BAB I PENDAHULUAN. antarmanusia (Nurgiyantoro, 2013:2). Sebagai sebuah karya. imajinatif, prosa menyajikan berbagai permasalahan manusia dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. khas, dan menuntut pembaca yang khas pula. Lukens (via Nurgiyantoro, 2010 b:3)

BAB I PENDAHULUAN. pendek, yaitu kisahan pendek kurang dari kata yang memberikan kesan

BAB I PENDAHULUAN. 1990: 11). Selain kata sastra, dalam KBBI juga ada kata susastra (tambah awalan

BAB I PENDAHULUAN. subjek penelitian, objek penelitian, dan sarana atau peralatan penelitian (Ratna,

BAB I PENDAHULUAN. dilukiskan dalam karya sastra merupakan masalah-masalah yang ada di. lingkungan kehidupan pengarangnya sebagai anggota masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. pemikiran, perasaan, ide, semangat, dan keyakinan dalam suatu bentuk gambaran

DAFTAR ISI PERNYATAAN KEASLIAN... PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN... MOTTO... ABSTRAK... DAFTAR ISI... DAFTAR GRAFIK... xiv

DAFTAR ISI. SAMPUL DALAM... i. PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii. KATA PENGANTAR... v. DAFTAR TRANSLITERASI... x

DAFTAR ISI. Halaman BAB II STUDI TOKOH. A. Pengertian Studi Tokoh B. Profil Tokoh... 30

PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii. PENGESAHAN...iii. PERSEMBAHAN... iv. MOTTO... v. ABSTRAK... vi. KATA PENGANTAR... vii. DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI... SAMPUL DALAM... PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR TRANSLITERASI...

DAFTAR ISI SAMPUL DALAM PERNYATAAN KEASLIAN... MOTTO.. PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN.. ABSTRAK.. KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI..

BAB I PENDAHULUAN. Sastra dalam bahasa Arab disebut dengan Adab. Menurut para linguistik

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN

DAFTAR ISI SAMPUL DALAM PERNYATAAN KEASLIAN... PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN.. ABSTRAK.. KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI.. DAFTAR TRANSLITRASI..

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah struktur. Struktur dalam arti bahwa karya

BAB I PENDAHULUAN. menghayati pengalaman hidup manusia sewajarnya. Memahami sebuah karya

DAFTAR ISI. Pedoman Translitrasi... Abstraks...

DAFTAR ISI. BAB II PERILAKU KONSUMEN PADA PERUSAHAAN JASA A. Pemasaran Pengertian Pemasaran... 23

BAB I PENDAHULUAN. dibangun secara koherensif oleh berbagai unsur pembangunnya. Di satu pihak,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bahasa Arab, sastra disebut adab. Istilah adab mempunyai arti lain

BAB 1 PENDAHULUAN. dan sarana cerita. Fakta cerita meliputi tokoh dan penokohan, alur, dan latar,

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. menyempurnakannya. Hasil kreasi yang orisinil tersebut adalah karya sastra.

BAB I PENDAHULUAN. ekspresi jiwa pengarang dalam mengilustrasikan kehidupan imajinatifnya (Wellek

PEDOMAN TRANSLITERASI. Penulisan Transliterasi Arab-latin dalam penyusunan Tesis ini

Daftar Tabel... Pedoman Transliterasi Arab-Indonesia... Latar Belakang Masalah... Batasan Masalah Penelitian...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERNYATAAN... HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN... MOTTO... PERSEMBAHAN... ABSTRAK...

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Sebuah karya sastra yang baik memiliki sifat-sifat yang abadi dengan

BAB I PENDAHULUAN. imajinatif yang dipandang lebih luas pengertiannya daripada karya fiksi.

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERNYATAAN... REKOMENDASI PEMBIMBING... NOTA DINAS... HALAMAN PERSEMBAHAN...

DAFTAR ISI. SAMPUL DALAM... i. PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI... ii. PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI... iii. PANDUAN TRANSLITERASI... iv. ABSTRAK...

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI

SKRIPSI. Disusun untuk Memenuhi Tugas dan Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia sudah sangat kompleks. Tidak hanya sebagai alat

STRATEGI DAKWAH KULTURAL SUNAN KALIJAGA (DESKRIPTIF ANALISIS)

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

BAB 1 PENDAHULUAN. sebuah karya seni dengan menggunakan medium bahasa. Sastra merujuk pada

ARAB-LATIN. A. KONSONAN TUNGGAL Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan. Bâ' B - ت. Tâ' T - ث. Jim J - ح. Khâ Kh - د. Dâl D - ذ. Râ' R - ز.

BAB I PENDAHULUAN. mempergunakan medium bahasa (Pradopo, 2010: ), sedangkan bahasa

BAB II : KAJIAN PUSTAKA

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Interpersonal Dimensi Komunikasi Interpersonal C. Komitmen Organisasi

PEMIKIRAN POLITIK ISLAM MENURUT AHMAD HASSAN DALAM PERSPEKTIF POLITIK ISLAM INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan salah satu cabang kesenian yang berada dalam

mura>bah}ah BNI Syariah Kantor Cabang Surabaya... 60

BAB I PENDAHULUAN. sebab merupakan hasil ciptaan manusia (Faruk, 2012:77). Lukens (2003:9)

BAB I PENDAHULUAN. (Endraswara, 2003:49). Menurut Junus, (1990:1) sastra adalah bentuk. Sastra

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... PERNYATAAN... PERSEMBAHAN... NOTA PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN TESIS... MOTTO... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

Abstrak. Kata kunci: Kurs Rupiah, BI Rate, JII, LQ45.

DAFTAR ISI HALAMAN DAFTAR GAMBAR... PEDOMAN TRANSLITERASI... ABSTRAK INDONESIA... ABSTRAK ARAB...

PENGARUH PENGASUHAN ORANG TUA TERHADAP KESADARAN RELIGIUS SISWA DI MTs. DARUN NAJAH NGEMPLAK KIDUL MARGOYOSO PATI TAHUN PELAJARAN 2016/2017

PENGESAHAN. Telah dimunaqasyahkan oleh Dewan Penguji Fakultas Agama Islam Universitas Wahid Hasyim Semarang pada tanggal : Semarang, 22 januari 2016.

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah struktur yang kompleks, sehingga antara

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN. Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Tempat/Tgl. Lahir : Amuntai, 19 Juli 1981

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gela Sarjana dalam Ilmu Ushuluddin Jurusan Tasawuf dan Psikoterapi

BAB I PENDAHULUAN. isi dan ungkapannya (KBBI, 2011:1001).Sastra adalah ungkapan pribadi manusia

DAFTAR ISI... Halaman PERSETUJUAN... i SURAT PERNYATAAN... PENGESAHAN... ABSTRAKSI... PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN... KATA PENGANTAR...

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan sistem tanda yang bermakna. Karya sastra adalah

Halaman Motto... v Halaman Persembahan... vi

BAB III : DESKRIPSI SISTEM KERJA DAN PENGUPAAN PENCARI DONATUR PADA YAYASAN PESANTREN AL-QUR AN NURUL FALAH SURABAYA

B. Apakah pengembangan sumber daya manusia dapat Memperbaiki, meningkatkan pengetahuan secara teori atau praktek dan pelatihan, serta promosi...

BAB I PENDAHULUAN. (Goldman via Faruk, 1994:79). Sebagaimana juga disampaikan oleh Lukens

PELAKSANAAN PEMBINAAN AKHLAK DI PANTI ASUHAN YATIM PUTERI AISYIYAH CABANG KOTTA BARAT MANAHAN BANJARSARI SURAKARTA TAHUN

STRATEGI BANK BRISYARIAH CABANG BANJARMASIN DALAM MEMPEROLEH NASABAH PRODUK TABUNGAN HAJI

Mas{lah{ah Pengertian Tas{arrauf al-ima>m Ala> Ra iyyatihi Manu>tun Bi al-

DAFTAR ISI. SAMPUL DALAM... i. PERNYATAAN KEASLIAN... ii. PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii. PENGESAHAN... iv. ABSTRAK...v. PERSEMBAHAN...

PENGARUH PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI DAN DRILL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN AL-QUR AN HADITS MATERI QOLQOLAH KELAS VIII SEMESTER I

BAB I PENDAHULUAN. Quinn mengatakan (via Sarumpaet, 2010:1) sastra adalah Tulisan yang

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN. Alif - - Jim J Je ح. Dal D De Żal Ż Zet dengan titik di atas. Sin S Es. Syin Sy Es dan ye

BAB I PENDAHULUAN. terkenal. Semasa hidupnya, Iḥsān Abdu al-quddūs telah menghasilkan banyak

PERNYATAAN KEASLIAN. Yang bertanda tangan di bawah ini saya: : Novianti AsiyahNingrum Solikha. : Mekanisme Fundraising Dana Zakat, Infaq Dan

( Word to PDF Converter - Unregistered )

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra menurut Teeuw (2003:135) merupakan sebuah struktur yang

PENGARUH POLA ASUH DEMOKRATIS ORANG TUA TERHADAP KEDISIPLINAN ṢALAT FARḌU PESERTA DIDIK KELAS X SMK ISLAM PEMALANG TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI

TESIS. Disusun Dalam Rangka Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Magister (S.2) Manajemen Pendidikan Islam

TESIS. Disusun Dalam Rangka Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Magister (S2) Managemen Pendidikan Islam. Oleh :

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI IKAN DENGAN CARA TEBASAN

S K R I P S I. Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel Fakultas Syariah Jurusan Siyasah Jinayah SURABAYA

ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN MURABAHAH (STUDI KASUS BPRS BANGUN DRAJAT WARGA YOGYAKARTA)

SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Islam Program Studi Ekonomi Islam

BAB I PENDAHULUAN. yang mengandung nilai estetik (Semi, 1993:53). Sastra berisi segala aspek

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Program Strata Satu (S1) dalam Ilmu Tarbiyah. Disusun oleh : SUSI SUSANTI

ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP POLA KERJASAMA PEMBUATAN BATU BATA DI DESA GEMEKAN MOJOKERTO SKRIPSI

IMPLEMENTASI METODE TEAMS

DAFTAR ISI SAMPUL DALAM... SURAT PERNYATAAN KEASLIAN... PERSETUJUAN PEMBIMBNG... PENGESAHAN... PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR...

DAFTAR ISI. SAMPUL LUAR... i. SAMPUL DALAM... ii. ABSTRAK... iii. PERSETUJUAN PEMBIMBING... iv. PERNYATAAN KEASLIAN... v. KATA PENGANTAR...

PENERAPAN METODE EDUTAINMENT

POLA KOMUNIKASI INTERPERSONAL KEPALA SEKOLAH (Studi Kasus Pola Komunikasi antara Kepala Sekolah dan Guru di SDN 36 Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran )

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN

TINJAUAN MASLAHAT TERHADAP DISPENSASI NIKAH MENURUT HAKIM PENGADILAN AGAMA SEMARANG. SKRIPSI

DAFTAR ISI. Halaman SAMPUL DALAM... PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI... MOTTO... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... PERSEMBAHAN...

UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X PADA PELAJARAN AKHLAK DI SMA MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi manusia. Dalam setiap komunikasi, manusia saling menyampaikan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan kumpulan isyarat yang digunakan oleh orang-orang

DAFTAR ISI. SAMPUL DALAM... i. PERNYATAAN KEASLIAN... ii. PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii. PENGESAHAN... iv. MOTTO... v. PERSEMBAHAN...

PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING

STRATEGI PENGELOLAAN USAHA FOTOKOPI CAHAYA DI BANJARMASIN SKRIPSI OLEH NURUL AIDA

PERSPEKTIF HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN GADAI SAWAH DALAM MASYARAKAT DESA DADAPAYAM KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN

PEDOMAN TRANSLITERASI

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia kesastraan mengenal prosa sebagai salah satu genre sastra di samping genre yang lainnya. Prosa merupakan salah satu jenis karya sastra yang bersifat imajinatif, kreatif, dan estetis. Istilah prosa dalam pengertian ini berarti cerita rekaan atau cerita khayalan, akan tetapi biasanya masuk akal dan mengandung kebenaran yang mendramatisasikan hubunganhubungan antarmanusia (Nurgiyantoro, 2013:2). Sebagai sebuah karya imajinatif, prosa menyajikan berbagai permasalahan manusia dan kemanusiaan, hidup dan kehidupan melalui fakta-fakta, tema-tema, dan sarana-sarana, serta diungkapkan dalam sebuah tulisan yang konkret (Stanton, 1965:7). Prosa dalam kesusastraan Arab menurut as-sa>yib (1964:328) adalah suatu karya sastra yang menggambarkan pikiran dan perasaan seseorang yang bebas serta tidak terikat pada aturan bait dan rima seperti puisi ( asysyi r ). Secara umum, prosa terbagi menjadi dua kategori, yaitu prosa non imajinatif dan prosa imajinatif. Prosa non imajinatif adalah prosa yang membahas tentang sastra, tetapi tidak merupakan hasil imajinasi seseorang. Sedangkan prosa imajinatif adalah prosa yang bersifat imajinasi atau khayalan seseorang (Kamil, 2009:41). Salah satu jenis karya sastra yang termasuk prosa imajinatif adalah cerpen. Cerpen mempunyai kelebihan yang berbeda dengan jenis-jenisprosa

2 lainnya karena kemampuannya mengemukakan secara lebih dan secara implisit dari sekedar yang diceritakan. Dengan tidak diceritakannya panjang lebar sampai mendetail, akan tetapi dipadatkan dan difokuskan pada satu permasalahan. Oleh karena itu, istilah cerpen dalam bahasa Arab disebut qis s ah qas i>rah, yaitu cerita berbentuk prosa yang relatif pendek tetapi mempunyai makna yang mendalam (Kamil, 2009:44). Dunia kesastraan Arab telah banyak melahirkan penulis yang menghasilkan karya sastra dalam bentuk cerpen. Salah satunya adalah Ih}sa>n Abdul Quddu>s. Ihsa>n adalah seorang novelis, cerpenis, dan juga seorang jurnalis Arab yang mempunyai banyak karya dalam bentuk novel, cerpen, dan jurnal. Beberapa karyanya sudah diterjemahkan ke berbagai bahasa, seperti bahasa Inggris, Prancis, Cina, dan Jerman. Sebagian naskah film atau novelnya juga pernah memperoleh beberapa penghargaan (Atho illah, 2007:80). Salah satu karya Ih}sa>n Abdul Quddu>s dalam bentuk cerpen, yaitu A u>żu Bika Minka yang dimuat dalam antologi cerpen al-launul- A<kharu. Cerpen tersebut menceritakan tentang seorang ahli ibadah bernama Muhammad bin Uwais. Dia adalah seorang yang sudah dipastikan akan masuk surga karena keimanannya kepada Allah. Muhammad bin Uwais selalu membela rakyatnya dari ketamakan Basyuni yang jahat. Pada akhir cerpen ini, Muhammad bin Uwais dibawa oleh dua malaikat dan tidak dimasukkan ke surga, melainkan ke dalam neraka karena ketamakkannya terhadap desa tersebut.

3 Sebagai sebuah karya sastra, cerpen A u>żu Bika Minka karya Ihsa>n Abdul Quddu>s ini merupakan sebuah struktur yang dibangun berdasarkan unsur-unsur intrinsik yang saling berhubungan sehingga unsur satu dengan unsur yang lainnya saling berkaitan. Untuk dapat mengetahui unsur-unsur intrinsik yang terdapat dalam cerpen A u>żu Bika Minka, peneliti akan menggunakan analisis struktural untuk meneliti cerpen ini sehingga keterjalinan anatarunsur dan makna yang terkandung dalam cerpen A u>żu Bika Minka dapat dipahami. 1.2 Permasalahan Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah yang diangkat adalah apa sajakah unsur-unsur intrinsik yang terdapat dalam cerpen A u>żu Bika Minka karya Ihsa>n Abdul Quddu>s serta bagaimana keterjalinan antar unsurnya dalam menghasilkan makna. 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk memaparkan unsur-unsur intrinsik yang terkandung dalam cerita A u>żu Bika Minka karya Ihsa>n Abdul Quddu>s dan mencari keterkaitan antar unsurnya serta mengungkap pesan-pesan moral apa saja yang hendak disampaikan oleh pengarang melalui karyanya tersebut. 1.4 Tinjauan Pustaka Antologi cerpen al-launul-a<kharu terdiri atas dua cerpen, yaitu cerpen al-launul A<kharu itu sendiri dan cerpen A u>żu Bika Minka. Antologi cerpen ini telah dianalisis oleh Mulyanor (2009) dengan analisis

4 terjemah, ia mengungkapkan bahwa penerjemahan kumpulan al-launul- A<kharu terletak pada tiga jenis, pertama: penerjemahan kata yang berdekatan makna pada satu kalimat, yang terdiri dari dua belas pasang kata. Kedua: penerjemahan kata yang berdekatan makna pada kalimat yang berbeda tetapi masih dalam satu paragraf, yang terdiri dari dua pasang kata. Ketiga: penerjemahan kata yang berdekatan makna pada paragraf yang berbeda, yang terdiri dari empat pasang kata. Hanik (2012) telah menganalisis antologi cerpen al-launul- A<kharu dengan kajian stilistika. Dari penelitian ini, disimpulkan bahwa dalam cerpen al-launul-a<kharu terdapat beberapa gaya bahasa dalam bentuk balaghah seperti kata majaz, isti arah, tasybih, dan bentuk-bentuk lainnya, kemudian mengungkapkan makna dan efek yang muncul akibat penggunaan gaya bahasa tersebut. Berdasarkan hal tersebut di atas dan sejauh pengamatan peneliti, penelitian terhadap cerpen A u>żu Bika Minka karya Ihsa>n Abdul Quddu>s ini telah dianalisis dari segi kebahasaannya. Akan tetapi, penelitian dengan menggunakan analisis struktural belum pernah dilakukan, baik oleh mahasiswa Sastra Asia Barat Universitas Gadjah Mada maupun oleh mahasiswa dari universitas lainnya. Hal ini memungkinkan peneliti untuk menganalisis cerpen A u>żu Bika Minka dengan pendekatan struktural. 1.5 Landasan Teori Terkait dengan penelitian ini, teori yang digunakan adalah teori struktural Robert Stanton. Stanton (1965:11) membagi unsur intrinsik fiksi

5 menjadi tiga bagian, yaitu fakta cerita, tema dan sarana cerita. Fakta cerita terdiri atas karakter, alur, dan latar. Elemen-elemen ini berfungsi sebagai catatan kejadian imajinatif dari sebuah cerita (Stanton, 1965:12). Ketiga unsur fakta cerita ini merupakan unsur yang paling dominan tampak dalam suatu karya sastra dan dapat dibayangkan eksistensinya secara faktual. Stanton (1965:17) membagi karakter (character) menjadi dua pengertian, yaitu sebagai tokoh cerita yang ditampilkan dan sebagai sikap ketertarikan, keinginan, emosi, dan prinsip moral yang dimiliki tokoh-tokoh tersebut. Adapun alur merupakan rangkaian peristiwa-peristiwa dalam sebuah cerita yang biasanya terbatas pada peristiwa-peristiwa yang terhubung secara kausal saja (Stanton, 1965:14). Sama halnya dengan elemen-elemen lain, alur terbagi menjadi tiga, yaitu bagian awal, bagian tengah, dan bagian akhir yang nyata, meyakinkan dan logis, dapat menciptakan bermacam kejutan, dan memunculkan dan mengakhiri ketegangan-ketegangan. Fakta cerita yang trakhir adalah latar atau setting. Latar merupakan tempat terjadinya peristiwa-peristiwa atau waktu berlangsungnya tindakan. Latar merupakan lingkungan yang melingkupi sebuah peristiwa dalam cerita, segala sesuatu yang berinteraksi dengan rangkaian peristiwa-peristiwa yang sedang berlangsung (Stanton, 1965:18). Tema adalah makna yang yang dapat merangkum semua elemen dalam cerita dengan cara yang paling sederhana (Stanton, 1965:19). Dengan adanya tema, cerita menjadi lebih terfokus, menyatu, mengerucut, dan berdampak. Bagian awal dan akhir cerita akan menjadi pas, sesuai, dan

6 memuaskan berkat keberadaan tema (Stanton, 1965:19). Sebagian besar karya sastra mengungkapkan tema secara implisit di dalam ceritanya. Oleh karena itu, harus dilakukan pembacaan secara mendalam untuk memperoleh tema sebagai makna yang merasuki keseluruhan cerita (Nurgiyantoro, 2013:113). Sarana cerita dapat diartikan sebagai metode (pengarang) memilih dan menyusun detail cerita agar tercapai pola-pola yang bermakna (Stanton, 1965:23). Sarana cerita dapat berupa sudut pandang, gaya bahasa dan nada, simbolisme dan ironi (Nurgiyantoro, 2013:32). Akan tetapi, sarana cerita yang akan dibahas hanya dibatasi pada sudut pandang dan judul saja karena keduanya dipandang menonjol dalam cerpen. Sudut pandang, yaitu posisi pencerita dalam sebuah cerita akan mempengaruhi cerita secara keseluruhan (Stanton, 1965:26). Pada hakikatnya, sudut pandang merupakan strategi, teknik, siasat yang secara sengaja dipilih pengarang untuk mengemukakan gagasan dan ceritanya. Segala sesuatu yang dikemukakan dalam cerita tersalurkan lewat sudut pandang tokoh (Nurgiyantoro, 2002:238). Adapun sarana cerita yang kedua, yaitu judul. Judul merupakan hal pertama yang mudah dibaca oleh pembaca karya cerita. Judul dapat mengacu dan bertalian erat pada sejumlah elemenelemen struktural lainnya (Stanton, 1965:25). 1.6 Metode Penelitian Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori struktural, sehingga metode yang digunakan juga bersifat struktural, yaitu dengan

7 membongkar dan memaparkan secermat, seteliti, dan semendalam mungkin keterkaitan dan keterjalinan semua anasir sehingga menghasilkan makna menyeluruh (Teeuw, 1984:135). Metode yang berkaitan dengan prosedur penelitian melalui tahapantahapan sebagai berikut: tahap pertama mengumpulkan data. Data dikumpulkan dengan cara dicatat di dalam catatan data deskriptif. Data-data tersebut berupa kalimat-kalimat bahasa Arab dalam cerpen untuk diklasifikasikan sesuai kategori unsur-unsur intrinsiknya dan kemudian mentransliterasikan menjadi huruf latin, serta menerjemahkan data-data tersebut ke dalam bahasa Indonesia.. Kedua, menganalisis data dengan menentukan fungsi setiap unsur intrinsik dari cerpen A u>żu Bika Minka, yaitu fakta cerita berupa karakter, alur, dan latar, kemudian tema, serta sarana cerita berupa judul dan sudut pandang. Ketiga, setelah unsur-unsur tersebut didapatkan, kemudian menentukan hubungan antarunsur cerpen tersebut untuk mengetahui keutuhan maknanya. Keempat, langkah terakhir adalah penyajian hasil analisis data, yaitu berupa pelaporan dalam bentuk tertulis. 1.7 Sistematika Penulisan Penulisan pada penelitian ini terbagi menjadi empat bab. Bab I merupakan pendahuluan yang berisi latar belakang, permasalahan, tujuan penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, metode penelitian, sistematika penulisan, dan pedoman transliterasi Arab-Latin. Bab II memuat biografi Ihsa>n Abdul Quddu>s dan sinopsis cerpen A u>zu Bika Minka karya Ihsa>n

8 Abdul Quddu>s. Bab III berisi analisis struktural cerpen A u>zu Bika Minka yang berisi tema, tokoh dan penokohan, alur, dan latar, dan sarana cerita yang meliputi sudut pandang dan judul. Adapun bab 1V adalah kesimpulan dan diikuti oleh daftar pustaka serta ringkasan skripsi dalam bahasa Arab. 1.8 Pedoman Transliterasi Arab-Latin Transliterasi Huruf Arab ke Latin yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari buku pedoman transliterasi Arab-Latin yang diterbitkan berdasarkan keputusan bersama Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI no: 158 th.1987 dan nomor 0543/b/u/1987. a. Konsonan Fonem konsonan bahasa Arab yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan huruf, dalam transliterasi ini sebagian dilambangkan dengan tanda, dan sebagian yang lain dengan huruf dan tanda sekaligus. Huruf Arab Nama Huruf Latin ا Alif Tidak dilambangkan ب Bā` B ت Tā` T ث Ṡā` S ج Jīm J ح Hā` H{ خ Khā` Kh د Dal D ذ Żal Ż ر Rā` R ز Zai Z س Sīn S ش Syīn Sy

9 ص Sād S} ض Dād D{ ط Tāˋ T{ ظ Zāˋ Z{ ع Ain غ Gain G ف Fāˋ F ق Qāf Q ك Kāf K ل Lām L م Mīm M ن Nūn N و Wāwu W ه Hāˋ H ء Hamzah ي Yā` Y a. Vokal Vokal bahasa Arab, terdiri dari vokal tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong, dan vokal panjang. Vokal tunggal Vokal rangkap Vokal panjang Tanda Latin Tanda Latin Tanda Latin Ā...ا...ى Ai...ي A ـ Ī ـ...ي Au...و I ـ Ū... و U ـ

10 b. Tā` Marbūṭah Transliterasi untuk tā` marbūṭah ada dua. Pertama, tā` marbūṭah yang dibaca hidup atau mendapat harakat fatḥah, kasrah, atau ḍammah, transliterasinya adalah /t/.kedua, tā` marbūṭah dibaca mati atau mendapat sukūn, transliterasinya adalah /h/. Kalau pada kata yang terakhir dengan tā` marbūṭah diikuti oleh kata yang menggunakan kata sandang al serta kedua kata itu terpisah, maka tā` marbūṭah itu ditransliterasikan dengan /h/. al-madinatul- al-madinah al-munawwarah atau :املدينة املنو رة Munawwarah. c. Syaddah Tanda Syaddah dilambangkan dengan huruf yang sama dengan huruf yang diberi tanda syaddah tersebut. : nazzala نز ل d. Kata Sandang Transliterasi kata sandang dibedakan atas kata sandang yang diikuti oleh huruf syamsiyyah dan kata sandang yang diikuti oleh huruf qamariyyah. Kata sandang yang diikuti oleh huruf syamsiyyah ditransliterasikan sesuai dengan bunyinya, yaitu huruf /I/ diganti dengan huruf yang sama dengan huruf yang langsung mengikuti kata sandang tersebut.

11 : asy-syamsu الش مس Kata sandang yang diikuti huruf qamariyah ditransliterasikan sesuai dengan bunyinya, yaitu /I/ ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. : al-qamaru القمر e. Hamzah Hamzah ditransliterasikan dengan apostrof jika terletak di tengah dan akhir kata. Bila terletak di awal kata, ia tidak dilambangkan karena dalam tulisan Arab berupa alif. inna, : إن ya`khużu, : أيخذ syai`un, : شيء f. Penulisan Kata Pada dasarnya, setiap kata ditulis terpisah, tetapi untuk kata-kata tertentu yang penulisannya dalam huruf Arab sudah lazim dirangkaikan dengan kata lain karena ada huruf atau harakat yang dihilangkan, maka transliterasinya dirangkaikan dengan kata lain yang mengikutinya.

12 Wa innallāha lahuwa khair ar-rāziqīn atau Wa :وإن هللا هلو خري الر ازقني innallāha lahuwa khairur-rāziqīn g. Huruf Kapital Meskipun dalam sistem tulisan Arab tidak dikenal huruf kapital, tetapi dalam transliterasinya, huruf kapital digunakan sesuai dengan ketentuan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Wa mā Muḥammadun illā :و ما حممد إال رسول