PENGEMBANGAN PERMUKIMAN GOLONGAN MASYARAKAT PENDAPATAN MENENGAH BAWAH DI KECAMATAN DRIYOREJO, KABUPATEN GRESIK OLEH PALUPI SRI NARISYWARI SIDANG TUGAS AKHIR PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2011
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman: Perumahan adalah kumpulan rumah sebagai bagian dari permukiman yang dilengkapi dengan prasarana, sarana dan utilitas umum sebagai hasil upaya pemenuhan rumah yang layak huni. Permukiman adalah bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satu satuan perumahan yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum, serta mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan atau kawasan perdesaan. Kawasan permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup diluar kawasan lindung, baik yang merupakan kawasan perkotaan maupun perdesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Menurut Kuswartojo (2005) : Pembangunan perumahan memiliki makna membangun rumah. Pengembangan permukiman adalah peningkatan kualitas kehidupan dalam kaitannya dengan perumahan yang dibangun.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sintesa Tinjauan Pustaka Komponen Sumber Substansi Kajian Indikator Kebutuhan Maslow Terdapat 5 tingkatan Tingkat kebutuhan manusia Aspek non fisik : manusia (1970) kebutuhan manusia terhadap terhadap hunian dipengaruhi Keselamatan hidup, terhadap hunian. oleh kondisi sosial ekonomi berkaitan dengan hunian masyarakat. keselamatan diri dari kriminal dan bencana Perlindungan hak milik Identitas diri Pengakuan jati diri Fungsi Budihardjo rumah bagi (1998) manusia Turner (1972) Fungsi rumah bagi manusia untuk menjaga ketenangan dan kekuatan lahir-batin manusia. Fungsi dasar rumah digolongkan dalam tiga pengertian yaitu pengertian fisik, pengertian ekonomi, dan pengertian sosial. Ketiga aspek tersebut dapat memenuhi kepuasan penghuninya. Fungsi rumah khususnya dalam menjaga kondisi psikologi-sosial manusia. Fungsi rumah bagi manusia tidak dapat dipisahkan dengan tingkat kebutuhan manusia terhadap hunian. Manusia menentukan fungsi utama rumah yang akan dihuni sesuai dengan tingkat kebutuhannya. Keindahan visual Aspek non fisik : Komponen atribut hunian, meliputi kenyamanan, keamanan lingkungan hunian. Aspek non fisik : Keselamatan hidup Identitas diri Perlindungan hak milik
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sintesa Tinjauan Pustaka Komponen Sumber Substansi Kajian Indikator Kriteria lokasi Sinulingga perumahan (1999) Widyawati (1991) Rismiati (2008) Sastra (2006) Ketentuan lokasi perumahan yang baik terdiri dari aspek lingkungan alam, ketersediaan aksessibilitas, prasaranan dan sarana. Atribut hunian mendapat perhatian dan penilaian masyarakat dalam memilih lokasi rumah. Lokasi perumahan bagi masyarakat pendapatan rendah harus dekat dengan lokasi bekerja, serta memiliki ketersediaan prasarana dan sarana permukiman Kriteria suatu lingkungan perumahan yang baik terdiri dari aspek lokasi, kondisi Ketentuan lokasi perumahan yang baik terdiri dari aspek lahan, topografi, ketersediaan aksessibilitas, prasarana dan sarana. Aspek fisik : Topografi lahan Aksessibilitas Prasarana dan sarana Penyediaan lahan Atribut hunian terdiri dari Aspek non fisik : komponen keamanan, Komponen atribut kesehatan, kenyamanan, dan hunian, meliputi keindahan yang berperan dalam kenyamanan, menjaga fisik dan psokologisosial keamanan lingkungan manusia. hunian. Masyarakat pendapatan rendah Aspek fisik : mempertimbangkan kedekatan Prasarana dan sarana lokasi rumah dengan tempat bekerja serta memiliki ketersediaan prasarana dan sarana permukiman dalam pemilihan lokasi rumah Aspek lokasi menurut Sastra memiliki pengertian kemudahan akssessibilitas lokasi Aspek fisik : Topografi lahan Aksessibilitas
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sintesa Tinjauan Pustaka Komponen Sumber Substansi Kajian Indikator Aspek Widyawati Preferensi manusia manusia (1991) terhadap ruang geografis dalam sangat bervariasi dan pemilihan lokasi perumahan merupakan perwujudan dari aspirasi, pengalaman dan harapan. Preferensi tersebut tidak selalu sama antara satu orang dengan orang lain. Hal tersebut dipengaruhi oleh tingkat pendapatan, jenis pekerjaan, usia, ras, latar belakang keluarga dan lokasi tempat tinggal. Turner (1972) Motivasi manusia dalam menentukan fungsi rumah berkaitan dengan tingkat pendapatannya. Aspek manusia termasuk dalam aspek non fisik yang berperan dalam menggambarkan keruangan lingkungan manusia tersebut tinggal yang dapat diimplementasikan dengan adanya preferensi masyarakat terhadap kondisi lingkungan sekitarnya yaitu pemilihan lokasi tempat tinggal. Aspek non fisik : Tingkat pendapatan Jenis pekerjaan Kemampuan dan kebutuhan Aspek non fisik : masing-masing individu terhadap Tingkat pendapatan hunian berkaitan dengan aspek sosial-ekonomi masyarakat yang dipengaruhi oleh tingkat pendapatan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sintesa Tinjauan Pustaka Komponen Sumber Substansi Kajian Indikator Preferensi masyarakat golongan menengah bawah Fitriani (2009) Nurhadi (2004) Rismiati (2008) Faktor-faktor pemilihan lokasi perumahan bagi masyarakat golongan menengah. Preferensi lokasi perumahan bagi masyarakat pendapatan rendah berorientasi pada pemenuhan kebutuhan dasar. Sedangkan orientasi preferensi masyarakat menengah mulai berkembang yaitu dengan memenuhi keinginan yang memperhatikan kebutuhan. Aspek-aspek yang diperhatikan dalam Golongan masyarakat menengah telah memiliki kemampuan ekonomi yang baik sehingga dalam memilih lokasi perumahan lebih memprioritaskan ketersediaan prasarana dan sarana permukiman pada kawasan perumahan. Pola preferensi perumahan masyarakat bergantung pada tingkat pendapatan. Masyarakat pendapatan rendah mempertimbangkan Aspek fisik : Prasarana dan sarana Aspek non fisik : Tingkat pendapatan Aspek fisik : Prasarana dan sarana
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Indikator Penelitian Indikator Variabel Sub Variabel Keterangan Aspek Non Fisik Keselamatan dan kenyamanan Keamanan lingkungan dari Seluruh variabel hidup tindak kriminal Keamanan dari bencana digunakan dalam penelitian. Kenyamanan dari kebisingan dan polusi Regulasi dan perijinan Kebijakan penyediaan Seluruh variabel lahan permukiman Perlindungan hak milik digunakan dalam penelitian. Sosial ekonomi Tingkat Pendapatan Seluruh variabel Pekerjaan Pendidikan digunakan dalam penelitian. Identitas diri Pengakuan jati diri Hubungan sosial masyarakat Aspek fisik Aksessibilitas Terminal angkutan umum Seluruh variabel Angkutan umum Jaringan jalan digunakan dalam penelitian. Prasarana lingkungan Jaringan air bersih Seluruh variabel Jaringan pembuangan air digunakan dalam
BAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Pendekatan penelitian Jenis Penelitian Pendekatan positivistik dengan menggunakan metode theoritical analytic dan empirical analytic. Metode theoretical analytic menggunakan konstruksi teori untuk melandasi perumusan faktor-faktor penghambat pengembangan permukiman dan yang mempengaruhi perkembangan permukiman. metode empirical analytic menjadikan teori sebagai batasan lingkup kemudian mengidentifikasi faktor empiris sebagai faktor yang juga berpengaruh dalam pengembangan permukiman. Jenis penelitian ini adalah yaitu deskriptif dan preskriptif. Penelitian deskriptif bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Penelitian preskriptif digunakan untuk merumuskan tindakan untuk memecahkan masalah.
BAB III METODE PENELITIAN Metode Pengumpulan Data Survey data primer Teknik survey primer dilakukan melalui home interview penduduk dengan cara wawancara serta menyebarkan kuesioner. Survey penduduk secara perorangan dilakukan untuk memperoleh data primer sebagai bahan analisis yang nantinya akan dilakukan. Survei Data Sekunder Survei sekunder dalam penelitian ini melalui dokumentasi yaitu pengumpulan data berupa dokumen-dokumen yang diperoleh dari instansi pemerintah yang meliputi BPS Jawa Timur, Bappeda Kabupaten Gresik serta dinas-dinas lain yang terkait.
BAB III METODE PENELITIAN Metode Analisis Menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh dalam pengembangan permukiman masyarakat menengah bawah. Penentuan faktor-faktor yang berpengaruh dalam pengembangan perumahan dan permukiman dilakukan dengan analisis faktor. Metode yang digunakan adalah deskriptif teoritik, dengan cara menguraikan variabel-variabel penelitian, menguraikan teori-teori yang berkaitan dengan pengembangan perumahan dan permukiman, serta kebijakan pemerintah terkait pengembangan perumahan dan permukiman. Faktor yang dianggap berpengaruh dapat digabungkan dalam satu faktor berdasarkan uraian pada ketentuan perundangan maupun teori-teori.
BAB III METODE PENELITIAN Metode Analisis Pengujian Kuesioner Pengujian kuesioner menggunakan uji validitas dan reabilitas. Nilai Cronbach s Alpha >0.6 yang berarti hasil kuesioner sudah reliabel atau berarti bahwa jawaban dari responden cukup stabil dan konsisten. Sedangkan untuk hasil uji validitas dapat diketahui jika nilai Corrected Item-Total Correlation > r tabel yang berarti butir-butir pertanyaan sudah valid.
BAB III METODE PENELITIAN Metode Analisis Menganalisis tingkat kepuasan masyarakat dan tingkat harapan yang dianggap penting dalam mendukung pengembangan permukiman menengah bawah berdasarkan preferensi masyarakat Skala Pengukuran Likert Skala Kepuasan Harapan Pengukuran 1 Sangat tidak baik Sangat Tidak Penting 2 Tidak baik Tidak Penting 3 Cukup baik Cukup Penting 4 baik Penting 5 Sangat baik Sangat Penting 1. Membandingkan nilai indeks tingkat kepuasan dengan nilai indeks harapan, menghasilkan selisih nilai indeks 2. Selisih nilai indeks tiap faktor yang memiliki nilai diatas rata-rata nilai indeks merupakan faktor yang berpengaruh. 3. Faktor yang berpengaruh dalam pengembangan kawasan permukiman merupakan faktor yang memiliki nilai indeks tingkat kepuasan dibawah indeks rata-rata tingkat kepuasan sehingga merupakan faktor yang penting dikembangkan.
BAB III METODE PENELITIAN Metode Analisis Menentukan faktor-faktor prioritas yang meningkatkan pengembangan permukiman menengah bawah di Kecamatan Driyorejo berdasarkan preferensi masyarakat. Setelah nilai indeks pengaruh permukiman berdasarkan aspek-aspeknya ditentukan, maka ditentukan tingkat prioritas faktor dengan menghitung rentang interval selisih indeks. Kelompok pengaruh ditentukan terdiri dari tiga kelas yaitu kelompok pengaruh tinggi, sedang dan rendah. Kelompok faktor prioritas tinggi terdapat pada kelas pengaruh tinggi. Perhitungan nilai rentang interval berdasarkan metode Sturgess adalah sebagai berikut : R = (nilai maksimum nilai minimum)/n Keterengan : R = rentang interval n = kelas pengelompokkan (n = 3)
BAB III METODE PENELITIAN Metode Analisis Merumuskan kriteria pengembangan permukiman menengah bawah yang dapat dikembangkan di wilayah Kecamatan Driyorejo.. Kriteria pengembangan kawasan permukiman berdasarkan faktor-faktor yang mendukung pengembangan dianalisis melalui teknik triangulasi. Teknik analisis triangulasi yang digunakan dengan cara mengkolaborasikan studi literatur, kebijakan terkait pengembangan perumahan dan permukiman, dan hasil analisis prioritas pengembangan kawasan berdasarkan preferensi masyarakat golongan menengah bawah. Analisis triangulasi mencapai validitas ketika jawaban yang diperoleh untuk menggambarkan sebuah obyek sudah mencapai titik jenuh, atau dengan kata lain terdapat beberapa hal yang sama yang diungkapkan oleh sumber yang berbeda dan semua sudut pandang sudah dapat diakomodasi. Hasil analisis Kebijakan Studi Literatur Kriteria Pengembangan Skema Analisis Triangulasi Penentuan Kriteria Pengembangan Permukiman Formal Golongan Masyarakat Menengah Bawah
BAB III METODE PENELITIAN Metode Analisis Menentukan konsep pengembangan permukiman menengah bawah di Kecamatan Driyorejo. Konsep pengembangan kawasan perumahan dan permukiman menengah bawah dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Analisis perumusan konsep dilakukan setelah melakukan analisis faktor-faktor yang berpengaruh dalam pengembangan permukiman dan kriteria pengembangn perumahan dan permukiman menengah bawah. Teknik analisis deskriptif dilakukan dengan cara mengkolaborasikan studi literatur, kebijakan terkait pengembangan perumahan dan permukiman, dan hasil analisis kriteria.
BAB III METODE PENELITIAN Metode Sampel Metode pengambilan sampel bagi masyarakat yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik sampling random. Berdasarkan rumus penghitungan Slovin dalam Sevilla (1993), dijelaskan bahwa pengambilan sampel dapat dilakukan berdasarkan rumus: n = Keterangan : n = jumlah sampel (yang minimal diambil) N = jumlah populasi e = nilai kesalahan (% kesalahan) dalam penelitian ini ditetapkan sebesar 10 % Sampel total untuk masyarakat golongan menengah bawah yang bertempat tinggal di Kecamatan Driyorejo adalah : n = 13208 / [1 + ( 13208 x 0,01)] = 99,24 = 100 Dari sampel total untuk masyarakat perumahan tersebut yang berjumlah 100 responden akan didistribusikan ke dalam 7 desa secara proporsional.
BAB III METODE PENELITIAN Metode Sampel Proporsi dan Penyebaran Kuisioner pada tiap Desa Terpilih No. Desa Jumlah KK Jumlah Sampel 1. Bambe 1794 13 2. Petiken 1204 23 3. Sumput 3128 16 4. Randegansari 2149 14 5. Mojosarirejo 2177 16 6. Mulung 1839 9 7. Gadung 1165 9 Jumlah 13510 100
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISA dan PEMBAHASAN Gambaran umum Kecamatan Driyorejo
BAB IV ANALISA dan PEMBAHASAN Gambaran umum Kecamatan Driyorejo
BAB IV ANALISA dan PEMBAHASAN Analisis faktor-faktor yang berpengaruh dalam pengembangan perumahan dan permukiman
BAB IV ANALISA dan PEMBAHASAN Uji validitas dan reliabilitas Pada studi ini jumlah kuesioner sebanyak 45 dengan = 5 %, maka jalur yang dilihat adalah 45. Sehingga didapatkan angka kritik senilai 0,301. Pertanyaan dinyatakan valid, jika nilai r (korelasi) > r tabel. Sedangkan kuesioner dinyatakan reliabel jika memiliki nilai Cronbach s Alpha > 0.60. No. Faktor Penjabaran Faktor Aspek Non Fisik 1. Keselamatan dan Keamanan kenyamanan lingkungan dari hidup tindak kriminal 2. Regulasi dan Kebijakan perijinan penyediaan lahan permukiman Reliabilitas Validitas (R Tabel = 0,301) Keterangan 0,852 0,341 Valid dan reliabel 0,852 0,451 Valid dan reliabel 3. Sosial Ekonomi Identitas diri 0,852 0,342 Valid dan reliabel 4. Hubungan sosial 0,852 0,540 Valid dan masyarakat reliabel Aspek Fisik 5. Kemudahan Ketersediaan 0,852 0,511 Valid dan Aksessibilitas terminal reliabel angkutan 6. Ketersediaan 0,852 0,245 Valid dan angkutan umum reliabel 7. Ketersediaan 0,852 0,422 Valid dan jaringan jalan reliabel 8. Ketersediaan Prasarana Lingkungan Ketersediaan jaringan bersih 9. Ketersediaan saluran limbah air air 0,852 0,466 Valid dan reliabel 0,852 0,421 Valid dan reliabel 10. Ketersediaan 0,852 0,577 Valid dan
BAB IV ANALISA dan PEMBAHASAN Analisis Tingkat Kepuasan dan Tingkat Harapan Masyarakat dalam mendukung pengembangan kawasan perumahan dan permukiman menengah bawah No. Faktor-faktor Penjabaran faktorfaktor Nilai Nilai Selisih Kelompok Pengembangan pengembangan Indeks Indeks Indeks pengaruh kawasan kawasan perumahan Tingkat Tingkat perumahan dan dan permukiman Kepuasa Harapan permukiman n 1. Keselamatan dan Keamanan dari tindak Tidak kenyamanan hidup kriminal 75 94 19,00 berpengaruh 2. Regulasi dan Kebijakan penyediaan Tidak perijinan lahan permukiman 70 81,8 11,80 berpengaruh 3. Sosial ekonomi Identitas diri Tidak 73,2 76,4 3,20 berpengaruh 4. Hubungan sosial antar Tidak masyarakat 77,2 85,8 8,60 berpengaruh 5. Kemudahan Ketersediaan fasilitas Berpengaruh Aksessibilitas terminal angkutan umum 48,8 75,8 27,00 6. Ketersediaan fasilitas Berpengaruh angkutan umum 53,8 84,6 30,80 7. Ketersediaan jaringan Berpengaruh jalan 58,4 92 33,60 8. Ketersediaan Ketersediaan jaringan Berpengaruh Prasarana air bersih 52 95,8 43,80 9. Lingkungan Ketersediaan jaringan Tidak air limbah 73,8 89,6 15,80 berpengaruh 10. Ketersediaan jaringan Berpengaruh drainase 65,4 88,2 22,80 11. Ketersediaan fasilitas Berpengaruh
BAB IV ANALISA dan PEMBAHASAN Analisis Tingkat Kepuasan dan Tingkat Harapan Masyarakat dalam mendukung pengembangan kawasan perumahan dan permukiman menengah bawah. Ketersediaan Fasilitas terminal angkutan umum. Ketersediaan angkutan umum. Ketersediaan Jaringan jalan. Ketersediaan jaringan air bersih. Ketersediaan Jaringan drainase. Ketersediaan Fasilitas pembuangan sampah. Ketersediaan Fasilitas SMP/sederajat. Ketersediaan Fasilitas SMA/sederajat. Ketersediaan Fasilitas Pendidikan Perguruan tinggi/sederajat 0. Ketersediaan Fasilitas kesehatan 1. Ketersediaan Fasilitas Rekreasi dan Olahraga berupa Taman 2. Ketersediaan Fasilitas Rekreasi dan Olahraga berupa lapangan 3. Kondisi kelerengan lahan
BAB IV ANALISA dan PEMBAHASAN Analisis faktor-faktor prioritas dalam mendukung pengembangan kawasan perumahan dan permukiman menengah bawah No. Faktor-faktor Pengembangan kawasan perumahan dan permukiman 1. Ketersediaan Jaringan air bersih 2. Ketersediaan Fasilitas Rekreasi dan olahraga berupa taman Selisih Indeks 43.80 tinggi 37.80 tinggi Klasifikasi prioritas 3. Ketersediaan Jaringan jalan 33.60 sedang 4. Ketersediaan Fasilitas pembuangan sampah 31.60 sedang 5. Ketersediaan Fasilitas SMA/sederajat 31.60 sedang 6. Ketersediaan angkutan umum 30.80 sedang 7. Ketersediaan Fasilitas SMP/sederajat 28.60 rendah 8. Ketersediaan Fasilitas terminal angkutan umum 27.00 rendah 9. Ketersediaan Fasilitas Pendidikan Perguruan tinggi/sederajat 25.80 rendah 10. Ketersediaan Fasilitas kesehatan 24.20 rendah 11. Kondisi Topografi lahan 23.20 rendah 12. Ketersediaan Jaringan drainase 22.80 rendah 13. Ketersediaan Fasilitas Rekreasi dan Olahraga berupa lapangan 21.80 rendah
BAB IV ANALISA dan PEMBAHASAN Analisis kriteria pendukung pengembangan kawasan perumahan dan permukiman menengah bawah Fasilitas terminal angkutan umum Kriteria pengembangan kawasan permukiman harus menyediakan terminal angkutan umum atau pengkalan sementara angkutan umum di kawasan perumahan maupun sekitarnya. Terminal transportasi pada lingkungan permukiman berperan dalam mendukung aksessibilitas dan pendukung sarana transportasi umum. Fasilitas angkutan umum Kriteria pengembangan permukiman berdasarkan faktor aksesibilitas salah satunya dengan memperhatikan ketersediaan fasilitas angkutan umum di kawasan permukiman. Bagi golongan masyarakat menengah bawah, ketersediaan angkutan umum penting dalam mendukung pengembangan kawasan mereka tinggal. Moda angkutan umum yang beroperasi dapat berupa angkutan bus umum atau mobil penumpang Jaringan jalan Kriteria pengembangan kawasan permukiman formal golongan masyarakat menengah bawah di Kecamatan Driyorejo salah satunya dengan memperhatikan faktor ketersediaan jaringan jalan. Kemudahan akses dapat dicapai dengan ketersediaan jaringan jalan lokal maupun jalan lingkungan di kawasan permukiman sehingga terhubung dengan dengan tempat kerja, sekolah, pusat perbelanjaan dan sarana lain. Jaringan jalan yang tersedia hendaknya dalam kondisi yang baik
BAB IV ANALISA dan PEMBAHASAN Analisis kriteria pendukung pengembangan kawasan perumahan dan permukiman menengah bawah Jaringan air bersih kriteria pengembangan kawasan permukiman formal golongan masyarakat menengah bawah di Kecamatan Driyorejo salah satunya dengan memperhatikan faktor ketersediaan jaringan air bersih. Penyediaan air bersih yang dilayani oleh PDAM hendaknya mampu memenuhi kebutuhan minimal air bersih sebesar 60 liter/orang/hari yang disalurkan melalui penyediaan sambungan rumah atau sambungan halaman. Selain itu diperlukan penyediaan hidran kebakaran untuk daerah perumahan dengan jarak antar kran maksimum 200 meter. Jaringan drainase Kriteria pengembangan kawasan permukiman formal golongan masyarakat menengah bawah di Kecamatan Driyorejo dengan memperhatikan faktor ketersediaan jaringan drainase. Saluran drainase (saluran pembuangan air hujan) harus terdapat di komplek perumahan yang terhubung dengan badan air (sungai, danau atau laut). Fasilitas pembuangan sampah Berdasarkan uraian tersebut, kriteria pengembangan kawasan permukiman formal golongan masyarakat menengah bawah di Kecamatan Driyorejo salah satunya dengan memperhatikan faktor ketersediaan TPS. TPS yang dapat dikembangkan pada lingkup kecamatan adalah TPS lokal dengan sarana pelengkap adalah mobil sampah dan bak sampah besar. Jarak bebas TPS tersebut dengan lingkungan hunian minimal 30 meter.
BAB IV ANALISA dan PEMBAHASAN Analisis kriteria pendukung pengembangan kawasan perumahan dan permukiman menengah bawah Fasilitas SMP/sederajat Kriteria pengembangan Fasilitas pendidikan SMP/sederajat sebaiknya dibangun pada wilayah yang dijangkau kendaraan umum, disatukan dengan lapangan olahraga dan tidak selalu harus di pusat lingkungan.. Fasilitas SMA/sederajat. Kriteria pengembangan Fasilitas pendidikan SMA/sederajat sebaiknya dibangun pada wilayah yang dijangkau kendaraan umum, disatukan dengan lapangan olahraga dan tidak selalu harus di pusat lingkungan. Fasilitas Pendidikan Perguruan tinggi/sederajat Kriteria pengembangan fasilitas tingkat perguruan tinggi sebaiknya dibangun menyesuaikan dengan kebutuhan penduduk yang tinggal dalam wilayah yang luas menyesuaikan arahan pengembangan pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Fasilitas kesehatan Kriteria pengembangan kawasan permukiman formal golongan masyarakat menengah bawah di Kecamatan Driyorejo dengan memperhatikan faktor ketersediaan fasilitas kesehatan yaitu lokasinya di tengah kelompok tetangga sehingga tidak menyeberang jalan raya, serta dapat dijangkau kendaraan umum
BAB IV ANALISA dan PEMBAHASAN Analisis kriteria pendukung pengembangan kawasan perumahan dan permukiman menengah bawah Fasilitas Rekreasi dan Olahraga berupa Taman Kriteria pengembangan fasilitas rekreasi dan olahraga berupa taman sebaiknya terletak dekat dengan kawasan perumahan sehingga mendukung pengembangan perumahan dan permukiman bagi golongan menengah bawah di kawasan Driyorejo Fasilitas Rekreasi dan Olahraga berupa lapangan Kriteria pengembangan lapangan sebaiknya terletak dekat dengan kawasan perumahan berupa kesatuan taman bermain yang terdiri dari taman bermain, tempat bermain, dan lapangan olahraga yang dekat dengan sarana pendidikan dan dekat jalan utama sehingga mendukung pengembangan perumahan dan permukiman bagi golongan menengah bawah di kawasan Driyorejo. Kondisi topografi lahan Kriteria pengembangan kawasan permukiman formal golongan masyarakat menengah bawah di Kecamatan Driyorejo salah satunya dengan memperhatikan faktor topografi lahan. Kawasan yang diijinkan untuk dikembangkan sebagai perumahan adalah lahan dengan kemiringan lereng < 15 %.
BAB IV ANALISA dan PEMBAHASAN Perumusan Konsep pengembangan kawasan perumahan dan permukiman menengah bawah Dengan memperhatikan keseluruhan hasil analisis terhadap faktor-faktor pengembangan permukiman maka dapat ditentukan konsep pengembangan kawasan permukiman golongan masyarakat menengah bawah sebagai berikut: 1. Penentuan prioritas pengembangan unsur-unsur kawasan permukiman berdasarkan preferensi masyarakat 2. Peningkatan keterlibatan masyarakat golongan menengah bawah dalam penyediaan dan pemeliharaan prasarana dan sarana lingkungan permukiman 3. Peningkatan kerjasama dari berbagai pihak (khususnya pemerintah-pihak swasta/pengembang-masyarakat) untuk mendukung pengembangan kawasan permukiman
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan BAB V KESIMPULAN dan SARAN Konsep pengembangan kawasan permukiman golongan masyarakat menengah bawah sebagai berikut: 1. Penentuan prioritas pengembangan unsur-unsur kawasan permukiman berdasarkan preferensi masyarakat 2. Peningkatan keterlibatan masyarakat golongan menengah bawah dalam penyediaan dan pemeliharaan prasarana dan sarana lingkungan permukiman 3. Peningkatan kerjasama dari berbagai pihak (khususnya pemerintah-pihak swasta/pengembang-masyarakat) untuk mendukung pengembangan kawasan permukiman
Saran BAB V KESIMPULAN dan SARAN Berdasarkan hasil penelitian, maka didapatkan rekomendasi sebagai berikut : Pengembangan kawasan permukiman bagi golongan masyarakat menengah bawah hendaknya memperhatikan kebutuhan golongan masyarakat tersebut sehingga pengembangannya dapat lebih tepat sasaran dan bermanfaat secara optimal. Pengembangan kawasan perumahan menengah bawah menjadi lingkungan permukiman yang dapat memberi manfaat yang lebih optimal bagi masyarakat dapat dilakukan dengan melihat preferensi masyarakat, serta memperhatikan preferensi pengembang dan kebijakan pemerintah sehingga seluruh stakeholder terlibat dalam pembangunan lingkungan permukiman