BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

dokumen-dokumen yang mirip
KAJIAN ESTETIKA YANG BEDA RELIEF CANDI JAWA TIMUR. R.Bambang Gatot Soebroto ABSTRAK

BEELAJAR MENCIPTAKAN RUANG MELALUI GAMBAR ANAK-ANAK Oleh: Taswadi. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rizky Nugaraha,2013

TEORI VITRUVIUS : 3. FIRMITAS KEKUATAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penciptaan

pada bangunan yang berkembang pada masa Mesir kuno, Yunani dan awal abad

Perkembangan Arsitektur 1

GAMBAR ORNAMEN. Dwi Retno SA., M.Sn

BAB II METODE PERANCANGAN. A. Analisis Permasalahan. Berdasarkan fokus permasalahan di atas ada tiga permasalahan yang

Aspek-Aspek Karya Seni Rupa

Contoh lukisan daerah Bali. Contoh lukisan daerah kalimatan

BAB I PENDAHULUAN. dimana arsitektur itu berada (Rapoport, 1969). Rapoport membagi arsitektur menjadi

BAB IV TINJAUAN KARYA. Karya Tugas Akhir ini penulis mengambil judul Posisi Duduk. Crossed Leg Sebagai Motif Batik Kontemporer.

54. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunarungu (SDLB B) A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. untuk bersemayam para dewa (Fontein, 1972: 14). Dalam kamus besar

PERSPEKTIF PENDIDIKAN BERKUALITAS BAGI ANAK

ekonomi/koperasi, politik Menemutunjukan masalah-masalah yang berkaitan dan pemerintahan, dengan konsep dasar sejarah, geografi,

PERSEPSI BENTUK. Bahasa Rupa Modul 13. Udhi Marsudi, S.Sn. M.Sn. Modul ke: Fakultas Desain dan Seni Kreatif. Program Studi Desain Produk

BAB IV WIMBA, CARA WIMBA, DAN TATA UNGKAPAN DALAM GAMBAR 2D ANAK. Setelah melakukan penelitian, pada satu kelas Sekolah Dasar (SD)

Mata Kuliah Persepsi Bentuk

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, kiranya. telah cukup menjawab berbagai permasalahan yang diajukan

MAKALAH PENDIDIKAN IPS SD 2. Penggunaan Media Grafis Bagan dalam Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Candi merupakan istilah untuk menyebut bangunan monumental yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III TINJAUAN KHUSUS

INTERAKSI KEBUDAYAAN

Pengertian Seni Rupa. Prinsip - prinsip Seni

BAB 6 HASIL PERANCANGAN. konsep Hibridisasi arsitektur candi zaman Isana sampai Rajasa, adalah candi jawa

Oleh: Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta

DICIPTAKAN OLEH: TJOKORDA UDIANA NINDHIA PEMAYUN

KONSEP KARYA. Penari: Oil on Canvas, 90 x 60 cm. Oleh: Zulfi Hendri, S.Pd NIP:

JUDUL KARYA: NAGA SESA Di pamerkan di Museum Puri Lukisan Ubud tanggal 7-25 Oktober 2010

KOMSEP KARYA SENI. Oleh: Zulfi Hendri, S.Pd NIP:

BAB III TATA DEKORASI. STANDAR KOMPETENSI : Mahasiswa mampu memahami Unsur-unsur Tata Dekorasi (Scenery)

2. Sejarah Desain Interior

SOAL PENGAYAAN A. FLORA, FAUNA DAN ALAM BENDA

BAB I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

BAB I PENDAHULUAN. Sejak zaman prasejarah manusia sudah mengenal hiasan yang berfungsi

ESTETIKA BENTUK Pengertian. Estetika adalah suatu kondisi yang berkaitan dengan sensasi keindahan yang dirasakan seseorang

BAB I PENDAHULUAN. Banyak hal penting dalam menjalankan sebuah kehidupan yaitu satu

BAB II METODE PENULISAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Belajar adalah mengamati, membaca, berinisiasi, mencoba sesuatu sendiri,

Memahami Pola Pembentuk Estetika Batik Cakar

RAGAM HIAS FLORA Ragam hias flora

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAHASA RUPA GAMBAR ANAK APA PERANAN GAMBAR

BAB I PENDAHULUAN. 1

Gambar: 5. 5a. Pasar Bali

sesuatu yang bergerak atau berkembang kreatif menemukan bentuk visualisasinya dan memiliki ekspresi -ekspresi bebas ekspresif.

BAB I PENDAHULUAN. karya dihasilkan dari imajinasi dan temporer seniman. Batasan dari cetak tradisional,

BAB I GAMBARAN USAHA. India, Cina, Thailand, dan terakhir Malaysia, mengakui bahwa Seni Batik berasal

Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta

SENI KRIYA. Drs. Hery Santosa, M. Sn. DRS. TAPIP BAHTIAR, M.Ds. APRESIASI KARYA SENI KRIYA NUSANTARA. tbahtiarapresiasisenikriya'2008 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Agama memiliki hubungan yang erat dengan kebudayaan, banyak

NIRMANA DUA DIMENSI. Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013

lebih cepat dan mudah dikenal oleh masyarakat luas daripada teks. Membaca teks

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa digunakan manusia untuk mengungkapkan ide, gagasan, dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 5 KESIMPULAN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. tujuan, manfaat, dan keaslian penelitian yang dilakukan.

MENGGAMBAR PERSPEKTIF

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Masuk dan berkembangnya Kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia pada

1 of 5 11/5/2010 7:37 AM

Prambanan, yang disususun menjadi tesis, sebagai syarat menyelesaikan Program Pascasarjana,

Komposisi dalam Fotografi

BAB 4 PENUTUP. Universitas Indonesia

Perkebunan produktif di lereng pegunungan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Kajian Penciptaan

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni adalah karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika dan artistik.

Seminar Nasional BOSARIS III Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya

MENILIK PERBENDAHARAAN BAHASA RUPA. Taswadi ABSTRAK

Untuk menghasilkan desain yang berkualitas diperlukan pertimbangan yang

MODUL PERKULIAHAN. Sejarah Desain. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mata pencaharian dengan hormat dan jujur. Dalam versi yang lain seni disebut. mempunyai unsur transendental atau spiritual.

BAB IV HASIL KERJA PRAKTEK

Pengertian. Ragam hias. Teknik. Pada pelajaran Bab 4, peserta didik diharapkan peduli dan melakukan aktivitas berkesenian,

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS)

Bab I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PROGRAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN SEKOLAH DASAR KELAS I - SEMESTER 1

ORNAMEN Pengertian ornamen secara umum Istilah ornamen berasal dari kata Ornare (bahasa Latin) yang berarti menghiasisedang dalam bahasa Inggris

BAB IV KOMPOSISI PENTAS. STANDAR KOMPETENSI : Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui hakikat Komposisi Pentas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menyulam istilah menjahit yang berarti menjahitkan benang searah dekorasi (Elly

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori Teori Layout. Dalam buku The Fundamentals of Creative Design

Unsur-unsur dan Prinsip-prinsip dasar Seni Rupa

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB 2 DESKRIPSI UMUM DAN BENTUK PENGGAMBARAN BATU BERELIEF

Bab 1. Hampir bisa dipastikan, kebanyakan dari Anda pernah melihat topeng. Pendahuluan

BAB II LANDASAN TEORI

sekitarnya serta ketersediaannya yang belum optimal (pada perbatasan tertentu tidak terdapat elemen gate). d. Elemen nodes dan landmark yang

BAB 4 KONSEP. 4.1 Landasan Teori

2009/2010 Course Plan. DS-306 Sejarah Kebudayaan Indonesia Tim Dosen

III. METODE PENCIPTAAN TOPENG SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA. A. Implementasi Teoritis

INTERIOR Pengertian dan Sejarah (Materi pertemuan 1 dan 2)

Oleh: Asi Tritanti Eni Juniastuti

I. PENDAHULUAN. dalam masyarakat Jepang. Sadō yang disebut juga Cha no yu adalah etika

ESTETIKA SIMBOL UPAKARA OMKARA DALAM BENTUK KEWANGEN


Transkripsi:

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN Dalam bab Kesimpulan berisikan; menjawab rumusan masalah, tujuan dan hasil rekapitulasi rangkuman tiap-tiap tabel kajian Matrik. Selain itu juga disampaikan hasil diskusi dan temuan dari penelitian Tesis ini. Saran adalah beberapa langkah penelitian lanjutan yang dapat dilakukan, hasil dari pengembangan judul ini; maksudnya adalah untuk memperdalam dan memperluas bahasan hasil kajian Tesis ini. Rumusan Masalah Telah dibahas bahwa relief candi Jawa Tengah memiliki latar belakang estetika barat; seni Gupta (terpengaruh Helenisme) India. Relief candi Jawa Timur memiliki latar belakang seni Prasejarah. Keduanya memperlihatkan penampilan bentuk fisis yang berbeda. Kajian estetika relief candi Jawa Tengah perlu di uji memakai teori yang melatarbelakanginya (teori barat; diambil teori dari pematung Yunani Polykleitos). Untuk mengetahui estetika relief candi Jawa Timur dilakukan perilaku yang sama; pengujian memakai teori seni Prasejarah. Apakah masing-masing relief candi dapat diuji memakai teori yang berbeda, dilakukan pengujian silang; ternyata hasil menyeluruh tidak dapat dilakukan, rinciannya pada simpulan hasil rangkuman dari matrik dibawah. Adapun Kajian Estetika Yang Beda Relief Candi Jawa Timur sesungguhnya mempelajari estetika, memakai studi kasus relief candi Jawa Timur. Setelah mengetahui kajian memakai teori yang melatar belakangi dan pengujian silang, relief candi Jawa Timur memiliki kekhasan; para seniman sudah memiliki keinginan untuk tidak bergantung pada pengaruh seni India (ditemukan beberapa artefak relief atau arca yang masih memakai langgam seni Gupta India; di candi Jago, Singasari). Tidak kurang penting adalah kembali menekuni seni dan kepercayaan Prasejarah, menggali cerita-cerita lokal untuk diabadikan di relief candi. 235

Hasilnya adalah munculnya beberapa sosok khas seperti makhluk imajiner yang tidak di temukan pada relief candi Jawa Tengah; manusia berwujud binatang, seperti manusia kera, manusia banteng, raksasa, manusia garuda dan sebagainya. Selain itu juga, sebagian besar relief Jawa Timur memakai teknik kisahan (beberan) pembuatan relief berukuran panil panjang, tanpa jeda seperti di candi Borobudur dan penatahannya relatif lebih pipih. Perilaku seni Prasejarah yang diungkap oleh Dick Hartoko, sangat kuat mempengaruhi hasil karya seninya. Tujuan Kajian yang telah dicapai adalah mempelajari Estetika barat komposisi dari Polykleitos adalah; Proporsi, Skala, Kesatuan, Keseimbangan, Irama dan Pola masing-masing sebagai materi uji ke relief candi, ternyata dapat dipakai (relief candi Jawa Tengah) dan tidak dapat dipakai (relief candi Jawa Timur). Selain estetika barat yang dapat dipelajari di Arsitektur juga yang lain, yakni estetika Prasejarah; Tidak naturalis, alam mikro menyatu dengan Makro, penggambaran apa yang diketahui, berkisah atau bercerita, berimajinasi, seperti penggambaran seorang anak anak. Rangkuman rekapitulasi kajian hasil dari Matrik 1.PENGUJIAN RELIEF CANDI JAWA TENGAH MEMAKAI TEORI BARAT POLYKLRITOS; Nilai rata rata tinggi : 6,75 + 6.75 + 6,5 + 6,75 +6,75 +5,5 +5,5 + 7 +6,75 +7+6,5 =71,75 : 10 = 7,175 Relief candi Jawa Tengah masuk kategori estetika keindahan Polykleitos (Proporsi) Relief candi Jawa Tengah memakai perbandingan antara orang berdiri dan duduk, pada satu, dua relief memakai skala yang kontras dikarenakan pertimbangan maksud tertentu. Secara keseluruhan relief candi Jawa Tengah masuk kategori estetika keindahan Polykleitos ( skala) Kesatuan relief candi Jawa Tengah ( estetika barat Polykleitos) memiliki maksud pemahaman tertentu, sehingga relief candi tersebut masuk kategori estetika keindahan dalam hal kesatuan. 236

Keseimbangan bukan saja sekedar upaya menimbang obyek relief dalam gambar tetapi mempertimbangkan peletakan garis koordinat Y, elemen /obyek relief sebelah kiri dan kanan, diperlukan kepekaan pandangan dan perasaan juga berupaya mencari kesamaan kesamaan untuk bisa disetimbangkan.gambar relief yang memiliki keseimbangan simetri adalah no,8 dan 10, obyek gambar lain disetimbangkan dengan memakai kepekaan perasaan, yang tidak mudah dirasionalkan. Gambar obyek yang tersulit adalah no,2 dan 3 kondisi suasana bergerak. Keseimbangan diperlihatkan oleh gerak dan posisi penari India. Sebagian besar masih tergolong memenuhi keseimbangan, oleh sebab itu relief candi Jawa Tengah masuk dalam kategori estetika keindahan dalam hal keseimbangan Irama dapat dihasilkan dari pengulangan bentuk-bentuk yang sama, perubahan berangsur, atau dari permainan, pengaturan sebuah ukuran, jarak. Relief-relief memakai unsur irama bisa ditemukan pada candi Borobudur. Relief candi Jawa Tengah masuk kategori estetika keindahan dalam hal iramanya. Motif hiasan pada sampel relief percandian yang dipilih tidak banyak diketemukan. Motif hiasan percandian Jawa Tengah biasanya terdapat pada tepi pintu (hiasan tepi) dan sosok relief yang dihormati (seperti relief luar candi Kalasan), Mendut, dan lain lain, selain itu motif kelopak padma(teratai) pada singgasana sang Buda. Tidak banyak ditemukan kemungkinan salah satunya pada dokumentasi atau foto tidak menyeluruh,sehingga tidak terlihat adanya motif pada beberapa tempat. Sekalipun demikian relief candi Jawa Tengah tetap masuk kategori estetika keindahan. 2.PENGUJIAN RELIEF CANDI JAWA TIMUR MEMAKAI TEORI BARAT Relief candi Jawa Timur masuk kategori estetika ke tidakindahan sebab proporsinya hanya 5,1 x kepalanya Dari sepuluh gambar sebagian besar sulit untuk diujikan memakai teori barat Polykleitos, sehingga relief candi Jawa Timur masuk kategori estetika ketidakindahan menurut teori barat Polykleitos. Total simpulan pengujian relief candi Jawa Timur memakai estetika barat Polykleitos, masuk kategori estetika keindahan dalam hal Unity atau kesatuan (dengan catatan; panil panil panjang tidak diperhitungkan melainkan sebuah penggalan sesuai foto. gambar/reliefnya saja). Apabila memakai panil panjang sebagaimana khas relief percandian di Jawa Timur, kesatuan tidak dapat /sulit dicapai. Oleh karena itu relief candi Jawa Timur diuji memakai teori estetika barat Polykleitos masuk kedalam kategori estetika ketidakindahan. 237

Pengujian relief candi Jawa Timur memakai balance atau keseimbangan, sebagian besar tidak tercapai/memenuhi kecuali nomor 2 dan 4, estetika relief candi Jawa timur masuk kategori estetika ketidakindahan Sebagian dari relief candi Jawa Timur memakai atau menampilkan perulangan/irama (sekalipun sedikit) tampak pada nomor 2,4,5,8,9, berarti relief candi Jawa Timur masuk kategori ( pada sebagian) estetika keindahan Relief candi Jawa Timur diuji memakai teori barat Polykleitos-pattern atau pola tidak tampak banyak motif perulangan kecuali pada nomor 1,5,8,10, berarti sebagian relief candi Jawa Timur masuk kategori estetika keindahan dan ketidakindahan. 3. PENGUJIAN RELIEF CANDI JAWA TIMUR MEMAKAI TEORI PRASEJARAH Relief candi Jawa Timur diuji memakai teori estetika Prasejarah (gambar tidak Naturalis) hasilnya adalah sebagian besar gambar relief orang memiliki kekhasan dalam penatahanya; dada frontal terlihat dari depan, kepala menghadap kesamping, kaki berjajar melangkah, pipih.. kesan kaku sehingga mengesankan relief manusianya tidak sebagaimana sosok orang pada umumnya. Kemudian diuji memakai estetika (alam mikro menyatu dengan alam makro) tampak jelas Sebagian besar gambar relief adalah penggalan dari rangkaian cerita yang panjang (tidak mudah untuk menangkap maksudnya), penggambaran sebuah keadaan, perlambangan tampak terlihat, relief candi Jawa Timur Masyarakat Prasejarah punya kegemaran menggambarkan sesuatu sebagaimana rangkaian cerita yang panjang, demikian juga seniman masa lalu Jawa Timur. relief candi Jawa Timur memperlihatkan ide dari hasil imajinasi, sikap khas prasejarah Gambar relief terlihat lengkap menyerupai kegemaran menggambar anak anak Menggambarkan dengan menjelaskan sesuai keadaannya, sehingga tampak dari penampilan reliefnya.estetika relief candi Jawa Timur penggambarannya sebagaimana yang diketahuinya, Estetika relief candi Jawa Timur masuk kategori estetika keindahan menurut langgam seni Prasejarah. 4. PENGUJIAN RELIEF CANDI JAWA TENGAH MEMAKAI TEORI PRASEJARAH. Sebagian besar relief candi Jawa Tengah dibuat secara naturalis hanya sedikit tidak naturalis relief candi Kalasan no 10. Oleh sebab itu relief candi jawa Tengah masuk kategori estetika ke tidakindahan menurut estetika Prasejarah. 238

Memaksakan arti agar sesuai dengan konsep prasejarah, bisa saja seperti beberapa nomer diatas yang sesuai prasejarah; mulai no 5-10 estetika relief candi Jawa Tengah masuk kategori estetika keindahan sekaligus ke tidakindahan menurut prasejarah sebagaian besar relief candi Jawa Tengah tidak menampilkan kesan bercerita kecuali sedikit pada nomor 2,3,6,9, estetika relief candi jawa tengah masuk kategori estetika ke tidakindahan menurut Prasejarah Sebuah gambar relief mengalami perencanaan, dapat diawali dari sebuah angan, melukiskan obyek sekitar, keseharian, kisah cerita atau memperbaiki gambar yang sudah ada. Tidak bisa dihindari kemampuan berimajinasi untuk mencapai sebuah relief yang diinginkannya, oleh sebab itu hampir semua relief Jawa Tengah diatas masuk kategori estetika ke indahan sekaligus ke tidakindahan menurut Prasejarah. Logika anak berbeda dengan logika orang dewasa. Logika tergantung kemasakan dalam berfikir. Seorang anak belum memiliki pertimbangan logika yang rumit, cenderung masih dipengaruhi perasaan, dan perasaan adalah sumber pengungkapan terhadap sesuatu yang diketahuinya. Orang dewasa memiliki logika yang lebih matang, bahkan sering sudah mengalahkan perasaannya. Banyak pertimbangan-pertimbangan sebagai ukuran yang dipelajarinya. Gambar 1-10 diatas menunjukan relief candi Jawa Tengah diatas diuji memakai estetika Prasejarah masuk kategori estetika ke tidakindahan, karena banyak memakai logika orang dewasa. Sesuatu yang diketahui seorang anak anak, sering berbeda jauh dengan yang diketahui orang dewasa, karena berhubungan dengan perkembangan logika dan perasaannya. Hal yang diketahuinya adalah yang dirasakannya, sebaliknya untuk orang dewasa yang diketahuinya hasil dari kedewasaan logika, masukan pancaindra dan dari hasil pendidikan yang dipelajarinya. Hampir sebagian besar gambar relief candi Jawa Tengah diatas adalah hasil yang diketahui pemikiran orang dewasa. SIMPULAN 1. PENGUJIAN RELIEF CANDI JAWA TENGAH MEMAKAI TEORI BARAT POLYKLRITOS : Relief candi Jawa Tengah masuk kategori estetika keindahan Polykleitos; Proporsi, skala, Kesatuan, keseimbangan, irama dan Pola atau motif. 2. PENGUJIAN RELIEF CANDI JAWA TIMUR MEMAKAI TEORI BARAT : Relief candi Jawa Timur masuk kategori estetika keindahan (dalam hal Irama) pada sedikit sampel dan sebagian besar relief candi memakai Pola atau Motif tepi relief. 239

3. PENGUJIAN RELIEF CANDI JAWA TIMUR MEMAKAI TEORI PRASEJARAH : Reliefnya memenuhi teori Prasejarah; Estetika relief candi Jawa Timur masuk kategori estetika keindahan menurut langgam seni Prasejarah. 4. PENGUJIAN RELIEF CANDI JAWA TENGAH MEMAKAI TEORI PRASEJARAH : sebagian besar relief candi Jawa Tengah masuk kategori estetika ke tidakindahan dan sedikit ke indahan (kemampuan berimajiansi). SIMPULAN MENYELURUH Relief candi Jawa Tengah masuk kategori estetika ke indahan menurut teori barat Polykleitos sekaligus ke tidakindahan menurut Prasejarah; sebaliknya relief candi Jawa Timur masuk kategori esatetika keindahan menurut Prasejarah, sekaligus juga ke tidakindahan menurut estetika barat Polykleitos. Relief candi Jawa Timur memiliki kelebihan karena melepas ketergantungan pengaruh barat (India), punya relief khas makhluk Imajiner, penggambaran beberan, menggali kisah cerita lokal. SARAN Saran disini karena di rasakan pada kajian estetika diatas ada beberapa bagian yang kurang mendalam, mengingat fokus hanya pada kajian estetika yang beda relief candi Jawa Timur, seperti; Estetika barat langgam Hellenisme, Eestetika seni Gupta-Gandhara-Manthura, estetika Prasejarah. Sebagai langkah pendalaman materi kajian perlu meneruskan penelitian untuk makalah seminar; menghasilkan banyak ide, judul; 1) Estetika Relief panil kecil Jawa Tengah dan panil panjang (beber) Jawa Timur, 2) Estetika Makhluk imajiner dalam relief candi, 3) Estetika perspektif gunung pada relief candi, 4) Estetika relief pipih dan relief dalam, 5) Estetika Gupta pada relief candi, 6) Estetika relief berujud manusia atau binatang dan tanpa ujud (permainan dinding bata), 7) Estetika ornament dalam rumah Jawa dan percabangan dari pengembangan judul kajian utama. 240