Workshop Nasional Kesepakatan Sistem Ujian Keperawatan dan Kebidanan

dokumen-dokumen yang mirip
EP BED EVALUASI PROGRAM STUDI BERBASIS EVALUASI DIRI

Kebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengenai Dosen di Rumah Sakit dan Wahana Pendidikan

Program Studi Arsitektur dan Upaya-upaya Peningkatannya

Pemanfaatan PD Dikti oleh Direktorat Kelembagaan dan Kerjasama Ditjen Dikti Kemenristek Dikti

REKOGNISI KUALIFIKASI SDM INDONESIA MENINGKATKAN REKOGNISI dan PENYETARAAN KUALIFIKASI DI DALAM & LUAR NEGERI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PERATURAN PEMBUKAAN DAN PENUTUPAN PROGRAM STUDI (Draft)

PERATURAN MENTERI RISTEK DAN DIKTI NO 44 TAHUN 2015

DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH BALAI PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KEJURUAN

PERATURAN MENTERI RISTEK DAN DIKTI NO 44 TAHUN 2015

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI

Disajikan untuk STPP Magelang Zuhdan K. Prasetyo

STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN DAN KEBIJAKAN AKADEMIK OLEH: SYAHNUR SAID

KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN BIDAN DI INDONESIA. Djoko Santoso Dirjen Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional

Dokumen Akademik DOKUMEN AKADEMIK

Standar Kompetensi Lulusan Acuan Standar Lain

MONITORING DAN EVALUASI PERGURUAN TINGGI SWASTA JAKARTA 2009

STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI (Permendikbud no 49/2014) Hotel Harris, Bandung, 18 Agustus 2014

Teknis Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan

KEBIJAKAN AKREDITASI PRODI DAN AKREDITASI INSTITUSI. Materi Workshop ITY

Disajikan pada pelatihan sistem penjaminan mutu akademik Agustus 2008 KOPERTIS WILAYAH III 1

AKREDITASI PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN KEDOKTERAN

Rencana Pelaksanaan Program Percepatan Pendidikan Diploma III Bidang Kesehatan. Kepala Pusdik SDM Kesehatan Badan PPSDM Kesehatan

Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SN Dikti)

PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN TINGGI DI ERA GLOBALISASI

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009

MONITORING DAN EVALUASI PERGURUAN TINGGI SWASTA JAKARTA 2009

Perubahan Yang Dilakukan: Beban Belajar

Kebijakan Pendidikan Tinggi Bidang Kesehatan. Ridwan Roy T Kasubdit Pembelajaran Ditjen Dikti

PELUANG DAN TANTANGAN MENGHADAPI AKREDITASI PENDIDIKAN TINGGI BERDASARKAN UU 12/2012

Kebijakan Pengembangan Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA. Tentang

STMIK AKAKOM 2011 STANDAR AKADEMIK. Versi 1.0. PJM. Standar Akademik STMIK AKAKOM Halaman 1

PANDUAN PENYUSUNAN PROPOSAL PENYELENGGARAAN PROGRAM SARJANA (S-1) KEPENDIDIKAN BAGI GURU DALAM JABATAN

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA

Standar Nasional Pendidikan Tinggi dan Capaian Pembelajaran

Komentar dan Rekomendasi

Konsep RS Pendidikan milik Perguruan Tinggi (RS Universitas)

KODE/NOMOR STANDAR OPERATIONAL PROSEDUR (SOP)

STANDAR ISI PEMBELAJARAN

STANDAR DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Pentingnya EXPECTED LEARNING OUTCOME DALAM PENYUSUNAN KURIKULUM MENGACU KKNI

DALAM JABATAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2017

STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI Oleh : Nisa Muktiana/ Nisamuktiana.blogs.uny.ac.id

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG SERTIFIKASI BAGI GURU DALAM JABATAN MELALUI JALUR PENDIDIKAN

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

KKNI sebagai TRANSLATION DEVICE

Akreditasi Program Studi di PTN-bh

LEARNING OUTCOME S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

AKREDITASI PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN

STANDAR DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL

Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan

2014, No.16 2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi adalah pengaturan

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI Nomor Tahun 2015

STANDAR ISI PEMBELAJARAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

REGULASI DAN IMPLEMENTASI BEBAN KERJA DOSEN DALAM TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI

STANDAR DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO

REGULASI DAN IMPLEMENTASI ASESMEN BEBAN KERJA DOSEN DALAM TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI

STANDAR NON AKADEMIK UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA TAHUN JAKARTA

KOMPETENSI SARJANA BIOLOGI

Tema : MENINGKATKAN KINERJA DAN SINERGI EKS-FPBS UNTUK MENGHASILKAN SDM YANG PROFESIONAL DAN BERKUALITAS DI BIDANG KEPENDIDIKAN DAN NONKEPENDIDIKAN

Rapat: 21 Nopember 2012 PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2012 TENTANG

PEDOMAN STANDAR AKADEMIK STMIK SUMEDANG

Standar Nasional Pendidikan Tinggi

PENYELENGGARAAN TK-SD SATU ATAP

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN TINGGI DAN PENGELOLAAN PERGURUAN TINGGI

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

B. SUMBER PENDANAAN (10) PROGRAM PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN (PPSDMK) (Juta Rupiah) Prakiraan Kebutuhan

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 29 TAHUN 2017 TENTANG

Populasi Ternak Menurut Provinsi dan Jenis Ternak (Ribu Ekor),

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah baik yang diselenggarakan pemerintah maupun masyarakat

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta. Organisasai. Tata Kerja.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN TINGGI DAN PENGELOLAAN PERGURUAN TINGGI

WORSHOP STANDAR SETTING UJI KOMPETENSI DOKTER GIGI HPEQ PROJECT MEDAN MEI 2010

KEBIJAKAN. Direktorat Kelembagaan dan Kerja Sama Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Tinggi dan Riset Republik Indonesia

PENYUSUNAN DOKUMEN PERENCANAAN KEBUTUHAN SDM KESEHATAN. Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan SDM Kesehatan Badan PPSDM Kesehatan Tahun 2013

Komentar dan Rekomendasi

Standar Nasional Pendidikan Tinggi

Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan. Disampaikan 0leh : Kepala Pusat Pendidikan SDM Kesehatan

STANDAR 4. SUMBER DAYA MANUSIA

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 11 B. TUJUAN 11 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 11 D. UNSUR YANG TERLIBAT 12 E. REFERENSI 12 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 12

LAPORAN MIGRASI DATA EPSBED KE PDPT

BAB I PENDAHULUAN. bisnis dan industri yang bergantung pada kepuasan pelanggan atau konsumen,

AKREDITASI INSTITUSI PERGURUAN TINGGI BARU INSTRUMEN AKREDITASI

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI AL-KAMAL

Penyelenggaraan Pendidikan Profesi berdasarkan Ketentuan Perundang-undangan untuk Menghasilkan Lulusan sesuai KKNI

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO

Pandangan KKG tentang rencana revisi standar pendidikan dan standar kompetensi dokter gigi serta langkah-langkahnya

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL

Illah Sailah Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Ditjen Dikti. Implementasi Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi Kesehatan

STANDAR DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. Oleh Prof.Dr.Johannes Gunawan,SH.,LL.M

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 11 B. TUJUAN 11 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 11 D. UNSUR YANG TERLIBAT 12 E. REFERENSI 12 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 12

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KOORDINASI PERGURUAN TINGGI SWASTA

Konsep Pengembangan Kurikulum dan Pembelajan Pendidikan Tinggi

Proses Evaluasi. Keterbatasan mampuan Negara. imo Masyarakat PRUDEN

Panduan Pengusulan Ijin PENGAKUAN TENAGA AHLI SEBAGAI DOSEN melalui mekanisme REKOGNISI PEMBELAJARAN LAMPAU (RPL)

Pendirian, Perubahan Bentuk, dan Pembukaan Program Studi Perguruan Tinggi Swasta

A.1. Perolehan harapan pelanggan terkait kualitas lulusan dari pengguna lulusan, asosiasi profesi dan alumni

Transkripsi:

Workshop Nasional Kesepakatan Sistem Ujian Keperawatan dan Kebidanan Makassar, 13-14 Maret 2010 DIREKTORAT AKADEMIK DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA - (INDONESIAN QUALIFICATION FRAMEWORK) : adalah Kerangka kualifikasi manusia Indonesia yang produktif yang disusun sebagai basis pengakuan terhadap capaian pembelajaran seseorang, baik yang diperoleh melalui proses pendidikan formal, atau pelatihan non formal, in formal, atau pengalaman kerja. Berbagai faktor eksternal yang mendorong penyusunan KKNI adalah implementasi dari: General Agreement on Trade in Services (GATS) Lisbon Recognition Convention Bologna Process Asean and European Meeting (ASEM) 1

LEVEL/TINGKAT KUALIFIKASI DALAM KKNI FORMAL KUALIFIKASI INDUSTRI Akademik Profesi KKNI Industri B Industri C DOKTOR TINGKAT 9 SERTIFIKAT 6 SERTIFIKAT 4 SPESIALIS II TINGKAT 8 SERTIFIKAT 3 MASTER SPESIALIS I TINGKAT 7 SERTIFIKAT 5 SERTIFIKAT 2 SARJANA PROFESI TINGKAT 6 SERTIFIKAT 4 SERTIFIKAT 1 DIPLOMA 4 /S1 TINGKAT 5 DIPLOMA 3 TINGKAT 4 SERTIFIKAT 3 DIPLOMA 2 TINGKAT 3 DIPLOMA 1 TINGKAT 2 SERTIFIKAT 2 SMK/SMU TINGKAT 1 SERTIFIKAT 1 Level 4 Seseorang dapat dinyatakan mempunyai kualifikasi Level Empat apabila yang bersangkutan mempunyai karakteristik sebagai berikut: Mempunyai kemampuan menyesuaikan diri terhadap situasi yang dihadapi dalam menyelesaikan permasalahan Menguasai pengetahuan dalam konteks yang selaras antara teori dan kenyataan dalam sebuah lapangan kerja atau bidang ilmu yang spesifik Memiliki pemahaman dan ketrampilan praktis yang diperlukan untuk menghasilkan penyelesaian masalah-masalah spesifik dalam sebuah lapangan kerja atau bidang ilmu tertentu. Mempunyai kemampuan pengelolaan diri dan supervisi dalam konteks aktifitas pekerjaan atau pembelajaran yang bersifat rutin dan non-rutin. 2

Level 5 Seseorang dapat dinyatakan mempunyai kualifikasi Level Lima apabila yang bersangkutan mempunyai karakteristik sebagai berikut: Mempunyai kemampuan menyesuaikan diri terhadap situasi yang dihadapi dalam menyelesaikan permasalahan Menguasai pengetahuan pada bidang yang spesifik secara komprehensif, baik yang faktual dan teoritis atas suatu jenis kerja atau bidang ilmu dan perduli terhadap batasan lingkup pengetahuan yang dimaksud Memiliki pemahaman komprehensif dan ketrampilan praktis yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah yang kompleks dalam suatu lapangan kerja atau ilmu tertentu. Mempunyai kemampuan pengelolaan diri dan supervisi dalam konteks aktifitas pekerjaan atau pembelajaran yang bersifat rutin dan non-rutin. Level 6 Seseorang dapat dinyatakan mempunyai kualifikasi Level Enam apabila yang bersangkutan mempunyai karakteristik sebagai berikut: Mempunyai kemampuan menyesuaikan diri terhadap situasi yang dihadapi dalam menyelesaikan permasalahan Menguasai pengetahuan pada bidang yang spesifik secara komprehensif, baik yang faktual dan teoritis atas suatu jenis kerja atau bidang ilmu dan perduli terhadap batasan lingkup pengetahuan yang dimaksud Memiliki pemahaman komprehensif dan ketrampilan praktis yang diperlukan untuk mengembangkan solusi kreatif dalam menghadapi masalah yang bersifat abstrak Mempunyai kemampuan pengelolaan diri dan supervisi dalam konteks aktifitas pekerjaan atau pembelajaran yang bersifat rutin dan non-rutin. Mempunyai kemampuan mengembangkan ketrampilan orang lain sesuai dengan bidang pekerjaannya. 3

EVALUASI kinerja PENDIDIKAN Sumber: PP 19/2005 Ps. 1 Ketentuan Umum Evaluasi kinerja pendidikan adalah kegiatan pengendalian, penjaminan, dan penetapan mutu pendidikan terhadap berbagai komponen pendidikan pada setiap jalur, jenjang, dan jenis pendidikan sebagai bentuk pertanggungjawaban (akuntabilitas) penyelenggaraan pendidikan kpd pihak-2 yg berkepentingan. EVALUASI kinerja PENDIDIKAN Sumber: PP 19/2005 Ps. 79 Evaluasi kinerja pendidikan dilakukan oleh satuan pendidikan pada setiap akhir semester Sekurang-kurangnya pada aspek : Tingkat kehadiran peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan std. proses & std. pendidik & tng. kependidikan Pelaksanaan kurikulum & keg. ekstrakurikuler std. proses & std. isi Hasil belajar peserta didik std. penilaian Realisasi anggaran std. pembiayaan 4

1. Penelitian 2. Pengabdian masy. 3. Sistem informasi 4. Kerjasama 5. Kemahasiswaan 5. Suasana Akademik 6. Bidang lain sesuai ciri khas PT ybs. Standar Lain (Melampaui SNP) 8 Standar Minimal (SNP) Internally driven Wajib 1. Standar Isi 2. Standar Proses 3. Standar Kompetensi Lulusan 4. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan 5. Standar Sarana dan Prasarana 6. Standar Pengelolaan 7. Standar Pembiayaan 8. Standar Penilaian Pendidikan SK DIRJEN DIKTI 163/DIKTI/Kep/2007 524 P.S Keperawatan Kebidanan???? S-2 S-1 D-IV D-III Ners??? D-IV D-III 5

PENATAAN PROGRAM STUDI SK DIRJEN DIKTI : 163/DIKTI/Kep/2007 524 PROGRAM STUDI PENATAAN 559 PROGRAM STUDI PROGRAM STUDI APA SAJA : KOMPUTER PSIKOLOGI ARST.LANSKAP KOMUNIKASI DLL... Jumlah program studi berdasarkan kelompok bidang ilmu AGAMA SENI HUMANIORA MIPA PERTANIAN KEPENDIDIKAN KESEHATAN SOSIAL EKONOMI TEKNIK 0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500 TEKNIK EKONOMI SOSIAL KESEHATAN KEPENDIDIKA PERTANIAN MIPA HUMANIORA SENI AGAMA N Series1 4163 2592 2047 2033 1968 1153 576 541 241 50 6

Jumlah Program Studi Bidang Kesehatan No. Bidang Kesehatan Jumlah Prodi 1. Kebidanan 529 2. Keperawatan 280 3. Ilmu Keperawatan 267 4. Kesehatan Masyarakat 129 5. Pendidikan Dokter 69 6. Profesi Ners 48 7. Analis Kesehatan 40 8. Bidan Pendidik 39 Dst... Jumlah program studi dan kelompok bidang Kesehatan (20<) NAMA PROPINSI JUMLAH DKI JAKARTA 220 JAWA BARAT 239 JAWA TENGAH 224 D I YOGYAKARTA 108 JAWA TIMUR 296 NANGROE ACEH DARUSSALAM 69 SUMATERA UTARA 162 SUMATERA BARAT 91 RIAU 42 SUMATERA SELATAN 79 LAMPUNG 32 KALIMANTAN SELATAN 32 KALIMANTAN TIMUR 21 SULAWESI UTARA 28 SULAWESI SELATAN 151 BALI 37 NUSA TENGGARA BARAT 21 BANTEN 40 7

KONDISI PRODI KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN Sarana prasarana Laboratorium? Ruang belajar? Magang/PKL? Kurikulum KBK? KONDISI PRODI KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN Dosen Kualifikasi? Jafung? Rasio dosen : mhs? Serdos? 8

Kegiatan Utama Subdit Seksi Evaluasi Proses Pembelajaran : Proses penilaian ijazah lulusan perguruan tinggi luar negeri Seksi Evaluasi Kualitas Akademik : Evaluasi Program Studi Berbasis Evaluasi Diri (EPSBED) Hasil Pengumpulan Data : Kuantitas data : PTN : rata-rata diatas 90 % (41 PT : 100 %) Kopertis (PTS) : rata-rata dibawah 90 % Kualitas data : Perguruan tinggi : 100 % Program studi : 98 % Dosen : 96 % Mahasiswa : 82 % 9

Kesimpulan (1) : Kualitas data EPSBED berbanding lurus dengan kesadaran pimpinan tentang makna pelaporan EPSBED setiap semester. Infra struktur pengelolaan data pada sejumlah PT relatif lemah; misalnya, belum ada sistem jaringan (intranet, LAN), keberadaan software yang tidak integratif, ketersediaan bandwidth yang cukup untuk akses ke internet, dll. Kesimpulan (2) : Banyak yang mempermasalahkan home base dosen dan SK 163. Program Studi Kedokteran, khususnya program spesialis memerlukan program pelaporan yang sesuai dengan hakikat pembelajarannya. 10

Kesimpulan (3) : Perkuliahan dalam sistem trimester, semester pendek, dan double degree telah diselenggarakan oleh sejumlah perguruan tinggi. Peningkatan software pengumpulan data perlu diupdate secara periodik dalam rangka memudahkan pengguna, mengeliminasi kekeliruan, atau meningkatkan kualitas data yang diperoleh. Namun, peningkatan software perlu dilakukan secara terjadual, dalam frekuensi yang minimal, dan direlease dalam waktu yang tepat. Perpanjangan ijin penyelenggaraan program studi selama ini menggunakan indikator pelaporan 100%, ketersediaan dosen, dan rasio dosen/mahasiswa. Kesimpulan (4) : Kegiatan visitasi baik oleh Ditjen Dikti (PTN) dan Kopertis (PTS) menghasilkan dampak (outcome) yang besar bagi perbaikan sistem pelaporan EPSBED. Kesadaran pimpinan semakin terbangun, diseminasi informasi tentang EPSBED semakin meluas, perbaikan data secara langsung dapat dilakukan, dan komunikasi strategis antara DIKTI, Tim EPSBED dan PTN dapat terlaksana. Sistem EPSBED sdh berlangsung sejak 2002, perlu penggantian sistem DOS pada software EPSBED bermigrasi ke sistem Windows. 11

Beberapa issue yang perlu dibicarakan Issue 1 : Uji Kompetensi Keperawatan/Kebidanan (UKK) dilaksanakan kapan : setelahmenyelesaikan proses pendidikan yaitu setelah lulus yudisium atau masih dalam masa pendidikan? Siapa yang berhak mengeluarkan Sertifikat? Issue 2 : Siapa yang diberi mandat untuk menyelenggarakan UKK : apakah membentuk lembaga baru atau yang sudah ada? Apakah lembaga tersebut sentralistik atau ada semacam kantor UKK di daerah? Unsur-unsurnya siapa saja, apakah bisa asosiasi pendidikan? 12

Issue 3 : Apakah setuju untuk mengembangkan UKK dengan MCQ-CBT dan OSCE? Bagaimana teknis pelaksanaan seperti persiapan sistem IT untuk penunjang CBT dan sarana untuk simulasi skills yang akan diujikan? Issue 4 : Apakah perlu dibentuk Pokja untuk mengkaji aspek legalitas pelaksanaan uji kompetensi? Jika iya, siapa unsur-unsurnya? Issue-issue lainnya :?????? 13

Stake holder : Depdiknas Depkes Pemda Asosiasi BAN-PT Lembaga Lain PT Dunia kerja TOGETHER WE CAN!! 14