BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Peningkatan kinerja..., Suntana Sukma Djatnika, FT UI.,

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. nasional. Badan Pusat Statistik Indonesia mencatat rata-rata penyerapan tenaga

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian negara-negara. Agenda berskala internasional yang diadakan

BAB I PENDAHULUAN. infrastruktur merupakan public service obligation, yaitu sesuatu yang

BAB I PENDAHULUAN. hidup masyarakat secara keseluruhan (Munawar, 2004). Untuk tujuan tersebut, maka

BAB I Pembangunan Infrastruktur di Indonesia

KESEMPATAN KERJA PERDAGANGAN. Rahma Iryanti Direktur Tenaga Kerja dan Pengembangan Kesempatan Kerja. Jakarta, 5 Juli 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh bidang konstruksi pada suatu negara cukup besar. Bidang

BAB I PENGANTAR. Gejolak krisis ekonomi yang dialami Amerika Serikat dan beberapa negara

Bab I Pendahuluan I-1 BAB I PENDAHULUAN I.1 TINJAUAN UMUM

KATA PENGANTAR. Terima kasih. Tim Penyusun. Penyusunan Outlook Pembangunan dan Indeks Daya Saing Infrastruktur

I. PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pemerintahan Negara untuk mewujudkan tujuan bernegara

PRESS RELEASE. LAPORAN STUDI IMD LM FEB UI Tentang Peringkat Daya Saing Indonesia 2017

BAB I PENDAHULUAN. Pada era otonomi daerah ini pemerintah Kabupaten/Kota di Indonesia

PEMASARAN PRODUK INDUSTRI KONSTRUKSI PRACETAK PRATEGANG

IV. GAMBARAN UMUM. 4.1 Gambaran Umum Perekonomian di Negara-negara ASEAN+3

KAJIAN TERHADAP PENGGUNAAN KONTRAK TAHUN JAMAK PADA PROYEK PEMELIHARAAN JALAN LINTAS TIMUR SUMATERA TUGAS AKHIR

VII. SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. 2006), hampir 83% pergerakan barang di Indonesia terjadi di pulau Jawa, 10% di

LAPORAN AKHIR B. Uji Instrumen Pengukuran Outcome Pembangunan Infrastruktur Jalan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kekayaan yang luar biasa bagi bangsa Indonesia. 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latarbelakang Masalah. Industrialisasi merupakan suatu upaya untuk meningkatkan kesejahteraan

I. PENDAHULUAN. adanya ketimpangan dan ketidakmerataan. Salah satu penyebabnya adalah

BAB I PENDAHULUAN. berbeda pada proses perencanaan strategis. itu dilakukan (Bryson and Roering 1988; Elbanna 2007; Hassan et al).

Daya Saing Global Indonesia versi World Economic Forum (WEF) 1. Tulus Tambunan Kadin Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. wilayah. Karena pada dasarnya, investasi merupakan satu pengeluaran

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari peforma pembangunan infrastrukturnya. Maka dari itu, perbaikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan Ekonomi Negara di Dunia Periode (%)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala BAPPENAS

BAB I PENDAHULUAN. untuk memajukan dan perluasan berbagai sektor haruslah sejajar dengan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan dan tingkat pendidikan) maupun dalam modal fisik, seperti

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Implementasi desentralisasi fiskal yang efektif dimulai sejak Januari

Sejalan dengan berkembangnya suatu kota atau wilayah dan meningkatnya kebutuhan manusia, infrastruktur jalan sangat diperlukan untuk menunjang proses

I. PENDAHULUAN. Iklim investasi yang baik akan mendorong terjadinya pertumbuhan

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tabel 1 Peringkat daya saing negara-negara ASEAN tahun

BAB I PENDAHULUAN. disamping fungsinya sebagai alat pemersatu bangsa. Dalam kaitannya dengan sektorsektor

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Gambar 1.1 Pertumbuhan PDRB Provinsi Sumbar Tahun (%) Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Barat (2015)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. TINJAUAN UMUM

I. PENDAHULUAN. aksesibilitas dan mobilitas di daerah tersebut yang sebaliknya akan dapat

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk perusahaan dan negara. Pemikiran Michael Porter banyak

I. PENDAHULUAN. di bidang pertanian. Dengan tersedianya lahan dan jumlah tenaga kerja yang

MUHIDIN M. SAID KOMISI V DPR RI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar 1945 alinea keempat. Demi mencapai tujuan tersebut, ini adalah kegiatan investasi (penanaman modal).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Menurut Badan Pusat Statistik, tenaga kerja di Indonesia per bulan Februari

BAB I PENDAHULUAN. segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang

BAB I PENDAHULUAN. perkotaan yang menjalar ke wilayah sekitarnya. Perkembangan aktivitas ini telah

BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012 BAB I. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. meninggal dunia setiap tahunnya akibat kecelakaan lalu lintas, dengan jutaan lebih

BAB 2. Kecenderungan Lintas Sektoral

BAB I PENDAHULUAN. Wayu Hidayat. Faktor-faktor risiko,... FT UI., 2007.

BAB I PENDAHULUAN. menerus berupaya untuk mensejahterakan rakyatnya. Salah satu hal yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya apabila tingkat kegiatan ekonomi lebih tinggi daripada yang

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Mendorong Industri Manufaktur, Memacu Pertumbuhan

AB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR JALAN DAN JEMBATAN

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi diartikan juga sebagai peningkatan output masyarakat yang

ARAH KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KONSEP MINAPOLITAN DI INDONESIA. Oleh: Dr. Sunoto, MES

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat bertambah sehingga akan meningkatkan kemakmuran masyarakat

SEMINAR PERAN SISTEM MANUFAKTUR DALAM PENGEMBANGAN INDUSTRI DI INDONESIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA DEPOK, 8 OKTOBER 2012 PT.

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh negara-negara berkembang

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

Strategi Peningkatan Peran dan Kontribusi Iptek dalam Kerangka SINas untuk Mendukung Keberhasilan MP3EI

BAB I PENDAHULUAN. sosial. Selain itu pembangunan adalah rangkaian dari upaya dan proses yang

Terhadap Pemanfaatan Sumber Energi Panas Bumi

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dari segala aspek kehidupan. Sebagai Negara yang sedang. pembangunan jembatan layang, atau infrastruktur lainnya.

EKOSISTEM BISNIS WISATA HALAL DAN PENINGKATAN DAYA SAING WISATA INDONESIA

PRAKIRAAN KEBUTUHAN ENERGI UNTUK KENDARAAN BERMOTOR DI PERKOTAAN: ASPEK PEMODELAN

PRAKIRAAN KEBUTUHAN ENERGI UNTUK KENDARAAN BERMOTOR DI PERKOTAAN: ASPEK PEMODELAN

BAB I PENDAHULUAN. akan meningkat. Masalah pertumbuhan ekonomi ini dapat dipandang sebagai

BAB I PENDAHULUAN I-1

Pembangunan Infrastruktur Untuk Memacu Pertumbuhan Ekonomi dan Mengurangi Kesenjangan

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

POINTERS MENTERI PERINDUSTRIAN Pada Dialog Energi Media Indonesia Indonesia & Diversifikasi Energi Menentukan Kebijakan Energi Indonesia 14 April 2015

PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan salah satu bagian penting dari

BAB I PENDAHULUAN. Sehingga pembangunan prasarana transportasi sangat menentukan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang berkelanjutan merupakan tujuan dari suatu negara

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tercermin dari kegiatan perdagangan antar negara. Perdagangan antar negara

I. PENDAHULUAN. Dasar pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia dimulai sejak Undang-Undang

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan yang sesuai dengan

PERKEMBANGAN BONGKAR BARANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Permasalahan penelitian. 1.1.1. Latar belakang. Jalan merupakan sarana transportasi darat yang mempunyai peranan besar dalam arus lalu lintas barang dan orang, sebagai penghubung antar daerah dan diperkotaan. Peranan jalan sebagai aksesibilitas terhadap penyaluran barang maupun jasa adalah penunjang kegiatan ekonomi, yang dapat meningkatkan daya saing internasional atau international competitiveness. 1 Pada APBN tahun 2000 Pemerintah mengalokasikan dana untuk sub sektor prasarana jalan sebesar 62% dari jumlah total dana sektor transportasi sebesar Rp.8,4 triliun. 2 Angka ini meningkat menjadi Rp.13 triliun pada APBN 2005. 3 Pembangunan ini akan ditambah pula dengan pembangunan infrastruktur jalan yang dilakukan oleh sektor swasta dalam pembangunan jalan tol, yang menurut perhitungan Departemen Pekerjaan Umum akan berkisar sekitar tiga kali dari jumlah nilai pembangunan yang dilakukan oleh Pemerintah. Dalam kurun waktu lima tahun ke depan akan dibangun ratusan kilometer jalan tol serta peningkatan ribuan kilometer jalan raya umum di Pulau Jawa dan berbagai daerah di luar Jawa. Alokasi dana yang disediakan untuk prasarana jalan yang sangat besar tersebut seharusnya dapat menghasilkan jalan yang berkualitas. Akan tetapi pada kenyataannya sejak tahun 2000 terjadi kerusakan jalan yang cukup parah, misalnya di Jalur Pantura dan Lintas Timur Sumatera yang merupakan urat nadi perekonomian. Kerusakan jalan tersebut menimbulkan dampak yang cukup besar, antara lain bertambahnya biaya penggunaan BBM, waktu tempuh perjalanan menjadi lebih lama, meningkatnya biaya pemeliharaan kendaraan, dan meningkatnya harga barang kebutuhan sehari-hari. Lebih dari 140 ribu km jalan atau 48% dari seluruh total jalan di Indonesia atau 291,5 ribu km mengalami kerusakan, baik ringan maupun berat. Jumlah panjang jalan negara dan jalan 1 Infrastructure Policy Brief, The Road To Economic Growth, Strategic Priorities For The Road Sector in Indonesia, (ADB: Januari, 2005). 2 APBN-RAPBN 1999-2000. 3 Bappenas, Rincian Anggaran Pembangunan Menurut Sektor/Sub Sektor, 2005. Peningkatan kinerja..., Suntana Sukma Djatnika, FT UI., 1 2008.

propinsi yang rusak sekitar 8.798 km. Kerusakan di jalan kabupaten mencapai panjang 134.443 km 4. Angka kerusakan jalan tersebut meningkat menjadi dua kali lipat pada tahun 2001, yang diakibatkan oleh biaya pemeliharaan yang tidak mencukupi atau backlog maintenance. 5 Secara nasional hal ini akan akan berdampak terhadap perekonomian nasional, karena alokasi anggaran pembangunan yang sangat besar tadi tidak digunakan dengan optimal. Faktorfaktor penyebab kerusakan jalan cukup banyak, antara lain kendaraan dengan muatan berlebih, faktor alam, atau pengerjaan proyek yang tidak sesuai perencanaan dengan standar mutu yang ditetapkan. Kerusakan jalan ini disebabkan pula oleh faktor ketenagakerjaan yaitu rendahnya kinerja tenaga kerja. Kinerja tenaga kerja ini meliputi efektifitas, efisiensi, kualitas hasil kerja, ketepatan waktu, produktifitas dan keselamatan kerja. 6 Angka penyerapan tenaga kerja di sektor konstruksi selama tahun 2004-2009 diperkirakan mencapai 6,1 juta orang, dimana secara proporsional sekitar 30% akan terlibat dalam pekerjaan jalan. 7 Dengan jumlah pekerjaan yang meningkat akan terjadi pula kenaikan permintaan tenaga kerja pekerjaan jalan. Permintaan ini tidak dapat segera dipenuhi mengingat terbatasnya jumlah pekerja yang mempunyai kemampuan dan pengalaman kerja dalam bidang ini dan sesuai dengan kompetensi yang disyaratkan. Di sisi lain sejalan dengan globalisasi, pasar jasa konstruksi Indonesia termasuk untuk pekerjaan jalan akan terbuka bagi pelaku usaha dari negara lain. Masuknya pelaku usaha konstruksi dari luar tersebut, akan masuk pula para tenaga kerja kontruksi dari negara lain ke Indonesia. Secara umum daya saing sektor konstruksi kita masih rendah jika dibandingkan dengan negara-negara regional. Daya saing nasional kita dibandingkan dengan negara-negara lain di dunia digambarkan dalam Global Competitiveness Index (GCI), yaitu daftar yang menunjukkan indeks daya saing masing-masing negara. Indeks ini merupakan gabungan perhitungan dari 9 pilar yang terdiri dari institution, infrastructure, macroeconomy, health and primary 4 Heru Dewanto, Kualitas Layanan Jasa Infrastruktur, (www.suarapublik.org, 2005). 5 Kwik Kian Gie, Memprihatinkan, Kualitas Layanan Jasa Infrastruktur, (www.suarapublik.org, April 2005). 6 US Department of Energy, How To Measure Performance, A Handbook Of Techniques And Tools, (www.ini.gov/pbm/handbook), hal. 1-4. 7 Data Departemen Pekerjaan Umum, 2003. Peningkatan kinerja..., Suntana Sukma Djatnika, FT UI., 2 2008.

education, higher education and training, market efficiency, technological readyness, business sophistication dan innovation. Survey dari GCI memperlihatkan kedudukan Indonesia dibandingkan dengan beberapa negara maju dan negara-negara Asia. Tingkat daya saing Indonesia untuk tahun 2006 berada pada ranking ke 50, sangat jauh dibawah Singapura yang menduduki ranking ke 5 dan dibawah Malaysia pada ranking ke 26 dan Thailand pada ranking ke 35, walaupun telah terjadi peningkatan yang cukup signifikan dari kedudukan ke 69 tahun 2005. 8 Dari pilar yang merupakan basic requirement yaitu institution, infrastructure, macroeconomy dan health and primary education, Indonesia menduduki ranking ke 68, yang juga di bawah Singapore, Malaysia dan Thailand. Untuk infrastructure posisi daya saing Indonesia ada pada ranking ke 89. 9 Infrastructure ini meliputi pula infrastuktur transportasi, yang berarti kondisinya di Indonesia masih jauh dibawah beberapa negara di lingkung ASEAN. Keadaan ini dapat dilihat dari sisi yang lain, yaitu Indonesia harus berupaya untuk memperbaiki infrastruktur transportasi untuk dapat mengejar ketertinggalan dari negara-negara lain. Upaya peningkatan kinerja daya saing tenaga kerja konstruksi pekerjaan jalan dan penambahan tenaga terlatih ini harus dilakukan segera bersamaan dengan langkah-langkah strategis lain. Apabila tidak dilakukan upaya peningkatan kinerja daya saing tersebut, maka di waktu mendatang pasar konstruksi dan tenaga kerja pekerjaan jalan yang berskala internasional di dalam negeri dapat didominasi oleh pihak asing. Dalam tingkat nasional dan daerah, kerusakan jalan dan pendeknya umur konstruksi jalan akan terus terjadi akibat rendahnya kinerja tenaga kerja. Penelitian tentang kinerja tenaga kerja pekerjaan jalan serta upaya peningkatan kinerja daya saingnya selama ini belum pernah dilakukan. Langkah-langkah perbaikan kinerja untuk mengantisipasi meningkatnya jumlah pekerjaan jalan serta antisipasi terbukanya pasar dalam negeri bagi pelaku konstruksi asing harus dilakukan segera sejalan dengan langkah strategis lainnya. 8 Global Competitiveness Report, 2006-2007. 9 Ibid. Peningkatan kinerja..., Suntana Sukma Djatnika, FT UI., 3 2008.

1.1.2. Identifikasi masalah. Identifikasi masalah yang dihadapi adalah : Terjadi peningkatan volume pekerjaan jalan di dalam negeri baik berupa pembangunan baru maupun perbaikan jalan, yang berarti akan terjadi peningkatan permintaan tenaga kerja yang berkompetensi. Kondisi sekarang ini jumlah tenaga kerja konstruksi jalan yang mempunyai kompetensi serta mempunyai kinerja baik sangat terbatas. Kinerja tenaga kerja konstruksi jalan terdiri dari faktor efektifitas, efisiensi, kualitas hasil kerja, ketepatan waktu, produktifitas dan keselamatan kerja pada saat ini secara umum masih rendah. Salah satu penyebab rendahnya mutu jalan adalah rendahnya kualitas tenaga kerjanya yang ditunjukkan oleh kinerja kualitas hasil kerjanya. Kinerja daya saing tenaga kerja konstruksi pekerjaan jalan umumnya lebih rendah dibandingkan dengan kinerja daya saing tenaga kerja sejenis dari negara maju. Belum pernah dilakukan penelitian tentang peningkatan kinerja tenaga kerja konstruksi pekerjaan jalan. Jika tidak dilakukan upaya perbaikan sistem ketenagakerjaan konstruksi khususnya dalam pekerjaan jalan, daya saing tenaga kerja nasional akan tetap rendah dan kalah bersaing dengan tenaga kerja sejenis dari negara lain untuk pekerjaan yang dilaksanakan di Indonesia atau di negara lainnya. 1.1.3. Perumusan masalah penelitian. Masalah penelitian tentang tenaga kerja konstruksi pekerjaan jalan dapat dirumuskan sebagai berikut : Faktor apa dan mengapa yang mempengaruhi rendahnya kinerja daya saing tenaga kerja konstruksi pekerjaan jalan. Apa dampak dan penyebab rendahnya kinerja daya saing tenaga kerja konstruksi pekerjaan jalan. Bagaimana meningkatkan kinerja daya saing tenaga kerja konstruksi pekerjaan jalan. Peningkatan kinerja..., Suntana Sukma Djatnika, FT UI., 4 2008.

1.2. Lingkup penelitian. 1.2.1. Tujuan penelitian. Tujuan penelitian adalah : 1. Mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi rendahnya kinerja daya saing tenaga kerja konstruksi pekerjaan jalan. 2. Mengidentifikasi faktor penyebab dan dampak rendahnya kinerja daya saing tenaga kerja konstruksi pekerjaan jalan. 3. Melakukan analisis untuk merekomendasikan bagaimana meningkatkan kinerja daya saing tenaga kerja konstruksi pekerjaan jalan. 1.2.2. Batasan penelitian. Batasan penelitian ini sendiri adalah pola peningkatan kinerja daya saing tenaga kerja konstruksi dibidang pekerjaan jalan. Jalan dapat berada dipermukaan tanah, diatas permukaan tanah atau air baik berupa jembatan, jalan layang, dan dibawah permukaan tanah berupa terowongan, sub-way dan lain-lain. Penelitian ini mengkhususkan hanya pada pekerjaan jalan untuk kendaraan, dan tidak termasuk untuk jenis pekerjaan konstruksi penunjangnya, seperti pekerjaan konstruksi jembatan atau konstruksi terowongan dengan segala bentuknya. Obyek penelitian difokuskan pada proyek jalan skala besar yang dikerjakan oleh perusahaan kontraktor kualifikasi besar. 1.2.3. Manfaat penelitian. Bagi peneliti : Merupakan sumbangan pemikiran kepada sektor konstruksi nasional pada umumnya dan pekerjaan jalan pada khususnya. Bagi : Merupakan kontribusi pemikiran dari pada umumnya dan Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil pada khususnya dalam kedudukannya sebagai Pusat Riset Teknologi kepada kemajuan sektor konstruksi di Indonesia. Bagi sektor konstruksi : Merupakan masukan untuk menentukan arah kebijakan nasional, khususnya dalam peningkatan kinerja daya saing tenaga kerja konstruksi pekerjaan jalan. Pekerjaan jalan adalah bagian dari pekerjaan lainnya di sektor konstruksi. Penelitian peningkatan kinerja daya saing tenaga kerja ini dapat digunakan Peningkatan kinerja..., Suntana Sukma Djatnika, FT UI., 5 2008.

sebagai model peningkatan kinerja daya saing tenaga kerja dalam bidang konstruksi lainnya. 1.3. Metodologi penulisan. Untuk dapat mencapai tujuan dari penelitian, penulisan akan disusun dalam enam bab yang diuraikan seperti berikut: Bab I : Pendahuluan Membahas tentang permasalahan penelitian yang terdiri dari latar belakang, identifikasi dan rumusan masalah, lingkup penelitian yang meliputi tujuan, batasan, manfaat penelitian dan metodologi penulisan. Bab II : Kajian Pustaka, Kondisi dan Teori Melakukan kajian atas kondisi tenaga kerja konstruksi di bidang pekerjaan jalan. Melakukan kajian pustaka dan teori serta membandingkan refensi tentang ketenagakerjaan yang terkait dengan kinerja daya saing, sistem ketenagakerjaan konstruksi yang ada dan yang berlaku internasional. Bab III : Metode Penelitian Membuat kerangka berfikir dari peningkatan kinerja daya saing tenaga kerja konstruksi pekerjaan jalan, menetapkan research question, hipotesa penelitian, alur penelitian, model dasar penelitian. Penelitian akan dilengkapi dengan rencana pengumpulan data penelitian, rencana analisa, pemodelan dan simulasi penelitian, berikut rencana validasi hasil pemodelan penelitian Bab IV : Pelaksanaan Analisis Penelitian. Analisis penelitian akan terdiri atas analisis faktor dan variabel rendahnya kinerja daya saing tenaga kerja konstruksi pekerjaan jalan, analisis faktor dan variabel yang berpengaruh pada kinerja daya saing, analisis penyebab kinerja daya saing rendah, analisis peningkatan kinerja daya saing, analisis pemodelan, simulasi dan pola peningkatan kinerja daya saing, validasi hasil pemodelan, simulasi dan pola peningkatan kinerja daya saingnya. Peningkatan kinerja..., Suntana Sukma Djatnika, FT UI., 6 2008.

Bab V : Pembahasan Penelitian Pembahasan penelitian ini terdiri dari bagian yang memperlihatkan pola peningkatan kinerja daya saing, jawaban research question, pembuktian hipotesa penelitian, pola kebijakan peningkatan kinerja daya saing tenaga kerja konstruksi pekerjaan jalan. Bab VI : Kesimpulan dan Saran Penelitian Kesimpulan penelitian akan meliputi faktor dan variabel kinerja daya saing utama, faktor dan variabel yang berpengaruh pada kinerja daya saing utama, manfaat peningkatan kinerja daya saing, pola peningkatan kinerja daya saing. Saran penelitian akan ditujukan kepada peningkatan kinerja daya saing tenaga kerja konstruksi khususnya pada pekerjaan jalan serta pada tenaga kerja konstruksi pada umumnya. Peningkatan kinerja..., Suntana Sukma Djatnika, FT UI., 7 2008.