METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

dokumen-dokumen yang mirip
KUESIONER PEMANTAUAN STATUS GIZI DAN KADARZI PROGRAM PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT DINAS KESEHATAN PROVINSI JAMBI TAHUN 2010 I.

METODE PENELITIAN. n= z 2 1-α/2.p(1-p) d 2

PEMBAHASAN HASIL SURVEI KADARZI DI JAWA TIMUR

KUESIONER HUBUNGAN KARAKTERISTIK KELUARGA DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DENGAN PRAKTEK KADARZI DI KECAMATAN TRIENGGADENG KABUPATEN PIDIE JAYA

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh

TINJAUAN PUSTAKA Konsep Keluarga Sadar Gizi (KADARZI)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PANDUAN PENGISIAN KUESIONER PEMANTAUAN STATUS GIZI (PSG) DAN MONITORING EVALUASI KEGIATAN PEMBINAAN GIZI

INFOKES, VOL. 4 NO. 1 Februari 2014 ISSN :

BAB III METODE PENELITIAN. penerapan 5 indikator kadarzi dan status gizi balita umur 6-59 bulan di Desa. Tanjung Kecamatan Klego Kabupaten Boyolali.

BAB PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. yakni gizi lebih dan gizi kurang. Masalah gizi lebih merupakan akibat dari

BAB III METODE PENELITIAN

No. Dokumen : C. KEBIJAKAN Puskesmas Gedongan mengatur tata cara melakukan konsultasi gizi kepada pasien

GAMBARAN KELUARGA SADAR GIZI (KADARZI) DAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI KABUPATEN BULUKUMBA; STUDI ANALISIS DATA SURVEI KADARZI DAN PSG SULSEL 2009

Keluarga Sadar Gizi (KADARZI)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi) Keluarga sadar gizi (Kadarzi) adalalah suatu keluarga yang mampu

METODE PENELITIAN. n = z 2 α/2.p(1-p) = (1,96) 2. 0,15 (1-0,15) = 48,9 49 d 2 0,1 2

BAB I PENDAHULUAN. indeks pembangunan manusia, oleh karena itu menjadi suatu keharusan bagi semua

METODOLOGI. n = (Z /2) 2 X σ 2. n = X n = 54 siswa

METODE. PAUD Cikal Mandiri. PAUD Dukuh. Gambar 2 Kerangka pemilihan contoh. Kls B 1 :25. Kls A:20. Kls B 2 :30. Kls B:25. Kls A:11

HASIL DAN PEMBAHASAN

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Jumlah dan Cara Pemilihan Contoh Jenis dan Cara Pengambilan Data

BAB III METODE PENELITIAN

Puskesmas Tajau Pecah, Kecamatan Batu Ampar, Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan

Gizi Masyarakat. Rizqie Auliana

KUESIONER UNTUK KADER

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 1, April 2013 ISSN PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA DENGAN PERILAKU KELUARGA SADAR GIZI (KADARZI)

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Teknik Penarikan Contoh

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG KADARZI DENGAN ASUPAN ENERGI DAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI DESA JAGAN KECAMATAN BENDOSARI KABUPATEN SUKOHARJO

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 155/Menkes/Per/I/2010 TENTANG PENGGUNAAN KARTU MENUJU SEHAT (KMS) BAGI BALITA

HUBUNGAN PERILAKU KELUARGA SADAR GIZI (KADARZI) DENGAN STATUS GIZI BALITA DI KOTA JAMBI HILMA SYAFLY

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Gambar 1: Perilaku penjaja PJAS tentang gizi dan keamanan pangan di lingkungan sekolah dasar Kota dan Kabupaten Bogor

PEDOMAN PENDAMPINGAN KELUARGA MENUJU KADARZI

BAB III METODE PENELITIAN

Rumah Bersalin Gratiis Rumah Zakat

METODE PENELITIAN. Sedep n = 93. Purbasari n = 90. Talun Santosa n = 69. Malabar n = 102. n = 87. Gambar 3 Teknik Penarikan Contoh

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 747/Menkes/SK/VI/2007 TENTANG PEDOMAN OPERASIONAL KELUARGA SADAR GIZI DI DESA SIAGA

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia yang baik. Menciptakan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. depan bangsa, balita sehat akan menjadikan balita yang cerdas. Balita salah

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

KERANGKA ACUAN PROGRAM GIZI PUSKESMAS KAMPAR KIRI

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KELUARGA SADAR GIZI DI DESA SILEBO-LEBO KECAMATAN KUTALIMBARU KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2015

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

BAB 1 PENDAHULUAN. menggembirakan. Berbagai masalah gizi seperti gizi kurang dan gizi buruk,

Formulir Identitas BALITA

Jumlah dan Teknik Pemilihan Sampel

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas dan produktif. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan anak di periode selanjutnya. Masa tumbuh kembang di usia ini

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh

HUBUNGAN PERILAKU KELUARGA SADAR GIZI (KADARZI) DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA DI KECAMATAN WONOSARI KABUPATEN KLATEN NASKAH PUBLIKASI

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 35 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 862 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. balita yang cerdas. Anak balita salah satu golongan umur yang rawan. masa yang kritis, karena pada saat itu merupakan masa emas

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mencapai Indonesia Sehat dilakukan. pembangunan di bidang kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan

PENGETAHUAN IBU DALAM PENATALAKSANAAN GIZI SEIMBANG PADA KELUARGA DI DESA SIBORBORON KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan waktu Jumlah dan Cara penarikan Contoh

METODE PENELITIAN. Yayasan Yasmina Bogor (Purposive) N= 65. Kabupaten Bogor (N = 54) Populasi sumber (N=50) Contoh penelitian (n= 30)

Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai Volume IV No.1 Edisi Juni 2011, ISSN: X

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Neneng Siti Lathifah Prodi Kebidanan Universitas Malahayati Bandar Lampung

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

konsumsi merupakan salahsatu indikator pengukuran tingkat ketahanan pangan. Dengan demikian, bila tingkat konsumsi rumahtangga sudah terpenuhi maka

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Bagan Kerangka Pemikiran "##

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Gambar 2 Metode Penarikan Contoh

PROFIL KELUARGA SADAR GIZI DAN HUBUNGANNYA DENGAN STATUS GIZI DI KECAMATAN BONTOMARANNU

BAB II TINJAUAN TEORITIS. A. Balita Balita adalah bayi dan anak yang berusia kurang dari lima tahun

BAB I PENDAHULUAN. Tumbuh kembang bayi pada tahun pertama sangat penting untuk. diperhatikan, oleh karena itu bayi merupakan harapan penerus bangsa.

BAB V PEMBAHASAN. data merupakan populasi sasaran penelitian. Tidak seluruh balita yang hadir

METODOLOGI Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN 1 N

Pola Konsumsi Pangan Rumah Tangga Perubahan konsumsi pangan sebelum dan sesudah mengikuti program pemberdayaan Tingkat Kecukupan energi dan zat gizi

METODOLOGI. n = 2 (σ 2 ) (Zα + Zβ) δ 2

BAB I PENDAHULUAN. penurunan tingkat kecerdasan. Pada bayi dan anak, kekurangan gizi akan menimbulkan

Gambar 3 Hubungan ketahanan pangan rumahtangga, kondisi lingkungan, morbidity, konsumsi pangan dan status gizi Balita

METODE PENELITIAN. d 2. dimana n : Jumlah sampel Z 2 1-α/2 : derajat kepercayaan (1.96) D : presisi (0.10) P : proporsi ibu balita pada populasi (0.

KORELASI PERILAKU KADARZI TERHADAP STATUS GIZI BALITA DI PUSKESMAS SIMPANG TIMBANGAN INDRALAYA TAHUN 2014

Sumber: GIZI CEPER 2013.docx?dl=0

METODE PENELITIAN. Kabupaten Sukabumi. Puskesmas Kadudampit Puskesmas Cikidang Puskesmas Citarik. Peserta program pemberian makanan biskuit fungsional

Tempat/ Tanggal Lahir : Medan/ 16 Januari : Jl. Dr. Soemarsono No. 5, Padang Bulan, Komplek. USU, Medan

GAMBARAN PERILAKU SADAR GIZI PADA KELUARGA YANG MEMILIKI BALITA GIZI KURANG DAN GIZI BURUK YANG ADA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DESA LALANG TAHUN 2014

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Waktu, Tempat, dan Desain Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Disain, Tempat, dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

BAB I PENDAHULUAN. KADARZI adalah suatu gerakan yang berhubungan dengan program. Kesehatan Keluarga dan Gizi (KKG), yang merupakan bagian dari Usaha

BAB 3 METODE PENELITIAN Disain Penelitian Disain penelitian yang digunakan adalah metode survei yaitu dengan rancangan cross-sectional.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap 25 tahun negara dengan angka pertambahan penduduk 2,5%

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU DALAM PENERAPAN KELUARGA SADAR GIZI DI PUSKESMAS BABAKAN SARI KELURAHAN SUKAPURA BANDUNG 2011

METODE PENELITIAN Desain, dan Waktu Jumlah dan Cara Pengambilan Sampel

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Pemilihan Contoh

PEMERINTAH KOTA SUNGAI PENUH DINAS KESEHATAN Jalan Jend.Sudirman No.24 Telp SUNGAI PENUH Kode Pos : 37112

METODE PENELITIAN. n1 = = 35. n2 = = 32. n3 =

Transkripsi:

24 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah cross sectional study. Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Danau Teluk Kota Jambi Provinsi Jambi, yang mana pemilihan tempat penelitan merupakan kecamatan yang memiliki kasus gizi buruk dan kurang yang cukup tinggi di Kota Jambi. Penelitian ini menggunakan data yang berasal dari Survei Penilaian Status Gizi dan KADARZI di Kota Jambi Tahun 2010 ini merupakan bagian dari penelitian Penilaian Status Gizi dan KADARZI di Provinsi Jambi Tahun 2010 yang dilakukan Pemerintah Provinsi Jambi. Data yang digunakan pada penelitian ini berasal dari data Kecamatan Danau Teluk Kota Jambi, dimana contoh dari penelitian ini adalah keluarga yang memiliki anak balita. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus Oktober 2010. Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Survei Penilaian Status Gizi dan KADARZI di Kota Jambi Tahun 2010 dilaksanakan di semua kelurahan di Kota Jambi yaitu 62 kelurahan dari 8 kecamatan yang ada di Kota Jambi. Pada masing-masing Kecamatan di tentukan jumlah klusternya, satu kluster mewakili satu rukun tetangga (RT). Satu kluster diambil 10 kepala keluarga (KK) sebagai contoh, 8 KK adalah KK yang memiliki balita dan 2 KK tanpa balita. Pemilihan keluarga yang menjadi contoh di dalam penelitian ini didapatkan secara purposive. Di kecamatan Danau Teluk terdapat 30 kluster, yang diteliti hanya pada KK yang memiliki balita, sehingga jumlah contohnya yaitu 240 KK. Data balita yang diambil adalah data balita termuda dalam keluarga tersebut. Jenis dan Cara Pengumpulan Data Jenis data yang dikumpulkan adalah data sekunder meliputi data karakteristik sosial keluarga (pendidikan orang tua, umur orang tua dan jumlah anggota keluarga), data KADARZI (penimbangan berat badan, pemberian ASI eksklusif, Konsumsi makanan beraneka ragam, penggunakan garam beryodium, dan konsumsi suplemen gizi yang dianjurkan) serta data antropometri balita (berat badan, tinggi badan dan umur). Untuk lebih jelasnya, jenis dan cara pengumpulan data dapat dilihat pada tabel 2.

25 Tabel 2 Jenis dan cara pengumpulan data sekunder No Kelompok data Data Cara pengumpulan data 1 KADARZI Penimbangan berat badan Pemberian ASI eksklusif Konsumsi makanan beraneka ragam Konsumsi suplemen gizi yang dianjurkan Penggunakan garam beryodium Pengujian garam yang digunakan dengan tes yodina / tes amilum 2 Karakteristik sosial keluarga Pendidikan orang tua Umur orang tua Jumlah anggota keluarga 3 Antropometri balita Pengelompokan status gizi balita berdasarkan berat badan, tinggi badan dan umur Pengukuran langsung Pengolahan dan Analisis Data Data yang telah dikumpulkan akan dientry menggunakan Microsoft excel for windows. Data dianalisis statistik dengan program Statistical Program for Social Science (SPSS) versi 16.0 for Windows dan dipaparkan secara deskriptif dan pengkategorian serta disajikan dalam bentuk tabel. Untuk mengetahui hubungan antar variabel yang berupa data ordinal lalu dikategorikan diuji mengunakan korelasi spearman. Data KADARZI diukur berdasarkan lima indikator KADARZI. Keluarga dikategorikan pada dua kategori yaitu (1) belum KADARZI bila keluarga belum melaksanakan kelima indikator KADARZI ; dan (2) sudah KADARZI bila keluarga telah melaksanakan kelima indikator KADARZI. Data indikator KADARZI berupa penimbangan berat badan diukur dengan cara mengajukan pertanyaan mengenai kebiasaan ibu membawa balita ke posyandu untuk ditimbang berat badannya. Penilaian pengukur penimbangan dapat dilihat berdasarkan pengelompokan di bawah ini (Dinkes Provinsi Jambi 2010) : 1 Balita berusia 12 59 bulan Belum baik : bila balita ditimbang < 4 kali dalam 6 bulan Baik : bila balita ditimbang 4 kali dalam 6 bulan

26 2 Bayi berusia 6 11 bulan Belum baik : bila balita ditimbang < 4 kali dalam 6 bulan Baik : bila balita ditimbang 4 kali dalam 6 bulan 3 Bayi berusia 4 5 bulan Belum baik : bila balita ditimbang < 3 kali sejak lahir Baik : bila balita ditimbang 3 kali sejak lahir 4 Bayi berusia 2 3 bulan Belum baik : bila ballita ditimbang < 2 kali sejak lahir Baik : bila balita ditimbang 2 kali sejak lahir 5 Bayi berusia 0 1 bulan Belum baik : bila balita belum pernah ditimbang sejak lahir Baik : bila balita ditimbang minimal 1 kali sejak lahir. Data pemberian ASI eksklusif diukur dengan cara mengajukan pertanyaan mengenai sampai anak umur berapa ibu memberikan ASI tanpa adanya pemberian makanan / minuman lain. Cara pengukuran pemberian ASI eksklusif dapat dilihat berdasarkan pengelompokan di bawah ini (Dinkes Provinsi Jambi 2010) : belum baik : bila sudah diberikan makanan dan minuman lain selain ASI hingga bayi berusia 6 bulan dan baik : bila hanya diberikan ASI saja, tidak diberikan makanan dan minuman selain ASI hingga usia 6 bulan Data konsumsi makanan beraneka ragam diukur dengan cara mengajukan pertanyaan mengenai konsumsi lauk hewani, buah dan atau sayur dalam menu keluarga keluarga dalam 3 hari. Cara pengukuran konsumsi makanan beraneka ragam dapat dilihat berdasarkan pengkategorian yaitu belum baik bila sekurangnya dalam 3 hari teerakhir keluarga tidak makan lauk hewani, buah dan atau sayur, baik bila sekurangnya dalam 3 hari keluarga makan lauk hewani, buah dan atau sayur (Dinkes Provinsi Jambi 2010). Data konsumsi suplemen gizi yang dianjurkan diukur dengan cara mengajukan pertanyaan megenai konsumsi suplemen yang dianjurkan yang meliputi kapsul vitamin A untuk bayi (biru) dan balita (merah) pada bulan Februari dan Agustus dan kapsul vitamin A merah bagi ibu nifas, serta TTD untuk ibu hamil. Cara pengukuran konsumsi suplemen gizi pada KADARZI dijabarkan oleh (Dinkes Provinsi Jambi 2010) sebagai berikut :

27 1. Bila terdapat bayi usia 6 59 bulan Belum baik : bila tidak mendapat kapsul vitamin A biru dan atau merah Baik : bila mendapat kapsul vitamin A biru pada bulan Februari dan Agustus (pada bayi usia 6 11 bulan) atau bila mendapat kapsul vitamin A merah pada bulan Februari dan Agustus (pada balita usia 12 59 bulan). 2. Bila terdapa ibu hamil Belum baik : bila jumlah TTD yang diminum belum sesuai anjuran Baik : bila jumlah di yang diminum sudah sesuai anjuran 3. Bila terdapat ibu nifas Belum baik : bila tidak mendapat 2 kapsul vitamin A merah sampai hari ke 28 Baik : bila mendapat 2 kapsul vitamin A merah sampai hari ke 28. Data penggunaan garam beryodium diukur berdasarkan hasil tes yodina / tes amilum pada garam yang dipakai keluarga untuk memasak sehari-harinya. Dan dikategorikan berdasarkan (Dinkes Provinsi Jambi 2010) : 1) belum baik bila hasil tes warna tidak berubah / muda, hal ini menunjukkan bahwa garam tidak mengandung yodium, dan 2) baik bila hasil tes berwarna ungu, hal ini menunjukkan bahwa garam yang digunakan sudah mengandung yodium. Data karakteristik sosial keluarga berupa data mengenai umur orang tua, tingkat pendidikan orang tua dan jumlah anggota keluarga. Umur orang tua dikategorikan dalam empat kelompok yaitu 1) remaja ; 2) dewasa muda ; 3) dewasa madya dan 4) dewasa lanjut. Pendidikan orang tua dikategorikan dalam 3 kelompok yaitu 1) rendah, jika pendidikan dibawah setingkat SMP ; 2) sedang, jika pendidikan setara setara tingkat SMA ; dan 3) tinggi, jika pendidikan setara perguruan tinggi. Jumlah anggota keluarga dikategorikan dalam 3 kelompok yaitu 1) keluarga besar ( 8 orang) ; 2) keluarga sedang (5 7 orang) ; dan 3) keluarga kecil ( 4 orang). Data status gizi berdasarkan indikator berat badan menurut umur dikategorikan dalam kategori berdasarkan Depkes (2010) yaitu 1) gizi buruk (zscore < -3 SD) ; 2) gizi kurang (z-score -3 s/d < -2 SD) ; 3) normal (z-score -2 s/d 2 SD) ; dan 4) gizi lebih (z-score > -2 SD). Status gizi berdasarkan indikator tinggi badan menurut umur di kategorikan dalam 2 kelompok yaitu 1) pendek (z-score < -2 SD) ; 2) normal (z-score -2).

28 Data yang telah dikategorikan kemudian dianalisis korelasi antar variabel yang diteliti. Cara analisis korelasi antar variabel ditunjukkan pada tabel 3. Tabel 3 Cara analisis korelasi antar variabel yang diteliti No Hubungan Variabel Yang Diteliti Analisis 1 2 3 4 5 Hubungan pendidikan ibu dengan situasi KADARZI Hubungan umur ibu dengan situasi KADARZI Hubungan besar keluarga dengan situasi KADARZI Hubungan situasi KADARZI dengan status gizi berat badan perumur Hubungan situasi KADARZI dengan status gizi tinggi badan perumur Definisi Operasional Pendidikan orang tua : tingkat pendidikan yang ditempuh oleh orang tua yang dikategorikan dalam 3 kategori yaitu 1) rendah, jika SMP ; 2) sedang jika tamat hingga SMU ; dan 3) tinggi jika pendidikan adalah perguruan tinggi. Umur orang tua : hasil selisih antara tanggal lahir orang tua dengan tanggal pengukuran yang dinyatakan dengan ukuran tahun yang dikategorikan pada 3 kelompok yaitu : 1) remaja (< 20 tahun) ; 2) dewasa muda (20-29 tahun) ; 3)dewasa madya (30-49 tahun) ; dan 4) dewasa lanjut( 50 tahun). Jumlah anggota keluarga : jumlah anggota keluarga yang dinyatakan dengan satuan orang dikelompokkan menjadi 3 kelompok yaitu 1) keluarga besar ( 7 orang) ; 2) keluarga sedang (5-6 orang) ; dan 3) keluarga kecil ( 4 orang). Penimbangan berat badan : penimbangan yang dilakukan terhadap bayi dan atau balita secara rutin setiap bulannya selama enam bulam dan disesuaikan dengan usia bayi, dikategorikan dalam 2 kategori yaitu 1) belum baik, bila tidak melaksanakan penimbangan berat badan bayi dan atau balita minimal 4 kali selama 6 bulan atau disesuaikan dengan usia bayi; 2) baik, bila telah melaksanakan penimbangan bayi dan atau balita minimal 4 kali dalam 6 bulan atau disesuaikan dengan usia bayi. Konsumsi makanan beraneka ragam : Makanan yang dimakan keluarga dalam 3 hari minimal terdiri dari bahan makanan pokok, lauk-pauk, buah-buahan dan atau sayur-sayuran yang bervariasi. Dikategorikan dalam 2 kategori yaitu 1) belum baik, bila tidak mengkonsumsi minimal terdiri dari bahan makanan pokok, lauk-pauk, buah-buahan

29 dan atau sayur-sayuran yang bervariasi dalam 3 hari ; 2) baik, bila ada mengkonsumsi minimal terdiri dari bahan makanan pokok, lauk-pauk, buah-buahan dan atau sayur-sayuran yang bervariasi dalam 3 hari. Pemberian ASI ekslusif : pemberian ASI saja tanpa makanan pendamping hingga bayi berusia 6 bulan (ASI eksklusif). Dikategorikan dalam 2 kategori yaitu 1) belum baik, bila bayi dan balita diberikan makanan selain ASI sebelum usia 6 bulan ; 2) baik, bila bayi dan balita hanya diberi ASI saja hingga usia 6 bulan. Penggunaan garam beryodium : apabila keluarga menggunakan garam beryodium yang dilakukan dengan metoda uji yodometri dengan menggunakan indikator amilum dengan tititk akhir titrasi berwarna biru. Dikategorikan dalam 2 kategori yaitu 1) belum baik, bila hasil tes iodida menunjukkan warna tidak sesuai indikator ; 2) baik, bila hasil tes iodida menunjukkan warna sesuai indikator. Konsumsi suplemen gizi sesuai anjuran : Konsumsi suplemen gizi yang dianjurkan oleh Departemen Kesehatan RI (2007b) yaitu kapsul vitamin A dosis tinggi (kapsul biru untuk bayi usia 6-11 bulan, kapsul merah untuk balita usia 12 59 bulan), tablet tambah darah (TTD) bagi ibu hamil, serta kapsul vitamin A merah dosis tinggi pada ibu nifas. Dikategorikan dalam 2 kelompok yaitu 1) belum baik, bila jenis dan jumlah konsumsi suplemen belum sesuai anjuran ; 2) baik, bila jenis dan jumlah konsumsi suplemen sesuai anjuran. Perilaku KADARZI : Keadaan dimana keluarga menerapkan kelima indikator KADARZI dalam kehidupan sehari-hari di keluarga tersebut yang dikategorkan dalam 2 kelompok yaitu 1) belum KADARZI, bila keluarga belum menerapkan kelima indikator KADARZI ; 2) baik, bila keluarga telah menerapkan lima indikator KADARZI. Status gizi balita : suatu keadaan gizi balita yang dilihat dari hasil pengukuran antropometri dengan indeks berat badan menurut umur dan tinggi badan menurut umur dan dibandingkan dengan standar baku WHO- NCHS.