UJI PROFISIENSI. Bogor, 10 Desember Fajarina Budiantari

dokumen-dokumen yang mirip
KEBIJAKAN AKREDITASI LABORATORIUM. Fajarina Budiantari Komite Akreditasi Nasional

SYARAT DAN ATURAN AKREDITASI LABORATORIUM

SYARAT DAN ATURAN AKREDITASI LABORATORIUM DAN LEMBAGA INSPEKSI

DP INFORMASI KAN MENGENAI PROSEDUR AKREDITASI JANUARI 2004

Terbitan Nomor : 4 Desember 2012

PERAN AKREDITASI LEMBAGA PENILAIAN KESESUAIAN

PENTINGNYA AKREDITASI

SYARAT DAN ATURAN AKREDITASI LABORATORIUM DAN LEMBAGA INSPEKSI

SYARAT DAN ATURAN AKREDITASI LABORATORIUM DAN LEMBAGA INSPEKSI

SISTEM AKREDITASI DAN SERTIFIKASI PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI (PHPL) DAN LEGALITAS KAYU (LK)

Pedoman Multilokasi Sertifikasi Produk dan Legalitas Kayu

ADOPSI, PENERAPAN DAN PROGRES PENCAPAIAN SNI ISO 37001:2016

Regulasi Laboratorium (Kimia) Pengertian laboratorium. Penggolongan laboratorium. Laboratorium pengujian. Laboratorium pengujian 3/17/2011

Syarat dan Aturan Tambahan Akreditasi Lembaga Penilai Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (LP PHPL)

PETUNJUK PELAKSANAAN KOMPETENSI LABORATORIUM LINGKUNGAN

Regulasi Laboratorium (Kimia) Pertemuan 1

Persyaratan umum pengoperasian berbagai lembaga inspeksi

KEBIJAKAN PENGALIHAN SPPT SNI. Komite Akreditasi Nasional National Accreditation Body of Indonesia

GLP PERTEMUAN KE-5 SEJARAH ISO : 2008 PENGENALAN DAN PEMAHAMAN ISO : /16/2011

Dokumen ini tidak dikendalikan jika diunduh/uncontrolled when downloaded

Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Ekolabel

Daftar Isi. Kata Pengantar... Daftar Isi... BAB I PENDAHULUAN Kondisi Umum Potensi dan Permasalahan 6

BSN PEDOMAN Persyaratan umum lembaga sertifikasi produk. Badan Standardisasi Nasional

SYARAT DAN ATURAN TAMBAHAN AKREDITASI LEMBAGA VERIFIKASI LEGALITAS KAYU

PERSYARATAN TAMBAHAN BAGI LEMBAGA SERTIFIKASI SISTEM MANAJEMEN KEAMANAN INFORMASI

Pedoman KAN KLASIFIKASI KETIDAKSESUAIAN

Manajemen laboratorium. by Djadjat Tisnadjaja

SISTEM AKREDITASI DAN SERTIFIKASI PENGELOLAAN HUTAN LESTARI (PHL) DAN LEGALITAS KAYU (LK)

SYARAT DAN ATURAN AKREDITASI LEMBAGA SERTIFIKASI ORGANIK. Komite Akreditasi Nasional National Accreditation Body of Indonesia

HASIL SIDANG JOINT IAF-ILAC MID-TERM, RE-PEER EVALUASI PAC, DAN BUTIR PENTING TERKAIT DENGAN PENGELOLAAN KAN

PELATIHAN STANDARDISASI. w w w. b s n. g o. i d. Pemahaman SNI ISO/IEC 17065:2012. Validasi Metode Pengujian Kimia. Pemahaman SNI ISO/IEC 17025:2008

PENCAPAIAN KINERJA BIDANG AKREDITASI LABORATORIUM PENGUJI

Penilaian kesesuaian - Pedoman penggunaan sistem manajemen mutu organisasi dalam sertifikasi produk

SYARAT DAN ATURAN AKREDITASI LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK, PROSES, JASA. Komite Akreditasi Nasional National Accreditation Body of Indonesia

Pedoman KAN Penilaian Kesesuaian Ketentuan umum penggunaan tanda kesesuaian berbasis SNI dan/atau regulasi teknis

Komite Akreditasi Nasional

RENCANA STRATEGIS KEDEPUTIAN BIDANG PENERAPAN STANDAR DAN AKREDITASI BADAN STANDARDISASI NASIONAL TAHUN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik I

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERSYARATAN SERTIFIKASI F-LSSM

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Perkembangan di Forum Internasional Terkait GHG

Penilaian kesesuaian Kosakata dan prinsip umum

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR:

Renstra Pusat Akreditasi Lembaga Sertifikasi BSN Tahun RENSTRA PUSAT AKREDITASI LEMBAGA SERTIFIKASI TAHUN

PANDUAN INTERPRETASI UNTUK BUTIR-BUTIR PEDOMAN BSN : "PERSYARATAN UMUM LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK"

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PT INTEGRITA GLOBAL SERTIFIKAT PANDUAN SERTIFIKASI PRODUK LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK

Skema sertifikasi produk

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: TENTANG

Kelembagaan Metrologi Nasional. - Jakarta, 20 Oktober 2016

BAB III LANDASAN TEORI

Yuuk..belajar lagi!!!

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN KINERJA (LKj) BSN 2016 PUSAT AKREDITASI LABORATORIUM DAN LEMBAGA INSPEKSI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

INFORMASI SERTIFIKASI ISO 9001

SURAT PERJANJIAN SERTIFIKASI PRODUK/PENGGUNAAN SPPT SNI ANTARA ... DENGAN LSPRO CHEMPACK. Nomor :... Nomor :...

PEDOMAN KNAPPP 01:2005. Kata Pengantar

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Vxant KAN-P-13 Nomor terbit: 1 4 Pebruari 2014

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN NOMOR : 422/BPPI/6/2010 TENTANG

2014, No Indonesia Tahun 1994 Nomor 57, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3564); 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Ke

w w w. b s n. g o. i d

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG. PEMBERLAKUAN STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) KALSIUM KARBIDA (CaC 2 ) SECARA WAJIB

Pedoman: PD Rev. 02

Laporan Kinerja (LKj) Eselon II Tahun 2017

AUDIT INTERNAL (SNI ) Nama Laboratorium : Alamat

DPILS 22 Rev. 0 SYARAT DAN ATURAN TAMBAHAN AKREDITASI LEMBAGA SERTIFIKASI SISTEM MANAJEMEN ENERGI (LSSME)

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEDOMAN KAN MENGENAI INTERPRETASI ISO/IEC 17025:2005. Issue Number : 3 April 2016

AGRO-BASED INDUSTRY CERTIFICATION SERVICES

Penerapan skema sertifikasi produk

Penilaian Kesesuaian Ketentuan umum penggunaan tanda kesesuaian produk terhadap SNI

Semua persyaratan pada klausul 5.1 dari ISO terpenuhi. 5.d Lembaga Sertifikasi harus mempunyai dokumen legalitas hukum

Penerapan skema sertifikasi produk

PENGETAHUAN SNI ISO/IEC 17025:2008. By Rangga K Negara, ST

Persyaratan umum kompetensi laboratorium pengujian dan laboratorium kalibrasi

INFORMASI SERTIFIKASI ISO 9001

2015, No Radioaktif (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4370); 4. Perat

2 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik I

LAMPIRAN PERJANJIAN SERTIFIKASI PERATURAN SERTIFIKASI

II. TINJAUAN PUSTAKA A. SISTEM STANDARISASI NASIONAL. A.1. Sejarah Perkembangan Standar

PERSYARATAN MANAJEMEN LABORATORIUM PENGUJIAN SESUAI ISO/IEC : 2005

Laporan Kinerja Tahun 2014

DP PEDOMAN PERHITUNGAN STATISTIK UNTUK UJI PROFISIENSI JULI 2004

UJI PROFISIENSI LABORATORIUM. Dyah Styarini

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Pedoman Umum Akreditasi dan Sertifikasi Ekolabel

EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU SNI ISO/IEC : 2008 DI LABORATORIUM BENIH

Transkripsi:

UJI PROFISIENSI KOMITE AKREDITASI NASIONAL Bogor, 10 Desember 2012 Fajarina Budiantari

OUTLINE PRESENTASI 1. UJI PROFISIENSI 2. UJI PROFISIENSI DALAM SISTEM AKREDITASI DAN KEBIJAKAN UJI PROFISIENSI KAN 3. AKREDITASI PENYELENGGARA UJI PROFISIENSI 4. AKREDITASI LABORATORIUM

UJI PROFISIENSI

UJI PROFISIENSI: Evaluasi kinerja peserta terhadap kriteria yang tlhditt telah ditetapkan sebelumnya bl melalui lli uji banding antar laboratorium ISO/IEC 17043: 2010 (Term and Definition)

UJI PROFISIENSI: Salah satu kegunaan UJI BANDING ANTAR LABORATORIUM untuk mengevaluasi kinerja laboratorium dalam pengujian atau pengukuran tertentu dan pemantauan kinerja laboratorium berkesinambungan memberikan perangkat jaminan mutu bagi laboratorium secara individu, yang memungkinkan untuk membandingkan kinerja dengan laboratorium sejenis, untuk melakukan tindakan perbaikan yang diperlukan, serta untuk memfasilitasi improvement Merupakan suplemen bagi prosedur pengendalian mutu internal laboratorium dengan memberikan acuan eksternal tambahan terhadap kemampuan dalam melakukan pengujian atau pengukuran 5 ISO/IEC 17043:1010 (introduction)

Jaminan mutu hasil pengujian/kalibrasi Laboratorium harus mempunyai prosedur pengendalian mutu untuk memantau keabsahan pengujian dan kalibrasi i yang dilakukan. k Data yang dihasilkan ilk harus direkam sedemikian rupa sehingga kecenderungan dapat dideteksi dan, bila dimungkinkan, k teknik statistik ti tik harus diterapkan pada pengkajian hasil. Pemantauan tersebut harus direncanakan dan dikaji serta mencakup, tapi tidak terbatas t pada hal-hal lb berikut: Antara lain : partisipasi dalam uji banding antar laboratorium atau program uji profisiensi ISO/IEC 17025:2005 butir 5.9 6

sumber data pengendalian mutu hasil pengujian/kalibrasi Partisipasi dalam program uji profisiensi atau bentuk uji banding antar laboratorium lainnya membandingkan kinerja dan kesebandingan data terhadap kelompok yang lebih besar yang melakukan pengujian / kalibrasi yang sama. mekanisme pemberian peringatan yang berguna mengenai beberapa kesalahan yang mungkin terjadi dalam teknik, operator atau peralatan yang mungkin tidak bekerja seperti yang diharapkan. mekanisme untuk mengestimasi reproduksibilitas dari metode pengujian / kalibrasi tertentu. mekanisme konfirmasi pengendalian mutu internal laboratorium yang dilakukan tanpa menggunakan bahan acuan bersertifikat atau standar acuan 7

Peran serta dalam skema uji profisiensi merupakan cara obyektif untuk: menilai i dan memperagakan kh kehandalan dl dt data yang dihasilkan lab menilai kompetensi lab dalam melakukan pengujian Penilaian tsb. memungkinkan dilakukan oleh lab itu sendiri, pelanggan atau pihak lain, mis. badan akreditasi Uji profisiensi memperkaya prosedur pengendalian mutu internal lab dengan memberikan ukuran eksternal tambahan kemampuan pengujian

Keberhasilan lab dalam suatu program UP menunjukkan bukti kompetensi dalam pengujian khusus tsb., tapi belum cukup membuktikan kompetensi rutinnya. Sebaliknya, ketidakberhasilan lab dalam suatu program UP mungkin merupakan penyimpangan acak dari keadaan kompetensi normalnya

UJI PROFISIENSI DALAM SISTEM AKREDITASI DAN KEBIJAKAN UJI PROFISIENSI KAN

uji profisiensi dalam sistem akreditasi persyaratan APLAC / ILAC ISO /IEC 17011 Kinerja laboratorium dalam uji profisiensi harus digunakan sebagai pertimbangan dalam proses asesmen dan pengambilan keputusan akreditasi Badan akreditasi dapat menyelenggarakan uji profisiensi, atau melibatkan lembaga lain yang kompeten dalam penyelenggaraan uji profisiensi Laboratorium yang telah diakreditasi harus melaksanakan tindakan perbaikan yang tepat, bila diperlukan (untuk mengidentifikasi masalah, melakukan tindakan perbaikan dan pencegahan hasil uji profisiensi yang outlier) 11

uji profisiensi dalam sistem akreditasi persyaratan APLAC / ILAC Persyaratan APLAC / ILAC MRA: Jumlah minimum uji profisiensi yang dipersyaratkan untuk laboratorium : 1 (satu) kali sebelum mendapatkan akreditasi 1 (satu) kali setiap 4 (empat tahun) yang terkait dengan each major sub-area of major disciplines of laboratory s scope of accreditation APLAC MR 001: Issue 19 PROCEDURES FOR ESTABLISHING AND MAINTAINING THE APLAC MUTUAL R ECOGNITION ARRANGEMENT AMONG ACCREDITATION BODIES Jenis Uji Profisiensi yang tercakup dalam sistem akreditasi: 12 Uji profisiensi bilateral Skema uji profisiensi sesuai dengan ISO/IEC 17043:2010 Uji banding antar laboratorium yang dirancang untuk kegunaan selain uji profisiensi ILAC G 22: 2004 Use of Proficiency Testing as a Tool for Accreditation in Testing

KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN UJI PROFISIENSI KAN KAN-P-06 KAN Policy on Proficiency Testing Implementasinya sesuai ILAC P9: 2010 ILAC Policy for Participation in Proficiency Testing Activities Program : minimal sekali setahun Pemilihan Program untuk lingkup akreditasi yang dimiliki oleh sebagian besar laboratorium yang telah diakreditasi; untuk lingkup yang memberikan kontribusi yang cukup signifikan kepada produk andalan ekspor Indonesia secara langsung maupun tidak langsung; 13 untuk mendukung penerapan SNI wajib

KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN UJI PROFISIENSI KAN Laboratorium Penyiap Contoh Uji/Artifak KAN menunjuk laboratorium penyiap contoh uji/artifak untuk melakukan penyiapan p contoh uji/artifak yang diperlukan dalam uji profisiensi Kriteria laboratorium penyiap contoh uji/artifak: diakreditasi oleh KAN untuk laboratorium penguji dan laboratorium kalibrasi; memiliki kompetensi yang memadai untuk menyiapkan contoh uji/artifak. 14

KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN UJI PROFISIENSI KAN Peserta laboratorium yang telah diakreditasi KAN dan yang ingin berpartisipasi Kerahasiaan Semua informasi yang terkait dengan peserta uji profisiensi KAN, dijaga kerahasiaannya terhadap pihak lain yang tidak berkepentingan. Pembiayaan - Anggaran - Biaya partisipasi pas peserta - Sumbangan yang bersifat tidak mengikat

KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN UJI PROFISIENSI KAN 1. Laboratorium yang Mengajukan Akreditasi ke KAN Minimal satu kali program uji profisiensi KAN atau lembaga lain (reputasi baik) untuk lingkup utama dari ruang lingkup akreditasi yang diajukan; apabila tidak tersedia program dimaksud SNI 19-17025-20052005 butir 5.9 harus ikut UP ke mana? kok yang sesuai lingkup saya tidak ada? 16

KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN UJI PROFISIENSI KAN 2. Laboratorium yang Telah Diakreditasi KAN Minimal sekali dalam setahun. Untuk lingkup utama akreditasi, laboratorium wajib mengikuti uji profisiensi sekali dalam masa akreditasinya; apabila KAN tidak menyelenggarakan berpartisipasi di lembaga lain (reputasi baik) Apabila selama masa akreditasi laboratorium tidak tersedia program untuk lingkup utama akreditasi SNI 19-17025 17025-20052005 butir 5.9

Persyaratan dan Tindak Lanjut Hasil Uji Profisiensi Laboratorium yang Telah Diakreditasi KAN KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN UJI PROFISIENSI KAN Hasil investigasi i i dan audit internal (jika ada) dan bukti tindakan perbaikan harus diserahkan ke Sekretariat KAN paling lama 30 hari sejak hasil uji profisiensi diterima apabila laboratorium tidak menyerahkan bukti tersebut di atas dalam 30 hari maka status akreditasi untuk lingkup yang terkait akan dibekukan sementara hasil verifikasi memperlihatkan tindakan perbaikan belum/tidak efektif, KAN dapat menetapkan survailen lebih awal dari waktu survailen yang telah diprogramkan dan atau dilakukan audit pengukuran (measurement audit) untuk lingkup yang outlier 18

Persyaratan dan Tindak Lanjut Hasil Uji Profisiensi Laboratorium yang Telah Diakreditasi KAN KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN UJI PROFISIENSI KAN hasil investigasi, audit internal dan bukti tindakan perbaikan diverifikasi oleh tenaga ahli KAN; Hasil verifikasi belum/tidak efektif, KAN dapat menetapkan survailen lebih awal dari waktu survailen yang telah diprogramkan dan atau dilakukan audit pengukuran (measurement audit) untuk lingkup yang outlier Apabila hasil survailen dan atau measurement audit memberikan hasil yang tidak memuaskan, maka status akreditasi untuk lingkup yang bersangkutan dapat dicabut. 19

PROGRAM UJI PROFISIENSI KAN (contoh) KAN XIII/ Susu bubuk 2. Tepung terigu 20121. 3. Gula rafinasi 4. Kembang gula 5. Minuman energi 6. Penyakit ikan 7. Serum hewan 8. Semen 2011 KA AN X/ 1. Air limbah 2. Beton 3. Kosmetika 4. Mikrobiologi 5. Pupuk 6. Residu logam dalam ikan 7. SIR 8. Tepung maizena dan 9. Batubara 9. bubur bayi 10. Tanah pertanian CPO IV/3. KA AN Lada putih 2. Mie instant 20011. 3 CPO 4. Semen 5. Mikrobiologi 6. Susu bubuk 7. Kayu lapis 8. Tepung ikan 9. Batubara

AKREDITASI PENYELENGGARA UJI PROFISIENSI

Penyelenggara Uji Profisiensi : Organisasi yang memegang gtanggung g jawab untuk semua pekerjaan dalam pengembangan dan pengoperasian skema uji profisiensi ISO/IEC 17043:2010 (Terms and definitions)

LATAR BELAKANG Berdasarkan ISO/IEC 17011, Komite Akreditasi i Nasional sebagai badan akreditasi harus menetapkan prosedur untuk mempertimbangkan, selama asesmen dan proses pengambilan keputusan, partisipasi laboratorium dan kinerja dalam uji profisiensi. Komite Akreditasi Nasional (KAN) menyelenggarakan uji profisiensi untuk memonitor unjuk kerja dari laboratorium yang sudah diakreditasi KAN tidak dapat mengcover program Uji Profisiensi untuk seluruh lingkup akreditasi Belum ada MRA APLAC untuk akreditasi PUP

Acuan Awal : ILAC Guide 13 : 2007 : Guidelines for the Requirements for the Competence of Providers of Proficiency Testing Scheme Saat ini : ISO/IEC 17043:2010 : Conformity assessment General requirements for proficiency testing; diadopsi menjadi SNI ISO/IEC 17043:2010 : Penilaian kesesuaian Persyaratan umum uji profisiensi

GAP ILAC G13:2007 DAN ISO/IEC 17043:2010 ILAC-G25: 01/2012 Accreditation of Proficiency Testing Providers to ISO/IEC 17043:2010 - A Crosswalk to ILAC G13:2007 Perbedaan yang paling mencolok antara ILAC G13: 2007 dan ISO / IEC 17043:2010 adalah Pada ILAC G 13 persyaratan manajemen dibahas terlebih dahulu baru persyaratan teknis. Sedangkan di ISO/IEC 17043 : persyaratan teknis dibahas terlebih dahulu (bagian 4) kemudian diikuti persyaratan manajemen (bagian 5) ISO/IEC 17043 butir 5.5.25 Penyelenggara uji profisiensi dilarang mensubkontrakkan perencanaan skema uji profisiensi (4.4.1.1); evaluasi kinerja (4.7.2.1) atau kewenangan terkait laporan akhir (4.8.1)

Akreditasi PUP diberikan terhadap kegiatan uji profisiensi tertentut t dari suatu PUP yang : a. Memiliki status hukum (PUP atau organisasi induknya) b. Memenuhi syarat dan aturan akreditasi penyelenggara uji profiensi c. Membayar biaya yang berkaitan dengan akreditasi kepada KAN

PERSYARATAN AKREDITASI PUP Telah diakreditasi sebagai laboratorium berdasarkan ISO/IEC17025 dengan ruang lingkup yang sesuai; Memiliki sistem manajemen mutu dan kompetensi teknis yang memenuhi persyaratan ISO/IEC 17043:2010 (dituangkan dalam dokumentasi sistem manajemen mutu PUP) yang telah diimplementasikan secara efektif, dengan disertai bukti pelaksanaan satu kali audit internal dan tinjauan manajemen; Memenuhi seluruh kebijakan dan pedoman yang ditetapkan oleh KAN yang terkait dengan akreditasi PUP Telah menyelenggarakan minimal satu kali uji profisiensi yang memenuhi prinsip-prinsip ISO/IEC 17043:2010 atau berpartisipasi sebagai provider uji profisiensi yang diselenggararakan KAN untuk lingkup yang diajukan

Permohonan akreditasi melampirkan: Legalitas hukum PUP dan/atau organisasi induknya Panduan mutu PUP yang sesuai dengan 17043 dengan status terkendali Dokumen atau rekaman terkait lain

AKR REDIT TASI IPermohonan Audit Kelayakan Audit Kecukupan Asesmen Lapangan Laboratorium Set. KAN Tim Asesmen Tim Asesmen PRO OSES Laporan Asesmen Review Keputusan Tim Asesmen Tim Panitia Teknis Konsil KAN

KAN tlh telah mengakreditasi i1 PUP: Balai Besar Pengembangan Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (UPP 001 IDN) Lingkup : produk tanaman pangan dan hortikultura Dalam proses akreditasi ada 3 PUP Lingkup antara lain : pakan, aspal, semen

AKREDITASI LABORATORIUM

Sistem Akreditasi Ketidakberpihakan (impartiality) Keanggotaan KAN terdiri dari ± 30% wakil Pemerintah dan 70% dari non Pemerintah Pl Pelayanan yang tidak membedakan KAN tidak memberikan pelayanan sejenis dengan yang diberikan oleh lembaga yang diakreditasi KAN tidak memberikan konsultasi KAN mempunyai MoU dengan BSN sebagai related body Kerahasiaan (confidentiality) Seluruh personel KAN menandatangani perjanjian untuk menjaga kerahasiaan seluruh informasi yang diperoleh

Sistem Akreditasi Voluntary (sukarela) Dibatasi oleh lingkup tertentu Berlaku untuk jangka waktu tertentu

LINGKUP AKREDITASI LABORATORIUM Merupakan kombinasi Jenis produk yang diuji Parameter uji Metode uji Sistem Akreditasi

LABORATORIUM PENGUJI Organoleptik Mekanik Kimia Biologi Listrik Pengujian Tidak Merusak Radiasi Akustik Vibrasi Optik Panas Klinik/Medik Hematologi, Mikrobiologi i Kimia klinik, Imunologi, Urinalisa Sistem Akreditasi Lingkup Akreditasi Laboratorium LABORATORIUM KALIBRASI Akselerometri Akustik Dimensional Kelistrikan Gaya Aliran Kekerasan Kelembaban Fluks Magnet Massa Optik dan Fotometrik Tekanan dan Vakum Radiologi Tekstur Permukaan Suhu Waktu dan Frekuensi Vibrasi Viskositas Volume

Sistem Akreditasi Persyaratan Akreditasi Laboratorium SNI ISO/IEC 17025:2008 - Persyaratan umum kompetensi laboratorium pengujian dan laboratorium kalibrasi i Syarat dan Aturan Akreditasi KAN Kebijakan KAN tentang Uji Profisiensi, Ketertelusuran Hasil Pengukuran dll Persyaratan yang ditentukan oleh organisasi regional (APLAC) dan internasional (ILAC)

MEMINTA PERTIMBANGAN TEKNIS 5 6 DIREKTUR PERTIMBANGAN TEKNIS PANITIA TEKNIS Sistem Akreditasi Proses Akreditasi KOMITE AKREDITASI NASIONAL SEKRETARIS JENDERAL Ketua, Sekretaris, 7 MANAJER MUTU Anggota 8 MENUNJUK ASESOR 2 LAPORAN ASESMEN 4 TIM ASESMEN PEMBERIAN SERTIFIKAT 9 ASESMEN/ MENGAJUKAN PERMOHONAN 1 SURVAILEN/ 3 RE-ASESMEN LABORATORIUM

Sistem Akreditasi Surveilen dan Reakreditasi Masa berlaku akreditasi adalah 4 tahun Selama masa berlaku akreditasi KAN melakukan kunjungan pengawasan dengan melakukan surveilen. Surveilan yang pertama dilakukan tidak lebih dari 12 bulan dihitung dari tanggal penetapan keputusan akreditasi. Selambat-lambatnya 6 bulan sebelum berakhirnya masa akreditasi, laboratorium harus sudah direases jika laboratorium tersebut mengajukan permintaan reakreditasi. Akreditasi Surveilen I Surveilen II Re- Akreditasi Akreditasi selesai 1 thn 1 thn 1½ thn ½ thn Bulan ke- 0 12 24 27 36 42 48

PERSYARATAN AKREDITASI LABORATORIUM Laboratorium harus memiliki sistem manajemen mutu dan kompetensi teknis yang memenuhi persyaratan ISO/IEC 17025:2005 yang didokumentasikan dalam panduan mutu laboratorium. Sistem manajemen mutu harus telah diimplementasikan secara efektif minimum 3 bulan sebelum mengajukan permohonan, dan paling tidak satu kali audit internal dan satu kali kaji ulang manajemen telah selesai dilaksanakan. Laboratorium harus memenuhi seluruh kebijakan dan persyaratan yang ditetapkan KAN terkait dengan akreditasi laboratorium. Laboratorium telah berpartisipasi dalam uji profisiensi dan atau uji banding antar laboratorium dan/atauatau uji banding antar laboratorium yang dikelola KAN dan/atauatau institusi lain yang mempunyai reputasi baik dalam pengelolaan program uji profisiensi/uji anding antar laboratorium. Permohonan akreditasi harus dibuat sesuai dengan format yang ditetapkan oleh KAN dan melampirkan informasi yang menjelaskan laboratorium pemohon akreditasi; legalitas hukum laboratorium atau organisasi induknya, panduan mutu laboratorium dengan status terkendali serta dokumen atau rekaman terkait lainnya yang dibutuhkan (www.bsn.go.id)

APLAC MRA Signatories i (as of June 2007) NATA (Australia) 3 SCC (Canada) 2 CNAS (PR China) 3 HKAS (Hong Kong) 3 NABL (India) 2 KAN (Indonesia) 3 JAB (Japan) 2 IAJapan (Japan) 2 VLAC (Japan) 1 KOLAS (Korea) 2 PAO (Philippines) 2 CAEAL (Canada) 1 ACLASS (USA) 2 Mutual Recognition (Asia Pacific Laboratory Accreditation Cooperation) DSM (Malaysia) 2 IANZ (New Zealand) 3 SAC (Singapore) 3 TAF (Chinese Taipei) 2 DMSc (Thailand) 1 TLAS (Thailand) 2 A2LA (USA) 2 IAS (USA) 3 NVLAP (USA) 2 BoA (Viet Nam) 3 ema (Mexico) 3 DSS (Thailand) 1 JAS-ANZ (Aus & NZ) 4 Note 1. Testing laboratory only 2. Testing laboratory and calibration laboratory 3. Testing laboratory, calibration laboratory and inspection body 4. Inspection body only

Mutual Recognition (International Laboratory Accreditation Cooperation) ILAC Members (93 Accreditation Bodies) 58 Full Members from 46 Economies 15 Associate Members from 14 Economies 20 Affiliate Members from 20 Economies ILAC MRA Signatories for Testing and Calibration 58 Accreditation Bodies from 46 Economies (including KAN from Indonesia)

KOMITE AKREDITASI NASIONAL Gedung Manggala Wanabakti Blok IV Lt 4 Jl. Jenderal Gatot Subroto, Senayan, Jakarta 10270 Telp. (021) 5747043, Fax. (021) 57902948 Web : www.bsn.or.id E-mail : laboratorium@bsn.or.id, id kukuh@bsn.or.id