kebutuhan (need hierarchy) dikembangkan oleh Abraham Maslow. Maslow memandang bahwa kebutuhan manusia tersusun atas suatu hierarki atau urutan kebutuhan, mulai dari kebutuhan yang paling mendasar (kebutuhan fisiologis) sampai kebutuhan yang paling tinggi (aktualisasi diri) (Suarli & Bahtiar, 2009). Menurut Maslow orang akan berusaha memenuhi kebutuhan yang lebih pokok dulu (fisiologis) sebelum beralih pada kebutuhan yang lebih tinggi (Suarli & Bahtiar, 2009). Apabila kebutuhan tingkat bawah sudah terpenuhi maka akan naik ke kebutuhan tingkat atas, tetapi bila sudah mencapai tingkatan tertinggi, tidak akan turun lagi ke tingkatan dibawahnya (Kurniadi, 2013). Hierarki kebutuhan Maslow adalah sebagai berikut: physiological needs (kebutuhan fisik/fisiologis), safety and security needs (kebutuhan keamanan dan keselamatan), belongingness, social and love needs (kebutuhan rasa memiliki, berinteraksi sosial, dan cinta), esteem needs (kebutuhan pengakuan harga diri), dan self actualization needs (kebutuhan aktualisasi diri). Kebutuhan fisik merupakan tingkat kebutuhan terendah (Kurniadi, 2013) yang berkaitan langsung dengan fisik manusia. Manusia dalam mempertahankan hidup harus memenuhi kebutuhan fisiologis seperti makan, minum, tempat tinggal, pakaian, seks, kesehatan badan, dan semua yang berhubungan dengan biologis tubuh (Kurniadi, 2013; Suarli & Bahtiar, 2009).

9 Kebutuhan keamanan dan keselamatan merupakan tingkat kebutuhan kedua (Kurniadi, 2013) dimana manusia butuh akan kebebasan dari ancaman baik berupa ancaman kejadian atau ancaman dari lingkungan (Suarli & Bahtiar, 2009). Manusia membutuhkan rasa aman agar bisa memenuhi kebutuhan lainnya seperti jauh dari gangguan atau kejahatan orang lain, tidak merasa dibawah tekanan orang atau situasi, serta merasa terpenuhi kebutuhan rasa aman dan nyaman dalam kehidupan sehari-seharinya (Kurniadi, 2013), misalnya gaji tetap sehingga bisa melakukan perencanaan regular (Suarli & Bahtiar, 2009). Kebutuhan rasa memiliki, berinteraksi sosial, dan cinta merupakan tingkat kebutuhan ketiga (Kurniadi, 2013). Individu bebas mengadakan hubungan dengan orang lain tanpa ada rasa dibenci seperti: pertemanan, afiliasi, interaksi, pernikahan, dan kerja sama dalam tim (Suarli & Bahtiar, 2009; Kurniadi, 2013). Individu merasa menjadi bagian dari lingkungannya jika individu tersebut mampu mencintai orang lain dan dicintai oleh orang lain, merasa saling membutuhkan satu sama lain, dan membina hubungan baik antar tenaga kesehatan dikantor atau dengan kelompok/masyarakat dimanapun berada (Kurniadi, 2013). Kebutuhan pengakuan harga diri merupakan tingkat kebutuhan ke empat (Kurniadi, 2013). Kebutuhan pengakuan harga diri merupakan kebutuhan untuk menghargai diri sendiri (Suarli & Bahtiar, 2009) maupaun mendapat penghargaan dari orang lain, misalnya pencapaian posisi atau jabatan tertentu (Suarli & Bahtiar, 2009; Kurniadi, 2013). Individu akan merasa diakui apabila dirinya dihargai dan dapat diterima oleh kelompok/masyarakat, seseorang harus memiliki identitas diri yang

10 jelas baik berupa status atau kedudukan tertentu, tetapi yang diharapkan individu disini adalah hanya sekedar ada pengakuan keberadaannya dari orang lain (Kurniadi, 2013). Kebutuhan aktualisasi diri merupakan tingkat kebutuhan tertinggi, apabila individu sudah mencapai tingkatan ini diharapkan tidak turun ke tingkatan kebutuhan dibawahnya lagi, individu dituntut untuk melaksanakan pengabdian yang terbaik dan ikhlas demi orang lain atau kerja sosial agar lebih bermanfaat bagi orang lain (Kurniadi, 2013). Kebutuhan aktualisasi diri merupakan kebutuhan untuk bisa memaksimumkan kemampuan, keahlian, dan potensi diri misalnya dalam menghadapi tantangan kerja (Suarli & Bahtiar, 2009; Kurniadi, 2013). Tabel 2.1 The need hierarchy Teori The need hierarchy (Maslow) (Sumber: Nursalam, 2002) Penjelasan 1. Fisiologi = gaji pokok 2. Aman = perencanaan yang regular (gaji) 3. Kasih sayang = kerjasama secara tim 4. Harga diri = pencapaian posisi 5. Aktualisasi = tantangan dalam bekerja 2. teori existence, relatedness, growth (ERG) Teori ERG merupakan modifikasi dari teori hierarki Maslow yang dikemukakan oleh Clayton Alderfer (Kurniadi, 2013), serupa dengan hierarki kebutuhan Maslow karena juga memandang kebutuhan manusia sebagai suatu

11 hierarki (Suarli & Bahtiar, 2009). Ada Tiga hierarki dalam teori ERG yaitu: existence (eksistensi), relatedness (keterkaitan), dan growth (pertumbuhan). Kebutuhan yang bisa dipuaskan oleh faktor-faktor seperti makanan, minuman, udara, upah, dan kondisi kerja (Suarli & Bahtiar, 2009). Bila dibandingkan dengan teori hierarki Maslow maka termasuk dalam pemenuhan kebutuhan fisik dan kebutuhan keamanan (Suarli & Bahtiar, 2009; Hariandja, 2007). Kebutuhan yang bisa dipuaskan oleh hubungan sosial dan hubungan antarpribadi (Suarli & Bahtiar, 2009). Manusia memerlukan kehidupan yang baik dengan cara bisa membina hubungan dengan orang lain, serta manusia butuh dihargai sebagai individu dan kelompok, saling membutuhkan dan saling bekerjasama dalam memenuhi kebutuhan dengan orang lain (Hariandja, 2007). Bila dibandingkan dengan teori hierarki Maslow maka termasuk kebutuhan rasa memiliki, sosial dan cinta serta kebutuhan pengakuan harga diri (Suarli & Bahtiar, 2009; Hariandja, 2007). Kebutuhan yang bisa dipuaskan bila seseorang memberikan kontribusi yang kreatif dan produktif (Suarli & Bahtiar, 2009). Pertumbuhan adalah keinginan untuk diakui sebagai individu yang bermanfaat bagi orang lain, individu tersebut sudah mencapai tujuan hidup sehingga akan membantu memenuhi kebutuhan orang lain (Hariandja, 2007). Bila dibandingkan dengan teori Maslow maka termasuk tingkatan aktualisasi diri (Suarli & Bahtiar, 2009; Hariandja, 2007). Teori ERG juga menyatakan bahwa jika kebutuhan yang lebih tinggi mengalami kekecewaan,

12 maka kebutuhan yang lebih rendah akan kembali walaupun sudah pernah terpuaskan (Suarli & Bahtiar, 2009). Tabel 2.2 ERG theory Teori ERG theory (Clayton Alderfer) (Sumber: Nursalam, 2002) Penjelasan 1. E = Existence (fisiologi dan aman) 2. R = Relatedness (kasih sayang) 3. G = Growth (harga diri dan aktualisasi) 3. teori dua faktor (two-factors theory) atau motivator-hygienes theory Teori dua faktor (two-factors theory) dikemukakan oleh Federick Herzberg yang meyakini bahwa karyawan dapat dimotivasi oleh pekerjaannya sendiri dan di dalamnya terdapat kepentingan yang bisa disesuaikan dengan tujuan organisasi (Suarli & Bahtiar, 2009). Menurut teori ini seseorang akan melakukan pekerjaan karena dipengaruhi oleh faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik (Danim, 2004). Faktor-faktor penyebab ketidakpuasan berasal dari kondisi ekstrinsik (di luar) pekerjaan atau konteks pekerjaan (job context) seperti gaji, kondisi kerja, jaminan pekerjaan, prosedur perusahaan, kebijakan perusahaan, mutu supervisi, hubungan dengan supervisor, hubungan dengan rekan sejawat, hubungan dengan bawahan, status (Suarli & Bahtiar, 2009), reward dan punishment, budaya kerja, teknik kerja, pedoman penilaian kerja, dan audit (Hariandja, 2004). Faktor yang menyebabkan ketidakpuasan (dissatisfier) disebut juga dengan faktor hygienes (Suarli & Bahtiar, 2009), karena ada beberapa hal yang kurang memuaskan dari apa yang diinginkan dari pekerjaannya (Hariandja, 2007). Faktor-faktor penyebab kepuasan berasal dari kondisi intrinsik (di dalam) pekerjaan atau isi pekerjaan (job content) seperti prestasi, pengakuan, tanggung

13 jawab, kemajuan, pekerjaan itu sendiri, dan kemungkinan berkembang (Suarli & Bahtiar, 2009; Hariandja, 2007). Faktor pemuas (satisfier) disebut juga faktor motivator (Suarli & Bahtiar, 2009), karena akan bisa menjadi faktor pendorong yang kuat untuk bekerja menjadi lebih baik sehingga memuaskan individu (Hariandja, 2007). Tabel 2.3 Two-factors theory Teori Two-factors theory (Frederich Herzberg) (Sumber: Nursalam, 2002) Penjelasan 1. Motivators = kepuasan kerja 2. Hygiene = lingkungan yang kondusif 4. teori kebutuhan yang dipelajari (learned needs theory) Teori kebutuhan yang dipelajari (learned needs theory) yang dikemukakan oleh McClelland adalah teori yang berkaitan erat dengan konsep belajar, teori ini menyatakan bahwa melalui kehidupan dalam suatu budaya seseorang belajar tentang kebutuhannya (Suarli & Bahtiar, 2009). Tiga dari kebutuhan yang diperlajari ini adalah sebagai berikut: kebutuhan berprestasi (need for achievement), kebutuhan berkuasa (need for power), dan kebutuhan berafiliasi atau menjalin hubungan (need for affiliation). Kebutuhan berprestasi yaitu keinginan untuk mencapai sesuatu yang lebih baik dari yang sebelumnya dan tidak dimiliki oleh orang lain, karena motivasi ini individu akan mau mengikuti pendidikan dan pelatihan (Hariandja, 2007), menyelesaikan pekerjaan yang menantang, memenangkan kompetisi, dan bisa menyelesaikan masalah dengan baik (Suarli & Bahtiar, 2009). Kebutuhan berkuasa yaitu keinginan untuk memiliki kekuasaan sehingga bisa menjadi

14 pemimpin dan memiliki bawahan yang berada dibawah pengaruhnya, karena motivasi ini individu akan mencari bagaimana caranya mendapatkan jabatan dengan berbagai cara (Hariandja, 2007), kekuasaan untuk memerintah orang lain atau kekuasaan untuk menentukan kebijakan (Suarli & Bahtiar, 2009). Kebutuhan berafiliasi atau menjalin hubungan yaitu keinginan untuk berhubungan dengan orang lain dan selalu bekerja sama dengan orang lain (Hariandja, 2007), menjalin pertemanan atau persahabatan (Suarli & Bahtiar, 2009). Perawat adalah profesi yang selalu berhubungan dengan orang lain dan bekerjasama dengan orang lain dalam meningkatkan pelayanan keperawatan yang bermutu tinggi, sehingga kecenderungan berafiliasi lebih tinggi daripada kebutuhan untuk berprestasi dan berkuasa (Kurniadi, 2013). Tabel 2.4 Learned theory Teori Learned theory (McClelland) (Sumber: Nursalam, 2002) Penjelasan 1. Affiliation = bersahabat 2. Power = memerintah orang lain 3. Achievement = suka tantangan, kompetisi, dan menyelesaikan masalah secara efektif Faktor-Faktor Kepuasan Kerja Ada lima faktor yang menimbulkan kepuasan kerja yaitu (Ghiselli & Brown, 2003), pertama yaitu kedudukan, pada umumnya manusia beranggapan bahwa seseorang yang berkerja pada pekerjaan yang lebih tinggi akan merasa puas daripada yang pekerjaannya lebih rendah. Sesungguhnya hal tersebut tidak

15 selalu benar, tetapi justru perubahan dalam tingkat pekerjaannyalah yang mempengaruhi kepuasan kerja. Kedua yaitu golongan, seseorang yang memiliki golongan yang lebih tinggi umumnya memiliki gaji, wewenang dan kedudukan yang lebih dibandingkan yang lain, sehingga menimbulkan perilaku dan perasaan yang puas terhadap pekerjaannya. Ketiga yaitu umur, terdapat hubungan antara umur dengan kepuasan kerja, dimana umur antara tahun dan umur tahun merupakan umur yang bisa menimbulkan perasaan kurang puas terhadap pekerjaan. Keempat yaitu jaminan finansial dan jaminan sosial, jaminan finansial dan jaminan sosial umumnya berpengaruh terhadap kepuasan kerja. Kelima yaitu mutu pengawasan, kepuasan karyawan dapat ditingkatkan melalui perhatian dan hubungan yang baik dari pimpinan dengan bawahan, sehingga karyawan akan merasa bahwa dirinya merupakan bagian yang penting dari organisasi kerja. Faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja yaitu: motivasi, lingkungan, dan peran manajer. Menurut Nursalam (2002) fungsi manajer dalam meningkatkan kepuasan kerja staf didasarkan pada faktor-faktor motivasi yang meliputi: keinginan untuk peningkatan; percaya bahwa gaji yang didapatkan sudah mencukupi; memiliki kemampuan pengetahuan, keterampilan dan nilainilai yang diperlukan; umpan balik; dan kesempatan untuk mencoba. Faktor-faktor motivasi selanjutnya yaitu instrumen penampilan untuk promosi, kerjasama, dan peningkatan penghasilan. Motivasi seseorang akan timbul apabila mereka diberi kesempatan untuk mencoba dan mendapat umpan balik dari hasil yang diberikan, oleh karena itu penghargaan psikis dalam hal ini

16 sangat diperlukan agar seseorang merasa dihargai dan diperhatikan serta dibimbing manakala melakukan suatu kesalahan (Nursalam, 2002). Menurut Nursalam (2002) faktor lingkungan juga memegang peranan yang penting dalam motivasi meliputi: 1) komunikasi, yaitu penghargaan terhadap usaha yang telah dilaksanakan, pengetahuan tentang kegiatan organisasi dan rasa percaya diri berhubungan dengan manajemen organisasi; 2) potensial pertumbuhan, yaitu kesempatan untuk berkembang, karir dan promosi; dukungan untuk tumbuh dan berkembang: pelatihan, beasiswa untuk melanjutkan pendidikan, pelatihan manajemen bagi staf yang dipromosikan; 3) kebijaksanaan individu yaitu mengakomodasi kebutuhan individu: jadwal kerja, liburan, dan cuti sakit serta pembiayaan; keamanan pekerjaan; loyalitas organisasi terhadap staf, menghargai staf: agama, latar belakang; adil dan konsisten terhadap keputusan organisasi; 4) upah/gaji yang cukup untuk kebutuhan hidup; dan 5) kondisi kerja yang kondusif. Peran manajer dapat mempengaruhi faktor motivasi dan lingkungan, secara umum peran manajer dapat dinilai dari kemampuannya dalam memotivasi dan meningkatkan kepuasan staf, kepuasan kerja staf dapat dilihat dari terpenuhinya kebutuhan fisik dan psikis, dimana kebutuhan psikis tersebut dapat terpenuhi melalui peran manajer dalam memperlakukan stafnya (Nursalam, 2002). Hal ini perlu ditanamkan kepada manajer agar diciptakan suatu keterbukaan dan memberikan kesempatan kepada staf untuk melaksanakan tugas dengan sebaikbaiknya (Nursalam, 2002). Manajer mempunyai lima dampak terhadap faktor lingkungan dalam tugas profesional sebagaimana dibahas sebelumnya:

17 komunikasi, potensial perkembangan, kebijaksanaan, gaji atau upah, dan kondisi kerja (Nursalam, 2002). Ada 12 kunci utama dalam kepuasan kerja: input; hubungan manajer dan staf; displin kerja; lingkungan tempat kerja; istirahat dan makan yang cukup; diskriminasi; kepuasan kerja; penghargaan penampilan; klasifikasi kebijaksanaan, prosedur, dan keuntungan; mendapatkan kesempatan; pengambilan keputusan; gaya manajer (Nursalam, 2002; Kuntoro, 2010). Indikator yang digunakan untuk mengukur kepuasan kerja: 1) kepuasan terhadap gaji, gaji merupakan upah yang diperoleh seseorang sebanding dengan usaha yang dilakukan dan sama dengan upah yang diterima oleh orang lain dalam posisi yang sama (Robbins, 2007). Beberapa studi menyatakan bahwa gaji selalu menempati nomor enam dari enam prediktor yang menentukan kepuasan kerja perawat (Stamps, 1997); 2) kepuasan terhadap pekerjaan itu sendiri, sejauh mana pekerjaan menyediakan kesempatan seseorang untuk belajar memperoleh tanggung jawab dalam suatu tugas tertentu dan tantangan untuk pekerjaan yang menarik (Robbins, 2007). 3) kepuasan terhadap sikap atasan, sejauh mana perhatian bantuan teknis dan dorongan ditunjukkan oleh supervisor terdekat terhadap bawahan, atasan yang memiliki hubungan personal yang baik dengan bawahan serta mau memahami kepentingan bawahan memberikan kontribusi positif bagi kepuasan pegawai, dan partisipasi bawahan dalam pengambilan keputusan memberikan dampak positif terhadap kepuasan pegawai (Robbins, 2007); 4) kepuasan terhadap rekan kerja, bagi kebanyakan pegawai, kerja merupakan salah satu cara untuk memenuhi

18 kebutuhan interaksi sosial, oleh karena itu mempunyai rekan kerja yang menyenangkan dapat meningkatkan kepuasan kerja (Robbins, 2007); dan 5) kepuasan terhadap promosi, keinginan untuk promosi mencakup keinginan untuk pendapatan yang lebih tinggi, status sosial, pertumbuhan secara psikologis dan keinginan untuk rasa keadilan (Robbins, 2007). Menurut Society for Human Resource Management (SHRM) pada tahun 2013 faktor kepuasan kerja pegawai (employee job satisfaction) (SHRM, 2013): 1. perkembangan karir (career development) yaitu: kesempatan untuk menggunakan keterampilan/kemampuan (opportunities to use skills/abilities); kesempatan memajukan karir dalam organisasi (career advancement opportunities within organization); pelatihan kerja khusus (job-specific training); komitmen organisasi untuk pengembangan profesi (organization s commitment to professional development); kesempatan mengembangankan karir (career development opportunities); pembayaran pelatihan dan program pembayaran ulang uang kuliah (paid training and tuition reimbursement programs); dan jaringan (networking). 2. hubungan pegawai dengan manajemen (employee relationships with management) yaitu: hubungan dekat dengan supervisor (relationship with immediate supervisor, komunikasi antar pegawai dan pimpinan senior (communication between employees and senior management), otonomi dan kebebasan (autonomy and independence), dan pengakuan pimpinan terhadap penampilan kerja pegawai (management s recognition of employee job performance).

19 3. bayaran dan keuntungan (compensation and benefits) yaitu: bayaran (compensation/pay) dan keuntungan (benefits). 4. lingkungan kerja (work environment) yaitu: keamanan kerja (job security), keseimbangan keuangan organisasi (organization s financial stability), pekerjaan itu sendiri (the work itself), keselamatan lingkungan kerja (feeling safe in the work environment), semua yang tergabung dalam budaya (overall corporate culture), hubungan dengan teman sekerja (relationship with coworkers), makna pekerjaan (meaningfulness of the job), kontribusi kerja terhadap tujuan bisnis organisasi (contribution of work to organization s business goals), jenis pekerjaan (variety of work), komitmen organisasi terhadap hubungan pertanggungjawaban sosial (organization s commitment to corporate social responsibility), komitmen organisasi dalam membedakan dan sampai pada kekuatan pekerja (organization s commitment to a diverse and inclusive workforce), dan komitmen organisasi terhadap lingkungan kerja yang asri (organization s commitment to a Green workplace) Pengukuran Kepuasan Kerja Pengukuran kepuasan kerja (Maryanto, Pujiyanto, & Setyono, 2013; Paramarta & Haruman, 2005): 1. pengukuran kepuasan kerja dengan skala indeks deskripsi jabatan Skala pengukuran ini dikembangkan oleh Smith, Kendall, dan Hullin pada tahun Dalam penggunaannya, pegawai ditanya mengenai pekerjaan maupun jabatannya yang dirasakan sangat baik dan sangat buruk, dalam skala mengukur sikap dari lima area yaitu kerja, pengawasan, upah, promosi dan co-worker. Setiap

20 pertanyaan yang diajukan harus dijawab oleh pegawai dengan cara menandai jawaban ya, tidak atau tidak ada jawaban. 2. pengukuran kepuasan kerja berdasarkan ekspresi wajah Mengukur kepuasan kerja ini dikembangkan oleh Kunin pada tahun Skala ini terdiri dari segi gambar wajah-wajah orang mulai dari sangat gembira, gembira, netral, cemberut, dan sangat cemberut. Pegawai diminta untuk memilih ekspresi wajah yang sesuai dengan kondisi pekerjaan yang dirasakan pada saat itu. 3. pengukuran kepuasan kerja dengan kuesioner minnesota Pengukuran kepuasan kerja ini dikembangkan oleh Weiss, Dawis, dan England pada tahun Skala ini terdiri dari pekerjaan yang dirasakan sangat tidak puas, tidak puas, netral, memuaskan, dan sangat memuaskan. Pegawai diminta memilih salah satu alternatif jawaban yang sesuai dengan kondisi pekerjaannya Klasifikasi Kepuasan Tingkat kepuasan dapat diklasifikasikan dalam beberapa tingkatan sebagai berikut (Gerson, 2004): 1. sangat memuaskan Sangat memuaskan diartikan sebagai ukuran subjektif hasil penilaian perasaan seseorang yang menggambarkan sepenuhnya atau sebagian besar sesuai kebutuhan atau keinginan. Seluruhnya menggambarkan tingkat kualitas yang paling tinggi.

21 2. memuaskan Memuaskan diartikan sebagai ukuran subjektif hasil penilaian perasaan seseorang yang menggambarkan tidak sepenuhnya atau sebagian sesuai kebutuhan atau keinginan. Seluruhnya ini menggambarkan tingkat kualitas yang kategori sedang. 3. tidak memuaskan Tidak memuaskan diartikan sebagai ukuran subjektif hasil penilaian perasaan seseorang yang rendah. Menggambarkan tidak sesuai kebutuhan atau keinginan. 4. sangat tidak memuaskan Sangat tidak memuaskan diartikan sebagai ukuran subjektif hasil penilaian perasaan seseorang yang rendah, menggambarkan tidak sesuai kebutuhan atau keinginan. Seluruh hal ini menggambarkan tingkat kualitas yang kategori paling rendah.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seseorang. Pada dasarnya kepuasan kerja merupakan hal yang bersifat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seseorang. Pada dasarnya kepuasan kerja merupakan hal yang bersifat BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kepuasan Kerja 2.1.1 Defenisi Kepuasan Kerja Kepuasan kerja merupakan sikap positif terhadap pekerjaan pada diri seseorang. Pada dasarnya kepuasan kerja merupakan hal yang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Motivasi berasal dari bahasa latin movere yang artinya menggerakkan (Steers

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Motivasi berasal dari bahasa latin movere yang artinya menggerakkan (Steers BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Motivasi Kerja 1.1 Definisi Motivasi Kerja Motivasi berasal dari bahasa latin movere yang artinya menggerakkan (Steers & Porter, 1975 dalam Wijono, 2010). Motivasi juga sering

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Motivasi Terbentuknya persepsi positif pekerja terhadap organisasi, secara teoritis merupakan determinan penting terbentuknya motivasi kerja yang tinggi. Para pekerja adalah manusia

Lebih terperinci

NEEDS DRIVES INCENTIVES

NEEDS DRIVES INCENTIVES Motivasi kerja merupakan proses yang menyebabkan seseorang berperilaku dengan cara tertentu dalam rangka memenuhi kebutuhan yang sangat individu untuk bertahan hidup, keamanan, kehormatan, pencapaian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam suatu perusahaan atau organisasi, Sumber Daya Manusia (SDM)

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam suatu perusahaan atau organisasi, Sumber Daya Manusia (SDM) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam suatu perusahaan atau organisasi, Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan aset perusahaan yang paling penting dibanding dengan aset-aset lain karena SDM merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dari penelitian Ulfa suci pratiwi (2011) dengan judul Pengaruh Faktor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dari penelitian Ulfa suci pratiwi (2011) dengan judul Pengaruh Faktor 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LANDASAN PENELITIAN TERDAHULU Dari penelitian Ulfa suci pratiwi (2011) dengan judul Pengaruh Faktor Kepuasan Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan PT. PLN (PERSERO) Area Pelayanan

Lebih terperinci

TEORI MOTIVASI & TEKNIK MEMOTIVASI

TEORI MOTIVASI & TEKNIK MEMOTIVASI PERILAKU ORGANISASI TEORI MOTIVASI & TEKNIK MEMOTIVASI Manager yang berhasil adalah yang mampu menggerakkan bawahannya dengan menciptakan motivasi yang tepat bagi bawahannya PEMBAGIAN TEORI MOTIVASI TEORI

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. perilaku seseorang untuk berbuat. Sedangkan motif dapat dikatakan suatu driving force yang

BAB II LANDASAN TEORI. perilaku seseorang untuk berbuat. Sedangkan motif dapat dikatakan suatu driving force yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian motivasi Motivasi didefinisikan sebagai dorongan. Dorongan merupakan suatu gerak jiwa dan perilaku seseorang untuk berbuat. Sedangkan motif dapat dikatakan suatu driving

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan suatu organisasi yang mempunyai berbagai macam tujuan. Aktifitas di dalam suatu perusahaan selalu diarahkan untuk mencapai tujuan yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen proyek kontruksi Proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksananakan dan umumnya berjangka waktu pendek. Proyek konstruksi juga

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KARIER SEBAGAI MOTIVATOR KERJA KARYAWAN

PENGEMBANGAN KARIER SEBAGAI MOTIVATOR KERJA KARYAWAN PENGEMBANGAN KARIER SEBAGAI MOTIVATOR KERJA KARYAWAN Laksmi Sito Dwi Irvianti 1 ABSTRACT Regarding the importance of employee s work motivation and how it affects the productivity and the performance of

Lebih terperinci

Riset Per iila il k O u rgan isas

Riset Per iila il k O u rgan isas Riset Perilaku Organisasi i Perilaku organisasi merupakan telaah dan penerapan pengetahuan tentang bagaimana orang-orang bertindak dalam organisasi 3 unsur perilaku organisasi: Orang Struktur Teknologi

Lebih terperinci

Definisi. Motivasi merupakan proses untuk mencoba mempengaruhi seseorang agar melakukan sesuatu yang kita inginkan (Heidjachman dan Husnan, 2003:197)

Definisi. Motivasi merupakan proses untuk mencoba mempengaruhi seseorang agar melakukan sesuatu yang kita inginkan (Heidjachman dan Husnan, 2003:197) Materi Motivasi Definisi Motivasi merupakan proses untuk mencoba mempengaruhi seseorang agar melakukan sesuatu yang kita inginkan (Heidjachman dan Husnan, 2003:197) Dorongan yang timbul pada diri seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. profesionalisme staf rumah sakit (Hasibuan, 2002). Sebuah RS. pencegahan, penyembuhan dan pemulihan bagi pelanggan (pasien dan

BAB I PENDAHULUAN. profesionalisme staf rumah sakit (Hasibuan, 2002). Sebuah RS. pencegahan, penyembuhan dan pemulihan bagi pelanggan (pasien dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan rumah sakit (RS) di Indonesia sudah bersifat padat modal, padat karya dan padat teknologi, yang diandalkan untuk memberikan pengayoman medik untuk pusat pusat

Lebih terperinci

MOTIVASI KONTEN TEORI/ TEORI KEPUASAN

MOTIVASI KONTEN TEORI/ TEORI KEPUASAN MOTIVASI KONTEN TEORI/ TEORI KEPUASAN PENGERTIAN Motivasi berasal dari bahasa latin movere yang artinya bergerak Istilah lain yang dipergunakan secara bergantian dengan istilah motivasi antara lain: desire

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. Tugas utama pihak manajerial adalah memberikan motivasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. Tugas utama pihak manajerial adalah memberikan motivasi BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka 1. Inisiatif manajerial Tugas utama pihak manajerial adalah memberikan motivasi kepada tenaga kerja perusahaan untuk meningkatkan kinerja dan produktivitas

Lebih terperinci

Kebutuhan manusia sebagai sumber motivasi MOTIVASI KERJA. Disusun oleh: Ida Yustina

Kebutuhan manusia sebagai sumber motivasi MOTIVASI KERJA. Disusun oleh: Ida Yustina Kebutuhan manusia sebagai sumber motivasi MOTIVASI KERJA Disusun oleh: Ida Yustina Kesuksesan suatu organisasi sangat tergantung dari aktivitas dan kreativitas sumber daya manusianya Oleh karenanya, seorang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karyawannya untuk melakukan jenis-jenis perilaku tertentu. Perilaku seseorang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karyawannya untuk melakukan jenis-jenis perilaku tertentu. Perilaku seseorang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Motivasi 2.1.1. Pengertian Seperti halnya karyawan mempunyai keinginan-keinginan tertentu yang diharapkan akan dipenuhi oleh perusahaan, perusahaan juga mengharapkan karyawannya

Lebih terperinci

ORGANIZATIONAL BEHAVIOR. Motivasi Sumber Daya Manusia

ORGANIZATIONAL BEHAVIOR. Motivasi Sumber Daya Manusia ORGANIZATIONAL BEHAVIOR Motivasi Sumber Daya Manusia Faktor Penentu Kinerja (Griffin) Motivasi (Motivation) Kemampuan (Ability) Lingkungan Pekerjaan (Work Environment) Pengertian Motivasi Motivation is

Lebih terperinci

Konsep Dasar Motivasi. (Perilaku Keorganisasian, Dr. M.M. Nilam Widyarini)

Konsep Dasar Motivasi. (Perilaku Keorganisasian, Dr. M.M. Nilam Widyarini) Konsep Dasar Motivasi (Perilaku Keorganisasian, Dr. M.M. Nilam Widyarini) Motif Alasan yang disadari oleh indv untuk bertingkah laku pada suatu tujuan Motivasi Suatu proses dimana kebutuhan2 mendorong

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Motivasi 2.1.1 Pengertian Motivasi Kerja Motivasi adalah tindakan yang dilakukan orang untuk memenuhi kebutuhan yang belum terpenuhi. Hal ini adalah keinginan untuk melakukan

Lebih terperinci

Faktor Individu dalam Organisasi dan Motivasi

Faktor Individu dalam Organisasi dan Motivasi Faktor Individu dalam Organisasi dan Pertemuan ke sembilan dan kesepuluh Kontribusi dan Kompensasi Kontribusi apa yang dapat diberikan oleh individu bagi organisasi atau perusahaan Kompensasi apa yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. produksi pada perusahaan Keramik Pondowo malang, dengan hasil penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. produksi pada perusahaan Keramik Pondowo malang, dengan hasil penelitian BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Penelitian Terdahulu Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Junaidi (2000) dengan judul Pengaruh motivasi terhadap prestasi kerja karyawan bagian produksi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pendahuluan Bab ini berisi uraian berbagai teori tentang kepuasan kerja yang menjadi dasar dalam penelitian ini. Pertama-tama akan dibahas tentang kepuasan kerja, kemudian diikuti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini pengelolaan sumber daya manusia merupakan hal

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini pengelolaan sumber daya manusia merupakan hal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi ini pengelolaan sumber daya manusia merupakan hal penting dalam agenda bisnis. Para pemimpin perusahaan yang berhasil adalah mereka yang mampu

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN (STUDI PADA KARYAWAN PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR AREA PELAYANAN DAN JARINGAN MALANG)

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN (STUDI PADA KARYAWAN PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR AREA PELAYANAN DAN JARINGAN MALANG) PENGARUH MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN (STUDI PADA KARYAWAN PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR AREA PELAYANAN DAN JARINGAN MALANG) Alfarez Fajar Sandhria Kusdi Rahardjo Hamidah Nayati Utami Fakultas

Lebih terperinci

Motivasi : proses yg berperan pada intensitas, arah, dan lamanya berlangsung upaya individu, ke arah pencapaian sasaran.

Motivasi : proses yg berperan pada intensitas, arah, dan lamanya berlangsung upaya individu, ke arah pencapaian sasaran. Motivasi Oleh : Rino A Nugroho rinoan@gmail.com Definisi Motivasi : proses yg berperan pada intensitas, arah, dan lamanya berlangsung upaya individu, ke arah pencapaian sasaran. Forces acting on an employee

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kepuasan kerja menurut Martoyo (2004:132) adalah keadaan emosional karyawan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kepuasan kerja menurut Martoyo (2004:132) adalah keadaan emosional karyawan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Kepuasan Kerja 1. Pengertian Kepuasan Kerja Kepuasan kerja menurut Martoyo (2004:132) adalah keadaan emosional karyawan dimana terjadi ataupun tidak terjadi titik temu antara

Lebih terperinci

2 Mengingat e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu membentuk Undang-Undang tentang

2 Mengingat e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu membentuk Undang-Undang tentang No.307, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KESEHATAN. Keperawatan. Pelayanan. Praktik. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5612) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelayanan keperawatan merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelayanan keperawatan merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelayanan keperawatan merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari pelayanan kesehatan. Pelayanan keperawatan mencakup pelayanan yang holistik karena kerja

Lebih terperinci

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG IZIN PRAKTIK PERAWAT

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG IZIN PRAKTIK PERAWAT BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG IZIN PRAKTIK PERAWAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN, Menimbang : Mengingat : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. kegiatan-kegiatan kelompok yang terorganisir dalam usaha-usaha menentukan

BAB II LANDASAN TEORITIS. kegiatan-kegiatan kelompok yang terorganisir dalam usaha-usaha menentukan BAB II LANDASAN TEORITIS A. Kepemimpinan 1. Definisi Kepemimpinan atau Leadership adalah proses mempengaruhi kegiatan-kegiatan kelompok yang terorganisir dalam usaha-usaha menentukan tujuan dan mencapainya

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatankegiatan

BAB II URAIAN TEORITIS. pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatankegiatan BAB II URAIAN TEORITIS A. PENELITIAN TERDAHULU Menurut Febya (2008) Motivasi dapat diartikan sebagai keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatankegiatan tertentu

Lebih terperinci

Motivasi dan Kepemimpinan

Motivasi dan Kepemimpinan Motivasi dan Kepemimpinan Manajemen Industri Ponco WP PTI FT UNY 2014 (Diambil dari beberapa sumber) Pentingnya motivasi Salah satu faktor penting yang mempengaruhi Kinerja karyawan adalah motivasi. Motivasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kompensasi Kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima para karyawan sebagai balas jasa untuk kerja mereka (Handoko, 2001:155). Masalah kompensasi merupakan fungsi manajemen

Lebih terperinci

Adalah proses yang menghasilkan intensitas, arah dan ketekunan individu dalam usaha untuk mencapai tujuan.

Adalah proses yang menghasilkan intensitas, arah dan ketekunan individu dalam usaha untuk mencapai tujuan. Definisi Motivasi Adalah proses yang menghasilkan intensitas, arah dan ketekunan individu dalam usaha untuk mencapai tujuan. Elemen Kunci : 1. Intensitas : Seberapa keras usaha seseorang 2. Arah : Tujuan

Lebih terperinci

BAB XIII TEKNIK MOTIVASI

BAB XIII TEKNIK MOTIVASI BAB XIII TEKNIK MOTIVASI Tim LPTP FIA - UB 13.1 Pendahuluan Tantangan : 1. Volume kerja yang meningkat 2. Interaksi manusia yang lebih kompleks 3. Tuntutan pengembangan kemampuan sumber daya insani 4.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. untuk melakukan atau bertindak sesuatu. Keberadaan pegawai tentunya

BAB II KAJIAN TEORI. untuk melakukan atau bertindak sesuatu. Keberadaan pegawai tentunya BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pengertian Motivasi Kerja Motivasi adalah proses seseorang untuk mendorong mereka melaksanakan sesuatu yang telah ditetapkan. Sedangkan motivasi kerja adalah keinginan yang timbul

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Menurut Terry (2006), manajemen adalah sebuah proses yang melibatkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Menurut Terry (2006), manajemen adalah sebuah proses yang melibatkan BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Manajemen 2.1.1.1 Definisi Manajemen Menurut Terry (2006), manajemen adalah sebuah proses yang melibatkan pengarahan suatu

Lebih terperinci

TEORI MOTIVASI & TEKNIK MEMOTIVASI

TEORI MOTIVASI & TEKNIK MEMOTIVASI TEORI MOTIVASI & TEKNIK MEMOTIVASI Manager yang berhasil adalah yang mampu menggerakkan bawahannya dengan menciptakan motivasi yang tepat bagi bawahannya PEMBAGIAN TEORI MOTIVASI TEORI ISI (Content Theory)

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Menurut Veithzal Rivai (2004:309) mendefinisikan penilaian kinerja

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Menurut Veithzal Rivai (2004:309) mendefinisikan penilaian kinerja BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Penilaian Kinerja 2.1.1.1 Pengertian Penilaian Kinerja Menurut Veithzal Rivai (2004:309) mendefinisikan penilaian kinerja

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kepuasan Kerja 2.1.1 Pengertian Kepuasan Kerja Kepuasan kerja bukanlah berarti seberapa keras atau seberapa baik seseorang bekerja, melainkan seberapa jauh seseorang menyukai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi telah muncul sebagai fenomena baru yang telah dilahirkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi telah muncul sebagai fenomena baru yang telah dilahirkan oleh 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi telah muncul sebagai fenomena baru yang telah dilahirkan oleh kemajuan zaman. Hal ini membawa dampak yang cukup besar bagi dunia industri

Lebih terperinci

School of Communication Inspiring Creative Innovation. Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) Pertemuan ke-5

School of Communication Inspiring Creative Innovation. Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) Pertemuan ke-5 Penempatan School of Communication Pegawai & Business Inspiring Creative Innovation Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) Pertemuan ke-5 Konsep - Konsep Motivasi Dasar SN 322023 PERILAKU ORGANISASI

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. (motivasi), karakteristik pekerjaan (beban kerja), kinerja perawat dalam

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. (motivasi), karakteristik pekerjaan (beban kerja), kinerja perawat dalam 74 BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini akan membahas mengenai hasil penelitian meliputi 1) gambaran umum lokasi penelitian, 2) data demografi responden, 3) data khusus mengenai variabel yang diukur yaitu

Lebih terperinci

MOTIVASI KERJA. Imam Gunawan

MOTIVASI KERJA. Imam Gunawan MOTIVASI KERJA Imam Gunawan PENDAHULUAN The Motivational Process: An Initial Model VI Need deficiencies reassessed by the employee I still want the promotion. I ve got to try another approach. V Rewards

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagaimana dimaklumi bahwa perkembangan teknologi dan globalisasi sangat mempengaruhi dalam setiap kegiatan dunia usaha saat ini. Hal ini menyebabkan perkembangan

Lebih terperinci

Individu - Organisasi dan Motivasi

Individu - Organisasi dan Motivasi Individu - Organisasi dan Motivasi Kontribusi dan Kompensasi Kontribusi apa yang dapat diberikan oleh individu bagi organisasi atau perusahaan Kompensasi apa yang dapat diberikan oleh organisasi atau perusahaan

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORETIS. Penelitan terdahulu yang dapat mendukung penelitian ini dapat dilihat. Analisis

BAB II KERANGKA TEORETIS. Penelitan terdahulu yang dapat mendukung penelitian ini dapat dilihat. Analisis BAB II KERANGKA TEORETIS 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitan terdahulu yang dapat mendukung penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 2.1 : Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Nama Judul Penelitian Peneliti (Tahun)

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN & HIPOTESIS

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN & HIPOTESIS BAB 2 KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN & HIPOTESIS 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Hasibuan (2003), Manajemen Sumber Daya Manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terhadap berbagai aspek dari tugasnya, kondisi atau perancangan. lingkungan kerjanya, juga hubungannya dengan rekan kerjanya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terhadap berbagai aspek dari tugasnya, kondisi atau perancangan. lingkungan kerjanya, juga hubungannya dengan rekan kerjanya. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Kepuasan Kerja Kepuasan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai perasaan puas, rasa senang dan kelegaan serta kenyamanan dalam melakukan tindakan.

Lebih terperinci

School of Communication Inspiring Creative Innovation. Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) Pertemuan ke-5

School of Communication Inspiring Creative Innovation. Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) Pertemuan ke-5 Penempatan School of Communication Pegawai & Business Inspiring Creative Innovation Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) Pertemuan ke-5 Konsep - Konsep Motivasi Dasar PERILAKU ORGANISASI 2 Definisi

Lebih terperinci

KONSEP DASAR MOTIVASI. Oleh : Desy Herma Fauza, SE., MM

KONSEP DASAR MOTIVASI. Oleh : Desy Herma Fauza, SE., MM KONSEP DASAR MOTIVASI Oleh : Desy Herma Fauza, SE., MM 1 Faktor Penentu Kinerja (Griffin) Motivasi (Motivation) Kemampuan (Ability) Lingkungan Pekerjaan (Work Environment) Pengertian Motivasi Motivation

Lebih terperinci

Konsep Konsep Motivasi BAHAN AJAR 7

Konsep Konsep Motivasi BAHAN AJAR 7 Konsep Konsep Motivasi BAHAN AJAR 7 Konsep Motivasi Motivasi merupakan satu penggerak dari dalam hati seseorang untuk melakukan atau mencapai sesuatu tujuan. Motivasi juga bisa dikatakan sebagai rencana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Wexley dan Yukl mengartikan kepuasan kerja sebagai the way an

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Wexley dan Yukl mengartikan kepuasan kerja sebagai the way an BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kepuasan Kerja Wexley dan Yukl mengartikan kepuasan kerja sebagai the way an employee feels about his or her job. Artinya bahwa kepuasan kerja adalah cara pegawai merasakan

Lebih terperinci

MOTIVASI. Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Internal Kegiatan yang dapat diamati Kepuasan Eksternal. Motivasi. Hambatan pencapai Tujuan Mengurangi Tekanan

MOTIVASI. Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Internal Kegiatan yang dapat diamati Kepuasan Eksternal. Motivasi. Hambatan pencapai Tujuan Mengurangi Tekanan Harrison Papande Siregar Tugas Resumé Mata Kuliah Perilaku Organisasi MOTIVASI Di dalam manajemen, kepemimpinan, atau perilaku organisasi, barangkali tidak ada isu paling terkenal selain motivasi. Hal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi Motivasi adalah konsep yang menggambarkan baik kondisi ekstrinsik yang merangsang perilaku tertentu, maupun respon intrinsik yang menampakan perilaku manusia. Respon

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Manajemen meliputi berbagai aspek yaitu manajemen pemasaran, manajemen keuangan, manajemen personalia, dan manajemen operasional. Antara aspek yang satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan nasional suatu negara salah satu yang mencakup di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan nasional suatu negara salah satu yang mencakup di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan nasional suatu negara salah satu yang mencakup di dalamnya adalah pengangunan ekonomi. Dalam pembangunan ekonomi tentu memerlukan peran dari lembaga keuangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kepuasan Kerja. sebuah evaluasi karakteristiknya. Rivai & Sagala (2009) menjelaskan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kepuasan Kerja. sebuah evaluasi karakteristiknya. Rivai & Sagala (2009) menjelaskan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kepuasan Kerja 1. Kepuasan Kerja Guru Robbins & Judge (2012) mendefinisikan kepuasan kerja sebagai suatu perasaan positif tentang pekerjaan seseorang yang merupakan hasil dari

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Manajemen Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia sebagai salah satu unsur dalam organisasi dapat diartikan sebagai manusia yang bekerja

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia (Sumijatun, 2009).Tantangan ini memaksa rumah sakit untuk

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia (Sumijatun, 2009).Tantangan ini memaksa rumah sakit untuk 25 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Rumah Sakit Rumah sakit merupakan tatanan pemberi jasa layanan kesehatan memiliki peran yang strategis dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di Indonesia

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia 2.2. Pengertian Motivasi

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia 2.2. Pengertian Motivasi II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Sedarmayanti (2010) mengatakan bahwa Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) yaitu suatu kebijakan dan praktik menentukan aspek "manusia"

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sesuai dengan permasalahan yang diteliti, maka perlu dikaji teori tentang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sesuai dengan permasalahan yang diteliti, maka perlu dikaji teori tentang BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sesuai dengan permasalahan yang diteliti, maka perlu dikaji teori tentang produktivitas dan motivasi pada industri konstruksi, definisi motivasi, teori motivasi kerja, teori hirarki

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Istilah motivasi berasal dari bahasa latin, yakni movere yang artinya

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Istilah motivasi berasal dari bahasa latin, yakni movere yang artinya BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Motivasi 1.1. Definisi Motivasi Istilah motivasi berasal dari bahasa latin, yakni movere yang artinya dorongan, menggerakkan atau to move (Hasibuan, 2000). Motivasi atau motivation

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Kepuasan Kerja Kepuasan kerja (job satisfaction) menurut Handoko (1996) adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan bagaimana para pekerja memandang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA.1

II. TINJAUAN PUSTAKA.1 16 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) merupakan suatu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan atas pengadaan, pengembangan, kompensasi,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Tujuan Motivasi. proses sebagai langkah awal seseorang melakukan tindakan akibat

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Tujuan Motivasi. proses sebagai langkah awal seseorang melakukan tindakan akibat BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Motivasi 2.1.1.1 Pengertian dan Tujuan Motivasi Istilah motivasi berasal dari bahasa latin, yakni movere, yang berarti dorongan atau menggerakkan. Menurut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan sumber pemberi jasa pelayanan kesehatan. Saat ini

BAB 1 PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan sumber pemberi jasa pelayanan kesehatan. Saat ini BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit merupakan sumber pemberi jasa pelayanan kesehatan. Saat ini permintaan akan pelayanan kesehatan semakin meningkat seiring dengan adanya program Jaminan

Lebih terperinci

TEORI MOTIVASI PENDAHULUAN TEORI HIERARKI KEBUTUHAN MASLOW. The Motivational Process: An Initial Model. Need deficiencies

TEORI MOTIVASI PENDAHULUAN TEORI HIERARKI KEBUTUHAN MASLOW. The Motivational Process: An Initial Model. Need deficiencies PENDAHULUAN TEORI MOTIVASI The Motivational Process: An Initial Model VI Need deficiencies reassessed by the employee I still want the promotion. I ve got to try another approach. V Rewards of punishments

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peranan manusia sebagai sumber daya dalam organisasi semakin diyakini kepentingannya baik sekarang maupun di kemudian hari, sehingga makin mendorong perkembangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kedudukan sosial. Teori peran menggambarkan interaksi sosial dalam. dimasyarakat yang ditetapkan oleh budaya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kedudukan sosial. Teori peran menggambarkan interaksi sosial dalam. dimasyarakat yang ditetapkan oleh budaya. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Peran Perawat a) Peran Sudarma (2008) mengatakan bahwa peran merupakan suatu pola tingkah laku, kepercayaan, nilai, sikap yang diharapkan oleh masyarakat, sehingga

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori motivasi Vroom (1964) tentang cognitive of motivation menjelaskan mengapa

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori motivasi Vroom (1964) tentang cognitive of motivation menjelaskan mengapa BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Teori motivasi Vroom (1964) Teori motivasi Vroom (1964) tentang cognitive of motivation menjelaskan mengapa seseorang tidak akan

Lebih terperinci

INSTRUMEN SUPERVISI ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN SECARA LANGSUNG PADA PERAWAT ASOSIET

INSTRUMEN SUPERVISI ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN SECARA LANGSUNG PADA PERAWAT ASOSIET INSTRUMEN SUPERVISI ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN SECARA LANGSUNG PADA PERAWAT ASOSIET Beri tanda check list (v) pada kolom Ya bila pekerjaan dilakukan dan pada kolom Tidak bila pekerjaan tidak dilakukan.

Lebih terperinci

KELOMPOK 3. Mia Resmiati Novi Febriyanti

KELOMPOK 3. Mia Resmiati Novi Febriyanti KELOMPOK 3 Mia Resmiati 2108022 Novi Febriyanti 2108025 Integrasi Integrasi adalah pembauran hingga menjadi kasatuan yang utuh atau bulat. Memiliki pemahaman dan keinginan untuk menyesuaikan diri dengan

Lebih terperinci

DEFINISI MOTIVASI. Proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan usaha seorang. Komponen Motivasi : Intensitas, arah dan ketekunan

DEFINISI MOTIVASI. Proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan usaha seorang. Komponen Motivasi : Intensitas, arah dan ketekunan MOTIVASI DEFINISI MOTIVASI Proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan usaha seorang individu untuk mencapai suatu tujuan. Komponen Motivasi : Intensitas, arah dan ketekunan INTENSITAS Berhubungan

Lebih terperinci

RSUD KOTA DUMAI PELAYANAN GAWAT DARURAT

RSUD KOTA DUMAI PELAYANAN GAWAT DARURAT URAIAN TUGAS PETUGAS ADMINISTRASI DI INSTALASI RAWAT DARURAT Jl. Tanjung Jati No. 4 Dumai URAIAN TUGAS PETUGAS ADMINISTRASI DI INSTALASI RAWAT DARURAT I. Tanggung jawab Secara administrasi bertanggung

Lebih terperinci

Pokok-pokok bahasan: Definisi Motivasi Motivasi dan Kinerja Perkembangan Teori Motivasi

Pokok-pokok bahasan: Definisi Motivasi Motivasi dan Kinerja Perkembangan Teori Motivasi BAB 9 MOTIVASI Pokok-pokok bahasan: Definisi Motivasi Motivasi dan Kinerja Perkembangan Teori Motivasi 1. Teori Isi (Content theory) 2. Teori Proses (Process theory) 3. Teori Penguatan (Reinforcement theory)

Lebih terperinci

MOTIVASI, PENGELOLAAN INDIVIDU DAN KELOMPOK DALAM ORGANISASI BISNIS. Minggu ke tujuh

MOTIVASI, PENGELOLAAN INDIVIDU DAN KELOMPOK DALAM ORGANISASI BISNIS. Minggu ke tujuh MOTIVASI, PENGELOLAAN INDIVIDU DAN KELOMPOK DALAM ORGANISASI BISNIS Minggu ke tujuh MOTIVASI Dalam melaksanakan fungsi penggerakan (actuating) seorang manajer harus memotivasi para bawahannya agar mau

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA A. MOTIVASI

TINJAUAN PUSTAKA A. MOTIVASI II. TINJAUAN PUSTAKA A. MOTIVASI Motivasi berasal dari kata dasar motif yang berarti dorongan, sebab atau alasan seseorang melakukan sesuatu. Dengan demikian motivasi berarti suatu kondisi yang mendorong

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berbagai pengaruh lingkungan seperti lingkungan psikologis, pengaruh sosial,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berbagai pengaruh lingkungan seperti lingkungan psikologis, pengaruh sosial, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Iklim Organisasi 2.1.1. Definisi Iklim Organisasi Awalnya, iklim organisasi adalah istilah yang digunakan merujuk kepada berbagai pengaruh lingkungan seperti lingkungan psikologis,

Lebih terperinci

MAKALAH TEORI, TIPE KEPEMIMPINAN, PERAN DAN FUNGSI MANAJEMEN KEPERAWATAN

MAKALAH TEORI, TIPE KEPEMIMPINAN, PERAN DAN FUNGSI MANAJEMEN KEPERAWATAN MAKALAH TEORI, TIPE KEPEMIMPINAN, PERAN DAN FUNGSI MANAJEMEN KEPERAWATAN MUHAMMAD JAMAL MISHBAH 6143027 STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS TAHUN AKADEMIK 2016/2017 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke

Lebih terperinci

Motivasi. Hendra Wijayanto

Motivasi. Hendra Wijayanto Motivasi Hendra Wijayanto Definisi Motivation is All those inner striving conditions variously described as wishes, desires, needs, drives and the like Kesiapan khusus seseorang untuk melakukan atau melanjutkan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. beraksi. Menurut Sarwono (2002) Motivasi menunjuk pada proses gerakan,

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. beraksi. Menurut Sarwono (2002) Motivasi menunjuk pada proses gerakan, BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Motivasi 2.1.1. Pengertian Motivasi Motivasi berasal dari kata latin MOREVE yang berarti dorongan atau daya penggerak. Secara umum, motivasi artinya mendorong untuk berbuat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang diterima dan jumlah yang diyakini seharusnya mereka terima.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang diterima dan jumlah yang diyakini seharusnya mereka terima. 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kepuasan Kerja Menurut Robbins (2006) kepuasan kerja adalah sikap umum terhadap pekerjaan seseorang yang menunjukkan perbedaan antara jumlah penghargaan yang diterima

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. beberapa definisi motivasi dari beberapa ahli : 1. Menurut George R. Terry. Ph. D (1977)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. beberapa definisi motivasi dari beberapa ahli : 1. Menurut George R. Terry. Ph. D (1977) 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Motivasi Motivasi dalam pekerjaan memegang peranan penting yang erat kaitannya dengan keberhasilan akan sesuatu pekerjaan yang sedang dikerjakan. Berikut ini beberapa

Lebih terperinci

MOTIVASI. Pengertian Motivasi Definisi Motivasi Dimensi Motivasi Teori Motivasi. 1

MOTIVASI. Pengertian Motivasi Definisi Motivasi Dimensi Motivasi Teori Motivasi.  1 MOTIVASI Pengertian Motivasi Definisi Motivasi Dimensi Motivasi Teori Motivasi http://herwanparwiyanto.staff.uns.ac.id 1 Pengertian Motivasi Salah satu tantangan yg dihadapi oleh Pimpinan/Leader dalam

Lebih terperinci

II. KAJIAN PUSTAKA. Istilah motivasi berasal dari bahasa Latin movere yang berarti bergerak

II. KAJIAN PUSTAKA. Istilah motivasi berasal dari bahasa Latin movere yang berarti bergerak 12 II. KAJIAN PUSTAKA 2.1 Definisi Motivasi Istilah motivasi berasal dari bahasa Latin movere yang berarti bergerak atau menggerakkan. Motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan sumber daya yang menggerakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jasa yang dapat diberikan dalam proses produksi. Dalam hal ini SDM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jasa yang dapat diberikan dalam proses produksi. Dalam hal ini SDM BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Sumber Daya Manusia (SDM) Sumber daya manusia (SDM) mengandung pengertian usaha kerja atau jasa yang dapat diberikan dalam proses produksi. Dalam hal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PERAWAT. keperawatan, baik di dalam maupun di luar negeri yang diakui oleh pemerintah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PERAWAT. keperawatan, baik di dalam maupun di luar negeri yang diakui oleh pemerintah BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PERAWAT 1. Definisi Perawat Perawat diartikan sebagai seseorang yang telah lulus pendidikan tinggi keperawatan, baik di dalam maupun di luar negeri yang diakui oleh pemerintah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Motivasi Motivasi berasal dari kata Latin movere yang berarti dorongan atau menggerakkan. Motivasi (motivation) dalam manajemen hanya ditujukan pada sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia ( MSDM ) Pengertian Sumber Daya manusia

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia ( MSDM ) Pengertian Sumber Daya manusia BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia ( MSDM ) 2.1.1 Pengertian Sumber Daya manusia Sumber Daya manusia merupakan satu satunya sumber daya yang memiliki

Lebih terperinci

Motivasi untuk Berprestasi

Motivasi untuk Berprestasi Motivasi untuk Berprestasi OLEH Budi Sulistyo Motivasi Keinginan untuk meningkatkan kemampuan dan usaha agar dapat meraih tujuan individu ataupun organisasi disertai dengah usaha untuk memenuhi kepuasan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS Pengertian Manajemen Sumber Daya. perusahaan, karyawan, dan masyarakat.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS Pengertian Manajemen Sumber Daya. perusahaan, karyawan, dan masyarakat. 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Berdasarkan pendapat Hasibuan (2002:10), manajemen

Lebih terperinci

PENGANTAR KEBUTUHAN DASAR MANUSIA MASLOW. 02/02/2016

PENGANTAR KEBUTUHAN DASAR MANUSIA MASLOW. 02/02/2016 PENGANTAR SEKITAR TAHUN 1950, ABRAHAM MASLOW (PSIKOLOG DARI AMERIKA) MENGEMBANGKAN TEORI TENTANG KEBUTUHAN DASAR MANUSIA YANG DIKENAL DENGAN ISTILAH HIERARKI KEBUTUHAN DASAR MANUSIA MASLOW. 1 HIERARKI

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Sumber Daya Manusia 2.2. Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Sumber Daya Manusia 2.2. Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam menjalankan roda aktivitasnya, suatu perusahaan maupun organisasi tidak lepas dari kebutuhan akan sumber daya. Sumber daya manusia (SDM)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. emosional yang menyenangkan dan mencintai pekerjaannya (Hasibuan, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. emosional yang menyenangkan dan mencintai pekerjaannya (Hasibuan, 2007). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepuasan kerja perawat sangat di butuhkan bagi perawat agar meningkat kan pelayanan kesehatan. kepuasan kerja adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau positif,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kota Bandung adalah ibu kota provinsi Jawa Barat yang terkenal memiliki beberapa

BAB I PENDAHULUAN. Kota Bandung adalah ibu kota provinsi Jawa Barat yang terkenal memiliki beberapa 1 BAB I 1.1 Latar Belakang Kota Bandung adalah ibu kota provinsi Jawa Barat yang terkenal memiliki beberapa obyek pariwisata yang cukup menarik seperti Gunung Tangkuban Perahu, Kawah Putih, Ciater, Dago

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Motivasi Motivasi merupakan dorongan yang berada dalam diri seseorang untuk melakukan suatu tindakan guna mencapai suatu tujuan. Dengan adanya motivasi, diharapkan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengadaan barang dan jasa pada suatu badan usaha dan perusahaan. Proses

BAB I PENDAHULUAN. pengadaan barang dan jasa pada suatu badan usaha dan perusahaan. Proses BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Produksi merupakan pusat pelaksanaan kegiatan yang konkrit bagi pengadaan barang dan jasa pada suatu badan usaha dan perusahaan. Proses produksi merupakan bagian terpenting

Lebih terperinci