BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu suatu pendekatan yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan perhitungan-perhitungan statistik mengenai tingkat efektivitas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk meneliti populasi atau sampel

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Bullying atau ijime adalah masalah umum di setiap generasi dan setiap

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dalam bentuk penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. teori yang dikembangkan oleh Coloroso (2006:43-44), yang mengemukakan

BAB III METODE PENELITIAN IPA 1 8

BAB III METODE PENELITIAN. pola asuh otoriter) dan variabel terikat (perilaku bullying) sehingga

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Nonequivalent Control Group Design

Pengaruh Role Play dalam Konseling Kelompok untuk Menurunkan Tingkat Bullying Siswa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI. dengan orang-orang di sekeliling atau sekitarnya. bijaksana dalam menjalin hubungan dengan orang lain.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen, dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam suatu penelitian meliputi pengumpulan, penyusunan dan

BAB III METODE PENELITIAN. Research). Penelitian eksperimen adalah penelitian yang digunakan untuk

Pengaruh Role Play dalam Konseling Kelompok untuk Menurunkan Tingkat Bullying Siswa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian menggunakan dua pendekatan yaitu secara kuantitatif dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dirumuskan, maka jenis penelitian ini adalah menggunakan metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013: 107) metode penelitian

DAMPAK PSIKOLOGIS BULLYING

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya. Jenis. fenomena secara detail (Yusuf, 2014:62).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. peningkatan penguasaan konsep dan keterampilan generik sains pada

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen semu (quasi experimental research). Menurut Sugiyono (2012:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan, Metode dan Teknik Pengumpulan Data

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan analisanya pada data-data numerical (angka) yang di olah dengan

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen semu (quasi experiment). Sugiyono (2010:114) mengemukakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI semester ganjil

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. relibilitas, dalam bab ini dikemukakan hal-hal yang menyangkut identifikasi

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif yaitu penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numeric

BAB III METODE PENELITIAN. Bandung Tahun Ajaran sebanyak 145 siswa yang terbagi ke dalam empat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diperoleh akan diolah dengan menggunakan teknik kuantitatif yaitu

BAB III DESAIN PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental design atau sering juga dikenal dengan istilah quasi eksperimen,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pembahasan dalam bab ini akan difokuskan pada beberapa sub bab yang terdiri

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Adapun desain yang dipilih adalah pre-experimental designs (nondesign). Desain

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode quasi eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kelompok eksperimen adalah siswa yang diberikan perlakuan (treatment) dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan berbentuk pretes dan postes kelompok

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. research karena peneliti tidak mengontrol variabel-variabel luar yang

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode. secara luas dalam penelitian ilmu sosial (Stokes, 2006).

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakkan seluruh subjek dalam kelompok belajar untuk diberi perlakuan

BAB III METODE PENELITIAN

Pretest Perlakuan Posttest AO AO 1 X AO 2 BO BO 1 BO 2

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas VII SMPN 3 Tegineneng pada

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen semi pendekatan kuantitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. Oleh karena itu, peneliti telah menetapkan tiga variable dalam penelitian.

UPAYA MENGURANGI PERILAKU BULLYING DI SEKOLAH DENGAN MENGGUNAKAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Bandar

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV LAPORAN PENELITIAN. melakukan persiapan yang nantinya akan digunkan dalam penelitian.

III. METODE PENELITIAN. Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki

BAB III METODE PENELITIAN. penguasaan konsep dan keterampilan proses sains antara siswa yang mendapatkan

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 2012/2013 yang terdistribusi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. konsep dan keterampilan berpikir kritis siswa menggunakan metode quasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dengan judul penelitian Efektivitas Pelatihan Kecerdasan Emosi terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen yang digunakan adalah desain eksperimen semu (quasi experimental

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. semu (quasi experimental) dengan disain nonequivalent control group design.

BAB III. Metodologi Penelitian. Contextual Teaching and Learning (CTL). Metode penelitian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

No. Daftar Pernyataan STS

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu suatu pendekatan yang memungkinkan dilakukan pencatatan dan penganalisisan data hasil penelitian secara eksak dengan menggunakan perhitungan-perhitungan statistik, mulai dari pengumpulan data, penafsiran sampai penyajian hasilnya. Pendekatan kuantitatif dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui perilaku bullying siswa sebelum dan sesudah dilakukan treatment berupa teknik bermain peran (role playing). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian praeksperimen dengan desain pre-test dan post-test, dengan tujuan untuk melihat efektivitas teknik bermain peran (role playing) untuk mengurangi perilaku bullying. Skema model penelitian pra-ekperimen menggunakan model pre-test posttest sebagai berikut. 0 1 X 0 2 Keterangan: 0 1 : Observasi yang dilakukan sebelum eksperimen (pre-test) X : Perlakuan (intervensi) 0 2 : Observasi yang dilakukan sesudah ekperimen (post test) (Arikunto, 2007). 62

63 B. Definisi Operasional Variabel 1. Bullying Bullying dalam penelitian ini adalah tindakan kekerasan yang dilakukan oleh siswa kelas VIII SMPN 9 Bandung secara sengaja berupa memaksa, memukul, menginjak kaki, menyakiti dan menciptakan teror, gosip yang menyebabkan siswa yang menjadi korban tersakiti baik secara fisik maupun psikis. Jenis perilaku bullying yang menjadi fokus dalam penelitian, yakni antara lain: 1. Bullying Fisik, yakni perilaku bullying yang melibatkan penggunaan kekerasan fisik oleh pelaku yang sengaja dilakukan untuk menyakiti atau mengintimidasi korbannya. Yakni seperti: memukul, menyikut, meninju, menendang, menginjak kaki, menjegal, menjambak, menarik baju. 2. Bullying Verbal, yakni perilaku bullying dengan menggunakan lisan atau katakata sebagai senjata pelaku, biasanya berupa julukan nama, celaan, menggosip, fitnah, kritik kejam, ejekan atau penghinaan (baik yang bersifat pribadi maupun rasial), kasak-kusuk yang keji. 3. Bullying Relasional, upaya-upaya untuk melemahkan harga diri korban secara sistematis melalui pengabaian, pengucilan, pengecualian atau penghindaran. Perilaku ini dapat mencakup sikap-sikap yang tersembunyi seperti pandangan yang agresif, lirikan mata, helaan nafas, bahu yang bergidik, cibiran, tawa mengejek dan bahasa tubuh yang kasar. 4. Bullying Elektronik, perilaku bullying yang dilakukan pelakunya melalui sarana elektronik dan fasilitas internet seperti komputer, handphone, website, chatting room, e-mail, SMS dan sebagainya. Biasanya ditujukan untuk

64 meneror korban dengan menggunakan tulisan, animasi, gambar dan rekaman video atau film yang sifatnya mengintimidasi, menyakiti atau menyudutkan. 2. Bermain Peran (role playing) Bermain peran (role playing) adalah salah satu teknik dalam bimbingan dan konseling kelompok. Bermain peran (role playing) dapat diartikan sebagai salah satu alat belajar yang dapat mengembangkan keterampilan-keterampilan mengelola emosi dan mampu menyesuaikan diri siswa dengan lingkungan sosialnya dan pengertian-pengertian mengenai hubungan antar manusia dengan jalan memerankan situasi yang dihubungkan dengan yang terjadi dalam kehidupan yang sebenarnya. Hurlock (1978:38) menyatakan bermain peran adalah bentuk aktif di masa anak-anak, melalui perilaku dan bahasa yang jelas berhubungan dengan materi atau situasi seolah-olah hal itu mempunyai atribut yang lain dibanding yang sebenarnya. Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa teknik bermain peran (role playing) dalam penelitian yaitu usaha membantu siswa untuk memecahkan masalah melalui peragaan yang tentunya dilakukan oleh siswa yang menjadi fokus intervensi dengan panduan dari peneliti dan guru BK. Role playing dalam penelitian ini berfokus pada usaha untuk membantu siswa mengurangi tindakan bullying. Adapun langkah-langkah pelaksanaan role playing yaitu identifikasi masalah, pembagian peran, analisis, diskusi dan

65 pemecahan masalah yang berkaitan dengan masalah-masalah pengelolaan emosi dan perlunya bersikap empati. C. Populasi, Sampel dan Lokasi Penelitian Populasi dalam penelitian adalah siswa kelas VIII SMPN 9 Bandung sejumlah 184 orang siswa Tahun Ajaran 2011-2012. Sampel dalam penelitian yaitu sejumlah 22 orang siswa, pengambilan sampel penelitian dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling (sampel bertujuan) yaitu pengambilan sampel bertujuan untuk memperoleh hasil perilaku bullying yang tinggi. Penelitian dilaksanakan di SMPN 9 Bandung yang berlokasi di Jalan Semar No. 5 Kota Bandung. D. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket. Untuk mengetahui perilaku bullying yang dilakukan siswa di sekolah, pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrumen identifikasi kasus. Angket identifikasi kasus ini berbentuk daftar cek dengan tujuan responden hanya memberikan jawabannya dalam bentuk tanda check ( ) pada kolom jawaban yang sesuai dengan jawaban pilihannya. Selain menggunakan angket untuk pengumpulan data mengidentifikasi perilaku bullying, disusun juga skenario role playing untuk keperluan pemantauan setiap sesi intervensi yakni berupa skenario bermain peran yang dibuat

66 berdasarkan dari hasil need assessment siswa dan hasil dari pengolahan angket pre-test dalam kategori skor tertinggi. Sebagai sarana penambah dalam melakukan setiap sesi intervensi juga ditambahkan dengan jurnal kegiatan bimbingan dan konseling yang berbentuk beberapa uraian pertanyaan/pernyataan yang akan dijawab oleh responden dalam bentuk jawaban penjabaran dari responden dan bukan dalam bentuk pemberian tanda check ( ). E. Langkah-langkah Penyusunan Kisi-kisi dan Instrumen Kisi-kisi dan instrumen yang dikembangkan yaitu dalam bentuk angket identifikasi kasus dan angket ini telah dikembangkan sebelumnya oleh Anesty, Esya (2009). Kisi-kisi instrumen dikembangkan dari definisi operasional variabel penelitian, kisi-kisi selanjutnya dijadikan bahan penyusunan butir-butir pernyataan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen identifikasi kasus dan jurnal kegiatan harian. Instrumen identifikasi kasus digunakan untuk mengidentifikasi sampel penelitian (pelaku bullying) sebelum dan sesudah dilakukan intervensi berupa teknik role playing. Instrumen ini mengungkap intensitas perilaku bullying dari keempat bentuk bullying yang ditunjukkan oleh seseorang. Konseli akan ditetapkan berdasarkan besarnya intensitas perilaku pada setiap bentuk bullying. Bentuk instrumen ini adalah skala Likert dengan kategori jawaban Tidak Pernah (TP), Jarang (JRG), Kadang-Kadang (KK), Sering (SR), Selalu (SLL).

67 Tabel 3. 1 Kisi-Kisi Instrumen Identifikasi Kasus Variabel Aspek Indikator Pernyataan Jenis Perilaku Bullying Bullying fisik Perilaku bullying yang melibatkan penggunaan kekerasan fisik oleh pelaku yang sengaja dilakukan untuk menyakiti atau mengintimidasi korbannya. Bullying verbal Perilaku bullying dengan menggunakan lisan atau kata-kata sebagai senjata pelaku, biasanya berupa julukan nama, celaan, fitnah, kritik kejam, ejekan atau penghinaan (baik yang bersifat pribadi maupun rasial), pernyataanpernyataan bernuansa pelecehan seksual, kasak-kusuk Memukul, meninju, menampar Menendang Melempar dengan benda Menyerang dengan senjata (misal: pisau, belati, doublestick, rantai) Menjambak rambut Menarik baju Memalak (mengambil barang atau uang orang lain dengan paksa) Memberi hukuman fisik tanpa ijin atau sebab khusus (menyuruh push up, lari, squat jump) Menginjak kaki Sengaja menabrak/menyenggol bahu Membentak (menggertak, menghardik) Menghina kekurangan orang lain (karena miskin, bodoh, kuper, pendiam, cacat) Memanggil dengan julukan yang buruk (cebol, monyong) Menuduh orang lain berbuat kesalahan Mengkritik penampilan orang lain tanpa sebab yang jelas Menyoraki beramai-

68 Bullying relasional/emo sional Bullying elektronik yang keji, gosip dan lain sebagainya. Upaya-upaya untuk melemahkan harga diri si korban secara sistematis melalui pengabaian, pengucilan, pengecualian atau penghindaran. Perilaku ini dapat mencakup sikapsikap yang tersembunyi seperti pandangan yang agresif, lirikan mata, helaan nafas, bahu yang bergidik, cibiran, tawa mengejek dan bahasa tubuh yang kasar. Perilaku bullying yang dilakukan pelakunya melalui sarana elektronik dan fasilitas internet ramai Melontarkan caci maki pada orang lain di depan umum Meneriaki dengan katakata kasar Memanggil dengan nama orang tua Melontarkan lelucon seksual yang sifatnya melecehkan (ngomong jorok) Memandang sinis Memandang penuh ancaman Mendiamkan (mengabaikan, nyuekin, ngacangin, mengacuhkan) Mengucilkan (menjauhi secara beramai-ramai) Menebar rumor/gossip mengenai seseorang Memandang dengan pandangan merendahkan atau melecehkan Mencibir Tertawa mengejek Memperlihatkan isyarat tubuh yang menandakan ancaman (mengacungkan tinju, mengacungkan jari tengah, tangan menyayat leher, jempol terbalik) Mendengus Mengirimkan SMS yang berisi kata-kata kasar/celaan/hinaan Mencaci maki lewat telepon

69 seperti komputer, handphone, website, chatting room, e- mail, SMS dan sebagainya. Biasanya ditujukan untuk meneror korban dengan menggunakan tulisan, animasi, gambar dan rekaman video atau film yang sifatnya mengintimidasi, menyakiti atau menyudutkan. Mengirimkan gambar/foto (MMS) yang menandakan permusuhan Meneror lewat rekaman video Meneror lewat rekaman suara/audio Meneror lewat e-mail Meneror lewat comment di situs-situs internet seperti friendster, facebook, multiply, dsb. Meneror lewat chatting room Menyebar gossip atau membuka rahasia seseorang lewat media elektronik (handphone, internet, video, foto) Membuat sesuatu menggunakan sarana elektronik/multimedia untuk menyakiti perasaan orang lain (video, foto, animasi) F. Teknik Analisis Data 1. Uji Validitas Butir Item Instrumen yang valid adalah alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data yang valid dan dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur. Semakin tinggi nilai validitas, semakin valid instrumen tersebut digunakan di lapangan. Pengujian validitas butir item dilakukan pada instrumen daftar cek identifikasi kasus. Dari hasil uji coba instrumen diperoleh sebuah instrumen yang memenuhi syarat dan dapat digunakan sebagai pengumpul data.

70 Uji coba instrumen penelitian dilaksanakan terhadap siswa sebagai subjek penelitian sebenarnya. Angket tersebut diberikan kepada 6 kelas dengan jumlah siswa 184 yang terdiri dari usia remaja awal tepatnya siswa yang duduk di kelas VIII Sekolah Menengah Pertama. Validitas setiap butir item instrumen penelitian dapat diketahui dengan cara analisis item yaitu mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total yang merupakan jumlah dari seluruh skor tiap butir. Selain dengan cara manual (menggunakan rumus dari Arikunto, 2007): r xy = n.( XY) ( X ).( Y ) 2 n Y ( 2 2. X ( X ). n Y) 2 Validitas butir item juga ditentukan melalui pengolahan data statistik menggunakan program komputer Microsoft Excel 2007. Berdasarkan hasil penghitungan, diperoleh item yang tidak valid berjumlah 3 item, yakni item nomor 4, 7 dan 8. Oleh karena itu jumlah item instrumen sebelum uji coba yang berjumlah 40 item berkurang menjadi 37 item. 2. Uji Reliabilitas Instrumen Uji reliabilitas instrumen merupakan penunjuk sejauh mana hasil pengukuran dengan menggunakan instrumen tersebut dapat dipercaya. Reliabilitas instrumen ditujukan sebagai derajat keterandalan (keajegan, konsistensi) skor. Derajat konsistensi diperoleh sebagai proporsi varians skor perolehan subjek. Metode yang digunakan dalam uji reliabilitas adalah metode Alpha. Uji

71 reliabilitas dengan taraf signifikansi 5% dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS 17.0 for windows. Pengujian reliabilitas instrumen dilakukan terhadap item terpakai sebanyak 37 butir item yang valid pada angket identifikasi kasus perilaku bullying. Hasil pengujian menggunakan SPSS 17.0 for windows sebagai berikut: Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items.929 37 Kriteria untuk mengetahui tingkat reliabilitas menggunakan klasifikasi dari Arikunto (2007) sebagai berikut: 0,90 1,00 0,71 0,89 0,41 0,70 0,21 0, 40 < 20 Derajat keterandalan sangat tinggi Derajat keterandalan tinggi Derajat keterandalan cukup Derajat keterandalan rendah Derajat keterandalan sangat rendah Berdasarkan hasil uji reliabilitas dan pedoman di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa nilai reliabilitas instrumen identifikasi kasus perilaku bullying diperoleh nilai 0,929. Instrumen penelitian dengan koefisien reliabilitas 0,929 diinterpretasikan memiliki reliabilitas keterandalan yang sangat tinggi. Artinya instrumen yang digunakan sudah baik dan dapat dipercaya sebagai alat pengumpul data.

72 1. Uji Normalitas untuk mengetahui kenormalan data skor Pretest, dan Post test menggunakan uji statistik One-Sample Kolmogorov- Smirnov. 2. Uji Homogenitas varians data skor Pretest, dan Post test menggunakan uji Homogeneity of Variances (Levene Statistic). 3. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data ordinal, maka uji yang dilakukan adalah uji statistik non-parametrik yaitu dengan menggunakan uji Z atau uji perbedaan rerata skor pre test dan post test dengan menggunakan uji Mann-Whitney. G. Langkah-langkah Penelitian 1. Tahap Persiapan a. Mengurus Perizinan Kelengkapan administrasi penelitian dilakukan peneliti dengan mengikuti prosedur pembuatan SK penelitian, sebagai pengantar penelitian kepada pihak sekolah. b. Test Awal (Pre Test) Pre test merupakan test awal yang dilakukan kepada sampel penelitian sebelum dilakukan perlakuan (intervensi) instrumen untuk pretest ini berupa angket. Pre test dilakukan untuk mengetahui indikator mengenai perilaku bullying sehingga memberikan informasi kepada peneliti mengenai perilaku bullying siswa di sekolah sebagai sampel. Pelaksanaan pre test ini dilaksanakan selama kurang lebih 45 menit kepada masing-masing kelas diberikan kepada 6 kelas dan siswa kelas VIII SMPN 9 Bandung sebanyak 184 siswa pada Tahun Ajaran 2011/2012. Sebelum pre test dimulai, peneliti mengkondisikan kelas terlebih dahulu, meminta

73 sampel untuk mempersiapkan alat tulis, kemudian membagikan angket perilaku bullying, memberitahukan tujuan pelaksanaan pre test dan setelah siswa siap, peneliti membacakan petunjuk pengerjaan angket. c. Pengolahan dan Penganalisisan Data Data yang diperoleh dari hasil pre test kemudian diolah dan dianalisis sebagai acuan untuk mengungkap perilaku bullying siswa. 2. Perlakuan (Intervensi) Perlakuan (intervensi) merupakan suatu cara penanganan yang dilakukan oleh peneliti terhadap pelaku tindakan bullying berdasarkan hasil pre test. Intervensi tidak dilakukan kepada seluruh siswa, akan tetapi intervensi diberikan kepada siswa yang terbukti persentasinya tinggi sebagai pelaku bullying setelah dilakukannya pre test. Pemberian perlakuan (intervensi) berdasarkan hasil pre test dilakukan sebanyak 8 sesi, yaitu 2 sesi untuk pretest - postest dan 6 sesi untuk perlakuan (intervensi). Sebelum melakukan sesi intervensi, maka terlebih dahulu disusun program intervensi melalui teknik bermain peran (role playing) untuk mengurangi perilaku bullying (Program Terlampir). 3. Test Akhir (Post Test) Post test merupakan test akhir yang dilakukan kepada sampel penelitian sesudah dilakukan perlakuan (intervensi). Post test dilakukan kepada 22 siswa untuk mengetahui perubahan perilaku bullying siswa setelah dilakukan perlakuan. Angket post test yang diisi oleh sampel sama seperti pada saat pre test.