STUDI PUSTAKA PENGUMPULAN DATA SURVEI WAKTU TEMPUH PENGOLAHAN DATA. Melakukan klasifikasi dalam bentuk tabel dan grafik ANALISIS DATA

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH DELMAN TERHADAP KELANCARAN LALU LINTAS DI JALAN GUNUNG BATU BANDUNG

STUDI VOLUME, KECEPATAN DAN DERAJAT KEJENUHAN PADA RUAS JALAN ABDULRACHMAN SALEH, BANDUNG

STUDI VOLUME, KECEPATAN DAN DERAJAT KEJENUHAN PADA RUAS JALAN DR. JUNJUNAN, BANDUNG

STUDI KINERJA JALAN SATU ARAH DI JALAN KEBON KAWUNG, BANDUNG

STUDI PARAMETER LALU LINTAS DAN KINERJA JALAN TOL RUAS MOHAMMAD TOHA BUAH BATU

ANALISIS HUBUNGAN VOLUME, KECEPATAN DAN KERAPATAN LALU LINTAS PADA JALAN ASIA AFRIKA BANDUNG

STUDI KAPASITAS, KECEPATAN DAN DERAJAT KEJENUHAN PADA JALAN LEMBONG, BANDUNG MENGGUNAKAN METODE MKJI 1997

STUDI VOLUME, KECEPATAN, KERAPATAN, DAN DERAJAT KEJENUHAN PADA RUAS JALAN TERUSAN PASIRKOJA, BANDUNG

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN. mengenai rekapitulasi untuk total semua jenis kendaraan, volume lalulintas harian

DAFTAR ISI. Halaman Judul Pengesahan Persetujuan Motto dan Persembahan ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

Irvan Banuya NRP : Pembimbing : Ir. Silvia Sukirman FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG ABSTRAK

STUDI TINGKAT KINERJA JALAN BRIGADIR JENDERAL KATAMSO BANDUNG

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

STUDI KECEPATAN DAN DERAJAT KEJENUHAN JALAN TOL RUAS PASTEUR BAROS

STUDI WAKTU PERJALANAN DAN TUNDAAN PADA RUAS JALAN DR. SETIABUDI

PENGARUH PENUTUPAN CELAH MEDIAN JALAN TERHADAP KARAKTERISTIK LALU LINTAS DI JALAN IR.H.JUANDA BANDUNG

TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG ABSTRAK

Langkah Perhitungan PERHITUNGAN KINERJA RUAS JALAN PERKOTAAN BERDASARKAN MKJI Analisa Kondisi Ruas Jalan. Materi Kuliah Teknik Lalu Lintas

STUDI KAPASITAS, KECEPATAN, DAN DERAJAT KEJENUHAN JALAN PURNAWARMAN, BANDUNG

Gambar 4.1 Potongan Melintang Jalan

BAB 3 METODOLOGI. untuk mengetahui pengaruh yang terjadi pada jalan tersebut akibat pembangunan jalur

STUDI PERBANDINGAN ARUS LALU LINTAS SATU ARAH DAN DUA ARAH PADA RUAS JALAN PURNAWARMAN, BANDUNG FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL

BAB III LANDASAN TEORI

PENGARUH HAMBATAN SAMPING TERHADAP KINERJA RUAS JALAN RAYA SESETAN

EVALUASI DERAJAT KEJENUHAN PADA RUAS JALAN DR. DJUNJUNAN, BANDUNG, AKIBAT PENGARUH LIMPASAN AIR HUJAN

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Data hasil pengamatan dari studi kasus Jalan Ngasem Yogyakarta

TINJAUAN PUSTAKA. Kinerja atau tingkat pelayanan jalan menurut US-HCM adalah ukuran. Kinerja ruas jalan pada umumnya dapat dinyatakan dalam kecepatan,

WAKTU PERJALANAN DAN TUNDAAN PADA JALAN GUNUNG BATU, BANDUNG

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

ANALISIS KINERJA RUAS JALAN MENURUT MKJI 1997 ( Studi Kasus : Jalan Sulawesi Denpasar, Bali ) Oleh : Ngakan Putu Ari Kurniadhi NPM.

STUDI KECEPATAN DAN DERAJAT KEJENUHAN JALAN TOL RUAS PASTEUR BAROS

LAMPIRAN A (Hasil Pengamatan)

HUBUNGAN KECEPATAN, VOLUME, KERAPATAN LALU LINTAS DENGAN METODE GREENSHIELDS PADA RUAS JALAN DR. DJUNDJUNAN BANDUNG

EVALUASI KINERJA JALAN JENDRAL AHMAD YANI DEPAN PASAR KOSAMBI BANDUNG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS KARAKTERISTIK PARKIR PINGGIR JALAN (ON STREET PARKING) DAN PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA JALAN (STUDI KASUS: JALAN LEGIAN)

Kata Kunci : Parkir di Pinggir Jalan, Kinerja Ruas Jalan, dan BOK.

Pengaruh Variasi Nilai emp Sepeda Motor Terhadap Kinerja Ruas Jalan Raya Cilember-Raya Cibabat, Cimahi ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH PENYEMPITAN JALUR JALAN TERHADAP KARAKTERISTIK ARUS LALU LINTAS DI JALAN DR.DJUNJUNAN BANDUNG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997, jalan perkotaan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

MANAJEMEN LALU LINTAS AKIBAT BEROPERASINYA TERMINAL PESAPEN SURABAYA

EVALUASI KINERJA RUAS JALAN IR. H. JUANDA, BANDUNG

Lampiran 1 Data Volume pada Saat Ada Limpasan Air Hujan. Data Volume Lalu Lintas Dari Arah Barat Timur pada Saat Ada Limpasan Air Hujan

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi Penelitian terletak di Kotamadya Denpasar yaitu ruas jalan

PENGARUH PENUTUPAN JALAN CIPAGANTI TERHADAP KINERJA JALAN YANG ADA DISEKITARNYA

III. METODOLOGI PENELITIAN. memperoleh kesimpulan yang ingin dicapai dalam penelitian. Metodologi yang

TUGAS AKHIR ANALISIS DAMPAK LOKASI PINTU TOL SLIPI TERHADAP KINERJA JALAN S. PARMAN

DAFTAR ISTILAH. lingkungan). Rasio arus lalu lintas (smp/jam) terhadap kapasitas. (1) Kecepatan rata-rata teoritis (km/jam) lalu lintas. lewat.

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

PENGANTAR TRANSPORTASI

BAB IV HASIL DAN ANALISA. kondisi geometrik jalan secara langsung. Data geometrik ruas jalan Kalimalang. a. Sistem jaringan jalan : Kolektor sekunder

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB III LANDASAN TEORI. kapasitas. Data volume lalu lintas dapat berupa: d. Arus belok (belok kiri atau belok kanan).

BAB III LANDASAN TEORI. karakteristik arus jalan, dan aktivitas samping jalan.

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. LEMBAR PERSEMBAHAN... iii. KATA PENGANTAR... iv. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL...

STUDI ANALISIS KONTRIBUSI KEGIATAN DI KOMPLEKS TERPADU UKRIDA-PENABUR TERHADAP KAPASITAS RUAS JALAN TANJUNG DUREN RAYA DAN JALAN LETJEN S.

Analisis Kapasitas Ruas Jalan Raja Eyato Berdasarkan MKJI 1997 Indri Darise 1, Fakih Husnan 2, Indriati M Patuti 3.

Bundaran Boulevard Kelapa Gading mempunyai empat lengan masing-masing lengan adalah

WEAVING SECTION. Definisi dan Istilah 5/11/2012. Civil Engineering Diploma Program Vocational School Gadjah Mada University. Nursyamsu Hidayat, Ph.D.

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA

BAB III LANDASAN TEORI

BAB IV METODE PENELITIAN. Mulai. Lokasi Penelitian. Pengumpulan Data

BAB III LANDASAN TEORI. lintas (traffic light) pada persimpangan antara lain: antara kendaraan dari arah yang bertentangan.

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMBANG, NOTASI DAN SINGKATAN DAFTAR LAMPIRAN

EVALUASI KORIDOR JALAN KARANGMENJANGAN JALAN RAYA NGINDEN SEBAGAI JALAN ARTERI SEKUNDER. Jalan Karangmenjangan Jalan Raya BAB I

III. METODOLOGI PENELITIAN. pengamatan untuk mengumpulkan data akan dilaksanakan pada hari Senin dan

BAB III LANDASAN TEORI. lebih sub-pendekat. Hal ini terjadi jika gerakan belok-kanan dan/atau belok-kiri

BAB III LANDASAN TEORI. manajemen sampai pengoperasian jalan (Sukirman 1994).

II. TINJAUAN PUSTAKA. kecepatan bebas ruas jalan tersebut mendekati atau mencapai

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN. titik pada jalan per satuan waktu. Arus lalu lintas dapat dikategorikan menjadi dua

ANALISIS HUBUNGAN KECEPATAN, VOLUME, DAN KERAPATAN LALU LINTAS PADA RUAS JALAN TERUSAN PASIR KOJA BANDUNG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Peraturan Perundang undangan dibidang LLAJ. pelosok wilayah daratan, untuk menunjang pemerataan, pertumbuhan dan

PENGARUH HAMBATAN SAMPING TERHADAP KINERJA JALAN R.E. MARTADINATA BANDUNG

II. TINJAUAN PUSTAKA. Karakteristik suatu jalan akan mempengaruhi kinerja jalan tersebut.

III. METODOLOGI PENELITIAN. untuk mengumpulkan data akan dilaksanakan pada hari senin, hari kamis dan hari

JURNAL ANALISA KAPASITAS DAN TINGKAT PELAYANAN RUAS JALAN H.B YASIN BERDASARKAN MKJI Oleh RAHIMA AHMAD NIM:

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) tahun 1997, ruas jalan

Dari gambar 4.1 maka didapat lebar pendekat sebagai berikut;

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS HAMBATAN SAMPING AKIBAT AKTIVITAS PERDAGANGAN MODERN (Studi Kasus : Pada Jalan Brigjen Katamso di Bandar Lampung)

DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERSETUJUAN HALAMAN PERSEMBAHAN ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

STUDI ARUS JENUH PADA PERSIMPANGAN BERSINYAL JALAN ACEH JALAN BANDA BANDUNG

MANUAL KAPASITAS JALAN INDONESIA. From : BAB 5 (MKJI) JALAN PERKOTAAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

DAFTAR ISI. Judul. Lembar Pengesahan. Lembar Persetujuan ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

HALAMAN PERSEMBAHAN... vi. DAFTAR ISI... vii

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyebabkan kapasitas terganggu pada semua arah.

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Lokasi rumah sakit Royal. Rencana Royal. PT. Katrolin. Bank Central Asia. Jl. Rungkut. Industri I

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI. Pengolongan jenis kendaraan sebagai berikut : Indeks untuk kendaraan bermotor dengan 4 roda (mobil penumpang)

Nursyamsu Hidayat, Ph.D.

Aditya Putrantono Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

ABSTRAK. : Biaya Perjalanan, Tundaan.

Simpang Tak Bersinyal Notasi, istilah dan definisi khusus untuk simpang tak bersinyal di bawah ini :

UCAPAN TERIMA KASIH. Bukit Jimbaran, Maret Penulis

BAB III LANDASAN TEORI

ANALISIS KAPASITAS, TINGKAT PELAYANAN, KINERJA DAN PENGARUH PEMBUATAN MEDIAN JALAN. Adhi Muhtadi ABSTRAK

Transkripsi:

STUDI PUSTAKA PENGUMPULAN DATA SURVEI VOLUME DAN JENIS KENDARAAN SURVEI WAKTU TEMPUH SURVEI DATA GEOMETRIK PENGOLAHAN DATA Melakukan klasifikasi dalam bentuk tabel dan grafik ANALISIS DATA Analisis perhitungan volume, kecepatan, kerapatan, tundaan, dan derajat kejenuhan : - Dengan delman - Tanpa delman KESIMPULAN DAN SARAN Gambar 3.2 Diagram Alir Proses Penelitian Kinerja Di Ruas Jalan Akibat Delman

PENGARUH DELMAN TERHADAP KELANCARAN LALU LINTAS DI JALAN GUNUNG BATU BANDUNG 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Delman mempunyai kecepatan yang rendah dan sering berhenti di tengah jalan sehingga mengganggu kendaraan lain. 1.2 Maksud dan Tujuan Maksud : menentukan besarnya pengaruh delman terhadap kinerja di Jalan Gunung Batu, Bandung. Tujuan : mengetahui pengaruh delman terhadap: volume lalu lintas, kecepatan, kapasitas, derajat kejenuhan dan tundaan. 1.3 Pembatasan Masalah Survei dilakukan pada Jalan Gunung Batu Bandung selama 6 jam dan jenis kendaraan yang diamati adalah motor, kendaraan berat dan ringan, angkot dan delman. 3. METODOLOGI PENELITIAN Survei yang dilakukan adalah : - Survei volume pada ruas jalan dengan delman (dengan titik pengamatan P pada Peta Lokasi). - Survei waktu tempuh dilakukan pada ruas jalan dengan dan tanpa delman (ditandai garis AB dan CD pada Peta Lokasi).

4. ANALISIS DATA 4.1 Analisis Data Volume Lalu Lintas Volume dihitung dengan Rumus 2.1 : n Q= t kemudian volume dikonversikan satuannya menjadi smp dengan rumus : smp = jumlah kendaraan * emp Perhitungan dilakukan dalam Tabel 4.1 sampai 4.5 seperti berikut : Tabel 4.5 Volume Total Kendaraan Untuk Kedua Arah (Dengan Delman) Waktu Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Total Pengamatan Sepeda Motor Kend. Ringan Kend. Berat Angkot Delman (smp) Kend smp Kend smp kend smp kend smp kend smp 06.30-07.30 1652 826 596 596 34 44,2 66 66 136 108,8 1641 06.45-07.45 1860 930 615 615 30 39 61 61 143 114,4 1759,4 07.00-08.00 1829 914,5 570 570 22 28,6 62 62 133 106,4 1681,5 07.15-08.15 1658 829 538 538 20 26 59 59 122 97,6 1549,6 07.30-08.30 1392 696 548 548 26 33,8 55 55 123 98,4 1431,2 Volume terbesar untuk kedua arah pada pagi hari adalah antara pukul 06.45-07.45 dengan 1759,4 smp/jam, dan volume terbesar untuk kedua arah pada siang hari adalah sebesar 1166 smp/jam yang terjadi pada pukul 10.30 11.30. 4.2 Analisis Data Kecepatan Dihitung terhadap waktu dan jarak tempuh dengan menggunakan Rumus 2.5 U s 3.6 * n* d = n t i i= 1 Hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 4.6 sampai 4.9 seperti berikut : Tabel 4.6 Kecepatan Kendaraan Dengan Ganggguan Delman Arah Cimindi - Pasteur (Sejauh 400 m) Kecepatan Kecepatan Kecepatan Kecepatan Kecepatan Jam Sepeda Motor K. Ringan K. Berat Angkot Delman det Km/jam det km/jam det km/jam det km/jam det km/jam 06.30-06.45 38,7 37,2 43,9 32,8 57,3 25,1 48,8 29,5 83,7 17,2 06.45-07.00 40,8 35,3 48,1 29,9 54,3 26,5 48,6 29,6 82,5 17,5 07.00-07.15 41,9 34,4 56,2 25,6 59,9 24 56,3 25,6 82,6 17,4 07.15-07.30 45,4 31,7 66 21,8 69 20,9 104 13,8

Selanjutnya dihitung kecepatan rata-rata ruang per jam semua jenis kendaraan. Hasil dan cara perhitungan dapat dilihat pada Tabel 4.10 sampai 4.13 seperti di bawah ini : Tabel 4.10 Perhitungan Kecepatan Rata-Rata Ruang (Us) Kendaraan Arah Cimindi Pasteur (Dengan Delman) No Waktu % Distribusi Kendaraan Kecepatan Rata-Rata (km/jam) U s Pengamatan MC LV HV Angkot UM MC LV HV Angkot UM (km/jam) [1] [2] [9] [10] [11] [12] [13] [14] [15] [16] [17] [18] [19] 1 06.30-07.30 55,2 36,1 1 3,4 4,3 34,6 27,5 25,2 26,4 16,5 30,9 2 06.45-07.45 57,4 34,1 1 3,1 4,4 32,4 23,7 22,1 23,4 15,6 28,3 3 07.00-08.00 58,9 32,7 1 2,8 4,6 31,8 22,9 21,8 22,7 15,1 27,8 4 07.15-08.15 58,3 33,2 1,1 2,8 4,6 32,6 22,5 21,1 22,2 15 28 Kolom [19] = { ([9]*[14]) +([10]*[15]) + ([11]*[16]) + ([12]*[17]) + ([13}*[18}) } / 100 4.3 Analisis Data Kerapatan Q Kerapatan dihitung dengan menggunakan Rumus : D =. Us Hasil perhitungan kerapatan dapat dilihat pada Tabel 4.14 dan 4.15 seperti berikut : Tabel 4.14 Perhitungan Kerapatan Kendaraan Pada Ruas Jalan Dengan Delman Waktu Vol Kend Vol Kend Kec Kend Kec Kend Arah C - P Arah P - C Arah C - P Arah P - C Arah C - P Arah P - C D = Q / Us D = Q / Us (smp/jam) (smp/jam) (km/jam) (km/jam) (smp/km) (smp/km) 06.30-07.30 1149,8 491,2 30,9 27,3 37,2 18 06.45-07.45 1242,2 517,2 28,3 26,2 43,8 19,7 07.00-08.00 1172,6 508,9 27,8 25,4 42,2 20 07.15-08.15 1040,7 508,9 28 26,2 37,1 19,4 Kerapatan maksimum yang terjadi pada ruas jalan dengan delman adalah sebesar 42,2 smp/km pada pukul 06.45 07.45 untuk arah Cimindi - Pasteur dan sebesar 22,5 smp/jam pada pukul 10.30 11.30 untuk arah Pasteur Cimindi

4.4 Analisis Tundaan Lamanya tundaan dapat dihitung dengan : Tundaan = waktu tempuh dengan delman waktu tempuh tanpa delman. Hasil perhitungan tundaan dapat dilihat pada Tabel 4.16 dan 4.17 seperti berikut : Tabel 4.16 Tundaan Arah Cimindi - Pasteur (Sejauh 400 m) Jam Sep. Motor K. Ringan K. Berat Angkot Rata-Rata (detik) (detik) (detik) (detik) (detik) 06.30-06.45 6,2 8,4 15,4 8,2 9,6 06.45-07.00 7,6 10 6,7 5,1 7,4 07.00-07.15 10,3 15,2 10,9 9,2 11,4 07.15-07.30 10,6 24,4 23,7 19,6 07.30-07.45 15,9 43,5 47,3 43 37,4 Tundaan rata-rata terbesar semua kendaraan adalah 37,4 detik untuk arah Cimindi Pasteur yang terjadi pada pukul 07.30 07.45 dan untuk arah Pasteur Cimindi adalah sebesar 25,5 detik yang terjadi pada pukul 07.45 08.00. 4.5 Analisis Kapasitas Jalan Berdasarkan MKJI 1997 Penentuan kapasitas dilakukan dengan menyusun langkah langkah sebagai berikut: a. Dengan Delman Kapasitas (C) = C 0 * FC W * FC SP * FC SF * FC CS (persamaan 2.6) C 0 = 2900 smp/jam (total dua arah) untuk jalan 2/2 UD FC W = 0,56 (5 meter) FC SP = 1 (pemisahan arah 50%-50%) FC SF = 0,89 (hambatan samping sedang dan lebar bahu efektif = 0,5 m) FC CS = 1,04 (jumlah penduduk kota lebih besar dari 3 juta) Maka didapat kapasitas (C) = 2900 * 0,56 * 1 * 0,89 * 1,04 = 1503,2 smp/jam untuk total kedua arah. b. Tanpa Delman : C = 1604,5 smp/jam untuk total kedua arah.

4.6 Analisis Derajat Kejenuhan Q Derajat kejenuhan dihitung dengan menggunakan Rumus 2.8 : DS = C Hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 4.18 seperti berikut : Tabel 4.18 Derajat Kejenuhan Vol Kend kedua Arah Vol Kend kedua Arah DS = Q / C DS = Q / C Waktu Dengan Delman Tanpa Delman Dengan Delman Tanpa Delman (smp/jam) (smp/jam) 06.30-07.30 1641 1532,2 1,09 0,95 06.45-07.45 1759,4 1645 1,17 1,03 07.00-08.00 1681,5 1575,1 1,12 0,98 07.15-08.15 1549,6 1452 1,03 0,9 Delman berpengaruh besar karena membuat arus menjadi jenuh (Ds 1) terjadi pada pagi hari yaitu antara pukul 06.30 08.15. 4.7 Uji Statistik (Data Kecepatan) dengan uji nilai t H 0 : kecepatan pada ruas jalan tanpa delman kecepatan pada ruas jalan dengan delman H 1 : kecepatan pada ruas jalan tanpa delman > kecepatan pada ruas jalan dengan delman. Kriteria uji : tolak H 0 bila t hitung t tabel - Arah Cimindi Pasteur Hasil perhitungan diperoleh : t hitung = 37,573 > t tabel = 1,72 Maka disimpulkan bahwa kecepatan kendaraan pada ruas jalan tanpa delman > kecepatan kendaraan pada ruas jalan dengan delman Selang kepercayaan untuk selisih kecepatan : 7,649 < x < 12,455 - Arah Pasteur - Cimindi Hasil perhitungan diperoleh : t hitung = 35,652 > t tabel = 1,72 Maka dapat ditarik kesimpulan yang sama dengan arah Cimindi Pasteur. Selang kepercayaan untuk selisih kecepatan: 10,179 < x < 17,035

5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan : 1. Jam puncak pagi hari terjadi pada pukul 06.45 07.45 dengan volume sebesar 1759 smp/jam (dua arah), sedangkan pada siang hari terjadi pada pukul 10.30 11.30 dengan volume sebesar 1166 smp/jam (dua arah). 2. Hubungan antara parameter lalu lintas untuk arah Cimindi Pasteur : a. Pada jam puncak pagi volume dengan delman lebih besar 4,65 % daripada volume tanpa delman, sedangkan pada jam puncak siang volume dengan delman lebih besar 7,84 %. b. Pada jam puncak pagi kecepatan dengan delman lebih kecil 29,25 % daripada kecepatan tanpa delman, sedangkan pada jam puncak siang kecepatan dengan delman lebih kecil 25,31 %. c. Pada jam puncak pagi kerapatan dengan delman lebih besar 47,47 % daripada kerapatan tanpa delman, sedangkan pada jam puncak siang kerapatan dengan delman lebih besar 44,8 %. 3. Hubungan antara parameter lalu lintas untuk arah Pasteur - Cimindi : a. Pada jam puncak pagi volume dengan delman lebih besar 12,93 % daripada volume tanpa delman, sedangkan pada jam puncak siang volume dengan delman lebih besar 5,94 %. b. Pada jam puncak pagi kecepatan dengan delman lebih kecil 37,61 % daripada kecepatan tanpa delman, sedangkan pada jam puncak siang kecepatan dengan delman lebih kecil 33,89 %. c. Pada jam puncak pagi kerapatan dengan delman lebih besar 80,73 % daripada kerapatan tanpa delman, sedangkan pada jam puncak siang kerapatan dengan delman lebih besar 60,71 %. 4. Derajat kejenuhan yang diperoleh dari hasil perhitungan adalah sebagai berikut : - jam puncak pagi : - dengan delman : 1,17 - tanpa delman : 1,03

- jam puncak siang : - dengan delman : 0,78 - tanpa delman : 0.68 Dari hasil derajat kejenuhan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa adanya delman cukup berpengaruh bagi kinerja di ruas jalan hanya pada pagi hari. 5. Tundaan rata rata semua jenis kendaraan yang terbesar adalah : - Pada arah Cimindi Pasteur sebesar 37,4 detik yang terjadi pada pukul 07.30-07.45. - Pada arah Pasteur Cimindi sebesar 25,5 detik yang terjadi pada pukul 07.45 08.00. Pengaruh delman dengan tundaan sebesar 37,4 detik dan 25,5 detik cukup besar jika dibandingkan dengan waktu tempuh kendaraan pada ruas jalan tanpa delman. 5.2 Saran : 1. Delman itu berjalannya pada jam-jam tidak sibuk. 2. Sebaiknya 2 ruas jalan yang dibandingkan mempunyai lebar yang sama.