BAB I PENDAHULUAN. sesamanya. Untuk bersosialisasi tersebut diperlukan komunikasi yang dapat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang saling berinteraksi antara satu

3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi.

PROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah :

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan informasi yang ingin disampaikan kepada orang. salah satunya adalah mempelajari bahasa Asing.

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

Bab 2. Landasan Teori. perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh : 歩く 倒れる 話す.

BAB IV KESIMPULAN. Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan maupun tertulis. Dalam komunikasi secara lisan, makna yang

Bab 2. Landasan Teori. Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Alat komunikasi paling sederhana dan bersifat universal yang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam suatu bahasa terdapat bermacam macam jenis kata, di antaranya,

BAB I PENDAHULUAN. Untuk berkomunikasi, masyarakat sebagai makhluk sosial membutuhkan

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II SOFTWERE JLOOK UP. Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup

BAB 1 PENDAHULUAN. dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi,

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang penting dalam kontak

BAB 2. Landasan Teori

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem

TEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang terbagi dalam 10 jenis kelas kata. Partikel merupakan salah

Bab 1. Pendahuluan. Manusia sebagai makhluk hidup sangat memerlukan komunikasi. Menurut Trenholm

ABSTRAK. lambang tertentu ada yang dilambangkan. Maka yang dilambangkan disini yaitu

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat komunikasi, membantu manusia menyampaikan atau mengungkapkan

BAB 1 PENDAHULUAN. terciptanya interaksi antara manusia dengan sesamanya. Tanpa bahasa, manusia tidak

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah perilaku mengekspresikan, menyampaikan, dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan manusia, bahasa merupakan salah satu unsur yang

ANALISIS KONTRASTIF PENGGUNAAN KONJUNGSI /-TARA/ BAHASA JEPANG DENGAN KONJUNGSI /KALAU/ BAHASA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. maksud hati yang tersembunyi (Grice, 1975) Grice (1975:41-47) dalam bukunya Logic and Conversation menyatakan

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau

membahas dari penggunaan dan arti tiga kata kerja tersebut,...ok,...he,.,he,.,he,.,.

MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG

BAB I PENDAHULUAN. akan merasa kesulitan jika harus menghapal kanji. Di tambah lagi satu kanji bisa

BAB I PENDAHULUAN. yang ada dalam pikiran manusia. Seperti yang diungkapkan oleh Wibowo

BAB I PENDAHULUAN. pikiran dan keinginan kepada seseorang. Secara garis besar bahasa yang. 日常の言語生活で 実際に話される言葉 (Kindaichi, 1989:1045)

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer (tidak tetap) yang

SILABUS PERKULIAHAN CHUKYU BUNPO I (JP 201) SEMESTER 3 /TINGKAT II

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap bahasa mempunyai keunikannya masing-masing. Baik dari segi penulisan,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam gramatika suatu bahasa, terdapat penggunaan adverbia. Adverbia

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran

(Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) あさり ガンバレ! bersemangat. Berusaha Asari! Pada situasi di atas, penggunaan katakana ada pada kata ガンバレ.

BAB I PENDAHULUAN. manusia dikenal sebagai makhluk sosial. Seperti yang dikatakan oleh P.W.J

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan kutipan di atas, dapat dikatakan bahwa たび tabi beberapa

BAB I PENDAHULUAN. Dalam berkomunikasi sehari hari, seringkali muncul pengutaraan kalimat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Seperti yang diketahui komunikasi adalah sesuatu yang telah dilakukan

Bab 2. Landasan Teori. Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan :

BAB I PENDAHULUAN. lengkap (Chaer, 2007:240). Menurut Widjono (2005:141) kalimat merupakan

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG JOSHI

BAB 2. Tinjauan Pustaka

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial tidak dapat hidup tanpa adanya komunikasi dengan sesama. seseorang dengan status sosial dan budaya dalam masyarakat itu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengidentifikasikan diri (KBBI, 2001: 85). Sehingga dapat dikatakan bahwa

ANALISIS PEMAKAIAN PARTIKEL ~NI DAN ~DE DALAM BAHASA JEPANG (Studi kasus pada Mahasiswa Semester III)

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. nomina abstrak yang dalam bahasa Jepang disebut 形式名詞 (keishikimeishi).

Bab 2. Landasan Teori. Menurut Minami dalam Hinata ( 1990: 1 ), danwa dapat disebut juga discourse

Bab 1. Pendahuluan. hasrat, dan keinginan (Sutedi, 2003:2). Selain bahasa tentunya dalam, berkomunikasi

BAB I PENDAHULUAN. pemikirannya, maka manusia menciptakan bahasa. Bahasa adalah sistem lambang

Pergi kemana? どこへ行きますか

PENGGUNAAN SHUUJOSHI RAGAM BAHASA WANITA DALAM DRAMA SHOKOJO SEIRA EPISODE 1,2,3 SKRIPSI OLEH: ANINDYA PURI PRIMASWARI NIM

Bab 3. Analisis Data. Sebagaimana yang telah diceritakan secara singkat mengenai dongeng Urashima

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Ketika kita menyampaikan ide, pikiran, hasrat dan keinginan kepada

Keyword : Speech Act, Refusal,Keigo

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya. Kalimat- kalimat bahasa sebagai ungkapan sikap, perasaan, dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PDF created with FinePrint pdffactory trial version YUK BELAJAR NIHONGO

Seseorang yang menyampaikan suatu maksud tertentu sering dilakukan. ketersinggungan seseorang dengan adanya ujaran tertentu. Sama halnya dengan

1. Identitas a. Nama Mata Pelajaran : BAHASA JEPANG PEMINATAN b. Semester : Genap c. KompetensiDasar : 3.5 dan 4.5

ビナ ヌサンタラ大学日本語科三年生にみられる ~ てある と ~ ておく という動詞の使用能力の分析

BAB I PENDAHULUAN. kata sifat, kata kerja bantu, partikel, dan kata keterangan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

DAYA ILOKUSI TINDAK TUTUR DIREKTIF LANGSUNG DALAM CERITA ANAK OSHIIRE NO BOUKEN KARYA FURUTA TARUHI DAN TABATA SEIICHI NASKAH JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. kalimat. Untuk menghubungkan kalimat satu dengan kalimat lainnya, digunakan

BAB I PENDAHULUAN. Banyak ahli yang sudah mengemukakan definisi bahasa dengan caranya masingmasing.

Bab 5. Ringkasan. Karya sastra, baik puisi, drama, maupun prosa, selalu mengalami perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. termasuk bahasa Jepang. Salah satu keunikan bahasa Jepang ialah adanya. 助詞は 単独で用いられず 名詞や動詞などの他の語に後接する 活用のない語です (Iori, 2000 : 345)

BAB I PENDAHULUAN. Belajar bahasa lain mungkin menjadi penting dalam aktivitas intelektual manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGGUNAAN FUKUSHI DALAM SURAT KABAR ONLINE ASAHI SHIMBUN EDISI 9 DAN 10 FEBRUARI 2015

JEPANG ANGKATAN 2013 UNIVERSITAS BRAWIJAYA SKRIPSI

PENGGUNAAN SHUUJOSHI JOSEIGO DAN DANSEIGO DALAM KOMIK NIHONJIN NO SHIRANAI NIHONGO VOLUME 1 DAN 2 KARYA HEBIZOU DAN UMINO NAGIKO SKRIPSI

SATUAN ACARA PERKULIAHAN JITSUYO KAIWA I (JP 301) SEMESTER 6 /TINGKAT III

BAB I PENDAHULUAN. satu kendala yang selalu terjadi kepada pembelajar bahasa asing pada. kemampuan berkomunikasi adalah memiliki kemampuan dalam hal

BAB II RAGAM KESANTUNAN MEMOHON BAHASA JEPANG DAN KURIKULUM B. RAGAM KESANTUNAN DALAM MEMOHON BAHASA JEPANG

BAB 1 PENDAHULUAN. kata. Menurut ( Chaer, 2003: 224 ) frasa adalah gabungan kata yang tidak. memiliki makna baru dan dapat disela dengan unsur lain.

Bab 2. Tinjauan Pustaka

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki suatu bangsa. Cerita rakyat dapat diartikan sebagai ekspresi budaya suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. makhluk sosial dalam kehidupan sehari-hari. Tanpa bahasa, manusia sulit

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat berupa pikiran, gagasan, maksud, perasaan, maupun emosi. bahasa harus dimulai dari pengkajian tindak tutur.

BAB 1 PENDAHULUAN. Sutedi (2003:2) mengatakan, Bahasa digunakan sebagai alat untuk

BAB I PENDAHULUAN. satu keunikan bahasa Jepang adalah penggunaan partikel sebagai pemarkah yang

Bab 4. Simpulan dan Saran. Pada bab ini penulis akan memberikan Simpulan dari hasil analisis mengenai makna

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah tatacara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan. (method =

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN PRONOMINA DEMONSTRATIVA SISWA KELAS XII BAHASA TAHUN AJARAN 2013/2014 DI SMA NEGERI 1 BATU SKRIPSI

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan di bumi ini manusia hidup saling bersosialisasi dengan sesamanya. Untuk bersosialisasi tersebut diperlukan komunikasi yang dapat menyatukan pemikiran-pemikiran manusia satu sama lain. Bahasa merupakan salah satu media manusia untuk berinteraksi dengan sesamanya, dan merupakan mediator yang paling penting untuk memahami apa yang disampaikan oleh lawan bicara. Bahasa adalah alat untuk menyampaikan isi pikiran, alat untuk berinteraksi, dan alat untuk menampung hasil kebudayaan (Chaer, 2003: V). Dalam kegiatan berbahasa terkadang dapat terjadi sebuah kesalahpahaman atau makna yang ingin disampaikan tidak sesuai dengan yang dimaksudkan oleh penutur. Perhatikan contoh kalimat berikut : (1) Bi, minta air! Makna yang terkandung dalam contoh kalimat tersebut, dapat membingungkan pendengar atau lawan bicara. Apakah air yang dimaksud penutur adalah air ledeng? Atau air untuk minum? (2) Dalam perjalanan pulang sekolah Ani dan Ina sedang berbincangbincang mengenai rumah baru Ina. Di tengah jalan mereka berdua berpapasan dengan wanita yang memiliki badan gemuk. Ketika itu Ani berkata Besar banget!. Tiba-tiba wanita gemuk itu mendatangi Ani dan 1

berkata Tidak sopan sekali kamu!, lalu meninggalkan mereka berdua. Ani dan Ina hanya saling bertatap bingung. Wanita berbadan gemuk itu mengira Ani telah menghina dia yang memiliki badan gemuk. Padahal Ani sedang terkagum-kagum terhadap cerita Ina tentang rumahnya, sehingga mereka berdua menjadi bingung kenapa dimarahi oleh wanita tersebut. Kedua contoh tersebut merupakan sebuah ambiguitas. Ambiguitas memiliki arti kemungkinan adanya makna lebih dari satu dalam sebuah kata, gabungan kata, atau kalimat sehingga kabur (KBBI, 1989:27). Kekaburan itu dapat terjadi karena adanya salah penafsiran dari lawan bicara, atau apa yang dikemukakan pembicara kurang tepat atau kurang jelas. Dalam bahasa Jepang pun seringkali terjadi salah penafsiran terhadap sebuah kata, kalimat, atau wacana dalam percakapan. Kekaburan dalam bahasa Jepang dikenal dengan istilah 曖昧 aimai yang berarti ambigu. 曖昧 曖 も 昧 も暗い意 手順が確立していなかったり 規模がはっきりしていなかったりして 明確さを欠く様子 ( ずるさやごまかしを否んでいる場合に言うことが多い 例 熊度が ~ だ ) ~ な表現 :~ 模糊 明確. 明瞭 ( 新明解国語辞典 1989: 五 ) Aimai ( ai mo mai mo kurai imi) Tejun ga kakuritsu shiteinakattari kibo ga hakkiri shiteinakattari shite, meikakusa wo kaku yousu. (Zurusa ya gomakashi wo inande iru baai ni iu koto ga ooi. Rei taido ga~da ) na hyougen: ~moko meikaku. meiryou. (Shinmeikai kokugo jiten, 1989: 5) Ketidakjelasan ( ai juga mai keduanya memiliki arti gelap). Keadaan yang prosesnya tidak tetap, proporsinya tidak jelas, kehilangan situasi yang pasti. (Sering disebut sebagai kelihaian berbicara dan dalih 2

tidak pada tempatnya. Contoh sikapnya tidak jelas ) ekspresinya tidak jelas: ketidakjelasan jelas, keadaan yang pasti. (Shinmeikai kokugo jiten, 1989: 5) Aimai dapat terjadi pada sebuah kata, gabungan kata, kalimat, dan yang paling sering ditemukan adalah dalam sebuah wacana atau percakapan. Dalam bahasa Jepang pun terdapat aimai yang dapat berupa kata, gabungan kata, kalimat, dan wacana seperti contoh berikut: 1. 曖昧な言葉 (aimai na kotoba) yaitu aimai yang terdapat pada kata. Contoh (3): ちょっと... (AC: 121) Chotto. Arti 1 : Sebentar Arti 2 : Maaf, saya tidak dapat. (cara menolak halus) Seseorang mengajak rekannya untuk pergi menonton, kemudian rekan tersebut hanya menyebutkan satu kata yaitu chotto. Si pengajak harus dapat memahami apakah rekan tersebut sedang berpikir dapat atau tidak pergi menonton, atau sedang menolak ajakannya tersebut. 2. 名詞と名詞をくっつける (meishi to meishi wo kuttsukeru) yaitu aimai yang ada akibat penggabungan dua kata benda. Contoh (4): バナナ dan ワニ ( 大津, 1996:39) Terdapat sebuah cerita tentang kakek dan cucunya ketika sedang berlibur ke sebuah permandian air panas di sebuah daerah. Ketika itu sang cucu bertanya kepada kakeknya kakek, バナナワニ itu apa? sambil menunjuk sebuah billboard yang besar bertuliskan TAMAN バナナワ 3

ニ. Sang kakek berpikir apa kira-kira itu kombinasi dari taman yang ditumbuhi pisang dan taman yang terdapat buaya ya?. Arti 1 : バナナワニ dapat berarti buaya yang mirip pisang. Entah spesies buaya yang memiliki tubuh berwarna kuning seperti pisang, atau kepalanya seperti pisang, atau buaya yang ketika dimakan dagingnya memiliki rasa seperti pisang. Arti 2 : ワニバナナ dapat berarti pisang yang mirip buaya. Entah jenis pisang yang memiliki penampilan seperti buaya, atau pisang yang suka dimakan oleh buaya. Dalam bahasa Jepang kata yang pertama バナナ dan kata yang kedua ワニ bersambungan. Kata yang kedua merupakan inti dari arti kata tersebut dan dapat menimbulkan kata baru. バナナワニ yaitu sejenis buaya, sedangkan ワニバナナ yaitu sejenis pisang. Kata yang kedua merupakan indikasi dari makna kata tersebut. 3. 曖昧な文 (aimai na bun) yaitu aimai yang terdapat dalam kalimat. Contoh (5): ここからはきものをぬぎなさい ( 大津, 1996:15) Kalimat tersebut terdapat pada pintu masuk bagian utama kuil. Ada seorang kakek yang masuk ke bagian utama kuil tersebut kemudian melepaskan seluruh pakaiannya. Ketika kakek tersebut masuk ke kuil ketika itu pula seluruh orang di dalam kuil terkejut melihat ulah kakek tersebut. Kenapa hal tersebut dapat terjadi? Arti 1 : bila dibaca dengan jeda seperti di bawah ini: 4

ここからは / きものをぬぎなさい Koko kara wa kimono wo nuginasai. Di sini harap lepaskan pakaian anda. Arti 2 : bila dibaca dengan jeda seperti dibawah ini: ここから / はきものをぬぎなさい Koko kara hakimono wo nuginasai. Di sini harap lepaskan alas kaki anda. Kakek tersebut membaca kalimat tersebut seperti pada arti 1, sedangkan maksud sebenarnya dari kalimat tersebut adalah arti 2. 4. 依頼の疑問文 (irai no gimonbun)yaitu aimai yang terdapat dalam kalimat tanya. Contoh (6): 窓開けられるかな ( 大津, 1996:64) Mado akerareru kana? Arti 1 : mempunyai arti apakah jendelanya dapat dibuka? Arti 2 : mempunyai arti sebuah permohonan untuk dibukakan jendela. Contoh kalimat tersebut termasuk dalam salah satu bentuk kalimat tanya karena mengandung nuansa makna yang bertanya tentang sesuatu secara langsung. Memiliki arti bisa tolong bukakan jendela itu? Meskipun bentuknya kalimat tanya, namun mengandung arti sebuah permintaan (permohonan). 5. 曖昧な会話 (aimai na kaiwa) yaitu aimai yang terdapat dalam percakapan. Contoh (7): 5

A : あたしはすてきなバレリーナー B : うまいなあ A : え! あたしのおどりそんなにじょうず? B : え? ビールがうまいっていったんだ ( 大津, 1996:18) A : Atashi wa sutekina bareri-na-. B : Umai naa. A : E..! Atashi no odori sonna ni jouzu? B : E? Bi-ru ga umaitte ittanda! A : Saya adalah balerina yang keren. B : Enaknya (pintar). A : E..! Apakah aku menari sepintar itu? B : E? Aku bilang birnya enak! Dalam suatu ruangan ada seorang anak perempuan (A) yang sedang berlatih balerina, sedangkan ayahnya (B) sedang menikmati segelas bir dingin. Kata umai memiliki banyak arti antara lain enak, pintar, baik dan bagus. Hal itu yang menyebabkan terjadinya kesalahpahaman dalam komunikasi antara A dan B. Ketika B yang sedang menikmati bir dan mengatakan umai, A mengira B mengatakan umai sebagai pujian terhadap tariannya seperti contoh diatas. Dari contoh-contoh masalah yang dikemukakan tersebut dapat dipahami bahwa untuk memahami makna suatu kata, gabungan kata, kalimat, atau wacana yang ambigu atau yang mengandung aimai dibutuhkan pemahaman dari seluruh unsur yang mendukung pembicaraan tersebut, diantaranya konteks kalimat, situasi ujar, dan tingkat pemahaman pendengar atau lawan bicara. 6

Dalam upaya memahami makna yang terkandung dalam kalimat yang mengandung aimai, penulis menggunakan kajian pragmatik untuk menelitinya. Pragmatik adalah cabang linguistik yang mempelajari hubungan antarkalimat dari konteksnya. Levinson (1983: 9) menjelaskan pragmatik adalah studi terhadap semua hubungan antarbahasa dan konteks yang digramatikalisasikan. Jadi dapat dimengerti korelasi pragmatik dengan kalimat dari konteksnya yang acuannya tidak secara langsung muncul. Penelitian pragmatik tidak hanya melihat sisi makna saja, tetapi juga melihat situasi bahasa atau keadaan dari percakapan tersebut, lalu menguraikan makna dibalik kata-kata yang digunakan. Penelitian pragmatik mempertimbangkan apa maksud atau tujuan si pembicara, penginterpretasian pendengar dan perbuatan atau hasil yang terjadi dari hubungan antara keduanya. Adanya keambiguan dalam tuturan atau percakapan kehidupan seharihari masyarakat Jepang ini membuat penulis tertarik untuk mengkaji apa yang dimaksud dengan aimai tersebut dan keambiguan makna apa yang terjadi pada kata, gabungan kata, kalimat dan terutama dalam tuturan bahasa Jepang, dan sepengetahuan penulis belum ditemukan penelitian sebelumnya yang membahas tentang hal ini. 1.2 Rumusan Masalah Penelitian ini akan mengkaji tentang arti aimai dan juga makna-makna yang terkandung di dalamnya. Penulis akan mengkaji dalam bentuk konteks 7

sebuah percakapan dan dalam sebuah wacana. Berdasarkan hal tersebut, penulis merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Apa yang dimaksud dengan aimai dalam bahasa Jepang? 2. Hal-hal apa saja yang mempengaruhi terjadinya aimai? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mendeskripsikan aimai dalam bahasa Jepang. 2. Mendeskripsikan hal-hal yang mempengaruhi terjadinya aimai. 1.4 Metode Penelitian dan Teknik Kajian Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif yaitu metode yang menjelaskan sesuatu sesuai dengan data yang ada. Menurut Nazir (1999:63), metode deskriptif adalah metode untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antarfenomena yang diselidiki. Dengan berdasarkan pernyataan tersebut, penulis berupaya agar penelitiannya dapat memberikan suatu gambaran untuk memudahkan dalam memahami penelitian tersebut maka digunakan metode deskriptif. Secara harafiah metode deskriptif ini merupakan metode penelitian untuk membuat sebuah gambaran mengenai situasi atau kejadian, sehingga dapat ditarik kesimpulan tentang pengklasifikasian data tersebut (Nazir, 1999:64). Penelitian tersebut tidak terbatas hanya sampai pada pengumpulan dan 8

penyusunan data saja, tetapi menganalisa dan menginterpretasikan tentang arti data tersebut. Data-data yang telah terkumpul kemudian dianalisa tentang situasi yang dialami, satu hubungan, kegiatan, pandangan, sikap yang menampak atau tentang satu proses yang sedang berlangsung serta pengaruhnya yang terjadi, kemudian data-data diklasifikasikan menurut pembagiannya masing-masing (Surakhmad, 1990:139). Tujuan dari penelitian deskriptif yang dipaparkan menurut Iqbal (2002:22) yaitu menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang. Maka penulis menggunakan metode deskriptif untuk memecahkan masalah aimai, dan penulis dapat membahasnya secara sistematis. Sehingga dengan metode deskriptif penulis dapat menggambarkan keadaan yang nantinya dapat digunakan untuk sebuah perkiraan. Teknik penelitian yang digunakan yaitu teknik studi pustaka, dengan menelusuri bahan bacaan lalu membaca dan mencatat informasi. Seperti yang telah diungkapkan oleh Nazir (1999:111-112), studi kepustakaan dapat menhindarkan terjadinya duplikasi-duplikasi yang tidak diinginkan, selain mencari sumber data sekunder penulis juga dapat mengetahui sampai dimana penelitian tersebut telah berkembang. Selain itu penulis juga dapat lebih sistematis dalam menulis karya-karya ilmiah, dan cara mengungkapkan buah pikirannya dapat membuat peneliti lebih kritis lagi dalam melakukan penelitian tersebut. Data yang dikumpulkan oleh penulis untuk meneliti tentang aimai, diperoleh berdasarkan sumber tertulis, seperti buku-buku ajar, komik-komik, 9

majalah, dan sebagainya dan sumber tidak tertulis, misalnya film. Kemudian datadata tersebut dianalisis berdasarkan kepada teori-teori yang telah ada mengenai aimai, sehingga dapat ditarik sebuah kesimpulan. Dengan teknik penelitian studi pustaka tersebut, yang perlu dilakukan oleh penulis agar penelitiannya dapat berhasil yaitu dengan banyak membaca dan membuat mencatat mengenai data-data tersebut. 1.5 Organisasi penulisan Penelitian ini akan disusun secara sistematis dengan dibagi ke dalam 4 bab. Pada bab pertama yaitu pendahuluan, penulis akan memaparkan tentang latar belakang mengapa penulis ingin meneliti tentang aimai, ambiguitas dalam bahasa Jepang, perumusan masalah yang membatasi ruang lingkup pembahasan tentang arti aimai dan makna yang terkandung di dalamnya hendak diteliti oleh penulis, tujuan penelitian menjelaskan tujuan penulis dalam membuat penelitian ini, metode penelitian dan teknik kajian memaparkan tentang metode dan teknik yang digunakan oleh penulis dalam menganalisis penelitian tersebut, dan organisasi penulisan yang menjelaskan apa saja yang dibahas dalam penelitian tersebut. Bab kedua, membahas landasan teori pragmatik yang digunakan dalam pembahasan aimai guna untuk mengetahui hubungan situasi ujar yang menyebabkan munculnya aimai tersebut, kemudian teori aimai untuk mengetahui 10

makna dan penyebab munculnya aimai dalam kata, gabungan kata, kalimat, dan percakapan. Bab ketiga, merupakan analisis aimai yang muncul dalam sebuah kata, gabungan kata, kalimat, dan percakapan, dalam bab ini penulis ingin mengetahui makna-makna yang terkandung dan bentuknya dalam aimai, dan membahasnya berdasarkan dengan teori-teori yang diperoleh pada bab yang kedua. Bab keempat, merupakan kesimpulan dari analisis yang dilakukan pada bab yang ketiga. Selain itu penulis juga melampirkan sinopsis, daftar pustaka, lampiran-lampiran data, dan riwayat hidup penulis. Sistematika penyajian skripsi tersebut disusun oleh penulis dimaksudkan agar memudahkan pembaca untuk memahami dengan jelas dan mudah isi dari penelitian tentang aimai dalam bahasa Jepang tersebut. 11