BAB 2 PRAGMATIK DAN PROGRAM TV BERSAMA ROSSY. Para pakar pragmatik mendefinisikan istilah ini secara berbeda-beda. Yule
|
|
- Doddy Atmadjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB 2 PRAGMATIK DAN PROGRAM TV BERSAMA ROSSY 2.1 Pragmatik Para pakar pragmatik mendefinisikan istilah ini secara berbeda-beda. Yule (1996) dalam Makyun Subuki ( misalnya, menyebutkan empat definisi pragmatik, yaitu (1) bidang yang mengkaji makna pembicara; (2) bidang yang mengkaji makna menurut konteksnya; (3) bidang yang melebihi kajian tentang makna yang diujarkan, mengkaji makna yang dikomunikasikan atau terkomunikasikan oleh pembicara; dan (4) bidang yang mengkaji bentuk ekspresi menurut jarak sosial yang membatasi partisipan yang terlibat dalam percakapan tertentu. Pragmatik adalah cabang ilmu bahasa yang mempelajari struktur bahasa secara eksternal, yakni bagaimana kesatuan kebahasaan itu digunakan dalam berkomunikasi. Ilmu pragmatik sesungguhnya mengkaji penutur di dalam konteks dan lingkungan sosial tertentu, makna yang dikaji pun bersifat terikat konteks. Pragmatik mengkaji bahasa untuk memahami maksud penutur (Wijana, 1996:1). Sementara itu Morris (1938) (dalam Tarigan 2009:30) mengemukakan pendapatnya bahwa pragmatik adalah telaah mengenai hubungan tanda-tanda dengan para penafsir. Teori pragmatik menjelaskan alasan atau pemikiran para pembicara dalam menyusun korelasi dalam suatu konteks sebuah tanda kalimat dengan suatu proposisi (rencana atau masalah). Dalam hal ini teori pragmatik merupakan bagian dari 10
2 11 performansi. Thomas (1995: 2) menyebutkan dua kecenderungan dalam pragmatik terbagi menjadi dua bagian, pertama, dengan menggunakan sudut pandang sosial, menghubungkan pragmatik dengan makna pembicara (speaker meaning); dan kedua, dengan menggunakan sudut pandang kognitif, menghubungkan pragmatik dengan interpretasi ujaran (utterance interpretation). Selanjutnya Thomas (1995: 22), dengan mengandaikan bahwa pemaknaan merupakan proses dinamis yang melibatkan negosiasi antara pembicara dan pendengar serta antara konteks ujaran (fisik, sosial, dan linguistik) dan makna potensial yang mungkin dari sebuah ujaran, mendefinisikan pragmatik sebagai bidang yang mengkaji makna dalam interaksi (meaning in interaction). Leech 1983 (dalam Gunarwan 2004: 2) melihat pragmatik sebagai bidang kajian dalam linguistik yang mempunyai kaitan dengan semantik. Keterkaitan ini ia sebut semantisisme, yaitu melihat pragmatik sebagai bagian dari semantik; pragmatisisme, yaitu melihat semantik sebagai bagian dari pragmatik; dan komplementarisme, atau melihat semantik dan pragmatik sebagai dua bidang yang saling melengkapi. 2.2 Tindak Tutur (Speech Act) Searle dalam bukunya Speech Acts: An Essay in The Philosophy of Language (1969: 23-24) sebagaimana dikutip oleh Wijana (2009: 20-24) mengemukakan bahwa secara pragmatis ada tiga jenis tindakan yang dapat diwujudkan oleh seorang penutur,
3 12 yakni tindak lokusi (locutionary act), tindak ilokusi (illocutionary act), dan tindak perlokusi (perlocutionary act). 1). Tindak Lokusi (locutionary act) adalah tindak tutur untuk menyatakan sesuatu.tindak tutur itu disebut The Act of Saying Something. Sebagai contoh dalam kalimat berikut: 02) Sapi adalah bintang menyusui. 03) Motor termasuk kendaraan beroda dua. Kalimat (02) dan (03) diutarakan penuturnya semata-mata untuk menginformasikan sesuatu tanpa melakukan sesuatu, apalagi untuk mempengaruhi lawan tuturnya. Informasi yang dituturkan adalah termasuk jenis binatang apa sapi itu, dan motor termasuk jenis kendaraan beroda berapa. Bila diamati secara seksama konsep lokusi itu adalah konsep yang berkaitan dengan proposisi kalimat. Kalimat atau tuturan dalam hal ini dipandang sebagai suatu satuan yang terdiri dari dua unsure yaitu subjek/objek dan predikat (Nababan, 1987:4) 2). Tindak Ilokusi (illocutionary act) adalah sebuah tuturan selain berfungsi untuk mengatakan atau menginformasikan sesuatu, dapat juga dipergunakan untuk melakukan sesuatu. Tindak ilokusi disebut sebagai The Act of Doing Something. Terlihat pada kalimat berikut: 04) Saya tidak dapat datang 05) Ada anjing gila.
4 13 Kalimat (04) bila diutarkan seorang kepada temannya yang baru saja merayakan ulang tahun, tidak hanya berfungsi untuk menyatakan sesuatu, tetapi untuk melakukan sesuatu yakni meminta maaf. Informasi ketidakhadiran penutur dalam hal ini kurang penting karena besar kemungkinan lawan tutur sudah mengetahui hal itu. kalimat (05) yang biasa ditemui di depan rumah pemilik anjing tidak hanya berfungsi untuk membawa informasi tetapi untuk member peringatan. Akan tetapi, bila diajukan kepada pencuri, tuturan itu mungkin pula diutarakan untuk menakut-nakuti. 3). Tindak Perlokusi (perlocutionary act) adalah sebuah tuturan yang diutarakan oleh seseorang seringkali mempunyai daya pengaruh atau efek bagi yang mendengarkannya. efek atau daya pengaruh itu dapat secara sengaja atau tidak sengaja dikreasikan oleh penuturnya. Tindak perlokusi disebut The Act of Affecting Someone. Perhatikan kalimat di bawah ini: (06) Rumahnya jauh (07) Kemarin saya sangat sibuk. Bila kalimat (06) diutarakan oleh seorang kepada ketua perkumpulan, maka ilokusinya secara tidak langsung menginformasikan bahwa orang yang dibicarakan tidak dapat terlalu aktif di dalam organisasinya. Adapun efek perlokusi yang mungkin diharapkan agar ketua tidak terlalu banyak memberikan tugas kepadanya. Bila kalimat (07) diutarakan seseorang yang tidak dapat menghadiri undangan rapat kepada orang yang mengundangnya, kalimat ini
5 14 merupakan tindak ilokusi untuk memohon maaf, dan perlokusi (efek) yang diharapkan adalah orang yang menguundang dapat memakluminya. Dalam perkembangannya, Searle 1979 (dalam Tarigan 2009:42) mengklasifikasikan tindak tutur ilokusi berdasarkan berbagai kriteria. Secara garis besar pembagian Searle adalah sebagai berikut. 1) Asertif (assertive): bentuk tutur yang mengikat penutur pada kebenaran proposisi yang diekspresikan, misalnya menyatakan, menyarankan, memberitahukan, membanggakan, mengeluh, menuntut dan melaporkan; 2) Direktif (directives): dimaksudkan untuk menimbulkan beberapa efek melalui tindakan sang penyimak ; misalnya, memesan, memerintahkan, memohon, meminta, menyarankan, menganjurkan, dan memberi nasihat. 3) Komisif (Commissives): melibatkan pembicara pada beberapa tindakan yang akan datang misalnya, menjanjikan, menawarkan, bersumpah, memanjatkan (doa). Jenis ilokusi ini cenderung berfungsi menyenangkan daripada kompetitif, dilaksanakan justru lebih memenuhi minat seseorang daripada sang pembicara; 4) Ekspresif (Expressive): fungsi ilokusi ini ialah mengungkap atau mengutarakan sikap psikologis sang pembicara menuju suatu pernyataan yang diperkirakan oleh ilokusi, misalnya: mengucapkan terima kasih, mengucapkan selamat, memberi maaf, mengecam, memuji, mengucapkan belasungkawa, memaafkan, mengampuni, menyalahkan; 5) Deklarasi (Declaration): ilokusi yang bila performansinya berhasil akan menyebabkan korespondensi yang baik antara isi proposisional dengan realitas,
6 15 misalnya: memecat, membebaskan, membaptis, mengangkat, menunjuk, memberi nama, menjatuhkan hukuman, mengucilkan/ membuang, menentukan, menvonis; Jenis tindak tutur ilokusi di atas terkait dengan pertanyaan yang digunakan Rossi. Sack dalam Rofi uddin (1994:1) menyatakan bahwa pertanyaan merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk mengelola percakapan dalam interaksi sosial, yakni untuk menjaga, mengalokasikan/ membuka/ menutup topik dalam keseluruhan percakapan. Pertanyaan juga digunakan untuk memperbaiki percakapan, memodifikasi ujaran dalam rangka mengekspresikan maksud atau kepentingan pemakaian pertanyaan dipandang sebagai subsistem dari sistem pemakaian bahasa. Penggunaan pertanyaan melibatkan beberapa komponen, diantaranya komponen respons, komponen penanya, komponen perespons, dan komponen konteks. Hubungan antar komponen pemakaian ini bersifat integral, dalam arti saling terkait antara satu komponen lainnya. Pertanyaan dipandang sebagai salah satu unit terkecil kegiatan interaksi yang memiliki ciri-ciri sintaksis seperti: berdistribusi tanya, berstruktur tanya. Secara sistematis pertanyaan merupakan ujaran yang proposisinya berupa permintaan informasi atau permintaan konfirmasi dan secara pragmatis, pertanyaan merupakan salah satu bentuk ujaran yang digunakan untuk meminta informasi, menyampaikan informasi, memerintah, membuka percakapan.
7 Fungsi Pertanyaan Menurut Maggio dalam bukunya Sukses Berbicara dengan sapa saja (2006:55) hal pokok dalam melakukan wawancara/ percakapan adalah pertanyaan karena dari pertanyaan memungkinkan pembicara mencari tahu mengenai orang lain, mempertahankan akar pembicaraan, dan menunjukkan ketertarikan terhadap apa yang dikatakan oleh lawan bicara. Pertanyaan juga bisa menambah suatu pembicaraan, mengklasifikasi apa yang tidak anda pahami, dan menunjukkan keterbukan serta rasa ingin tahu anda Jenis-Jenis Pertanyaan Menurut Semi (1995) sebagaimana dikutip oleh Sumadiria (2006: ). Pertanyaan yang diajukan wawancara terdiri atas berbagai bentuk yaitu (1) pertanyaan terbuka, (2) pertanyaan hipotekik terbuka, (3) pertanyaan langsung, (4) pertanyaan tertutup, (5) pertanyaan beban, (6) pertanyaan terpimpin, dan (7) pertanyaan orang ketiga. Untuk lebih jelasnya akn dipaparkan sebagai berikut: 1) Pertanyaan terbuka adalah pertanyaan yang menghendaki jawaban yang luas dan bebas. Luas dan bebas artinya penjawab dapat menentukan sendiri bagaimana bentuk jawaban dan sepanjang apa jawaban itu hendak diberikan. Biasanya dengan pertanyaan terbuka ini penjawab lebih santai tetapi kadang-kadang juga dapat membuat penjawab kelabakan hendak memulai jawaban dari mana. Contoh : Bagaimana rencana saudara setelah ditunjuk menjadi Dirjen Pendidikan Tinggi.
8 17 2) Pertanyaan hipotekik terbuka adalah penanya dapat membuat pertanyaan lebih luas dengan memberikan beberapa keterangan untuk menyesuaikan dengan situasi wawancara. Contoh : Tadi Saudara jelaskan bahwa Saudara tidak tahu menahu tentang penyelewengan yang dilakukan oleh bawahan Saudara ini sudah ada. Apakah ada hambatan dalam pelaksanaannya? 3) Pertanyaan langsung adalah pertanyaan yang menghendaki jawaban singkat dan terkadang dapat dijawab dengan ya atau tidak. Pertanyaan langsung ini berharga karena dapat langsung mengendalikan penjawab untuk memberikan jawaban singkat. Contoh : Apakah Saudara ikut dalam rombongan presiden ke Cina yang baru lalu? 4) Pertanyaan tertutup adalah pertanyaan yang membatasi ruang gerak penjawab, bahkan kemungkinan jawaban telah tersedia. Penjawab tinggal menentukan salah satu pilihan jawaban itu. Kekuatan pertanyaan semacam ini, jawaban mudah dipahami, dapat menghemat waktu. Contoh : Bagaimana ukuran perusahaan yang sedang Saudara pimpin sekarang, perusahaan besar, menengah, atau kecil? 5) Pertanyaan beban adalah pertanyaan yang menimbulkan beban berat bagi penjawab disebabkan tidak ada jawaban yang benar, tetapi menuntut jawaban emosional. Contoh : Kalau bendungan raksasa yang direncanakan gagal, apakah Anda akan mengundurkan diri dari Dirjen Pengairan? 6) Pertanyaan terpimpin adalah pertanyaan yang diikuti dengan arahan jawaban. Contoh : Saya melihat di daerah ini banyak sekali industry kecil yang
9 18 mempunyai semangat kerja yang tinggi. Bagaimana dan dalam bentuk apa Anda dapat memberikan bantuan kepada mereka? 7) Pertanyaan orang ketiga adalah isi pertanyaan yang diajukan seolah-olah merupakan pertanyaan yang datang dari orang ketiga dan jawabannya pun sepertinya untuk orang ketiga. Contoh : Beberapa pemimpin mahasiswa menginginkan adanya kebebasan berbicara di kampus ini. Menurut mereka, selama Anda menjadi Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan, kebebasan berbicara itu banyak dikekang. Tanggapan Anda? Teknik Wawancara Berita Newsom dan Wollert dalam Media Writing, News for The Mass Media (1985) sebagaimana dikutip oleh Sumadiria (2006: ) yang menyatakan bahwa wawancara berita (news interview) adalah kegiatan tanya jawab yang dilakukan reporter atau wartawan dengan narasumber untuk memperoleh informasi menarik dan penting itu, kemudian diolah untuk dijadikan berita. Dengan wawancara, reporter atau wartawan akan menggali informasi sebanyak dan sedalam mungkin dari narasumber. Untuk memberikan kesan yang baik dalam mewawancarai seseorang, diperlukan adanya teknik mewawancarai yaitu diperlukan pengetahuan serta kemampuan dasar dari reporter atau wartawan dalam proses wawancara, memahami maksud dan tujuan wawancara, menguasai topik dan materi serta dapat menata dengan baik organisasi wawancara (kapan, dimana, dan dalam situasi apa sebaiknya wawancara dilakukan). Wawancara yang baik, menurut Jonathan (dalam Mirza,
10 :86-88) harus memenuhi delapan persyaratan: (a) mempunyai tujuan yang jelas, (b) efisien, (c) menyenangkan, (d) mengandalkan persiapan dan riset awal, (e) melibatkan kepentingan khalayak, (f) menimbulkan spontanitas, (g) pewawancara berfungsi sebagai pengendali, (h) mampu mengembangkan logika. 2.4 Aspek-Aspek Situasi Tutur Leech (1983) sebagaimana dikutip oleh Tarigan (2009: 32-34) membagi aspek situasi tutur atas lima bagian yaitu: (1) penulis dan penyimak (2) konteks ujaran, (3) tujuan tuturan, (4) tindak ilokusi (5) ucapan sebagai produk tindak verbal. Aspekaspek tersebut antara lain: Penulis dan Penyimak Dalam setiap situasi ujaran harus ada pihak pembicara (penulis) dan pihak penyimak (pembaca). Keterangan ini mengandung implikasi bahwa pragmatik tidak hanya terbatas pada bahasa lisan, tetapi mencakup bahasa tulis. Untuk memudahkan pembicara selanjutnya pembicara (penulis) kita singkat menjadi Pa dan penyimak (pembicara) menjadi Pk Konteks Ujaran Kata konteks dapat diartikan dengan berbagai cara misalnya kita memasukkan aspek-aspek yang sesuai atau relevan mengenai latar fisik dan sosial suatu ucapan. Konteks diartikan sebagai latar belakang pengetahuan yang diperkirakan dimiliki dan
11 20 disetujui bersama oleh pembicara (Pa) dan penyimak (Pk) terhadap apa yang dimaksud pembicara dengan ucapan Tujuan Ujaran Setiap situasi ujaran atau ucapan tentu mengandung maksud dan tujuan tertentu. Dengan kata lain, kedua belah pihak yaitu Pa dan Pk terlibat dalam suatu kegiatan yang berorientasi pada tujuan tertentu Tindak Ilokusi Bila tata bahasa menggarap kesatuan-kesatuan statis yang abstrak seperti kalimat-kalimat (sintaksis) dan proposisi-proposisi (semantik), maka pragmatik menggarap tindak-tindak verbal atau performansi-performansi yang berlangsung di dalam situasi-situasi khusus dalam waktu tertentu. Dalam hal ini, pragmatik menggarap bahasa dalam tingkatan yang lebih konkret daripada tata bahasa. Singkatnya ucapan dianggap sebagai suatu bentuk kegiatan atau suatu tindak ujar. Dengan demikian suatu ucapan merupakan suatu contoh kalimat Ucapan sebagai produk tindak verbal Ada pengertian lain dari kata ucapan yang dapat dipakai dalam pragmatik, yaitu mengacu pada produk tindak verbal, bukan hanya pada tindak verbal itu sendiri. Sebagai contoh Dapatkah anda tenang sedikit diucapkan dengan intonasi yang
12 21 sopan dan hormat, dapat diartikan sebagi suatu kalimat atau sebagai suatu pernyataan, ataupun sebagai suatu permintaan. Dengan demikian suatu ucapan contoh kalimat atau suatu bukti kalimat. Dalam pengertian yang kedua ini, ucapan merupakan unsur yang maknanya di telaah dalam pragmatik. hasil suatu tindakan. Sesungguhnya secara tepat pragmatik adalah ilmu yang menelaah ilmu ucapan, dan semantik yang menelaah makna kalimat. 2.5 Tindak Tutur Langsung dan Tindak Tutur Tidak langsung Wijana (2009:28-30) menyatakan secara formal berdasarkan modusnya, kalimat dibedakan menjadi kalimat berita (deklaratif), kalimat tanya (interogatif), dan kalimat perintah (imperatif). Secara konvensional kalimat berita digunakan untuk memberikan suatu informasi, kalimat tanya untuk menanyakan sesuatu, dan kalimat perintah untuk menyatakan perintah, ajakan, permintaan atau permohonan. bila kalimat berita difungsikan secara konvensional untuk mengatakan sesuatu, kalimat Tanya untuk bertanya, dan kalimat perintah untuk menyuruh, mengajak, dan memohon. Tindak tutur yang terbentuk adalah tindak tutur langsung (direct speech act). Seperti dalam tuturan berikut. (12) Roni membeli gitar listrik baru (13) Bersihkan lemari ini! Di samping itu untuk berbicara secara sopan, perintah dapat diutarakan dengan kalimat berita atau kalimat tanya agar orang yang diperintah tidak merasa diperintah. Bila hal ini terjadi, maka akan terbentuk tindak tutur tidak langsung
13 22 (indirect speech act). Tuturan yang diutarakan secara langsung biasanya tidak dapat dijawab secara langsung, tetapi harus segera dilaksankan maksud yang terimpliksi di dalamnya. Terlihat dari kalimat berikut. (14) Di mana bukunya? (15) Dompetku ketinggalan. Kalimat (14) bila diucapkan seorang kakak kepada adik yang sedang mencari buku yang akan dipinjam kepadanya, dimaksudkan untuk menanyakan di mana letak buku tersebut, tetapi secara tidak langsung memerintah sang adik untuk mengambil buku tersebut. 2.6 Respons Narasumber Teori mengenai respons narasumber terkait pada pemahaman bahwa di dalam komunikasi seorang penutur mengartikulasikan ujaran dengan maksud untuk mengkomunikasikan sesuatu kepada lawan bicara, dan berusaha untuk membuat lawan bicaranya dapat memahami apa yang hendak dikomunikasikan itu. Maka penutur selalu berusaha agar tuturannya selalu relevan dengan konteks, jelas, mudah dipahami dan selalu pada persoalan. Jadi dapat diasumsikan ada prinsip kerja sama yang harus dilakukan pembicara dan lawan bicara agar proses komunikasi itu berjalan lancar. Dalam prinsip kerja sama ada empat kategori maksim yang berbeda yaitu : 1) Maksim Kuantitas: berilah jumlah informasi yang tepat, yakni: a) Buatlah sumbangan anda seinformatif mungkin.
14 23 b) Jangan membuat sumbangan anda lebih informatif daripada yang diinginkan. 2) Maksim kualitas : cobalah membuat sumbangan atau kontribusi anda merupakan suatu yang benar, seperti: a) Jangan katakan apa yang anda yakini salah. b) Jangan katakan apa yang anda tidak tahu persis.. 3) Maksim Relasi : jagalah kerelevansian. 4) Maksim cara : tajamkanlah pikiran; yakni : a) Hindarilah ketidakjelasan ekpresi. b) Hindarilah ketaksaan (ambiguitas). c) Berilah laporan singkat (hindarilah laporan yang bertele-tele). d) Tertib dan rapilah selalu. Sack dalam Rofi uddin (1994:3) memandang respons sebagai tindak (verbal/ non verbal) yang mengikuti pertanyaan. Respons dalam Bahasa Indonesia dibedakan menjadi 2 macam yaitu respons verbal dan respons non verbal. Respons verbal dapat berupa kalimat atau rangkaian kalimat. Respons non verbal dapat berupa sikap diam, tindakan, tawa atau senyum dan isyarat. Kedua jenis respons ini pada dasarnya dapat mengikuti semua jenis pertanyaan. 2.7 Prinsip Kerja Sama Grice (1975) sebagaimana dikutip oleh Wijana (2009: 42-49) mengemukakan bahwa dalam rangka melaksankan prinsip kerja sama, setiap penutur harus mematuhi
15 24 4 maksim percakapan (conversational maxim), yakni maksim kuantitas (maxim of quantity), maksim kualitas (maxim of quality), maksim relevansi (maxim of relevance), dan maksim pelaksanaan (maksim of manner) Maksim Kuantitas Maksim kuantitas menghendaki setiap peserta pertuturan memberikan kontribusi yang secukupnya atau sebanyak yang dibutuhkan oleh lawan bicaranya. Seperti ujaran pada kalimat (100) dan (101) berikut ini. (100) Coba ceritakan siapa kamu! + Nama saya Ani. (101) + Coba ceritakan siapa kamu. - Nama saya Ani, rumah saya di Klaten, tepatnya di Pedan. Saya belum bekerja, sekarang saya masih mencari pekerjaan. Saya anak bungsu dari lima bersaudara. Saya pernah kuliah di UGM, tetapi karena tidak ada biaya saya berhenti kuliah. Bila (100) dan (101) dibandingkan, terlihat (-) dalam (100) bersifat kooperatif, sedangkan (-) dalam (101) memberikan kontribusi yang secara kuantitas memadai, atau mencukupi pada setiap tahapan komunikasi. Sementara itu, peserta pertuturan (-) dalam (101) tidak kooperatif karena memberikan kontribusi yang berlebih-lebihan.
16 Maksim kualitas Maksim Kualitas ini mewajibkan setiap peserta percakapan hendaknya didasarkan pada bukti-bukti yang memadai. Untuk itu dapat diperhatikan wacana (103) di bawah ini. Guru : Coba kamu Andi, apa itu kota Bali? Andi : Surabaya, pak guru. Guru : Bagus, kalau begitu ibu kota Jawa Timur, Denpasar ya? Dalam wacana (103) di atas tampak guru memberikan kontribusi yang melanggar maksim kualitas. Guru mengatakan ibu kota Jawa Timur adalah Denpasar bukannya Surabaya. Jawaban yang tidak mengindahkan maksim kualitas ini diutarakan sebagai reaksi terhadap jawaban Andi yang salah atau dengan jawaban ini sang murid (Andi) sebagai individu yang memiliki kompetensi komunikatif Maksim Relevansi Maksim relevansi mengharuskan setiap peserta percakapan memberikan kontribusi yang relevan dengan masalah pembicaraan. Perhatikan tuturan (104) dan (105) berikut ini. (104) + Ani, ada telepon untuk kamu. - Saya lagi di belakang, Bu. (105) + Pukul berapa sekarang, Bu. - Tukang Koran baru lewat.
17 26 Jawaban (-) pada (104) dan (105) di atas sepintas tidak berhubungan, tetapi bila dicermati, hubungan implikasinya dapat diterangkan. Jawaban (-) pada (104) mengimplikasikan bahwa saat itu ia tidak dapat menerima telepon itu secara langsung. Ia secara tidak langsung menyuruh atau meminta tolong agar ibunya menerima telepon itu. demikian pula kontribusi (-) pada (104) memang tidak secara eksplisit menjawab pertanyaan (+), akan tetapi denan memperhatikan kebiasaan tukang Koran mengantarkan surat kabar kepada mereka, tokoh (+) dalam (104) dapat membuat inferensi pukul berapa ketika itu. Fenomena (103) dan (104) mengisyaratkan bahwa kontribusi peserta tindak ucap relevansinya tidak selalu terletak pada makna ujarannya, tetapi memungkinkan pula pada apa yang di implikasikan ujaran itu Maksim pelaksanaan Maksim pelaksanaan mengharuskan setiap peserta percakapan berbicara secara langsung, tidak kabur, tidak taksa, dan tidak berlebih-lebihan serta runtut. Dalam maksim ini seorang penutur juga diharuskan menafsirkan kata-kata yang digunakan oleh lawan bicaranya secara taksa berdasarkan konteks-konteks pemakainnya. Dalam maksim ini seorang penutur juga diharuskan menafsirkan kata-kata yang digunakan oleh lawan bicaranya secara taksa berdasarkan kata-kata yang digunakan oleh lawan bicaranya secara taksa berdasarkan konteks-konteks pemakaiannya. Hal ini didasari prinsip bahwa ketaksaan tidak akan muncul bila kerja
18 27 sama antara peserta tindak tutur selalu dilandasi oleh pengamatan yang seksama terhadap kriteria pragmatik yang digariskan oleh Leech dengan konsep situasi tuturnya. Situasi pertuturan yang wajar akan terlihat, berbeda dengan wacana (119) dan (120) berikut ini tidak akan ditemui: (106) + Masak Peru ibu kotanya Lima banyak amat. - Bukan jumlahnya, tetapi namanya. (107) + Saya ini pemain gitar solo - Kebetulan saya orang Solo. Coba hibur saya dengan lagu-lagu daerah Solo. Bila konteks pemakaian dicermati kata Lima yang diucapkan pada kalimat (106) tidak mungkin ditafsirkan atau diberi makna nama bilangan, dan Solo yang bermakna tunggal ditafsirkan nama kota Jawa Tengah, karena di dalam pragmatic konsep ketaksaan (Ambiguity) tidak dikenal.
BAB II KERANGKA TEORI. ini, yang berkaitan dengan: (1) pengertian pragmatik; (2) tindak tutur; (3) klasifikasi
BAB II KERANGKA TEORI Kerangka teori ini berisi tentang teori yang akan digunakan dalam penelitian ini, yang berkaitan dengan: (1) pengertian pragmatik; (2) tindak tutur; (3) klasifikasi tindak tutur;
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. dalam penelitian ini. Hasil penelitian yang memiliki kaitan dengan penelitian ini,
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI 2.1 Kajian Pustaka Berikut beberapa penelitian yang dapat menjadi acuan dan perbandingan dalam penelitian ini. Hasil penelitian yang memiliki kaitan dengan
Lebih terperinciBAB 2 IKHWAL PRAGMATIK, TINDAK TUTUR, PRINSIP KERJA SAMA, DAN IMPLIKATUR PERCAKAPAN
12 BAB 2 IKHWAL PRAGMATIK, TINDAK TUTUR, PRINSIP KERJA SAMA, DAN IMPLIKATUR PERCAKAPAN Pada bab ini peneliti menguraikan beberapa landasan teori yang akan diperlukan untuk menganalisis data sesuai dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. interaksi antarpesona dan memelihara hubungan sosial. Tujuan percakapan bukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan berbicara menduduki posisi penting dalam kehidupan manusia. Sebagai makhluk sosial, manusia melakukan percakapan untuk membentuk interaksi antarpesona
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Tindak tutur adalah bagian dari pragmatik yang digagasi oleh Austin
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep 2.1.1 Tindak Tutur Tindak tutur adalah bagian dari pragmatik yang digagasi oleh Austin (1962) dengan mengemukakan pendapat bahwa pada dasarnya
Lebih terperinciII. LANDASAN TEORI. Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang. Cabang-cabang
II. LANDASAN TEORI 2.1 Pragmatik Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang. Cabang-cabang itu salah satunya yaitu tentang pragmatik. Pragmatik adalah cabang ilmu bahasa yang mempelajari
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peranan penting dalam berkomunikasi yaitu untuk
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki peranan penting dalam berkomunikasi yaitu untuk memudahkan makhluk hidup berinteraksi antara satu dengan yang lainnya. Berdasarkan penyampaiannya, komunikasi
Lebih terperinciTINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA FILM MIMPI SEJUTA DOLAR KARYA ALBERTHIENE ENDAH. Suci Muliana Universitas Sebelas Maret (UNS)
TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA FILM MIMPI SEJUTA DOLAR KARYA ALBERTHIENE ENDAH Suci Muliana Universitas Sebelas Maret (UNS) sucimuliana41@yahoo.com Abstrak Penelitian yang berjudul tindak tutur ekspresif
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep yang digunakan dalam penelitian ini ada empat, yaitu tuturan,
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep yang digunakan dalam penelitian ini ada empat, yaitu tuturan, perkawinan, tindak tutur, dan konteks situasi. Keempat konsep ini perlu
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah pemikiran rancangan suatu karya dasar yang ada diluar bahasa
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah pemikiran rancangan suatu karya dasar yang ada diluar bahasa yang digunakan untuk memahami hal-hal lain(kbbi, 2003:58). 2.1.1Implikatur
Lebih terperinciRealisasi Tuturan dalam Wacana Pembuka Proses Belajar- Mengajar di Kalangan Guru Bahasa Indonesia yang Berlatar Belakang Budaya Jawa
REALISASI TUTURAN DALAM WACANA PEMBUKA PROSES BELAJARMENGAJAR DI KALANGAN GURU BAHASA INDONESIA YANG BERLATAR BELAKANG BUDAYA JAWA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kepustakaan Yang Relevan Sofa,S.IP(2008) yang menulis tentang, Penggunaan Pendekatan Pragmatik dalam Upaya Meningkatkan Keterampilan Berbicara bagi Siswa SMPN 3 Tarakan Kalimantan
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Tindak tutur dapat dikatakan sebagai suatu tuturan saat seseorang
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hakikat Tindak Tutur Tindak tutur dapat dikatakan sebagai suatu tuturan saat seseorang melakukan beberapa tindakan seperti melaporkan, menjanjikan, mengusulkan, menyarankan, dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Sejenis Sebelumnya Penelitian tentang humor mengenai prinsip kerjasama sudah penah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya, antara lain Rini Devi Ellytias (2013)
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan hasil penelitian sebagai
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan hasil penelitian sebagai berikut. 1. Jenis tindak tutur dalam iklan kampanye
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. (Alwi, dkk. 203:588). Sesuai dengan topik dalam tulisan ini digunakan beberapa
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses atau apapun yang ada di luar bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal
Lebih terperinciPRAGMATIK. Penjelasan. Sistem Bahasa. Dunia bunyi. Dunia makna. Untuk mengkaji pragmatik... Contoh-contoh sapaan tersebut...
PRAGMATIK Pengantar Linguistik Umum 10 Desember 2014 APAKAH PRAGMATIK ITU? Sistem Bahasa Penjelasan Pragmatik Dunia bunyi Pragmatik Struk tur baha sa* Dunia makna Pragmatik Di dalam dunia bunyi dan dunia
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain (KBBI,2007:588).
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari objek, proses, atau apapun yang ada diluar bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. keakuratan data. Teori-teori tersebut adalah teori pragmatik, aspek-aspek situasi
BAB II KAJIAN TEORI Untuk mendukung penelitian ini, digunakan beberapa teori yang dianggap relevan dan dapat mendukung penemuan data agar memperkuat teori dan keakuratan data. Teori-teori tersebut adalah
Lebih terperinciREALISASI TINDAK TUTUR DIREKTIF MEMINTA DALAM INTERAKSI ANAK GURU DI TK PERTIWI 4 SIDOHARJO NASKAH PUBLIKASI
REALISASI TINDAK TUTUR DIREKTIF MEMINTA DALAM INTERAKSI ANAK GURU DI TK PERTIWI 4 SIDOHARJO NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. situasi tutur. Hal ini sejalan dengan pendapat Yule (2006: 82) yang. menyatakan bahwa tindak tutur adalah tindakan-tindakan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tindak tutur merupakan suatu bentuk tindakan dalam konteks situasi tutur. Hal ini sejalan dengan pendapat Yule (2006: 82) yang menyatakan bahwa tindak tutur adalah tindakan-tindakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Film adalah media komunikasi yang bersifat audio visual untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Film adalah media komunikasi yang bersifat audio visual untuk menyampaikan suatu pesan kepada sekelompok orang yang berkumpul di suatu tempat tertentu (Effendy, 1986:
Lebih terperinciTUTURAN IKLAN KECANTIKAN PADA MAJALAH KARTINI DALAM KAJIAN PRAGMATIK
TUTURAN IKLAN KECANTIKAN PADA MAJALAH 1. Pendahuluan KARTINI DALAM KAJIAN PRAGMATIK Ratna Zulyani Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro Manusia membutuhkan bahasa sebagai alat komunikasi bagi kehidupan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Pragmatik pertama kali diperkenalkan oleh seorang filsuf yang bernama
BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Pengertian Pragmatik Pragmatik pertama kali diperkenalkan oleh seorang filsuf yang bernama Charles Morris. Pragmatik merupakan cabang ilmu bahasa yang semakin dikenal pada masa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sarana bagi manusia untuk dapat berkomunikasi dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Perumusan Masalah 1. Latar Belakang Bahasa merupakan sarana bagi manusia untuk dapat berkomunikasi dan berinteraksi antar sesama. Sutedi (2003: 2) menyatakan bahwa
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. Fraser dalam Irawan (2010:7) mendefinisikan kesopanan adalah property
7 BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kesopanan Berbahasa Kesopanan berbahasa sangat diperlukan bagi penutur dan petutur. Menurut Fraser dalam Irawan (2010:7) mendefinisikan kesopanan adalah property associated with
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa berfungsi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa berfungsi sebagai alat komunikasi atau interaksi sosial. Sebagai alat komunikasi, bahasa dapat
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah: 1) rancangan atau buram surat, dsb; 2) ide atau pengertian
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah: 1) rancangan atau buram surat, dsb; 2) ide atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa konkret: satu istilah dapat mengandung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebencian. Benci (a) ialah sangat tidak suka dan kebencian (n) ialah sifat-sifat benci
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam berinteraksi dengan yang lain, manusia memiliki emosi yang dapat diekspresikan melalui banyak hal. Salah satu contoh emosi tersebut ialah perasaan kebencian.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. selalu terlibat dalam komunikasi bahasa, baik dia bertindak sebagai. sebuah tuturan dengan maksud yang berbeda-beda pula.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bahasa sebagai wahana komunikasi yang paling efektif bagi manusia dalam menjalin hubungan dengan dunia luar, hal ini berarti bahwa fungsi bahasa adalah sebagai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi untuk menyampaikan gagasan, konsep, dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah alat komunikasi untuk menyampaikan gagasan, konsep, dan pikiran manusia. Bahasa merupakan alat komunikasi yang efektif bagi manusia. Tanpa bahasa, sulit
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. (Austin dalam buku yang berjudul How to Do Things with Words) Pertama kali
10 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hakikat Tindak Tutur (Austin dalam buku yang berjudul How to Do Things with Words) Pertama kali mengemukakan istilah tindak tutur (Speech act). Austin mengemukakan bahwa aktivitas
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. dengan judul Tindak Tutur Direktif Guru dalam Komunikasi Proses Belajar
8 BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan Penelitian tentang bahasa khususnya tindak tutur direktif (kajian pragmatik) sebelumnya pernah dilakukan oleh Yuda Eka Setyaningsih (2004) dengan judul
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Kajian tentang tindak tutur belum begitu banyak dilakukan oleh mahasiswa di
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Penelitian yang Relevan Sebelumnya Kajian tentang tindak tutur belum begitu banyak dilakukan oleh mahasiswa di Universitas Negeri Gorontalo. Dari sekian banyak mahasiswa yang
Lebih terperinciTINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA INTERAKSI PEMBELAJARAN GURU DAN SISWA KELAS 1 SD TAHUN AJARAN 2011/2012
TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA INTERAKSI PEMBELAJARAN GURU DAN SISWA KELAS 1 SD TAHUN AJARAN 2011/2012 NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI Untuk Memenuhi sebagai Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran penting bagi kehidupan manusia.tanpa bahasa kehidupan manusia akan lumpuh dalam komunikasi atau beinteraksi antarindividu maupun kelompok.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mendalam adalah pragmatik. Pragmatik merupakan ilmu yang mempelajari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cabang linguistik yang mempelajari tentang penuturan bahasa secara mendalam adalah pragmatik. Pragmatik merupakan ilmu yang mempelajari tentang bagaimana suatu ujaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung. Penggunaan bahasa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia dalam hidupnya tidak terlepas dari interaksi yang menggunakan sebuah media berupa bahasa. Bahasa menjadi alat komunikasi yang digunakan pada setiap ranah profesi.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan manusia, karena melalui bahasa manusia dapat saling berhubungan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah salah satu alat komunikasi yang sangat penting bagi kehidupan manusia, karena melalui bahasa manusia dapat saling berhubungan dengan sesama anggota masyarakat
Lebih terperinciPelaksanaan Tindak Ujaran. Dwiyanti Nandang ( ) Meita Winda Lestari ( ) Pamela Yunita Sari ( ) Riza Indah Rosnita ( )
Pelaksanaan Tindak Ujaran Dwiyanti Nandang ( 056174 ) Meita Winda Lestari ( 0608215 ) Pamela Yunita Sari ( 056089 ) Riza Indah Rosnita ( 056255 ) Ujaran Tujuan Lokusi ( saying something ) Tujuan dari ujaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sikap terhadap apa yang dituturkannya. kegiatan di dalam masyarakat. Bahasa tidak hanya dipandang sebagai gejala
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan kita. Sebagai alat komunikasi bahasa digunakan sebagai alat penyampaian pesan dari diri seseorang kepada orang lain,
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. sesuatu yang dipertuturkan itu. Di antara penutur dan mitra tutur terdapat
7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Implikatur Percakapan Penutur dan mitra tutur dapat berkomunikasi dengan baik dan lancar karena mereka berdua memiliki semacam kesamaan latar belakang pengetahuan tentang sesuatu
Lebih terperinciANALISIS PRAGMATIK PELANGGARAN TINDAK TUTUR GURU DI SMA LENTERA
Vol. 4 No.1 Juli 2014 ISSN 2089-3973 ANALISIS PRAGMATIK PELANGGARAN TINDAK TUTUR GURU DI SMA LENTERA Indah Rahmita Sari FKIP Universitas Jambi ABSTRACT This article is aimed to explain the disobedience
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sekolah, sidang di pengadilan, seminar proposal dan sebagainya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peristiwa tutur terjadinya atau berlangsung pada interaksi linguistik dalam satu bentuk ujaran atau lebih yang melibatkan dua pihak, yaitu penutur dan lawan tutur;
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan sistem simbol bunyi bermakna dan berartikulasi oleh alat ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi oleh sekelompok
Lebih terperinciTINDAK TUTUR DAN KESANTUNAN BERBAHASA DI KANTIN INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
TINDAK TUTUR DAN KESANTUNAN BERBAHASA DI KANTIN INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI Oleh: Latifah Dwi Wahyuni Program Pascasarjana Linguistik Deskriptif UNS Surakarta Abstrak Komunikasi dapat
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Istilah dan teori tentang tindak tutur mula-mula diperkenalkan oleh J. L.
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah ide atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa konkret (KBBI, 2007: 588). 2.1.1 Tindak Tutur Istilah dan teori tentang
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Sejak diberlakukannya kurikulum 1984 dalam pembelajaran bahasa Indonesia
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pembelajaran Bahasa Indonesia Sejak diberlakukannya kurikulum 1984 dalam pembelajaran bahasa Indonesia guru harus menerapkan pendekatan komunikatif. Dengan pendekatan komunikatif
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pragmatik merupakan salah satu ilmu yang dimasukkan dalam kurikulum tahun Ilmu
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Pragmatik Pragmatik merupakan salah satu ilmu yang dimasukkan dalam kurikulum tahun 1994. Ilmu pragmatik merupakan salah satu pokok bahasan yang harus diberikan dalam pengajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Cara pengungkapan maksud dan tujuan berbeda-beda dalam peristiwa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cara pengungkapan maksud dan tujuan berbeda-beda dalam peristiwa berbahasa. Sebagian orang menggunakan bahasa lisan atau tulisan dengan menggunakan kata-kata yang jelas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan usia pada tiap-tiap tingkatnya. Siswa usia TK diajarkan mengenal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah sebagai lembaga untuk belajar mengajar merupakan tempat untuk menerima dan memberi pelajaran serta sebagai salah satu tempat bagi para siswa untuk menuntut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karena bahasa merupakan sistem suara, kata-kata serta pola yang digunakan oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan manusia karena bahasa merupakan sistem suara, kata-kata serta pola yang digunakan oleh manusia untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berupasistemlambangbunyiujaranyang kompleks dan aktif. Kompleks,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakangPenelitian Bahasa adalah hasil budaya suatu masyarakat berupasistemlambangbunyiujaranyang kompleks dan aktif. Kompleks, karenaujarantersebutmengandung pemikiran-pemikiran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Persoalan tindak tutur (speech act) dalam wacana pertuturan telah banyak
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Persoalan tindak tutur (speech act) dalam wacana pertuturan telah banyak diteliti dan diamati orang. Namun, sejauh yang peneliti ketahui dalam konteks proses
Lebih terperinciTINDAK TUTUR REMAJA KOMPLEK PERUMAHAN UNAND. Sucy Kurnia Wati
TINDAK TUTUR REMAJA KOMPLEK PERUMAHAN UNAND Sucy Kurnia Wati Abstrak Artikel ini bertujuan untuk mengetahui menjelaskan tindak ilokusi yang digunakan dalam tuturan remaja komplek perumahan UNAND dan menjelaskan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. juga dapat menyampaikan pikiran, perasaan kepada orang lain. demikian, bahasa juga mempunyai fungsi sebagai alat kekuasaan.
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi antarmanusia. Manusia berbahasa setiap hari untuk berkomunikasi. Berbahasa adalah suatu kebutuhan, artinya berbahasa merupakan
Lebih terperinciTINDAK TUTUR DALAM PROSES BELAJAR-MENGAJAR PADA TAMAN KANAK-KANAK DHARMA WANITA KELURAHAN WAPUNTO KECAMATAN DURUKA KABUPATEN MUNA (KAJIAN PRAGMATIK)
TINDAK TUTUR DALAM PROSES BELAJAR-MENGAJAR PADA TAMAN KANAK-KANAK DHARMA WANITA KELURAHAN WAPUNTO KECAMATAN DURUKA KABUPATEN MUNA (KAJIAN PRAGMATIK) RACHMAN Abhyrachman1707@gmail.com ABSTRAK Penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial mutlak memiliki kemampuan untuk dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial mutlak memiliki kemampuan untuk dapat berkomunikasi antara sesama manusia lainnya. Salah satu media yang digunakan dalam berkomunikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. gejala individual yang bersifat psikologis dan keberlangsungan ditentukan oleh
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tindak tutur adalah bagian dari pragmatik. Tindak tutur (istilah Kridalaksana pertuturan speech act, speech event) adalah pengujaran kalimat untuk menyatakan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. tindak tutur direktif, bentuk-bentuk tindak tutur direktif, tayangan Reality Show Janji
7 BAB II LANDASAN TEORI Dalam penelitian ini, untuk mendukung penelitian digunakan beberapa teori yang dianggap relevan yang diharapkan dapat mendukung temuan di lapangan agar dapat memperkuat teori dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tindak tutur merupakan tind yang dilakukan oleh penutur terhadap
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tindak tutur merupakan tind yang dilakukan oleh penutur terhadap mitra tutur dengan suatu tujuan dan maksud. Dalam pragmatik tindak tutur dibagi menjadi tiga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertimbangan akal budi, tidak berdasarkan insting. dan sopan-santun non verbal. Sopan-santun verbal adalah sopan santun
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Baryadi (2005: 67) sopan santun atau tata krama adalah salah satu wujud penghormatan seseorang kepada orang lain. Penghormatan atau penghargaan terhadap
Lebih terperinciTINDAK TUTUR DALAM DIALOG DRAMA KISAH CINTA 40 MENIT KARYA DIDI ARSANDI
TINDAK TUTUR DALAM DIALOG DRAMA KISAH CINTA 40 MENIT KARYA DIDI ARSANDI NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Wacana merupakan komunikasi pikiran dengan kata-kata, ekspresi dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wacana merupakan komunikasi pikiran dengan kata-kata, ekspresi dengan ide-ide atau gagasan-gagasan, dan konversasi atau percakapan (Tarigan, 2009:22). Wacana direalisasikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan peranan yang sangat penting, tanpa bahasa manusia tidak akan bisa sempurna dalam berinteraksi. Manusia dapat memenuhi semua kebutuhan sosialnya
Lebih terperinciII. LANDASAN TEORI. Implikatur percakapan, lazim disebut implikatur, adalah implikasi pragmatis yang
II. LANDASAN TEORI 2.1 Implikatur Percakapan Konsep implikatur pertama kali dikenalkan oleh Grice (1975) untuk memecahkan persoalan makna bahasa yang tidak dapat diselesaikaan oleh linguistik formal. Implikatur
Lebih terperinciANALISIS TINDAK TUTUR PEDAGANG DI STASIUN BALAPAN SOLO NASKAH PUBLIKASI
ANALISIS TINDAK TUTUR PEDAGANG DI STASIUN BALAPAN SOLO NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah Diajukanoleh
Lebih terperinciTINDAK TUTUR ILOKUSI TOKOH KAKEK DALAM FILM TANAH SURGA
TINDAK TUTUR ILOKUSI TOKOH KAKEK DALAM FILM TANAH SURGA SUTRADARA HERWIN NOVIANTO, RELEVANSINYA DENGAN PEMBELAJARAN MENYIMAK, DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS X SMA Oleh: Sri Utami Fatimah Program
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. langsung antar penutur dan mitratutur. Penutur dan mitra tutur berintraksi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia kreatif menciptakan media baru sebagai sarana untuk mempermudah proses berkomunikasi. Media yang tercipta misalnya bentuk media cetak dan elektronik. Dua media
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi bersifat arbitrer yang dipergunakan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat utama dalam komunikasi dan memiliki daya ekspresi dan informatif yang besar. Bahasa sangat dibutuhkan oleh manusia karena dengan bahasa manusia
Lebih terperinciANALISIS PRAGMATIK DALAM PENELITIAN PENGGUNAAN BAHASA
ANALISIS PRAGMATIK DALAM PENELITIAN PENGGUNAAN BAHASA Mujiyono Wiryotinoyo 1 Abstract: Pragmatic analysis is a kind of analysis for research in language use. Pragmatic analysis gives emphasis on and makes
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berbahasa merupakan aktivitas sosial bagi manusia. Seperti aktivitas
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbahasa merupakan aktivitas sosial bagi manusia. Seperti aktivitas sosial lainnya berbahasa baru terwujud apabila manusia terlibat di dalamnya (Alan dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Media massa tidak hanya memberikan informasi kepada pembaca, gagasan, baik pada redaksi maupun masyarakat umum. Penyampaian gagasan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Media massa tidak hanya memberikan informasi kepada pembaca, melainkan juga memberikan sarana kepada pembaca untuk menyampaikan gagasan, baik pada redaksi maupun
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Bagian ini menjelaskan langkah-langkah yang berkaitan dengan jenis
BAB III METODE PENELITIAN Bagian ini menjelaskan langkah-langkah yang berkaitan dengan jenis penelitian, data dan sumber data, pengembangan instrumen, prosedur pengumpulan data, dan prosedur pengolahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai seorang politisi yang menggunakan bahasa lisan dalam berkomunikasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ir. Basuki Tjahaja Purnama, M.M., yang biasa disapa Ahok adalah seorang politisi yang memiliki fungsi dan kedudukan khusus di DKI Jakarta. Ahok dikenal sebagai seorang
Lebih terperinciTINDAK TUTUR GURU DAN SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DAN IMPLIKASINYA
TINDAK TUTUR GURU DAN SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DAN IMPLIKASINYA Oleh Septia Uswatun Hasanah Mulyanto Widodo Email: septiauswatunhasanah@gmail.com Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain. Mereka saling berinteraksi dengan orang di sekitarnya maupun
BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini akan diuraikan tentang Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan, Manfaat, Definisi Operasional 1.1 Latar Belakang Manusia dalam kehidupannya sebagai makhluk sosial selalu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (6) definisi operasional. Masing-masing dipaparkan sebagai berikut.
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini dipaparkan subbab-subbab yaitu, (1) latar belakang, (2) fokus masalah, (3) rumusan masalah, (4) tujuan penelitian, (5) manfaat penelitian dan (6) definisi operasional. Masing-masing
Lebih terperinciDewa Ayu Made Olivia Dita Kesari Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Udaya. Abstract
1 WACANA KAMPANYE POLITIK DALAM BALIHO DAN SPANDUK PEMILIHAN GUBERNUR WAKIL GUBERNUR BALI TAHUN 2013 DAN PEMILIHAN LEGISLATIF DI BALI TAHUN 2014 : KAJIAN PRAGMATIK Dewa Ayu Made Olivia Dita Kesari Program
Lebih terperinciTUTUR PUJIAN GURU DALAM INTERAKSI PEMBELAJARAN DI KELAS
TUTUR PUJIAN GURU DALAM INTERAKSI PEMBELAJARAN DI KELAS Ahmad Fadilahtur Rahman Guru Bahasa Indonesia SMPN 4 Situbondo Email: fadilahtur_rahman@yahoo.com Abstract: This study aimed to describe the form
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sosial kita selalu berkomunikasi dengan menggunakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sosial kita selalu berkomunikasi dengan menggunakan bahasa lisan maupun tulisan. Komunikasi melalui bahasa memungkinkan setiap orang untuk dapat menyesuaikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan, mulai dari sarana untuk menyampaikan informasi, memberi perintah, meminta
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan sarana terpenting dalam segala jenis komunikasi yang terjadi di dalam kehidupan, mulai dari sarana untuk menyampaikan informasi, memberi perintah,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengekspresikan tulisanya baik lisan maupun tulisan dengan memanfaatkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tuturan manusia dapat diekspresikan melalui media masa baik lisan maupun tulisan. Dalam media lisan, pihak yang melakukan tindak tutur adalah penutur (pembicara)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Linguistik memiliki berbagai cabang disiplin ilmu. Cabang-cabang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Linguistik memiliki berbagai cabang disiplin ilmu. Cabang-cabang tersebut diantaranya adalah fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, pragmatik dan sebagainya. Berbeda
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. lain, sehingga orang lain mengetahui informasi untuk memenuhi kebutuhan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa berperan penting di dalam kehidupan manusia sebagai makhluk sosial, hampir semua kegiatan manusia bergantung pada dan bertaut dengan bahasa. Tanpa adanya bahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. secara eksternal, yakni bagaimana satuan kebahasaan digunakan dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pragmatik adalah cabang ilmu bahasa yang mempelajari struktur bahasa secara eksternal, yakni bagaimana satuan kebahasaan digunakan dalam komunikasi (Wijana,
Lebih terperinciBAB 2 TINDAK TUTUR DAN SLOGAN IKLAN. Pandangan Austin (Cummings, 2007:8) tentang bahasa telah menimbulkan
BAB 2 TINDAK TUTUR DAN SLOGAN IKLAN 2.1. Pengertian Tindak Tutur Pandangan Austin (Cummings, 2007:8) tentang bahasa telah menimbulkan pengaruh yang besar di bidang filsafat dan lingustik. Gagasannya yang
Lebih terperinciPRINSIP KERJA SAMA DALAM BERINTERAKSI DI LINGKUNGAN SMPN 11 KOTA JAMBI Hendri Ristiawan* SMPN 11 Kota Jambi
Pena pppp Vol.7,m,m[Type No.2 text]njnj Desember 2017 ISSN 2089-3973 PRINSIP KERJA SAMA DALAM BERINTERAKSI DI LINGKUNGAN SMPN 11 KOTA JAMBI Hendri Ristiawan* SMPN 11 Kota Jambi ABTRACT The results of this
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahasa tulis salah satu fungsinya adalah untuk berkomunikasi. Bahasa tulis dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia mempunyai dua peran dalam berkomunikasi, baik secara lisan maupun tulisan, yaitu sebagai pemberi informasi dan sebagai penerima informasi. Komunikasi
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Dalam setiap melakukan penelitian dibutuhkan suatu metode yang tepat sehingga
III. METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Dalam setiap melakukan penelitian dibutuhkan suatu metode yang tepat sehingga penelitian dapat bermanfaat bagi pembaca. Metode yang digunakan dalam penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa sebagai alat komunikasi, digunakan oleh anggota masyarakat untuk berinteraksi, dengan kata lain interaksi atau segala macam kegiatan komunikasi di dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. makhluk hidup, terutama bagi kehidupan manusia. Setiap manusia akan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan suatu hal yang mutlak dibutuhkan oleh semua makhluk hidup, terutama bagi kehidupan manusia. Setiap manusia akan melakukan komunikasi dengan sesamanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. misalnya di rumah, di jalan, di sekolah, maupundi tempat lainnya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tindak tutur merupakan tindakan yang terjadi dalam setiap proses komunikasi dengan menggunakan bahasa. Manusia sebagai makhluk sosial memerlukan alat komunikasi sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bersosialisasi mereka membentuk sebuah komunikasi yang bertujuan untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia sebagai makhluk sosial tidak bisa lepas dari pengaruh manusia lain. Di dalam dirinya terdapat dorongan untuk berinteraksi satu sama lain. Mereka membutuhkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dapat dilakukan oleh manusia melalui bahasa. Chaer (2010:14)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia dalam kehidupannya memerlukan komunikasi untuk dapat menjalin hubungan dengan manusia lain dalam lingkungan masyarakat. Komunikasi dapat dilakukan oleh
Lebih terperinciTindak tutur ilokusi novel Surga Yang Tidak Dirindukan karya Asma Nadia (kajian pragmatik)
Linguista, Vol.1, No.1, Juni 2017, hal 6-11 ISSN (print): 2579-8944; ISSN (online): 2579-9037 Avaliable online at: http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/linguista 6 Tindak tutur ilokusi novel Surga Yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan kunci utama dalam berkomunikasi. Tanpa bahasa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan kunci utama dalam berkomunikasi. Tanpa bahasa manusia akan sulit berinteraksi dan berkomunikasi dengan sesamanya. Selain itu bahasa juga menjadi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Prinsip kerja..., Ratih Suryani, FIB UI, Universitas Indonesia
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa digunakan oleh manusia di segala bidang kehidupannya untuk komunikasi. Fungsi bahasa yang mendasar adalah untuk komunikasi. Fungsi bahasa tersebut bergantung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terbantu oleh situasi tutur. Searle (dalam Wijana dan Rohmadi, 2009: 20)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Suatu tuturan pasti mempunyai maksud serta faktor yang melatarbelakangi penutur dalam menyampaikan tuturannya kepada mitra tutur. Yule (2006: 82-83) mengemukakan
Lebih terperinci