BAB V PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Rekrutmen Siswa Baru pada Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan bagian penting dari proses pembangunan nasional

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Menyiapkan format pembelajaran yang dibutuhkan Guru Mata Pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

PERSEPSI GURU TENTANG MANAJEMEN PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR NEGERI GUGUS II KECAMATAN LUBUK SIKARAH KOTA SOLOK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH

MANAJEMEN PESERTA DIDIK MANAJEMEN / ADMINISTRASI PENDIDIKAN/SEKOLAH MANAJEMEN PENDIDIKAN PENGERTIAN MPD. Manajemen Kesiswaan (Peserta Didik)

Uraian Tugas dan Tanggung Jawab Jabatan

MANAJEMEN PESERTA DIDIK BERBASIS SEKOLAH

DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1

TRANSKIP WAWANCARA. 1. Peneliti: Apa Visi Misi MTs NU 07 Patebon dan bagaimana penjelasannya?

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. SHAFTA adalah kepanjangan dari Shidiq, Amanah, Fathonah dan Tabligh

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pusat sumber belajar untuk siswa Sekolah Dasar (SD). SDN ini terletak sangat

BAB V PEMBAHASAN. IT Babussalam; (b) Manajemen Kesiswaan di SMAIT Babussalam Kuala Kapuas

BAB III SETTING WILAYAH PENELITIAN. 1. Latar Belakang Berdirinya MTs Nurul Hilal Senuro

LEMBARAN DAERAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG MADRASAH DINIYAH TAKMILIYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. jawab untuk kepentingan masa depan (Badrudin, 2014:2) tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa UUD 1945

BAB IV ANALISA MANAJEMEN PEMBIAYAAN DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN DI PERGURUAN ISLAM MATHOLI UL FALAH

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK STUDI

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Gambaran Umum SMAK Untung Suropati Sidoarjo. siswa untuk memperoleh prestasi di sekolah maupun di luar sekolah.

BAB I. masyarakat yang maju, adil dan makmur, serta memungkinkan warganya. berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

LAMPIRAN. Berikut adalah lampiran pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada sekolah SMA. Santa Patricia berdasarkan metode penelitian wawancara.

BAB V PENUTUP. Berdasarkan diskripsi hasil penelitian yang telah penulis lakukan di MTs. NU TBS Kudus, maka dapat penulis simpulkan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. dituangkan dalam bentuk pendidikan sekolah dan luar sekolah.

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEDOMAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI. 1.1 Sejarah Singkat SMA HANG TUAH 2 Sidoarjo. SMA HANG TUAH 2 Sidoarjo didirikan oleh Yayasan Hang Tuah

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. Dunia pendidikan di indonesia sudah berkembang sejak dahulu dan

PROGRAM KERJA KEPALA SEKOLAH

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR : 20 TAHUN 2012 TENTANG

Program Kerja Kesiswaan MTs. Wachid Hasyim Surabaya Tahun Pelajaran 2017/2018

KEPUTUSAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 369 TAHUN 1993 TENTANG MADRASAH TSANAWIYAH BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

BAB II SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 29 MEDAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2014 TENTANG

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KESISWAAN

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH. saat itu SMA Negeri 14 Surabaya belum mempunyai gedung sendiri dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah.

BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN

MANAJEMEN PESERTA DIDIK DI SEKOLAH SATU ATAP

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 58 TAHUN 2014 TENTANG DEWAN PENDIDIKAN DAERAH DAN KOMITE SEKOLAH/MADRASAH

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN MANAJEMEN KESISWAAN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN BELAJAR PESERTA DIDIK DI MAK AL-HIKMAH 2 BENDA SIRAMPOG BREBES

URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI JABATAN DI SMA NEGERI 1 BOGOR

MANAJEMEN DAN PENGELOLAAN PESERTA DIDIK (Studi Pada SD di Kota Makassar)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PENUTUP. (tradisional) adalah pesantren yang tetap mempertahankan pengajaran kitab-kitab

3. Staf Kurikulum Menyusun program pengajaran. Menyusun pembagian dan uraian tugas guru. Menyusun jadwal pelajaran.

MANAJEMEN PESERTA DIDIK

WALI KOTA BANDUNG, DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA PALANGKA RAYA NOMOR 18 TAHUN 2009 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 TAHUN DI KOTA PALANGKA RAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

FUNGSI DAN TUGAS SEKOLAH DAN PENGELOLA SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. (lisan) dan bahasa nonverbal (tulisan, simbol, isyarat). Fungsi bahasa dalam

GUBERNUR JAWA BARAT, PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 16 TAHUN 2017 TENTANG

BAB III GAMBARAN UMUM MTS SALAFIYAH WONOYOSO PEKALONGAN. A. Kondisi Umum MTs Salafiyah Wonoyoso Pekalongan

DEPARTEMEN AGAMA R.I DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM. Bagian Perencanaan dan Data

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktek-praktek dalam pengelompokan di dalam ataupun antar kelas patut

BUPATI SLEMAN PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR : 10 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU PADA TAMAN KANAK-KANAK DAN SEKOLAH

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALI KOTA KEDIRI NOMOR 26 TAHUN 2010

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 16 TAHUN TENTANG

PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 21 TAHUN 2009

RESPONDEN KEPALA SEKOLAH

MANAJEMEN PESERTA DIDIK DI SEKOLAH MENENGAH ATAS PATRIA BANTUL SKRIPSI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENDANAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA,

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

ADMNISTRATOR SEKOLAH

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Rapat Koordinasi Pendataan Ujian Nasional Tahun 2018 Jakarta, 21 November 2017

BAB I PENDAHULUAN. Hidayatul Muwaffiq. Hal ini dikarenakan pola interaksi yang dikembangkan

WALIKOTA PAREPARE PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI PANGANDARAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DAN PESANTREN

BAB I PENDAHULUAN. berjalan sesuai dengan rencana dan peraturan perundang-undangan yang

PERSIAPAN AKREDITASI. 2. Berita Acara Penyelenggaraan Rapat Penyusunan dan tanda tangan Komite, KS, Wakasek, Kaur, Guru dan guru BK

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu kegiatan yang menunjang kegiatan pembelajaran di sekolah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan adalah salah satu faktor yang sangat penting dalam perkembangan suatu negara, semakin baik

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAROS NOMOR 05 TAHUN 2013

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG DEWAN PENDIDIKAN DAN KOMITE SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PETUNJUK TEKNIS PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) TAHUN PELAJARAN

APLIKASI PROGRAM SELEKSI MADRASAH DINIYAH TAKMILIYAH PERCONTOHAN (UNGGULAN) TAHUN 2014

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV. IMPLEMENTASI KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM) DI MTs AGUNG ALIM BLADO. A. Kriteria Ketuntasan Minimal di MTs Agung Alim Blado

BAB I PENDAHULUAN. tujuan yang telah dicita-citakan tidak akan pernah lepas dari sistem

PENGELOLAAN KESISWAAN BIDANG AKADEMIK DI SMK NEGERI 1 KABUPATEN TUBAN

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR : 20 TAHUN 2013 TENTANG

BAB V PENUTUP. Ma arif 7 Sunan Drajat, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

2014, No Mengingat : 1 Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 167, Tambahan Le

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN KEHUTANAN NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

No.972, 2014 KEMENAG. Muadalah. Pondok Pesantren. Satuan Pendidikan. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. 1. Tujuan Individual yang berkaitan dengan individu-individu, pelajaran dan

BAB I PENDAHULUAN. terintegrasi dengan proses peningkatan kualitas sumber daya manusia.

BAB II GAMBARAN UMUM SMA NEGERI 1 PETIR

BAB I PENDAHULUAN. E. Mulyasa, Manajemen PAUD, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2014, hlm

Transkripsi:

BAB V PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Rekrutmen Siswa Baru pada Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah Nahdlatussalam Kecamatan Kapuas Timur Kabupaten Kapuas. Madrasah Nahdlatussalam di bawah naungan yayasan yang menangani Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah. Kebijakan semua jenjang ditangani langsung oleh yayasan, akan tetapi pada teknis pelaksanaan panitia Penerimaan Siswa Baru (PSB) diserahkan kepada masingmasing jenjang yang dipimpin oleh Kepala Sekolah. Kepala Sekolah beserta dewan guru mengadakan rapat perencanaan penerimaan siswa dan membentuk panitia Penerimaan Siswa Baru (PSB) yang bertugas menangani kegiatan Penerimaan Siswa Baru (PSB), pendaftarannya serempak pada setiap jenjang pendidikan yang ada dalam naungan yayasan dimulai dari TK, Madrasah Ibtidaiyah, Tsanawiyah dan Aliyah. Proses Penerimaan Siswa Baru yaitu mengadakan publikasi kepada masyarakat melalui spanduk yang dipasang didepan pintu gerbang sekolah dan siaran pengumuman dimesjid. Akan tetapi apabila publikasi juga disertai dengan adanya brosur, pamflet, media massa (radio/ surat kabar), dan media internet/ online, maka informasi akan menyebar kepada masyarakat luas, peluang yang mendaftar akan semakin banyak. 118

119 Panitia Penerimaan Siswa Baru (PSB) di Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah Nahdlatussalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan yang telah diperintahkan Kepala Sekolah. Sekolah tidak melaksanakan tes seleksi pada setiap jenjang Madrasah, karena kebanyakan siswa yang mendaftar merupakan alumni yang bersekolah di Madrasah Nahdlatussalam, dan memberikan kesempatan kepada siswa seluas-luasnya untuk dapat mengenyam pendidikan. Seleksi pada penerimaan siswa baru sebenarnya merupakan hal yang penting, karena pada seleksi tersebut Sekolah dapat memilih calon siswa yang berkualitas. Akan tetapi, jika seleksi tidak dapat dilaksanakan, alternatif yang lain yakni dilaksanakan wawancara kepada calon siswa untuk mengetahui seberapa besar minatnya bersekolah di Madrasah Nahdlatussalam. Pengontrolan oleh Kepala Sekolah terhadap Penerimaan Siwa Baru (PSB) telah terlaksana, hal ini terlihat dengan Kepala Sekolah terlibat secara langsung pada pelaksanaan Penerimaan Siswa Baru (PSB). Namun dalam hal penyebaran informasi dan sosialisasi pihak panitia masih belum maksimal dilakukan, diperlukan usaha yang lebih kreatif dan efektif seperti penyebaran informasi melalui brosur, pamplet dan media agar masyarakat luas mendapatkan informasi yang cepat dan akurat. Dengan demikian, kemungkinan pendaftaran calon siswa baru akan semakin besar.

120 B. Penempatan Siswa Baru (pembagian kelas) pada Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah Nahdlatussalam Kecamatan Kapuas Timur Kabupaten Kapuas. Peserta didik yang telah diterima pada sebuah lembaga pendidikan (sekolah), sebelum mengikuti proses pembelajaran, terlebih dahulu perlu ditempatkan dan dikelompokkan dalam kelompok belajarnya. Pengelompokkan peserta didik yang dilaksanakan pada sekolah-sekolah sebagian besar didasarkan kepada sistem kelas. 1 Perencanaan penempatan siswa baru pada Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatussalam dilakukan sesuai dengan daftar urut pendaftaran, pembagian kelas dibagi dalam dua rombongan belajar, laki-laki dan perempuan masih belum dipisah. Namun setelah kelas enam mereka baru dipisah, 1 kelas lakilaki dan 1 kelas perempuan. Pemisahan kelas antara laki-laki dan perempuan ini diharapkan sesuai dengan syari at Islam, juga bermanfa at untuk menjaga pergaulan diantara sesama siswa antara laki-laki dan perempuan sejak pendidikan dasar untuk melatih siswa sedari dini agar tidak bercampur dengan lawan jenis karena latar belakang Madrasah Nahdlatussalam adalah pesantren. Penempatan siswa baru pada Madrasah Tsanawiyah Nahdlatussalam dilakukan sesuai dengan jenis kelamin dan lulusan, siswa diurut sesuai abjad nama mereka. Pemisahan asal lulusan siswa sekolah umum dan sekolah madrasah dan pengelompokan kelasnya didasarkan pada pertimbangan agar mempermudah dalam membimbing siswanya. 2008), h. 210. 1 Suharsimi Arikunto dan Lia Yuliana, Manajemen Pendidikan, (Yokyakarta: Aditya Media,

121 Madrasah Aliyah Nahdlatussalam penempatan siswanya dengan cara siswa dikelompokkan menurut jenis kelamin dan sesuai dengan urutan abjad nama. Pada Madrasah Aliyah siswa yang lulusan dari Sekolah umum tidak dibedakan namun digabung dengan lulusan Madrasah. Penempatan siswa yang dibagi dalam rombel kelas belajar ini dilakukan dengan maksud agar pelaksanaan kegiatan proses belajar mengajar berjalan lancar dan tertib sehingga tercapai tujuan pendidikan yang diharapkan. Pihak Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah Nahdlatussalam tidak melaksanakan tes pada Penerimaan Siswa Baru (PSB), baik secara terlulis maupun lisan. Sehingga tidak membentuk tim kepanitiaan seleksi calon siswa baru untuk penempatan kelas bagi siswa baru. Kepala Sekolah dalam hal ini memberikan arahan kepada panitia Penerimaan Siswa Baru (PSB) untuk penempatan siswa baru dibawah koordinasi Wakil Kepala Sekolah bagian Kesiswaan di masing-masing jenjang Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah Nahdlatussalam. C. Pencatatan dan Pelaporan Siswa Baru dan Lama pada Madrasah Ibtidayah, Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah Nahdlatussalam Kecamatan Kapuas Timur Kabupaten Kapuas. Pencatatan tentang kondisi peserta didik perlu dilakukan agar pihak lembaga dapat memberikan bimblngan yang optimal pada peserta didik. 2 2 Suharsimi Arikunto dan Lia Yuliana, Manajemen Pendidikan, h.212.

122 Perencanaan terhadap pencatatan siswa baru dan lama di Madrasah Ibtidaiyah berjalan dengan rutin, hal ini dlihat dari Madrasah Ibtidaiyah dilakukan secara terus menerus sejak awal masuk sampai dengan lulus sekolah dibuku induk siswa. Buku induk digunakan untuk mencatat data siswa yang pernah dan sedang mengikuti pendidikan disuatu sekolah. Madrasah Ibtidaiyah Nahdatussalam melaporkan keadaan atau jumlah siswa ke Kementrian Agama Kapuas. Pencatatan atau ketata usahaan siswa dilakukan oleh Staf Tata usaha dan dimasukkan dalam buku induk Sekolah yang memuat keseluruhan data siswa baik yang sedang aktif atau tengah belajar di Sekolah juga catatan data siswa yang telah selesai menempuh pendidikan di Sekolah. Untuk mempermudah pencarian data siswa di buku induk diperlukan Buku Klapper, akan tetapi di Madrasah Ibtidaiyah, Tsanawiyah, dan Aliyah Nahdlatussalam Buku Klapper belum tersedia. Pegorganisasian pencatatan dan pelaporan siswa baru dan lama di Madrasah Ibtidaiyah Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah Nahdlatussalam dikerjakan oleh Tata Usaha Sekolah. Sedangkan presensi kehadiran dan daftar nilai serta kemajuan siswa dilakukan oleh guru mata pelajaran dan wali kelas masing-masing. Penanganan pencatatan siswa baru dan lama di Madrasah Ibtidaiyah, Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah Nahdlatussalam diarahkan kepada bagian Tata Usaha yang dikoordinir oleh Kepala Sekolah. Tugas yang diberikan Kepala Sekolah dilaksanakan dengan baik, sesuai dengan aturan yang berlaku.

123 Monitoring the plan in action affords a good controlling device in the whole process of implementation. 3 Upaya Sekolah dalam melakukan fungsi kontrol terhadap pencatatan siswa baru dan lama di Madrasah Tsanawiyah dan Aliyah Nahdlatussalam sudah berjalan, hal ini dibuktikan dengan catatan yang di data dalam buku induk siswa, dan di laporkan setiap bulan. D. Pelaksanaan Pembinaan dan Pengembangan Siswa pada Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah Nahdlatussalam Kecamatan Kapuas Timur Kabupaten Kapuas Pembinaan dan pengembangan peserta didik dilakukan sehingga anak mendapatkan bermacam-macam pengalaman belajar untuk bekal kehidupannya di masa yang akan datang. Untuk mendapatkan pengetahuan atau pengalaman belajar ini, peserta didik harus melaksanakan bermacam-macam kegiatan. Lembaga pendidikan (sekolah) dalam pembinaan dan pengembangan peserta didik biasanya melakukan kegiatan yang disebut dengan kegiatan kurikuler dan kegiatan ekstra kurikuler. 4 Madrasah Tsanawiyah dan Aliyah Nahdlatussalam pada kegiatan ekstrakurikuler belum membentuk Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) dan kepramukaan, dikarenakan Sekolah lebih mementingkan kegiatan kurikuler bidang pembelajaran dibandingkan pembinaan siswa ekstrakurikuler. Akan tetapi, pembinaan ektrakurikuler yang sudah berjalan di Madrasah Ibtidaiyah, adalah baca tulis Al-Qur an di Mesjid Al- Mubarak yang berada di wilayah 3 Frank W. Banghart, Educational Palnning, (London: The Macmillan Company, 1973), h. 387. 4 Suharsimi Arikunto dan Lia Yuliana, Manajemen Pendidikan, h.211-212.

124 lingkungan Sekolah. Pada Madrasah Tsanawiyah dan Aliyah Nahdlatussalam pembinaan ektrakurikulernya adalah kegiatan pontren di waktu sore hari, serta kegiatan muhadharah yang dilaksanakan pada jam pembelajaran. Kegiatan pembinaan dan pengembangan inilah peserta didik diproses untuk menjadi manusia yang diharapkan sesuai dengan tujuan pendidikan. Bakat, minat dan kemampuan peserta didik harus ditumbuh kembangkan secara optimal melalui kegiatan kurikuler dan ekstra kurikuler. Tidak boleh ada anggapan, bahwa kegiatan kurikuler lebih penting dari kegiatan ekstra kurikuler atau sebaliknya. Kedua kegiatan ini harus dilaksanakan karena salíng menunjang dalam proses pembinaan dan pengembangan kemampuan peserta didik. Pembinaan dan pengembangan yang dilakukan Sekolah, selain kegiatan ekstrakurikuler juga terdapat layanan bimbingan dan konseling. Karena telah disadari peranannya dalam menunjang keberhasilan belajar siswa. One of characteristics shared by effective leaders is the ability to inspire and motivate others to make a commitment. 5 Bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari pendidikan dan pengembangan individu, oleh karena itu program bimbingan dan konseling harus disesuaikan dan dipadukan dengan prcgram pendidikan di Sekolah dan pengembangan peserta didik. 6 Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatussalam dalam mengadakan bimbingan dan konseling kepada siswa langsung ditangani oleh Kepala Sekolah dan wali kelas serta segenap guru, pada Madrasah Tsanawiyah dan Aliyah Bimbingan dan 5 David L Goestsh, Quality Management: Introductional to Total Quality Management for Production, processing, and services, (Columbus: 1997), h. 249. 6 Suharsimi Arikunto dan Lia Yuliana, Manajemen Pendidikan, h. 65.

125 konseling dilakukan oleh Kesiswaan, dikarenakan masih belum ada guru yang menangani khusus masalah bimbingan dan konseling. Bimbingan merupakan hal yang penting pada pelaksanaan membantu siswa apabila adanya kesulitan yang dihadapi. Oleh karena itu, pihak Sekolah diharapkan dapat memfasilitasi dengan menyediakan guru/ tenaga khusus untuk menangani masalah bimbingan dan konseling di sekolah. Pihak sekolah telah merencanakan kegiatan pembinaan dan bimbingan siswa pada Madrasah Ibtidaiyah Nahdatussalam, kurikulum mengacu pada Kementrian Agama, dan ada pelajaran tambahan dari pondok yaitu adanya pelajaran kitab kuning pada mulok dan bahasa arab nahwu dimulai dari kelas tiga. Madrasah Tsanawiyah Nahdlatussalam, kurikulum mengacu pada Kementrian Agama dan kurikulum pondok atau salafiyah seperti nahwu, soraf, tafsir, hadis,tauhid, fiqih, akhlak, tarikh, faraidh, tajwid. Madrasah Aliyah Nahdlatussalam, kurikulum mengacu pada Kementrian Agama dan Kurikulum pondok atau salafiyah seperti tauhid, tarikh, mantiq, balagah, nahwu, akhlak, fiqih kitab,ushul fiqh, faraidh, tafsir, ushul tafsir, hadis, ushul hadis, sharaf. Pembinaan dan pengembangan kurikuler, pembinaan ekstrakulikuler juga sudah dilaksanakan oleh Madrasah Ibtidaiyah, Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah Nahdlatussalam dengan kegiatan pontren diwaktu sore hari serta kegiatan muhadharah yang dilaksanakan pada jam pembelajaran. Kerjasama dalam melaksanakan tugas yang diberikan adalah salah satu ciri khas pengorganisasian di Madrasah Ibtidaiyah, Tsanawiyah dan Aliyah

126 Nahdlatussalam. Terjalin kerjasama antara Wakil Kepala Sekolah bagian kurikulum dengan pihak guru dan Kepala Sekolah. Manajemen kesiswaan di Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatussalam, penempatan guru yang sesuai dengan kualifikasi pendidikan dan keahliannya sudah cukup baik. Hal ini dibuktikan dengan data guru yang sesuai dengan mata pelajaran yang diampunya sebanyak 9 orang, sedangkan yang tidak sesuai sebanyak 8 orang. Penempatan guru-guru Madrasah Tsanawiyah Nahdlatussalam, sesuai dengan kualifikasi pendidikan dan keahliannya. Hal ini dibuktikan dengan data guru yang sesuai dengan mata pelajaran yang diampunya sebanyak 29 orang, sedangkan yang tidak sesuai sebanyak 9 orang. Madrasah Aliyah Nahdlatussalam pada penempatan gurunya sesuai dengan kualifikasi pendidikan dan keahlian. Hal ini dibuktikan dengan data guru yang sesuai dengan mata pelajaran yang diampunya sebanyak 18 orang, sedangkan yang tidak sesuai sebanyak 13 orang. Pembagian tugas dari Kepala Sekolah kepada guru-guru di Madrasah Ibtidaiyah, Tsanawiyah, dan Aliyah Nahdlatussalam berdasarkan bidang dan keahlian. Guru-guru mendapat tugas mata pelajaran sesuai keahliannya, baik pada kurikulum Kementrian Agama maupun kurikulum pondok atau salafiah. Namun untuk bimbingan konseling, masih belum ada tenaga pengajar ahli. Ditangani oleh wali kelas masing-masing, jika tidak mampu diatasi diserahkan kepada Kepala Sekolah. Kepala Sekolah bersama Wakil Kepala Sekolah dan dewan guru di Madrasah Ibtidaiyah, Tsanawiyah dan Aliyah Nahdlatussalam melakukan rapat

127 evaluasi secara berkala terhadap pelaksanaan kegiatan pembinaan dan pengembagan siswa dengan mengadakan rapat sebelum penentuan kenaikan kelas dan kelulusan siswa. Hal ini dilakukan untuk mencari masukan dan solusi terhadap persoalan yang dihadapi dalam pelaksanaan pembinaan dan pengembangan siswa yang lebih baik lagi. E. Penetapan Tata Tertib Siswa dan Penerapannya pada Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah dan Aliyah Nahdlatussalam Kecamatan Kapuas Timur Kabupaten Kapuas Tata tertib biasanya mempunyai kekuatan yang memaksa yang dapat diartikan sebagai ancaman tetapi karena ancaman ini disajikan dengan halus lalu disebut dengan "sanksi". 7 Perumusan dan penetapan tata tertib Madrasah Ibtidaiyah, Tsanawiyah dan Aliyah Nahdlatussalam dihasilkan dari musyawarah segenap guru dan kepala sekolah. Peraturan dan sudah dirancang, disosialisasikan pada siswa baru oleh Kepala Sekolah dan guru serta wali kelas dengan cara dibacakan didepan siswa serta ditempel didalam ruang kelas masing-masing. Pelaksanaan peraturan atau tata tertib di Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah dan Aliyah Nahdatussalam sudah berjalan dan diterapkan kepada siswa. Dibuktikan dengan pemberian sanksi terhadap siswa yang melanggar, dan dicatat di buku sebagai bahan evaluasi saat kenaikan kelas. Ditangani langsung oleh Wali kelas, dibantu wakasek kesiswaan dan Kepala Sekolah. 7 Ibid, h. 163.

128 Pengarahan dan kepemimpinan Kepala Sekolah sebagai manajer lembaga pendidikan sangat penting dalam rangka menata aturan siswa, idealnya Kepala Sekolah meminta masukan dari berbagai pihak dalam menyusun peraturan atau tata tertib siswa seperti yayasan, wali siswa, komite sekolah dan stakeholder lainnya. Fungsi pengawasan dan pengontrolan di Madrasah Ibtidaiyah, Tsanawiyah dan Aliyah Nahdlatussalam terhadap pelaksanaan peraturan atau tata tertib siswa sudah berjalan. Terbukti dengan diadakannya razia setiap 2 bulan, dan bagi siswa yang melanggar akan masuk buku kasus, yang menjadi bahan pertimbangan saat rapat kenaikan kelas dan kelulusan siswa. F. Pengaturan Siswa yang Mutasi dan Drop Out pada Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah Nahdlatussalam Kecamatan Kapuas Timur Kabupaten Kapuas. Perencanaan terhadap siswa yang mutasi dan drop out di Madrasah Ibtidaiyah, Tsanawiyah dan Aliyah Nahdlatussalam sudah dilakukan, hal ini dilihat dari kemudahan siswa yang ingin masuk masih bisa jika ada bangku yang kosong dan dengan catatan membawa surat pindah dari sekolah asal dan membawa buku raport atau penilaian selama di sana, juga bagi yang ingin pindah dipermudah selama mempunyai alasan yang sesuai dan akan diberikan surat pindah. Pengorganisasian siswa yang pindah atau drop out dilakukan oleh Wakil Kepala Sekolah bagian kesiswaan pada Madrasah Tsanawiyah dan Aliyah Nahdlatussalam yang bertanggung jawab kepada Kepala Sekolah, dan di

129 Madrasah Ibtidaiyah dilakukan oleh Kepala Sekolah dibantu dengan Tata Usaha. Pengaturan siswa yang mutasi atau drop out adalah karena berbagai alasan, di Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatussalam siswa yang pindah karena mengikuti pindahnya orang tua mereka yang bekerja ditempat lain, berhenti karena ingin membantu orang tua. Drop out karena melakukan pelanggaran di sekolah sampai saat ini masih belum ada. Sekolah hendaknya lebih mengupayakan meminimalkan siswa yang drop out atau berhenti. Sekolah harus menjadi tempat berlabuh untuk siswanya demi menata masa depannya. Gandeng dan dampingi siswa yang bermasalah bukan malah men-drop outnya. Pengaturan siswa yang mutasi atau drop out adalah karena berbagai alasan, di Madrasah Tsanawiyah dan Aliyah Nahdlatussalam siswa yang pindah karena berbagai macam alasan. Kebanyakan mereka adalah siswa perempuan yang sudah duduk di kelas IX karena sudah tidak ada keinginan lagi untuk bersekolah, dan karena membantu orang tua bekerja. Upaya sekolah dalam melakukan fungsi kontrol dan evaluasi terhadap siswa yang melakukan mutasi dapat dilihat dari buku catatan siswa yang mutasi dan drop out. G. Pelaksanaan Kelulusan Siswa dan Pengaturan Alumni pada Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah Nahdlatussalam Kecamatan Kapuas Timur Kabupaten Kapuas Kelulusan adalah pernyataan dari lembaga pendidikan (sekolah) tentang telah diselesaikannya program pendidikan yang harus diikuti

130 oleh peserta didik. Setelah peserta didik selesai mengikuti seluruh program pendidikan di suatu lembaga pendidikan dan berhasil lulus dan ujian akhir, maka kepada peserta didik tersebut diberikan surat keterangan lulus atau sertfikat. 8 Kelulusan siswa dilakukan sewaktu siswa telah menempuh semua pelajaran yang ada di Madrasah Ibtidaiyah, Tsanawiyah dan Aliyah Nahdlatussalam. Siswa dinyatakan lulus apabila sudah mengikuti ujian nasional, dan ujian sekolah serta dinyatakan lulus. Kegiatan seremonial kelulusan yang dilaksanakan di Madrasah Ibtidaiyah, Tsanawiyah dan Aliyah Nahdlatussalam diadakan oleh panitia perpisahan yang terdiri dari para siswa kelas VI, kelas IX, dan kelas XII yang akan meninggalkan sekolah pada masing-masing jenjang. Kelulusan pada Madrasah Ibtidaiyah, Tsanawiyah, dan Aliyah Nahdlatussalam tidak menghadirkan orang tua/ wali siswa dalam pelaksanaannya. Diharapkan pada kegiatan kelulusan, orang tua/ wali siswa dapat dilibatkan agar terjalin komunikasi yang efektif, dan orang tua/ wali siswa bisa memberikan saran/ masukan positif dan membangun kepada pihak sekolah. Organisasi alumni dikelola oleh alumni Nahdlatussalam yakni Ikatan Keluarga Besar Nahdlatussalam (IKBAN), mencakup alumni Madrasah Ibtidaiyah, Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah Nahdlatussalam, namun masih belum ada guru yang berkedudukan di sekolah yang khusus menangani masalah alumni. 8 Ibid, h.214.

131 Sekolah idealnya dapat membentuk hubungan antara sekolah dengan para alumni dengan baik melalui pertemuan-pertemuan yang diselenggarakan oleh alumni, biasa disebut reuni. Saat ini setiap lembaga pendidikan ada organisasi alumni, prestasi yang dicapai para alumni perlu didata sekolah karena sangat berguna bagi sekolah untuk mempromosikan sekolahnya ke masyarakat. Oleh karena itu perlu adanya guru yang menangani khusus masalah alumni. Disamping itu pula sekolah dapat menginventarisasi mereka sehingga sekolah bisa memanfaatkan hasil-hasilnya, misalnya informasi tentang materi pelajaran sangat membantu untuk studi selanjutnya. Kemungkinan juga informasi tentang lapangan kerja yang bisa dijangkau bagi alumni lainnya. Upaya sekolah dalam melakukan fungsi kontrol terhadap kelulusan siswa adalah hal yang penting, karena dalam kegiatan tersebut antara pihak sekolah dan wali murid dapat saling berinteraksi. Namun pada pelaksanaan pengumuman kelulusan di Madrasah Ibtidaiyah, Tsanawiyah, dan Aliyah Nahdlatussalam pengumuman kelulusan tidak menghadirkan orang tua/wali siswa. Sedangkan alumni Madrasah Ibtidaiyah, Tsanawiyah, dan Aliyah Nahdlatussalam dikelola oleh organisasi khusus, tanpa dikelola oleh pihak sekolah. Sekolah hanya sebagai fasilitator kegiatan reuni para alumni. Untuk lebih optimal, pihak sekolah juga perlu turut andil dalam organisasi alumni.