NERACA ASSET TETAP (LEASING) ASSET TIDAK BERWUJUD

dokumen-dokumen yang mirip
KEPUTUSAN PEMBIAYAAN AKTIVA TETAP MELALUI LEASING DAN BANK KAITANNYA DENGAN PENGHEMATAN PAJAK

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1169/KMK.01/1991 TENTANG KEGIATAN SEWA GUNA USAHA (LEASING) MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

Aspek Perpajakan atas Aktiva Tetap

Modul ke: Manajemen Perpajakan 06FEB. Samsuri, SH, MM. Fakultas. Program Studi Akuntansi

AKUNTANSI PAJAK ATAS SEWA GUNA USAHA DAN JASA KUNSTRUKSI

BAB II LANDASAN TEORI

MENTERI KEUANGAN S A L I N A N KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 1169/KMK.01/1991 T E N T A N G KEGIATAN SEWA-GUNA-USAHA(LEASING)


PERUSAHAAN SEWAGUNAUSAHA (PerlakuanAkuntansi dan Pajak)

Bab 10 PERUSAHAAN MODAL ASING (PMA) YANG MENGGUNAKAN BAHASA ASING DAN MATA UANG SELAIN RUPIAH

NAMA : SEPTIYANA NPM : JURUSAN : MANAJEMEN (KEUANGAN) PENGERTIAN LEASING

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan aktiva tetap seperti peralatan, mesin, tanah, gedung, kendaraan dan

BAB I PENDAHULUAN. melalui penanaman barang modal. Dana yang diterima oleh perusahaan digunakan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dewasa ini, perusahaan dituntut untuk selalu

Bab 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS PERENCANAAN PAJAK ATAS PEROLEHAN ALAT BERAT SERTA PENGARUHNYA TERHADAP LABA KENA PAJAK DAN PPh TERUTANG (STUDI KASUS PADA PT APMS)

SEWA GUNA USAHA. Statement of Financial Accounting Standards No. 13 mengelompokkan sewa guna usaha menjadi :

BAB I PENDAHULUAN. alternatif pembiayaan mana yang paling menguntungkan agar dapat

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam rangka mempertahankan kelangsungan dan tujuan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. dikeluarkan oleh perusahaan untuk mendukung kegiatan operasional agar

BAB II LANDASAN TEORITIS. Leasing berasal dari kata lease yang berarti sewa atau lebih umum sebagai

BAB 1 AKUNTANSI untuk SEWA GUNA USAA (LEASING)

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BERDASARKAN SAK ETAP DAN SAK IFRS ATAS PEROLEHAN ASET TETAP DAN KAITANNYA DENGAN ASPEK PERPAJAKAN.

BAB II LANDASAN TEORI. suatu kontrak antara lessor (pemilik barang modal) dengan lessee (pengguna

AKUNTANSI UNTUK LEASING

BAB II AKUNTANSI SEWA

1. Pengertian Penghasilan Menurut Undang-Undang Pajak Penghasilan. Pengertian penghasilan menurut Undang-Undang Pajak Penghasilan

Pembelanjaan Jangka Panjang 1 BAB 14 PEMBELANJAAN JANGKA PANJANG

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelian aset tetap, perusahaan harus mempertimbangkan alternatif

Oleh Iwan Sidharta, MM.

DAFTAR ISI ABSTRAK.. KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL.. DAFTAR GAMBAR. DAFTAR LAMPIRAN.

ABSTRAK. Keywords: peranan, sewa guna usaha (leasing), penerimaan pajak. vii. Universitas Kristen Maranatha

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu cara perolehan aktiva operasi adalah dengan Sewa Guna Usaha (SGU) atau

ABSTRAK. Kata kunci : Leasing, kredit dari bank. Universitas Kristen Maranatha

Tabel 5.1. Daftar Jenis Kendaraan CV. METROPOLITAN HOME. Umur Manfaat. B. Perbandingan Perolehan Kendaraan melalui Pembelian Tunai, Kredit

Gerson Philipi Rianto F

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

MAKALAH HUKUM PERIKATAN

PENERAPAN AKUNTANSI PAJAK ATAS SEWA GUNA USAHA AKTIVA TETAP DENGAN METODE HAK OPSI (Studi Kasus Pada PT. Sinar Karya Cahaya Gorontalo) Oleh

PSAK 30 (REVISI 2007) ISAK 8 (REVISI 2007)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 100/PMK.03/2011 TENTANG TATA CARA PENGHITUNGAN DAN PEMBAYARAN PAJAK PENGHASILAN ATAS SURPLUS BANK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. pada khususnya, maka kebutuhan akan pendanaan menjadi hal yang utama bagi

(lessee). Penyewa mempunyai hak untuk menggunakan aset

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI DAN PERPAJAKAN ATAS KEPEMILIKAN ASET TETAP TERHADAP LABA KENA PAJAK DAN

Tinjauan Perencanaan Pajak Sehubungan Pembelian Aktiva Tetap Berwujud Secara Tunai, Kredit dan Leasing

PSAK 30 SEWA (REVISI 2007) ISAK 8 Transaksi yang Mengandung Sewa. Ellyn Octavianty

LEASING (SEWA-GUNA-USAHA) Pengertian

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 1985 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN 1984 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II LANDASAN TEORI. tahun (1982:331) laba perusahaan adalah merupakan selisih antara

BAB I PENDAHULUAN. ditahan, modal saham, dan lain-lain yang berasal dari sumber internal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. ISAK 8 merupakan panduan untuk menentukan apakah suatu perjanjian

Dari pembahasan bab-bab didepan dapat disimpulkan. hal-hal penting mengenai ketentuan pengakuan^ penyusutan

JENIS-JENIS MODAL DALAM PERUSAHAAN

Catatan 31 Maret Maret 2010

PERUSAHAAN KONSTRUKSI & INFRASTUKTUR. Lembaga Management Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Sewa guna usaha (leasing) adalah suatu kontrak antara lessor (pemilik barang

Lembaga Keuangan: Leasing dan Factoring

1. Koreksi positif dividen sebesar Rp , Koreksi positif sewa mesin sebesar Rp ,00;

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai jumlah aset tetap yang cukup signifikan dalam laporan keuangannya, yaitu

AKUNTANSI INDUSTRI JILID 2 SMK. Ali Irfan

Lembaga Pembiayaan. Copyright by Dhoni Yusra

Leasing. Bahan Ajar : Manajemen Keuangan Bisnis II Digunakan untuk melengkapi buku wajib Disusun oleh: Nila Firdausi Nuzula

BAB II LANDASAN TEORI. Upaya dalam melakukan penghematan pajak secara legal dapat dilakukan melalui

Universitas Tarumanagara 19 September 2014

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan kerangka teoritis yang telah diuraikan pada BAB II, maka pada bab

kini dan pajak tangguhan yang sajikan telah benar sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. satu tahun periode kebelakang, memperlihatkan posisi finansial perusahaan, dan

MAKALAH LEASING. Diajukan dan dipersentasikan. pada mata kuliah Seminar Manajemen Keuangan. Di bawah bimbingan : Wahyu Indah Mursalini, SE, MM

Komponen Laporan Keuangan Lengkap Beserta Contoh dan Penjelasan

AKUNTANSI PROPERTY INVESTASI

BAB III METODE PENELITIAN

Dosen Pembimbing : NINNASI MUTTAQIN,S.M.B,M.SM

BAB 4 ANALISIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. investasi jangka panjang bagi perusahaan. Mengingat bahwa tujuan dari pengadaan

Kewajiban kini entitas yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diperkirakan mengakibatkan pengeluaran sumber daya entitas

PERLAKUAN AKUNTANSI PAJAK ATAS SEWA GUNA USAHA DENGAN METODE CAPITAL LEASE

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 1985 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN 1984 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RUGI LABA BIAYA FISKAL

PT SURYA TOTO INDONESIA Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 Juni 2010 dan 2009 ( Dalam Rupiah )

BALANCE SHEET. (laporan Posisi Keuangan NERACA)

AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN

Accounting for Leases. Chapter. AA YKPN,

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN SUB SEKTOR LEMBAGA PEMBIAYAAN DI INDONESIA Sejarah Perusahaan Sub Sektor Lembaga Pembiayaan

AKUNTANSI PERPAJAKAN. Akuntansi Pajak atas Aktiva Tidak Berwujud

Oleh : Tita Safitriawati. Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Islam Syekh Yusuf Tangerang ABSTRAK

TUGAS TEORI AKUNTANSI CHAPTER 13 LEASES

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Tentang Lembaga Pembiayaan Pada tanggal 20 Desember 1988 (PakDes 20, 1988) memperkenalkan

OPSI FINANCIAL LEASE DAN OPERATING LEASE TERHADAP KEPEMILIKAN BUS PADA CV. MEGA JASA DI SAMARINDA. Nely Dwi Jayanti, Lca.Robin Jonathan, Heriyanto

ANALISA KOMPARASI KREDIT BANK VERSUS FINANCIAL LEASING

AKUNTANSI UNTUK LEASE (Accounting For Leases)

BAB 1 PENDAHULUAN. pasca krisis tahun 1997, dengan kebijakan tersebut pemerintah berusaha

Transkripsi:

NERACA ASSET TETAP (LEASING) ASSET TIDAK BERWUJUD

Jenis-jenis sewa menurut PSAK 30 1. Finance lease Lessor : Pihak yang membiayai penyediaan barang modal. Lessee : Lessee : - memilih barang modal yang dibutuhkan atas nama perusahaan sewa - Pemilik barang modal tsb - melakukan pemesanan, pemeriksaan serta memelihara barang modal yang dijadikan obyek transaksi sewa. - Selama masa sewa melakukan pembayaran secara berkala. Jumlah mencakup biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh barang tersebut berikut bunganya.

2. Operating lease Lessor : membeli barang modal kemudian disewakan kepada lesse. Lessee sewa. : membayar sewa membayar biaya

3. Sales Type lease Sewa penjualan merupakan transaksi pembiayaan sewa secara langsung dimana jumlah transaksi termasuk laba yang diperhitungkan oleh pabrikan yang juga merupakan perusahaan sewa.

Leverage lease Melibatkan: penyewa guna usaha, perusahaan sewa, dan kreditur jangka panjang yang membiayai transaksi sewa.

Jenis sewa yang diakui perpajakan: 1. sewa dengan hak opsi (finance lease) karakteristik yang harus dipenuhi semua: pembayaran sewa masa sewa pertama ditambah dengan nilai sisa barang modal, harus dapat menutup harga perolehan barang modal dan keuntungan lessor. Masa sewa ditetapkan sekurang-kurangnya dua tahun untuk barang modal golongan I, tiga tahun untuk barang modal golongan II dan III, dan tujuh tahun untuk golongan bangunan. Perjanjian sewa memuat ketentuan mengenai opsi bagi lessee.

sewa tanpa hak opsi adalah kegiatan jasa pembiayaan berupa penyediaan kredit bagi lesse oleh lessor. Penghasilan lessor adalah bunga yang diterima pada saat angsuran pelunasan kewajiban sewa. Perpajakan melarang penyusutan barang sewa ini, karena dianggap sebelum selesainya masa leasing asset bukan milik lessee maupun lessor. Karakteristik: pembayaran sewa selama masa sewa pertama tidak dapat menutupi harga perolehan barang modal dan tidak menghasilkan keuntungan. Perjanjian sewa tidak memuat ketentuan mengenai opsi bagi lessee.

PERLAKUAN PERPAJAKAN SEWA DENGAN HAK OPSI BAGI LESSOR: Penghasilan kena pajak : pembayaran sewa dikurangai angsuran pokok. Tidak berhak melakukan penyusutan asset yang disewakan dengan hak opsi. Jika masa sewa lebih pendek dari yang telah ditentukan sebelumnya, DJP melakukan koreksi atas penghasilan lessor. Kerugian karena piutang tdk dp ditagih dibebankan pada cadangan piutang tak tertagih. Cadangan piutang lebih besar dari kenyataan, diakui sebagai penghasilan Cadangan piutang lebih kecil dari kenyataan, diakui sebagai kerugian. Penyerahan barang kepada lesse dikenakan PPN, penyerahan jasa dalam transaksi ke lesse tidak dikenakan PPN. Angsuran PPH pasal 25 setiap bulan adalah PPh terutang berdasarkan LK triwulan terakhir yang disetahunkan dibagi 12.

BAGI LESSEE: Selama masa sewa, lessee tidak boleh melakukan penyusutan atas barang modal yang disewakan sampai saat lessee menggunakan hak opsi untuk membeli. Dasar penyusutan adalah nilai sisa Pembayaran sewa dapat mengurangi penghasilan bruto lessee (jika memenuhi ketetentuan capital lease) Masa sewa lebih pendek dari masa yang ditetntukan, DJP melakukan koreksi atas pembebanan biaya sewa. Lessee tidak memotong PPh 23 atas pembayaran sewa yang dibayar.

SEWA TANPA HAK OPSI BAGI LESSOR: Penghasilan kena pajak : seluruh pembayaran sewa yang diterima. Membebankan biaya penyusutan atas barang modal yang disewakan BAGI LESSEE: Biaya yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto: pembayaran sewa yang dibayar. Memotong PPh 23 atas pembayaran sewa tsb Atas penyerahan jasa dalam transaksi sewa tanpa hak opsi dari lessor kepada lessee dikenai utang PPN.

CONTOH: PT. A membeli mesin produksi dengan cara sewa (leasing) pada tanggal 1 Januari 2009, dimana pembelian ini merupakan capital lease. Setiap tahun PT.A harus membayar Rp.1.500.000 selama 4 tahun dan masa manfaat mesin 6 tahun. Pada akhir masa leasing, terdapat opsi pembelian dengan harga Rp.2.000.000 dan tingkat bunga implicit 10%. Selain membayar cicilan, PT.A juga harus membayar biaya leasing Rp.200.000 setiap tahunnya. Pembayaran pertama dilakukan pada tanggal 1 januari 2009.

JAWAB BAGI LESSEE: Present value leasing = PV cicilan + PV nilai opsi = (cicilan x 1-1 + 1) + (Nilai opsi X 1 ) (1+i)n-1 (1 + i) n i = (1.500.000 x 1-1 + 1) + (2.000.000 X 1 ) (1+0,1)3 (1+0.1)4 0,1 = (1.500.000 x 3.4869) + (2.000.000 x 0.6830) = 6.596.350

1 Jan Mesin (leasing) 6.596.350 Utang leasing jk pendek 1.649.087,5 Utang leasing jk panjang 4.947.262,5 Utang leasing 1.500.000 Biaya bunga leasing 200.000 Kas 1.700.000. Utang leasing jangka pendek (utang tahun 1) Rp.6.596.350/4 = 1.649.087,5

BAGI LESSOR: Penghasilan ini dikenakan PPh badan tarif 28%

ASET TIDAK BERWUJUD Aset tidak berwujud adalah asset nonmoneter yang dapat diidentifikasi dan tidak mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan atau menyerahkan barang atau jasa, disewakan kepada pihak lainnya, atau untuk tujuan administrative.

PEROLEHAN ASET TIDAK BERWUJUD 1. GOODWILL Adalah hak-hak istimewa yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Misal: keistimewaan lokasi, produksi, distribusi, nama, dan pengalaman yang lebih unggul dari perusahaan lain. Perusahaan tidak dapat secara otomatis mencantumkan goodwill dalam neraca. Goodwill hanya dapat dicatat dalam pembukuan jika suatu perusahaan membeli perusahaan lain dengna harga diatas yang berlaku. Nilai goodwill yang dicantumkan adalah niali seluruh asset setelah dikurangi biaya. Untuk keperluan perpajakan, goodwill hanya dapat dicatat sebagai harta yang dapat diamortisasi apabila goodwill tersebut diperoleh melalui pembelian perusahaan.

BIAYA PENDIRIAN DAN PERLUASAN MODAL CONTOH PT. B berdiri tahun 2005 talah menghabiskan biaya sebesar Rp.50.000.000 untuk mendapatkan izin pengurusan pendirian perusahaan. Biaya ini diberlakukan sebagai asset lainnya dan memiliki masa manfaat 5 tahun, metode penyusutan garis lurus. Aset lainnya (tidak berwujud) 50.000.000 Kas 50.000.000 Beban amortisasi asset tidak berwujud 10.000.000 Aset lainnya 10.000.000 Menurut fiscal Beban amortisasi 25% X 50.000.000 = 12.500.000 Selisih 12.500.000 10.000.000 = 2.500.000 merupakan koreksi fiscal