SUGIYANTO, Ph.D; MAsr., LAsr. ; HP:

dokumen-dokumen yang mirip
MENINGKATKAN KUALITAS TENAGA KERJA MELALUI PROGRAM SERTIFIKASI KOMPETENSI KERJA. oleh

Darmawansyah, ST, M.Si /

SERTIFIKASI KOMPETENSI DI BIDANG LOGISTIK. Yukki Nugrahawan Hanafi

SERTIFIKASI TENAGA KERJA

SERTIFIKASI PROFESI BIDANG FASILITAS PRODUKSI MIGAS

LEGALISASI SERTIFIKASI LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI. Disampaikan Oleh : SULISTYO

(Lembaga Sertifikasi Profesi Kegiatan Usaha Hulu Migas)

KESIAPAN SDM HORTIKULTURA MENYAMBUT ERA MASYARAKAT EKONOMI ASEAN ROEDHY POERWANTO DEWAN PEMBINA PERHORTI

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2006 TENTANG SISTEM PELATIHAN KERJA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Kontribusi kadin dalam menyiapkan tenaga kerja kompeten

XII Tahun BNSP: Perkembangan dan Tantangan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2006 TENTANG SISTEM PELATIHAN KERJA NASIONAL

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 tentang Kegiatan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

Kebijakan dan Sistem Sertifikasi Nasional. Oleh Ir. Sumarna F. Abdurahman M.Sc. Ketua BNSP

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA. No.1463, 2013 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. Pelatihan Kerja. Nasional. Daerah. Pedoman.

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG

STRATEGI DAN PROGRAM INDONESIA KOMPETEN DALAM MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN

KESIAPAN TENAGA KERJA INDONESIA MENGHADAPI MEA PELUANG DAN TANTANGAN. Dasril Rangkuti. Wakil KOMITE TETAP PELATIHAN KETENAGAKERJAAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36/Permentan/SM.200/6/2015 TENTANG

LANGKAH ANTISIPATIF PEMPROV DALAM MENGHADAPI MEA / AEC

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PENDANAAN SISTEM PELATIHAN KERJA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI

PENGAMBANGAN SKKNI DALAM RANGKA MENINGKATKAN KOMPETENSI TENAGA KERJA INDONESIA MENGHADAPI PERSAINGAN GLOBAL

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM STANDARDISASI KOMPETENSI KERJA NASIONAL

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PELATIHAN KERJA DAN PRODUKTIVITAS

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM STANDARDISASI KOMPETENSI KERJA NASIONAL

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PENDANAAN SISTEM PELATIHAN KERJA

KEBIJAKAN SERTIFIKASI PROFESI PARIWISATA NASIONAL DALAM MENGHADAPI AEC 2015

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PELATIHAN KERJA DAN PRODUKTIVITAS

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2018 TENTANG BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA,

KOMPETENSI TENAGA KERJA LULUSAN TEKNIK ELEKTRO DI ERA MEA

2018, No Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Industri adalah seluruh bentuk kegiatan ekonomi yang mengolah b

2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, dan huruf c periu ditetapkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Peru

Implementasi sertifikasi profesi di Jawa Tengah dalam mengantisipasi AEC 2015

KESIAPAN SKKNI UNTUK TENAGA KERJA INDUSTRI YANG KOMPETEN

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 136,

ARTI PENTING PEMBERLAKUAN SKKNI BIDANG KOMINFO BADAN LITBANG SDM KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA 2015

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

Ir. Drs, Asrizal Tatang, MT Ketua Komisi Pelaksanaan Sertifikasi BNSP

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG PEMBANGUNAN SUMBER DAYA INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SERTIFIKASI PUSTAKAWAN: KONSEKUENSI DAN IMPLIKASI

PEDOMAN PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI PROFESI PENYULUH PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 45/Permentan/OT.140/4/2013 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI PROFESI PENYULUH PERTANIAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG PEMBANGUNAN SUMBER DAYA INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2012, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keteram

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DPP PERSAGI MEYLINA DJAFAR. Peraturan Pemerintah no 32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan

Seminar Internasional, ISSN Peran LPTK Dalam Pengembangan Pendidikan Vokasi di Indonesia

Siaran Pers Kemendikbud: Revitalisasi SMK Untuk Produktivitas dan Daya Saing Bangsa   Rabu, 17 Mei 2017

RENCANA PROGRAM PEMBINAAN KONSTRUKSI TA. 2018

MEMBANGUN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI UNTUK SDM REKLAMASI HUTAN DAN LAHAN

STRATEGI PENINGKATAN KOMPETENSI TENAGA KESEHATAN DALAM MENGHADAPI PASAR BEBAS ASEAN 2015

WALIKOTA MAKASSAR PROPINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA MAKASSAR NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Panduan Pelaksanaan TAHUN 2018

MEMBANGUN & MEMELIHARA KOMPETENSI BIDAN DI ERA MEA. Yogyakarta, 20 Agustus 2016 DEFINISI BIDAN

REKOGNISI KUALIFIKASI SDM INDONESIA MENINGKATKAN REKOGNISI dan PENYETARAAN KUALIFIKASI DI DALAM & LUAR NEGERI

SERTIFIKASI KOMPETENSI DALAM RANGKA UJI KOMPETENSI TEKNIS BAGI GURU SMK SE JAWA TENGAH. Disampaikan Oleh : SULISTYO

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA 37/M-IND/PER/6/2006 TENTANG PENGEMBANGAN JASA KONSULTANSI INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH (IKM)

KEBIJAKAN NASIONAL SERTIFIKASI KOMPETENSI DALAM MENDUKUNG REFORMASI BIROKRASI BERBASIS KOMPETENSI

2018, No pelatihan profesi, uji kompetensi dan sertifikasi profesi yang ditetapkan oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan; c. bahwa berdas

PERATURAN BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI NOMOR : 4/ BNSP / VII / 2014 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN DAN PEMELIHARAAN SKEMA SERTIFIKASI PROFESI

BRIDGING THE NEED OF QUALIFIED HUMAN RESOURCES IN GEOSPATIAL INFORMATION BY DEVELOPING NATIONAL WORK COMPETENCY STANDARDS

2016, No Peraturan Menteri Ketenagakerjaan tentang Akreditasi Lembaga Pelatihan Kerja; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentan

Penataan, Pemerataan, dan Pemenuhan Guru

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi Free Trade Area (AFTA) dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN. pada ASEAN Economic Community (AEC) yang mana merupakan pedoman

PEDOMAN PERSYARATAN UMUM ASESOR LISENSI, LEAD ASESOR DAN FASILITATOR SISTEM MANAJEMEN MUTU LSP

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

KATA SAMBUTAN. Direktur Jenderal,, Kelembagaan Ilmu Pengetahuan dan Pendidikan Tinggi, ttd. Patdono Suwignjo NIP

DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH BALAI PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KEJURUAN

PENGANTAR. Jakarta, Maret Pedoman Pelatihan dan Sertifikasi Asessor/ Master Asesor Kompetensi Draft Final 1 / 23

PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PELATIHAN KERJA DAN PRODUKTIVITAS

2 Pokok-pokok pengaturan dalam Peraturan Pemerintah ini meliputi pembangunan Tenaga Kerja Industri dan penggunaan konsultan Industri, pemanfaatan dan

BUPATI PANGKAJENE DAN KEPULAUAN PROVINSI SULAWESI SELATAN

Pengembangan MRA Sektor Perbankan Menyongsong MEA 2015 dan ABIF Ir. Sumarna F. Abdurahman M.Sc. Ketua BNSP

PEDOMAN PELAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN LSP KEPADA BNSP

Badan Nasional Sertifikasi Profesi. ==================================== Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Profesi Cabang (LSP Cabang)

PENTINGNYA SERTIFIKASI PUSTAKAWAN BAGI PUSTAKAWAN DI PTN/PTS INDONESIA

PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG SERTIFIKASI AMIL ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Indonesia Kompeten Pengembangan Program Sertifikasi Profesi Berbasis Kompetensi

NOTA KESEPAHAMAN ANTARA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN, KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN, KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 1991 TENTANG LATIHAN KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SERTIFIKASI KOMPETENSI KONSERVASI ENERGI HIMPUNAN AHLI KONSERVASI ENERGI (HAKE)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU

SEMINAR NASIONAL PELUANG DAN TANTANGAN ALUMNI PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNM MENYONGSONG ERA MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA)

"Jalan Pintas Menuju AFTA

PENINGKATAN KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR ESDM MELALUI PENGEMBANGAN BPSDM-ESDM

Akreditasi Program Studi di PTN-bh

Program Penataan dan Pemerataan Guru Pendidikan Menengah

Seminar, Workshop & Munas FPPTI. Pendahuluan. Latar Belakang Pentingnya Sertifikasi Kesejahteraan Rakyat. Pertumbuhan ekonomi Daya Saing

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTAENG TAHUN 2015 NOMOR 2 BUPATI BANTAENG PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTAENG NOMOR 2 TAHUN 2015

A. Tujuan dan Manfaat

Transkripsi:

BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI Jl. MT. Haryono Kav 51, Jakarta Selatan, Telp. 021-79194829 Fax. 021-7992321 www.bnsp.go.id e-mail : info@bnsp.go.id SUGIYANTO, Ph.D; MAsr., LAsr. ; HP: 081.1111.0041 email : masgi88@yahoo.com 10/10/2016 1

MENGAPA SERTIFIKASI PENTING TANTANGAN PERSAINGAN GLOBAL DAN REGIONAL PERKEMBANGAN SERTIFIKASI INDONESI KEBIJAKAN DAN LANGKAH PERCEPATAN SERTIFIKASI PESAN KETUA BNSP HARUS DAPAT MENJAWAB : MEWUJUDKAN INDONESIA KOMPETEN 2 LANDASAN HUKUM PENGEMBNGAN SDM : UU 13 thn 2003; UU 20 thn 2003; UU 12 Thn 2012; PP 31 thn 2006 ; PP 23 thn 2004 BNSP; HR Perpres SUMMIT 8 thn MIGAS 20126-OKT-2016 KKNI; Permen ESDM 5 thn 2015 SKKNI Wajib di Sektor Migas. 10/10/2016

SASARAN PENGEMBANGAN SDM Pemenuhan 58 Juta Tenaga Kerja Terampil Sampai 2030 Memenangkan Persaingan SDM di Regional & Global ASEAN Economic Community: 14 juta lapangan kerja terbuka sampai 2025. 20 kompetensi keahlian: diperlukan tambahan 58 juta skilled workers untuk menjadikan ekonomi Indonesia peringkat 7 dunia pada 2030. Pariwisata, Manufaktur/ mekatronika/elektro, Pertanian/perikanan/perkebunan, Konstruksi, Bisnis dan perdagangan, Industri kreatif/it, Food and beverage, Otomotif, Welding, Kimia industri, Akunting, Kewirausahaan, Building/complex engineering, Entertainment, Sound and lighting engineering, Pelayaran niaga, Keperawatan: caregiver/baby sitter, Instruktur bahasa inggris /jepang/korea/jerman/prancis/belanda, Surveyor, Massage & spa. 3

STRATEGI DAN TARGET MENGATASI PENGANGGURAN 2015-2019 LAPANGAN KERJA UNTUK 10 JUTA ORANG LAPANGAN KERJA LUAR NEGERI 4 JUTA ORANG LAPANGAN KERJA DALAM NEGERI PILIHAN KARIR PEKERJA 5 JUTA WIRAUSAHA 1 JT PELATIHAN KERJA SERTIFIKASI KOMPETENSI PENEMPATAN KERJA www.bnsp.go.id/national profesional certification system

KEBIJAKAN LANGKAH PERCEPATAN SERTIFIKASI BNSP bersama Kementerian/Lembaga, Industri tertentu dan BAPPENAS telah melaksanakan percepatan sertifikasi kompetensi pada 12 Sektor Prioritas dalam menghadapi diberlakukannya pasar tunggal ASEAN, TA 2015. BNSP telah dan sedang menyiapkan proses lisensi LSPP-1 SMK bersama Kementerian Dikbud sejak tahun Anggaran 2013, dan telah terlisensi > 200 LSPP-1. BNSP menyiapkan SATGAS IMPRES 9 thn 2016 untuk merealisasikan pelaksanaan lisensi sebanyak 1,650 LSPP-1 SMK bekerjasama dengan 12 Kementerian dan 34 Gubernur guna mendukung ketersediaan tenaga kerja terampil Level Operator. BNSP sedang menyiapkan SATGAS untuk lisensi LSPP-1 POLTEK/Diploma bekerjasama dengan Kemenristekdikti dan Industri untuk pemagangan. BNSP sedang menyiapkan kerjasama dengan Ditjen Pendidikan Non Formal (PAUDNI) untuk sertifikasi calon tenaga kerja lulusan diklat Profesi berbagai bidang keahlian. BNSP tetap memberikan layanan kegiatan proses lisensi LSP Masyarakat. www.bnsp.go.id/national profesional certification system

TANTANGAN PERSAINGAN GLOBAL DAN REGIONAL Sektor Jasa (GATS-Services) merupakan penopang utama dalam perekonomian nasional. Libelarisasi pasar global dalam lingkup internasional : WTO, Mode 4 : Temporary Movement of Natural Persons; APEC, lingkup regional; ASEAN, lingkup sub-regional, AEC Free flow of Skills Labour 2015. Dalam WTO ada kesepakatan untuk mobilitas dalam lingkup tenaga profesional, dan dalam ASEAN ada kesepakatan untuk MRA. 6 10/10/2016

WTO, Mode IV : Temporary Movement Of Natural Persons Supply of a services by foreign natural persons who temporarily enter the territory of another Member(s). Examples : 1. Abdul Fatonah goes to Iraq to work as a Security Guard 2. Sri Septi goes to Australia to work as a Nurse 3. Sugiyanto goes to Saudi Arabia to work as a HR Consultant. 7 10/10/2016

DAMPAK DIBERLAKUKANNYA MASYARAKAT EKONOMI ASEAN 2015, INDONESIA HARUS BISA! 8 www.bnsp.go.id/national profesional certification system

Aliran Bebas (Free Flow) Barang dan Jasa dalam Implementasi MEA 2015 Mendorong dan melindungi investasi antar negara ASEAN atas dasar perlakuan Nasional. Bea masuk turun ke 0% pada 2010 (kecuali CLMV pada 2015) Mengijinkan saham asing sampai 70% Mendorong hubungan pasar modal dan pengembangan pasar saham. Mutual Recognition Agreements (MRA) untuk 8 jasa profesi 9 www.bnsp.go.id/national profesional certification system

BONUS DEMOGRAFI Perhatikan Mayoritas Usia Produktif 15-64 Thn, 66%-68% 10 www.bnsp.go.id/national profesional certification system

INDONENSIA NEED STRONG COMPETITIVE COMPANIES & HR Competent 11 www.bnsp.go.id/national profesional certification system

Strategic Plan for HR Development - RPJPN 2005-2025 12 www.bnsp.go.id/national profesional certification system

LANDASAN HUKUM PENGEMBANGAN SDM INDONESIA 1. UU No.13 Thn 2003 tentang Ketenagakerjaan, Pasal 18. 2. UU No. 20 Thn 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Psl 61. 3. PP No.23 Tahun 2004 tentang Badan Nasional Sertifikasi Profesi. 4. Perpres No. 8 thn 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional 13 Indonesia (KKNI). 5. Permen ESDM No. 05 Thn 2015 tentang Pemberlakukan SKKNI di Bidang Kegiatan Usaha Minyak dan Gas Bumi secara WAJIB, mencakup 35 SKKNI. 6. IMPRES 9 Thn 2016, Revitalisasi SMK. 10/10/2016

IMPRES 9 thn 2016 Revitalisasi SMK Untuk Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral : a) Meningkatkan akses sertifikasi lulusan SMK yang terkait dengan energi dan sumber daya mineral; b) Menyusun proyeksi pengembangan, jenis, kompetensi (job title), dan lokasi industri energi terkait dengan lulusan SMK; c) Mendorong industri energi untuk memberikan akses yang lebih luas bagi lulusan SMK untuk melakukan PKL dan magang bagi pendidik dan tenaga kependidikan SMK, dan d) Mempercepat penyelesaian Standar Kompetensi Kerja Nasional. 14 10/10/2016

IMPRES 9 thn 2016 Revitalisasi SMK Untuk : Menteri, Kepala BNSP dan Gubernur melaporkan pelaksanan Instruksi Presiden ini kepada Presiden paling sedikit setiap 6 bulan sekali atau sewaktu waktu apabila diperlukan dengan tembusan kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan; Menko PMK melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan Instruksi Presiden ini paling singkat 6 bulan sekali dan melaporkan hasilnya kepada Presiden. Pembiayaan pelaksanaan Instruksi Presiden ini dibebankan kepada APBN masing-masimng Kementerian/Lembaga dan APBD serta sumber lain yang tidak mengikat sesuai peraturan dan perundangan yangberlaku. 15 10/10/2016

Pasal 18 : UU No.13 Tahun 2003, Ketenagakerjaan 1. Tenaga kerja berhak memperoleh pengakuan kompetensi kerja setelah mengikuti pelatihan kerja yang di selenggarakan lembaga pelatihan kerja pemerintah, lembaga pelatihan kerja swasta, atau pelatihan di tempat kerja. 2. Pengakuan kompetensi kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan melalui sertifikasi kompetensi kerja. 3. Sertifikasi kompetensi kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dapat pula diikuti oleh tenaga kerja yang telah berpengalaman. 16 10/10/2016

UU No.13 Tahun 2003, Ketenagakerjaan 4. Untuk melaksanakan sertifikasi kompetensi kerja dibentuk Badan Nasional Sertifikasi Profesi yang independen. 5. Pembentukan badan nasional sertifikasi profesi yang independen sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) diatur dengan Peraturan Pemerintah. 17 10/10/2016

Pasal 61 UU No. 20 Tahun 2003, Pendidikan Nasional 1. Sertifikat berbentuk ijazah dan sertifikat kompetensi. 2. Ijazah diberikan kepada peserta didik sebagai pengakuan terhadap prestasi belajar dan / atau penyelesaian suatu jenjang pendidikan setelah lulus ujian yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan yang terakreditasi. 3. Sertifikat kompetensi diberikan oleh penyelenggara pendidikan kepada peserta didik dan warga masyarakat sebagai pengakuan terhadap kompetensi untuk melakukan pekerjaan tertentu setelah lulus uji kompetensi yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan yang terakreditasi atau lembaga sertifikasi. 4. Ketentuan mengenai sertifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah. 18 10/10/2016

Pasal 16 UU No. 20 Tahun 2003, Pendidikan Nasional Pendidikan vokasi merupakan Pendidikan Tinggi program diploma yang menyiapkan Mahasiswa untuk memilki pekerjaan dengan keahlian terapan tertentu sampai program sarjana terapan. Penjelasan: Yang dimaksud dengan pendidikan vokasi adalah pendidikan yang menyiapkan Mahasiswa menjadi profesional dengan keterampilan/ kemampuan kerja tinggi. Kurikulum pendidikan vokasi disiapkan bersama dengan Masyarakat profesi dan organisasi profesi yang bertanggung jawab atas mutu layanan profesinya agar memenuhi syarat kompetensi profesinya. Dengan demikian pendidikan vokasi telah mencakup pendidikan profesinya. 19 10/10/2016

Pasal 44 UU No. 20 Tahun 2003, Pendidikan Nasional 1. Sertifikat kompetensi merupakan pengakuan kompetensi atas prestasi lulusan yang sesuai dengan keahlian dalam cabang ilmunya dan/atau memiliki prestasi di luar program studinya. 2. Serifikat kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterbitkan oleh Perguruan Tinggi bekerja sama dengan organisasi profesi, lembaga pelatihan, atau lembaga sertifikasi yang terakreditasi kepada lulusan yang lulus uji kompetensi. 20 10/10/2016

Pasal 44 UU No. 20 Tahun 2003, Pendidikan Nasional 3. Sertifikat kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat digunakan sebagai syarat untuk memperoleh pekerjaan tertentu. 4. Perseorangan, organisasi, atau penyelenggara Pendidikan Tinggi yang tanpa hak dilarang memberikan sertifikat kompetensi. 5. Ketentuan lebih lanjut mengenai sertifikat kompetensi diatur dalam Peraturan Menteri. 21 10/10/2016

PP No.23 Thn 2004, BNSP Penjelasan Umum Undang-undang No. 13 th 2003 tentang Ketenagakerjaan mengamanatkan pembentukan BNSP yang independen untuk melaksanakan sertifikasi kerja bagi tenaga kerja, baik yang berasal dari lulusan pelatihan kerja dan/atau tenaga kerja yang telah berpengalaman. Badan Nasional Sertifikasi Profesi yang sangat diperlukan sebagai lembaga yang mempunyai otoritas dan menjadi rujukan dalam penyelenggaraan sertifikasi kompetensi kerja secara nasional. 22 10/10/2016

Pasal 1 PP No.23 Thn 2004, BNSP 1. Sertifikasi kompetensi kerja adalah proses pemberian sertifikat kompetensi yang dilakukan secara sistematis dan obyektif melalui uji kompetensi yang mengacu kepada standar kompetensi kerja nasional Indonesia dan/atau internasional. 2. Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia adalah rumusan kemampuan kerja yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan/atau keahlian serta sikap kerja yang relevan dengan pelaksanaan tugas dan syarat jabatan yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 23 10/10/2016

PP No.23 Thn 2004, BNSP Pasal 2 1. Membentuk Badan Nasional Sertifikasi Profesi yang selanjutnya dalam Peraturan Pemerintah ini disebut dengan BNSP. 2. BNSP merupakan lembaga yang independen dalam melaksanakan tugasnya, dan bertanggung jawab kepada Presiden. 24 10/10/2016

Pasal 3 PP No.23 Tahun 2004 BNSP mempunyai tugas melaksanakan sertifikasi kompetensi kerja. Pasal 4 Guna terlaksananya tugas sertifikasi kompetensi kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, BNSP dapat memberikan lisensi kepada lembaga sertifikasi profesi yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan untuk melaksanakan sertifikasi kompetensi kerja. Ketentuan mengenai persyaratan dan tata cara pemberian lisensi lembaga sertifikasi profesi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan lebih lanjut oleh BNSP. 25 10/10/2016

KLASIFIKASI JENIS LSP, PBNSP 202 Rev. 2014 Klausul 4.2. PBNSP 202 Ref 2014 : Dalam pemberian Lisensi, BNSP mengklasifikasi jenis LSP (bukan Leveling) menjadi : -> LSP pihak Kesatu (First Party); -> LSP pihak Kedua (Second Party); -> LSP pihak Ketiga (Third Party) Klasifikasi jenis LSP tersebut didasarkan pada badan atau lembaga yang membentuknya dan sasaran sertifikasinya. 26 10/10/2016

PEMBERDAYAAN OPERASIONALISASI LSPP-2 HULU MIGAS Pendirian LSP Sebagai Pelaksanan Uji Kompetensi Pengguna Instansi Teknis Asosiasi Profesi KKKS SKK Migas APPI Lembaga Sertifikasi Profesi Pengelolaan Rantai Suplai Hulu Migas (LSP-PRS MIGAS)-> LSPP-2 HULU MIGAS. *) Pedoman BNSP 202 Tahun 2013 Item 3.41 27 PRIVATE AND CONFIDENTIAL

OPERASIONALISASI LSPP-2 HULU MIGAS Pengguna Instansi Teknis Asosiasi Profesi KKKS SKK Migas APPI Lembaga Sertifikasi Profesi Pengelolaan Rantai Suplai Hulu Migas (LSP-PRS MIGAS)-> LSPP-2 HULU MIGAS Pengguna Instansi Teknis Asesor Kompetensi Asosiasi Profesi *) Pedoman BNSP 202 Tahun 2013 Item 3.41 28 PRIVATE AND CONFIDENTIAL

Pasal 1. Ayat 5 : PP 31 thn 2006, SISLATKERNAS Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia yang selanjutnya disingkat SKKNI, adalah rumusan kemampuan kerja yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan/atau keahlian serta sikap kerja yang relevan dengan pelaksanaan tugas dan syarat jabatan yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 29 10/10/2016

Pasal 1, Ayat 6 : PP 31 thn 2006, SISLATKERNAS 1. Sertifikasi kompetensi kerja adalah proses pemberian sertifikat kompetensi yang dilakukan secara sistematis dan objektif melalui uji kompetensi sesuai : Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI), Standar Internasional dan/atau Standar Khusus. 30 10/10/2016

Perpres No. 8, thn 2012, KKNI KKNI adalah kerangka penjenjangan kualifikasi kompetensi yang dapat menyandingkan, menyetarakan, dan mengintegrasikan antara bidang pendidikan dan bidang pelatihan kerja serta pengalaman kerja dalam rangka pemberian pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan struktur pekerjaan di berbagai sektor. Pasal 1(1). Kualifikasi adalah penguasaan capaian pembelajaran yang menyatakan kedudukannya dalam KKNI. Pasal 1(4). Capaian pembelajaran adalah kemampuan yang diperoleh melalui internalisasi pengetahuan, sikap, ketrampilan, kompetensi, dan akumulasi pengalaman kerja. Pasal 1(2). 31 10/10/2016

Perpres No. 8, thn 2012, KKNI KKNI terdiri atas 9 (sembilan) jenjang kualaifikasi, dimulai dari jenjang 1 (satu) sebagai jenjang terendah, sampai dengan 9 (sembilan) sebagai jenjang tertinggi; Pasal 2, (1). Setiap jenjang kualifikasi KKNI, sebagaimana dimaksud dalam Ayat 1) terdiri atas : Jenjang 1 sampai dengan jenjang 3, dikelompokkan dalam jabatan Operator; Jenjang 4 sampai dengan jenjang 6, dikelompokkan dalam jabatan Teknisi atau Analis; Jenjang 7 sampai dengan jenjang 9, dikelompokkan dalam jabatan Ahli. 32 10/10/2016

S3 S2 S1 SMA (3) KKNI PERPRES No. 8 KANDUNGAN Thn UNSUR 2012 * KANDUNGAN UNSUR S3 (Terapan) S2 (Terapan) D IV D III Spesialis D II Profesi D I Sekolah Menengah Kejuruan (3) 9 Tahun Pendidikan Dasar (6+3) Pendidikan Pra Sekolah (1-2) JENJANG KUALIFIKASI 9 8 7 6 5 4 3 2 1 KOMPETENSI EDUCATIONAL AHLI TEKNISI / ANALIS OPERATOR KOMPETENSI OCCUPATIONAL PENGEMBANGAN KARIR 33 (DUDI, LATKER, 10/10/2016 MASY) IX VIII VII VI V IV III II I PSIKO MOTORIK KOGNITIF STRATEGIKAL TEKNIKAL K MANAJERIAL SUPERVISIONAL

Ciri-ciri Profesi Perpres No. 8 thn 2012, KKNI, Pasal 1, Ayat 8 : Profesi adalah bidang pekerjaan yang memiliki kompetensi tertentu yang diakui oleh masyarakat. Terlatih Well trained Memberi jasa utk umum Ber sertifikat Anggota organisasi profesi 34 10/10/2016

NATIONAL COMPETENCY BASED TRAINING SYSTEM KKNI/SKKNI LABOUR FORCE Employed Job Seekers TRAINING PROGRAMME Competency Based Demand Driven Leveling Classical/OJT/APT Certificate of competency COMPETENT FASILITIES INSTRUCTOR FUNDS QMS TRAINING PROVIDERS 10/10/2016 HR SUMMIT MIGAS 6- OKT-2016 35

KETERKAITAN LEMBAGA DIKLAT PROFESI berbasis kompetensi (CBT) LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI (LSP) MENDIDIK & MELATIH TENAGA KERJA. Peserta Diklat mengaku kompeten SETELAH mengikuti pelatihan. MEMASTIKAN & MEMELIHARA KOMPETENSI. Peserta uji, mengaku sudah kompeten SEBELUM asesmen. 36 10/10/2016

KOLABORASI ANTARA STD KOMPETENSI, LEMDIKLAT, LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI & PENEMPATAN DI INDUSTRI PP 31 Thn 2006 : SKKNI, Std. Internasional, Std Khusus LEMDIKLAT PROFESI / VOKASI Kurikulum / Hanjar. 37 LSP- SERTIFIKASI : SKEMA Sertifikasi; Perangkat Asesmen PENEMPATAN INDUSTRI (Man Spec = Job Spec) 10/10/2016

38 10/10/2016