DAFTAR ISI. Laporan Auditor Independen dan Laporan Keuangan - Laporan Keuangan P.T. Bank Jasa Jakarta - Laporan Keuangan Konsolidasi

dokumen-dokumen yang mirip
N E R A C A Per 30 September 2009 Dan 2008 (Dalam Jutaan Rupiah) Pos - Pos

N E R A C A Per 31 Maret 2010 Dan 2009 (Dalam Jutaan Rupiah)

N E R A C A Per 30 Juni 2010 Dan 2009 (Dalam Jutaan Rupiah) Pos - Pos A S E T 1 K a s 19,237 21,544 2 Penempatan pada Bank Indonesia

LAPORAN POSISI KEUANGAN Tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 (Dalam Jutaan Rupiah) Pos - Pos. 31 Mar Des 2011 A S E T

BAB II PROSES BISNIS. 11 Sumber: Dendawijaya, 2005: 55.

RINGKASAN EKSEKUTIF : : :

LAPORAN KEUANGAN BANK

CAKUPAN DATA. AKSES DATA Data Antar Bank Aktiva dapat di akses dalam website BI :

NERACA PER 31 MARET 2005 & 2004 (Dalam Jutaan Rupiah) NO POS - POS

NERACA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN PER 30 SEPTEMBER 2007 DAN 2006 (Dalam Jutaan Rupiah)

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix

No.12/ 27 /DPNP Jakarta, 25 Oktober 2010 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM KONVENSIONAL DI INDONESIA. Perihal : Rencana Bisnis Bank Umum

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo)

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 52 /SEOJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK PERKREDITAN RAKYAT

PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) NERACA PER 31 DESEMBER 2003 & 2002

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK PERKREDITAN RAKYAT

LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012 (dalam jutaan Rupiah) No. POS - POS. 31 Mar Dec 2012

LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 31 Desember 2012 dan 2011 (dalam jutaan Rupiah) No. POS - POS. 31 Dec Dec 2011

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo)

LAPORAN PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) BANK JASA JAKARTA TAHUN 2008

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo)

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo)

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo)

PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) NERACA PER 30 SEPTEMBER 2003 & 2002

NERACA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN PER 31 MARET 2007 (Dalam Jutaan Rupiah)

Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan Neraca STANDARD CHARTERED BANK WISMA STANDARD CHARTERED,.JL.SUDIRMAN KAV 33 A, Telp.

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo)

Laporan Keuangan Triwulanan 30 September 2009

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/10/PBI/2004 TENTANG SISTEM PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo)

KONSOLIDASI POS-POS. Des 2005 Des 2004 Des 2005 Des 2004 AKTIVA 41,215 28,657

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo)

BAB II DESKRIPSI PT BANK INDEX SELINDO

NERACA KONSOLIDASIAN

Teman Anda Dalam Usaha. P.T. BANK BUMI ARTA Tbk. PUBLIC EXPOSE. Jakarta, 11 Juni 2014 BANK BUMI ARTA

PT Bank Rabobank International Indonesia

PENGURUS BANK PEMILIK BANK

Dewan Komisaris - Presiden Komisaris : Humayunbosha - Komisaris : Fergus John Murphy - Komisaris : Shanti Lasminingsih Poesposoetjipto

Yth: 1. Direksi Bank Umum Syariah 2. Direksi Bank Umum Konvensional yang Memiliki Unit Usaha Syariah di tempat

PT Bank Rabobank International Indonesia PENGURUS BANK

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

ANNUAL REPORT. Of ce. Jl. Pulo Ribung Blok BB 46A No.10, Pekayon Jaya, Bekasi Selatan, Kota Bekasi

Dewan Komisaris - Presiden Komisaris : Humayunbosha - Komisaris : Robert Jan Van Zadelhoff *) - Komisaris : Shanti Lasminingsih Poesposoetjipto

PT. BANK GANESHA N E R A C A Per 30 Juni 2005 dan 30 Juni 2004 (Dalam Jutaan Rupiah) No. POS-POS Juni Juni No. POS-POS Juni Juni

Dewan Komisaris - Presiden Komisaris : Humayunbosha - Komisaris : Fergus John Murphy - Komisaris : Shanti Lasminingsih Poesposoetjipto

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk simpanan. Sedangkan lembaga keuangan non-bank lebih

KATA PENGANTAR. Jakarta, Agustus 2005 BANK INDONESIA Direktorat Perizinan dan Informasi Perbankan

Dewan Komisaris - Presiden Komisaris : Humayunbosha - Komisaris : Fergus John Murphy - Komisaris : Shanti Lasminingsih Poesposoetjipto

S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ada lima penelitian terdahulu tentang ROA (Return on Aseet) yang

a. Rupiah 75,683 61,337 ii. Valuta asing 565, ,650 b. Valuta asing 5. Surat Berharga yang dimiliki a. Rupiah - -

DAFTAR ISTILAH. Aktiva produktif baik yang sudah maupun yang mengandung potensi tidak memberikan penghasilan atau menimbulkan kerugian

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo)

KATA PENGANTAR. Jakarta, Oktober 2005 BANK INDONESIA Direktorat Perizinan dan Informasi Perbankan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Anggraini Pudji Lestari (2010) dengan topik Pengaruh rasio Likuiditas, Kualitas

LAPORAN PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE BANK JASA JAKARTA TAHUN 2009

PT. BANK GANESHA N E R A C A Per 30 Juni 2006 dan 30 Juni 2005 (Dalam Jutaan Rupiah) No. POS-POS Juni Juni No. POS-POS Juni Juni

DAFTAR ISI. I. DAFTAR ISI i. II. PENJELASAN ii. III. DAFTAR SINGKATAN iv. IV. DAFTAR ISTILAH v. V. DAFTAR RASIO vi. VI.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

9. Publikasi buku Data Perbankan Indonesia juga dilakukan melalui website Bank Indonesia (

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

NERACA KONSOLIDASI. Tanggal 30 September 2002 dan ( Dalam jutaan rupiah )

NERACA TRIWULANAN Tanggal : 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012

PT. BANK GANESHA N E R A C A Per 31 Maret 2006 dan 31 Maret 2005 (Dalam Jutaan Rupiah) No. POS-POS Mar Mar No. POS-POS Mar Mar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu ukuran untuk melihat kinerja keuangan perbankan adalah melalui

LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS

RANCANGAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

EKUITAS LAPORAN LABA RUGI. Ekuitas

PERHITUNGAN KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM. PT BANK BALI Tbk ( Induk Perusahaan ) Per 31 Maret 2002 dan 2001.

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PERBANKAN BERDASARKAN METODE CAMELS

a. Rupiah 95,736 75,683 ii. Valuta asing 641, ,087 b. Valuta asing a. Rupiah

Laporan Manajemen. Ikhtisar Utama. Aktiva Kredit Bermasalah

No. 14/ 35 /DPNP Jakarta, 10 Desember 2012 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM KONVENSIONAL DI INDONESIA

S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA. Rencana Bisnis Bank Umum.

LAPORAN KEUANGAN. d. Pinjaman yang diberikan dan piutang Utang akseptasi Surat berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali (repo )

KATA PENGANTAR. Jakarta, April 2005 BANK INDONESIA Direktorat Perizinan dan Informasi Perbankan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non. membutuhkan kajian teori sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Nama Bank Total Asset (triliun) Latar Belakang Permasalahan

5,854 4, a. Surat berharga 187 1, b. Kredit 371, , c. Lainnya 12,630 14,

DRS. J. TANZIL & REKAN REGISTERED PUBLIC ACCOUNTANTS MANAGEMENT CONSULTANTS

II. TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN KEUANGAN. NERACA BANK BENGKULU PER 31 DESEMBER 2015 DAN 31 DESEMBER 2014 (dalam jutaan rupiah) BANK. BANK No. POS - POS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini berjudul Pengaruh LDR, IPR, APB, NPL, IRR, BOPO,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 15/15/PBI/2013 TENTANG GIRO WAJIB MINIMUM BANK UMUM DALAM RUPIAH DAN VALUTA ASING BAGI BANK UMUM KONVENSIONAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 37 /POJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK PERKREDITAN RAKYAT DAN BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (Persero), Tbk PERIODE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

NERACA TRIWULANAN Tanggal : 31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keterkaitan atau relevansi dengan penelitian yang sedang di teliti oleh peneliti.

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 15/3/PBI/2013 TENTANG TRANSPARANSI KONDISI KEUANGAN BANK PERKREDITAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Pertanyaan-pertanyaan Manajemen

No. 3/31/DPNP Jakarta, 14 Desember Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 12/19/PBI/2010 TENTANG GIRO WAJIB MINIMUM BANK UMUM PADA BANK INDONESIA DALAM RUPIAH DAN VALUTA ASING

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting dalam menunjang kegiatan

I. PENDAHULUAN. perbankan yang telah dilaksanakan oleh pemerintah. Indikator perbankan nasional

RANCANGAN POJK TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

Transkripsi:

DAFTAR ISI A. INFORMASI UMUM Halaman 1. Kepengurusan 2 2. Perkembangan Kepemilikan Saham 5 3. Perkembangan Usaha Bank 6 4. Rasio Keuangan 8 5. Sasaran dan Strategi Usaha 9 6. Kebijakan Manajemen 12 7. Manajemen Resiko 13 8. Laporan Manajemen 16 B. LAPORAN KEUANGAN 23 Laporan Auditor Independen dan Laporan Keuangan - Laporan Keuangan P.T. Bank Jasa Jakarta - Laporan Keuangan Konsolidasi C. LAMPIRAN Bagan Organisasi Bank Susunan Dewan Komisaris, Direksi dan Pejabat Eksekutif Lamp. I Lamp. II Sesuai Peraturan Bank Indonesia No.3/22/PBI/2001 tanggal 13 Desember 2001 1

A. INFORMASI UMUM 1. Kepengurusan 1.1. Dewan Komisaris Presiden Komisaris : Iskandar Widyadi Komisaris : Mintolo Hardiyanto, SE Komisaris : Randy Hartanto Lie, MBA 1.2. Direksi Presiden Direktur : Handrie Wirawan Wakil Presiden Direktur : Emanuela Tanubrata, SH Direktur Operasional : Olwin Chandra, SE, MM Direktur Kepatuhan & Umum : Krisna Chandra, SE, MM Riwayat hidup masing-masing anggota Dewan Komisaris dan Direksi, adalah sebagai berikut : 1.1. Dewan Komisaris Iskandar Widyadi - Presiden Komisaris Warga negara Indonesia, lahir di Hokkian pada tanggal 23 Desember 1929. Mengawali kariernya pada tahun 1952 sebagai pengusaha toko Tin Tin. Pada tahun 1965, mendirikan perusahaan C.V. Intisari yang bergerak dibidang perdagangan. Tahun 1972, menjabat sebagai Komisaris P.T. Grandtex yang bergerak dibidang pertekstilan. Menjabat sebagai Wakil Presiden Direktur P.T. Bank International Indonesia pada tahun 1974 hingga 1982. Kemudian tahun 1985, mengambilalih kepemilikan saham bank perkreditan rakyat, yang kemudian berubah nama menjadi P.T. Bank Pasar Jasa Jakarta dan terakhir setelah menjadi bank umum berubah menjadi P.T. Bank Jasa Jakarta. Menjabat sebagai Presiden Komisaris pada P.T. Bank Jasa Jakarta tersebut sejak tahun 1985. Sesuai Peraturan Bank Indonesia No.3/22/PBI/2001 tanggal 13 Desember 2001 2

Mintolo Hardiyanto, SE - Komisaris LAPORAN TAHUNAN BANK UMUM - TAHUN 2007 Warga negara Indonesia, lahir di Klaten pada tanggal 24 Januari 1945. Lulus dari Fakultas Ekonomi Universitas Mahasaraswati Denpasar tahun 1997. Belajar akunting dan pemeriksaan PDE di Akademi Administrasi Niaga serta pendidikan khusus yang diselenggarakan oleh intern Bank Indonesia. Mengawali kariernya di Bank Indonesia - Semarang pada tahun 1965 sampai dengan pensiun tahun 2000 dengan jabatan terakhir sebagai Pengawas Bank Senior di Urusan Pengawasan Bank. Bergabung dengan Kantor Akuntan Publik Drs. Heroe, Pramono & Rekan sejak tahun 2001. Sejak Oktober 2001, bergabung dengan Bank Jasa Jakarta, dan sejak Maret 2003 menjabat sebagai Komisaris. Randy Hartanto Lie, MBA - Komisaris Warga negara Indonesia, lahir di Jakarta pada tanggal 5 April 1960. Menyelesaikan pendidikan Strata 1 di Wichita State University Wichita KS. USA pada tahun 1986 dan Strata 2 di Mercer University Atlanta GA. USA pada tahun 1989. Dalam bidang perbankan, mengawali kariernya di Bank Industri pada tahun 1989 sebagai Account Officer. Tahun 1991 sebagai Senior Assc. di Panin Finance, tahun 1994 sebagai Departement Head Corporate Banking di Aspac Bank, tahun 1995 sebagai Group Head Controller & Finance Director di Putera Group dan 1997 sebagai konsultan. Sejak Maret 2007, bergabung dengan PT. Bank Jasa Jakarta menjabat sebagai Komisaris Independen. 1.2. Direksi Handrie Wirawan, Presiden Direktur Warga negara Indonesia, lahir di Jakarta pada tanggal 8 Januari 1952. Mengawali kariernya pada tahun 1972 sebagai pengusaha wiraswasta. Mulai bergabung dengan P.T. Bank Jasa Jakarta (d/h P.T. Bank Pasar Jasa Jakarta) sejak tahun 1985 sebagai Presiden Direktur sampai dengan sekarang. Sesuai Peraturan Bank Indonesia No.3/22/PBI/2001 tanggal 13 Desember 2001 3

Emanuela Tanubrata, SH - Wakil Presiden Direktur Warga negara Indonesia, lahir di Jakarta pada tanggal 27 April 1965. Menyelesaikan pendidikan di Universitas Tarumanagara, Jakarta pada tahun 1989. Mengawali kariernya di Bank Jasa Jakarta dibidang perkreditan tahun 1989, kemudian menjabat sebagai Asisten Manajer Kredit pada tahun 1993 s/d 1997. Dan tahun 1997 s/d 2000 menjabat sebagai Manajer Kredit. Kemudian tahun 2000 s/d 2003 menjabat sebagai General Manajer, tahun 2003 s/d 2004 menjabat sebagai salah satu Direktur PT Bank Jasa Jakarta dan sejak tahun 2004 s/d sekarang dipercaya menjabat sebagai Wakil Presiden Direktur. Olwin Chandra, SE, MM - Direktur Operasional Warga negara Indonesia, lahir di Gorontalo pada tanggal 22 November 1968. Menyelesaikan pendidikan Strata 1 di Universitas Kristen Indonesia, Jakarta pada tahun 1991 dan Strata 2 di Universitas Katolik Indonesia Atmajaya, Jakarta pada tahun 2000. Pada tahun 1987 s/d 1990 mengawali kariernya sebagai Staf Marketing pada PT. Inti Alam Trading Coy, tahun 1990 s/d 1991 sebagai Staf Pembukuan pada PT. Indodewata Alam Lestari, tahun 1992 sebagai Asisten Marketing Manajer pada PT. Multisari Langgeng Jaya, tahun 1993 sebagai Kepala Pembukuan & Keuangan pada PT. Harumdana Sekuritas, tahun 1998 s/d 2004 sebagai Direktur pada PT. Sumber Kencana Graha dan PT. Catur Marga Utama, tahun 1993 s/d 1994 sebagai Staf Pembukuan di Bank Jasa Jakarta, kemudian menjabat sebagai Kepala Bidang Administrasi Kredit tahun 1994 s/d 2004. Sejak September 2004 dipercaya sebagai Penjabat Direktur Operasional dan mulai Januari 2005 sebagai Direktur Operasional PT. Bank Jasa Jakarta. Krisna Chandra, SE, MM - Direktur Kepatuhan & Umum Warga Negara Indonesia, lahir di Jakarta pada tanggal 25 Desember 1963. Menyelesaikan pendidikan Strata 1 di Universitas Kristen Indonesia, Jakarta pada tahun 1987 dan Strata 2 di Universitas Tarumanagara, Jakarta pada tahun 1995. Mengawali karirnya di perbankan pada tahun 1983 sebagai Staff Operasional Bank Perdania. Tahun 1989 bergabung di PT. Jaya Fuji Leasing Pratama sebagai Credit & Marketing Officer dan mengembangkan karirnya sampai dengan jabatan terakhir sebagai Senior Sesuai Peraturan Bank Indonesia No.3/22/PBI/2001 tanggal 13 Desember 2001 4

Manager. Tahun 1997 melanjutkan karir di PT. Danamon Finance sebagai Deputy General Manager sampai menjabat posisi Direktur. Kemudian tahun 2003 bergabung di Bank Harmoni Internasional sebagai Direktur Kepatuhan. Dan akhirnya pada bulan Januari 2006 bergabung di Bank Jasa Jakarta sebagai Direktur Kepatuhan 2. Perkembangan Kepemilikan Saham Sesuai dengan akte perubahan terakhir yang dibuat oleh notaris Arianny Lamoen Redjo SH, no. 34 tanggal 21 Maret 2005, modal dasar perseroan ditingkatkan menjadi Rp.350.000.000.000 yang terbagi atas 350.000 lembar saham dengan nilai nominal Rp.1.000.000 per lembar saham. Atas perubahan tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. C-17237 HT.01.04.TH.2005 tanggal 22 Juni 2005. Dan sesuai dengan akta notaris Arianny Lamoen Redjo SH No. 11 tanggal 20 Maret 2006, modal ditempatkan dan disetor penuh ditingkatkan menjadi Rp 200.000.000.000 serta telah mendapat persetujuan dari Bank Indonesia dengan surat No. 8/102/DPB3/TPB3-6 tanggal 20 November 2006. Komposisi kepemilikan saham per 31 Desember 2007 adalah sebagai berikut : Dalam Jutaan Rupiah Nama 31 Desember 2007 Pemegang Saham Jumlah Persentase PT. Widya Raharja Dharma 141.824 70,9 % PT. Adikarta Graha 58.176 29,1 % Jumlah 200.000 100,0 % Berdasarkan akta notaris Arianny Lamoen Redjo SH No. 26 tanggal 24 September 2007 para pemegang saham telah melakukan penambahan penyertaan modal sebesar Rp.50.000.000.000 yang masih dalam proses permohonan persetujuan dari Bank Indonesia. Rincian kepemilikan saham apabila penambahan modal tersebut disetujui Bank Indonesia, akan menjadi sebagai berikut : Dalam Jutaan Rupiah Sesuai Peraturan Bank Indonesia No.3/22/PBI/2001 tanggal 13 Desember 2001 5

Nama Penambahan Modal Disetor Komposisi Modal Menjadi Pemegang Saham Jumlah Persentase Jumlah Persentase PT. Widya Raharja Dharma 35.456 70,9 % 177.280 70,9 % PT. Adikarta Graha 14.544 29,1 % 72.720 29,1 % Jumlah 50.000 100,0 % 250.000 100,0 % 3. Perkembangan Usaha Bank Perseroan yang semula memiliki status sebagai Bank Perkreditan Rakyat, pada Agustus 1989 telah meningkatkan statusnya sebagai bank umum, sehingga nama perseroan yang semula P.T. Bank Pasar Jasa Jakarta berubah menjadi P.T. Bank Jasa Jakarta. Perkembangan bank selama 5 (lima) tahun terakhir relatif bagus, baik dari sisi total aset, penyaluran kredit, penghimpunan dana, maupun perolehan laba, kecuali untuk perolehan laba yang selama tahun 2006 yang mengalami penurunan laba sebagai dampak dari adanya kebijakan pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) pada 1 Oktober 2005 dan kenaikan tingkat suku bunga dana pihak ketiga yang relatif lebih besar daripada kenaikan tingkat suku bunga kredit. Perkembangan tersebut tidak terlepas dari adanya penerapan prinsip kehati-hatian baik dalam penghimpunan dana maupun dalam pemberian fasilitas kredit kepada nasabah. Disamping juga adanya efesiensi disegala bidang dan efektivitas dalam mengelola aset bank. Dalam lima tahun Pos-pos penting atas perkembangan selama 5 (lima) tahun terakhir yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik, kami sajikan dibawah ini : Dalam Jutaan Rupiah Uraian Pos Tertentu 2003 2004 2005 2006 2007 Total Aktiva/Pasiva 1.486.233 1.889.846 2.185.555 2.465.238 2.734.028 Kredit Diberikan 857.149 1.298.413 1.475.393 1.625.300 1.931413 Penempatan Dana - Sertifikat Bank Indonesia - Surat Utang Negara - Surat Obligasi Lainnya - Call Money Antar Bank 564.488 497.101 49.387 8.000 10.000 466.859 339.135 114.439 8.285 5.000 543.532 335.588 186.369 7.575 14.000 657.341 373.084 241.741 7.516 35.000 597.833 341.290 244.083 8.060 4.400 Total PPAP 54.717 57.381 38.504 29.270 37.877 Sesuai Peraturan Bank Indonesia No.3/22/PBI/2001 tanggal 13 Desember 2001 6

Dana Pihak Ketiga - Giro - Tabungan - Deposito LAPORAN TAHUNAN BANK UMUM - TAHUN 2007 1.281.012 198.231 108.368 974.413 1.607.070 191.304 149.383 1.266.383 1.881.619 162.627 134.293 1.584.699 2.025.110 185.440 136.434 1.703.236 2.266.087 219.329 166.343 1.880.415 Modal Sendiri 188.394 250.239 276.520 361.020 418.605 Laba Sebelum Pajak 61.720 76.734 73.740 64.060 79.031 Laba Setelah Pajak 46.271 52.863 59.112 47.407 54.700 Pertumbuhan rata-rata total aset selama lima terakhir adalah sebesar 19,5 %. Dari sisi aktiva, kredit rata-rata tumbuh 28,1 %, sedangkan dari sisi pasiva, dana pihak ketiga rata-rata tumbuh 18,6 %. Laba sebelum pajak mengalami pertumbuhan rata-rata selama lima tahun sebesar 15,0 %. Sedangkan apabila ditinjau dari pertumbuhan selama tahun 2007 dibanding tahun 2006, tampak pada tabel dibawah ini : Dalam Jutaan Rupiah Perkembangan Uraian Pos Tertentu 2007 2006 Jumlah Rasio Total Aktiva/Pasiva 2.734.028 2.465.238 268.790 10,9 % Kredit Diberikan 1.931413 1.625.300 306.113 18,8 % Penempatan Dana 597.833 657.341-59.508 9,1 % - Sertifikat Bank Indonesia 341.290 373.084-31.794 8,5 % - Surat Utang Negara 244.083 241.741 2.342 1,0 % - Surat Obligasi Lainnya 8.060 7.516 544 7,2 % - Call Money Antar Bank 4.400 35.000-30.600-87,4 % Total PPAP 37.877 29.270 8.607 29,4 % Dana Pihak Ketiga - Giro - Tabungan - Deposito 2.266.087 219.329 166.343 1.880.415 2.025.110 185.440 136.434 1.703.236 240.977 33.889 29.909 177.179 11,9 % 18,3 % 21,9 % 10,4 % Modal Sendiri 418.605 361.020 57.585 16,0 % Laba Sebelum Pajak 79.031 64.060 14.971 23,4 % Laba Setelah Pajak 54.700 47.407 7,293 15,4 % Dari data tersebut diatas, dapat kami uraikan sebagai berikut : Total aset mengalami pertumbuhan sebesar Rp.268.790 Juta atau 10,9 %. Dari sisi perolehan penghimpunan dana pihak ketiga mengalami pertumbuhan sebesar Rp.240.977 Juta atau 11,9 %, pertumbuhan terbesar masih berasal dari deposito berjangka. Sedangkan dari sisi modal sendiri, mengalami pertumbuhan sebesar Rp.57.585 Juta atau 16,0 % yang bersumber dari perolehan laba bersih setelah pajak dan adanya keuntungan yang belum direalisasi atas pemilikan efek (Surat Utang Negara dan obligasi lainnya). Sesuai Peraturan Bank Indonesia No.3/22/PBI/2001 tanggal 13 Desember 2001 7

Dari sisi aktiva, penggunaan dana untuk pemberian kredit mengalami pertumbuhan sebesar Rp.306.113 Juta atau 18,8 %. Lebih besarnya pertumbuhan kredit dibandingkan dengan pertumbuhan penghimounan dana pihak ketiga, mengakibatkan jumlah penempatan dana mengalami pertumbuhan negatif sebesar Rp.59.508 Juta atau 9,1 %. Selama tahun 2007 perolehan laba sebelum pajak sebesar Rp.79.031 Juta, mengalami peningkatan sebesar Rp.14.971 Juta atau 23,4 % dibanding tahun 2006. Hal tersebut disebabkan adanya pertumbuhan penyaluran kredit yang relatif besar dan selama tahun 2007 terjadi penurunan suku bunga dana pihak ketiga yang relatif cukup besar serta adanya peningkatan fee based income. 4. Rasio Keuangan Rasio-rasio penting atas laporan keuangan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2007 dan 2006, adalah sebagai berikut : Rasio 2007 2006 1. Permodalan a. Capittal Adequecy Ratio (CAR) b. Aktiva tetap terhadap modal 2. Aktiva Produktif a. Aktiva produktif bermasalah b. Non Performing Loans Gross c. Non Performing Loans Netto d. PPAP terhadap aktiva produktif e. Pemenuhan PPAP 3. Rentabilitas a. Return on Assets (ROA) b. Return on Equity (ROE) c. Net Interest Margin d. Biaya Operasional / Pendapatan Operasional 21,90 % 13,05 % 0,82 % 1,27 % 0,78 % 1,42 % 132,77 % 3,04 % 15,69 % 4,54 % 74,64 % 22,16 % 14,47 % 0,72 % 1,17 % 0,80 % 1,24 % 132,92 % 2,71 % 16,22 % 3,95 % 83,01 % 4. Likuiditas Loan to Deposit Ratio (LDR) 85,23 % 80,29 % Sesuai Peraturan Bank Indonesia No.3/22/PBI/2001 tanggal 13 Desember 2001 8

5. Kepatuhan (Compliance) a. Persentase pelanggaran BMPK - Pihak Terkait - Pihak Tidak Terkait b. Persentase pelampauan BMPK - Pihak Terkait - Pihak Tidak Terkait c. Giro Wajib Minimum Rupiah d. Posisi Devisa Neto (PDN) 0,00 % 0,00 % 0,00 % 0,00 % 7,03 % 0,00 % 0,00 % 0,00 % 0,00 % 0,00 % 7,01 % 0,00 % Rasio permodalan (CAR) tahun 2007 mengalami penurunan sebesar 0,26 %, disebabkan adanya kenaikan rasio loan to deposit ratio (LDR) sebesar 4,9 %. Rasio aktiva produktif bermasalah, rasio non performing loans dan pemenuhan PPAP tahun 2007, relatif sama dengan tahun 2006. Sedangkan untuk rasio rentabilitas, terjadi kenaikan di tahun 2007 (kecuali untuk ROE), yang disebabkan oleh kenaikan net interest margin (NIM) dan adanya efisiensi yang terlihat dari makin membaiknya rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO). 5. Sasaran dan Strategi Usaha a. Kebijakan perkreditan Dengan masih tingginya kelebihan likuiditas, yang saat ini kami tempatkan dalam bentuk Surat Utang Negara, Sertifikat Bank Indonesia dan sebagian kecil ke obligasi serta call money antar bank, diperlukan upaya untuk menyalurkan dalam bentuk kredit diberikan. Upaya-upaya dalam rangka meningkatkan penyaluran kredit tersebut antara lain : Mengintensifkan produk KPR Khusus, Tingkat suku bunga KMK dan KPM yang menarik, Mengintensifkan promosi kredit, Meningkatkan kerjasama dengan develover dan dealer mobil, Menambah jumlah dan meningkatkan mutu account officer, Menggali potensi dari existing customer. Sesuai Peraturan Bank Indonesia No.3/22/PBI/2001 tanggal 13 Desember 2001 9

Upaya-upaya tersebut diatas tidak terlepas dari prinsip yang selalu kami pegang yaitu kehati-hatian dan adanya penyebaran risiko dalam pemberian kredit. b. Pemeliharaan rasio permodalan bank Rasio permodalan (CAR) yang baik (diatas ketentuan Bank Indonesia 8 %) akan memberikan nilai tambah bagi masyarakat untuk dapat melakukan transaksi dengan bank. Hal ini penting, karena pertumbuhan kredit harus didukung juga dengan adanya kepercayaan masyarakat untuk menyimpan dananya pada bank. Dengan rasio permodalan (CAR) pada bulan Desember 2007 sebesar 21,90 %, masih adanya peluang bagi bank untuk melakukan peningkatan penyaluran kredit, yang dampaknya diharapkan dapat meningkatkan laba dan peningkatan rasio permodalan, tentunya dengan tetap berpedoman pada prinsip kehati-hatian. Dalam rangka untuk memelihara rasio permodalan bank, para pemegang saham telah bersepakat untuk tidak membagikan deviden kecuali dalam rangka penambahan modal disetor bank. c. Pemeliharaan Kualitas Aktiva Produktif Penggunaan dana dalam aktiva yang produktif akan berdampak pada peningkatan perolehan laba bank. Namun demikian tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian dalam penggunaan dana dimaksud. Terhadap agunan yang diambil alih dari penyelesaian kredit bermasalah, juga harus sesegera mungkin dapat dijual kembali agar tidak membebani bank. d. Peningkatan penghimpunan dana pihak ketiga Dalam upaya untuk meningkatkan perolehan penghimpunan sumber dana pihak ketiga, beberapa strategi yang diterapkan adalah : Bebas biaya administrasi tabungan, Bebas penalti untuk pencairan deposito sebelum jatuh waktu, Sesuai Peraturan Bank Indonesia No.3/22/PBI/2001 tanggal 13 Desember 2001 10

Pengembangan fasilitas, yaitu dengan menerbitkan kartu ATM Jasa bekerja sama dengan PT. Rintis Sejahtera sebagai perusahaan switching ATM Prima dan pemberian layanan informasi kepada nasabah, On-line sistem seluruh kantor, Meningkatkan mutu pelayanan nasabah. e. Teknologi Informasi Pengembangan teknologi sistem informasi terus kami lakukan seiring dengan adanya pertumbuhan bank dan perkembangan teknologi. Pengembangan tersebut kami sesuaikan baik dengan kebutuhan kami saat ini maupun perkembangan teknologi pada masa yang akan datang. Namun demikian, prinsip dasar kami untuk melakukan kehatihatian menjadi prioritas kami dalam setiap kebijakan pengembangan teknologi sistem informasi, dengan menerapkan prinsip-prinsip manajemen risiko. Saat ini Bank Jasa Jakarta telah melakukan on-line sistem terhadap seluruh jaringan kantor dan bekerjasama dengan PT. Rintis Sejahtera, untuk memberikan pelayanan berupa transaksi melalui jaringan ATM Prima (ATM BCA) disamping juga melalui mesin EDC yang tersedia pada seluruh kantor. f. Efisiensi Biaya Dalam rangka untuk meningkatkan perolehan laba, Bank Jasa Jakarta senantiasa terus melakukan pembenahan-pembenahan, baik kebijakan, sistem dan prosedur maupun sistem pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan operasional bank. Pengawasan ini diterapkan terhadap seluruh jenjang kegiatan bank, sehingga diharapkan adanya suatu internal control yang baik dan dapat menciptakan efektivitas dan efisiensi. g. Manajemen Risiko Berkembangnya perusahaan dan teknologi sistem informasi, akan mengakibatkan makin kompleknya risiko yang dihadapi dan pada ujungnya semakin besar kemungkinan perusahaan menanggung risiko dari kegiatan yang dilakukannya. Oleh karena itu bank perlu melakukan Sesuai Peraturan Bank Indonesia No.3/22/PBI/2001 tanggal 13 Desember 2001 11

peningkatan praktek tata kelola yang sehat (Good Corporate Governance) dan menerapkan Sistem Pengendalian Intern (SPI) yang baik, agar aktivitas usaha yang dilakukan oleh bank tidak menimbulkan/meminimalisir risiko yang mungkin akan terjadi. Dalam rangka untuk kearah tersebut, manajemen telah membentuk Komite Manajemen Risiko dan Satuan Kerja Manajemen Risiko serta telah menerapkan manajemen risiko di semua jenjang aktivitas fungsional. Disamping itu, dalam rangka untuk melakukan evaluasi kesesuaian kebijakan manajemen risiko dengan pelaksanaan kebijakan tersebut dan pemantauan serta evaluasi pelaksanaan tugas Komite Manajemen Risiko dan Satuan Kerja Manajemen Risiko, kami telah membentuk Komite Pemantau Risiko. 6. Kebijakan-kebijakan Manajemen Kebijakan manajemen selama tahun 2007, adalah : a. Menerapkan kebijakan prinsip kehati-hatian yang lebih ketat dalam memberikan persetujuan kredit, baik kredit baru maupun penambahan fasilitas kredit. b. Melakukan pengawasan dan/atau pemantauan terhadap persetujuan kredit dan aktivitas kredit, dalam rangka meminimalisasi kredit bermasalah, c. Melakukan pemantauan/pengawasan dan penagihan yang lebih intensif terhadap kredit-kredit bermasalah yang telah dihapusbukukan, d. Melakukan pemantauan/pengawasan terhadap aset yang diperoleh dari pengambil-alihan agunan milik debitur. e. Melakukan pemantauan dan analisa yang akurat terhadap penempatan dana atas kelebihan likuiditas. Kebijakan manajemen dalam penempatan atas kelebihan likuiditas tersebut sebagian besar dalam bentuk Surat Utang Negara (SUN), Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan obligasi yang diterbitkan perusahaan swasta yang memiliki peringkat Sesuai Peraturan Bank Indonesia No.3/22/PBI/2001 tanggal 13 Desember 2001 12

sangat baik serta ditempatkan dalam bentuk pinjaman antar bank (Call Money). f. Mempertahankan rasio kecukupan modal (CAR) diatas ketentuan Bank Indonesia, dengan berusaha meningkatkan rentabilitas dan/atau peningkatan modal sendiri bank serta adanya kesepakatan para pemegang saham yang tidak membagi deviden kecuali dalam rangka penambahan modal disetor bank, g. Melakukan konsolidasi intern pada seluruh level manajemen bank untuk meningkatkan efisiensi dan produktifitas setiap karyawan dengan tetap melakukan pengembangan sumber daya manusia; h. Melakukan pengembangan program komputer aplikasi perbankan dalam rangka meningkatkan pelayanan dan sistem kerja yang efektif dan efisien, 7. Manajemen Risiko Dalam upaya untuk meningkatkan good corporate governance dan penerapan manajemen risiko, maka diperlukan pembentukan Satuan Kerja Manajemen Risiko lengkap dengan Komite Manajemen Risikonya. Manajemen risiko berfungsi secara independen dan terpisah dari aktivitas operasional maupun pelayanan perbankan. Lini pertama dalam fungsi pengelolaan risiko adalah di tingkat unit bisnis, yang melakukan aktivitas pengelolaan risiko dari hari ke hari. Lini kedua adalah Satuan Kerja Manajemen Risiko, yang mengawasi dan mengkoordinasikan akivitas pengelolaan risiko secara keseluruhan. Sedangkan lini ketiga adalah Satuan Kerja Audit Intern, yang memberikan umpan balik dalam menilai kelayakan implementasi pengelolaan risiko. Penerapan kebijakan pengelolaan risiko yang berhati-hati, melalui pengembangan kemampuan sumber daya manusia maupun sistem untuk mengevaluasi dan mengelola berbagai faktor risiko yang dihadapi bank, sehingga dapat menerapkan praktek terbaik pengelolaan risiko dalam suatu kerangka kerja yang terpadu. Sesuai Peraturan Bank Indonesia No.3/22/PBI/2001 tanggal 13 Desember 2001 13

Terdapat 5 (lima) cakupan risiko yang dihadapi dan dikelola oleh Bank Jasa Jakarta, yaitu risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas, risiko operasional dan risiko kepatuhan, sebagai berikut : a. Risiko Kredit Pengelolaan risiko kredit meliputi bidang Perkreditan dan Treasuri. Secara organisasi bidang Perkreditan di bawah Direktur Kredit melalui Divisi Operasional, bertanggungjawab terhadap penatausahaan, dokumentasi, aspek legal, kualitas kredit, sedangkan pembahasan kredit dilakukan oleh rapat komite kredit dengan wewenang memutus terbatas hanya ada pada Presiden Direktur sampai jumlah kredit tertentu dan sepengetahuan Komisaris untuk jumlah diatasnya. Bidang Treasuri di bawah Presiden Direktur melalui Divisi Operasional, dimana kegiatan treasuri diberikan limit, baik limit counterparty maupun limit transaksi dealer. Sebagai bank bukan devisa, kegiatan treasuri masih sangat terbatas untuk transaksi pasar uang antar bank dan transaksi pembelian/jual surat berharga-rupiah melalui Bank Indonesia dan broker. Dari sisi tanggung-jawab, masing-masing pegawai dan pejabat mempunyai tanggung-jawab kepada atasan langsung menurut jenjang jabatan masing-masing. Pengelolaan risiko kredit antara lain meliputi pemberian kredit yang berhati-hati, prosedur kredit yang konsisten, pengendalian jumlah non performing loan, pemilihan surat berharga yang marketable dan penerapan limit counterparty yang konsisten. b. Risiko Pasar Pengelolaan risiko pasar meliputi bidang Perkreditan, Dana, dan Treasuri. Secara organisasi bidang Perkreditan dan Treasuri telah diuraikan diatas, sedangkan bidang Dana, seperti halnya dengan Treasuri dibawah Presiden Direktur. Dari sisi tanggungjawab, masingmasing pegawai/pejabat bertanggungjawab kepada atasan langsung menurut jenjang jabatan masing-masing. Risiko pasar yang terutama dihadapi Bank Jasa Jakarta adalah risiko sukubunga, dan karena tidak memungkinkan bermain di forex trading Sesuai Peraturan Bank Indonesia No.3/22/PBI/2001 tanggal 13 Desember 2001 14

maupun penanaman dalam bentuk valuta asing maka tidak menghadapi risiko nilai uang. Pengelolaan risiko pasar antara lain dalam bentuk kebijakan jangka waktu repricing schedul, klausul tentang tingkat bunga di dalam perjanjian kredit, serta pemilihan surat berharga yang marketable sehingga memudahkan bank melepas kepemilikan surat berharga tersebut manakala tingkat bunga pasar tidak sesuai lagi. c. Risiko Likuiditas Pengelolaan risiko likuiditas meliputi bidang Perkreditan, Dana, Treasuri dan Pelayanan Nasabah. Dari sisi organisasi, bidang perkreditan, Dana dan Treasuri telah diuraikan diatas, sedangkan bidang Pelayanan Nasabah di bawah Direktur Operasional. Dari sisi tanggungjawab, masing-masing pegawai/pejabat bertanggungjawab kepada atasan langsung pada jenjang jabatan masing-masing. Pengelolaan risiko likuiditas antara lain dalam bentuk penetapan saldo kas dan Giro Wajib Minimum, pengaturan skedul jatuh waktu penanaman pada secondary reserve; memberikan ketentuan bagi nasabah/debitur untuk memberitahu lebih dahulu bila akan menarik dana dalam jumlah tertentu/besar; serta dalam hal pencairan kredit bank mengatur jumlah tertentu dalam bentuk rekening koran, sisanya dalam bentuk kredit aksep yang hanya akan dicairkan bila sudah akan digunakan. d. Risiko Operasional Pengelolaan risiko operasional meliputi bidang Perkreditan, Dana, Treasuri dan Pelayanan Nasabah, Sumber Daya Manusia dan bidang Sistem dan Teknologi. Dari sisi organisasi bidang perkreditan, Dana, Treasuri dan Pelayanan Nasabah telah diuraikan diatas, sedangkan bidang SDM dan Sistem Teknologi di bawah Direktur Kepatuhan. Dari sisi tanggungjawab, masing-masing pegawai/pejabat bertanggungjawab kepada atasan langsung pada jenjang jabatan masing-masing. e. Risiko Kepatuhan Sesuai Peraturan Bank Indonesia No.3/22/PBI/2001 tanggal 13 Desember 2001 15

Risiko Kepatuhan merupakan risiko yang disebabkan tidak dipatuhi atau tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan lain yang berlaku. Pada prakteknya, risiko kepatuhan melekat pada faktor risiko yang terkait dengan peraturan perundangundangan dan ketentuan lain yang berlaku, misalnya risiko kredit terkait dengan ketentuan Kewajiban Pemenuhan Modal Minimum (KPMM), Kualitas Aktiva Produktif, Pembentukan Penyisihan Aktiva Produktif, Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK). 8. Laporan Manajemen a. Struktur Organisasi Bank Jasa Jakarta terus mengembangkan kemampuan organisasi Bank untuk mendukung tujuan dan strategi usaha yang ditetapkan, dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada nasabah maupun nilai bagi pemegang saham. Struktur organisasi Bank senantiasa dievaluasi dan disesuaikan dengan perkembangan saat ini maupun antisipasi perkembangan di masa mendatang, baik dalam rangka mematuhi peraturan yang berlaku, mengantisipasi tuntutan pasar, ataupun beradaptasi terhadap dinamika usaha dan sektor perbankan. b. Aktivitas Utama Manajemen secara rutin melakukan pemantauan atas kegiatan operasi Bank Jasa Jakarta, dimana pada kondisi saat ini yaitu spread suku bunga yang relatif kecil dan risiko kredit yang relatif masih tinggi, kegiatan manajemen dikonsentrasikan pada : - monitoring mutasi dana, dimana untuk mencegah terjadinya negative spread, setiap dana yang ada harus dikelola seefisien dan seefektif mungkin, - meningkatkan penyaluran kredit, baik kredit modal kerja/investasi, maupun kredit kepemilikan rumah dan kendaraan bermotor (mobil), Sesuai Peraturan Bank Indonesia No.3/22/PBI/2001 tanggal 13 Desember 2001 16

- melakukan pengaturan dan pemantauan secara terus-menerus pada seluruh jajaran manajemen dalam melakukan rekonsiliasi intern dalam seluruh operasi Bank Jasa Jakarta untuk meningkatkan efisiensi dan produktifitas, - mengembangkan sumber penghasilan dari jasa pelayanan kepada nasabah (fee base income), seperti pengurusan asuransi, pengurusan ekspor-impor, administrasi kredit dan lainnya. c. Teknologi Informasi Bank Jasa Jakarta secara berkesinambungan terus mengembangkan teknologi sistem informasi yang berfungsi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelayanan nasabah, kehandalan pengolahan data dan meningkatkan kualitas informasi kepada manajemen. Telah diterapkan sistem on line yang terintergrasi untuk seluruh kantor Bank Jasa Jakarta, sehingga setiap transaksi dapat dilakukan secara on-line real time antara kantor pusat dengan seluruh kantor. Untuk mengantisipasi dan mengakomodir transaksi perbankan yang semakin beragam, maka teknologi informasi Bank Jasa Jakarta sepenuhnya didukung oleh penerapan teknologi yang tepat guna dengan sistem pengamanan yang memadai. d. Jenis Produk dan Jasa Yang Ditawarkan Jenis produk dan jasa yang ditawarkan Bank Jasa Jakarta antara lain: Penghimpunan Dana : Giro Tabungan o Tabungan Jasa o Tabungan Poin Jasa o Tabungan Sejahtera o Tabungan Ganda o Tabungan Khusus Sesuai Peraturan Bank Indonesia No.3/22/PBI/2001 tanggal 13 Desember 2001 17

Simpanan Berjangka o Deposito Berjangka o Sertifikat Deposito Penyaluran Dana : Kredit modal kerja Kredit investasi Kredit konsumtif : Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Kredit Pemilikan Mobil (KPM) Kredit Pemilikan Motor (KPMr) Jasa-jasa : Menerbitkan Kartu ATM Jasa, Menerbitkan Bank Garansi, Sebagai perantara pengurusan ekspor-impor nasabah, Pembayaran tagihan rekening telpon, listrik, kartu kredit dan premi asuransi nasabah, Sebagai bank persepsi, menerima setoran pajak dan setoran lainnya untuk keuntungan Kas Negara, Transaksi jual-beli valuta asing, Sebagai perantara transfer valuta asing. e. Tingkat Suku Bunga Tingkat suku bunga selama tahun 2007, relatif bersaing dengan bankbank lain. Gambaran umum tentang tingkat suku bunga selama tahun 2007, dapat kami uraikan sebagai berikut : Tingkat Suku Bunga Jenis Produk Terendah Tertinggi Kredit Diberikan 9,0 % 13,0 % Giro 4,5 % 5,0 % Tabungan 3,5 % 8,0 % Simpanan Berjangka 8,0 % 9,0 % Sesuai Peraturan Bank Indonesia No.3/22/PBI/2001 tanggal 13 Desember 2001 18

f. Perkembangan Perekonomian dan Target Pasar Dengan masih berlanjutnya pemulihan perekonomian Indonesia sebagai akibat dampak dari krisis moneter tahun 1997, memberikan peluang kepada Bank Jasa Jakarta untuk memanfaatkan pengalamannya selama bertahun-tahun dalam melayani segmen pasar di sektor perdagangan. Bank Jasa Jakarta telah memiliki pijakan yang kokoh di pangsa pasar melalui jaringan kantor cabang pembantu yang berlokasi strategis di pusat-pusat perdagangan, sebagai basis untuk meningkatkan kualitas aktiva produktif guna meningkatkan rentabilitas bank. g. Jaringan Usaha dan Mitra Usaha Sampai dengan 31 Desember 2007, kami telah memiliki 1 (satu) Kantor Pusat, 9 (sembilan) Kantor Cabang Pembantu dan 1 (satu) Kantor Kas, dengan rincian sebagai berikut : Kantor Pusat : Jl. Tiang Bendera III No.26-28-30-32 Jakarta Barat 11230 Telpon : (62-21) 6902611 dan (62-21) 6906950 Fax : (62-21) 6902619 dan (62-21) 6910270 Kantor Cabang Pembantu : 1. Kantor Cabang Pembantu Mangga Dua Komplek Pertokoan Mangga Dua Blok C-4 No. 2 Jakarta Utara 14430 Telpon : (62-21) 6011401 Fax : 62-21) 6120335 2. Kantor Cabang Pembantu Tanah Abang Proyek Pertokoan Tanah Abang Bukit Jl. KH. Fachrudin No.36 Blok D No.17 Jakarta Pusat 10250 Telpon : (62-21) 3156608 dan (62-21) 3156922 Fax : (62-21) 3156925 Sesuai Peraturan Bank Indonesia No.3/22/PBI/2001 tanggal 13 Desember 2001 19

3. Kantor Cabang Pembantu Kelapa Gading Jl. Raya Boulevard Barat Blok LC 7 No. 46 Kelapa Gading Barat Jakarta Utara 14240 Telpon : (62-21) 4529050 Fax : (62-21) 4529459 4. Kantor Cabang Pembantu Fatmawati Pertokoan Duta Mas Blok A1 No. 6 Jl. R.S. Fatmawati No. 39 Jakarta Selatan 12150 Telpon : (62-21) 7210560 Fax : (62-21) 7210562 5. Kantor Cabang Pembantu Gajah Mada Jl. Gajah Mada No. 27 E-F Jakarta - 11140 Telpon : (62-21) 6332668 Fax : (62-21) 6332659 6. Kantor Cabang Pembantu Glodok Plaza Pertokoan Glodok Plaza Blok H No. 37-38 Jakarta - 11180 Telpon : (62-21) 6280202 Fax : (62-21) 6280203 7. Kantor Cabang Pembantu Kebon Jeruk Jl. Raya Perjuangan No. 6 Komplek Sastra Graha, Kebon Jeruk Jakarta - 11530 Telpon : (62-21) 5329511 Fax : (62-21) 5329512 8. Kantor Cabang Pembantu Matraman Jl. Matraman Raya No. 148 Blok A1 No.11-12 Jakarta - 13140 Telpon : (62-21) 85918033 Fax : (62-21) 85918032 Sesuai Peraturan Bank Indonesia No.3/22/PBI/2001 tanggal 13 Desember 2001 20

9. Kantor Cabang Pembantu Muara Karang Jl. Muara Karang Raya No. 8 Blok CC N0. 55 Jakarta Utara - 14450 Telpon : (62-21) 6626677 Fax : (62-21) 6626611 Kantor Kas : 1. RS. Gading Pluit Jl. Boulevard Timur Raya Kelapa Gading Jakarta Timur. Telpon : (62-21) 45866450 Fax : (62-21) 45866448 h. Pihak-pihak yang memiliki hubungan istimewa dengan bank Pemberian penyediaan dana kepada pihak-pihak yang memiliki hubungan istimewa (terkait) dengan bank untuk posisi 31 Desember 2007 secara total berjumlah Rp.36.636 Juta. Dengan total modal sendiri bank sesuai ketentuan Bank Indonesia untuk posisi bulan Desember 2007 sebesar Rp.394.741 Juta, Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) untuk pihak terkait yaitu 10 % atau sebesar Rp.39.474 Juta, sehingga atas penyediaan dana kepada pihak-pihak yang memiliki hubungan istimewa dengan bank, tidak terdapat pelanggaran dan/atau pelampauan. Sedangkan disisi perolehan dana dari pihak ketiga, terdapat simpanan, baik berupa giro, tabungan maupun deposito berjangka dari pihakpihak yang memiliki hubungan istimewa dengan bank, untuk posisi 31 Desember 2007, sebagai berikut : Jutaan Rp. Jenis Simpanan Jumlah Giro 675 Tabungan 4.370 Simpanan Berjangka 53.303 Jumlah 58.348 Sesuai Peraturan Bank Indonesia No.3/22/PBI/2001 tanggal 13 Desember 2001 21

i. Perubahan Penting Dalam tahun 2007 telah melakukan penambahan modal disetornya sebesar Rp.50 Milyar dan masih dalam proses persetujuan dari Bank Indonesia. Total modal disetor setelah adanya penambahan tersebut menjadi Rp.250 Milyar. Hal tersebut sesuai komitmen para pemegang saham PT. Bank Jasa Jakarta. Selain itu, dalam rangka penerapan ketentuan GCG, telah dilakukan penambahan 1 (satu) Komisaris Independen dan pembentukan Komite Audit dan Komite Pemantau Risiko. j. Sumber Daya Manusia Peranan sumber daya manusia dalam jasa perbankan merupakan salah satu faktor penting/penentu dalam kelangsungan usaha bank. Menyadari hal itu manajemen sangat menghargai seluruh lapisan karyawan dan menciptakan iklim kerja yang harmonis serta terus meningkatkan kerja sama yang baik antar lini. Untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, perseroan terus melaksanakan pelatihan dan pengembangan, baik yang diselenggarakan instruktur dari intern bank maupun bekerjasama dengan jasa konsultan yang berpengalaman dalam bidang pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia. Disamping itu juga dilakukan pelatihan karyawan dengan mengirimkan ke lembaga-lembaga pendidikan, baik berupa kursus, perkuliahan, lokakarya serta mengikutsertakan karyawan dalam berbagai seminar. Dengan terus berupaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia, diharapkan kualitas pelayanan kepada nasabah akan lebih efektif dan efesien, tepat guna dan profesional serta sesuai dengan tuntutan perkembangan dunia usaha perbankan saat ini. Dan juga dalam rangka menjamin kesejahteraan karyawan, kami telah mengikutsertakan semua karyawan menjadi peserta Jamsostek, memberikan bantuan pendidikan untuk putra-putri karyawan. Tabel berikut menyajikan komposisi Komisaris, Direksi dan karyawan Bank Jasa Jakarta per 31 Desember 2007 berdasarkan jenjang pangkat dan latar belakang pendidikan, yaitu : Sesuai Peraturan Bank Indonesia No.3/22/PBI/2001 tanggal 13 Desember 2001 22

Keterangan Jumlah personil % I. Jabatan 1. Komisaris & Direksi 7 2,4 2. General Manager & Asisten 2 0,7 3. Manager & Asisten 21 7,4 II. 4. Staf Utama s/d Staf Muda 42 14,8 5. Penata Utama s/d Penata Muda 138 48,6 6. Karyawan Dasar & Pelaksana 74 26,1 Total 284 100,0 Pendidikan 1. S2 ( Master) 5 1,8 2. S1 ( Sarjana) 103 36,3 3. Diploma 30 10,5 4. SLTA 117 41,2 5. SD s/d SMP 29 10,2 Total 284 100,0 B. LAPORAN KEUANGAN B.1. Laporan Keuangan P.T. Bank Jasa Jakarta Laporan keuangan P.T. Bank Jasa Jakarta untuk posisi per tanggal 31 Desember 2007 dan 2006 telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Eddy Kaslim dengan pendapat (opini) Wajar Tanpa Syarat. Laporan Auditor Independen atas Laporan Keuangan per 31 Desember 2007 dan 2006 No.8161-EK/02-2008 tanggal 15 Februari 2008, kami sajikan dibawah ini. Sesuai Peraturan Bank Indonesia No.3/22/PBI/2001 tanggal 13 Desember 2001 23

Lampiran : II Laporan Tahunan Bank Umum Tahun 2007 SUSUNAN DEWAN KOMISARIS, DIREKSI DAN PEJABAT EKSEKUTIF DEWAN KOMISARIS Presiden Komisaris : Iskandar Widyadi Komisaris : Mintolo Hardiyanto, SE Komisaris : Randy Hartanto Lie, MBA DIREKSI Presiden Direktur : Handrie Wirawan Wakil Presiden Direktur : Emanuela Tanubrata, SH Direktur Operasional : Olwin Chandra, SE, MM Direktur Kepatuhan & Umum : Krisna Chandra, SE, MM PEJABAT EKSEKUTIF Kepala Divisi Operasional : Budi Widyadi Kepala Satuan Kerja Audit Intern : Ahmad Ampera Sesuai Peraturan Bank Indonesia No.3/22/PBI/2001 tanggal 13 Desember 2001 24