SOLUSI SOLITON GELAP ONSITE PADA PERSAMAAN SCHRÖDINGER NONLINIER DISKRIT DENGAN PENAMBAHAN PARAMETRIC DRIVING

dokumen-dokumen yang mirip
Kata Kunci: Persamaan SDNL, metode Aproksimasi Variasional, soliton, ansatz, parameter driving, konstanta coupling

PERHITUNGAN NUMERIK DALAM MENENTUKAN KESTABILAN SOLITON CERAH ONSITE PADA PERSAMAAN SCHRÖDINGER NONLINIER DISKRIT DENGAN PENAMBAHAN POTENSIAL LINIER

APROKSIMASI VARIASIONAL UNTUK SOLUSI SOLITON PADA PERSAMAAN SCHRÖDINGER NONLINIER DISKRIT NONLOKAL

BAB I PENDAHULUAN. diskrit nonlinier yang paling fundamental karena persamaan ini mendeskripsikan

PENYELESAIAN NUMERIK DARI PERSAMAAN DIFERENSIAL NONLINIER ADVANCE-DELAY

METODE BENTUK NORMAL PADA PENYELESAIAN PERSAMAAN RAYLEIGH

BAB V PERAMBATAN GELOMBANG OPTIK PADA MEDIUM NONLINIER KERR

PENCARIAN AKAR-AKAR PERSAMAAN NONLINIER SATU VARIABEL DENGAN METODE ITERASI BARU HASIL DARI EKSPANSI TAYLOR

SOLUSI EKSAK GELOMBANG SOLITON: PERSAMAAN SCHRODINGER NONLINEAR NONLOKAL (NNLS)

METODE PERSAMAAN RICCATI PROYEKTIF DAN APLIKASINYA PADA PENYELESAIAN PERSAMAAN LOTKA-VOLTERA DISKRIT

METODE PSEUDOSPEKTRAL CHEBYSHEV PADA APROKSIMASI TURUNAN FUNGSI

KAJIAN TENTANG LAX PAIR DAN PENERAPANNYA PADA PERSAMAAN LIOUVILLE

METODE BENTUK NORMAL PADA PENYELESAIAN PERSAMAAN DUFFING

EKSISTENSI SOLITON PADA PERSAMAAN KORTEWEG-DE VRIES

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 BAB 3 HASIL DAN PEMBAHASAN METODE PENELITIAN. 3.2 Peralatan

REALISASI POSITIF STABIL ASIMTOTIK DARI SISTEM LINIER DISKRIT

REALISASI POSITIF STABIL ASIMTOTIK SISTEM LINIER DISKRIT DENGAN POLE KONJUGAT KOMPLEKS

STRUKTUR SEMILATTICE PADA PRA A -ALJABAR

KEKONVERGENAN BARISAN DI RUANG HILBERT PADA PEMETAAN TIPE-NONSPREADING DAN NONEXPANSIVE

ANALISIS LAX PAIR DAN PENERAPANNYA PADA PERSAMAAN KORTEWEG-DE VRIES

Pengantar Gelombang Nonlinier 1. Ekspansi Asimtotik. Mahdhivan Syafwan Jurusan Matematika FMIPA Universitas Andalas

SUATU KAJIAN TENTANG PENYARINGAN TERURUT DARI SEMIGRUP IMPLIKATIF

KONVOLUSI DISTRIBUSI EKSPONENSIAL DENGAN PARAMETER BERBEDA

Pengantar Metode Perturbasi Bab 1. Pendahuluan

KARAKTERISASI SUATU IDEAL DARI SEMIGRUP IMPLIKATIF

MODEL DINAMIKA CINTA DENGAN MEMPERHATIKAN DAYA TARIK PASANGAN

STABILISASI SISTEM DESKRIPTOR DISKRIT LINIER POSITIF

REFORMULASI DARI SOLUSI 3-SOLITON UNTUK PERSAMAAN KORTEWEG-de VRIES. Dian Mustikaningsih dan Sutimin Jurusan Matematika FMIPA Universitas Diponegoro

PENURUNAN METODE NICKALLS DAN PENERAPANNYA PADA PENYELESAIAN PERSAMAAN KUBIK

PEMODELAN ARUS LALU LINTAS ROUNDABOUT

KAITAN SPEKTRUM KETETANGGAAN DARI GRAF SEKAWAN

APPROKSIMASI LIMIT CYCLE PADA PERSAMAAN VAN DER POL DAN DUFFING TERIKAT

WARP PADA SEBUAH SEGITIGA

PEMBUKTIAN RUMUS BENTUK TUTUP BEDA MUNDUR BERDASARKAN DERET TAYLOR

PENYELESAIAN PERSAMAAN NONLINIER DENGAN METODE MODIFIKASI BAGI DUA

PAM 573 Persamaan Diferensial Parsial Topik: Metode Beda Hingga pada Turunan Fungsi

ANALISIS RAMBATAN GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK DALAM FIBER OPTIK MENGGUNAKAN PENDEKATAN FINITE DIFFERENCE METODA LAASONEN

PENGGUNAAN METODE LYAPUNOV UNTUK MENGUJI KESTABILAN SISTEM LINIER

HUBUNGAN ANTARA HIMPUNAN KUBIK ASIKLIK DENGAN RECTANGLE

PERHITUNGAN MASSA KLASIK SOLITON

KONVOLUSI DARI PEUBAH ACAK BINOMIAL NEGATIF

SIFAT-SIFAT DINAMIK DARI MODEL INTERAKSI CINTA DENGAN MEMPERHATIKAN DAYA TARIK PASANGAN

PENYELESAIAN SISTEM DESKRIPTOR LINIER DISKRIT BEBAS WAKTU DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEKOMPOSISI KANONIK

METODE PSEUDO ARC-LENGTH DAN PENERAPANNYA PADA PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN NONLINIER TERPARAMETERISASI

HIMPUNAN KUBIK ASIKLIK DAN KUBUS DASAR

BILANGAN KROMATIK LOKASI UNTUK GRAF K n K m

BILANGAN KROMATIK LOKASI UNTUK GRAF C n K m, DENGAN n 3 DAN m 1

SOLUSI GELOMBANG BERJALAN UNTUK PERSAMAAN SCHRÖDINGER DENGAN PENUNDAAN TERDISTRIBUSI

BAB IV SIMULASI NUMERIK

HIMPUNAN LEMBUT DENGAN MENGGUNAKAN HIMPUNAN PARAMETER TUNGGAL

PENENTUAN GELOMBANG SOLITON PADA FIBER BRAGG GRATING DENGAN MENGGUNAKAN METODE STEP-SPLIT. Theresa Febrina Siahaan*, Saktioto, Muhammad Edisar

TEORI MATRIKS LEMBUT KABUR DAN APLIKASINYA DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

( t) TINJAUAN PUSTAKA. x dengan nilai fungsi dari: x

BILANGAN STRONG RAINBOW CONNECTION UNTUK GRAF RODA DAN GRAF KUBIK

PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFERENSIAL TUNDA LINIER ORDE 1 DENGAN METODE KARAKTERISTIK

Eksak Period dari Solusi Periodik untuk Sebuah Osilator Tak Linear

SOLUSI POSITIF DARI PERSAMAAN LEONTIEF DISKRIT

MANUAL PROSEDUR TUGAS AKHIR PROGRAM STUDI S2 MATEMATIKA FAKULTAS MIPA

ANALISA STEADY STATE ERROR SISTEM KONTROL LINIER INVARIANT WAKTU

PENERAPAN TRANSFORMASI SHANK PADA METODE DEKOMPOSISI ADOMIAN UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR ABSTRACT

BENTUK NORMAL BIFURKASI HOPF PADA SISTEM UMUM DUA DIMENSI

PAM 252 Metode Numerik Bab 2 Persamaan Nonlinier

THE EFFECT OF DELAYED TIME OF OSCILLATION IN THE LOGISTIC EQUATION

BILANGAN KROMATIK LOKASI UNTUK GRAF K n K m

SUATU KAJIAN TENTANG HIMPUNAN LUNAK KABUR (FUZZY SOFT SET ) DAN APLIKASINYA

PENENTUAN SOLUSI SOLITON PADA PERSAMAAN KDV DENGAN MENGGUNAKAN METODE TANH

ON SOLUTIONS OF THE DISCRETE-TIME ALGEBRAIC RICCATI EQUATION. Soleha Jurusan Matematika, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

STABILISASI SISTEM DESKRIPTOR LINIER KONTINU

SOLUSI POSITIF DARI SISTEM SINGULAR DISKRIT

ALGORITMA RUTE FUZZY TERPENDEK UNTUK KONEKSI SALURAN TELEPON

Jurnal MIPA 37 (2) (2014): Jurnal MIPA.

PAM 453 KS MATEMATIKA TERAPAN I MATEMATIKA DEMOGRAFI Topik: Model Matriks. Mahdhivan Syafwan

PENERAPAN FORMULASI HIROTA UNTUK PERSAMAAN UMUM MODUS TERGANDENG PADA KISI BRAGG DALAM NONLINIER DENGAN DIFRAKSI

BILANGAN STRONG RAINBOW CONNECTION UNTUK GRAF GARIS, GRAF MIDDLE DAN GRAF TOTAL

DIMENSI PARTISI DARI GRAF ULAT

STABILISASI SISTEM KONTROL LINIER DENGAN PENEMPATAN NILAI EIGEN

MATERI PERKULIAHAN. Gambar 1. Potensial tangga

PENENTUAN SOLUSI GELOMBANG NONLINIER KORTEWEG DE VRIES MENGGUNAKAN METODE HIROTA

RAINBOW CONNECTION PADA BEBERAPA GRAF

SUATU KAJIAN TITIK TETAP PEMETAAN k-pseudononspreading SEJATI DI RUANG HILBERT

Kata Kunci: Analisis Regresi Linier, Penduga OLS, Penduga GLS, Autokorelasi, Regresor Bersifat Stokastik

PERBANDINGAN INVESTASI PADA MATA UANG DOLAR AMERIKA (USD) DAN YEN JEPANG (JPY) DENGAN MODEL ARIMA DAN GARCH

BEBERAPA METODE ITERASI DENGAN TURUNAN KETIGA UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR BESERTA DINAMIKNYA. Zulkarnain 1, M. Imran 2

1 dari 3 5/1/2016 9:28 PM

PEMODELAN KOMPETISI ANTAR BAHASA PADA KOMUNITAS MONOLINGUAL DAN BILINGUAL

PENURUNAN PERSAMAAN GELOMBANG SOLITON DENGAN DERET FOURIER ORDE DUA SECARA NUMERIK

BAB II KAJIAN TEORI. homogen yang dikenal sebagai persamaan forced Korteweg de Vries (fkdv). Persamaan fkdv yang dikaji dalam makalah ini adalah

BATAS ATAS RAINBOW CONNECTION NUMBER PADA GRAF DENGAN KONEKTIVITAS 3

PELABELAN TOTAL (a, d)-sisi ANTIAJAIB SUPER PADA GRAF RODA W n

PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA TAKLINEAR ORDE SATU MENGGUNAKAN METODE ITERASI VARIASIONAL

PEMBUKTIAN BENTUK TUTUP RUMUS BEDA MAJU BERDASARKAN DERET TAYLOR

PAM 252 Metode Numerik Bab 4 Pencocokan Kurva

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

POSITRON, Vol. VI, No. 2 (2016), Hal ISSN :

PELABELAN TOTAL (a, d)-sisi ANTIAJAIB SUPER PADA SUBDIVISI GRAF BINTANG

PENENTUAN RAINBOW CONNECTION NUMBER PADA HASIL OPERASI CARTESIAN PRODUCT TERHADAP GRAF LINGKARAN DAN GRAF BIPARTIT LENGKAP DENGAN GRAF LINTASAN

Model Refraksi-Difraksi Gelombang Air Oleh Batimetri

Metode Split Step Fourier Untuk Menyelesaikan Nonlinear Schrödinger Equation Pada Nonlinear Fiber Optik

PAM 252 Metode Numerik Bab 2 Persamaan Nonlinier

Transkripsi:

Jurnal Matematika UNAND Vol. 3 No. 4 Hal. 6 12 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND SOLUSI SOLITON GELAP ONSITE PADA PERSAMAAN SCHRÖDINGER NONLINIER DISKRIT DENGAN PENAMBAHAN PARAMETRIC DRIVING MAIDILLA ISWARI, MAHDHIVAN SYAFWAN, MUHAFZAN Program Studi Magister Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Andalas, Kampus UNAND Limau Manis Padang, Indonesia, maidillaiswari@yahoo.co.id Abstrak. Paper ini mengkaji tentang hampiran solusi soliton gelap onsite dari persamaan Schrödinger Nonlinier Diskrit (SNLD) dengan penambahan parametric driving menggunakan metode analitik Aproksimasi Variasional (AV). Hasil-hasil yang diperoleh secara analitik kemudian dibandingkan dengan hasil-hasil numerik, dimana solusi soliton AV dengan solusi numerik memiliki kesesuaian yang cukup bagus untuk ε yang semakin kecil. Kata Kunci: Persamaan Schrödinger nonlinier diskrit, soliton, aproksimasi 1. Pendahuluan Persamaan Schrödinger nonlinier diskrit (SNLD) sering ditemukan pada berbagai bidang aplikasi, seperti dinamika sistem osilator tak harmonik terikat (coupled), perambatan serat optik pada pandu gelombang nonlinier terikat, dan dinamika kondensasi Bose-Einstein (Bose-Einstein Condensation) yang terperangkap dalam potensial periodik [12]. Hal yang menarik dari persamaan SNLD ini adalah eksistensi solusi soliton yang dimilikinya, yaitu gelombang yang dapat mempertahankan bentuknya ketika merambat dengan kecepatan konstan meskipun setelah berinteraksi dengan soliton lain [4,8]. Dalam perkembangannya, persamaan SNLD dikembangkan dengan menambahkan parametric driving pada persamaan tersebut. Pengaruh penambahan parametric driving pada persamaan SNLD terhadap kestabilan solusi solitonnya telah dikaji oleh Syafwan dkk [10]. Persamaan SNLD merupakan salah satu persamaan yang tidak dapat ditentukan solusi eksaknya, sehingga salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan persamaan tersebut adalah dengan mengembangkan metode analitik untuk menghampiri solusinya. Salah satu metode yang cukup dikenal dan sering digunakan adalah metode aproksimasi variasional. Untuk selanjutnya, metode aproksimasi variasional disingkat menjadi metode AV. Pada model persamaan SNLD dengan kenonlinieran bertipe kubik, metode AV telah digunakan oleh Aceves dkk [1] untuk mengaproksimasi solusi soliton onsite, yaitu site yang tereksitasi tunggal (one-excited site). Kemudian Cuevas dkk [3] juga 6

Solusi Soliton Gelap Onsite pada Persamaan SNLD 7 menggunakan metode AV untuk menghampiri solusi soliton intersite, yaitu site yang tereksitasi ganda (two-excited site) dengan konfigurasi simetris. Selanjutnya, Kaup [6] menyempurnakan metode AV sehingga berhasil menghampiri solusi soliton intersite asimetris. Metode AV telah digunakan oleh Syafwan [9] dalam menentukan hampiran solusi soliton cerah (bright soliton) bertipe onsite pada persamaan SNLD dengan penambahan parametric driving untuk kasus limit anti-continuum. Hasil yang diperoleh dari metode AV sangat akurat dengan hasil-hasil numerik dalam menentukan hampiran solusi soliton. Kemudian Alfiany [2] telah mengkaji solusi soliton cerah bertipe intersite dan hasil yang diperoleh dengan metode AV sangat baik dalam menghampiri solusi soliton yang diperoleh secara numerik untuk konstanta pengikat yang semakin kecil dan nilai parametric driving yang semakin besar. Dalam paper ini, kajian pada [9] dan [2] akan dikembangkan untuk menentukan hampiran solusi soliton gelap (defocusing) bertipe onsite menggunakan metode AV. Paper ini disusun dengan sistematika sebagai berikut. Pada bagian kedua berisi tentang analisis awal dari persamaan SNLD. Bagian ketiga berisi tentang formulasi aproksimasi variasional. Perbandingan hasil aproksimasi variasional dengan hasil numerik dibahas pada bagian keempat. Terakhir, pada bagian kelima dikemukakan kesimpulan dan saran-saran untuk penelitian selanjutnya. 2. Analisis Awal Persamaan SNLD stasioner bertipe defocusing dengan penambahan parametric driving diberikan oleh ε(u n+1 2u n + u n 1 ) Ωu n γū n + u n 2 u n = 0. (2.1) Pada paper ini secara khusus akan ditentukan solusi soliton gelap onsite dari Persamaan (2.1) dengan syarat batas u n ±a bilamana n ± dan a 0. (2.2) Pada kasus γ = 0, persamaan (2.1) memiliki invarian gauge atau invarian fasa, yaitu jika dikenakan suatu transformasi u n u n e iθ untuk setiap nilai θ R maka Persamaan (2.1) tidak berubah. Pada kasus γ 0, persamaan (2.1) tidak lagi memiliki invarian gauge karena terdapat suku kompleks konjugat. Namun jika dikenakan transformasi u n u n e iθ untuk nilai θ = π + 2kπ dan θ = π 2 + 2kπ dengan k Z, Persamaan (2.1) secara berturut-turut memiliki simetri refleksi dengan transformasi dan u n u n (2.3) u n iu n, γ γ. (2.4) Dari transformasi (2.4) dapat disimpulkan bahwa nilai γ pada Persamaan (2.1) dapat dipilih untuk nilai γ > 0. Selanjutnya, sebagaimana yang sudah disebutkan sebelumnya, jika γ = 0 maka solusi soliton pada Persamaan (2.1) yang memenuhi kondisi (2.2) bernilai riil [5,7]. Sedangkan pada saat γ > 0 terdapat dua kemungkinan solusi, yaitu solusi bernilai

8 Maidilla Iswari, Mahdhivan Syafwan, Muhafzan riil saja (dengan syarat Ω + γ > 0) atau imajiner murni (dengan syarat Ω γ > 0), dimana solusi bernilai imajiner murni selalu tidak stabil [11]. Oleh karena itu, dalam paper ini akan ditentukan solusi dari Persamaan (2.1) yang bernilai riil, sehingga Persamaan (2.1) dapat disederhanakan menjadi ε(u n+1 2u n + u n 1 ) (γ + Ω)u n + u 3 n = 0. (2.5) Perhatikan bahwa (Ω + γ) pada Persamaan (2.5) dapat dinormalkan menjadi 1 dengan menggunakan transformasi u n u n Ω + γ, ε ε(ω + γ). (2.6) Dengan demikian, tanpa mengurangi keumuman, nilai Ω + γ dapat diganti dengan 1, sehingga Persamaan (2.5) menjadi ε(u n+1 2u n + u n 1 ) u n + u 3 n = 0. (2.7) 3. Aproksimasi Variasional Pada bagian ini akan dijelaskan formulasi aproksimasi variasional (AV) untuk solusi soliton stasioner pada persamaan (2.7). Berikut akan dijelaskan tentang Lagrangian dan fungsi ansatz untuk masalah ini. Lema berikut memberikan Lagrangian dari Persamaan (2.7). Lema 1. Lagrangian dari Persamaan (2.7) diberikan oleh L = 2ε(u n u n+1 u 2 n) + 1 2 (u2 n 1) 2. (3.1) n= Pada saat limit antikontinum ε = 0, Persamaan (2.7) memiliki solusi eksak u n u (0) n = 0, ±1. Untuk soliton gelap tipe onsite, struktur konfigurasinya adalah 1, n -1, u (0) n = 0, n = 0, (3.2) 1, n 1. Perhatikan bahwa ketika nilai parameter ε diperbesar, profil soliton onsite berbentuk fungsi tanh. Kemudian perhatikan pula bahwa amplitude dari u (0) n adalah 1. Oleh karena itu, untuk menentukan hampiran solusi soliton gelap onsite pada kasus konstanta pengikat lemah, dapat dipilih suatu fungsi ansatz [7]. u n = tanh(an), n Z (3.3) dimana a adalah parameter variasional yang bernilai riil. Langkah selanjutnya adalah mensubstitusikan ansatz (3.3) ke persamaan Lagrangian (3.1). Perhatikan bahwa penjumlahan (3.1) menjadi dlag(n) = 2ε(tanh(an) tanh(a(n + 1)) tanh(an) 2 ) + 1 2 (tanh(an)2 1) 2 (3.4) Fungsi (3.4) sulit untuk diselesaikan penjumlahannya dari n= ke n=. Karena jumlah tak hingga ini sulit untuk dicari nilainya, maka langkah yang bisa dilakukan adalah dengan mengaproksimasinya dengan jumlah hingga untuk N yang cukup besar.

Solusi Soliton Gelap Onsite pada Persamaan SNLD 9 Gambar 1. Plot L terhadap N untuk a = 1 dan ε = 0.01 Pada paper ini, penjumlahan (3.1) akan dihitung untuk N = 10 dan N = 20. Hasil yang diperoleh dari kedua N ini tidak terlalu signifikan perbedaannya jika dibandingkan dengan N yang lebih besar. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 1 untuk a = 1 dan ε = 0.01. Dengan menggunakan software Maple, diperoleh hasil penjumlahan (3.1) untuk N = 10 dan N = 20 (hasil ini kemudian disebut dengan Lagrangian efektif ). Berdasarkan prinsip variasional, Lagrangian efektif L eff mencapai nilai kritis pada persamaan Euler-Lagrange ketika dl eff = 0. (3.5) da Hasil yang diperoleh adalah berupa persamaan f (ε; a) = 0 untuk N = 10 dan N = 20 (persamaan untuk N = 10 terlampir). Dikarenakan kompleksitas perhitungannya, nilai parameter variasional a untuk suatu nilai ε dan γ yang diberikan, diselesaikan secara numerik dengan menggunakan software Matlab. 4. Perbandingan Hasil Aproksimasi Variasional dengan Hasil Numerik Hasil-hasil yang diperoleh dengan metode AV akan dibandingkan dengan solusi yang dihitung secara numerik. Solusi numerik untuk soliton gelap onsite pada persamaan (2.7) dapat ditentukan dengan menggunakan metode Newton-Raphson. Perhitungan numerik ini dilakukan pada domain n [ N, N] dengan syarat batas u ±(N+1) = u ±N. Sebagai tebakan awal, digunakan solusi soliton eksak ketika ε = 0, yaitu diberikan oleh persamaan (3.2). Solusi ini kemudian dilanjutkan secara numerik untuk ε 0.

10 Maidilla Iswari, Mahdhivan Syafwan, Muhafzan Gambar 2. Perbandingan solusi soliton gelap onsite yang diperoleh secara numerik (garisbulat) dengan aproksimasi variasional (garis-silang) untuk ε = 0.01; 0.5 dan N = 10; 20. Pertama, pada Gambar (2) diperlihatkan perbandingan antara dua solusi yang diperoleh dari perhitungan numerik dan aproksimasi variasional untuk dua nilai konstanta pengikat ε = 0, 01; 0, 5 dan N = 10; 20. Secara umum dapat dilihat bahwa hampiran solusi soliton AV dengan solusi numerik memiliki kesesuaian yang cukup bagus untuk nilai ε yang lebih kecil. Kedua, untuk memeriksa lebih lanjut kesesuaian antara hampiran solusi soliton AV dan solusi numerik, diplot norm l 2 dari kedua solusi sebagai fungsi terhadap ε untuk N = 10 dan N = 20 (lihat Gambar 3). Berdasarkan Gambar 3 dapat dilihat bahwa norm dari hampiran solusi AV dan numerik nilainya bertambah seiring dengan bertambahnya N. Hal ini wajar karena nilai u n semakin banyak digunakan untuk N yang semakin besar. Lebih lanjut, dari nilai eror pada gambar, yang didefinisikan sebagai norm dari selisih solusi soliton secara numerik dan AV, dapat disimpulkan bahwa solusi soliton AV cukup baik dalam menghampiri solusi soliton secara numerik untuk ε yang semakin kecil. Ketiga, untuk mengkofirmasi lebih lanjut kesesuaian antara solusi numerik dan solusi AV, berikut akan dibandingkan nilai paramater a yang diperoleh dari AV

Solusi Soliton Gelap Onsite pada Persamaan SNLD 11 Gambar 3. Perbandingan antara nilai norm l 2 dari solusi numerik (garis utuh) dan solusi AV (garis putus-putus) sebagai fungsi terhadap ε untuk N = 10 dan N = 20. Gambar 4. Perbandingan nilai parameter variasional a yang diperoleh secara numerik (garis utuh) dan AV (garis putus-putus). dengan numerik. Untuk perhitungan nilai a secara numerik, dapat dihitung dengan a = tanh 1 (u n ) n (4.1) dimana u n adalah solusi numerik. Hasil perbandingan nilai a ini diberikan oleh Gambar 4. Dari Gambar 4 dapat disimpulkan bahwa nilai parameter variasional a yang diperoleh secara analitik cukup baik dalam menghampiri nilai parameter variasional a secara numerik. 5. Kesimpulan Pada tulisan ini telah diperoleh bahwa pertama, dengan menggunakan fungsi ansatz u n = tanh(an), hampiran solusi soliton gelap onsite dapat ditentukan, meskipun

12 Maidilla Iswari, Mahdhivan Syafwan, Muhafzan dalam perhitungannya Lagrangian efektif diperoleh dari penjumlahan hingga. Kedua, solusi soliton AV dengan solusi numerik memiliki kesesuaian yang cukup bagus untuk ε yang semakin kecil. Terakhir, Solusi soliton stasioner dan bernilai riil dari persamaan SNLD dengan penambahan parametric driving dapat disederhanakan dengan membuat jumlah parametric driving dan frekuensinya sama dengan satu. Kepada peneliti selanjutnya agar dapat menghitung limit jumlah tak hingga Lagrangian dan mengkaji kestabilan soliton gelap (onsite maupun intersite) dengan menggunakan metode aproksimasi variasional. 6. Ucapan Terima kasih Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Admi Nazra, Ibu Dr. Lyra Yulianti dan Ibu Dr. Yanita yang telah memberikan masukan dan saran sehingga paper ini dapat diselesaikan dengan baik. Daftar Pustaka [1] Aceves, B., De Angelis, C., Peschel, T., Muschall, R., Lederer, F., Trillo, S., dan Wabnitz, S., (1996), Discrete self-trapping, solitons interactions, and beam steering in nonlinear waveguide arrays, Phys. Rev. E 53, 1172. [2] Alfiany, N., (2013), Aproksimasi Variasional untuk Soliton Cerah Intersite pada Persamaan Schrödinger Diskrit Nonlinier dengan Penambahan Parameter Driving, Tesis, Universitas Andalas. [3] Cuevas, J., James, G., Kevrekidis, P. G., Malomed, B. A., dan Sánchez-Rey, B., (2008), Approximation of Solitons in the Discrete NLS Equation, J. Nonlinear Math, Phys. 15 124. [4] Drazin, P. G., dan Johnson, R. S., (1989), Solitons: An Introduction, Cambridge University Press, Cambridge. [5] Hennig, D., dan Tsironis, G., (1999), Waves Transmission in Nonlinear Lattices, Phys. Rep. 307, 333. [6] Kaup, D. J., (2005), Variational Solutions for the discrete nonlinear Schrödinger equation, Math. Comput. Simulat. 69, 322. [7] Kivshar, Y. S. dan Krlikowski, W., (1995), Lagrangian approach for dark solitons, Opt. Comm. 114, 353-362. [8] Scott, A., (2005), Encyclopedia of Nonlinear Science, Routledge, New york and London. [9] Syafwan, M., (2012), Variational Approximations for Solitons in a Parametrically Driven Discrete Nonlinear Schrödinger Equation, Prosiding Seminar Nasional Matematika, Universitas Andalas, ISBN 978-602-95343-2-0, 52-58. [10] Syafwan, M., Susanto, H., dan Cox, S. M., (2010), Discrete Solitons in Elektromechanical Resonator, Phys. Rev. E 81, 026207. [11] Syafwan, M., (2012), The Existence and Stability of Solitons in Discrete Nonlinear Schrödinger Equations, Disertasi Doktor, University of Nottingham. [12] Trombettoni, A. dan Smerzi, A.,(2001), Discrete Solitons and Breathers with Dolute Bose Einstein Condensates, Phys. Rev. Lett. 86, 2353.