BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kajian tentang tindak tutur belum begitu banyak dilakukan oleh mahasiswa di

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Tindak tutur adalah bagian dari pragmatik yang digagasi oleh Austin

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Istilah dan teori tentang tindak tutur mula-mula diperkenalkan oleh J. L.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Perubahan itu berupa variasi-variasi bahasa yang dipakai sesuai

BAB II KAJIAN TEORI. keakuratan data. Teori-teori tersebut adalah teori pragmatik, aspek-aspek situasi

BAB I PENDAHULUAN. sekolah, sidang di pengadilan, seminar proposal dan sebagainya.

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Tindak tutur (speech art) merupakan unsur pragmatik yang melibatkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pragmatik pertama kali diperkenalkan oleh seorang filsuf yang bernama

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dapat dilakukan oleh manusia melalui bahasa. Chaer (2010:14)

BAB I PENDAHULUAN. sikap terhadap apa yang dituturkannya. kegiatan di dalam masyarakat. Bahasa tidak hanya dipandang sebagai gejala

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sarana bagi manusia untuk dapat berkomunikasi dan

BAB I PENDAHULUAN. ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi

BAB II KERANGKA TEORI. ini, yang berkaitan dengan: (1) pengertian pragmatik; (2) tindak tutur; (3) klasifikasi

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran penting bagi kehidupan manusia karena bahasa adalah milik

BAB I PENDAHULUAN. secara eksternal, yakni bagaimana satuan kebahasaan digunakan dalam

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan hasil penelitian sebagai

BAB I PENDAHULUAN. bersosialisasi mereka membentuk sebuah komunikasi yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan, mulai dari sarana untuk menyampaikan informasi, memberi perintah, meminta

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap manusia berkomunikasi menggunakan bahasa. Bahasa yang digunakan

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. (Alwi, dkk. 203:588). Sesuai dengan topik dalam tulisan ini digunakan beberapa

BAB I PENDAHULUAN. langsung antar penutur dan mitratutur. Penutur dan mitra tutur berintraksi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri di dunia ini, manusia

BAB I PENDAHULUAN. tindakan dan penyimpangan terhadap kaidah di dalam interaksi lingual itu.

BAB I PENDAHULUAN. mengekspresikan tulisanya baik lisan maupun tulisan dengan memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. kalimat. Objek dalam sebuah kalimat adalah tuturan. Suatu tuturan dapat dilihat

BAB I PENDAHULUAN. mendalam adalah pragmatik. Pragmatik merupakan ilmu yang mempelajari

BAB I PENDAHULUAN. Menurut pendapat Austin (1962) yang kemudian dikembangkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antarpesona dan memelihara hubungan sosial. Tujuan percakapan bukan

BAB I PENDAHULUAN. Film adalah media komunikasi yang bersifat audio visual untuk

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain. Mereka saling berinteraksi dengan orang di sekitarnya maupun

BAB I PENDAHULUAN. pokok di dalam pragmatik. Tindak tutur merupakan dasar bagi analisis topik-topik

BAB I PENDAHULUAN. lain, alat yang digunakan berkomunikasi tersebut adalah bahasa. Chaer

BAB I PENDAHULUAN. pertimbangan akal budi, tidak berdasarkan insting. dan sopan-santun non verbal. Sopan-santun verbal adalah sopan santun

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung. Penggunaan bahasa

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi sehari-hari, tetapi juga digunakan untuk pembuatan lagu-lagu yang

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. gejala sosial, yang dinyatakan dalam istilah atau kata (Malo, 1985:46). Untuk

BAB I PENDAHULUAN. situasi tutur. Hal ini sejalan dengan pendapat Yule (2006: 82) yang. menyatakan bahwa tindak tutur adalah tindakan-tindakan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk sosial manusia memerlukan alat komunikasi antar

BAB I PENDAHULUAN. terdapat dalam semua aktivitas kehidupan masyarakat disana. Variasi bahasa ini

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat adalah penerima informasi atau berita dari segala informasi

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan manusia, karena melalui bahasa manusia dapat saling berhubungan

Realisasi Tuturan dalam Wacana Pembuka Proses Belajar- Mengajar di Kalangan Guru Bahasa Indonesia yang Berlatar Belakang Budaya Jawa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Manusia menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan sesama.

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan meningkatnya aktivitas masyarakat dengan berbagai kegiatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. kaitannya dengan penelitian yang dilakukan. Kajian pustaka adalah langkah yang

BAB I PENDAHULUAN. (6) definisi operasional. Masing-masing dipaparkan sebagai berikut.

BAB III METODE PENELITIAN. Bagian ini menjelaskan langkah-langkah yang berkaitan dengan jenis

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berjalannya waktu, dunia perfilman telah mengalami perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. karena bahasa merupakan sistem suara, kata-kata serta pola yang digunakan oleh

ANALISIS TINDAK TUTUR DALAM BAHASA IKLAN KAMPANYE CALON ANGGOTA LEGISLATIF TAHUN 2014 DI BOYOLALI

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

Peluang: Pengembangan Pengajaran Tata Bahasa dalam Wacana

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah pemikiran rancangan suatu karya dasar yang ada diluar bahasa

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Peristiwa Tutur Peristiwa tutur (speech event) adalah terjadinya atau berlangsungnya interaksi

BAB 2 TINDAK TUTUR DAN SLOGAN IKLAN. Pandangan Austin (Cummings, 2007:8) tentang bahasa telah menimbulkan

TINDAK TUTUR REMAJA KOMPLEK PERUMAHAN UNAND. Sucy Kurnia Wati

BAB I PENDAHULUAN. yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari dibedakan menjadi dua sarana,

BAB I PENDAHULUAN. merupakan produk dari suatu kalimat dalam kondisi tertentu dan. wacana. Tindak tutur dapat pula disebut tindak ujar.

TINDAK TUTUR ILOKUSI TOKOH KAKEK DALAM FILM TANAH SURGA

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. percakapan tidak tertulis bahwa apa yang sedang dipertuturkan itu saling

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Debat adalah perbincangan antara beberapa orang yang. membahas suatu masalah dan masing-masing mengemukakan

BAB I PENDAHULUAN. penyampaian informasi baik secara lisan maupun tertulis.

BAB I PENDAHULUAN. dalam bertransaksi yaitu ada barang yang akan diperdagangkan, kesepakatan yang tidak dipaksa oleh pihak manapun.

BAB I PENDAHULUAN. hasil perkembangan ilmu dan teknologi tersebut. Iklan terdiri dari dua

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kebencian. Benci (a) ialah sangat tidak suka dan kebencian (n) ialah sifat-sifat benci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa tulis salah satu fungsinya adalah untuk berkomunikasi. Bahasa tulis dapat

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah: 1) rancangan atau buram surat, dsb; 2) ide atau pengertian

BAB I PENDAHULUAN. pikirannya. Baik diungkapkan dalam bentuk bahasa lisan maupun bahasa. informasi, gagasan, ide, pesan, maupun berita.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Persoalan tindak tutur (speech act) dalam wacana pertuturan telah banyak

SKRIPSI. Disusun sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan. Oleh Aditya Nugraha NIM

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain (KBBI,2007:588).

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa menjadi bagian penting dalam peristiwa komunikasi. Bahasa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Menurut Chaer (2007) tuturan dapat diekspresikan melalui dua

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. kuantitatif. Sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian yang telah

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. dalam penelitian ini. Hasil penelitian yang memiliki kaitan dengan penelitian ini,

BAB I PENDAHULUAN. merupakan media komunikasi massa yang membawa pesan yang berisi gagasan

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran penting dalam kehidupan manusia. Dengan bahasa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 2 IKHWAL PRAGMATIK, TINDAK TUTUR, PRINSIP KERJA SAMA, DAN IMPLIKATUR PERCAKAPAN

BAB I PENDAHULUAN. langsung. Hubungan langsung akan terjadi sebuah percakapan antarindividu

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi, sebab bahasa adalah alat komunikasi yang sangat penting,

BAB I PENDAHULUAN. Cara pengungkapan maksud dan tujuan berbeda-beda dalam peristiwa

II. LANDASAN TEORI. semantik atau ilmu makna. Dalam banyak hal penggambaran relasi-relasi dalam

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep yang digunakan dalam penelitian ini ada empat, yaitu tuturan,

BAB 2 PRAGMATIK DAN PROGRAM TV BERSAMA ROSSY. Para pakar pragmatik mendefinisikan istilah ini secara berbeda-beda. Yule

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa tidak pernah lepas dari kehidupan manusia sehari-hari. Setiap

BAB V PENUTUP. hasil evaluasi peneliti dari penelitian ini. menyimpulkan, yang pertama, jenis- jenis dan fungsi tindak tutur yang

BAB I PENDAHULUAN. sarana mengungkapkan ide, gagasan, pikiran realitas, dan sebagainya. dalam berkomunikasi. Penggunaan bahasa tulis dalam komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. gejala individual yang bersifat psikologis dan keberlangsungan ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. gagasan serta apa yang ada dalam pikirannya. Agar komunikasi dapat berlangsung

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Salah satu ciri penelitian kualitatif itu

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sebagai alat komunikasi mempunyai peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. terbantu oleh situasi tutur. Searle (dalam Wijana dan Rohmadi, 2009: 20)

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Penelitian yang Relevan Sebelumnya Kajian tentang tindak tutur belum begitu banyak dilakukan oleh mahasiswa di Universitas Negeri Gorontalo. Dari sekian banyak mahasiswa yang ada di jurusan Bahasa Indonesia ada salah satu yang mengkaji tentang tindak tutur bernama Siti Chairati Mbisa, dengan judul Tindak tutur ilokusi Bahasa Indonesia oleh Calo Angkutan Darat di Terminal Laino Kecamatan Bata Laiworu Kabupaten Muna Sulawesi Tenggara 2007, permasalahan yang diangkat dalam penelitian yang dilakukan oleh Siti Chairati yakni, bagaimana tindak tutur Bahasa Indonesia dan tindak tutur ilokusi oleh calo angkutan darat di Terminal Laino Kecamatan Bata Laiworu, Kabupaten Muna Sulawesi Tenggara secara umum? Dari hasil penelitian yang dilakukan Siti Chairati, didapatkan bahwa (1) disadari bahwa tindak tutur ilokusi terjadi karena terjadinya komunikasi antara dua arah yang berlawanan, dalam artian bahwa pihak calo angkutan darat menuturkan sesuatu dan pihak calon penumpang memberikan respon, (2) Dalam tindak tutur ilokusi komunikatif diklasifikasikan menjadi empat bagian. Keempat kalsifikasi ini juga masing-masing mempunyai bagian-bagian. Di dalam hasil penelitian akan dipaparkan bagian-bagian dari klasifikasi tersebut. Dari hasil penelitian bahwa di Terminal Laino Kecamatan Bata Laiworu, Kabupaten Muna Sulawesi Tenggara menggunakan keempat klasifikasi tersebut.

Selain penelitian yang dilakukan oleh Siti Chairati, I Nengah Sujati juga meneliti tentang tindak tutur. Dengan judul skripsinya Variasi Kalimat Tutur Dalam Bahasa Bali 2011. Permasalahan yang diangkat yakni (1) Bagaimana bentuk penyampaian variasi kalimat tutur dalam Bahasa Bali? (2) Bagaimana klasifikasi variasi kalimat tutur berdasarkan Kasta? (3) Bagaimana variasi kalimat tutur dalam bahasa Bali dilihat dari Kasta Agama Hindu? Hasil penelitian yang dilakukan oleh I Nengah Sujati didapatkan kesimpulan bahwa variasi kalimat tutur terjadi sesuai dengan konteks penggunaannya sehingga memiliki bentuk-bentuk penyampaian variasi kalimat tutur. Bentuk-bentuk penyampaian variasi kalimat tutur dalam bahasa Bali antara lain: (1) kalimat ajakan, (2) kalimat pertanyaan, (3) kalimat pernyataan, dan (4) kalimat seruan. Kajian relevan yang meneliti tentang tindak tutur pada penceramah agama sudah ada yang melakukan. Hal ini berdasarkan penelusuran internet yakni memaparkan penelitian tentang Bahasa Indonesia dalam tutur dakwah (kajian struktur kalimat dalam tutur dakwah KH. Zainuddin, M.Z, Skripsi oleh (Qurrotul Aini, 1993). Di samping itu, memaparkan penelitian tentang Fenomena Retorik dalam tutur dakwah (kajian bentuk dalam tutur dakwah KH. Zainuddin, M.Z, Skripsi oleh (Sa adiyah, 1996). Namun, dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Qurrotul Aini dan Sa adiyah tidak digambarkan hasil penelitiannya dalam internet sehingga peneliti tidak mengetahui letak perbedaannya.

Selain itu, dikemukakan juga dalam Skripsi oleh (Hariadi, 1997) memaparkan penelitian tentang Tindak Tutur Mahasiswa Malaysia Di Lingkungan Universitas Airlangga : Sebuah Analisis Sosiopragmatik. Pada skripsi ini digunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dengan menggabungkan dua kajian yakni sosiopragmatik. Hasil penelitian skripsinya berupa deskripsi mengenai tindak tutur lokusi, ilokusi, dan perlokusi pada ujaran yang dihasilkan oleh mahasiswa asing asal Malaysia. Berdasarkan penelitian di atas, terdapat kesamaan dengan penelitian peneliti yang berkenaan dengan tindak tutur. Pertama, penelitian oleh Siti Chairati Mbisa dan I Nengah Sujati, relevansi dengan penelitian ini adalah sama-sama mengkaji kalimatkalimat tuturan serta metode yang digunakan. Melihat hal tersebut, maka penelitian ini akan berbeda, terutama dari objek penelitian, dan permasalahan yang diangkat, sedangkan metode yang digunakan oleh Siti Chairati dan I Nengah Sujati adalah sama yaitu metode deskriftif kualitatif. Penggunan deskriptif kualitatif dimaksud untuk menggambarkan tentang keberadaan bahasa. Kedua, Penelitian oleh Qurrotul Aini dan Sa adiyah relevansi dengan penelitian ini adalah sama-sama mengkaji penceramah agama yakni Alm. KH. Zainuddin, M.Z. Melihat hal tersebut InsyaAllah akan berbeda, terutama pada permasalahan yang diangkat. Ketiga, Penelitian oleh Hariadi, relevansi dengan penelitian ini adalah sama-sama mengkaji tindak tutur serta metode yang digunakan yakni metode deskriftif. Perbedaanya yakni pada objek penelitian dan permasalahan yang diangkat.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa penelitian yang dilakukan oleh mereka dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti terdapat persamaan dan perbedaan. 2.2. Kajian Teori 2.2.1 Pengertian Tindak Tutur Menurut Searle (dalam Wijana, 2010: 195) Tindak tutur adalah produk atau hasil dari suatu kalimat dalam kondisi tertentu dan merupakan kesatuan terkecil dari komunikasi linguistik yang dapat berwujud pernyataan, perintah, tanya atau yang lainnya. Hal tersebut, senada dengan pendapat (Sudaryat, 2009: 139) bahwa Tindak tutur merupakan prilaku ujaran yang digunakan oleh pemakai bahasa sewaktu komunikasi berlangsung. Menurut Hymes (1972) yang dikutip oleh Pateda (2008: 46-47) menjelaskan bahwa komponen ujaran yang mempengaruhi prilaku berbahasa dapat disingkat menjadi SPEAKING. S ( setting and scene ); dimensi waktu dan tempat serta tafsiran terhadap situasi. P E A K ( participants); pembicara, pendengar, sumber, dan partisipasi lain. ( end purpose an goal); peristiwa bahasa dan tujuan partisipasi ( act sequences); bentuk dan pesan ( key tone or spirit of act); Nada suara dan ragam bahasa yang digunakan dalam menyampaikan pendapat. I ( instrumentalities); variasi bahasa dan alat untuk menyampaikan pendapat secara lisan atau tertulis

N ( norms of interaction and interpretation); Aturan interaksi dan aturanaturan menafsirkan G ( genres). Bentuk penyampaian Faktor- faktor yang disebut di atas dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok besar berdasarkan situasi, yakni: (1) hubungan antara faktor yang terlibat, (2) fokus pembicaraan, (3) lokasi, dan (4) alat. Telaah umum mengenai bagaimana caranya konteks mempengaruhi cara kita menafsirkan kalimat disebut pragmatik. Teori tindak ujar adalah bagian dari pragmatik, dan pragmatik itu sendiri merupakan bagian dari performansi linguistik. Pengetahuan mengenai dunia adalah bagian dari konteks, dan dengan demikian pragmatik mencakup bagaimana cara pemakai bahasa menerapkan pengetahuan dunia untuk menginterpretasikan ucapan-ucapan. Para pembicara kerap kali membuat asumsi-asumsi secara eksplisit mengenai dunia nyata dan rasa sesuatu ucapan dapat tergantung pada asumsi ini, yang oleh para linguis diistilahi dengan preposisi (perkiraan). Dalam setiap bahasa terdapat banyak kata dan ekspresi yang referensireferensi seluruhnya bersandar mengenal serta memahami situasi dan kondisi tersebut. Aspek pragmatik seperti ini disebut deiksis ( mencakup deiksis persona, deiksis kala, deiksis tempat). Bila kita meneliti deiksis dalam bahasa maka peranan pengetahuan pragmatik dalam upaya memahami makna ucapan yang sebenarnya jelas sangat membantu.

Urutan aksi atau tindak ujar berkaitan dengan sifat penggunaan kode bahasa, seperti: lisan dan tulisan, langsung dan tak langsung, transaksional dan interaksional. Tindak ujar transaksional secara lisan, berupa pidato, ceramah, tuturan, dakwah, dan deklamasi; secara tulisan berupa: instruksi, iklan, surat, cerita, esei, makalah, tesis, dan sebagainya. Sementara, tindak ujar interaksional secara lisan, berupa percakapan, tanya jawab, debat, diskusi; secara tulisan berupa polemik, surat menyurat antara dua orang. Urutan tindak ujar itu berbeda-beda. Sebuah pidato, misalnya, percakapannya mempunyai kultur sapaan, salam, introduksi, isi, dan penutup. Urutan tindak ujar yang lebih umum ialah pendahuluan, isi, dan penutup. Secara pragmatis, urutan tindak ujar memiliki tiga jenis, yakni: tindak lokusi, tindak ilokusi, dan tindak perlokusi, (Austin, 1962). 2.2.2 Tindak Tutur Lokusi Tindak tutur lokusi adalah tindak tutur yang dimaksudkan untuk menyampaikan sesuatu/informasi yang disampaikan oleh penutur/penulis kepada lawan tutur/pembaca tanpa tendensi untuk melakukan sesuatu, apalagi untuk mempengaruhi lawan tuturnya (Wijana, 2010: 209). Tindak sebutan atau lokusi ialah melakukan tindakan untuk menyatakan sesuatu. Misalnya, Pembicara mengatakan kepada penyimak bahwa X ( kata-kata tertentu yang diucapkan dengan perasaan, makna, dan acuan tertentu). Tindak lokusi merupakan pengiriman pesan yang berupa praucap, ( Sudaryat, 2009: 137)

2.2.3 Tindak Tutur Ilokusi Tindak tutur ilokusi adalah tindak tutur yang selain berfungsi untuk menyatakan sesuatu juga berfungsi untuk melakukan sesuatu. Dalam tindak tutur ini berarti satu tuturan mengandung dua maksud yaitu menginformasikan dan menyuruh melakukan sesuatu. Untuk mengidentifikasi tindak tutur ilokusi peranan konteks sangat diperlukan (Wijana, 2010: 210) Tindak pernyataan atau ilokusi ialah melakukan sutu tindakan dalam mengatakan sesuatu. Misalnya Dengan mengatakan X, pembicara mengatakan bahwa P. Tindak ilokusi merupakan pengiriman wacana yang berupa komunikasi antarpribadi (pengucapan-penyimakan), seperti: membuat pernyataan, pertanyaan, dan perintah, (Sudaryat, 2009: 137). Tindak tutur untuk menginformasikan sesuatu dan juga melakukan sesuatu sejauh situasi tuturnya dipertimbangkan secara seksama. Bila hal ini terjadi, tindak tutur yang terbentuk adalah tindak ilokusi. Dewa (2010: 210) menjelaskan bahwa tindak ilokusi sangat sukar diidentifikasi karena terlebih dahulu harus mempertimbangkan siapa penutur dan lawan tutur, kapan dan dimana tindak tutur itu terjadi dan sebagainya. Dengan demikian tindak ilokusi merupakan bagian sentral untuk memahami tindak tutur.

Dalam memerikan kaidah-kaidah bagi tindak ilokusi, pakar kawakan Searle (Tarigan, 1990: 111) beranggapan bahwa hanya kondisi-kondisi masukan dan keluaran yang normal sajalah yang akan berhasil, yaitu bahwa pembicara dan penyimak berbicara dengan bahasa yang sama, bahwa penyimak tidak tuli dan pekak; beliau juga beranggapan bahwa pembicara dan penyimak beroperasi dengan kondisi yang sama bagi penafsiran-penafsiran tindak-tindak ilokusi. Kita pun dapat juga membuat asumsi-asumsi yang sama, dan mengatakan bahwa kecuali kalau kondisikondisi tersebut berlaku, maka jelas tindak ilokusi tidak akan terselenggara dengan baik (Tarigan, 1990: 111). 2.2.4 Tindak Tutur Perlokusi Tindak tutur perlokusi adalah tindak tutur yang pengutaraannya dimaksudkan untuk mempengaruhi lawan tuturnya/pembaca. Dalam tindak perlokusi ini yang terpenting adalah daya pengaruh/efek tindak ujaran penulis kepada pembaca (Wijana, 2010: 212-213). Tindak hasilan atau perlokusi ialah melakukan suatu tindakan dengan mengatakan sesuatu. Tindak perlokusi menunjuk pada orang yang dituju dan dapat digambarkan dalam bentuk verba, seperti: mendorong penyimak mempelajari sesuatu, meyakinkan, menipu, membohongi, mengajurkan, membesarkan hati, menjengkelkan, mengganggu, mendongkolkan, menakuti, memikat, menawan, menghibur, mengilhami, mempengaruhi, dan membingungkan, Leech (dalam Sudaryat, 2009:137).

Menurut Leech yang dikutip dalam buku Sudaryat (2009: 137-138) adalah jenis verba tindak tutur sebagai berikut. 1) Verba Tindak Ujar. a) Lokusi; memerikan dan mendeskripsikan b) Ilokusi; kalimat asertif (mendorong dan melapor), kalimat direktif (mendorong, dan menyuruh), kalimat komisif (menawarkan dan menjanjikan), kalimat ekspresi (memaafkan dan mengucapkan), dan kalimat rogatif (meragukan dan menanyakan). c) Perlokusi; meyakinkan. 2) Verba Psikologis a) Lokusi; kognitif ( mengklasifikasi) b) Ilokusi; kreditif (menganggap dan mempercayai), volisional (memaksudkan), atitudinal (mengampuni dan berterima kasih), dubiatif (ingin tahu dan menakjubkan). c) Perlokusi; kausatif (memikat dan menawan).